• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802010022 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802010022 Full text"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ALASAN PRIA DEWASA MADYA BELUM MENIKAH OLEH

SITI NUR LAILA 802010022

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ALASAN PRIA DEWASA MADYA BELUM MENIKAH

Siti Nur Laila

Christiana Hari Soetjiningsih Ratiana Y. E. Kusumiati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(8)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan pria dewasa madya belum menikah. Selain itu, juga bermaksud menguraikan permasalahan yang dihadapi dan upaya yang akan dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara. Partisipan dalam penelitian ini adalah 30 orang pria dewasa madya yang berusia 40 tahun sampai dengan 60 tahun yang belum pernah menikah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan alasan pria dewasa madya belum menikah diantaranya belum mendapatkan wanita yang diidealkan, lebih bebas, menganggap karir lebih menguntungkan, karena memiliki tanggungjawab keuangan dan waktu dengan keluarga, dan sering gagal dalam mencari pasangan. Masalah yang dihadapi pria dewasa madya yang belum menikah diantaranya masyarakat membicarakan status, rasa kesepian pada waktu-waktu tertentu, jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari, tekanan dari keluarga untuk segera menikah, dan takut akan gambaran masa depan yang dihadapinya sendiri. Upaya yang mereka lakukan diantaranya bekerja lebih giat, mengumpulkan lebih banyak uang, memperluas pergaulan, mengembangkan karir, dan introspeksi pada kekurangan diri mereka.

(9)

Abstract

The purpose of this research is to know the reasons why middle-age men haven’t got

married yet. The other purpose is to describe the problem that they are facing and their

efforts. This research uses a descriptive method, and it uses questionnaire and interview to

collect the data. The participants of this research are unmarried middle-age man between

40 until 60 years old. The result shows that their reason are that they haven’t get their

ideal woman, unmarried is more free than married, there are more benefits in career than

love, they have their financial responsibility in the own family and also their family time,

and because they often failed when looking for their mate. Furthermore these middle-age

man’s problems are citizens who keep on talking about their status, then loneliness at some

times, the boring feeing their daily activities, the pressure from their family to get married

quickly, and their fear of their future. Lastly, their efforts are work harder, gain more

money, widen their social life, develop their career, and introspecting their weaknesses.

(10)

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia, tiap individu ditakdirkan untuk memiliki pasangan hidup, yang terikat dalam sebuah pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan dewasa awal, yang berlanjut kepada individu yang berusia dewasa madya untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya.

Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Sudarsono, 2010).

Banyak alasan yang menyebabkan pria dewasa madya belum menikah. Menurut Karo (2009) alasan pria balum menikah diantaranya karir lebih menguntungkan, tak perlu membuat rencana untuk dua orang, lebih bebas, punya lebih banyak uang, menghabiskan banyak waktu dengan teman, dan belajar dari apa yang dibutuhkan dari teman. Sedangkan menurut Sidakaton (2011) alasan pria belum menikah diantaranya fokus pada karir; mencari wanita yang sempurna; alasan finansial; dan mendapatkan kebebasan.

Berbeda halnya dengan beberapa pria yang belum menikah di usia dewasa madya yang peneliti temui. Ada diantara mereka yang masih tetap melajang karena pernah ditolak oleh wanita yang dia lamar. Ada juga yang karena masalah belum tidak adanya uang untuk modal pernikahan. Ada juga yang dikarenakan pria tersebut tidak berani mendekati wanita yang dia pilih.

(11)

Dari data tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui alasan apa sajakah yang menyebabkan pria dewasa madya belum menikah, permasalahan-permasalahan apa sajakah yang timbul ketika mereka mengalami periode tersebut, dan upaya yang akanmerekalakukan.

Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui gambaran mengenai alasan apa sajakah yang menyebabkan pria dewasa madya belum menikah, masalah yang timbul ketika memasuki periode tersebut, dan upaya apa yang akan dilakukan oleh mereka.

Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmiah di bidang psikologi perkembangan mengenai alasan apa sajakah yang menyebabkan pria dewasa madya belum menikah dan masalah apa saja yang muncul pada para pria dewasa madya yang masih belum menikah ini.

Perkawinan

Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Sudarsono, 2010).

Syarat-syarat Perkawinan

(12)

orangtua yang masih hidup atau orangtua yang mampu menyatakan kehendaknya, (4) dalam hal kedua orangtua sudah meninggal atau dalamkeadaan tidak mampu untuk menyatakan kehehdaknya, maka izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya, (4) dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini atau salah seorang atau lebih diantara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka peradilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, (5) ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku sepanjang hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain.

Dewasa Madya

Masa dewasa madya adalah periode perkembangan yang diawali kurang lebih usia 40 tahun dan berlangsung hingga sekitar usia 60-65 tahun (Santrock, 2012). Hurlock (2010) seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia madya pun diasosiasikan dengan karakteristik tertentu yang membuatnya berbeda. Diantaranya, usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti, usia madya merupakan masa transisi, usia madya adalah masa stress, usia madya adalah “Usia yang Berbahaya”, usia madya adalah “Usia

Canggung”, usia madya adalah masa berprestasi, usia madya merupakan masa evaluasi,

(13)

Alasan Pria Dewasa Madya Belum Menikah

(14)

Menurut Sidakaton (2011), alasan pria dewasa madya tak kunjung menikah diantaranya adalah pertama, fokus pada pekerjaan. Hidup lajang berarti bisa 100% fokus pada karir. Karir yang solid lebih mudah dicapai saat masih sendiri. Selain itu, dengan kesendirian juga bisa bebas menambah jam kerja kantor, lembur di akhir pekan atau melakukan apa saja supaya sukses. Apalagi jika kebutuhan jenis pekerjaannya menuntut banyak waktu. Oleh karena itu, tanpa pasangan maka tidak perlu menguras energi untuk menghadapi masalah cinta yang kerap timbul dalam hubungan serius. Kedua, mencari wanita yang sempurna. Mencari wanita yang sempurna biasanya pria mempraktekkan dengan rentetan kencan bersama beberapa kandidat yang memenuhi kriteria. Cap playboy seringkali mengiringi aksi pencariannya tersebut. Baginya memilih wanita yang terbaik adalah formula pribadi untuk mencegah masuk dalam statistik perceraian yang kian marak. Ketiga,alasan finansial. Menurut fakta yang ada, setiap hubungan cinta pasti butuh banyak biaya. Bila pria tetap lajang, otomatis uang pria tak perlu terkuras untuk ritual kencan atau pembelian cincin berlian untuk menikah. Hidup sendiri berarti tidak ada kewajiban finansial kepada siapapun kecuali terhadap dirinya sendiri. Selain menabung, gaji pun bisa diinvestasikan dalam bentuk mobil atau rumah idaman. Keempat, mendapatkan kebebasan. Tak perlu repot cari jalan tengah. Dalam arti, berkompromi untuk melakukan apa yang sebenarnya pria tidak suka. Pacaran memang seru tapi terlalu banyak pengorbanan „remeh‟

yang harus dilakukan. Menjadi single bisa lebih sering bertemu teman-teman. Kebebasan seperti inilah yang tetap dipertahankan sebelum „menyerahkan‟ diri pada seorang wanita.

(15)

keinginan untuk meniti karir yang menuntut kerja lama dan jam kerja tanpa batas dan banyak berpergian, tidak seimbangnya jumlah anggota masyarakat pria dan wanita di masyarakat dimana ia tinggal, jarang mempunyai kesempatan untuk berjumpa dan berkumpul dengan lawan jenis yang dianggap cocok dan sepadan, karena mempunyai tanggung jawab keuangan dan waktu untuk orangtua dan saudara-saudaranya, kekecewaan yang pernah dialami karena kehidupan keluarga yang tidak bahagia pada masa lalu atau pengalaman pernikahan yang tidak membahagiakan yang dialami oleh temannya, mudahnya fasilitas untuk melakukan hubungan seksual tanpa menikah, gaya hidup yang menggairahkan, besarnya kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir, kebebasan untuk mengubah dan melakukan percobaan dalam pekerjaan dan gaya hidup, mempunyai kepercayaan bahwa mobilitas sosial akan lebih mudah diperoleh apabila dalam keadaan lajang daripada setelah menikah, persahabatan dengan anggota kelompok seks sejenis yang begitu kuat dan memuaskan, homoseksual.

Masalah-masalah yang Dihadapi

(16)

karirnya, dan ia hanya sedikit saja dipusingkan oleh masalah pengangguran. Kemudian, pria lajang tidak terhalang oleh berbagai masalah yang berhubungan dengan perawatan orangtua usia lanjut, kecuali kalau tidak ada anggota keluarga lain yang bersedia merawatnya. Apabila ia terpaksa harus menanggung beban tersebut, biasanya ia hanya sekedar menyediakan bantuan uang daripada mengorbankan waktu dan usahanya untuk mengurusi kebutuhannya. Dengan demikian ia bebas untuk membentuk kehidupan yang ia inginkan, dan ia hanya mempunyai sedikit masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi wanita usia madya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat, 2012). Pengolahan data dalam peneitian ini menggunakan metode persentase.

Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini diambil dengan teknik aksidental dan metodepurposive. Adapun karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah pria yang berumur 40-60 tahun yang belum menikah dan memiliki pekerjaan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang tersebar di desa Lopait dan sekitarnya.

Teknik Pengumpulan Data

(17)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data diatas, mayoritas partisipan berusia antara 40-45 tahun dengan persentase 50% (15 partisipan), diikuti antara usia 46-50 tahun dengan persentase 36,67% (11 partisipan), usia 50-55 dan 55-60 masing-masing memiliki persentase 6,67% (2 partisipan).

(18)

Tabel 3 Identitas Responden

Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Frekuensi Persentase

Tidak Sekolah 2 6,67%

Tidak Tamat SD/Sederajat 8 26,67%

Tamat SD/Sederajat 7 23,33%

Tidak Tamat SMP/Sederajat 2 6,67%

Tamat SMP/Sederajat 3 10,00%

Tidak Tamat SLTA/Sederajat 0 0,00%

Tamat SLTA/Sederajat 5 16,67%

Perguruan Tinggi 3 10,00%

Berdasarkan data diatas, mayoritas pendidikan partisipan adalah tidak tamat SD/sederajat dengan total 8 partisipan (26,67%), diikuti tamat SD/sederajat dengan total 7 partisipan (23,33%), dan tamat SLTA/sederajat dengan total 5 partisipan (16,67%).

Tabel 4

(19)

b. Alasan Pria Dewasa Madya Belum Menikah Tabel 5

Alasan Pria Dewasa Madya Belum Menikah

No. Alasan Frekuensi Persentase

1. Belum mendapatkan wanita yang diidealkan 26 86,67%

2. Lebih bebas 25 83,33%

3. Menganggap karir lebih menguntungkan 17 56,67%

4. Karena memiliki tanggung jawab keuangan dan waktu untuk orangtua dan/atau saudara-saudara

17 56,67%

5. Sering gagal dalam mencari pasangan 16 53,33%

6. Bisa menghabiskan banyak waktu dengan teman 16 53,33%

7. Alasan keuangan/tidak punya uang 15 50,00%

8. Kekecewaan yang pernah dialami karena kehidupan keluarga yang kurang bahagia atau pengalaman yang tidak membahagiakan

15 50,00%

9. Tidak perlu membuat rencana untuk diri sendiri dan keluarga

15 50,00%

10. Jarang memiliki kesempatan untuk berjumpa dan berkumpul dengan lawan jenis

13. Penampilan fisik tidak tepat/kurang menarik 12 40,00%

14. Belum tercapainya target sebelum menikah 9 30,00%

15. Homoseksual/tidak tertarik dengan perempuan 7 23,33% 16. Mudahnya melakukan hubungan seksual tanpa menikah 7 23,33% 17. Persahabatan dengan anggota kelompok seks sejenis

begitu kuat dan memuaskan

6 20,00%

18. Cacat fisik atau penyakit yang tak kunjung sembuh 6 20,00% 19. Masih tinggal bersama orangtua/ belum memiliki rumah

sendiri

1 3,33%

20. Hubungan dengan keluarga kurang baik 1 3,33%

21. Masih ingin pacaran 1 3,33%

22. Tidak berani mendekati perempuan yang diinginkan 1 3,33%

23. Tidak pernah melamar gadis 1 3,33%

24. Pernah ditolak perempuan 1 3,33%

25. Sudah nyaman dengan kehidupan lajang 1 3,33%

(20)

Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat 5 alasan terbanyak mengapa pria dewasa madya belum memutuskan untuk menikah.

1. Belum mendapatkan wanita yang diidealkan paling banyak dijadikan alasan mengapa mereka belum menikah lebih dari 86% pria menyatakan alasan dirinya belum menikah karena belum mendapatkan wanita yang diidealkan. Pria memiliki beberapa kriteria wanita ideal untuk dijadikan istrinya kelak. Baginya wanita yang diidealkan bisa menghindari datangnya perceraian.

2. Lebih bebas, lebih dari 83% pria menyatakan alasan dirinya belum memutuskan untuk menikah adalah agar dia lebih bebas. Tidak memiliki istri bisa membuat mereka untuk lebih bebas dalam melakukan berbagai hal.

3. Menganggap karir lebih menguntungkan, 56,6% pria mengungkapkan bahwa ketika mereka belum menikah mereka bisa bebas untuk bekerja dimana saja dan kapan saja.

4. Karena memiliki tanggung jawab keuangan dan atau waktu untuk keluarga, lebih dari 56% pria belum memutuskan untuk menikah adalah karena masih memiliki tanggung jawab keuangan dan atau waktu untuk keluarga. Jika mereka memutuskan untuk menikah itu berarti mereka harus membagi penghasilan dan waktu selain untuk orangtua dan atau saudara juga untuk istri dan anak.

(21)

c. Masalah yang Dihadapi

Tabel 6

Masalah yang Dihadapi

No. Permasalahan Frekuensi Persentase

1. Masyarakat membicarakan status 24 80,00%

2. Rasa kesepian pada waktu-waktu tertentu 18 60,00%

3. Jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari 15 50,00%

4. Keluarga menekan untuk segera menikah 13 43,33%

5. Takut akan gambaran yang dilewatinya sendiri 13 43,33% 6. Kebutuhan biologis yang tidak tersalurkan secara alami

dan aman

11 36,67%

7. Kurang ada orang yang perhatian 6 20,00%

8. Manajemen keuangan yang kurang baik 5 16,67%

9. Iri melihat teman yang sudah menikah 2 6,67%

10. Mendapatkan perjodohan dengan orang yang tidak disukai

1 3,33%

11. Disukai perempuan yang tidak sepadan (lebih kaya) 1 3,33%

12. Ketika bekerja tidak ada yang menjaga ibu 1 3.33%

Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat 5 masalah yang sering dihadapi oleh pria dewasa madya yang belum menikah diantaranya:

1. Masyarakat yang membicarakan status mereka, 80% partisipan mengakui ini adalah salah satu masalah mereka. Pembicaraan masyarakat akan masalah seseorang memang tidak ada habisnya. Terkadang jika didengarkan membuat masalah baru bagi seseorang.

2. Rasa kesepian pada waktu tertentu, 60% pria merasa kesepian pada waktu-waktu tertentu terutama pada saat mereka sedang sendiri.

(22)

4. Tekanan dari keluarga untuk segera menikah. Sekitar 43,3% partisipan menyatakan bahwa keluarga mereka menekan untuk segera menikah padahal mereka tidak punya kekasih dan atau tidak ada yang tertarik pada mereka.

5. Takut akan gambaran masa depan yang akan dilewatinya sendiri. Sekitar 43,3% partisipan merasa takut akan gambaran masa depan yang akan mereka lewati sendiri. Mereka khawatir jika mereka menjadi tua tidak ada yang merawat selain itu sempat juga terlintas dipikiran mereka untuk apa mereka bekerja keras jika tidak

2. Mengumpulkan lebih banyak uang 20 66,67%

3. Memperluas pergaulan 19 63,33%

4. Mengembangkan karir 18 60,00%

5. Instrospeksi pada kekurangan diri sendiri 15 50,00%

6. Menikmati masa lajang lebih lama 13 43,33%

7. Memutuskan untuk tidak menikah 9 30,00%

8. Meminta bantuan agar dicarikan pasangan 8 26,67%

9. Ke biro jodoh 4 13,33%

10. Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa 4 13,33%

11. Pasrah pada rencana Tuhan 4 13,33%

12. Mencari penghasilan tambahan 2 6,67%

13. Mencari pasangan yang tepat untuk dinikahi 2 6,67%

14. Rajin menabung 1 3,33%

15. Hidup mandiri 1 3,33%

16. Mengejar target sebelum menikah 1 3,33%

(23)

Berdasarkan tabel 7, mayoritas pria mengupayakan berbagai hal diantaranya: 1. Bekerja lebih giat paling banyak direncanakan oleh partisipan, yaitu sebanyak 90%.

Mereka merencanakan untuk bekerja lebih giat untuk menambah penghasilan mereka.

2. Sebanyak 66,7% partisipan berencana untuk mengumpulkan lebih banyak uang. Mereka merasa selagi belum menikah jadi uang yang mereka hasilkan bisa dikumpulkan.

3. 66,3% partisipan memutuskan untuk memperluas pergaulan, menurut mereka selagi belum menikah mereka bebas untuk berteman dengan siapa saja dan dimana saja. 4. Sebanyak 60% partisipan memutuskan untuk mengembangkan karir, menurut

mereka selagi belum menikah jadi mereka bisa mengembangkan karirnya.

5. 50% partisipan merasa harus instrospeksi pada kekurangan diri sendiri, mereka merasa harus berpikir hal-hal apakah yang salah dan atau yang kurang dari mereka sehingga belum mendapatkan pasangan.

PEMBAHASAN

1. Alasan Pria Dewasa Madya Belum Menikah

Berdasarkan presentase 5 tertinggi diperoleh alasan pria dewasa madya belum menikah adalah belum mendapatkan wanita yang diidealkan, menginginkan hidup yang lebih bebas, menganggap karir lebih menguntungkan, memiliki tanggung jawab keuangan dan atau waktu untuk keluarga dan/atau untuk saudara, dan/atau sering gagal dalam mencari pasangan. Berikut keterangannya:

(24)

karena belum mendapatkan wanita yang diidealkan. Pria memiliki beberapa kriteria wanita ideal untuk dijadikan istrinya kelak. Sebagai contoh salah satu partisipan mengidealkan pasangannya kelak seorang wanita yang masih gadis atau belum menikah sama seperti dia, sepadan dengan dia, dan memiliki tempat tinggal yang tidak jauh dari dia. Dia pernah disukai oleh seorang janda kaya yang sudah memiliki anak, namun tinggal di luar Jawa. Sidakaton (2011) menyatakan, memilih wanita yang terbaik adalah formula pribadi untuk mencegah masuk dalam statistik perceraian yang makin marak. Oleh karena itu, banyak lelaki yang rela mengorbankan waktu untuk „menyeleksi‟ agar tidak terjebak dalam pernikahan yang hanya didasarkan alasan

dangkal, seperti faktor usia atau sekedar sedang tren.

b. Lebih bebas, lebih dari 83% pria menyatakan alasan dirinya belum memutuskan untuk menikah adalah agar dia lebih bebas. Tidak memiliki istri bisa membuat mereka untuk lebih bebas dalam melakukan berbagai hal. Menurut pernyataan salah satu partisipan bahwa dia lebih bebas daripada teman-temannya yang sudah menikah, dia bebas untuk melakukan apapun kapan saja dan dimana saja, karena dia tidak perlu memikirkan anak istri. Hal ini sesuai dengan Karo (2009) yang menyatakan tak punya kekasih ibarat melepaskan tali ikatan simpul dari tangan untuk bisa melakukan berbagai hal sesuka hati. Menurut Sidakaton (2011) tak perlu repot cari jalan tengah. Dalam arti, berkompromi untuk melakukan apa yang sebenarnya pria tidak suka.

(25)

menyatakan hidup lajang bisa 100% fokus pada karir. Karir yang solid mudah dicapai saat masih sendiri. Selain itu, degan kesendirian juga bebas menambah jam kerja kantor, lembur di akhir pekan atau melakukan apa saja supaya sukses. Hal ini berbeda dengan Karo (2009) yang menyatakan ketika seorang pria menapaki tangga kesuksesan di karirnya, ia tentu tak akan memilih jika harus datang ke kantor. Ini berbeda karena mayoritas partisipan bekerja sebagai kuli di truk.

d. Karena memiliki tanggung jawab keuangan dan atau waktu untuk keluarga, lebih dari 56% pria belum memutuskan untuk menikah adalah karena masih memiliki tanggung jawab keuangan dan atau waktu untuk keluarga. Beberapa partisipan yang masih tinggal bersama dengan keluarga mereka menyatakan bahwa sebagian besar penghasilan mereka digunakan untuk kebutuhan keluarga, dan sisanya belum cukup untuk dia berumah tangga. Hal ini sesuai dengan Hurlock (2010) seorang pria masih tetap bertahan untuk tidak menikah, karena ia mempunyai kewajiban untuk membantu keuanagan orangtuanya atau harus membiayai sekolah adik-adiknya. Karena kewajiban masalah tersebut tidak dapat dielakkan lagi, maka untuk mengatasi masalah keuangan tersebut dan memikirkan saat yang tepat untuk menikah, ia sementara membujang. e. Sering gagal dalam mencari pasangan, 53% pria meyatakan bahwa dia penah gagal

(26)

satu alasan pria dewasa tidak mau menikah adalah sering gagal dalam mencari pasangan.

2. Masalah yang Dihadapi pada Pria Dewasa yang Belum Menikah

5 masalah yang sering dihadapi oleh pria dewasa madya yang belum menikah diantaranya:

a. Masyarakat yang membicarakan status mereka, 80% partisipan mengakui ini adalah salah satu masalah mereka. Menurut dua partisipan pembicaraan masyarakat akan masalah seseorang memang tidak ada habisnya. Terkadang jika didengarkan membuat masalah baru bagi seseorang. Hurlock (2010) salah satu kategori stres pada usia madya adalah stres budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan, keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu. b. Rasa kesepian pada waktu tertentu, 60% pria merasa kesepian pada waktu-waktu tertentu. Menurut salah satu partisipan rasa kesepian tersebut sering muncul terutama pada saat mereka sedang sendiri. Hal ini sesuai dengan Hurlock (2010) bagi kaum pria status lajang hampir tidak mempunyai bahaya apapun kecuali kesepian pada waktu-waktu tertentu.

(27)

d. Tekanan dari keluarga untuk segera menikah. Sekitar 43,3% partisipan menyatakan bahwa keluarga mereka menekan untuk segera menikah. Dua partisipan merasa keluarganya menekan dia untuk segera menikah padahal dia tidak punya kekasih dan atau tidak ada yang tertarik pada mereka. Menurut Hurlock (2010) salah satu kondisi umum yang menghambat proses penyesuaian diri bagi orang usia madya adalah tekanan karena keluarga.

e. Takut akan gambaran masa depan yang akan dilewatinya sendiri. Sekitar 43,3% partisipan merasa takut akan gambaran masa depan yang akan mereka lewati sendiri. Dua partisipan menyatakan bahwa mereka khawatir jika mereka menjadi tua tidak ada yang merawat selain itu sempat juga terlintas di pikiran mereka untuk apa mereka bekerja keras jika tidak ada anak dan istri. Hurlock (2010) pria dan wanita mempunyai banyak alasan yang kelihatannya berlaku untuk mereka, untuk takut memasiki usia madya. Beberapa diantaranya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan serta berbagai tekanan tentang pentingnya masa muda bagi kebudayan Amerika dibanding dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh berbagai kebudayaan negara lain.

3. Upaya yang Dilakukan

Mayoritas pria mengupayakan berbagai hal diantaranya:

(28)

jadi mereka harus bekerja lebih giat untuk menambah penghasilan mereka. Hal ini berbeda dengan Hurlock (2010) tanpa istri, anak-anak, dan saudaranya kurang menuntut besarnya uang yang diperlukan, maka pria tidak begitu pusing dengan jumlah pendapatannya tiap bulan dibandingkan pada waktu ia masih lebih muda. b. Sebanyak 66,7% partisipan berencana untuk mengumpulkan lebih banyak uang.

Mereka merasa selagi belum menikah jadi uang yang mereka hasilkan bisa dikumpulkan. Salah satu mengumpulkan uang untuk membiayai ibu dan keponakannya, selain itu uang yang dia kumpulkan juga untuk membangun rumah yang dia tempati saat ini. Hurlock (2010) karena orang usia madya sering berpikir dan mawas diri sebagai generasi pemimpin yaitu kelompok yang memiliki kekuasaan dan kekuatan paling besar, maka mereka ingin memiliki harta benda yang dapat digunakan untuk menyatakan status mereka kepada orang atau keompok lain.

c. 66,3% partisipan memutuskan untuk memperluas pergaulan, menurut beberapa partisipanselagi belum menikah mereka bebas untuk berteman dengan siapa saja dan dimana saja. Hurlock (2010) salah satu tugas perkembangan dewasa madya adalah belajar menggunakan waktu luang dengan cara yang memuaskan. Ini merupakan tugas yang sulit karena pria dan wanita pada usia ini mempunyai banyak waktu luang, dibandingkan dengan awal masa mudanya. Karena itu, biasanya mereka meningkatkan jumlah kegiatan yang bersifat rekreasional.

(29)

kepuasan terhadap pekerjaan dan prestise jauh lebih penting baginya daripada uang yang diperoleh.

e. 50% partisipan merasa harus instrospeksi pada kekurangan diri sendiri, mereka merasa harus berpikir hal-hal apakah yang salah dan atau yang kurang dari mereka sehingga belum mendapatkan pasangan. Salah satu ciri usia madya adalah masa evaluasi Hurlock (2010) karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak prestaasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya keluarga dan teman.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

A. Alasan Pria Dewasa Madya Belum Menikah

Pria memiliki alasan yang berbeda-beda mengapa dia belum juga menikah, namun mayoritas alasan pria dewasa madya belum menikah adalah belum mendapatkan wanita yang diidealkan, lebih bebas, menganggap karir lebih menguntungkan, karena memiliki tanggung jawab keuanagan dan waktu dengan keluarga, dan sering gagal dalam mencari pasangan.

B. Masalah yang Dihadapi

(30)

tekanan dari keluarga untuk segera menikah, dan takut akan gambaran masa depan yang dihadapinya sendiri.

C. Upaya yang akan Dilakukan

Upaya yang akan dilakukan para pria dewasa madya yang belum menikah beraneka ragam. Namun, mayoritas pria dewasa madya yang belum menikah akan mengupayakan beberapa hal, diantaranya bekerja lebih giat, mengumpulkan lebih banyak uang, memperluas pergaulan, mengembangkan karir, dan introspeksi pada kekurangan diri mereka.

Saran

Saran dari peneliti yang dapat peneliti berikan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi partisipan masih ingin menikah, terus berusaha untuk membuka diri pada wanita agar segera mendapatkan istri.

2. Bagi partisipan yang memutuskan untuk tidak menikah, untuk siap menerima resiko akan keputusannya.

3. Bagi masyarakat, untuk tidak mengolok-olok keadaan seseorang, karena hal tersebut sangat mengganggu. Mungkin lebih baik membantu mengatasi masalah mereka.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. B. (1999).Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjangrentang kehidupan. Edisi 5. Indonesia. DiterjemahkanolehIstiwiayanti, Soejarwo. Jakarta: Erlangga.

Karo, A. (2009). Aaron Karo Present Ruminations. I’m having more fun than you (online). Retrieved Juni 24, 2014, from http://ruminations.aaronkaro.com/2009/09/14/issue-156-im-having-more-fun-than-you-september-14th-2009/.

Rakhmat, J. (2012). Metode penelitian komunikasi dilengkapi contoh analisis statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Santrock, J.W. (2012). Life span development: perkembangan masa hidup. Edisi Ketigabelas. Jilid 2, Indonesia. Diterjemahkanoleh Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga.

Sidakaton, S. (2011, Januari 28). Alasan pria suka melajang (online): http://www.tnol.co.id/seks/8005-kenapa-pria-suka-melajang.html.

Gambar

Tabel 1 Identitas Responden
Tabel 3 Identitas Responden
Tabel 5 Alasan Pria Dewasa Madya Belum Menikah
Tabel 6 Masalah yang Dihadapi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor internal bank yang terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK), CAR, ROA, NPL’s terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh bank

(1) Kepala Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 633 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di

Justeru, dapat disimpulkan bahawa hasil kajian ini menunjukkan bahawa usahawan wanita di Kelantan mampu menjana pendapatan keluarga dan berupaya keluar daripada

Keywords: Genre Based Approach, Critical Thinking, argumentative texts, English Language

Sifat atau ciri umum dari cacing golongan Trematoda (cacing pipih bentuk daun) di antaranya adalah hermaprodit ( satu spesies memiliki alat kelamin jantan dan

The error and change of error are multiplied by gains that are set according to the distance between adjacent peak values of the fuzzy subsets (i.e. Ej and Ej+1), and the

Kritik terhadap kinerja guru perlu dilakukan,tanpa itu bagaimana guru mengetahui kinerja yang sudah dilakukannya selamaini, dengan demikian akan menjadi bahan renungan bagi

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Zohreh Hajiha dan Neda Sobhani (2012) meneliti tentang ukuran auditor, spesialisasi industri dan audit tenure