ii
PROSIDING
Seminar Nasional dan
Call for Papers
“Ta ta ga Pe ge ba ga Il u Aku ta si,
Inklusi Keuangan dan Kontribusinya
iii PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers“Ta ta ga Pe ge ba ga Il u Akuntansi, Inklusi Keuangan dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan"
Penanggung Jawab
H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M
Koordinator Kegiatan
Yusa’ Far ha , S.Sos., M.Si
Reviewer
Nofryanti, S.E., M.Akt Anita Anggraini, S.Pd., M.Pd
Prof.Dr.Gustian Djuanda, S.E., M.M Muhammad Ridwan, S.E., M.M Shinta Ningtyas Nazar, S.E., M.Acc., Akt Indra Iman Sumantri, S.E., M.M Susi Sih Kusumawardhany, S.E., M.Acc., Ak., CA Effriyanti, S.E, Akt., M.Si., CA Julian Maradina, S.E., M.Si., Akt., CA Dr. Khayatun Nufus, S.E., M.Si R. Mohd Zamzami, S.EI., M.Si Yunita Kurnia Shanti, SE., M.M Akhmad Sigit Adiwibowo, S.E., M.Ak
Muhammad Sopiyana, S.PdI., M.Pd
Editor Ahli Putri Nurmala Listya Sugiyarti
Ibram Pinondang Dalimunthe
Editor Pelaksana
Donny Indradi Rifkhan Wiwit Irawati
Dila Angraini Rosita Wulandari Dewi Rani Gustiasari Erika Astriani Aprilia Tri Utami Septian Arief Budiman
Penerbit
Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
Jalan Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten 15417
Jumlah: ix + 809 hlm. Ukuran: 21,0 x 29,7 cm
Desember 2016
ISBN: 978-602-60738-1-5
Hak cipta dilindungi undang-undang.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Seminar Nasional dan Call for Papers ini merupakan acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang. Kegiatan ini merupakan forum diseminasi berbagai hasil penelitian baik telaah teoritis maupun penelitian empiris yang dilakukan para akademisi, dosen dan mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia.
Seminar Nasional dan Call for Papers ini mengusung tema “Ta ta ga Pe ge ba ga
Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”. Melalui Seminar Nasional dan Call for Papers ini, diharapkan terhimpun berbagai pemikiran dan gagasan dari para peserta untuk turut berkontribusi terhadap agenda pembangunan ekonomi baik nasional maupun lokal. Prosiding ini memuat 45
(empat puluh lima) paper hasil penelitian dengan sub-sub tema yaitu Accounting, Finance and Banking, Good Corporate Governance, Management, Economic Regional, dan lain sebagainya yang dikirim oleh para dosen, peneliti, dan mahasiswa baik dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari berbagai kota di Indonesia.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pemakalah yang hadir dan mempresentasikan hasil penelitiannya di Universitas Pamulang. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call for Papers ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan maupun keterbatasan selama penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call for Papers. Oleh karena itu, izinkan kami mengucapkan permohonan maaf jika hal tersebut kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu sekalian.
Wassala u’alaiku Wr. Wb.
Tangerang Selatan, 13 Desember 2016
Ketua Program Studi Akuntansi S1 Ketua Panitia
Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Seminar Nasional dan Call for Papers
H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M Yusa’ Farchan, S.Sos., M.Si
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Inflasi Terhadap Return Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftardalam Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2014
Lastri Sulastri, Anggun Putri Romadhina ... 1
Neraca Perdagangan Indonesia-China pada Periode Asean-China Free Trade Area (ACFTA) Tahun 2005-2014
Yenny Yuliana ... 20
Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan (Studi Kasus pada Puskesmas Kota Palembang)
Rika He da Safitri, Siti Hali atussa’diah, Muha ad Ri aldi ... 43
Analisis Pengaruh Diskresi Akrual terhadap Pendapatan: Upaya Interpretasi atas Implementasi Basis Akuntansi Akrual pada Pemerintah Daerah
Abdul Rohman ... 64
Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial dan Dewan Direksi terhadap Nilai Perusahaan pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015 (Studi Kasus: Top 10 Perbankan Terbaik di Indonesia)
Susanto Wibowo ... 84
Analisa Pengaruh Kandungan Informasi Akuntansi terhadap Perilaku Investor dan Harga Saham Perusahaan ... 103
Amelia, Irma Paramita Sofia
Pengaruh Ukuran Dana Kelolaan, Umur Reksa Dana, dan Biaya Operasi Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (Periode Tahun 2011)
Arie Apriadi Nugraha ... 118
Analisis Audit Internal atas Pengakuan dan Pengukuran Aset Biologis pada Perusahaan Kelapa Sawit
Arief Indrawan, Holiawati ... 150
Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap ReturnStock
Ariza Roni Taufik ... 174
Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas dengan Mediasi Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Swasta
vi
Pengaruh Internet Financial Reporting, Earnings Management, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014)
Dwirini ... 210
Pengaruh Ukuran KAP, Financial Distress, Kepemilikan Institusional, Pergantian Manajemen dan Opini Audit terhadap Auditor Switching
Elisabeth Yohana, Agus Ismaya Hasanudin ... 230
Teori Institusi dan Senjangan Anggaran Pendapatan Daerah dalam Meningkatan Kemandirian Daerah Kota Padang
Fefri Indra Arza, Erly Mulyani ... 245
Analisis Pembangunan Regional melalui Integrasi Sektor Ekonomi Primer, Industri dan Keuangan (Studi Kasus di Jawa Barat melalui
Input-Output Analysis)
Fryanto Anugrah Rhamdhani, Billi Arifauzan, Wahyu Ramadhan ... 258
Penerapan Pola Pembayaran INA-CBGS BPJS Kesehatan dalam Tinjauan
Regulasi dan Implementasi ... 275 Irwin Ananta
Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Working Capital Turnover (WCTO) dan Struktur Aktiva terhadap Return on Asset (ROA)
(Studi Empiris pada Sektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015)
Mohamad Zulman Hakim ... 291
Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Pasien di Klinik Swasta
Mariany Puspita Subrata, Widaningsih ... 314
Pengaruh Work Life Balance dan Locus of Control terhadap Kualitas Audit dengan Gender sebagai Variabel Pemoderasi
Reni Sartika Dewi, Holiawati ... 324
Pengaruh Orientasi Etika, Pengalaman dan Komitmen terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris pada KAP di Tangerang dan Tangerang Selatan)
Rizka Ristiani, Holiawati ... 343
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang
vii Analisis Kebangkrutan dengan Model Altman Z-Score pada Perusahaan Sektor
Industri Dasar dan Kimia di BEI Periode 2013-2014
Suci Kurniawati ... 386
Penerapan Kontrak Pembiayaan Bank Syariah Perspektif Maqasid Syariah dalam Upaya Pembangunan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan
Taufik Kurrohman ... 409
Persepsi Mahasiswa dan Dosen Akuntansi terhadap Penerapan Sistem I for asi Akade ik da Keua ga SIAKAD U i ersitas Mathla’ul A ar Banten
Verliani Dasmaran ... 426
Kemampuan Pelayanan dan Komitmen kepada Pasien terhadap Kepuasan Pasien; Studi pada Rumah Sakit Swasta
Yohana Elisabeth Lein,Widaningsih ... 439
Pengaruh Kepemilikan Publik, Persentase Return on Asssets dan Financial
Distress terhadap Pergantian Auditor ... 449 Iin Rosini, Ardianti
Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Bank Umum Syariah Berdasarkan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR)
Apip Zanariyatim, Ai Nur Bayinah, Oni Sahroni ... 464
Posdaya Universitas Trilogi sebagai Pengejawantahan Sustainability Reporting
Afrizal Aziz ... 481
Analisa Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penerbitan Sustainability Report terhadap Keberlangsungan Usaha
Angela Tamara, Ghaliza Amola, Dwi Ayannisa ... 502
Pengaruh Sustainability Leadership Dosen Kewirausahaan terhadap Minat Mahasiswa untuk Menjadi Ecopreneur (Studi Pendahuluan Mahasiswa Non-Bisnis di Indonesia)
Antania Shinta Yuwono, Kurnia Perdana ... 523
Analisis Peran Sukuk Bagi Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
Baiti Nur Fadian ... 536
Pengaruh Self Assesment System Pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi terhadap Ketaatan Pengungkapan Harta Wajib Pajak pada Pelaporan
Tax Amnesty
viii
Good Corporate Governance dan Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Perusahaan
Giawan Nur Fitria ... 563
Pengaruh Pengalaman Kerja dan Profesional Skeptisisme Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit dengan Independensi sebagai Variabel Moderating
Imam Tri Saputra, Holiawati ... 579
Pengaruh Mediasi Opini Laporan Hasil Pemeriksaan tentang Pengaruh Akuntabilitas, Creative Accounting, Konsep Audit, dan Peran Auditor terhadap Audit Expectation GAP (Studi Empiris pada BPK RI, DPRD, BPKAD, dan KAP Provinsi DKI Jakarta)
Islami Dian Pertiwi, Roni Budianto ... 602
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intention pada Agen Call Center PT. ABC Menggunakan Metode Structural Equation Modelling
Juli Ismanto ... 617
Penerapan Value Chain Komoditas Beragam dalam Upaya Mendukung Program Keuangan Berkelanjutan
M. Faisal ... 643
Peran Auditor Internal dalam Penerapan Good Corporate Governance dan Efisiensi Kinerja Keuangan
Prila Diah Triani ... 667
Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report
Ra i’ah Al Ada iyah, Sugiyanto ... 689
Pengaruh Overvalued Equities terhadap Audit Fees dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Moderating
Ryan Ramadhan, Roni Budianto ... 710
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien dengan Moderasi Keterampilan Komunikasi: Studi Kasus pada Pasien Asuransi Pemerintah di Rumah Sakit Umum Swasta
Sonya Kartawidjaja, Tantri Yanuar Rahmat Syah ... 726
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi terhadap Kepuasan Pelanggan pada Program Pasca Sarjana di Universitas Pamulang
Sri Nitta Crissiana Wirya Atmaja... 737
Pengaruh Moralitas Individu dan Kompensasi Perusahaan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada Koperasi BMT Wilayah Ciputat
ix Motif Transformasi Wirausahawan menjadi Wirausahawan Sosial
(Studi Pilot pada Wirausahawan Mahasiswa di Provinsi Lampung)
Yuli Yanti, Ni Putu Febi Istiani, Kurnia Perdana ... 771
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan dan Karakteristik Personal terhadap Pertumbuhan UMKM yang Berkelanjutan (Kasus: Wirausaha Pengolahan Kentang di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi)
Silvia Sari ... 781
Analisis Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan dengan Harga sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus pada Tempat Pijat Bersih Sehat di Menteng, Jakarta Pusat)
1
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL
DAN INFLASI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN 2010-2014
Lastri Sulastri*), Anggun Putri Romadhina
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan
*Email: [email protected]
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of the current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on assets, price to book value, and inflation to return stock syariah either partially or simultaneously. Measured by looking at the data of annual financial statements of companies incorporated in the Jakarta Islamic Index in 2010-2014. The research sample there are 13 companies that successively included in the index JII. Statistical method used is multiple linear regression analysis at 5% significance level. These results indicate that partially CR, TATO, ROA and inflation does not significantly affect the return of Islamic stocks in companies incorporated in the JII. As well as the DER, and PBV partially but not significant effect on stock returns syariah. Simultaneous CR, TATO, DER, ROA, PBV and the inflation effect on stock return of syariah.
Key Words: Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to EquityRatio (DER), Return on Assets (ROA), Price to Book Value (PBV), Inflation and Stock Return Syariah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value, dan inflasi terhadap return saham syariah baik secara parsial maupun simultan. Diukur dengan melihat data laporan keuangan tahunan perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2010-2014. Sampel penelitian ini ada 13 perusahaan yang berturut-turut masuk dalam index JII. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda pada tingkat signifikasi 5%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial CR, TATO, ROA dan Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham syariah pada perusahaan yang tergabung dalam JII. Serta DER dan PBV secara parsial berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap return saham syariah. Secara Simultan CR, TATO, DER, ROA, PBV dan Inflasi berpengaruh terhadap return saham syariah.
2
1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan tolok ukur dari perkembangan ekonomi suatu negara dalam hal instrumen sistem keuangan. Instrumen pasar modal Islam di Indonesia telah hadir pada 3 Juli 1997, hal ini ditandai dengan peluncuran danareksa Islam oleh PT. Danareksa
Invesment Management, selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Invesment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada 3 Juli 2000 yang bertujuan membantu investor yang ingin menanamkan dananya sesuai dengan prinsip Islam. Baik pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah mempunyai tingkat risiko yang berbeda. Saham adalah salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko ini tercermin dari ketidakpastian return yang di dapatkan oleh investor di masa yang akan datang.
Untuk memprediksi kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan, investor membutuhkan informasi keuangan. Informasi ini bersifat fundamental. Analisis Fundamental yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas dengan menggunakan current ratio, rasio aktivitas menggunakan total assets turnover, rasio solvabilitas menggunakan debt to equity ratio, rasio profitabilitas menggunakan return on assets dan rasio pasar menggunakan
price to book value. Selain faktor fundamental, ada faktor lain yang mampu mempengaruhi respon pasar terhadap investasi saham yaitu faktor eksternal, salah satunya adalah makro ekonomi. Dalam penelitian ini makro ekonomi yang digunakan adalah kebijakan moneter yaitu berupa tingkat inflasi yang
terjadi di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A. Ifayani Haanurat (2013), bahwasannya inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan harga barang secara umum. Kondisi ini mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang semakin tinggi. Harga jual yang tinggi menyebabkan menurunnya daya beli, dan hal ini akan mempengaruhi keuntungan perusahaan dan akhirnya akan berpengaruh terhadap return saham yang akan mengalami penurunan.
2. KERANGKA TEORI
2.1 Analisis Fundamental
Menurut Jogiyanto dikutip dalam Chuzaimah dan Amalina, analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental berupa laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sebuah tolok ukur untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memutuskan investasi bagi calon investor.
Salah satu alat yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melihat bagaimana rasio keuangan. Rasio keuangan dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk membandingkan rasio pada saat sekarang dengan saat yang akan datang. Adapun bagi investor adalah membandingkan rasio keuangan satu perusahaan/ industri dengan perusahaan/ industri lain yang sejenis dengan maksud nantinya akan bisa memberikan suatu analisis perbandingan yang memperlihatkan perbedaan dalam kinerja keuangan.
3 ruang lingkup dan tujuannya yaitu rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage/ solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar (Current Ratio) adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aset lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Jadi, rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek/ hutang lancar.
b. Total Asset Turnover
Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan di mana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.
c. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total utang dan modal sendiri (equity). Total utang merupakan penjumlahan dari total kewajiban lancar (current liabilities) dan utang jangka panjang (long term debt).
d. Return on Assets (ROA)
Return on Assets (laba atas aset), mengukur tingkat laba terhadap aset
yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut.
e. Price To Book Value Ratio
Rasio ini menunjukkan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76).
2.2 Inflasi
Inflasi merupakan suatu kejadian atau kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami penurunan, apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan mengakibatkan memburuknya ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik suatu negara (Fahmi, 2011). Inflasi ini sangat membahayakan perekonomian dan mampu menimbulkan efek yang sangat sulit untuk diatasi.
2.2.1 Pembagian Inflasi
Berdasarkan Fahmi (2011) dari segi asal terjadinya inflasi ada dua, yaitu: a. Inflasi Domestik (Domestic Inflation)
4
kenaikan harga barang secara keseluruhan.
b. Inflasi Impor (Imported Inflation)
Imported inflation disebabkan karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di luar negeri, seperti terjadinya guncangan ekonomi di Negara Amerika Serikat yang memberikan pengaruh pada naiknya berbagai barang yang berasal dari Negara Amerika. Jika suatu negara memiliki tingkat ketergantungan yang begitu tinggi untuk ekonomi luar negeri terutama pada kurang ketersediaan kemampuan dalam memproduksi barang dalam jenis tertentu maka saat inflasi terjadi salah satunya berakibat pada naiknya jenis barang tersebut dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.
2.2.2 Faktor Penyebab Inflasi
Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan inflasi adalah sebagai berikut:
a. Structural Inflation (Inflasi Struktural)
Yaitu suatu keadaan yang ditimbulkan oleh bertambahnya volume uang, tetapi karena
pergeseran struktur ekonomi, yaitu pergerakan faktor-faktor produksi dari sektor non industri ke sektor industri.
b. Cost Push Inflation
Yaitu inflasi yang disebabkan oleh kebijakan perusahaan yang menaikkan harga barang dagangannya karena implikasi dari kenaikan biaya internal seperti kenaikan upah buruh, suku bunga atau juga karena mengharapkan memperoleh laba yang tinggi.
c. Demand Full Inflation
Yaitu inflasi yang timbul karena didorong oleh biaya. Inflasi lainnya seperti karena faktor kenaikan pendapatan masyarakat atau juga disebabkan oleh ketakutan akan terjadi kenaikan harga yang terus-menerus sehingga masyarakat memborongnya, inflasi seperti ini disebut juga dengan inflasi yang timbul karena dorongan permintaan.
2.2.3 Skala Penilaian Inflasi
Dari segi perspektif skala penilaian inflasi maka ada empat kategori skala yang biasa dipakai, yaitu:
Tabel 2.1 Skala Penilaian Inflasi
No. Jenis Inflasi Definisi Skala
Penilaian 1. Inflasi Ringan
(Creeping Inflation)
Kondisi inflasi seperti ini disebut dengan inflasi ringan karena skala inflasinya berada di bawah 10%. Kondisi yang ringan seperti ini dialami oleh Indonesia pada era sekarang yaitu pasca reformasi dan pada masa Orde Baru.
< 10% Pertahun
2. Inflasi Sedang (Moderate Inflation)
Inflasi moderat dianggap tidak efektif bagi kelangsungan ekonomi suatu negara karena dianggap mampu mengganggu dan bahkan mengancam pertumbuhan ekonomi.
10 – 30 % Pertahun
3. Inflasi Berat Inflasi berat adalah di mana sektor-sektor ekonomi sudah mulai mengalami kelumpuhan kecuali yang dikuasai oleh negara.
5 4. Inflasi Sangat Berat
(Hyper Inflation)
Inflasi ini terjadi pada masa perang dunia kedua (1939-1945) di mana untuk keperluan perang terpaksa harus mencetak uang secara berlebihan.
>100 %
Pertahun
2.3 Return Saham Syariah
2.3.1 Investasi Saham Syariah
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.20/DSN-MUI/IV/2001, Saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Jadi, saham merupakan instrumen investasi yang sampai saat ini masih menjadi dominan para investor dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan memiliki sebuah perusahaan, investor berarti telah ikut dalam penyertaan modal perusahaan, sebagai gantinya investor mendapatkan saham sebagai bukti kepemilikan perusahaan tersebut. Semakin besar saham yang dimiliki oleh seorang investor, maka semakin besar pula kekuasaan yang dimilikinya. Keuntungan yang diperoleh dari saham disebut dividen. Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ditentukan berapa dividen yang dibagi dan laba ditahan. Selain dividen, para pemegang saham dimungkinkan mendapatkan
capital gain, yaitu selisih lebih antara harga beli dengan harga jual saham. Akan tetapi harus dapat menghadapi risiko capital loss yang merupakan kebalikan dari capital gain yaitu ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki kemudian dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan, maka prioritas pemegang saham mendapat terakhir setelah kewajiban dapat dilunasi.
Berdasarkan Soemitra (2009), saham merupakan surat berharga yang mempresentasikan modal ke dalam suatu
perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti minuman beralkohol. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan dengan akad musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah pada umumnya dilakukan pada perusahaan privat, sedangkan mudharabah umumnya dilakukan pada saham perusahaan publik.
Di Indonesia prinsip-prinsip pernyataan modal secara syariah tidak diwujudkan dengan bentuk saham syariah akan tetapi berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia ada Jakarta Islamic Index (JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN).
2.3.2 Jenis-Jenis Saham
Berdasarkan Hidayat (2011), jenis-jenis saham dibagi dua, yaitu: 2.2.3.1 Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham di mana pemegang saham mewakili kepemilikan diperusahaan sebesar modal yang ditanamkan kepemilikannya akan berhenti ketika saham tersebut dijual kepada investor lain. Karakteristik saham biasa, antara lain:
6
pemegang saham mendapatkan hak terakhir atas aset perusahaan setelah kewajiban perusahaan dilunasi. b. Capital gain yaitu keuntungan yang
diperoleh dari penjualan saham, di mana harga jual lebih tinggi dari harga beli.
c. Tidak ada tanggal jatuh tempo. d. Memiliki hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). e. Pemegang saham tidak memiliki
tanggung jawab terbatas secara pribadi.
f. Saat perusahaan mengeluarkan saham baru, pemegang saham memiliki hak untuk memesan efek terlebih dahulu. 2.2.3.2 Saham Preferen (Preferred
Stock)
Saham ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan saham biasa. Saham ini adalah produk hybrid
(campuran) antara saham biasa dengan efek pendapatan tetap karena pemilik saham ini akan mendapatkan pendapatan tetap yang dibagikan secara rutin dalam bentuk dividen. Bagi pihak yang menerbitkan, saham ini memiliki kelebihan karena dua hal:
a. Tidak diperhitungkan dalam perhitungan dalam perhitungan
earning per share (EPS).
b. Tidak dianggap sebagai debt equity
sehingga tidak menambah beban hutang perusahaan.
Bagi investor pemilik saham, saham ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah:
a. Memberikan dividen secara rutin. b. Mendapatkan keuntungan dari
Capital gain.
c. Jika perusahaan dilikuidasi, saham preferen mempunyai hak likuidasi yang lebih tinggi dibandingkan saham biasa karena pemilik saham ini akan didahulukan untuk menerima pembayaran.
d. Memiliki hak memberikan suara. Kelemahan saham preferen,yaitu: a. Saham ini sangat rentan terhadap
inflasi dan perubahan suku bunga.
b. Jika tidak ada dividen yang dibagikan, maka hal tersebut tidak termasuk tindakan wanprestasi.
2.3.3 Untung Rugi Investasi Saham
Dengan memiliki saham, investor bisa mendapatkan keuntungan dari aktivitas perusahaan (dividen), maupun yang berasal dari harga saham itu sendiri (Capital gain).
a. Dividen
Dividen adalah keuntungan yang didapat dari aktivitas bisnis perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham. Jumlah yang diperoleh tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Faktor-faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan pemberian dividen adalah keuntungan perusahaan, prospek pertumbuhan usaha, likuiditas perusahaan, aspek hukum dan keadaan pasar.
Dividen adalah pendapatan bersih perusahaan setelah pajak (net income after tax atau earning after tax) dikurangi laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Dividen yang diperoleh bisa berbentuk tunai (Cash Deviden) atau berbentuk saham (Stock Devidend).
b. Dividen Saham (Stock Devidend) Adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Dividen saham dikeluarkan selain untuk memberikan keuntungan para pemegang saham juga untuk meningkatkan likuiditas saham di bursa efek.
7 memutuskan dividen. Contoh: Tunas
Baru Lampung (TBLA) pada Agustus 2003 membagikan dividen saham dimana pemegang 20 lembar saham lama berhak mendapatkan 1 lembar saham baru.
c. Dividen Tunai (Cash Devidend) Adalah dividen yang dibayarkan berupa uang tunai. Dividen tunai diberikan dengan tujuan selain untuk memacu kinerja saham di bursa efek, juga untuk memberikan sebagian keuntungan yang diperoleh kepada pemegang saham. Berbeda dengan nilai dividen saham, nilai dividen tunai tentu saja sesuai dengan nilai tunai yang dibagikan.
d. Capital Gain
Selain keuntungan dari kinerja perusahaan, investor juga dapat keuntungan dari perubahan harga saham perusahaan berupa capital gain. Capital gain dapat diperoleh jika investor menjual saham yang dimiliki dengan harga jual lebih tinggi dari harga beli. Berbeda dengan dividen, capital gain dapat diperoleh investor setiap saat tanpa harus melalui RUPS.
e. Capital Loss
Adalah kerugian dari penjualan saham dimana harga jualnya lebih rendah dari harga beli. Contoh: tanggal 6 Juli 2010 pukul 09.36 seorang investor membeli saham PGAS pada harga Rp3.925 sebanyak 2 lot (1.000 lembar). Jika 2 menit kemudian investor tersebut menjual kembali sahamnya pada harga Rp3.900, maka capital loss dari transaksi tersebut adalah Rp25.000 (Rp25 x 1.000 lembar).
f. Tidak Menerima Dividen
Pemegang dividen bisa tidak memiliki jaminan bahwa ia pasti akan mendapatkan dividen. Akibat merugi, perusahaan tidak membagikan dividen maupun dalam keadaan untung, pemegang saham belum tentu mendapatkan dividen ketika RUPS
memutuskan sebagian keuntungan perusahaan tidak untuk dibagikan sebagai dividen.
g. Likuidasi Perusahaan
Bukan tidak mungkin perusahaan yang sahamnya dimiliki investor dinyatakan bangkrut lantas kemudian ditutup. Jika kondisi yang ekstrim ini terjadi, saham akan menjadi surat berharga yang tak bernilai. Hak klaim pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah kewajiban perusahaan dapat dilunasi. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan, sisa tersebut dibagikan secara proposional kepada pemegang saham. Namun, jika tidak ada maka pemegang saham tidak akan mendapatkan apa-apa.
2.4 Jakarta Islamic Index (JII)
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun yang dimaksud efek syariah adalah efek sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan oleh syariah ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa yang telah ditetapkan.
8
syariah. Dengan adanya indeks saham yang berbasis syariah, ini diharapkan dapat menjadi sebuah tolok ukur kinerja saham pada pasar modal syariah dan menjadi sarana berinvestasi saham-saham dengan penerapan prinsip syariah bagi para pemodal.
Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran obligasi syariah PT. Indosat Tbk. Pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Jakarta Islamic Index
(JII) merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham mengakomodasi investasi syariah dalam Islam atau indeks yang berdasarkan syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah.
Menurut Hidayat (2011) proses penyaringan emiten di JII adalah sebagai berikut:
a. Seleksi Syariah
1) Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
2) Emiten bukan usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
3) Emiten tidak menjalankan usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.
4) Emiten bukan usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/ atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
b. Seleksi Kapitalisasi
1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar). Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%. 2) Memilih 60 saham dari susunan
saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
c. Seleksi Nilai Volume Transaksi Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
d. Proses Evaluasi Emiten
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitoring secara terus-menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan, maka penulis mempergunakan metode penelitian sebagai berikut:
3.1.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah analisis pengaruh faktor-faktor fundamental dan inflasi terhadap return
saham syariah. Variabel independen yang digunakan yaitu current ratio (X1),
9 Adapun Variabel Dependen nya yaitu
return saham syariah (Y).
3.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menara I Jl. Jend. Sudirman kav. 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia. Tepatnya perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index dan melalui situs resmi BEI (www.idx.co.id).
3.1.3 Sifat Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian melalui pengukuran data yang berupa angka untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder (secondary data), yang ambil dari laporan keuangan tahunan (annual report) pada perusahaan yang berbasis syariah di Jakarta Islamic Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2014.
3.2 Metode Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan yang berbasis syariah yang saham syariahnya tergabung di Jakarta Islamic Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.
3.2.2 Sampel
Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling
dengan menggunakan pemilihan sampel berdasarkan strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (judgement sampling) yaitu pemilihan sampel secara
tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Menurut Sugiyono (2006:84)
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Saham emiten yang halal berdasarkan
ketentuan syariah, kehalalan suatu saham disahkan oleh Dewan Pengawas Syariah.
b. Saham-saham tersebut terdaftar di
Jakarta Islamic Index.
c. Perusahaan emiten menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode Januari 2010 sampai Desember 2014 dan secara berturut-turut masuk dalam Jakarta Islamic Index.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuanga tahun 2010-2014 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Data Sekunder merupakansumber data penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara, seperti www.idx.co.id dan www.bi.go.id.
3.3.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
3.3.2.1 Penelitian pustaka (Library Research).
10
ini. Penelitian ini dasar-dasar teoritisnya berasal dari buku-buku dan sebagai literatur lain seperti jurnal-jurnal, makalah, catatan kuliah, laporan penelitian terdahulu dan lain sebagainya.
3.3.2.2 Dokumen
Menurut sugiyono (2012:240) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan membuat salinan dengan cara menggandakan arsip dan catatan perusahaan yang akan diteliti yaitu data laporan tahunan perusahaan.
3.4 Metode Analisa Data
Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data diperoleh dengan menggunakan dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data dari dokumen perusahaan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisis data yang digunakan berupa:
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif (Descriptive Statistic) merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik-karakteristik data. Untuk melakukan perhitungan data pada statistik parametrik dan non-parametrik, penelitian ini akan menggunakan
software peranti lunak Statistical Package for Social Sciences 22 (SPSS 22).
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu:
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji digunakan untuk mengetahui sebaran data dalam model penelitian berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai signifikan lebih dari 0,05 (>0,050) artinya normalitas model memenuhi syarat berdistribusi normal.
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat melihat dari nilai Tolerance dan nilai
Variance Inflation Faktor (VIF). Nilai
toloerance yang tidak mengalami multikolinearitas adalah nilai tolerance
diatas 0,1. Sedangkan VIF yang tidak mengalami multikolinearitas adalah nilai VIF dibawah 10.
3.4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Deteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji DW (Durbin Watson). Tidak mengalami autokorelasi apabila nilai DW berada diantara 1,5 sampai 2,5.
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
11 terdapat pola yang jelas serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5 Uji Hipotesis
3.5.1 Analisis Regresi Berganda
Model dasar regresi linear yang digunakan adalah:
Y = a + 1X1 + βXβ + γXγ + 4X4 + 5X5 + 6X6 + e
Keterangan:
Y = Return saham syariah a = Konstanta
1 . 6 = Koefesien regresi X1 = Current Ratio
X2 = Total Assets Turnover
X3 = Debt to Equity Ratio
X4 = Return on assets
X5 = Price to book value
X6 = Inflasi
e = Faktor Pengganggu
3.5.2 Uji t (Parsial)
Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan uji t:
Menentukan HO dan Ha
Ho : = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : ≠ 0, artinya ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (α =
5%).
Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak (α =
5%).
3.5.3 Uji F (Simultan)
Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan uji F:
Menentukan Ho dan Ha
Ho : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : 1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang
signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan membandingkan F hitung dengan Ftabel dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika Fhitung > Ftabel, maka Haditerima (α =
5%).
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho ditolak (α =
5%).
3.5.4 Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)
12
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
3.5.5 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel Y (terikat) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel X (bebas) yaitu koefisien yang mengukur besarnya presentase kontribusi X terhadap Y. Nilai R² berada diantara 0 sampai 1. Nilai R² yang mendekati 1 ini berarti informasi yang diberikan oleh variabel independen ke variabel dependen hampir sempurna.
Untuk menentukan koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi r2 = Koefisien Korelasi
3.6 Operasional Variabel
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Indikator
Skala Ukur Data
X1 = CR �R =� �k���a�Lanca�
K��aj�ban�Lanca� Rasio
X2 = TATO ���O =� P�njua�an
���a���k���a Rasio
X3 = DER �ER =� ���a��Hu�an�
���a����da����nd��� Rasio
X4 = ROA RO� = �Laba�B�����
���a������ Rasio
X5 = PBV PBV = Ha��a��a�a���a�a�
N��a��buku�������ba���a�a� Rasio
X6 = Inflasi In� = {IHK� − IHK� −
13 Y = Return saham R� =�P��� − P��� −
P��� − Rasio
4. PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yang diolah menggunakan program SPSS 22 yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebaikan model dan pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
4.1.1 Uji Asumsi Klasik 4.1.1.1 Uji Normalitas
Dari hasil pengujian SPSS dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Variabel independen yang terdiri dari
current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dan inflasi memiliki nilai singnifikasi > 0,05 yaitu 0,189. Hal ini menggambarkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
4.1.1.2 Uji Multikolinearitas
Seluruh variabel yaitu CR, TATO, DER, ROA, PBV dan Inflasi. mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Sehingga Ho ditolak, yang artinya variabel independen tersebut tidak menunjukan adanya gejala multikolinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel independen lainnya). Dengan demikian tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada model persamaan regresi.
4.1.1.3 Uji Autokorelasi
Berdasarkan uji SPSS yang diperoleh Durbin-Watson yaitu sebesar 1,592 adapun dU nya adalah 1,767 dan dL 1,437. Karena DW berada diantara dL dan dU maka menghasilkan kesimpulan tidak mengalami autokorelasi.
4.1.1.4 Uji Heteroskedastisitas
14
Berdasarkan output scatterplot
diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4.1.2 Uji Hipotesis
4.1.2.1 Analisis Regresi Linear
Berganda
Masing-masing koefesien tersebut menunjukan nilai yang menjelaskan bahwa Y (variabel terikat) akan berubah jika X (variabel bebas) diubah.
Tabel 4.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std.
Error Beta
(Constant) .428 .274 2.560 .524
CR -.021 .024 -.110 -.971 .487
TATO -.170 .118 -.293 -2.446 .353
DER .255 .084 .390 3.054 .003
ROA -.494 .726 -.140 -.681 .499
PBV .089 .025 .457 3.597 .001
Inflasi -.088 .038 -.260 -2.302 .025
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disusun persamaan sebagai berikut:
4.1.2.2 Uji t (Parsial)
1. Current Ratio terhadap Return
Saham Syariah
Berdasarkan Uji SPSS maka didapat thitung -0,971 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,487 (> 0,05). Maka diperoleh ttabel sebesar 2,001. Maka dari
hasil pengujian regresi tersebut, thitung
(-1,704) < ttabel (2,001) dapat dijelaskan
bahwa H0 diterima dan H1ditolak maka Current Ratio tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut berarti tidak menjamin apabila perusaahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka return saham yang akan didapatkan oleh pemodal atau investor akan tinggi.
2. Total Assets Turnover terhadap
Return Saham Syariah
Dapat diketahui bahwa TATO memiliki thitung sebesar -2,446 dan ttabel
sebesar 2,001 (thitung < ttabel) dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,153 (> Y = 0,428 – 0,021CR - 0,170TATO +
15 0,05). Dari hasil pengujian regresi
tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0
diterima dan H2 ditolak yang artinya
bahwa Total Asset turnover tidak berpengaruh terhadap return saham syariah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chuzaimah dan Nuramalina (2014) Ia menemukan bahwa rasio aktivitas tidak bermanfaat untuk memprediksi return
saham syariah yang ada di Jakarta Islamic Index untuk periode tersebut.
3. Debt to Equity Ratio terhadap
Return Saham Syariah
DER memiliki thitung sebesar 3,054
dan ttabel sebesar 2,001 (thitung < ttabel)
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0
diterima dan H3 ditolak yang artinya
bahwa Debt to equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Nilai debt to equity meningkat akan membuat pasar bereaksi positif dan akan cenderung menginterpretasikan sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan dimasa yang akan datang.
4. Return on Asset terhadap
Return Saham Syariah
Dapat diketahui bahwa ROA memiliki thitung sebesar dan ttabel
sebesar-0,681 (thitung < ttabel) dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,499 (> 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 diterima dan H4
ditolak yang artinya bahwa return on Asset tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah.
Hal tersebut menunjukan bahwa ada kinerja perusahaan yang kurang baik karena apabila nilai ROA tinggi maka menunjukan bahwa perusahan tersebut memanfaatkan aktivanya sehingga memperoleh laba.
5. Price to Book Value terhadap
Return Saham Syariah
Price to Book Value memiliki thitung
sebesar 3,597 dan ttabel sebesar 2,001
(thitung > ttabel) dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 ditolak dan H5
diterima yang artinya bahwa price to book value berpengaruh terhadap return
saham syariah. Ini artinya bahwa para investor juga mempertimbangkan rasio PBV. Rasio PBV yang rendah merupakan investasi yang aman.
6. Inflasi terhadap Return Saham Syariah
B besarnya nilai thitung -2,302
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,025 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa HO
diterima dan H6 ditolak artinya bahwa
inflasi tidak berpengaruh terhadap return
saham syariah. Hal tersebut mengindikasi apabila tingginya tingkat inflasi akan memicu meningkatnya resiko yang dihadapi Oleh karena itu, investor akan cenderung untuk melepas saham yang mereka miliki karena dikhawatirkan apabila memegang terlalu lama kerugian semakin besar.
4.1.2.3 Uji F (Simultan)
Tabel 4.2. Uji f (Simultan)
16
Model
Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 2.211 6 .368 4.690 .001b
Residual 4.557 58 .079
Total 6.768 64
a. Dependent Variable: Return Saham Syariah
b. Predictors: (Constant), Inflasi, TATO, DER, PBV, CR, ROA
Berdasarkan tabel diatas, Fhitung
diperoleh nilai sebesar 4,375dan Ftabel
sebesar 2,240 (Fhitung > Ftabel) dengan nilai
signifikan 0,001. Karena nilai signifikan kurang dari 0,05. Maka Ho ditolak yang
berarti bahwa variabel independen yang terdiri dari CR, TATO, DER ROA, PBV dan inflasi secara simultan mempengaruhi return saham syariah secara signifikan.
4.1.2.4 Koefesien Determinasi
Tabel 4.3. Uji Koefesien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .872a .827 .757 .28030 1.675
a. Predictors: (Constant), Inflasi, TATO, DER, PBV, CR, ROA
b. Dependent Variable: Return Saham Syariah
Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukan nilai adjusted R Square (adjusted R2) sebesar 0,757
sebesar 75,7% atau (0 ≤ 0,757 ≤ 1). Nilai ini masuk (0,60 – 0,799) atau kuat ketepatannya. Nilai ini menunjukan bahwa variabel return saham syariah dapat dijelaskan sebesar 75,7% oleh
17
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Variabel current ratio tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Hal tersebut mengindikasi bahwa apabila perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya bukan berarti perusahaan dapat meningkatkan return saham yang akan di dapatkan oleh investor atau pemodal.
b. Variabel total asset turnover tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Hal ini mengindikasi bahwa rasio aktivitas (total asset turnover) tidak bermanfaat bagi investor pada periode tersebut.
c. Variabel debt to equity ratio
menunjukan adanya pengaruh akan signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut menunjukan bahwa debt to equity ratio tidak menyebabkan perubahan return
saham syariah pada periode tersebut akan tetapi para investor tidak mengabaikan rasio utang perusahaan. d. Variabel Return on Asset tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham syariah di
Jakarta Islamic Index. Hal ini mengindikasi apabila nilai ROA rendah maka return saham yang didapatkan oleh para stockholders
akan rendah pula.
e. Variabel price to book value
menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut menunjukan
bahwa investor juga
mempertimbangkan bahwa rasio PBV yang rendah adalah investasi yang aman.
f. Variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return
saham syariah di Jakarta Islamic Index. Tingginya tingkat inflasi akan memicu tingginya risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, para investor akan cenderung melepaskan sahamnya agar kerugian tidak semakin membesar.
g. Variabel independen yang terdiri dari
current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dan inflasi secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi return saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index.
5.2 Saran
Penelitian ini masih banyak keterbatasan, oleh karena itu beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain:
a. Penelitian ini hanya mengambil variabel current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dari beberapa variabel mikro ekonomi lainnya yang dianggap memiliki pengaruh terhadap return saham syariah dan hanya inflasi yang menjadi variabel makro ekonomi. Kedepan agar ditambahkan faktor-faktor lain dalam menganalisis faktor-faktor fundamental perusahaan dan dari segi makro ekonomi seperti suku bunga dan nilai tukar.
b. Penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang konsisten terdaftar dalam tiap periode penentuan perusahaan yang dianggap memenuhi syarat untuk terdaftar di
18
tergabung dalam Jakarta Islamic Index.
c. Bagi manajemen sebaiknya lebih memperhatikan kenaikan maupun penurunan DER dan PBV perusahaan karena sangat mempengaruhi return
saham syariah.
d. Bagi Investor sebaiknya lebih selektif lagi dalam memilih portofolio saham dan lebih memperhatikan faktor-faktor intern maupun ekstern perusahaan emiten.
DAFTAR PUSTAKA
Benny. β015, “Kitab Suci Investor Saham”, Cetakan 1, Jakarta, Kota
Mekkah Citra Gran.
Chuzaimah, Nuramalina. β014, “Analisis pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap return saham syariah pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII)”. Jurnal ilmu
manajemen dan akuntansi. Universitas Muhammadiyah., Surakarta.
Elzadora, Rida. β009, “Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Ekonomi terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007)”. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.,Surakarta.
Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Kinerja Keuangan”. Bandung: Alfabeta.
Gunawan, Yuniati, β001. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Simposium
Nasional Akuntansi VI.
Ghazali. 2006, “Imam Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS 1”. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
______ . 2011, “Imam Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS 1”. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
______ .β016, “Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Haanurat, A. Ifayani. β01γ. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi Makro terhadap Return Saham Syariah yang Listing di Jakarta Islamic Index. Jurnal Manajemen dan Bisnis”. Vol. 3 No. 2 April 2013, Universitas Muhammadiyah Makkasar.
Hanafi, β004. “Mahmud M Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta:
BPFE.
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. β010. “Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis”.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Husnan, β006 “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi γ, Yogyakarta:
UPP AMP YKPMN.
Jogiyanto, H.M. β00γ, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.
Yogyakarta: BPFE–UGM.
Kasmir, β008, “Analisis Laporan Keuangan”, Rajawali Pers,
19 Prihadi, β010, “Analisis Laporan
Keuangan”. PPM Manajemen.
Jakarta.
Prihatini, Ratna. β009. “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-β006)”. Tesis Magister Manajemen Undip. Semarang.
Soemitra, Andri. β009. “Bank dan lembaga keuangan syariah”.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono, β006, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif“
Alfhabeta. Bandung.
______. 201β, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif“
Alfhabeta. Bandung.
Taufik Hidayat. β011. “Buku Pintar Investasi Syariah”. Jakarta
20
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA-CHINA
PADA PERIODE ASEAN- CHINA FREE TRADE AREA
(ACFTA) TAHUN 2005 - 2014
Yenny Yuliana
Program Studi Magister Manajemen, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Email: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to analyze how the position of Indonesia-China balance of trade in the period of the ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) in 2005-2014 by using descriptive analysis followed by economic analysis of regression equation and classical assumption test using stepwise linear regression method. This study uses a causality study, by using variable Real Exchange Rate, Foreign Direct Investment, Customs Tariff ACFTA, Indonesia Gross Domestic Product and China Gross Domestic Product. This study was conducted with the data Q1 2005 to Q4 2014. The results showed that of the five variables studied, there are two influencing variables that affect the Indonesia balance of trade: Real Exchange Rate and Indonesia Gross Domestic Product. While, in theory, Foreign Direct Investment, Customs Tariff ACFTA and China Gross Domestic Product variables should also be influential in Indonesia's balance of trade but the results of this study found no significance among these three variables in improving Indonesia's balance of trade.
Key Words: Balance of Trade, Real Exchange Rate, Foreign Direct Investment, Gross Domestic Product, Customs Tariff.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menganalisa posisi neraca perdagangan Indonesia-China pada periode Asean-China Free Trade Area (ACFTA) dengan menggunakan analisis deskriptif dilanjutkan dengan analisis ekonomi dari persamaan regresi dan uji asumsi klasik menggunakan metode regresi linear berganda stepwise. Penelitian ini menggunakan penelitian kausalitas dengan menggunakan variabel Real Exchange Rate, Foreign Direct Investment, Tarif Bea Masuk ACFTA, Gross Domestic Product Indonesia dan Gross Domestic Product China. Penelitian dilakukan dengan data triwulan 1 2005 sampai dengan triwulan 4 tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima variabel yang diteliti terdapat dua variabel yang berpengaruh dalam neraca perdagangan Indonesia yaitu variabel Real Exchange Rate dan Gross Domestic Product Indonesia. Walaupun secara teori, variabel Foreign Direct Investment, Tarif Bea Masuk ACFTA dan Gross Domestic Product China juga seharusnya berpengaruh dalam neraca perdagangan Indonesia tetapi dalam hasil penelitian ini tidak ditemukan hasil yang secara signifikan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh dalam meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.
21
1. PENDAHULUAN
Perkembangan global yang dialami ASEAN menjadikan kawasan ini perlu melakukan kerjasama ekonomi di dunia Internasional, mengingat pentingnya perdagangan ASEAN dengan negara-negara lain di luar kawasan. Hal ini agar berbagai peluang kerjasama dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha ASEAN untuk bersaing secara internasional, di samping itu ASEAN harus dapat menjadi pasar yang menarik bagi investasi asing. Melalui pembentukan kawasan perdagangan bebas (Free Trade Area/ FTA) ASEAN melakukan kerjasama ekonomi dengan beberapa negara mitra seperti Jepang, China, Korea, Australia, Selandia Baru dan India. Dalam kerjasama ini pula setiap negara anggota ASEAN dapat melakukan kerjasama negara-negara yang menjadi mitra ASEAN tersebut.
ACFTA dimulai ketika pada tahun 2001 digelar ASEAN-China Summit di Bandar Seri Bengawan, Brunei Darussalam. Pertemuan kelima antara ASEAN dengan China ini menyetujui usulan China untuk membentuk ACFTA dalam waktu 10 tahun. Lima bidang kunci yang disepakati kerjasama adalah pertanian, telekomunikasi, pengembangan sumberdaya manusia, investasi antar-negara dan pembangunan di sekitar area sungai Mekong. Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan pertemuan antar Menteri Ekonomi dalam ASEAN-China Summit tahun 2002 di Phnom Penh, Vietnam. Pertemuan ini menyepakati “Framework Agreement on
Comprehensive Economic Cooperation” (CEC) Between ASEAN and The
People’s Republic of China, dimana
sejak saat inilah ACFTA dideklarasikan. Tujuan dari kerangka perjanjian tersebut adalah untuk: (1) memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi di antara negara anggota; (2) meriberalisasikan dan mendorong perdagangan barang dan
jasa dan juga menciptakan rezim investasi yang fasilitatif dan transparan; (3) mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan kedua belah pihak dan (4) memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan negara anggota baru ASEAN dan menjembatani gap yang ada di antara negara anggota.
Menindaklanjuti pertemuan tahun 2002 maka pada tahun 2004 kembali pemimpin ASEAN dan China bertemu untuk menandatagani
Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China. Perjanjian ini meliputi: (a) pengurangan atau penghapusan tarif barang yang dibagi dalam Normal Track
dan Sensitive Track, di luar Early Harvest Programm, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2005; (b) liberalisasi secara progresif perdagangan jasa dan (c) membangun regim investasi yang kompetitif dan terbuka dalam kerangka ACFTA.
Dalam ACFTA seluruh negara sudah harus mengurangi tarif menjadi 0-5% untuk 40% komoditas yang ada pada
22
Perjanjian ACFTA ini dilakukan dalam beberapa tahap. Fase awal dari kesepakatan perdagangan ini dikenal dengan Program Panen Awal (EHP-
Early Harvest Programme). EHP adalah suatu program untuk mempercepat implementasi ACFTA di mana tarif Most Favored Nation (MFN) sudah dapat dihapus untuk beberapa kategori komoditas tertentu. Ini mulai dilaksanakan tanggal 1 Januari 2005, merupakan komitmen pemotongan tarif bagi produk-produk sector pertanian ASEAN yang masuk ke China.
Sejak perjanjian ACFTA mulai diberlakukan tentunya negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia telah mempersiapkan diri dalam menghadapi peluang dan tantangan yang ada. Sebagai bagian dari keseriusan pemerintah mengawali dengan meratifikasi
Framework Agreement ASEAN-China FTA melalui Keputusan Presiden Nomor. 48 tahun 2004, pasal 1: Mengesahkan FrameworkAgreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of South East Asian Nations and the people’s Republik of China (persetujuan kerangka Kerja mengenai Kerjasama Ekonomi menyeluruh antara Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik Rakyat China), yang telah ditandatangani Pemerintah Republik Indonesia di Phnom Penh, Kamboja, pada tanggal 4 November 2002, sebagai hasil perundingan antara para wakil Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik Rakyat China yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris dan terjemahannya terlampir pada keputusan presiden ini.
Keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini menandakan bahwa pemerintah Indonesia telah siap dalam menghadapi ACFTA. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, industri-industri sebagai penopang perekonomian Indonesia malah terkena dampak negatif
dengan adanya ACFTA, akibatnya ekonomi Indonesia seakan jalan di tempat. Pasar domestik Indonesia kalah bersaing dengan produk impor yang terus membanjiri pasar domestik Indonesia, khususnya barang China. Fakta ini sejalan dengan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik, di mana neraca perdagangan antara Indonesia dengan China kini mengalami defisit. Artinya nilai impor dari China masih lebih besar dibanding ekspor Indonesia ke China.
Sarbapriya (2012) melakukan penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan India untuk periode 1972-2011 dengan menggunakan variabel-variabel real effective exchange rate, foreign direct investment, domestic consumption, dan foreign income. Dalam penelitiannya Sarbapriya menggunakan teknik ekonometrik seperti Augmented Dickey Fuller Test, Johansen Cointegration test, dan OLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa foreign direct investment dan foreign income
mempunyai pengaruh positif terhadap neraca perdagangan, sedangkan domestic consumption dan real effective interest rate mempunyai pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan.