• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUN 2017 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN. Laporan Tahunan 2017 ii BKP Kelas II Tarakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUN 2017 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN. Laporan Tahunan 2017 ii BKP Kelas II Tarakan"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUN 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T., karena berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan mampu melaksanakan program dan kegiatan di tahun 2017.

Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan Tahun Anggaran 2017 berisi pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2017.

Dari tahun ke tahun, tugas yang diemban dalam rangka pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) serta Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dan Pangan Segar Asal Hewan (PSAH) ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia khususnya di perbatasan Kalimantan Utara semakin berat.

Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2017 ini sebagai informasi dan masukan serta bahan evaluasi bagi Badan Karantina Pertanian maupun instansi terkait untuk dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan, kebijakan, serta perbaikan kegiatan tahun berikutnya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas tersusunnya laporan ini. Saran perbaikan sangat diharapkan

(3)

sehingga kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan pada tahun mendatang menjadi semakin baik.

Tarakan, 12 Januari 2018 Kepala Balai Karantina Pertanian

Kelas II Tarakan

AMRIL, S.Sos., M.M.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i KATA PENGANTAR ……… ii DAFTAR ISI ……… iv DAFTAR GAMBAR ……… x DAFTAR GRAFIK ……… xi

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1 A. LATAR BELAKANG…...……… 1 B. VISI ……… 4 C. MISI ……… 5 D. TUJUAN ……… 5 E. SASARAN ……… 6 F. STRUKTUR ORGANISASI ……… 7

(5)

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ……….. 9

A. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA ... 9

1. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN

KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI

HEWANI ……… 9

a. Tindakan Pemeriksaan, Pengasingan,

Pengamatan, dan Pembebasan ………... 10

1) Impor ……… 10

2) Ekspor ……… 11

a). Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata

Tarakan ……… 13

b). Wilayah Kerja Nunukan ...……... 14

3) Domestik Masuk ……… 15

a) Wilayah Kerja Pelabuhan Malundung

Tarakan ……… 17

b) Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata

Tarakan ……… 18

(6)

d) Wilayah Kerja Tanjung Selor ………… 20

e) Wilayah Kerja Tanjung Redeb (Berau)… 21

4) Domestik Keluar ……… 22

a) Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata

Tarakan ……… 24

b) Wilayah Kerja Pelabuhan Malundung

Tarakan ……… 24

c) Wilayah Kerja Nunukan ……… 25

d) Wilayah Kerja Tanjung Selor ………… 25

e) Wilayah Kerja Tanjung Redeb (Berau)… 26

b. Penahanan, Penolakan, dan Pemusnahan …… 26

c. Pengelolaan Laboratorium Karantina Pertanian 27

d. Penggunaan Formulir Karantina Hewan ………. 29

e. Pemantauan Hama dan Penyakit Hewan

Karantina (HPHK) ……….. 30

f. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani …….. 32

(7)

2. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN

KARANTINA TUMBUHAN ………. 33

a. Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan …… 34

1) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan

Impor ……… 35

2) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan

Ekspor ……… 35

3) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan

Antar Area Masuk ……… 40

4) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan

Antar Area Keluar ……… 49

b. Kegiatan Intersepsi ……….. 58

c. Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal

Tumbuhan (PSAT) ……… 60

d. Penggunaan Dokumen Formulir Tindakan

Karantina Tumbuhan ……… 60

e. Tindakan Pemeriksaan, Pengasingan,

Pengamatan, Perlakuan, Penahanan,

(8)

1) Tindakan Pemeriksaan ……… 62

2) Pengasingan dan Pengamatan ……… 63

3) Tindakan Perlakuan ……… 63

4) TIndakan Penahanan ……… 64

5) Tindakan Penolakan ……… 68

6) Tindakan Pemusnahan ……… 72

f. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK ……… 74

g. Penyidikan Tindak Pidana Karantina Tumbuhan 76 h. Kegiatan Teknis Lainnya ……… 78

B. REALISASI FISIK/KEUANGAN DIPA 2015 ……… 82

C. REALISASI PNBP ……… 85

D. KEPEGAWAIAN ……… 88

1. KENAIKAN PANGKAT ……… 93

2. KENAIKAN GAJI BERKALA (KGB) ……… 95

3. KENAIKAN JABATAN DAN PEJABAT FUNGSIONAL ...……… 96

(9)

4. TUGAS BELAJAR TAHUN 2015 ……… 99

5. CUTI PEGAWAI ……… 99

6. PELATIHAN ……… 102

a. Pelatihan Teknis ……… 103

b. Pelatihan Non Teknis ……… 103

E. SARANA DAN PRASARANA ……… 107

1. GEDUNG DAN BANGUNAN ……… 112

2. KENDARAAN OPERASIONAL ……… 112

3. PRASARANA LAINNYA ……… 113

F. KEARSIPAN ……… 111

BAB III PERMASALAHAN ……… 115

A. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA ……… 115

B. ASPEK PERATURAN ……… 116

C. ASPEK KOORDINASI ……… 117

BAB IV PENUTUP ……… 119

(10)

B. SARAN ……… 120

(11)

Laporan Tahunan 2017 x BKP Kelas II Tarakan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas

(12)

Laporan Tahunan 2017 xi BKP Kelas II Tarakan

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Perbandingan Volume Ekspor Karantina Hewan

Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 12

Grafik 2 Perbandingan Frekuensi Ekspor Karantina Hewan

Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 13

Grafik 3 Perbandingan Volume Domestik Masuk Karantina

Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 16

Grafik 4 Perbandingan Frekuensi Domestik Masuk Karantina

Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 16

Grafik 5 Perbandingan Volume Domestik Keluar Karantina

Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 23

Grafik 6 Perbandingan Frekuensi Domestik Keluar Karantina

Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 23

Grafik 7 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Benih/Bibit

(13)

Laporan Tahunan 2017 xii BKP Kelas II Tarakan

Grafik 8 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Hasil Tanaman

Hidup Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 39

Grafik 9 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Hasil Tanaman Mati Dalam Satuan Kilogram (Kg) Tahun 2015, 2016,

dan 2017 ……… 39

Grafik 10 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Kategori

Benih/Bibit Tanaman Tahun 2015, 2016, dan 2017…… 48

Grafik 11 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Kategori Hasil

Tanaman Hidup Tahun 2015, 2016, dan 2017 … 48

Grafik 12 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Kategori Hasil

Tanaman Mati Tahun 2015, 2016, dan 2017 ……… 49

Grafik 13 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Kategori

(14)

Laporan Tahunan 2017 xiii BKP Kelas II Tarakan

Grafik 14 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Kategori Hasil

Tanaman Hidup Tahun 2015, 2016 dan 2017 … 57

Grafik 15 Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Kategori Hasil

Tanaman Mati Tahun 2015, 2016 dan 2017 ……… 58

Grafik 16 Perbandingan Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK

Terhadap Media Pembawa Tahun 2015, 2016 dan

2017 ...………… 59

Grafik 17 Penggunaan Dokumen Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Tahun 2015, 2016, dan 2017…… 62

Grafik 18 Perkembangan Kegiatan Operasional Provider ISPM

(15)

Laporan Tahunan 2017 xiv BKP Kelas II Tarakan

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis MP, Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional

Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Komoditas

Ekspor Tahun 2017 ……… 36

Tabel 2 Volume Kegiatan Operasional Tindakan Karantina

Tumbuhan Ekspor Berdasarkan Jenis Golongan

Komoditas Tahun 2017...……… 36

Tabel 3 Jenis MP Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional

Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Komoditas

Domestik Masuk Tahun 2017 …... 40

Tabel 4 Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Tahun 2017… 46

Tabel 5 Jumlah Volume Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Berdasarkan

Jenis Golongan Komoditas Tahun 2016 …... 46

Tabel 6 Jenis MP, Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional

Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Komoditas

(16)

Laporan Tahunan 2017 xv BKP Kelas II Tarakan

Tabel 7 Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Tahun 2017... 55

Tabel 8 Jumlah Volume Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Berdasarkan

Jenis Golongan Komoditas Tahun 2017... 55

Tabel 9 Rekapitulasi Penggunaan Dokumen Formulir Tindakan

Karantina Tumbuhan Tahun 2017 ………... 61

Tabel 10 Kegiatan Operasional Tindakan Pemeriksaan Karantina Tumbuhan Impor, Ekspor, Antar Area Masuk, dan Antar

Area Keluar Tahun 2017 ...……… 63

Tabel 11 Kegiatan Operasional Tindakan Perlakuan terhadap

media pembawa …………... 64

Tabel 12 Kegiatan Operasional Tindakan Penahanan …... 64

Tabel 13 Kegiatan Operasional Tindakan Penolakan ……... 69

Tabel 14 Kegiatan Operasional Tindakan Pemusnahan ………… 72

Tabel 15 Kegiatan Hasil Pemantauan OPT/OPTK Tahun 2017…… 75

Tabel 16 Kegiatan Operasional Provider ISPM #15 Tahun 2017…… 79 Tabel 17 Rincian Anggaran Dan Realisasi Keuangan Balai

(17)

Laporan Tahunan 2017 xvi BKP Kelas II Tarakan

Tabel 18 Rincian Realisasi PNBP Balai Karantina Pertanian

Kelas II Tarakan Tahun 2017 ……… 86

Tabel 19 Rincian Target dan Realisasi Pendapatan Negara

Bukan Pajak (PNBP) untuk tahun 2017 ...…… 87

Tabel 20 Rincian berdasarkan tingkat pendidikan dan status

kepegawaian ……... 89

Tabel 21 Daftar Pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas II

Tarakan ………... 89

Tabel 22 Kenaikan Pangkat Pegawai Tahun 2017 ……… 93

Tabel 23 Kenaikan Gaji Berkala Pegawai tahun 2017 ...….. 95

Tabel 24 Pejabat Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik

Veteriner ………... 97

Tabel 25 Pejabat Fungsional POPT Ahli dan POPT Pelaksana. 97

Tabel 26 Pegawai yang melaksanakan tugas belajar tahun 2017 99

Tabel 27 Pegawai Cuti tahun 2017……… 99

Tabel 28 Daftar pegawai yang mengikuti pelatihan Tahun

Anggaran 2017 ……… 103

Tabel 29 Daftar Inventaris Barang Balai Karantina Pertanian

(18)

Laporan Tahunan 2017 xviii BKP Kelas II Tarakan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran KH 1 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Untuk Impor Tahun 2015 ……… 103

Lampiran KH 2 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Untuk Ekspor Tahun 2015 ……… 104

Lampiran KH 3 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Untuk Domestik Masuk Tahun 2015 … 105

Lampiran KH 4 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Untuk Domestik Keluar Tahun 2015 …… 107

Lampiran KH 5 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Wilker Malundung Tahun 2015 ………… 109

Lampiran KH 6 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Wilker Juwata Untuk Domestik Masuk

Tahun 2015 ……… 111

Lampiran KH 7 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Wilker Juwata Untuk Domestik Keluar

(19)

Laporan Tahunan 2017 xix BKP Kelas II Tarakan

Lampiran KH 8 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Wilker Nunukan Tahun 2015 ……… 118

Lampiran KH 9 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Hewan Wilker Tanjung Selor Tahun 2015 …… 121

Lampiran KH 10 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Hewan Wilker Tanjung Redeb (Berau) Tahun

2015 ……… 122

Lampiran KH 11 Rekapitulasi Penahanan, Penolakan Dan

Pemusnahan Karantina Hewan Tahun 2015 … 127

Lampiran KH 12 Rekapitulasi Kegiatan Pemeriksaan

Laboratorium Media Pembawa Hama Penyakit

Hewan Karantina Tahun 2015 ……… 128

Lampiran KH 13 Rekapitulasi Penerimaan Dan Penggunaan

Sertifikat Karantina Hewan Tahun 2015 ……… 129

Lampiran KT 1 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Tindakan

Karantina Tumbuhan Tahun 2015 ……… 130

Lampiran KT 2 Rekapitulasi Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK

Terhadap Media Pembawa Di Laboratorium

(20)

Laporan Tahunan 2017 xx BKP Kelas II Tarakan

Lampiran KT 3 Rekapitulasi Distribusi Dokumen Operasional

Karantina Tumbuhan Tahun 2015 ……… 134

Lampiran KT 4 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Tumbuhan Untuk Sertifikasi Kemasan Kayu

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karantina Pertanian di Indonesia merupakan tanggung jawab Kementerian Pertanian yang dalam pelaksanaannya diamanahkan kepada Badan Karantina Pertanian, salah satu eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan.

Pada tahun 1983, Pusat Karantina Pertanian dialihkan kembali dari Badan Litbang Pertanian ke Sekretariat Jenderal dengan pembinaan operasional langsung dibawah Menteri Pertanian dan tahun 1985, Direktorat Jenderal Peternakan menyerahkan pembinaan unit karantina hewan, sedangkan Badan Litbang Pertanian menyerahkan pembinaan unit karantina tumbuhan yang masing-masing kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Sehingga pada tahun 2001 terbentuklah Badan Karantina Pertanian, organisasi eselon I di Kementerian Pertanian melalui Keppres No. 58 Tahun 2001. Namun,

kedua unsur karantina (hewan dan tumbuhan) benar-benar

diintegrasikan pada tahun 2008.

Kegiatan perkarantinaan di Tarakan - Kalimantan Utara diawali dengan penunjukan Pelabuhan Lingkas Tarakan sebagai pelabuhan pemasukan (terutama tumbuhan) oleh pemerintah Hindia Belanda pada

(22)

tahun 1939. Pada tahun 1971, melalui Keputusan Menteri Pertanian No.171, dibentuk Kantor Cabang Karantina Tumbuhan Tarakan.

Dalam perkembangan selanjutnya menjadi Stasiun Karantina Tumbuhan Tarakan dan terakhir berubah menjadi Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Tarakan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.499/Kpts/OT.210/8/2002. Sementara itu, bermula dari hanya sebuah wilayah kerja, kegiatan karantina hewan secara resmi ditandai dengan penetapan Pos Karantina Hewan Tarakan di bawah Pusat Karantina Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.800/1994.

Dasar pembentukan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan adalah Peraturan Menteri Pertanian No. 22/Permentan/OT.140/ 2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian Lingkup Badan Karantina Pertanian. Dengan wilayah kerja yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan meliputi Bandara Udara Juwata, Pelabuhan Laut Malundung, Pelabuhan Laut Nunukan, Pelabuhan Laut Sebatik, Pelabuhan Sungai Tanjung Selor, Pelabuhan Sungai Tanjung Redeb, Pelabuhan Laut Bunyu, dan Kantor Pos Tarakan.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan antara lain :

(23)

 Tugas Pokok :

Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

 Fungsi :

1. Penyusunan rencana, evaluasi, dan pelaporan.

2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK. 4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK.

5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. 6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan

dan tumbuhan.

7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan.

9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati.

(24)

Dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, karantina didefinisikan sebagai tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Perkembangan lingkungan eksternal organisasi yang ditandai perkembangan teknologi dan transportasi yang sangat pesat diiringi tingginya mobilitas barang dan penumpang transportasi laut dan udara serta meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat Indonesia dapat membawa pengaruh terhadap meningkatnya ancaman masuknya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan serta produk hewan dan tumbuhan lainnya yang dapat menyebar melalui batas Negara baik antar area dalam negeri maupun luar negeri.

B. VISI

Dengan memperhatikan dan mensinergikan Visi Badan Karantina Pertanian, yaitu : Menjadi Instansi Yang Tangguh Dan Terpercaya

Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan Dan Tumbuhan, Lingkungan Dan Keanekaragaman Hayati Serta Keamanan Pangan, maka diperlukan petugas-petugas karantina yang

(25)

pokok fungsi karantina, serta didukung sarana dan prasarana yang menunjang untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan perkarantinaan.

C. MISI

Misi Badan Karantina Pertanian yaitu :

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan;

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan;

5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.

D. TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata, antara lain :

1. Mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK melalui pelayanan sertifikasi kesehatan hewan dan tumbuhan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(26)

2. Meningkatkan pelayanan prima kepada pengguna jasa karantina pertanian secara transparan, jujur, dan terbuka berdasarkan Sistem Manajemen Mutu Pelayanan yang terakreditasi.

E. SASARAN

Sasaran penyelenggaraan mengacu kepada sasaran yang ditetapkan dari Perjanjian Kinerja antara Kepala Badan Karantina Pertanian dengan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatnya tindakan karantina yang meliputi :

a. Meningkatnya jumlah sertifikat karantina impor, ekspor, dan antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina;

b. Meningkatnya jumlah dukungan operasional pemantauan

HPHK/OPTK;

c. Meningkatnya jumlah pengujian laboratorium;

d. Meningkatnya jumlah dukungan operasional koordinasi

pengawasan;

e. Meningkatnya dukungan internal administrasi pengelolaan

sertifikasi karantina pertanian.

2. Terwujudnya good governance & clean government yang meliputi dukungan aparatur pegawai dan layanan perkantoran.

(27)

3. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai yang meliputi jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai, serta pengembangan infrastruktur tanah, gedung/bangunan/instalasi.

4. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi yang terdapat pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 3 April 2008 adalah sebagai unit pelaksana teknis dibawah Badan Karantina Pertanian dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.

(28)

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan Tahun 2017

KELOMPOK PEJABAT FUNGSIONAL

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA (AGUS ALI HAMZAH, S.H.)

KEPALA SEKSI KARANTINA HEWAN (drh. A. AZHAR) KEPALA SEKSI KARANTINA TUMBUHAN (MUSTAMIN M., S.P.) KEPALA BALAI (AMRIL, S.Sos., M.M.)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN

TAHUN 2017

(29)

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA

1. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dalam

melaksanakan perkarantinaan hewan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan, Peraturan Menteri Pertanian yang mengatur di bidang Karantina Hewan dan Peraturan Menteri terkait lainnya. Media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) yang menjadi komoditas wajib periksa karantina hewan meliputi hewan darat (liar dan budidaya), bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, benda lain dan media pembawa lain.

Tempat pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan untuk pemasukan/pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan sesuai

dengan Permentan No.44/Permentan/OT.140/3/2014 tentang

(30)

Bandara Juwata dan Pelabuhan Malundung (Tarakan), Pelabuhan Tanjung Selor (Bulungan), Bandara Kalimarau dan Pelabuhan Tanjung Redeb (Berau), dan Pelabuhan Tunon Taka serta Sebatik

(Nunukan).

Pelayanan karantina hewan dan tumbuhan pada wilayah kerja Bandara Juwata dan Pelabuhan Malundung telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dari lembaga sertifikasi Mutu Certification

Internasional / PT. Mutu Agung Lestari dengan nomor sertifikat

QMS/453.

a. Tindakan Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, dan Pembebasan

1) Impor

Tidak ada kegiatan impor (pemasukan dari luar negeri) untuk komoditas wajib periksa karantina hewan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan selama tahun 2017

(Lampiran KH_1).

2) Ekspor

Kegiatan ekspor melalui tempat pengeluaran yang resmi selama tahun 2017 untuk hewan sebanyak 2 ekor dengan frekuensi 2 kali, bahan asal hewan sebanyak 7 kg dengan frekuensi 4 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 3 kg dengan

(31)

frekuensi 1 kali, dan tidak ada ekspor untuk benda lain. Rekapitulasi kegiatan operasional karantina hewan untuk domestik masuk selama tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 2.

Total ekspor media pembawa HPHK tahun 2017 sebanyak 12 ekor/kg dengan frekuensi keseluruhan sebanyak 7 kali. Jumlah pemasukan media pembawa dibanding dengan tahun 2016 mengalami kenaikan volume sebanyak 100 %, sedangkan frekuensinya mengalami kenaikan sebanyak 100 %.

Perbandingan kegiatan ekspor selama tahun 2015, 2016, dan 2017 dapat dilihat pada grafik 1 dan 2 berikut ini :

Grafik 1. Perbandingan Volume Ekspor Karantina Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017

(32)

Grafik 2. Perbandingan Frekuensi Ekspor Karantina Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017

Rincian kegiatan ekspor di tiap-tiap wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan adalah sebagai berikut :

a) Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata Tarakan

Bandar Udara Juwata Tarakan merupakan bandar udara internasional terbesar di Provinsi Kalimantan Utara yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Selain melayani penerbangan dari/ke kota besar seluruh Indonesia, juga terdapat penerbangan internasional dari/ke Tawau, Malaysia. Kegiatan ekspor yang ada di wilker Bandara Juwata bukan dalam jumlah besar melainkan berupa barang tentengan penumpang, antara lain ekspor daging babi, sarang burung dan bakso sapi ke Tawau, Malaysia. Selain

(33)

ekspor ke Tawau Malaysia, ada juga ekspor sarang burung ke Singapura dan Malaysia. Pemeriksaan yang dilakukan

berupa pemeriksaan dokumen dan

fisik/organoleptik/kemasan. Pengambilan sampel dilakukan

pada media pembawa yang pada pemeriksaan

klinis/organoleptik menurut dokter hewan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap bahan asal hewan sebanyak 7 kg dengan frekuensi 4 kali, dan hasil bahan asal hewan sebanyak 3 kg dengan frekuensi 1 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Bandar Udara Juwata selama tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 8.

b) Wilayah Kerja Nunukan

Wilayah kerja Nunukan memiliki 1 tempat pemasukan resmi, yaitu pelabuhan Tunon Taka. Kapal yang berlabuh di pelabuhan Nunukan terdiri dari kapal domestic dan internasional. Kegiatan ekspor yang ada di pelabuhan Tunon Taka merupakan hewan kesayangan bawaan penumpang yaitu anjing dan burung. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan fisik/klinis. Selama tahun 2016, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 2 ekor dengan frekuensi 2 kali. Jumlah dan jenis

(34)

media pembawa yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Nunukan selama tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 9.

3) Domestik Masuk

Kegiatan pemasukan domestik melalui tempat

pemasukan yang resmi selama tahun 2017 untuk hewan sebanyak 2.406.964 ekor dengan frekuensi 1.515 kali, bahan asal hewan sebanyak 2.068.462 kg dengan frekuensi 942 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 129.138 kg dengan frekuensi 30 kali, benda lain sebanyak 5.155.150 kg dengan frekuensi 165 kali. Rekapitulasi kegiatan operasional karantina hewan untuk domestik masuk selama tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 3.

Total pemasukan media pembawa HPHK tahun 2017 sebanyak 9.759.714 ekor/kg dengan frekuensi keseluruhan sebanyak 2.652 kali. Jumlah pemasukan media pembawa dibanding dengan tahun 2016 mengalami penurunan volume sebanyak 11,01%, sedangkan frekuensinya mengalami penurunan sebanyak 9,33%.

Perbandingan kegiatan domestik masuk selama tahun 2015, 2016, dan 2017 dapat dilihat pada grafik 3 dan 4 berikut ini :

(35)

Grafik 3. Perbandingan Volume Domestik Masuk Karantina Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017

Grafik 4. Perbandingan Frekuensi Domestik Masuk Karantina Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017

(36)

Rincian kegiatan pemasukan domestik di tiap-tiap wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan adalah sebagai berikut :

a). Wilayah Kerja Pelabuhan Malundung Tarakan

Saat ini Pelabuhan Malundung merupakan

pelabuhan laut terbesar di Provinsi Kalimantan Utara yang tidak hanya melayani barang/penumpang tujuan Tarakan, tetapi daerah sekitarnya antara lain Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Bulungan. Pada pelabuhan ini, kapal yang berlabuh antara lain kapal penumpang (pelni dan swasta) dan kapal barang. Kegiatan karantina hewan yang dominan di Wilker Pelabuhan Malundung adalah pemasukan sapi dan kambing potong dari propinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Selain itu, daging unggas (ayam dan bebek) dan pakan ternak dari Surabaya. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan dokumen, klinis, organoleptik, serta jika diperlukan dilakukan pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan atau laboratorium veteriner lainnya. Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan

(37)

sebanyak 4.671 ekor dengan frekuensi 109 kali, bahan asal hewan sebanyak 710.510 kg dengan frekuensi 98 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 128.781 kg dengan frekuensi 21 kali, dan benda lain sebanyak 3.146.000 kg dengan frekuensi 35 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Malundung selama tahun

2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 5.

b). Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata Tarakan

Bandar Udara Juwata Tarakan merupakan bandar udara terbesar di Provinsi Kalimantan Utara yang dikelola

oleh Kementerian Perhubungan. Selain melayani

penerbangan dari/ke kota besar seluruh Indonesia, juga terdapat penerbangan perintis dari/ke daerah pedalaman Kalimantan Utara. Kegiatan yang dominan di Wilker Bandara Juwata adalah pemasukan DOC broiler dari Balikpapan, selain itu ada beberapa jenis hewan kesayangan dan hewan exotic yang dimasukkan namun dengan frekuensi rendah, antara lain : anjing, kucing, kelinci, burung, ayam, serta daging sapi yang berasal dari pulau Jawa. Pemeriksaan

yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan

fisik/organoleptik/kemasan serta pemberian perlakuan dan pengobatan pada hewan yang akan dilalulintaskan. Pengambilan sampel dilakukan pada media pembawa yang

(38)

pada pemeriksaan klinis/organoleptik menurut dokter hewan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 2.036.127 ekor dengan frekuensi 1.017 kali, bahan asal hewan sebanyak 1.290 kg dengan frekuensi 15 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 357 kg dengan frekuensi 9 kali, dan benda lain sebanyak 110 Kg/ Kemasan dengan frekuensi 15 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Bandar Udara Juwata selama tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 6.

c) Wilayah Kerja Nunukan

Wilayah kerja Nunukan memiliki 1 tempat

pemasukan resmi, yaitu pelabuhan Tunon Taka. Kapal yang berlabuh di pelabuhan Nunukan terdiri dari kapal penumpang dan kapal barang. Media pembawa yang dominan masuk adalah kambing potong, sapi potong, telor ayam konsumsi, daging ayam dari Sulawesi Selatan dan pakan ternak dari Sidoarjo dan Makassar. DOC broiler dari Balikpapan yang transit di Bandara Tarakan untuk selanjutnya dimuat dengan speed boat ke Nunukan tetapi pelabuhan bongkarnya di pelabuhan speedboat Liem Hie Djung. Pemeriksaan yang

dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan

(39)

pengobatan pada hewan yang akan dilalulintaskan. Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 363.959 ekor dengan frekuensi 363 kali, bahan asal hewan sebanyak 714.901 kg dengan frekuensi 807 kali, dan benda lain sebanyak 1.879.150 kg dengan frekuensi 126 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Nunukan selama tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 9.

d) Wilayah Kerja Tanjung Selor

Tanjung Selor merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Bulungan, pelabuhan Tanjung Selor melayani pelayaran untuk kapal barang, adapun kegiatan yang dominan adalah pemasukan pakan ternak. Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan fisik, kemasan dan organoleptik. Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 43 ekor dengan frekuensi 2 kali, dan benda lain sebanyak 130.000 kg dengan frekuensi 4 kali. Jumlah dan

jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui

Pelabuhan Tanjung Selor selama tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 10.

(40)

e) Wilayah Kerja Tanjung Redeb (Berau)

Di Wilker Tanjung Redeb terdapat 2 tempat pemasukan/ pengeluaran resmi, yaitu bandara Kalimarau dan pelabuhan Tanjung Redeb. Pengembangan di Bandara

Kalimarau berdampak pada meningkatnya aktifitas

penerbangan ke dan dari luar daerah. Untuk aktifitas di pelabuhan terdapat pemasukan sapi (potong), kambing (potong), dan telur ayam. Seiring dengan pembangunan Trans Kalimantan Timur maka akses jalan darat dari Balikpapan/Samarinda ke Berau menjadi lebih lancar. Hal ini menyebabkan pengangkutan DOC, pakan ternak, telur ayam konsumsi dari Balikpapan/Samarinda menggunakan jalur darat sehingga mengurangi kegiatan karantina hewan di bandara Kalimarau. Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan fisik, organoleptik dan kemasan. Selama tahun 2017 petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 2.164 ekor dengan frekuensi 24 kali, dan bahan asal hewan sebanyak 30.235 kg dengan frekuensi 22 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan di Wilker Tanjung Redeb selama tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 11.

(41)

4) Domestik Keluar.

Kegiatan pengeluaran domestik di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan selama tahun 2017 untuk hewan sebanyak 19.671 ekor dengan frekuensi 8.262 kali, bahan asal hewan sebanyak 85.803 kg dengan frekuensi 1.072 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 9 kg dengan frekuensi sebanyak 4 kali, dan benda lain sebanyak 29 kg/koli dengan frekuensi 21 kali. Rekapitulasi kegiatan operasional karantina hewan untuk domestik keluar selama tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 4.

Total pengeluaran media pembawa HPHK sebanyak 105.512 ekor/kg dengan frekuensi sebanyak 9.359 kali. Jumlah pengeluaran media pembawa tahun 2017 mengalami kenaikan volume sebanyak 74,31% dengan kenaikan frekuensi sebanyak 29,73% dibanding tahun 2016.

Perbandingan kegiatan domestik keluar selama 2015, 2016, dan 2017 dapat dilihat pada grafik 5 dan 6 berikut ini :

(42)

Grafik 5. Perbandingan Volume Domestik Keluar Karantina Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017

Grafik 6. Perbandingan Frekuensi Domestik Keluar Karantina Hewan Tahun 2015, 2016, dan 2017

(43)

Rincian kegiatan pengeluaran domestik di tiap-tiap wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan adalah sebagai berikut :

a) Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata Tarakan

Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 5.830 ekor dengan frekuensi 3.035 kali, bahan asal hewan sebanyak 27.083 kg/lembar dengan frekuensi 738 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 8 kg dengan frekuensi sebanyak 3 kali, dan benda lain sebanyak 23 kemasan dengan frekuensi sebanyak 15 kali. Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen, pemeriksaan fisik, dan uji nitrit pada sarang burung walet. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2017 dapat dilihat pada Lampiran

KH_7.

b) Wilayah Kerja Pelabuhan Malundung Tarakan

Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 2.597 ekor dengan frekuensi 837 kali, dan hasil bahan asal hewan sebanyak 32.965 kg dengan frekuensi 8 kali. Tindakan karantina yang dilakukan meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, dan perlakuan. Rekapitulasi pengeluaran

(44)

domestik selama tahun 2017 dapat dilihat pada Lampiran KH 5.

c) Wilayah Kerja Nunukan

Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 8.579 ekor dengan frekuensi 3.024 kali, bahan asal hewan sebanyak 411 kg dengan frekuensi 28 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 1 kg dengan frekuensi 1 kali dan benda lain sebanyak 1 kemasan dengan frekuensi 1 kali. Tindakan karantina yang dilakukan adalah pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, pengujian laboratorium untuk uji formalin pada daging dan uji nitrit pada sarang burung walet. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2017 dapat dilihat pada Lampiran KH9.

d) Wilayah Kerja Tanjung Selor

Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap bahan asal hewan sebanyak 395 kg dengan frekuensi 23 kali. Tindakan karantina yang dilakukan adalah pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2017 dapat dilihat pada Lampiran KH 10.

(45)

e) Wilayah Kerja Tanjung Redeb (Berau)

Selama tahun 2017, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 2.665 ekor dengan frekuensi 1.366 kali, bahan asal hewan sebanyak 25.219 kg dengan frekuensi 275 kali, dan benda lain sebanyak 5 kemasan dengan frekuensi 5 kali. Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2017 dapat dilihat pada Lampiran KH 11.

b. Penahanan, Penolakan, dan Pemusnahan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan selama tahun

2017 melakukan tindakan penahanan, penolakan, dan

pemusnahan media pembawa yang dimasukkan tanpa dilengkapi dokumen persyaratan karantina maupun media pembawa larangan sesuai dengan peraturan perkarantinaan yang berlaku. Selama tahun 2017, petugas melakukan penahanan sebanyak 61 kali yang dilakukan di wilker Malundung, wilker Bandara Juwata, wilker Nunukan, dan wilker Sebatik dengan rincian daging ayam sebanyak 1.249 kg dengan frekuensi 9 kali, daging sapi sebanyak 69 kg dengan frekuensi sebanyak 6 kali, daging babi sebanyak 1 kg dengan frekuensi sebanyak 1 kali, sosis ayam sebanyak 719,4 kg/pack dengan frekuensi 10 kali, sosis babi sebanyak 3 pack

(46)

dengan frekuensi 2 kali, nuget ayam sebanyak 46 pack dengan frekuensi 3 kali, sayap ayam sebanyak 83 kg dengan frekuensi 1 kali, daging kerbau merk Allana sebanyak 1.162 kg dengan frekuensi 9 kali, tulang sapi sebanyak 57 kg dengan frekuensi 2 kali, ceker ayam sebanyak 43 kg dengan frekuensi 1 kali, bakso sebanyak 68 pack dengan frekuensi 1 kali, obat ayam sebanyak 197 botol/vial dengan frekuensi 2 kali, antibiotik hewan sebanyak 3 botol/vial dengan frekuensi 1 kali, antibakteri ayam sebanyak 18 botol/vial dengan frekuensi 1 kali, vitamin hewan 3 botol/vial dengan frekuensi 1 kali, jarum dan spuit hewan sebanyakk 6 pack dengan frekuensi 1 kali, gading gajah 11 buah dengan frekuensi 4 kali, tanduk rusa 11 buah dengan frekuensi 7 kali, ayam phillippine sebanyak 11 ekor dengan frekuensi 1 kali, ayam pedaging 153 ekor dengan frekuensi 1 kali, ayam petelur 159 ekor dengan frekuensi 1 kali, anjing 1 ekor dengan frekuensi 1 kalidan sapi sebanyak 39 ekor dengan frekuensi 1 kali. Seluruh media pembawa yang ditahan selanjutnya dimusnahkan kecuali gading gajah dan tanduk rusa yang diserahkan ke bksda, serta sapi dan anjing yang diserahkan ke Dinas Peternakan untuk dilakukan observasi lebih lanjut. Rekapitulasi Penahanan, penolakan, dan pemusnahan selama tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 12.

(47)

Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan bidang karantina hewan melakukan pengujian terhadap sampel yang berasal dari wilker Juwata dan wilker Malundung. Selain itu, wilker Nunukan juga melakukan pengujian terhadap sampel. Selama tahun 2017 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan telah melakukan pemeriksaan sampel sebanyak 1.069 sampel, dengan rincian sampel darah sapi untuk uji RBT sebanyak 54, sampel ulas darah sapi sebanyak 117, daging bebek beku 1 sampel, daging ayam sebanyak 128 sampel, dan sarang burung walet sebanyak 769 sampel. Jenis pengujian yang dilakukan berupa uji organoleptik untuk bahan asal hewan, uji rose

bengal test dan ulas darah untuk sapi, uji nitrit untuk sarang

burung walet dan uji formalin untuk daging. Berdasarkan hasil pengujian pada sampel yang diperiksa tidak ditemukan sampel yang positif tertular hama dan penyakit hewan karantina (parasit

darah dan brucellosis).

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.282/Kpts/KH.130/L/01/2014 tentang Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada UPTKP Lingkup Badan Karantina Pertanian, laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan ditetapkan menjadi laboratorium klasifikasi 2. Laboratorium klasifikasi 2 menurut Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.487/Kpts/OT.160/L/2/2014 tentang

(48)

Pedoman Penetapan dan Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian dituntut dapat melakukan pengujian antara lain : pH daging, uji kebusukan daging, uji organoleptik, uji kesempurnaan pengeluaran darah, uji sederhana untuk susu, rapid test (AI, RBT, pullorum, mycoplasma), patologi anatomi, parasit darah, ektoparasit, parasit pencernaan, HA/HI test, cemaran mikroba, identifikasi bakteri dan gram stain, CFT, AGPT, uji biologis, ELISA, uji residu sederhana dan mikoskopis MB. Rekapitulasi kegiatan laboratorium karantina hewan dapat dilihat di Lampiran KH 13.

d. Penggunaan Formulir Karantina Hewan

Sertifikat karantina hewan yang berlaku berdasarkan Permentan No.02/Kpts/OT.140/1/2007 tentang dokumen dan sertifikat karantina hewan. Jumlah sisa sertifikat tahun 2016 dan penerimaan sertifikat dari Badan Karantina Pertanian selama tahun 2017 untuk Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) sebanyak 8.450 lembar, Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) sebanyak 700 lembar, Surat Keterangan untuk Benda Lain (KH-11) sebanyak 552 lembar dan Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12) sebanyak 4.450 lembar.

(49)

Penggunaan Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) selama tahun 2017 sebanyak 8.131 lembar, Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) sebanyak 1.114 lembar, Sertifikat Keterangan Benda Lain (KH-11) sebanyak 21 lembar dan penggunaan Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12) sebanyak 2.754 lembar.

Sisa sertifikat pada akhir tahun 2017 untuk Sertifikat

Kesehatan Hewan (KH-9) sebanyak 319 lembar, Surat

Keterangan untuk Benda Lain sebanyak 531 lembar dan sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12) sebanyak 1.696 lembar.

Rekapitulasi penerimaan dan penggunaan sertifikat

karantina hewan (KH-9, KH-10, KH-11, dan KH-12) selama tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 14.

e. Pemantauan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK)

Pemantauan hama dan penyakit hewan karantina tahun 2017 dilaksanakan berpedoman pada Keputusan Kepala Badan

Karantina Pertanian Nomor 1531/Kpts/KR.110/K/10/2016 tentang

Pedoman Pemantauan daerah Sebar HPHK Tahun 2017 kegiatan pemantauan difokuskan seluruh HPHK golongan II. Sebagaimana

diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian

No.3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan Dan Klasifikasi

(50)

Media Pembawa selama kurun waktu 2016 pada enam Kota/Kabupaten yang menjadi wilayah kerja, yaitu Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Berau. Pengambilan data dilakukan berkoordinasi dengan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di masing–masing kota/kabupaten. Data yang diperoleh setelah diolah menunjukkan hasil sebagai berikut :

1. HPHK yang ditemukan di Kota Tarakan selama tahun 2016 antara lain : Highly Pathogenic Avian Influenza, Canin

Parvovirus, Orf, Newcastle Disease, Scabiosis, Paratuberculosis, Bovine Viral Diarrhoae , Theileriosis.

2. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Nunukan selama tahun 2016 antara lain : Scabiosis, Paratuberculosis, Newcastle

Disease, Theileriosis, Bovine Viral Diarrhoae, Infectious Bovine Rhinotracheitis, Hog Cholera.

3. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Bulungan selama tahun 2016 antara lain : Highly Pathogenic Avian Influenza,

Newcastle Disease, Bovine Viral Diarrhoae, Infectious Bovine Rhinotracheitis, Scabiosis.

4. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Tana Tidung selama tahun 2015 antara lain : Highly Pathogenic Avian Influenza,

(51)

Newcastle Disease, Old Word Screwworm, Infectious Bovine Rhinotracheitis, Bovine Viral Diarrhoae, Paratuberculosis.

5. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Malinau selama tahun 2016 antara lain : Highly Pathogenic Avian Influenza,

Newcastle Disease, Babesiosis, Theileriosis, Infectious Bovine Rhinotracheitis, Bovine Viral Diarrhoae, Paratuberculosis.

6. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Berau selama tahun 2016 antara lain : Bovine Viral Diarrhoae, Scabies, Theileriosis,

Trypanosomiasis, Brucellosis, Malignan Catharal Fever, Septicaemia Epizootica, Babesiosis, Theileriosis, Infectious Bovine Rhinotracheitis.

f. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2008, Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian mendapat tambahan tugas yaitu pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. Selama tahun 2017 tidak melakukan kegiatan pengawasan keamanan hayati hewani dikarenakan tidak ada lalu lintas media pembawa yang termasuk kategori invasive alien spesies (IAS), hewan rekayasa genetika (transgenik) maupun produknya.

(52)

Aplikasi Electronic–Quarantine Veteriner (E-Qvet) yang terhubung dengan jaringan internet telah diterapkan dalam pelayanan karantina hewan di seluruh wilayah kerja sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu aplikasi juga terkoneksi melalui internet sehingga sinkronisasi data ke Badan Karantina Pertanian bisa dilakukan secara real time sepanjang tidak ada gangguan sinyal internet.

2. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN

Kegiatan operasional seksi Karantina Tumbuhan,

sebagaimana dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina

Pertanian dan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 255/Kpts/OT.130/L/6/2008 tanggal 30 Juni 2008 tentang

Rincian Tugas Unit Kerja UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana teknik serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi,

serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.

(53)

Kegiatan operasional tindakan Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dilaksanakan di 6 (enam) wilayah kerja, yaitu : Bandara Juata Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan/ Bandara Tanjung Redeb, dan Pelabuhan Tanjung Selor Bulungan. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, petugas karantina tumbuhan melaksanakan tindakan 8P, yaitu : Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, dan Pembebasan.

a. Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan

Kegiatan tindakan karantina merupakan fungsi pelayanan kepada pengguna jasa karantina terhadap media pembawa OPT/OPTK, kemasan kayu, dan pengawasan keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang masuk ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Republik Indonesia dan keluarnya dari wilayah Negara Republik Indonesia apabila dipersyaratkan oleh Negara tujuan.

Tahun 2016, kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan dilakukan terhadap media pembawa OPT/OPTK dan/atau OPTP melalui Impor, Ekspor, dan Antar Area (masuk/keluar). Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan mempunyai letak geografis yang

(54)

strategis karena berbatasan langsung dengan Negara tetangga, yaitu Malaysia. Hal ini mencerminkan beban dan tugas pelayanan yang dilakukan oleh petugas karantina tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan semakin kompleks dalam melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan media pembawa OPT/OPTK.

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan tugas pokok Karantina Tumbuhan tahun 2016, dengan ini kami sampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan tindakan karantina tumbuhan tahun 2016.

b. Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Impor

Tidak ada pelaksanaan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa komoditas Impor selama tahun 2016 berdasarkan golongan media pembawa, baik berupa benih/bibit tanaman, hasil tanaman hidup dan hasil tanaman mati yang telah diolah maupun belum diolah.

c. Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor

Pelaksanaan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa komoditas Ekspor selama tahun 2017 berdasarkan golongan media pembawa, baik berupa benih/bibit tanaman, hasil tanaman hidup dan hasil tanaman mati, dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 berikut ini :

(55)

Tabel 1. Jenis MP, Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Komoditas Ekspor Tahun 2017

No. Ekspor

Media pembawa Gol Jumlah Satuan Frekuensi

1 Bibit apel A 1,000 Btg 1

2 Bibit lada A 400 Btg 1

3 Bibit jeruk A 1 Btg 1

4 Bibit kelengkeng A 1 Btg 1

5 Bibit tanaman obat A 50 Btg 1

6 Brondolan kelapa sawit B 133 Kg 1

7 Tomat B 70,200 Kg 25 8 Ubi jalar B 2,000 Kg 1 9 Cabe B 20,900 Kg 6 10 Alpukat B 1,000 Kg 1 11 Mangga B 6,000 Kg 5 12 Kubis B 48,680 Kg 14

13 Kopi Biji Kering B 1,650 Kg 3

14 Kernel C 7,715,365 Kg 11

15 Bahan jamu jamuan C 2 Kg 2

16 Kayu balau C 209 M3 5

17 Kayu kruing C 339 M3 4

18 Kayu meranti C 11,832 M3 11

19 Kernel sawit C 420,000 Kg 2

20 Plywood C 292 M3 10

21 Akar pasak bumi C 7 Kg 1

22 Palm kernel oil C 891,892 Kg 3

Jumlah 110

Tabel 2. Volume Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Berdasarkan Jenis Golongan Komoditas Tahun 2017

NO. JENIS KOMODITAS

DAN GOLONGAN VOLUME SATUAN FREKUENSI

(56)

2 GOLONGAN B 150,563 Kg 56

3 GOLONGAN C 9,027,266 Kg 19

12,671 M3 30

TOTAL FREKUENSI 110

Dari data tabel tersebut diatas, kegiatan tindakan karantina tumbuhan terhadap komoditas Ekspor tahun 2017 berdasarkan jenis golongan media pembawa benih/bibit tanaman (golongan A) mengalami kenaikan volume, dimana pada tahun 2016 terdapat ekspor benih/bibit tanaman sebanyak 6 batang, sementara pada tahun 2017 terdapat ekspor benih/bibit tanaman sebanyak 1.402 batang dengan frekuensi total sejumlah 5 kali.

Pemeriksaan hasil tanaman hidup bukan bibit (golongan B) berjumlah 150.563 Kg, hal itu menunjukkan kenaikan volume yang tinggi dibandingkan dengan tahun 2016 dengan volume 19.040 Kg. Pemeriksaan hasil tanaman mati berdasarkan volume satuan (Kg) berjumlah 9.027.266 Kg mengalami peningkatan volume sebanyak 7.689.365 Kg atau 574.73% dari tahun 2016 yang berjumlah 1.337.901 Kg. Sedangkan berdasarkan volume satuan

(M3) berjumlah 12.671.0000 M3 mengalami peningkatan sebesar

178.0794 M3 atau 1,43 % dari tahun 2016 yang berjumlah

12.492,9206 M3.

Frekuensi kegiatan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan Ekspor yang keluar melalui Balai Karantina Pertanian

(57)

Kelas II Tarakan pada tahun 2017 sebanyak 110 kali, hal itu menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pemeriksaan sebesar 29.41% dibanding dari tahun 2015 dengan frekuensi 85 kali, indikasi ini memberikan gambaran bahwa pemeriksaan yang

dilakukan semakin memberikan meningkatnya kesadaran

pengguna jasa melaporkan komoditas yang akan dilalulintaskan (Lampiran KT 1).

Perkembangan kegiatan pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan Ekspor pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan Tahun 2015, 2016, dan 2017 dapat dilihat pada gambar grafik 5, 6 dan 7 berikut ini :

Grafik 7. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Benih/Bibit Tanaman Tahun 2015, 2016, dan 2017

(58)

Grafik 8. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Hasil Tanaman Hidup Tahun 2015, 2016, dan 2017

Grafik 9. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Hasil Tanaman Mati Dalam Satuan Kilogram (Kg) Tahun 2015, 2016, dan 2017

(59)

3. Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk

Pelaksanaan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa Antar Area Masuk tahun 2017 berdasarkan golongan bibit/benih tanaman, hasil tanaman hidup, hasil tanaman mati, dan media pembawa lain yang dilalulintaskan dari area lain dan masuk melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dapat dilihat pada tabel 3, 4 dan 5 berikut ini :

Tabel 3. Jenis MP Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Komoditas Domestik Masuk Tahun 2017

NO.

DOMAS

MEDIA PEMBAWA GOL JUMLAH SATUAN FREKUENSI

1 Bibit adenium A 88 Btg 7 2 Bibit Aglonema A 168 Btg 7 3 Bibit alpukat A 250 Btg 2 4 Bibit anggrek A 286 Btg 9 5 Bibit apel A 1,000 Btg 1 6 Bibit azalea A 25 Btg 1 7 Bibit bidara A 2 Btg 1 8 Bibit bougenvil A 5 Btg 1 9 Bibit bromelia A 25 Btg 1

10 Bibit bunga pikok A 40 Btg 1

11 Bibit cemara A 79 Btg 5

12 Bibit cempedak A 20 Btg 1

13 Bibit cendrawasih A 50 Btg 1

(60)

15 Bibit cengkeh A 8,000 Btg 2

16 Bibit cincau A 10 Btg 1

17 Bibit durian A 425 Btg 16

18 Bibit durian A 5 Btg 1

19 Bibit durian A 5,276 Btg 10

20 Bibit Jaburan putih A 50 Btg 1

21 Bibit jambu air A 4 Btg 1

22 Bibit kaktus A 20 Btg 1 23 Bibit kelapa A 4,013 Btg 2 24 Bibit kelengkeng A 1 Btg 1 25 Bibit kelengkeng A 462 Btg 5 26 Bibit krisan A 60 Btg 2 27 Bibit krisan A 625 Btg 16 28 Bibit lada A 838 Btg 8 29 Bibit lada A 7,800 Btg 2 30 Bibit langsat A 40 Btg 1 31 Bibit mangga A 115 Btg 11 32 Bibit manggis A 15 Btg 1 33 Bibit manggis A 2,502 Btg 2 34 Bibit mawar A 1,555 Btg 24 35 Bibit nangka A 106 Btg 2 36 Bibit palem A 47 Btg 1 37 Bibit pepaya A 300 Btg 1 38 Bibit petai A 25 Btg 1 39 Bibit pinus A 50 Btg 1

40 Bibit pucuk merah A 125 Btg 3

(61)

42 Bibit puring jet A 225 Btg 6 43 Bibit rambutan A 251 Btg 12 44 Bibit sawo A 9 Btg 2 45 Bibit sirih A 4 Btg 2 46 Bibit sirsak A 25 Btg 1 47 Bibit strawbery A 1 Btg 1

48 Bibit tanaman hias A 635 Btg 28

49 Bibit wali songo A 55 Btg 2

50 Sambang darah A 30 Btg 1

51 Sykas A 5 Btg 1

52 Benih kelapa sawit A 736,386 Butir 23

53 Benih kelapa A 1,000 Kg 1 54 Benih pepaya A 1 Kg 1 55 Benih sayuran A 6,227 Kg 3 56 Alpukat B 53,430 Kg 70 57 Apel B 5 Kg 1 58 Bawang bombai B 38,093 Kg 16 59 Bawang daun B 2,710 Kg 16 60 Bawang merah B 287,395 Kg 440 61 Bawang putih B 159,318 Kg 200 62 Buah alpukat B 15,000 Kg 27 63 Buah anggur B 94,000 Kg 19 64 Buah apel B 168,000 Kg 25 65 Buah durian B 880 Kg 4 66 Buah jeruk B 88,075 Kg 36

67 Buah jeruk nipis B 4,600 Kg 10

(62)

69 Buah kiwi B 4,000 Kg 2 70 Buah mangga B 17,960 Kg 21 71 Buah melon B 8,100 Kg 10 72 Buah naga B 1,900 Kg 3 73 Buah nanas B 526 Kg 2 74 Buah pir B 38,000 Kg 15 75 Buah sawo B 100 Kg 1 76 Buah semangka B 34,030 Kg 26 77 Buah strawbery B 1,000 Kg 1 78 Buah sukun B 3,000 Kg 3 79 Buncis B 800 Kg 7 80 Bunga kiwi B 2,500 Kg 1 81 Bunga krisan B 2,710 Btg 44 82 Bunga mawar B 2,725 Btg 40 83 Cabe B 173,591 Kg 671 84 Delima B 9 Kg 1 85 Durian B 2,395 Kg 6 86 Jagung B 11,250 Kg 13 87 Jahe B 15,460 Kg 71 88 Jeruk B 40,907 Kg 142 89 Kacang hijau B 4,380 Kg 12 90 Kacang tanah B 28,520 Kg 62 91 Kedondong B 300 Kg 1 92 Kelapa bulat B 69,142 Kg 76 93 Kelapa bulat B 23,750 Kg 13 94 Kelor B 430 Kg 3 95 Kentang B 13,250 Kg 36

(63)

96 Kentang B 51,906 Kg 68 97 Kiwi B 2 Kg 1 98 Kubis B 207,000 Kg 264 99 Kunyit B 1,950 Kg 10 100 Labu B 37,830 Kg 99 101 Mangga B 11,880 Kg 16 102 Mangga B 243 Kg 7 103 Nangka B 950 Kg 4 104 Petai B 216 Kg 1 105 Petai B 250 Kg 1 106 Pir B 25 Kg 1 107 Pisang B 35,500 Kg 9 108 Salak B 400 Kg 2 109 Sawi B 560 Kg 5 110 Sayuran labu B 8,690 Kg 12 111 Semangka B 4,290 Kg 5 112 Strawbery B 19 Kg 4 113 Terong B 250 Kg 1 114 Tomat B 269,530 Kg 449 115 Tomat B 40 Kg 1 116 Tomat B 115,350 Kg 139 117 Ubi jalar B 33,110 Kg 84 118 Ubi jalar B 8,500 Kg 10 119 Waluh B 1,300 Kg 2 120 Wortel B 5,000 Kg 5 121 Asam jawa C 2,000 Kg 3 122 Bawang daun C 30 Kg 1

(64)

123 Beras C 3,615,900 Kg 51 124 Buah naga C 220 Kg 1 125 Cengkeh C 500 Kg 1 126 Daging durian C 74 Kg 1 127 Daun cincau C 15 Kg 3 128 Gula merah C 1,100 Kg 2 129 Gula pasir C 134,000 Kg 2 130 Jamur C 583 Kg 40 131 Kacang hijau C 6,200 Kg 5 132 Kacang tanah C 22,750 Kg 4 133 Kakao biji C 82,010 Kg 20 134 Kedelai C 15,014 Kg 5 135 Kemiri C 2,575 Kg 8 136 Ketumbar C 1,500 Kg 1 137 Kunyit C 800 Kg 1 138 Pakan ternak C 1,500 Kg 1 139 Petai C 355 Kg 4 140 Sayuran brokoli C 272 Kg 10 141 Sayuran buncis C 2,350 Kg 24 142 Sayuran kubis C 90,050 Kg 102 143 Sayuran sawi C 9,376 Kg 16 144 Sayuran sawi C 410 Kg 3 145 Sayuran sawi C 8,950 Kg 10 146 Sayuran segar C 3,220 Kg 4 147 Sayuran segar C 3,200 Kg 1 148 Seledri C 879 Kg 20 149 Ubi jalar C 2,000 Kg 3

(65)

150 Ubi kayu C 450 Kg 1

151 Wortel C 120 Kg 1

TOTAL 3953

Tabel 4. Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Tahun 2017

NO

ANTAR AREA MASUK

JUMLAH SATUAN FREKUENSI

1 46,212 Btg 298

2 736,386 Butir 23

3 6,247,728 Kg 3,632

TOTAL 3,953

Tabel 5. Jumlah Volume Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Berdasarkan Jenis Golongan Komoditas Tahun 2016

NO JENIS GOLONGAN

KOMODITAS VOLUME SATUAN FREKUENSI

1 GOLONGAN A 40,777 Btg 219 736,386 Butir 23 2 GOLONGAN B 5,435 Btg 84 2,232,097 Kg 3,278 3 GOLONGAN C 4,008,403 Kg 349 TOTAL FREKUENSI 3,953

Tabel 5 menunjukkan bahwa kegiatan tindakan karantina tumbuhan antar area yang masuk berdasarkan jenis golongan media pembawa benih/bibit tanaman dalam bentuk batang tahun

(66)

2017 berjumlah 40.777 batang mengalami penurunan sebesar 69,76% dari tahun 2016 dengan jumlah 134.841 batang. Pada tahun 2017 juga dilakukan pemeriksaan terhadap benih/bibit berupa satuan butir sebesar 736.386 butir sebanyak 23 kali. Pemeriksaan hasil tanaman hidup dalam bentuk satuan batang (btg) tahun 2017 sebesar 5.435 batang yang dilakukan sebanyak 84 kali. sedangkan pada tahun 2016 tidak ada pemeriksaan. Hasil tanaman hidup dalam satuan kilogram pada tahun 2017 sebesar

2.232.091 Kg mengalami peningkatan dalam tindakan

pemeriksaan sebesar 41.40% dari tahun 2016 dengan jumlah

1.578.542 Kg. Tahun 2017 juga dilakukan pemeriksaan hasil

tanaman mati sebanyak 4.008.403 Kg dengan frekuensi 349 kali. Jumlah itu menunjukkan bahwa pemeriksaan tersebut mengalami penurunan sebesar 31,48% dari tahun 2016 dengan jumlah 5.849.671 Kg.

Frekuensi pemeriksaan tindakan karantina Antar Area yang masuk melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan sebanyak 3.953 kali, mengalami peningkatan sebanyak 26,012% dari tahun 2016 yang hanya berjumlah 3.137 kali (Lampiran KT 1).

Perkembangan kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan Antar Area Masuk pada tahun 2014, 2015, dan 2016 dapat dilihat pada gambar grafik 8, 9 dan 10 berikut ini :

(67)

Grafik 10. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Kategori Benih/Bibit Tanaman Tahun 2015, 2016, dan 2017

Grafik 11. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Kategori Hasil Tanaman Hidup Tahun 2015, 2016, dan 2017

(68)

Grafik 12. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Kategori Hasil Tanaman Mati Tahun 2015, 2016, dan 2017

4) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar

Pelaksanaan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa Antar Area Keluar tahun 2017 terhadap bibit/benih tanaman, hasil tanaman hidup, hasil tanaman mati, dan media pembawa lain yang dilalulintaskan keluar dari wilayah UPT Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dapat dilihat pada tabel 6 dan 7 berikut ini :

(69)

Tabel 6. Jenis MP, Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Komoditas Domestik Keluar Tahun 2017

NO.

DOKEL

MEDIA PEMBAWA GOL JUMLAH SATUAN FREKUENSI

1 Anggur brazil A 2 Btg 1 2 Bibit aglaonema A 11 Btg 3 3 Bibit alpukat A 1 Btg 1 4 Bibit anggrek A 499 Btg 31 5 Bibit anthurium A 2 Btg 2 6 Bibit apel A 1,000 Btg 1 7 Bibit bakau A 1 Btg 1

8 Bibit bawang merah A 5 Btg 1

9 Bibit bayam A 10 Btg 1

10 Bibit bidara A 1 Btg 1

11 Bibit buah naga A 55 Btg 2

12 Bibit cabe A 3 Btg 1 13 Bibit cempedak A 15 Btg 5 14 Bibit damar A 3 Btg 1 15 Bibit duku A 9 Btg 4 16 Bibit durian A 73 Btg 11 17 Bibit gaharu A 4,151 Btg 22 18 Bibit jahe A 4 Btg 1 19 Bibit jambu A 3 Btg 1

20 Bibit jambu air A 50 Btg 9

21 Bibit jeruk A 17 Btg 6

22 Bibit kayu ulin A 1 Btg 1

(70)

24 Bibit keladi tikus A 10 Btg 1 25 Bibit kelapa A 248 Btg 36 26 Bibit kelengkeng A 13 Btg 7 27 Bibit kelengkeng A 1 Btg 1 28 Bibit kunyit A 1 Btg 1 29 Bibit kurma A 9 Btg 3 30 Bibit lada A 4,711 Btg 23 31 Bibit lai A 23 Btg 4 32 Bibit laos A 1 Btg 1 33 Bibit mangga A 33 Btg 12 34 Bibit mangga A 1 Btg 1 35 Bibit matoa A 28 Btg 1 36 Bibit mawar A 11 Btg 2 37 Bibit nanas A 7 Btg 2 38 Bibit nangka A 1 Btg 1 39 Bibit pala A 29 Btg 1 40 Bibit petai A 7 Btg 3 41 Bibit pisang A 24 Btg 5

42 Bibit ponon kapur A 2,050 Btg 2

43 Bibit pucuk merah A 22 Btg 2

44 Bibit rambutan A 16 Btg 9 45 Bibit rotan A 4 Btg 1 46 Bibit sawi A 10 Btg 1 47 Bibit sawo A 2 Btg 2 48 Bibit selada A 4 Btg 1 49 Bibit seledri A 4 Btg 1 50 Bibit singkong A 10 Btg 1

(71)

51 Bibit sirih A 2 Btg 1 52 Bibit srikaya A 5 Btg 1 53 Bibit srikaya A 4 Btg 1 54 Bibit strawbery A 3 Btg 1 55 Bibit sukun A 7 Btg 2 56 Bibit talas A 3 Btg 1

57 Bibit tan. Pelindung A 10 Btg 2

58 Bibit tanaman

aquarium A 198 Btg 4

59 Bibit tanaman hias A 119 Btg 12

60 Bibit tanaman hias A 284 Btg 10

61 Bibit tanaman obat A 16 Btg 8

62 Bibit ubi kayu A 74 Btg 1

63 Bibit walisongo A 5 Btg 1

64 Bibti kunyit A 3 Btg 1

65 Stek bibit jeruk A 2,000 Btg 1

66 Bibit jambu madu A 2 Btg 1

67 Benih kelapa A 1,000 Kg 1

68 Benih penutup tanah A 25 Kg 1

69 Benih sayuran A 6,227 Kg 3

70 Bibit bawang dayak A 4 Kg 3

71 Gabah A 5 Kg 1 72 Bahan jamu B 16 Kg 1 73 Bawang daun B 330 Kg 5 74 Bawang dayak B 2 Kg 1 75 Bawang merah B 31,812 Kg 36 76 Bawang putih B 15,620 Kg 21

Gambar

Gambar 1.  Struktur  Organisasi  Balai  Karantina  Pertanian  Kelas  II  Tarakan Tahun 2017
Grafik 1.  Perbandingan  Volume  Ekspor  Karantina  Hewan  Tahun  2015, 2016, dan 2017
Grafik 2.  Perbandingan  Frekuensi  Ekspor  Karantina  Hewan  Tahun  2015, 2016, dan 2017
Grafik 3.  Perbandingan  Volume  Domestik  Masuk  Karantina  Hewan  Tahun 2015, 2016, dan 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar melalui pintu-pintu pengeluaran di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian

Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Padang merupakan UPT Badan Karantina Pertanian dengan wilayah kerjanya meliputi Pelabuhan laut Teluk Bayur, Bandar Udara

Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2019, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian – Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang dibentuk

Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk

Rencana Kinerja Tahunan ini disusun sebagai wujud capaian pelaksanaan layanan kegiatan perkarantinaan serta pengawasan keamanan hayati di wilayah layanan Balai

Rencana Kinerja Tahunan ini disusun sebagai wujud capaian pelaksanaan layanan kegiatan perkarantinaan serta pengawasan keamanan hayati di wilayah layanan Balai

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari mengadakan kegiatan operasional karantina tumbuhan terhadap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)