• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF DAN KEPUASAN PENDENGAR RADIO DI ERA MEDIA BARU (Studi Pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MOTIF DAN KEPUASAN PENDENGAR RADIO DI ERA MEDIA BARU (Studi Pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh

Fitriani Ayu Lestari 1312010010

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) IMAM BONJOL PADANG

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Imam Bonjol Padang.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah hal yang menyebabkan bertahannya pendengar radio di era media baru. Penelitian dilakukan pada pendengar radio Dhara FM Kota Pariaman. Radio swasta yang memiliki keragaman dalam segmentasi pendengar.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan motif dan kepuasan pendengar aktif radio Dhara FM Kota Pariaman dalam mendengarkan radio di era media baru. Serta untu melihat motif dan kepuasan pendengar radio di era media baru.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasi. Mengkorelasikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi dan mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Tekni pengumpulan data yang digunakan ialah angket. Angket yang digunakan telah melalui uji validitas. Angket disebarkan pada 127 orang responden yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data yang didapat diolah menggunakan program pengolahan data SPSS. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analisis.

(6)

iii

melimpahkan rahmat, nikmat, kesabaran, kesehatan, pikiran, serta petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Motif dan Kepuasan Pendengar Radio di Era Media Baru (Studi Pada Pendengar Radio

Dhara FM Kota Pariaman). Shalawat berangkaikan salam penulis mohon kepada Allah SWT untuk disampaikan kepada Nabi besar Muhammad Baginda Rasulullaah SAW yang telah memberikan tauladan yang baik untuk kehidup di Dunia ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan, halangan, rintangan, kesalahan dan kekeliruan yang membuktikan kelemahan penulis dalam berbagai hal. karena bantuan dan partisipasi serta motivasi dari bebagai pihak yang telah menyumbangkan waktu, kesempatan, tenaga, pikiran, moril dan materil untuk selesainya karya ilmiah yang penulis

lakukan ini. Penulis mendo’akan kepada Allah SWT semoga menjadi amal shaleh,

dengan niat semata-mata hanya untuk mengharap ridha Allah SWT. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Dekan, Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menimba ilmu.

2. Bapak Usman, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dan Ibu Dr. Neni Efrita, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

(7)

iv

karyawan yang telah memberikan kesempatan seluasnya untuk mempergunakan buku-buku dan lain sebagainya yang dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih banyak kepada ayahanda Azwir dan Ibunda Yurliana yang telah bersusah payah mendidik, mengingatkan, membimbing, memotivasi serta membiayai segala macam kebutuhan untuk kelancaran dan keberhasilan penulis.

7. Kepada Adik Siti Aisyah dan saudara sepupu semuanya yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada teman baik penulis Devita Syamal, Dona Melya Riska, Merli Muslima, Retno Purnama Sari, Sofia Hidayah Turrahmah, Mukhtar Syafi’i, Putri Nilam Sari, Ayu lastri, Desi Erlinda, teman- teman KPI 2013 dan Teman-teman kos yang telah menemani selama 4 tahun terakhir.

Atas semua jasa dan motivasinya penulis ucapkan terima kasih banyak, semoga Allah SWT Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuannya. Amin.

Padang, 21 Agustus 2017 Penulis,

(8)

iv

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Batasan Masalah... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II ACUAN TEORITIK A. Komunikasi Massa ... 10

1. Media Massa ... 10

2. New Media ... 12

B. Radio ... 15

1. Pengertian Radio ... 15

2. Perkembangan Radio ... 16

3. Kelebihan Radio ... 17

4. Kelemahan Radio ... 18

C. Khalayak ... 18

D. Teori Uses And Gratifications ... 21

1. Motif ... 23

2. Kepuasan ... 25

E. Kerangka Pemikiran ... 26

F. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

(9)

v

G. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Radio Dhara FM Kota Pariaman ... 42

B. Data Responden ... 47

C. Data Variabel Penelitian ... 51

D. Data Uji Persyaratan Analisis ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji F ... 53

3. Uji Regresi Linear Berganda ... 54

4. Uji Koefisien Korelasi... 56

5. Uji Koefisien determinasi ... 59

E. Pengujian hipotesis 1. Uji T ... 60

F. Analisis ... 64

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

(10)

1

Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia karena komunikasi dapat memperlancar hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi didefinisikan secara beragam oleh para ahli.

Diantara definisi tersebut, yang paling banyak dipakai ialah definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell, menurutnya

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. “Says What In

Which Channel To Whom With What Effect”, dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 (lima) unsur penting yakni, Who

(siapa), Says What (berkata apa), In Which Channel (melalui saluran apa), To Whom (kepada siapa), dan With What Efect (melalui efek apa).1

Komunikasi dilihat dari jumlah komunikan terdiri dari komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.2

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Definisi komunikasi

massa yang dikemukakan oleh Bittner, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is

1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006). h. 10

2Ibid

(11)

messages communicated through a mass medium to a large number of

people).3 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.

Media massa adalah sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-sebanyaknya dan area yang seluas-luasnya.4

Media massa menjadi media yang dapat menjangkau massa yang banyak dan beragam. Sehingga informasi dapat tersiar dengan mudah dan diterima oleh banyak orang. Berdasarkan bentuknya media massa dapat dibedakan menjadi dua, media cetak seperti koran dan majalah, dan media elektronik seperti televisi dan radio.

Radio menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio

broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu

penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.5

Undang-undang Penyiaran No. 32/2002 menjelaskan kegiatan

pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi

3

Elvinaro Ardianto,et al, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatam Media, 2007), Cet. ke 2, Jilid 1, h. 25

4

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika,2012),h. 13

5

(12)

radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.6

Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes7

.

Awalnya radio digunakan untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat.8

Selanjutnya, perkembangan radio mendapat perhatian dunia dan terus berkembang dari masa ke masa.

Sejarah radio di Indonesia berawal pada tahun 1925, saat itu resmi didirikan oleh Belanda sebuah stasiun radio siaran yang bersifat swasta bernama Botaniasche Radio Vereeniging (BRV). Setelah itu, baru banyak bermunculan radio-radio siaran swasta yang bersifat ketimuran.9

Radio di Indonesia terbagi atas dua, yakni radio pemerintah dan radio non pemerintah (radio swasta). Radio pemerintah dikenal dengan nama Radio

Republik Indonesia (RRI) yang didirikan pada tahun 11 September 1945.10 Sebagai sarana penyambung informasi pemerintahan kepada masyarakat Indonesia.

Radio swasta di Indonesia berkembang sejak tahun 1966.11 Radio swasta di Indonesia hadir atas dasar kecintaan orang-orang pada siaran radio sehingga mendirikan radio swasta sebagai wadah berkreatifitas, sejak saat itu

(Malang: Bayu Media Publshing, 2004), h. 18

10Ibid 11Ibid,

(13)

perkembangan radio swasta di Indonesia meningkat. Pada tahun 1974 terdapat 330 radio swasta di Indonesia. Bahkan jumlah radio swasta di Indonesia

sempat menyentuh angka 449 stasiun radio. Radio mencapai puncak

kejayaannya di Indonesia pada tahun 1980-an.12

Pada tahun 1990-an menjadi awal perkembangan teknologi media komunikasi dan informasi. Hal ini membawa era teknologi komunikasi saat

ini pada era New Media (Media Baru). Media baru didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital.13

Media baru merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik. 14

Diantara macam-macam media baru yang tengah berkembang saat ini ialah : Facebook, Youtube, Twitter dan lain-lain yang biasa disebut dengan media sosial.

Hadirnya media baru seperti yang telah disebutkan mengakibatkan radio mulai ditinggalkan oleh khalayaknya. Banyak khalayak radio atau biasa

disebut dengan pendengar radio beralih memilih media baru sebagai media informasi dan hiburan.

12

http://ilmusosial.net/perkembangan-radio-di-indonesia.html, diakses pada 18 Desember 2016, pukul 20.05 WIB

13

Creeber dan Martin, Digital cultures, (Berkshire: Open University Press, 2009), h. 2

14

(14)

Survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga survey Nielsen pada tahun 2014, menyebutkan bahwa setiap tahunnya pendengar radio mengalami penurunan hingga 3%.15

Jika hasil survey Nielsen ini dijadikan landasan, maka sekitar tahun 2013 pendengar radio sudah habis. Namun, kenyataannya masih ada radio swasta yang masih aktif. Hal ini bisa dilihat dari beberapa radio besar di Indonesia yang masih eksis, seperti radio Prambors FM yang berada di Jakarta. Pendengarnya bisa dilihat dari banyaknya orang yang berpartisipasi di akun media sosial radio tersebut. Tidak hanya radio yang berada di kota besar saja yang masih eksis di era media baru saat ini, tetapi juga di kota-kota kecil. Salah satunya ialah radio yang berada di kota Pariaman, Sumatera Barat.

Kota Pariaman memiliki luas daerah 73.360 KM² dan jumlah

penduduk sebanyak 97.901 orang.16

Pada tahun 2012, terdapat 6 stasiun radio swasta di Kota Pariaman, namun saat ini Kota Pariaman hanya memiliki 2 stasiun radio swasta yang masih aktif, yaitu Radio Damai FM dan Radio Dhara FM.17

Dan alasan penulis memilih Radio Dhara FM dikarenakan Radio Dhara FM merupakan radio swasta yang memiliki pendengar yang beragam.

Berdasarkan pengamatan awal penulis 2 bulan (3 Oktober- 3 Desember), Radio Dhara FM Kota Pariaman memilliki banyak pendengar setia. Pendengar radio Dhara FM dapat dibedakan menjadi dua, yakni

15

Harianjogja.com diakses pada 17 Januari 2017, pada pukul 21.05 WIB

16

Wikipedia, diakses pada 18 desember 2016, Pada Pukul 20.18 WIB

17

(15)

pendengar aktif dan pendengar pasif. Pendengar aktif ialah pendengar yang

sering yang berpartisipasi dalam program-program radio yang di sediakan.

Pendengar berpartisipasi dengan dua cara yakni pertama, melalui telepon.

Pendengar langsung menelpon ketika acara on air. Selain itu, pendengar juga

bisa bepartisipasi melalui media sosial yang telah disediakan oleh radio.

Selama pengamatan awal penulis, pendengar aktif Radio Dhara FM cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pendengar yang ikut berpartisipasi pada program interaktif yang disediakan radio Dhara FM. Program Radio Dhara FM selalu berdurasi 3 jam termasuk program interaktifnya, setiap segmen berdurasi ±10-15 menit dan ada 4-5 orang penelpon yang ikut berpartisipasi disetiap segmennya. Selain penelpon, juga ada beberapa komentar pendengar di akun Facebook Radio Dhara FM Kota Pariaman yang ikut juga berpatisipasi dalam program tersebut.

Pendengar pasif yakni pendengar radio yang tidak ikut berpartisipasi dalam program radio namun hanya mendengarkan program radio yang disiarkan. Hal ini penulis dapatkan berdasarkan pengamatan penulis ketika

berbelanja di pasar Pariaman beberapa toko memasang radio dan mendengarkan radio Dhara FM sebagai media Hiburan.18 Selain itu, beberapa warung-warung kopi yang berada dilingkungan tempat tinggal penulis juga memasang radio dan mendengarkan Radio Dhara FM.19 Rumah-rumah

18

Observasi awal peneliti pada 20 Oktober 2016

19

(16)

masyarakat yang bekerja sebagai penjahit mukena di sekitar tempat tinggal penulis juga mendengarkan Radio Dhara FM sebagai media hiburan.20

Pendengar yang bertahan mendengarkan radio di era media baru menunjukkan adanya prilaku pemilihan media oleh khalayak. Pemilihan

media oleh khalayak ini merupakan pembahasan yang dikaji dalam teori uses and gratifications

. Teori

uses and gratifications ialah salah satu teori komunikasi massa.

Teori ini menunjukkan bahwa permasalahan utamanya bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, sehingga sasarannya ialah pada khalayak yang aktif, yang memang menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.21

Inti dari teori uses and gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu.22

Pendengar radio di era media baru saat ini menunjukkan bahwa khalayak yang memilih media. Hal ini sesuai dengan teori uses and gratifications. Sehingga penggunaan teori ini sejalan dengan permasalahan yang akan penulis teliti.

Fenomena pendengar radio di era media baru saat ini menarik dan penting untuk ditelusuri secara ilmiah, terutama penjelasan tentang alasan,

20Ibid 21

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 108

22

(17)

motif, dan kepuasan para pendengar radio dalam menggunakan radio sebagai media hiburan dan informasi. Hal inilah yang menjadi alasan penulis

mengangkat topik “Motif Dan Kepuasan Pendengar Radio di Era Media Baru (Studi pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini ialah : “ Bagaimana Motif Dan Kepuasan Pendengar Radio di Era Media Baru (Studi pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman)

C. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar masalah penelitian terfokus dan tidak menyebar pada aspek-aspek lain. Berdasarkan hal itu, penulis membuat

batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apa motif khalayak dalam menggunakan radio di era media baru?

2. Bagaimana kepuasan khalayak dalam menggunakan radio di era media baru?

3. Apakah terdapat hubungan antara motif dan tingkat kepuasan khalayak dalam menggunakan radio di era media baru?

D. Tujuan penelitian

1. Untuk menggali apa motif khalayak menggunakan radio di era media baru. 2. Untuk menjelaskan bagaimana kepuasan khalayak dalam menggunakan

(18)

3. Untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara motif dan tingkat kepuasan khalayak dalam menggunakan radio di era media baru.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah peneliti tentang pendengar setia radio di era media baru saat ini.

2. Secara akademis penelitian ini dapat disumbangkan kepada UIN Imam Bonjol Padang khususnya Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

(19)

10 BAB II

ACUAN TEORITIK A. Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa telah banyak diuraikan oleh para ahli. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yaitu, “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).” 1

Menurut Gerbner “Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi

yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of

the most broadly shared continuous flow of messages in industrial

societies).”2

Dari dua pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa komunikasi massa ialah proses komunikasi yang menggunakan teknologi media massa dalam menyampaikan pesan yang hendak disampaikan.

1. Media Massa

Media massa merupakan hal yang paling mendasar dalam komunikasi massa. Seperti yang telah dijelaskan di atas komunikasi massa menggunakan media massa sebagai sarana dalam menyebarluaskan informasi.

1

Elvinaro Ardianto,et al , h.3

(20)

Menurut Hafied Cangara media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. 3

Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain.

Media massa mengubah perilaku baik dengan memberikan informasi baru atau pilihan (sejenis perubahan struktural) dan dengan membentuk identitas diri konsumen (sejenis perubahan ideasional).4 Terdapat beberapa jenis media massa, yakni: 5

a. Media cetak

Contoh dari media massa jenis ini ialah surat kabar. Media massa jenis ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

1) Pesan yang disampaikan memiliki unsur produksi berupa simbol verbal, gambar dan warna

2) Ringan dan mudah dibawa kemana–mana.

3

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.9

4

Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Ar –Ruzz, 2010), h.198

5Ibid

(21)

3) Unsur umpan balik juga hanya bersifat verbal.

4) Sumber kehidupan media cetak ialah iklan dan penjualan. b. Media audio visual

Televisi merupakan contoh dari media massa audio visual. Adapun ciri–ciri dari media massa jenis ini ialah :

1) Unsur produksi utama ialah verbal, gambar, warna, suara, dan gerakan.

2) Tidak mudah untuk dibawa kemana–kemana. 3) Pesan tidak bisa diulang.

4) Bersifat serempak.

5) Umpan balik dapat berupa verbal dan non verbal. c. Media audio

Contoh dari media massa audio ialah radio. Ciri – ciri dari media ini ialah :

1) Unsur produksi utamanya ialah suara. 2) Relatif bisa dibawa kemana-kemana.

3) Pesan bersifat serempak dan tidak bisa diulang. 4) Umpan balik bisa berupa verbal dan non verbal. 2. New Media (Media Baru)

a. Pengertian Media Baru

(22)

mendefinisikan media baru sebagai teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di dalamnya (baik mainframe, PC maupun notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang diinginkannya. b. Sejarah Media Baru

Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk menerangkan kemunculan digital, komputer atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sejarah awal jaringan teknologi komunikasi atau internet pada tahun 1970 oleh Roy Tomlinson yang mampu menghubungkan 10 komputer yang bisa saling berhubungan.

Selanjutnya, perkembangan internet berkembang pesat hingga pada tahun 1992 Tim Benners Lee berhasil menemukan browser yang bisa digunakan untuk menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya. Dan menghadirkan era media baru pada abad ke-21.6

c. Karakteristik Media baru

Media baru hadir sebagai inovasi pembaharuan dalam teknologi komunikasi massa. Hadirnya media baru di masyarakat menambah pilihan media bagi masyarakat dalam menjalankan komunikasi sehari-hari, informasi, serta hiburan.

6

Rudy Setiawan, Kekuatan New Media Dalam Membentuk Budaya Populer Di Indonesia,

(23)

Terry Flew menjelaskan bahwa hal baru yang dibawa oleh media baru adalah “computing and information technology, communication networks, digitalised media and information content,

convergent atau disingkat dengan 4C (Computing, Communication, Content, Convergent). 7

Dengan demikian, media baru akan selalu melibatkan empat karakter, yaitu: pertama, teknologi informasi yang terkomputarisasi. Walau hanya diolah oleh "alat" yang ukurannya kecil namun bila sudah melibatkan komputer, informasi akan lebih mudah untuk diolah.8

Kedua, media baru akan selalu berkaitan dengan jaringan komunikasi. Banyak orang terangkai dengan media baru. Bila dalam konsep awal jaringan komunikasi, orang terangkai dalam garis imajiner dengan melibatkan pemuka pendapat dan pemuka informasi, di dalam penggunaan media baru, jaringan tersebut sudah merangkaikan antar inidivu secara langsung.

Ketiga, media baru selalu memiliki konten yang berupa informasi atau pesan yang bersifat digital. Digital artinya satu pesan bisa muncul dan diakses dalam beragam media. Digital selalu dioposisibinerkan dengan analog yang berarti satu pesan hanya bisa diakses dalam satu media.

7

Ibid.

8Ibid,

(24)

Dengan sifatnya yang digital ini dengan sendirinya pesan akan bersifat konvergen, sebagai karakter yang keempat, di mana satu jenis konten bisa berasal dari banyak jenis pesan atau bila prosesnya dibalik, banyak konten yang berasal dari satu pesan, bisa disebut dengan

divergen. 9 B. Radio

1. Pengertian Radio

Secara etimologi pengertian radio menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah pengiriman suara atau bunyi melalui suara. Secara terminologi radio sesuai dengan definisi dalam UU, radio adalah pemecahan radio yang langsung ditunjukkan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.10

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan juga bisa merambat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkat (seperti molekul udara).11

Radio merupakan media massa yang bersifat auditif yakni media massa yang hanya bisa didengar. Sehingga pendengar radio harus cermat dalam mendengarkan informasi yang disajikan oleh stasiun radio tersebut.

9Ibid,

h. 362

10

Indrawan WS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 719.

11Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Radio

(25)

2. Perkembangan Radio Di Indonesia

Perkembangan radio di Indonesia dimulai dari masa penjajahan belanda,jepang, zaman kemerderkaan dan zaman orde baru.

a. Zaman Belanda

Radio yang pertama di Indonesia ialah Batavise Radio Vereniging (BRV) di Batavia yang resmi didirikan pada 16 Junii 1925 dan berstatus radio swasta. Setelah itu berdiri pula NIROM (Netherlandsch Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung, dan Medan. 12

b. Zaman Jepang

Pada zaman penjajahan jepang radio yang berstatus swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoko, yang merupakan pusat radio yang berkedudukan di Jakarta.13 c. Zaman Kemerdekaan

Pada zaman kemerdekaaan radio masih dikuasai oleh jepang. Namun, penggunaan radio untuk menyiarkan kemerdekaan melalui radio para pejuang membangun pemancar gelap dan melalui itu wakil presiden Mohammad Hatta menyampaikan pidato Kemerdekaan kepada seluruh rakyat Indonesia. Dan pada 11 September diadakan pertemuan dengan seluruh pemimpin radio di Indonesia dan

12

Elvinaro,Et al. h. 125

13

(26)

mendirikan sebuah organisasi Radio dan pada tanggal 11 September itu menjadi hari ulang tahun Radio Republik Indonesia.14

d. Zaman Orde Baru

Sampai pada tahun 1966 RRI menjadi satu-satunya radio di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsinya telah berkembang dengan pesat yakni sebagai media hiburan, informasi dan pendidikan.15

3. Kelebihan Radio

Ada beberapa kelebihan oleh radio,diantaranya16 :

a. Cepat dalam penyebaran informasi dan hiburan,karena :

1) Dapat diterima di daerah yang belum memiliki sambungan listrik. 2) Produksi siaran lebih singkat dan berbiaya murah.

3) Lebih merakyat karena buta huruf bukan kendala dan bagi penyandang tuna netra tak jadi masalah.

4) Tergolong murah dan bisa dibawa kemana saja. b. Akrab

Pendengar merasa akrab dengan penyiar karena ada komunikasi dua arah oleh pendengar dan penyiar.

c. Dekat

Suara penyiar hadir dirumah atau di dekat pendengar Pembicaranya langsung menyentuh aspek pribadi (Interpersonal Communications).

14

Ibid. h. 127

15Ibid., h. 128 16

(27)

d. Hangat

Panduan kata – kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah teman bagi mereka.

4. Kelemahan Radio

Selain memiliki kelebihan radio juga memiliki beberapa kelemahan,yakni17 :

a. Sepintas

Siaran radio cepat hilang dan tidak bisa diulang. b. Global

Informasi yang disampaikan tidak mendetail, artinya penyiar akan menyampaikan informasi secara umum saja.

c. Memiliki batasan waktu

Umumnya radio memiliki batas waktu siaran. d. Memiliki gangguan

Ketika mendengar radio terkadang mengalami gangguan seperti suara yang tidak jelas.

C. Khalayak

Pendengar atau khlayak adalah orang-orang yang mendengarkan, misalnya mendengar pidato, musik dan lain sebagainya.18 Sedangkan

17

Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, dan Reporter,(Jakarta: Penebar Swadaya, 2007), h. 8

18

(28)

pendengar menurut Onong Uchjana Effendi adalah orang-orang yang menjadi sasaran komunikasi, baik dalam bentuk kelompok yang berkumpul di suatu tempat maupun dalam keadaan terpencar-pencar,tetapi sama-sama terpikat perhatiannya oleh suatu pesan dari media massa.19

Pendengar merupakan aspek penting dari sebuah stasiun radio, terutama bagi stasiun radio swasta. Pendengar dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok20, yaitu :

1. Berdasarkan interaksi/partisipasi

Menurut masduki, ada empat jenis pendengar beradasarkan interaksi yakni pendengar spontan, pasif, selektif dan aktif. Namun dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada satu jenis pendengar saja, yakni : a. Pendengar aktif

Orang yang selalu mendengarkan radio kapanpun dan acara apapun. Selain itu pendengar aktif ialah pendengar yang selalu ikut berinteraksi baik itu melalu telepon, sms, facebook dan media lain yang disediakan oleh radio tersebut untuk berinteraksi.21

2. Berdasarkan kelas sosial.

Menurut kelas sosialnya22, pendengar dapat dibagi dua dengan karakteristik yang masing-masing berbeda, yaitu :

19

Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktik, (Bandung : Alumni, 1990), h.21

20

Masduki, opcit., h.18

21Ibid

., h. 18

22Ibid.,

(29)

a. Kelas menengah ke atas. Mereka memiliki pandangan jauh ke depan, berpikir rasional, percaya diri, mau mengambil resiko dan selera pilihannya beragam.

b. Kelas menengah ke bawah. Pandangan mereka terhadap hari ini dan kemarin terbatas, pikiran sempit, cara berpikir konkret dan non rasional (mistis dan sejenisnya) dan mempunyai selera pilihan terbatas. 3. Berdasarkan interaksinya dengan radio23,

Berdasarkan interaksinya dengan radio, pendengar dapat dibagi enam, yaitu :

a. Pendengar yang rentang konsentrasi dengarnya pendek karena menyimak radio sambil mengerjakan berbagai.

b. Pendengar yang perhatiannya dapat cepat teralih oleh orang atau peristiwa di sekitarnya karena baginya radio merupakan ”teman

santai”.

c. Pendengar yang tidak bisa menyerap informasi banyak dalam sekali dengar karena daya ingat yang terbatas akibat dari aktifitas pendengaran yang selintas.

d. Pendengar yang lebih tertarik pada hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka secara langsung.

e. Pendengar yang secara mental dan literal mudah mematikan radio, f. Pendengar yang tidak terdeteksi secara konstan sehingga sulit untuk

mengetahui apakah mereka pintar, heterogen dan tidak fanatik.

23Ibid.,

(30)

D. Teori Uses And Gratifications

Teori uses and gratifications hadir dari kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication) atau teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory) dari Wilbur Schramm, dalam teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan khalayak pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audiens).24

Teori ini menjelaskan bahwa tak selamanya khalayak menjadi pasif ketika berhadapan dengan media massa. Khalayak bisa menjadi aktif dengan memilih sendiri media yang dapat memenuhi keinginannya. Khalayak memiliki motif dan kepuasan yang berbeda dalam memilih media. Sehingga bukan pada bagaimana media mempengaruhi khalayak tetapi bagaimana media menyediakan kebutuhan yang diinginkan oleh khalayak yang memang memiliki motif tertentu dalam menggunakan media.

Teori uses and gratifications pertama kali diperkenalkan oleh Katz (1959) dalam sebuah artikel.25 . Model uses and gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.26 Model ini berasumsi bahwa khalayak memiliki peran penting dalam pemberitaan dan isi media massa.

Dalam melihat media, teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu punya otonomi dan

24

Werner J. Severin and James W. Tankard, Jr., Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada,2011),h. 354

25Ibid 26

(31)

wewenang dalam memperlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media (lewat media mana) dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Hal ini disebabkan menurut teori ini mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka.27

Para pencetus teori ini (katz, Blumler dan Gurevicth,1974) menyatakan terdapat lima asumsi dasar dari teori uses and gratifications28:

1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan. 4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,

minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara.

Teori uses and gratifications terdiri dari dua variabel yakni motif dan kepuasan. Dalam penelitian yang menjadi kajian penelitian ialah apa motif

27

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), h. 110

28

(32)

pendengar dan bagaiamana kepuasan pendengar dalam mendengarkan radio di era media baru.

1. Motif

Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara obyektif

merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyektif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasan.29

Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan. Menurut Dennis McQuail ada empat kategori motif pengkonsumsian media secara umum yaitu :

a. Motif informasi (Survaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

b. Motif identitas pribadi (Personal Identity) adalah referensi diri, eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

c. Motif integrasi dan interaksi sosial (Personal Relationship)

29

(33)

Motif yang meliputi interaksi dan integrasi sosial, merajuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain, persahabatan, kegunaan sosial.

d. Motif hiburan (Diversion) adalah motif yang meliputi kebutuhan untuk melepaskan diri dari rutinitas, tekanan, dan masalah; sarana pelepasan emosi, dan kebutuhan akan hiburan.

Disini khalayak diasumsikan sebagai individu yang aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain.

(34)

dan lakukan. Mereka sering sekali secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu.30

2. Kepuasan

Kepuasan ialah terpenuhinya kebutuhan khalayak dalam kegiatan menggunakan media massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk mencapai kepuasan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasan.

Penelitian uses and gratification dilakukan dengan mengetahui motif seseorang dalam menggunakan media, disamping itu peneliti juga dapat mengungkapkan tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. Seperti yang dilakukan Philip Palmgreen dalam mengembangkan konsep gratification sought (GS) yaitu kepuasan yang diinginkan atau diharapkan individu dalam menggunakan jenis media, serta gratification obtained (GO) yaitu kepuasan nyata yang diperoleh setelah individu menggunakan atau mengkonsumsi suatu media tertentu. a. Gratification sought (GS)

Palmgreen dan kawan-kawannya mendefinisikan Gratification sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media.

Gratification sought adalah kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu. Individu menggunakan atau tidak

30

(35)

menggunakan suatu media dipengaruhi sebab-sebab tertentu, yaitu didasari motif pemenuhan kebutuhan yang ingin dipenuhi.31

Motif yang melatarbelakangi individu satu dengan individu lain dalam mengkonsumsi media tidaklah sama. Jadi, dapat disimpulkan

gratification sought adalah motif kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu.

b. Gratification Obtained

Kepuasan yang nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. Gratification Obtained juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan media.32

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.33 Dalam penelitian ini, radio merupakan media

31

Winarso, Herupuji, Sosiologi Komunikasi Massa,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), h.111

32Ibid 33

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : Alfabeta,2011), h,60

Motif

Informasi identitas pribadi Hiburan

Efek (kepuasan)

(36)

elektronik tertua yang masih bertahan hingga saat ini. Di tengah berkembangnya media teknologi informasi dan komunikasi yang disebut dengan era media baru. Meskipun begitu pendengar aktif radio masih bertahan mendengarkan radio sebagai media informasi dan hiburan di era media baru saat ini. Hal ini dikarenakan pendengar setia memiliki motif tertentu yang mendorongnya untuk bertahan mendengarkan radio.

Berdasarkan pendekatan teori uses and gratifications ini, penulis ingin mengetahui penggunaan radio di era media baru terhadap motif dan kepuasan pendengar aktif radio. Dalam menetapakan motif dan kebutuhan yang diinginkan khalayak pada sebuah media di dasari oleh motif informasi, interaksi dan integrasi sosial, identitas pribadi, dan hiburan.

Radio memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Kelebihan inilah yang dirasa dapat memenuhi kebutuhan khalayak dalam memilih radio sebagai media informasi dan hiburan. Ketika khalayak memilih mendengarkan radio maka khalayak akan secara aktif dalam mengamati dan secara aktif untuk mengidentifikasi isi dari media tersebut dalam hal ini radio. Setelah memanfaatkan media maka khalayak akan memberikan efek yang dapat berupa kepuasan ataupun kekecewaan.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang digunakan sebagai pedoman atau petunjuk untuk memecahkan masalah, dimana hipotesis tersebut diuji kebenarannya. Berdasarkan rumusan teoritis di atas, maka

(37)

hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan adanya hubungan motif dan kepuasaan pendengar dalam mendengarkan radio di era media baru. Dijabarkan dengan cara sebagai berikut :

1. Variabel motif informasi

Ho1: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif informasi dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio. Ha1: ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif informasi dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio. 2. Variabel motif identitas pribadi

Ho2: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif identitas pribadi dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio.

Ha2: ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif identitas pribadi dengan kepuasan mendengar radio.

3. Variabel motif integrasi dan interaksi sosial

Ho3: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif integrasi dan interaksi sosial dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio.

(38)

4. Variabel motif hiburan

Ho4: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif hiburan dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio.

(39)

30

Lokasi penelitian ini ialah di radio Dhara FM, Jl. Jendral Sudirman No.203 Kota Pariaman serta daerah jangkauan frekuensi radio Dhara FM Kota Pariaman. Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu penelitian pada Mei-Juni 2017.

B. Metode Penelitian

Model penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.1

Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.2 Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri3 :

1

Syamsir Salam, MS dan Jeanal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 13

2

Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta; Kencana. 2009) h.55

3 Ibid.

(40)

1. Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.

2. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dah teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrument (kuisioner) yang kurang valid.

3. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel.

4. Prosedur riset rasional – empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang dilandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang di kumpulkan dilapangan.

Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa melihat langsung sebuah keadaan. Sedangkan desain penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian deskrptif analisis.

C. Populasi dan Sampel

Populasi ialah semua individu/unit-unit yang menjadi target penelitian.4 Populasi dari penelitian ini ialah seluruh pendengar radio Dhara

4

Erwan Agu Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif,

(41)

FM Kota Pariaman, yakni pendengar aktif. Populasi pendengar aktif radio Dhara FM berjumlah 127 orang. Hal ini dilihat dari jumlah anggota aktif

radio Dhara FM.

Sampel ialah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.5 Adapun dalam penelitian ini, peneliti memakai total sampling yakni pengambilan seluruh populasi untuk dijadikan sampel.6 Alasan peneliti menggunakan teknik ialah agar hasil dalam penelitian ini representatif. Sehingga hasil penelitian dapat berupa gamabran sebenarnya di lapangan.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Konsep Gratification Sought

(GS) dan Gratification Obtained (GO) dijadikan tolak ukur untuk mengetahui perbandingan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dan kepuasan yang didapatkan (GO). Indikator yang digunakan untuk mengukur gratification sought sama halnya dengan indikator untuk mengukur gratification obtaine, yaitu ketegori motif pengkonsumsian media menurut McQuail.7

5Opcit 6

Sugiyono, 2007

7

(42)

Dimensi Indikator

Informasi 1. Ingin mengetahui berbagai

peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat.

2. Ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut berbagai masalah.

3. Ingin memperoleh

pengetahuan lebih mengenai suatu hal.

Identitas personal 1. Ingin menemukan

penunjangan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi pendengar itu sendiri.

2. Ingin mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.

3. Ingin memperoleh nilai lebih sebagai pendengar.

Integrasi dan interaksi sosial 1. Ingin memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial.

2. Ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya.

3. Keinginan untuk dekat dengan orang lain.

4. Keinginan untuk dihargai dengan orang lain.

Hiburan 1. Ingin melepaskan diri dari

permasalahan. 2. Ingin bersantai.

3. Ingin mengisi waktu luang. 4. Ingin mendapatkan hiburan

dan kesenangan. Tabel 1

Kategori Motif Pengkonsumsian Media

(43)

skala likert (skala sikap). Cara pengukurannya adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah daftar pernyataan mengenai motif yang harus dijawab dengan sikap pernyataan kesetujuan dan ketidaksetujuan.8 E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket atau kuesioner. Kuisioner merupakan instrumen penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian survey. Kuisioner yang digunakan berbentuk pertanyaan-pertanyaan dengan model tertutup. Hal ini untuk mempermudah reponden menjawab pertanyaan.

2. Prosedur Penyusunan

Beberapa langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah9 :

a. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

b. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.

c. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti.

8

Opcit., Burhan Bungin, h.97-98

9

(44)

Misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, evaluasi.

d. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.

e. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi intrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya.

3. Uji coba Instrumen a. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Pernyataan atau pertanyaan dinyatakan valid jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3.10

Pada penelitian ini, uji validitas berguna untuk mengetahui apakah terdapat pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena tidak relevan. Instrumen dianggap valid

10

(45)

jika r hitung > r tabel dan dalam penelitian ini, dianggap memenuhi syarat koefisien dengan n = 30 dengan nilai taraf signifikan 5% yaitu 0,361 dan taraf signifikan 1% yaitu 0,463. Pada uji instrumen ini, peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel untuk menguji validitas instrumennya.

b. Realibilitas

Reabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya reabilitas alat ukur tersebut diuji reabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen dikatakan Realible apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan realible atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsistenmeskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi.11

4. Instrumen Final

Instrumen final merupakan serangkaian pertanyaan dalam angket yang telah lulus uji coba validitas instrumen. Dalam penelitian ini instrumen final terdapat dalam lampiran.

11

(46)

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat data yang akurat, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian ialah angket. Angket sebagai alat pengumpul data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan penulis yang disusun secara sistematis yang disampaikan untuk dijawab responden penelitian melalui penelitian lapangan.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah data pendukung skripsi ini seperti buku-buku, artikel, internet, surat kabar dan literatur yang berkaitan dengan judul penelitian

G. Teknik Analisis Data

(47)

1. Uji Normalitas Kolmograv-Smirnov

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dari setiap variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal.12 Cara menghitungnya dengan menggunakan kurva peluang normal melalui pembuat titik temu garis antara data interval yang berada pada garis sumbu X (verikal) dan jumlah frekuensinya pada garis sumbu Y (horizontal). Data pengambilan keputusan dalam uji normalitas ini ialah sebagai berikut:

a) Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

b) Jika nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

2. Uji Regresi Linear Berganda

Peneliti mengolah data yang didapat dengan menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression) untuk menguji hipotesis penelitian, dengan rumusan di bawah ini:13

𝑌=𝑏0+ 𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2+𝑏3 𝑋3+ 𝑏4𝑋4

Keterangan:

Y : Variabel dependen (kepuasan pendengar) 𝑏0: Harga Konstanta

𝑏1 : Koefisien regresi parsial variabel motif informasi

12

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : BPUNDIP, 2009), h. 87

13

(48)

𝑏2: Koefisien regresi parsial variabel motif identitas pribadi

𝑏3 : Koefisien regresi parsial variabel motif interaksi dan integrasi sosial

𝑏4: Koefisien regresi parsial variabel motif hiburan

3. Uji Koefisien Korelasi

Metode korelasi bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain.14 Uji koefisien korelasi ini berfungsi untuk melihat hubungan antara variabel motif terhadap kepuasan. Setelah data diklasifikasikan, akan diadakan analisa data untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel X dan Y. Pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel data yang berskala interval.15 Rumus korelasi Pearson adalah :

𝑟= 𝑛 Σ𝑥𝑦 − (Σ𝑥.Σ𝑦)

√ 𝑛Σ𝑥2Σ𝑥 2 [𝑛Σ𝑦2 (Σ𝑦)2 ]

Keterangan:

r = koefisien korelasi

x = angka mentah untuk variabel X y = angka mentah untuk variabel Y n = jumlah sampel atau responden

Pada penelitian ini, perhitungan koefisien korelasi menggunakan bantuan software IBM SPSS 20. Untuk dapat memberikan penafsiran

14

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-13, h. 27

15

(49)

terhadap koefisien korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada tabel berikut:16

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besarnya pengaruh variabel bebas: motif (X) dengan variabel terikatnya kepuasan (Y). Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada model summary dan tertulis R Square. Nilai R Square dinyatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar anara 0-1. Pada umumnya, sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjust R Square dikatakkan cukup tinggi dengan nilai di atas 0,5.17

5. Uji F

Uji F dikenal juga dengan pengujian serentak yaitu, uji untuk melihat apakah secara simultan (bersama-sama) koefisien regresi variabel bebas mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikatnya.18 Dengan kata lain untuk menguji apakah model regresi yang dibuat baik (signifikan) atau tidak baik (non signifikan).

16

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 229.

17

Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik secara Profesional, (Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo, 1999), h.50.

18

(50)

Nilai taraf signifikasi sebesar a = 0,01 sampai 0,05. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, jika F hitung > dari F tabel, (H0 di tolak Hk diterima). Untuk melakukan uji hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, seperti di bawah ini:

H0: = 0 Variabel motif tidak berpengaruh signifikan dengan kepuasan pendengar radio di era media baru.

HK: ≠ 0 Variabel motif berpengaruh signifikan dengan kepuasan pendengar radio di era media baru.

Jika sig F > 0,01 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun jika sig F < 0,01 maka terdapat signifikasi antara variabel bebas dengan variabel terikatnya 6. Uji T-Tes (Parsial)

Uji T untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Nilai taraf signifikasinya sebesar 1% sampai dengan 10%. Secara manual rumus uji t-test sebagai berikut:19

𝑡= 𝑥 − 𝜇0

𝑠/√𝑛

Keterangan: t : t hitung

𝑥: rata-rata sampel

𝜇0: rata-rata spesifik atau rata-rata tertentu (yang menjadi perbandingan) 𝑠: standart deviasi sampel

n: jumlah sampel

19

(51)

42 1. Profil dan Historis Lembaga

Radio Dhara FM merupakan salah satu radio swasta yang ada di Kota Pariaman. Radio ini berdiri pada tahun 1986 dengan nama radio Eldhara Perbawa swara dengan frekuensi saat itu AM 1386 KHz gelombang 216 M. Dikarenakan adanya kebijakan khusus oleh pemerintah saat itu, maka radio Eldhara mengganti nama menjadi radio Dhara Perbawa Swara dan berganti frekuensi menjadi FM dengan frekuensi 88.8 MHz agar tampil bening sebagai mana yang diharapkan pada bulan agustus 2005 dengan alamat dijalan Jenderal Sudirman No. 203 Pariaman. a. Visi

PT. Radio Dhara Perbawa Swara (Dhara FM) mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan informasi yang seluas-luasnya serta melestarikan budaya bangsa terutama budaya minangkabau. b. Misi

1) Menyiarkan berbagai ilmu pendidikan untuk masyarakat

2) Menjalin kerja sama dengan berbagai media yang menggali berbagai ilmu pendidikan baik nasional maupun internasional 3) Mendorong peningkatan kecerdasan masyarakat lewat siaran

(52)

4) Menyebarluaskan informasi yang membangkitkan semangat cinta budaya bangsa

5) Mengajak pendengar memacu kehidupan dalam irama yang menyenangkan

6) Menyajikan hiburan dan siaran kata dari khasanah budaya daerah dan Indonesia

7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyiarkan komunikasi bisnis

8) Mengembangkan jembatan usaha bagi produsesn pemasaran barang dan jasa.

9) Menjadi mitra KPI dalam aktualisasi media penyiaran radio dalam pemberdayaan masyarakat.

c. Sistem Manajemen Lembaga 1) Struktur Organisasi

No Nama Jabatan

1 H.Leonardy Harmainy, MBA Direktur Utama

2 N. Ady Koto Direktur

3 Masrutin Station Manager

4 Warni Wahab Manager Keuangan

Tabel 4. Struktur Organisasi

2) Segmentasi Target Pemirsa

Dalam penyusunan program siaran mengacu pada sasaran pendengar secara efektif yang dilihat dari :

(53)

2) Dari segi Demografis : Terinci dalam kelompok umur :

Segmentasi Radio Berdasarkan Jenis Kelamin

4) Pendidikan

2. Jadwal Program Siaran / Pola Acara Siaran dalam 1 (satu) minggu. Jadwal program siaran TV :

a. Pada hari kerja : Pukul 05.00 s/d pukul 24.00 b. Pada hari Libur : Pukul 05.00 s/d pukul 24.00 3. Program Acara Dhara FM

(54)

a. Dhara Syiar Islam

Sebuah acara pengajian,ceramah agama di pagi hari untuk menemani aktivitas shubuh pendengar. Menghadirkan gita-gita Qasidah. Disiarkan setiap hari pada pukul 05.00-06.00 WIB

b. RD dan ID

Sebuah program berita pagi yang direlay langsung dari Voice Of Amerika (VOA). Disiarkan setiap senin –sabtu pada pukul 06.00 – 06.30 WIB.

c. Halo Piaman

Merupakan sebuah program acara bersifat semi news untuk menemani pendengar ketika mempersiapkan aktivitas paginya. Dalam program ini pendengar dapat melaporkan peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitarnya. Dan juga menghadirkan gita-gita yang bertempo cepat. Disiarkan setiap hari pada pukul 06.30 – 09.00 WIB.

d. Ganto Minang

Merupakan sebuah program acara yang bersifat Hiburan dengan memutar gita-gita Minang bagi pendengarnya. Dalam program ini pendengar dapat merequest gita-gita minang kesukaannnya dengan menghubungi kontak (0751) 91551 atau melalui Via facebook Dhara FM. Disiarkan setiap hari pada pukul 09:30-12:00 WIB.

e. Aneka Wacana

(55)

f. Dhara dan Relasi

Merupakan sebuah program yang bertujuan untuk menemani pendengar yang tengah beristirahat siang. Memberikan sesuatu yang menghibur dan segar serta informasi menarik yang berbeda setiap harinya. Dan menghadirkan gita-gita pop Indonesia. Disiarkan pada pukul 12:00-15:00 WIB.

g. Dhara Dangdut Spesial

Merupakan sebuah program yang menghadirkan gita-gita dangdut pilihan yang bisa di request oleh pendengar, pendengar juga dapat titip salam. Disiarkan setiap hari pada pukul 15:00-17:30 WIB.

h. Salingka Pariaman

Merupakan sebuah program yang menyajikan berita dan peristiwa teraktual seputar kota pariaman dan kabupaten padang pariaman. Diasiarkan setiap senin-jumat pada pukul 17:30-17:45 WIB.

i. Tanya Jawab Islam

Merupakan sebuah program yang dikhususkan untuk pendengar yang ingin bertanya jawab seputar islam. Dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya. Disiarkan setiap hari pada pukul 17:45-18:00 WIB.

j. Mutiara Jiwa

(56)

k. Spesial Moment

Merupakan sebuah program yang dikhususkan untuk pendengar yang mau menyampaiakan momen-momen spesialnya. Serta menghadirkan gita-gita terbaru dari dalam dan luar negeri. Disiarkan setiap senin – jum’at pada pukul 19.00 – 21.00 WIB.

l. Problema dalam nada

Adalah sebuah program yang membahas berbagai problema dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai solusi yang ada. Disiarkan setiap sabtu pada pukul 19.00 – 21.00 WIB.

m. Gimara (Gita Malam Dhara)

Merupakan sebuah program yang memberikan tips – tips ringan tentang kehidupan serta pendengar juga dapat merequest gita kesayangannya. Disiarkan setiap senin sampai 21.00 – 24.00 WIB.

n. Mari Berpantun

Adalah sebuah program yang dirancang khusus untuk kerabat dhara yang ingin berpantun menggunakan bahasa minang. Pendengar bisa berpartisipasi langsung melalui line telepon (0751) – 91551. Dan juga menyiarkan gita- gita gamad. Disiarkan setiap hari minggu pada pukul 21.00 -24.00 WIB

B. Data Responden

1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Perempuan 79 62,2%

2. Laki-laki 48 37,8%

Jumlah 127 100%

Tabel 9.

(57)

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jumlah pendengar aktif radio Dhara FM di dominasi oleh perempuan yakni sejumlah 79 orang (62,2%) sedangkan laki-laki sebanyak 48 oramg (37,8%).

2. Data Responden Berdasarkan Usia

No. Rentang Usia Jumlah Persentase

1. 20-30 23 18%

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui jumlah pendengar aktif radio Dhara FM di dominasi oleh pendengar pada rentang usia 31-40 tahun sebanyak 49 orang (38,6%) lalu pendengar usia 41-50 tahun sebanyak 38 orang (30%). Selanjutnya pendengar usia 20-30 tahun sebanyak 23 orang (18%), pendengar usia 51-60 tahun sebanyak 14 orang (11%) dan terakhir pendengar usia 61-70 tahun sebanyak 3 orang (2,4%). 3. Data Responden Berdasarkan Waktu Mendengarkan

No. Waktu Jumlah Persentase

Data Responden Berdasarkan Waktu Mendengarkan

(58)

sebanyak 40 orang (31,4%). Lalu sisanya mendengarkan radio pada malam hari sebanyak 20 orang (16%). Dan 17 orang (13,3%) mendengarkan radio setiap saat.

4. Data responden berdasarkan durasi mendengarkan radio No. Durasi Jumlah Persentase 1. ≤ 3 Jam 26 orang 20,4% 2. ± 6 Jam 11 orang 8,6% 3. ≥ 6 Jam 90 orang 71% Jumlah 127 Orang 100%

Tabel 12.

Data Responden Berdasarkan Durasi Mendengarkan Radio

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat 90 orang (71%) responden mendengarkan radio lebih dari 6 jam. Sedangkan 26 orang (20,4%) responden mendengarkan radio kurang dari 3 jam. 11 orang (8,6%) responden mendengarkan radio selama kurang lebih 6 jam.

5. Data responden berdasarkan daerah

No Daerah Jumlah Persentase

(59)

di daerah kabupaten Padang Pariaman yaitu sebanyak 41,7% dengan pendengar laki-laki sebanyak 17 orang dan perempuan sebanyak 36 orang. Sisanya berada di kab. Agam 5,5% dengan pendengar laki-laki sebanyak 3 orang dan perempuan sebanyak 4 orang. Selanjutnya di kota Bukit Tinggi sebesar 4% dengan pendengar laki-laki 2 orang dan perempuan sebanyak 3 orang. Dan terakhir berada di kab. Pesisir selatan dengan persentase sebesar 2,4% dengan pendengar laki-laki sebanyak 2 orang dan 1 orang pendengar perempuan.

6. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase

1. Ibu Rumah Tangga 36 Orang 28,3%

2. Penjahit 17 Orang 13,3%

3. Pedagang 38 Orang 30%

4. Pegawai 6 Orang 5%

5. Penyedia Jasa (Bengkel, Las, dll)

12 orang 9,4%

6. Petani 18 Orang 14%

Jumlah 127 Orang 100%

Tabel 14.

Data Responden berdasarkan Pekerjaan

(60)

C. Data Variabel Penelitian

Deskripsi variabel yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Deskripsi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah motif pendengar aktif radiomerupakan variabel bebas (X). Terdiri dari motif informasi (X1) yang meliputi ingin mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat, ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut berbagai masalah dan ingin memperoleh pengetahuan lebih mengenai suatu hal.

Motif identitas pribadi (X2) yang meliputi Ingin menemukan penunjangan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi pendengar itu sendiri, ingin mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan ingin memperoleh nilai lebih sebagai pendengar.

Motif interaksi dan integrasi sosial (X3) yang meliputi Ingin memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial, ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya, keinginan untuk dekat dengan orang lain dan keinginan untuk dihargai dengan orang lain.

Gambar

Tabel 1 Kategori Motif Pengkonsumsian Media
Tabel 2. Interpretasi terhadap Koefisien Relasi
Tabel 4. Struktur Organisasi
Tabel 5. Segmentasi radio berdasarkan Usia
+5

Referensi

Dokumen terkait

Badak ini lebih kecil dari pada badak india serta lebih dekat atau hampir sama besar tubuhnya dengan badak hitam.. Ukuran culanya umumnya kurang dari 20 cm, lebih kecil dari

Dibalik semua proses perubahan fisik yang terjadi sejak awal terbentuknya kampung hingga kini, masyarakat kampung Gedong tetap kukuh pada tradisi mereka dan kehidupan religi

Berdasarkan definisi membaca dan simbol matematika dapat disimpulkan bahwa membaca simbol matematika dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan seseorang yang

komponen yang berasal dari supplier lokal dengan investasi terbesar dari perusahaan dan data permintaan yang digunakan berasal dari periode Juni 2013 hingga Agustus 2013..

Diharapkan setelah proyek Kerja Praktek Sistem Informasi Penerbitan Ijin Kerja, maka proses pengolahan data ijin kerja yang meliputi penginputan data, pencarian informasi

Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun timbul hilang dengan manifestasi klinik yang amat luas variasinya penyesuaian

The portion of THE LOAN remaining undisbursed as of the date of the entry into force of this Amendment will be made available to INDONESIA as a contribution

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa baik