• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

TUBERKULOSIS

Fransiska Maria C.

Bag. FKK-UJ

(2)

PENGERTIAN

• Tuberkulosis (TB) merupakan

penyakit infeksi yang penyebabnya

adalah bakteri Mycobacterium

tuberculosis.

• Berdasarkan organ yg terinfeksi

bakteri TB :

– TB paru (80% kasus)

– TB ekstra paru (kel. getah bening, tulang

belakang, kulit, sal kemih, otak)

(3)
(4)

GEJALA KLINIS

Gejala klinis tuberkulosis dibagi menjadi 2

golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik:

a. Gejala respiratori (lokal) : batuk ≥ 2 minggu,

batuk darah, sesak napas, nyeri dada.

b. Gejala sistemik : demam, gejala sistemik lain

seperti malaise, keringat malam, anoreksia,

berat badan menurun.

(5)

GEJALA KLINIS

• Gejala TB ekstra paru tergantung dari organ yg

terinfeksi

– TB meningitis  kaku kuduk, mual, muntah,

kesadaran menurun

– TB tulang dan sendi  terjadi pembengkakan pada

tulang dan sendi, deformitas tlg blkg (spondilitis TB)

– Limfadenitis TB  pembesaran kelenja limfe

superfisialis

(6)

Patofisiologi

Penghirupan udara yg mengandung M.tuberculosis

Msk ke perm.alveoli

Dicerna oleh makrofag di paru

Makrofag dpt membunuh bacil

Makrofag tdk dpt membunuh bacil

Bacil berkembang biak di sitoplasma makrofag

Tdk terinfeksi TB

Sel makrofag ruptur & mengeluarkan bacil

Makrofag menyebar di aliran darah dan msk ke organ

Tubuh terut.daerah paru (posterior apical region)

(7)

• Pemeriksaan bakteriologis

– dahak/sputum (SPS : Sewaktu-Pagi-Sewaktu)

– Biakan

– Tes diagnostik cepat (GenXpert)  resistensi obat

Rifampicin

• Pemeriksaan klinis

– Foto torax/ rontgent dada

– Data laboratorium

– Uji histopatologis

– Pertimbangan dokter

(8)
(9)

Klasifikasi Pasien TB

Terduga TB

Pasien TB

Terkonfirmasi bakteriologis Terdiagnosa klinis

Pasien TB klasifikasi lain

Lokasi anatomi Riwayat pengobatan

Hasil uji

(10)

Klasifikasi TB berdasar lokasi anatomi

TB paru

• TB pada parenkim paru

• Millier TB

TB Ekstra paru

• Limadenitis TB

• Pleuritis TB

• Spondilitis TB

• Meningitis TB

• Perikarditis TB

• dll

Bila ditemukan pada paru

dan organ lain

(11)

Klasifikasi TB berdasarkan riwayat pengobatan

Pasien baru

• Pasien TB yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan obat kurang dari 1 bulan (28 dosis)

Pernah mendapat OAT

• Kambuh  pasien TB yang sudah pernah mendapatkan pengobatan dengan OAT secara lengkap atau telah dinyatakan sembuh, namun kembali didiagnosis TB berdsrkn

pemeriksaan bakteriologis/klinis

• Diobati kembali stlh gagal  pasien yang pernah diobati & dinyatakan gagal pd pengobatan terakhir

• Putus berobat (lost to follow up)  pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up

• Lain-lain  pasien yang pernah diobati namun hasil akhir tiak diketahui

Riwayat pengobatan tdk diketahui

(12)

• Program DOTS (Directly Observed

Treatment Short-course) sejak tahun

1995 :

– Pemeriksaan dahak mikroskopis

– Pengobatan jangka pendek yang standar

– Ketersediaan OAT (Obat Anti TB) yang

bermutu

– Pencatatan dan pelaporan

(13)

First Line Drugs

Second Line Drugs

• Isoniazid

• Rifampisin

• Pirazinamid

• Etambutol

• Streptomisin

• Cycloserin

• Ethionamide

• Amikasin

• Kanamisin

• Levofloxacin

• Moxifloxacin

• Gatifloxacin

Obat TB

(14)

Panduan OAT di Indonesia

Kategori I : 2HRZE/4H3R3

Kategori II : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Kategori III : 2HRZ/4H3R3

(15)

OAT kategori 1

Masa intensif 2 bulan

• Masa lanjutan 4 bulan

• Kombinasi rifampisin, isoniazid,

pirazinamid & etambutol

Berat

Badan

Tahap Intensif

Tiap hari selama 56 hari

RHZE (150/75/400/275)

Tahap lanjutan

Tiap 3 kali seminggu selama

16 minggu

RH (150/150)

30-37 kg

2 tablet 4KDT

2 tablet 2KDT

38-54 kg

3 tablet 4KDT

3 tablet 2KDT

55-70 kg

4 tablet 4 KDT

4 tablet 2KDT

≥ 71 kg

5 tablet 4KDT

5 tablet 2KDT

Untuk px TB baru :

• Terkonfirmasi bakteriologis

• Terdiagnosa klinis

• TB ekstra paru

Ket : KDT (kombinasi dosis tetap)

(16)
(17)
(18)

OAT kategori 2

• Masa intensif 3 bulan

• Masa lanjutan 5 bulan

• Kombinasi rifampisin, isoniazid,

pirazinamid, etambutol &

streptomisin

Berat

Badan

Tahap Intensif

Setiap hari

RHZE (150/75/400/275) + S

Tahap Lanjutan

3 kali seminggu

RH (150/150) + E (400)

Selama 56 hari

Selama 28 hari

Selama 20 minggu

30-37 kg

2 tablet 4KDT

+ 500 mg Streptomisin iv

2 tablet 4KDT

2 tablet 2 KDT

+ 2 tablet Etambutol

38-54 kg

3 tablet 4KDT

+ 750 mg Streptomisin iv

3 tablet 4KDT

3 tablet 2 KDT

+ 3 tablet Etambutol

55-70 kg

4 tablet 4KDT

+ 1000 mg Streptomisin iv

4 tablet 4KDT

4 tablet 2 KDT

+ 4 tablet Etambutol

≥71 kg

5 tablet 4KDT

+ 1000 mg Streptomisin iv

5 tablet 4KDT

5 tablet 2 KDT

+ 5 tablet Etambutol

Untuk px TB :

•Px Kambuh

•Px Gagal pengobatan

•Px Putus berobat

(19)

o

(20)

TUBERKULOSIS pada

ANAK

(21)

ALUR

DIAGNOSIS

TB ANAK

(22)
(23)

Pengobatan TB anak

(24)

• TB pada Kehamilan

– Ibu hamil yang terinfeksi TB harus diterapi dgn

OAT supaya bayinya tidak beresiko tertular TB

– Semua obat TB (OAT) aman untuk ibu hamil,

kecuali streptomisin karena bersifat permanan

ototoxic dan menembus plasenta

– Pengobatan dapat menggunakan kombinasi

isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan etambutol

(25)

• TB pada hepatitis akut

– Pemberian obat TB pada penderita hepatitis

akut sebaiknya ditunda sampai sembuh

– Apabila sangat diperlukan pengobatan TB

saat itu juga maka berikan kombinasi

streptomisin dan etambutol maks 3 bulan

sampai hepatitisnya sembuh, kemudian

dilanjutkan dg rifampisin dan isoniazid

(26)

• TB dengan Gagal Ginjal

– Obat TB Isoniazid, Rifampisin dan

Pirazinamid aman untuk pasien TB dg gagal

ginjal karena diekskresikan mll empedu

– Streptomisin dan etambutol sebaiknya

dihindari pada pasien TB dg gagal ginjal krn

eksresi utamanya mll ginjal, atau dapat

dilakukan penyesuaian dosis sesuai

(27)

• TB dengan HIV

– Pengobatan TB dg HIV sama dg tx pada non

HIV

– Pengobatan dgn OAT didahulukan daripada

pengobatan dg ARV (Anti Retro Virus)

– Jika jumlah CD4 pasien < 100, penggunaan

rifampisin-isoniazid 2x sehari harus dihindari

(28)

*) Jika seorang pasien dalam pengobatan OAT mulai mengeluh gatal-gatal singkirkan dulu kemungkinan penyebab lain. Berikan dulu anti-histamin,sambil meneruskan OAT dengan pengawasan ketat. Gatal-gatal tersebut pada sebagian pasien hilang, namun pada sebagian pasien malahan terjadi suatu kemerahan kulit. Bila keadaan seperti ini, hentikan semua OAT. Tunggu sampai kemerahan kulit tersebut hilang. Jika gejala efek samping ini bertambah berat, pasien perlu dirujuk (DepKes RI, 2007)

(29)

DRP Rekomendasi Monitoring

Efeksamping obat:

Etambutol : Neuritis optik (gangguan penglihatan); buta warna merah dan hijau

Ingatkan penderita untuk melaporkan bila terjadi gangguan penglihatan  dihentikan. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan.

Fungsi penglihatan pasien dipantau

Rifampisin :

1. Kencing, air ludah, dahak, dan air mata akan menjadi coklat merah

2. Ketulian frekuensi rendah sementara ( jarang)

3. Hepatotoksik

KIE (yakinkan pasien dan beritahukan sebelum pengobatan)

1. Perhatikan fungsi pendengaran

2. Monitoring fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin)

Isoniazid :

1. Hepatotoksik 2. Defisiensi B6

diberi vit B6 (piridoksin) 10-15 mg/hari Monitoring SGOT, SGPT, bilirubin

Pirazinamid : 1. Hepatotoksik 2. Hiperuricemia

1. Monitoring fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin) 2. Monitoring kadar asam urat

Streptomisin : 1. ototoksik 2. Nefrotoksik

KIE agar menyampaikan pada tenaga medis bila mengalami gangguan atau gejala ESO

1. cek fungsi pendengaran, bila mulai merasa ada gangguan segera lapor. 2. monitoring fungsi ginjal

(30)

• Penggunaan OAT tidak tepat

 memperpanjang

pengobatan 18-‐24 bulan

• Temuan resistensi terhadap

INH dan Rifampisin  WHO

• OAT generasi kedua (2

nd

lines

anti-‐tuberculosis drugs)

• Karena jarang dipakai, obat2

yang digunakan tidak

diuraikan lengkap seperti

generasi 1  cek jurnal atau

buku lainnya

(31)
(32)

Interaksi Obat

3  cari

alternatif

lain, ubah

dosis dan

rute

2  cari

alternatif

lain kalau

bisa

1

hindari

(33)
(34)
(35)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan evaluasi terhadap dokumen kualifikasi dan penawaran yang Saudara ajukan pada pekerjaan Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan

(1989) yang mengamati peranan vitamin C terhadap induk ikan trout mencatat bahwa pada saat vitelogenesis, kandungan kolesterol serum induk yang menerima pakan dengan

Secara keseluruhan dari hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Lemongrass Resto merupakan rumah makan yang memiliki standar dari segi Menu,

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau disebut juga dengan Human Development Index (HDI) adalah indeks komposit untuk mengukur pencapaian kualitas pembangunan manusia untuk

Penjualan di luar daerah kampus terlebih lagi pada acara Car Free Day kami tujukan untuk memperkenalkan produk kue Bobibow ( Brownies Ubi Rainbow ) kepada masyarakat Semarang

Kalaulah di dunia ini ada kelom pok yang kukuh t anzim nya, berakhlak dengan akhlak I slam iah dan akhlak asasiah, m aka adalah m ust ahil kepim pinan akan dipegang oleh kelom

Promosi yang kami gunakan untuk memperkenalkan “Pia SIPUT” adalah melalui face to face yaitu produsen sendiri atau melalui bagian pemasaran memperkenalkan produk kepada

emas dari batuan X1 dengan metode bisulfit disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan data pada Tabel 3, dari sekitar 6 g sampel X1 yang dilarutkan dalam air raja kemudian direduksi