• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Semcall ProdiAkuntansiS1Unpam 29112016 Large

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Semcall ProdiAkuntansiS1Unpam 29112016 Large"

Copied!
819
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

PROSIDING

Seminar Nasional dan

Call for Papers

“Ta ta ga Pe ge ba ga Il u Aku ta si,

Inklusi Keuangan dan Kontribusinya

(3)

iii PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers“Ta ta ga Pe ge ba ga Il u Akuntansi, Inklusi Keuangan dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan"

Penanggung Jawab

H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M

Koordinator Kegiatan

Yusa’ Far ha , S.Sos., M.Si

Reviewer

Nofryanti, S.E., M.Akt Anita Anggraini, S.Pd., M.Pd

Prof.Dr.Gustian Djuanda, S.E., M.M Muhammad Ridwan, S.E., M.M Shinta Ningtyas Nazar, S.E., M.Acc., Akt Indra Iman Sumantri, S.E., M.M Susi Sih Kusumawardhany, S.E., M.Acc., Ak., CA Effriyanti, S.E, Akt., M.Si., CA Julian Maradina, S.E., M.Si., Akt., CA Dr. Khayatun Nufus, S.E., M.Si R. Mohd Zamzami, S.EI., M.Si Yunita Kurnia Shanti, SE., M.M Akhmad Sigit Adiwibowo, S.E., M.Ak

Muhammad Sopiyana, S.PdI., M.Pd

Editor Ahli Putri Nurmala Listya Sugiyarti

Ibram Pinondang Dalimunthe

Editor Pelaksana

Donny Indradi Rifkhan Wiwit Irawati

Dila Angraini Rosita Wulandari Dewi Rani Gustiasari Erika Astriani Aprilia Tri Utami Septian Arief Budiman

Penerbit

Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang

Jalan Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten 15417

Jumlah: ix + 809 hlm. Ukuran: 21,0 x 29,7 cm

Desember 2016

ISBN: 978-602-60738-1-5

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Seminar Nasional dan Call for Papers ini merupakan acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang. Kegiatan ini merupakan forum diseminasi berbagai hasil penelitian baik telaah teoritis maupun penelitian empiris yang dilakukan para akademisi, dosen dan mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia.

Seminar Nasional dan Call for Papers ini mengusung tema “Ta ta ga Pe ge ba ga

Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”. Melalui Seminar Nasional dan Call for Papers ini, diharapkan terhimpun berbagai pemikiran dan gagasan dari para peserta untuk turut berkontribusi terhadap agenda pembangunan ekonomi baik nasional maupun lokal. Prosiding ini memuat 45

(empat puluh lima) paper hasil penelitian dengan sub-sub tema yaitu Accounting, Finance and Banking, Good Corporate Governance, Management, Economic Regional, dan lain sebagainya yang dikirim oleh para dosen, peneliti, dan mahasiswa baik dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari berbagai kota di Indonesia.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pemakalah yang hadir dan mempresentasikan hasil penelitiannya di Universitas Pamulang. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call for Papers ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan maupun keterbatasan selama penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call for Papers. Oleh karena itu, izinkan kami mengucapkan permohonan maaf jika hal tersebut kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu sekalian.

Wassala u’alaiku Wr. Wb.

Tangerang Selatan, 13 Desember 2016

Ketua Program Studi Akuntansi S1 Ketua Panitia

Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Seminar Nasional dan Call for Papers

H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M Yusa’ Farchan, S.Sos., M.Si

(5)

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Inflasi Terhadap Return Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftardalam Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2014

Lastri Sulastri, Anggun Putri Romadhina ... 1

Neraca Perdagangan Indonesia-China pada Periode Asean-China Free Trade Area (ACFTA) Tahun 2005-2014

Yenny Yuliana ... 20

Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan (Studi Kasus pada Puskesmas Kota Palembang)

Rika He da Safitri, Siti Hali atussa’diah, Muha ad Ri aldi ... 43

Analisis Pengaruh Diskresi Akrual terhadap Pendapatan: Upaya Interpretasi atas Implementasi Basis Akuntansi Akrual pada Pemerintah Daerah

Abdul Rohman ... 64

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial dan Dewan Direksi terhadap Nilai Perusahaan pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015 (Studi Kasus: Top 10 Perbankan Terbaik di Indonesia)

Susanto Wibowo ... 84

Analisa Pengaruh Kandungan Informasi Akuntansi terhadap Perilaku Investor dan Harga Saham Perusahaan ... 103

Amelia, Irma Paramita Sofia

Pengaruh Ukuran Dana Kelolaan, Umur Reksa Dana, dan Biaya Operasi Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (Periode Tahun 2011)

Arie Apriadi Nugraha ... 118

Analisis Audit Internal atas Pengakuan dan Pengukuran Aset Biologis pada Perusahaan Kelapa Sawit

Arief Indrawan, Holiawati ... 150

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap ReturnStock

Ariza Roni Taufik ... 174

Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas dengan Mediasi Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Swasta

(6)

vi

Pengaruh Internet Financial Reporting, Earnings Management, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014)

Dwirini ... 210

Pengaruh Ukuran KAP, Financial Distress, Kepemilikan Institusional, Pergantian Manajemen dan Opini Audit terhadap Auditor Switching

Elisabeth Yohana, Agus Ismaya Hasanudin ... 230

Teori Institusi dan Senjangan Anggaran Pendapatan Daerah dalam Meningkatan Kemandirian Daerah Kota Padang

Fefri Indra Arza, Erly Mulyani ... 245

Analisis Pembangunan Regional melalui Integrasi Sektor Ekonomi Primer, Industri dan Keuangan (Studi Kasus di Jawa Barat melalui

Input-Output Analysis)

Fryanto Anugrah Rhamdhani, Billi Arifauzan, Wahyu Ramadhan ... 258

Penerapan Pola Pembayaran INA-CBGS BPJS Kesehatan dalam Tinjauan

Regulasi dan Implementasi ... 275 Irwin Ananta

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Working Capital Turnover (WCTO) dan Struktur Aktiva terhadap Return on Asset (ROA)

(Studi Empiris pada Sektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015)

Mohamad Zulman Hakim ... 291

Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Pasien di Klinik Swasta

Mariany Puspita Subrata, Widaningsih ... 314

Pengaruh Work Life Balance dan Locus of Control terhadap Kualitas Audit dengan Gender sebagai Variabel Pemoderasi

Reni Sartika Dewi, Holiawati ... 324

Pengaruh Orientasi Etika, Pengalaman dan Komitmen terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris pada KAP di Tangerang dan Tangerang Selatan)

Rizka Ristiani, Holiawati ... 343

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang

(7)

vii Analisis Kebangkrutan dengan Model Altman Z-Score pada Perusahaan Sektor

Industri Dasar dan Kimia di BEI Periode 2013-2014

Suci Kurniawati ... 386

Penerapan Kontrak Pembiayaan Bank Syariah Perspektif Maqasid Syariah dalam Upaya Pembangunan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan

Taufik Kurrohman ... 409

Persepsi Mahasiswa dan Dosen Akuntansi terhadap Penerapan Sistem I for asi Akade ik da Keua ga SIAKAD U i ersitas Mathla’ul A ar Banten

Verliani Dasmaran ... 426

Kemampuan Pelayanan dan Komitmen kepada Pasien terhadap Kepuasan Pasien; Studi pada Rumah Sakit Swasta

Yohana Elisabeth Lein,Widaningsih ... 439

Pengaruh Kepemilikan Publik, Persentase Return on Asssets dan Financial

Distress terhadap Pergantian Auditor ... 449 Iin Rosini, Ardianti

Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Bank Umum Syariah Berdasarkan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR)

Apip Zanariyatim, Ai Nur Bayinah, Oni Sahroni ... 464

Posdaya Universitas Trilogi sebagai Pengejawantahan Sustainability Reporting

Afrizal Aziz ... 481

Analisa Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penerbitan Sustainability Report terhadap Keberlangsungan Usaha

Angela Tamara, Ghaliza Amola, Dwi Ayannisa ... 502

Pengaruh Sustainability Leadership Dosen Kewirausahaan terhadap Minat Mahasiswa untuk Menjadi Ecopreneur (Studi Pendahuluan Mahasiswa Non-Bisnis di Indonesia)

Antania Shinta Yuwono, Kurnia Perdana ... 523

Analisis Peran Sukuk Bagi Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Baiti Nur Fadian ... 536

Pengaruh Self Assesment System Pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi terhadap Ketaatan Pengungkapan Harta Wajib Pajak pada Pelaporan

Tax Amnesty

(8)

viii

Good Corporate Governance dan Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Perusahaan

Giawan Nur Fitria ... 563

Pengaruh Pengalaman Kerja dan Profesional Skeptisisme Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit dengan Independensi sebagai Variabel Moderating

Imam Tri Saputra, Holiawati ... 579

Pengaruh Mediasi Opini Laporan Hasil Pemeriksaan tentang Pengaruh Akuntabilitas, Creative Accounting, Konsep Audit, dan Peran Auditor terhadap Audit Expectation GAP (Studi Empiris pada BPK RI, DPRD, BPKAD, dan KAP Provinsi DKI Jakarta)

Islami Dian Pertiwi, Roni Budianto ... 602

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intention pada Agen Call Center PT. ABC Menggunakan Metode Structural Equation Modelling

Juli Ismanto ... 617

Penerapan Value Chain Komoditas Beragam dalam Upaya Mendukung Program Keuangan Berkelanjutan

M. Faisal ... 643

Peran Auditor Internal dalam Penerapan Good Corporate Governance dan Efisiensi Kinerja Keuangan

Prila Diah Triani ... 667

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Ra i’ah Al Ada iyah, Sugiyanto ... 689

Pengaruh Overvalued Equities terhadap Audit Fees dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Moderating

Ryan Ramadhan, Roni Budianto ... 710

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien dengan Moderasi Keterampilan Komunikasi: Studi Kasus pada Pasien Asuransi Pemerintah di Rumah Sakit Umum Swasta

Sonya Kartawidjaja, Tantri Yanuar Rahmat Syah ... 726

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi terhadap Kepuasan Pelanggan pada Program Pasca Sarjana di Universitas Pamulang

Sri Nitta Crissiana Wirya Atmaja... 737

Pengaruh Moralitas Individu dan Kompensasi Perusahaan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada Koperasi BMT Wilayah Ciputat

(9)

ix Motif Transformasi Wirausahawan menjadi Wirausahawan Sosial

(Studi Pilot pada Wirausahawan Mahasiswa di Provinsi Lampung)

Yuli Yanti, Ni Putu Febi Istiani, Kurnia Perdana ... 771

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan dan Karakteristik Personal terhadap Pertumbuhan UMKM yang Berkelanjutan (Kasus: Wirausaha Pengolahan Kentang di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi)

Silvia Sari ... 781

Analisis Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan dengan Harga sebagai Variabel Moderasi

(Studi Kasus pada Tempat Pijat Bersih Sehat di Menteng, Jakarta Pusat)

(10)
(11)

1

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL

DAN INFLASI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN 2010-2014

Lastri Sulastri*), Anggun Putri Romadhina

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan

*Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of the current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on assets, price to book value, and inflation to return stock syariah either partially or simultaneously. Measured by looking at the data of annual financial statements of companies incorporated in the Jakarta Islamic Index in 2010-2014. The research sample there are 13 companies that successively included in the index JII. Statistical method used is multiple linear regression analysis at 5% significance level. These results indicate that partially CR, TATO, ROA and inflation does not significantly affect the return of Islamic stocks in companies incorporated in the JII. As well as the DER, and PBV partially but not significant effect on stock returns syariah. Simultaneous CR, TATO, DER, ROA, PBV and the inflation effect on stock return of syariah.

Key Words: Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to EquityRatio (DER), Return on Assets (ROA), Price to Book Value (PBV), Inflation and Stock Return Syariah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value, dan inflasi terhadap return saham syariah baik secara parsial maupun simultan. Diukur dengan melihat data laporan keuangan tahunan perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2010-2014. Sampel penelitian ini ada 13 perusahaan yang berturut-turut masuk dalam index JII. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda pada tingkat signifikasi 5%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial CR, TATO, ROA dan Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham syariah pada perusahaan yang tergabung dalam JII. Serta DER dan PBV secara parsial berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap return saham syariah. Secara Simultan CR, TATO, DER, ROA, PBV dan Inflasi berpengaruh terhadap return saham syariah.

(12)

2

1. PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan tolok ukur dari perkembangan ekonomi suatu negara dalam hal instrumen sistem keuangan. Instrumen pasar modal Islam di Indonesia telah hadir pada 3 Juli 1997, hal ini ditandai dengan peluncuran danareksa Islam oleh PT. Danareksa

Invesment Management, selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Invesment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada 3 Juli 2000 yang bertujuan membantu investor yang ingin menanamkan dananya sesuai dengan prinsip Islam. Baik pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah mempunyai tingkat risiko yang berbeda. Saham adalah salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko ini tercermin dari ketidakpastian return yang di dapatkan oleh investor di masa yang akan datang.

Untuk memprediksi kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan, investor membutuhkan informasi keuangan. Informasi ini bersifat fundamental. Analisis Fundamental yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas dengan menggunakan current ratio, rasio aktivitas menggunakan total assets turnover, rasio solvabilitas menggunakan debt to equity ratio, rasio profitabilitas menggunakan return on assets dan rasio pasar menggunakan

price to book value. Selain faktor fundamental, ada faktor lain yang mampu mempengaruhi respon pasar terhadap investasi saham yaitu faktor eksternal, salah satunya adalah makro ekonomi. Dalam penelitian ini makro ekonomi yang digunakan adalah kebijakan moneter yaitu berupa tingkat inflasi yang

terjadi di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A. Ifayani Haanurat (2013), bahwasannya inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan harga barang secara umum. Kondisi ini mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang semakin tinggi. Harga jual yang tinggi menyebabkan menurunnya daya beli, dan hal ini akan mempengaruhi keuntungan perusahaan dan akhirnya akan berpengaruh terhadap return saham yang akan mengalami penurunan.

2. KERANGKA TEORI

2.1 Analisis Fundamental

Menurut Jogiyanto dikutip dalam Chuzaimah dan Amalina, analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental berupa laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sebuah tolok ukur untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memutuskan investasi bagi calon investor.

Salah satu alat yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melihat bagaimana rasio keuangan. Rasio keuangan dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk membandingkan rasio pada saat sekarang dengan saat yang akan datang. Adapun bagi investor adalah membandingkan rasio keuangan satu perusahaan/ industri dengan perusahaan/ industri lain yang sejenis dengan maksud nantinya akan bisa memberikan suatu analisis perbandingan yang memperlihatkan perbedaan dalam kinerja keuangan.

(13)

3 ruang lingkup dan tujuannya yaitu rasio

likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage/ solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (Current Ratio) adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aset lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Jadi, rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek/ hutang lancar.

b. Total Asset Turnover

Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan di mana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.

c. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total utang dan modal sendiri (equity). Total utang merupakan penjumlahan dari total kewajiban lancar (current liabilities) dan utang jangka panjang (long term debt).

d. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (laba atas aset), mengukur tingkat laba terhadap aset

yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut.

e. Price To Book Value Ratio

Rasio ini menunjukkan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76).

2.2 Inflasi

Inflasi merupakan suatu kejadian atau kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami penurunan, apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan mengakibatkan memburuknya ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik suatu negara (Fahmi, 2011). Inflasi ini sangat membahayakan perekonomian dan mampu menimbulkan efek yang sangat sulit untuk diatasi.

2.2.1 Pembagian Inflasi

Berdasarkan Fahmi (2011) dari segi asal terjadinya inflasi ada dua, yaitu: a. Inflasi Domestik (Domestic Inflation)

(14)

4

kenaikan harga barang secara keseluruhan.

b. Inflasi Impor (Imported Inflation)

Imported inflation disebabkan karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di luar negeri, seperti terjadinya guncangan ekonomi di Negara Amerika Serikat yang memberikan pengaruh pada naiknya berbagai barang yang berasal dari Negara Amerika. Jika suatu negara memiliki tingkat ketergantungan yang begitu tinggi untuk ekonomi luar negeri terutama pada kurang ketersediaan kemampuan dalam memproduksi barang dalam jenis tertentu maka saat inflasi terjadi salah satunya berakibat pada naiknya jenis barang tersebut dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.

2.2.2 Faktor Penyebab Inflasi

Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan inflasi adalah sebagai berikut:

a. Structural Inflation (Inflasi Struktural)

Yaitu suatu keadaan yang ditimbulkan oleh bertambahnya volume uang, tetapi karena

pergeseran struktur ekonomi, yaitu pergerakan faktor-faktor produksi dari sektor non industri ke sektor industri.

b. Cost Push Inflation

Yaitu inflasi yang disebabkan oleh kebijakan perusahaan yang menaikkan harga barang dagangannya karena implikasi dari kenaikan biaya internal seperti kenaikan upah buruh, suku bunga atau juga karena mengharapkan memperoleh laba yang tinggi.

c. Demand Full Inflation

Yaitu inflasi yang timbul karena didorong oleh biaya. Inflasi lainnya seperti karena faktor kenaikan pendapatan masyarakat atau juga disebabkan oleh ketakutan akan terjadi kenaikan harga yang terus-menerus sehingga masyarakat memborongnya, inflasi seperti ini disebut juga dengan inflasi yang timbul karena dorongan permintaan.

2.2.3 Skala Penilaian Inflasi

Dari segi perspektif skala penilaian inflasi maka ada empat kategori skala yang biasa dipakai, yaitu:

Tabel 2.1 Skala Penilaian Inflasi

No. Jenis Inflasi Definisi Skala

Penilaian 1. Inflasi Ringan

(Creeping Inflation)

Kondisi inflasi seperti ini disebut dengan inflasi ringan karena skala inflasinya berada di bawah 10%. Kondisi yang ringan seperti ini dialami oleh Indonesia pada era sekarang yaitu pasca reformasi dan pada masa Orde Baru.

< 10% Pertahun

2. Inflasi Sedang (Moderate Inflation)

Inflasi moderat dianggap tidak efektif bagi kelangsungan ekonomi suatu negara karena dianggap mampu mengganggu dan bahkan mengancam pertumbuhan ekonomi.

10 – 30 % Pertahun

3. Inflasi Berat Inflasi berat adalah di mana sektor-sektor ekonomi sudah mulai mengalami kelumpuhan kecuali yang dikuasai oleh negara.

(15)

5 4. Inflasi Sangat Berat

(Hyper Inflation)

Inflasi ini terjadi pada masa perang dunia kedua (1939-1945) di mana untuk keperluan perang terpaksa harus mencetak uang secara berlebihan.

>100 %

Pertahun

2.3 Return Saham Syariah

2.3.1 Investasi Saham Syariah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.20/DSN-MUI/IV/2001, Saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Jadi, saham merupakan instrumen investasi yang sampai saat ini masih menjadi dominan para investor dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan memiliki sebuah perusahaan, investor berarti telah ikut dalam penyertaan modal perusahaan, sebagai gantinya investor mendapatkan saham sebagai bukti kepemilikan perusahaan tersebut. Semakin besar saham yang dimiliki oleh seorang investor, maka semakin besar pula kekuasaan yang dimilikinya. Keuntungan yang diperoleh dari saham disebut dividen. Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ditentukan berapa dividen yang dibagi dan laba ditahan. Selain dividen, para pemegang saham dimungkinkan mendapatkan

capital gain, yaitu selisih lebih antara harga beli dengan harga jual saham. Akan tetapi harus dapat menghadapi risiko capital loss yang merupakan kebalikan dari capital gain yaitu ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki kemudian dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan, maka prioritas pemegang saham mendapat terakhir setelah kewajiban dapat dilunasi.

Berdasarkan Soemitra (2009), saham merupakan surat berharga yang mempresentasikan modal ke dalam suatu

perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti minuman beralkohol. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan dengan akad musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah pada umumnya dilakukan pada perusahaan privat, sedangkan mudharabah umumnya dilakukan pada saham perusahaan publik.

Di Indonesia prinsip-prinsip pernyataan modal secara syariah tidak diwujudkan dengan bentuk saham syariah akan tetapi berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia ada Jakarta Islamic Index (JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN).

2.3.2 Jenis-Jenis Saham

Berdasarkan Hidayat (2011), jenis-jenis saham dibagi dua, yaitu: 2.2.3.1 Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham di mana pemegang saham mewakili kepemilikan diperusahaan sebesar modal yang ditanamkan kepemilikannya akan berhenti ketika saham tersebut dijual kepada investor lain. Karakteristik saham biasa, antara lain:

(16)

6

pemegang saham mendapatkan hak terakhir atas aset perusahaan setelah kewajiban perusahaan dilunasi. b. Capital gain yaitu keuntungan yang

diperoleh dari penjualan saham, di mana harga jual lebih tinggi dari harga beli.

c. Tidak ada tanggal jatuh tempo. d. Memiliki hak suara dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). e. Pemegang saham tidak memiliki

tanggung jawab terbatas secara pribadi.

f. Saat perusahaan mengeluarkan saham baru, pemegang saham memiliki hak untuk memesan efek terlebih dahulu. 2.2.3.2 Saham Preferen (Preferred

Stock)

Saham ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan saham biasa. Saham ini adalah produk hybrid

(campuran) antara saham biasa dengan efek pendapatan tetap karena pemilik saham ini akan mendapatkan pendapatan tetap yang dibagikan secara rutin dalam bentuk dividen. Bagi pihak yang menerbitkan, saham ini memiliki kelebihan karena dua hal:

a. Tidak diperhitungkan dalam perhitungan dalam perhitungan

earning per share (EPS).

b. Tidak dianggap sebagai debt equity

sehingga tidak menambah beban hutang perusahaan.

Bagi investor pemilik saham, saham ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah:

a. Memberikan dividen secara rutin. b. Mendapatkan keuntungan dari

Capital gain.

c. Jika perusahaan dilikuidasi, saham preferen mempunyai hak likuidasi yang lebih tinggi dibandingkan saham biasa karena pemilik saham ini akan didahulukan untuk menerima pembayaran.

d. Memiliki hak memberikan suara. Kelemahan saham preferen,yaitu: a. Saham ini sangat rentan terhadap

inflasi dan perubahan suku bunga.

b. Jika tidak ada dividen yang dibagikan, maka hal tersebut tidak termasuk tindakan wanprestasi.

2.3.3 Untung Rugi Investasi Saham

Dengan memiliki saham, investor bisa mendapatkan keuntungan dari aktivitas perusahaan (dividen), maupun yang berasal dari harga saham itu sendiri (Capital gain).

a. Dividen

Dividen adalah keuntungan yang didapat dari aktivitas bisnis perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham. Jumlah yang diperoleh tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Faktor-faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan pemberian dividen adalah keuntungan perusahaan, prospek pertumbuhan usaha, likuiditas perusahaan, aspek hukum dan keadaan pasar.

Dividen adalah pendapatan bersih perusahaan setelah pajak (net income after tax atau earning after tax) dikurangi laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Dividen yang diperoleh bisa berbentuk tunai (Cash Deviden) atau berbentuk saham (Stock Devidend).

b. Dividen Saham (Stock Devidend) Adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Dividen saham dikeluarkan selain untuk memberikan keuntungan para pemegang saham juga untuk meningkatkan likuiditas saham di bursa efek.

(17)

7 memutuskan dividen. Contoh: Tunas

Baru Lampung (TBLA) pada Agustus 2003 membagikan dividen saham dimana pemegang 20 lembar saham lama berhak mendapatkan 1 lembar saham baru.

c. Dividen Tunai (Cash Devidend) Adalah dividen yang dibayarkan berupa uang tunai. Dividen tunai diberikan dengan tujuan selain untuk memacu kinerja saham di bursa efek, juga untuk memberikan sebagian keuntungan yang diperoleh kepada pemegang saham. Berbeda dengan nilai dividen saham, nilai dividen tunai tentu saja sesuai dengan nilai tunai yang dibagikan.

d. Capital Gain

Selain keuntungan dari kinerja perusahaan, investor juga dapat keuntungan dari perubahan harga saham perusahaan berupa capital gain. Capital gain dapat diperoleh jika investor menjual saham yang dimiliki dengan harga jual lebih tinggi dari harga beli. Berbeda dengan dividen, capital gain dapat diperoleh investor setiap saat tanpa harus melalui RUPS.

e. Capital Loss

Adalah kerugian dari penjualan saham dimana harga jualnya lebih rendah dari harga beli. Contoh: tanggal 6 Juli 2010 pukul 09.36 seorang investor membeli saham PGAS pada harga Rp3.925 sebanyak 2 lot (1.000 lembar). Jika 2 menit kemudian investor tersebut menjual kembali sahamnya pada harga Rp3.900, maka capital loss dari transaksi tersebut adalah Rp25.000 (Rp25 x 1.000 lembar).

f. Tidak Menerima Dividen

Pemegang dividen bisa tidak memiliki jaminan bahwa ia pasti akan mendapatkan dividen. Akibat merugi, perusahaan tidak membagikan dividen maupun dalam keadaan untung, pemegang saham belum tentu mendapatkan dividen ketika RUPS

memutuskan sebagian keuntungan perusahaan tidak untuk dibagikan sebagai dividen.

g. Likuidasi Perusahaan

Bukan tidak mungkin perusahaan yang sahamnya dimiliki investor dinyatakan bangkrut lantas kemudian ditutup. Jika kondisi yang ekstrim ini terjadi, saham akan menjadi surat berharga yang tak bernilai. Hak klaim pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah kewajiban perusahaan dapat dilunasi. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan, sisa tersebut dibagikan secara proposional kepada pemegang saham. Namun, jika tidak ada maka pemegang saham tidak akan mendapatkan apa-apa.

2.4 Jakarta Islamic Index (JII)

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun yang dimaksud efek syariah adalah efek sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan oleh syariah ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa yang telah ditetapkan.

(18)

8

syariah. Dengan adanya indeks saham yang berbasis syariah, ini diharapkan dapat menjadi sebuah tolok ukur kinerja saham pada pasar modal syariah dan menjadi sarana berinvestasi saham-saham dengan penerapan prinsip syariah bagi para pemodal.

Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran obligasi syariah PT. Indosat Tbk. Pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Jakarta Islamic Index

(JII) merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham mengakomodasi investasi syariah dalam Islam atau indeks yang berdasarkan syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah.

Menurut Hidayat (2011) proses penyaringan emiten di JII adalah sebagai berikut:

a. Seleksi Syariah

1) Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2) Emiten bukan usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3) Emiten tidak menjalankan usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

4) Emiten bukan usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/ atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

b. Seleksi Kapitalisasi

1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar). Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%. 2) Memilih 60 saham dari susunan

saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

c. Seleksi Nilai Volume Transaksi Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

d. Proses Evaluasi Emiten

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitoring secara terus-menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan, maka penulis mempergunakan metode penelitian sebagai berikut:

3.1.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah analisis pengaruh faktor-faktor fundamental dan inflasi terhadap return

saham syariah. Variabel independen yang digunakan yaitu current ratio (X1),

(19)

9 Adapun Variabel Dependen nya yaitu

return saham syariah (Y).

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menara I Jl. Jend. Sudirman kav. 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia. Tepatnya perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index dan melalui situs resmi BEI (www.idx.co.id).

3.1.3 Sifat Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian melalui pengukuran data yang berupa angka untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder (secondary data), yang ambil dari laporan keuangan tahunan (annual report) pada perusahaan yang berbasis syariah di Jakarta Islamic Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2014.

3.2 Metode Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan yang berbasis syariah yang saham syariahnya tergabung di Jakarta Islamic Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.

3.2.2 Sampel

Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling

dengan menggunakan pemilihan sampel berdasarkan strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (judgement sampling) yaitu pemilihan sampel secara

tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Menurut Sugiyono (2006:84)

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Saham emiten yang halal berdasarkan

ketentuan syariah, kehalalan suatu saham disahkan oleh Dewan Pengawas Syariah.

b. Saham-saham tersebut terdaftar di

Jakarta Islamic Index.

c. Perusahaan emiten menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode Januari 2010 sampai Desember 2014 dan secara berturut-turut masuk dalam Jakarta Islamic Index.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuanga tahun 2010-2014 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Data Sekunder merupakansumber data penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara, seperti www.idx.co.id dan www.bi.go.id.

3.3.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.3.2.1 Penelitian pustaka (Library Research).

(20)

10

ini. Penelitian ini dasar-dasar teoritisnya berasal dari buku-buku dan sebagai literatur lain seperti jurnal-jurnal, makalah, catatan kuliah, laporan penelitian terdahulu dan lain sebagainya.

3.3.2.2 Dokumen

Menurut sugiyono (2012:240) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan membuat salinan dengan cara menggandakan arsip dan catatan perusahaan yang akan diteliti yaitu data laporan tahunan perusahaan.

3.4 Metode Analisa Data

Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data diperoleh dengan menggunakan dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data dari dokumen perusahaan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisis data yang digunakan berupa:

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif (Descriptive Statistic) merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik-karakteristik data. Untuk melakukan perhitungan data pada statistik parametrik dan non-parametrik, penelitian ini akan menggunakan

software peranti lunak Statistical Package for Social Sciences 22 (SPSS 22).

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu:

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji digunakan untuk mengetahui sebaran data dalam model penelitian berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai signifikan lebih dari 0,05 (>0,050) artinya normalitas model memenuhi syarat berdistribusi normal.

3.4.2.2 Uji Multikolinearitas

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat melihat dari nilai Tolerance dan nilai

Variance Inflation Faktor (VIF). Nilai

toloerance yang tidak mengalami multikolinearitas adalah nilai tolerance

diatas 0,1. Sedangkan VIF yang tidak mengalami multikolinearitas adalah nilai VIF dibawah 10.

3.4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Deteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji DW (Durbin Watson). Tidak mengalami autokorelasi apabila nilai DW berada diantara 1,5 sampai 2,5.

3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

(21)

11 terdapat pola yang jelas serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5 Uji Hipotesis

3.5.1 Analisis Regresi Berganda

Model dasar regresi linear yang digunakan adalah:

Y = a + 1X1 + βXβ + γXγ + 4X4 + 5X5 + 6X6 + e

Keterangan:

Y = Return saham syariah a = Konstanta

1 . 6 = Koefesien regresi X1 = Current Ratio

X2 = Total Assets Turnover

X3 = Debt to Equity Ratio

X4 = Return on assets

X5 = Price to book value

X6 = Inflasi

e = Faktor Pengganggu

3.5.2 Uji t (Parsial)

Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan uji t:

Menentukan HO dan Ha

Ho : = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : ≠ 0, artinya ada pengaruh yang

signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel.

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (α =

5%).

Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak (α =

5%).

3.5.3 Uji F (Simultan)

Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan uji F:

Menentukan Ho dan Ha

Ho : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh

yang signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : 1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang

signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan membandingkan F hitung dengan Ftabel dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel, maka Haditerima (α =

5%).

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho ditolak (α =

5%).

3.5.4 Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)

(22)

12

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.5.5 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel Y (terikat) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel X (bebas) yaitu koefisien yang mengukur besarnya presentase kontribusi X terhadap Y. Nilai R² berada diantara 0 sampai 1. Nilai R² yang mendekati 1 ini berarti informasi yang diberikan oleh variabel independen ke variabel dependen hampir sempurna.

Untuk menentukan koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r2 = Koefisien Korelasi

3.6 Operasional Variabel

Adapun operasional variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator

Skala Ukur Data

X1 = CR �R =� �k���a�Lanca�

K��aj�ban�Lanca� Rasio

X2 = TATO ���O =� P�njua�an

���a���k���a Rasio

X3 = DER �ER =� ���a��Hu�an�

���a����da����nd��� Rasio

X4 = ROA RO� = �Laba�B�����

���a������ Rasio

X5 = PBV PBV = Ha��a��a�a���a�a�

N��a��buku�������ba���a�a� Rasio

X6 = Inflasi In� = {IHK� − IHK� −

(23)

13 Y = Return saham R� =�P��� − P��� −

P��� − Rasio

4. PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang diolah menggunakan program SPSS 22 yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebaikan model dan pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

4.1.1 Uji Asumsi Klasik 4.1.1.1 Uji Normalitas

Dari hasil pengujian SPSS dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Variabel independen yang terdiri dari

current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dan inflasi memiliki nilai singnifikasi > 0,05 yaitu 0,189. Hal ini menggambarkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

4.1.1.2 Uji Multikolinearitas

Seluruh variabel yaitu CR, TATO, DER, ROA, PBV dan Inflasi. mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Sehingga Ho ditolak, yang artinya variabel independen tersebut tidak menunjukan adanya gejala multikolinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel independen lainnya). Dengan demikian tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada model persamaan regresi.

4.1.1.3 Uji Autokorelasi

Berdasarkan uji SPSS yang diperoleh Durbin-Watson yaitu sebesar 1,592 adapun dU nya adalah 1,767 dan dL 1,437. Karena DW berada diantara dL dan dU maka menghasilkan kesimpulan tidak mengalami autokorelasi.

4.1.1.4 Uji Heteroskedastisitas

(24)

14

Berdasarkan output scatterplot

diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4.1.2 Uji Hipotesis

4.1.2.1 Analisis Regresi Linear

Berganda

Masing-masing koefesien tersebut menunjukan nilai yang menjelaskan bahwa Y (variabel terikat) akan berubah jika X (variabel bebas) diubah.

Tabel 4.1. Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std.

Error Beta

(Constant) .428 .274 2.560 .524

CR -.021 .024 -.110 -.971 .487

TATO -.170 .118 -.293 -2.446 .353

DER .255 .084 .390 3.054 .003

ROA -.494 .726 -.140 -.681 .499

PBV .089 .025 .457 3.597 .001

Inflasi -.088 .038 -.260 -2.302 .025

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disusun persamaan sebagai berikut:

4.1.2.2 Uji t (Parsial)

1. Current Ratio terhadap Return

Saham Syariah

Berdasarkan Uji SPSS maka didapat thitung -0,971 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,487 (> 0,05). Maka diperoleh ttabel sebesar 2,001. Maka dari

hasil pengujian regresi tersebut, thitung

(-1,704) < ttabel (2,001) dapat dijelaskan

bahwa H0 diterima dan H1ditolak maka Current Ratio tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut berarti tidak menjamin apabila perusaahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka return saham yang akan didapatkan oleh pemodal atau investor akan tinggi.

2. Total Assets Turnover terhadap

Return Saham Syariah

Dapat diketahui bahwa TATO memiliki thitung sebesar -2,446 dan ttabel

sebesar 2,001 (thitung < ttabel) dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,153 (> Y = 0,428 – 0,021CR - 0,170TATO +

(25)

15 0,05). Dari hasil pengujian regresi

tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0

diterima dan H2 ditolak yang artinya

bahwa Total Asset turnover tidak berpengaruh terhadap return saham syariah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chuzaimah dan Nuramalina (2014) Ia menemukan bahwa rasio aktivitas tidak bermanfaat untuk memprediksi return

saham syariah yang ada di Jakarta Islamic Index untuk periode tersebut.

3. Debt to Equity Ratio terhadap

Return Saham Syariah

DER memiliki thitung sebesar 3,054

dan ttabel sebesar 2,001 (thitung < ttabel)

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0

diterima dan H3 ditolak yang artinya

bahwa Debt to equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Nilai debt to equity meningkat akan membuat pasar bereaksi positif dan akan cenderung menginterpretasikan sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan dimasa yang akan datang.

4. Return on Asset terhadap

Return Saham Syariah

Dapat diketahui bahwa ROA memiliki thitung sebesar dan ttabel

sebesar-0,681 (thitung < ttabel) dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,499 (> 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 diterima dan H4

ditolak yang artinya bahwa return on Asset tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah.

Hal tersebut menunjukan bahwa ada kinerja perusahaan yang kurang baik karena apabila nilai ROA tinggi maka menunjukan bahwa perusahan tersebut memanfaatkan aktivanya sehingga memperoleh laba.

5. Price to Book Value terhadap

Return Saham Syariah

Price to Book Value memiliki thitung

sebesar 3,597 dan ttabel sebesar 2,001

(thitung > ttabel) dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,001 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 ditolak dan H5

diterima yang artinya bahwa price to book value berpengaruh terhadap return

saham syariah. Ini artinya bahwa para investor juga mempertimbangkan rasio PBV. Rasio PBV yang rendah merupakan investasi yang aman.

6. Inflasi terhadap Return Saham Syariah

B besarnya nilai thitung -2,302

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,025 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa HO

diterima dan H6 ditolak artinya bahwa

inflasi tidak berpengaruh terhadap return

saham syariah. Hal tersebut mengindikasi apabila tingginya tingkat inflasi akan memicu meningkatnya resiko yang dihadapi Oleh karena itu, investor akan cenderung untuk melepas saham yang mereka miliki karena dikhawatirkan apabila memegang terlalu lama kerugian semakin besar.

4.1.2.3 Uji F (Simultan)

Tabel 4.2. Uji f (Simultan)

(26)

16

Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2.211 6 .368 4.690 .001b

Residual 4.557 58 .079

Total 6.768 64

a. Dependent Variable: Return Saham Syariah

b. Predictors: (Constant), Inflasi, TATO, DER, PBV, CR, ROA

Berdasarkan tabel diatas, Fhitung

diperoleh nilai sebesar 4,375dan Ftabel

sebesar 2,240 (Fhitung > Ftabel) dengan nilai

signifikan 0,001. Karena nilai signifikan kurang dari 0,05. Maka Ho ditolak yang

berarti bahwa variabel independen yang terdiri dari CR, TATO, DER ROA, PBV dan inflasi secara simultan mempengaruhi return saham syariah secara signifikan.

4.1.2.4 Koefesien Determinasi

Tabel 4.3. Uji Koefesien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .872a .827 .757 .28030 1.675

a. Predictors: (Constant), Inflasi, TATO, DER, PBV, CR, ROA

b. Dependent Variable: Return Saham Syariah

Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukan nilai adjusted R Square (adjusted R2) sebesar 0,757

sebesar 75,7% atau (0 ≤ 0,757 ≤ 1). Nilai ini masuk (0,60 – 0,799) atau kuat ketepatannya. Nilai ini menunjukan bahwa variabel return saham syariah dapat dijelaskan sebesar 75,7% oleh

(27)

17

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Variabel current ratio tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Hal tersebut mengindikasi bahwa apabila perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya bukan berarti perusahaan dapat meningkatkan return saham yang akan di dapatkan oleh investor atau pemodal.

b. Variabel total asset turnover tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Hal ini mengindikasi bahwa rasio aktivitas (total asset turnover) tidak bermanfaat bagi investor pada periode tersebut.

c. Variabel debt to equity ratio

menunjukan adanya pengaruh akan signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut menunjukan bahwa debt to equity ratio tidak menyebabkan perubahan return

saham syariah pada periode tersebut akan tetapi para investor tidak mengabaikan rasio utang perusahaan. d. Variabel Return on Asset tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham syariah di

Jakarta Islamic Index. Hal ini mengindikasi apabila nilai ROA rendah maka return saham yang didapatkan oleh para stockholders

akan rendah pula.

e. Variabel price to book value

menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut menunjukan

bahwa investor juga

mempertimbangkan bahwa rasio PBV yang rendah adalah investasi yang aman.

f. Variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return

saham syariah di Jakarta Islamic Index. Tingginya tingkat inflasi akan memicu tingginya risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, para investor akan cenderung melepaskan sahamnya agar kerugian tidak semakin membesar.

g. Variabel independen yang terdiri dari

current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dan inflasi secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi return saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index.

5.2 Saran

Penelitian ini masih banyak keterbatasan, oleh karena itu beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain:

a. Penelitian ini hanya mengambil variabel current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dari beberapa variabel mikro ekonomi lainnya yang dianggap memiliki pengaruh terhadap return saham syariah dan hanya inflasi yang menjadi variabel makro ekonomi. Kedepan agar ditambahkan faktor-faktor lain dalam menganalisis faktor-faktor fundamental perusahaan dan dari segi makro ekonomi seperti suku bunga dan nilai tukar.

b. Penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang konsisten terdaftar dalam tiap periode penentuan perusahaan yang dianggap memenuhi syarat untuk terdaftar di

(28)

18

tergabung dalam Jakarta Islamic Index.

c. Bagi manajemen sebaiknya lebih memperhatikan kenaikan maupun penurunan DER dan PBV perusahaan karena sangat mempengaruhi return

saham syariah.

d. Bagi Investor sebaiknya lebih selektif lagi dalam memilih portofolio saham dan lebih memperhatikan faktor-faktor intern maupun ekstern perusahaan emiten.

DAFTAR PUSTAKA

Benny. β015, “Kitab Suci Investor Saham”, Cetakan 1, Jakarta, Kota

Mekkah Citra Gran.

Chuzaimah, Nuramalina. β014, “Analisis pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap return saham syariah pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII)”. Jurnal ilmu

manajemen dan akuntansi. Universitas Muhammadiyah., Surakarta.

Elzadora, Rida. β009, “Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Ekonomi terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007)”. Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.,Surakarta.

Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Kinerja Keuangan”. Bandung: Alfabeta.

Gunawan, Yuniati, β001. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Simposium

Nasional Akuntansi VI.

Ghazali. 2006, “Imam Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS 1”. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

______ . 2011, “Imam Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS 1”. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

______ .β016, “Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Haanurat, A. Ifayani. β01γ. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi Makro terhadap Return Saham Syariah yang Listing di Jakarta Islamic Index. Jurnal Manajemen dan Bisnis”. Vol. 3 No. 2 April 2013, Universitas Muhammadiyah Makkasar.

Hanafi, β004. “Mahmud M Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta:

BPFE.

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. β010. “Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis”.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Husnan, β006 “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi γ, Yogyakarta:

UPP AMP YKPMN.

Jogiyanto, H.M. β00γ, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.

Yogyakarta: BPFE–UGM.

Kasmir, β008, “Analisis Laporan Keuangan”, Rajawali Pers,

(29)

19 Prihadi, β010, “Analisis Laporan

Keuangan”. PPM Manajemen.

Jakarta.

Prihatini, Ratna. β009. “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-β006)”. Tesis Magister Manajemen Undip. Semarang.

Soemitra, Andri. β009. “Bank dan lembaga keuangan syariah”.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono, β006, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Alfhabeta. Bandung.

______. 201β, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Alfhabeta. Bandung.

Taufik Hidayat. β011. “Buku Pintar Investasi Syariah”. Jakarta

(30)

20

NERACA PERDAGANGAN INDONESIA-CHINA

PADA PERIODE ASEAN- CHINA FREE TRADE AREA

(ACFTA) TAHUN 2005 - 2014

Yenny Yuliana

Program Studi Magister Manajemen, Universitas Esa Unggul, Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to analyze how the position of Indonesia-China balance of trade in the period of the ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) in 2005-2014 by using descriptive analysis followed by economic analysis of regression equation and classical assumption test using stepwise linear regression method. This study uses a causality study, by using variable Real Exchange Rate, Foreign Direct Investment, Customs Tariff ACFTA, Indonesia Gross Domestic Product and China Gross Domestic Product. This study was conducted with the data Q1 2005 to Q4 2014. The results showed that of the five variables studied, there are two influencing variables that affect the Indonesia balance of trade: Real Exchange Rate and Indonesia Gross Domestic Product. While, in theory, Foreign Direct Investment, Customs Tariff ACFTA and China Gross Domestic Product variables should also be influential in Indonesia's balance of trade but the results of this study found no significance among these three variables in improving Indonesia's balance of trade.

Key Words: Balance of Trade, Real Exchange Rate, Foreign Direct Investment, Gross Domestic Product, Customs Tariff.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini menganalisa posisi neraca perdagangan Indonesia-China pada periode Asean-China Free Trade Area (ACFTA) dengan menggunakan analisis deskriptif dilanjutkan dengan analisis ekonomi dari persamaan regresi dan uji asumsi klasik menggunakan metode regresi linear berganda stepwise. Penelitian ini menggunakan penelitian kausalitas dengan menggunakan variabel Real Exchange Rate, Foreign Direct Investment, Tarif Bea Masuk ACFTA, Gross Domestic Product Indonesia dan Gross Domestic Product China. Penelitian dilakukan dengan data triwulan 1 2005 sampai dengan triwulan 4 tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima variabel yang diteliti terdapat dua variabel yang berpengaruh dalam neraca perdagangan Indonesia yaitu variabel Real Exchange Rate dan Gross Domestic Product Indonesia. Walaupun secara teori, variabel Foreign Direct Investment, Tarif Bea Masuk ACFTA dan Gross Domestic Product China juga seharusnya berpengaruh dalam neraca perdagangan Indonesia tetapi dalam hasil penelitian ini tidak ditemukan hasil yang secara signifikan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh dalam meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.

(31)

21

1. PENDAHULUAN

Perkembangan global yang dialami ASEAN menjadikan kawasan ini perlu melakukan kerjasama ekonomi di dunia Internasional, mengingat pentingnya perdagangan ASEAN dengan negara-negara lain di luar kawasan. Hal ini agar berbagai peluang kerjasama dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha ASEAN untuk bersaing secara internasional, di samping itu ASEAN harus dapat menjadi pasar yang menarik bagi investasi asing. Melalui pembentukan kawasan perdagangan bebas (Free Trade Area/ FTA) ASEAN melakukan kerjasama ekonomi dengan beberapa negara mitra seperti Jepang, China, Korea, Australia, Selandia Baru dan India. Dalam kerjasama ini pula setiap negara anggota ASEAN dapat melakukan kerjasama negara-negara yang menjadi mitra ASEAN tersebut.

ACFTA dimulai ketika pada tahun 2001 digelar ASEAN-China Summit di Bandar Seri Bengawan, Brunei Darussalam. Pertemuan kelima antara ASEAN dengan China ini menyetujui usulan China untuk membentuk ACFTA dalam waktu 10 tahun. Lima bidang kunci yang disepakati kerjasama adalah pertanian, telekomunikasi, pengembangan sumberdaya manusia, investasi antar-negara dan pembangunan di sekitar area sungai Mekong. Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan pertemuan antar Menteri Ekonomi dalam ASEAN-China Summit tahun 2002 di Phnom Penh, Vietnam. Pertemuan ini menyepakati “Framework Agreement on

Comprehensive Economic Cooperation” (CEC) Between ASEAN and The

People’s Republic of China, dimana

sejak saat inilah ACFTA dideklarasikan. Tujuan dari kerangka perjanjian tersebut adalah untuk: (1) memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi di antara negara anggota; (2) meriberalisasikan dan mendorong perdagangan barang dan

jasa dan juga menciptakan rezim investasi yang fasilitatif dan transparan; (3) mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan kedua belah pihak dan (4) memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan negara anggota baru ASEAN dan menjembatani gap yang ada di antara negara anggota.

Menindaklanjuti pertemuan tahun 2002 maka pada tahun 2004 kembali pemimpin ASEAN dan China bertemu untuk menandatagani

Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China. Perjanjian ini meliputi: (a) pengurangan atau penghapusan tarif barang yang dibagi dalam Normal Track

dan Sensitive Track, di luar Early Harvest Programm, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2005; (b) liberalisasi secara progresif perdagangan jasa dan (c) membangun regim investasi yang kompetitif dan terbuka dalam kerangka ACFTA.

Dalam ACFTA seluruh negara sudah harus mengurangi tarif menjadi 0-5% untuk 40% komoditas yang ada pada

(32)

22

Perjanjian ACFTA ini dilakukan dalam beberapa tahap. Fase awal dari kesepakatan perdagangan ini dikenal dengan Program Panen Awal (EHP-

Early Harvest Programme). EHP adalah suatu program untuk mempercepat implementasi ACFTA di mana tarif Most Favored Nation (MFN) sudah dapat dihapus untuk beberapa kategori komoditas tertentu. Ini mulai dilaksanakan tanggal 1 Januari 2005, merupakan komitmen pemotongan tarif bagi produk-produk sector pertanian ASEAN yang masuk ke China.

Sejak perjanjian ACFTA mulai diberlakukan tentunya negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia telah mempersiapkan diri dalam menghadapi peluang dan tantangan yang ada. Sebagai bagian dari keseriusan pemerintah mengawali dengan meratifikasi

Framework Agreement ASEAN-China FTA melalui Keputusan Presiden Nomor. 48 tahun 2004, pasal 1: Mengesahkan FrameworkAgreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of South East Asian Nations and the people’s Republik of China (persetujuan kerangka Kerja mengenai Kerjasama Ekonomi menyeluruh antara Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik Rakyat China), yang telah ditandatangani Pemerintah Republik Indonesia di Phnom Penh, Kamboja, pada tanggal 4 November 2002, sebagai hasil perundingan antara para wakil Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik Rakyat China yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris dan terjemahannya terlampir pada keputusan presiden ini.

Keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini menandakan bahwa pemerintah Indonesia telah siap dalam menghadapi ACFTA. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, industri-industri sebagai penopang perekonomian Indonesia malah terkena dampak negatif

dengan adanya ACFTA, akibatnya ekonomi Indonesia seakan jalan di tempat. Pasar domestik Indonesia kalah bersaing dengan produk impor yang terus membanjiri pasar domestik Indonesia, khususnya barang China. Fakta ini sejalan dengan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik, di mana neraca perdagangan antara Indonesia dengan China kini mengalami defisit. Artinya nilai impor dari China masih lebih besar dibanding ekspor Indonesia ke China.

Sarbapriya (2012) melakukan penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan India untuk periode 1972-2011 dengan menggunakan variabel-variabel real effective exchange rate, foreign direct investment, domestic consumption, dan foreign income. Dalam penelitiannya Sarbapriya menggunakan teknik ekonometrik seperti Augmented Dickey Fuller Test, Johansen Cointegration test, dan OLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa foreign direct investment dan foreign income

mempunyai pengaruh positif terhadap neraca perdagangan, sedangkan domestic consumption dan real effective interest rate mempunyai pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas
Grafik 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) BOT dengan GDP_CHN
Tabel 4.4 GDP China 2005-2014
Gambar 1 Hubungan antara empat Perspektif dalam Balanced Scorecard
+7

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,