• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENGENAI RUANG TERBUKA HIJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBELAJARAN MENGENAI RUANG TERBUKA HIJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MENGENAI RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK ANAK USIA DINI DENGAN BERMAIN BERSAMA

Rika Oktariyani dan Titik Dwi Lestari

Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

RikaGeograf@gmail.com/titik478@gmail.com

Abstrak

Anak-anak usia dini merupakan aset penting bagi perkembangan suatu negara karena mereka merupakan penerus pembangunan yang telah ada saat ini. Kesuksesan saat dewasa tergantung pada pengalaman mereka saat usia dini karena 50% kecerdasan mereka berkembang pesat pada saat usia 1-8 tahun yang disebut dengan masa emas anak (golden age). Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita memperkenalkan Geografi kepada mereka.Salah satunya dengan memberikan pembelajaran mengenai ruang terbuka hijau. Pada umumnya, anak-anak belum peduli terhadap keadaan lingkungan mereka bahkan ruang terbuka hijau karena mereka belum mempunyai pengetahuan mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita dalam mengenalkan anak-anak usia dini terhadap hakekat lingkungan dan ruang terbuka hijau yang dapat diinternalisasikan menggunakan metode-metode pengajaran yang disenangi dan mudah dipahami oleh anak-anak seusia mereka. Hal itu bisa kita mulai dengan masuk ke sekolah-sekolah anak usia dini, lalu kita mengajak mereka keluar ruangan untuk mengajarkan pengetahuan tentang ruang terbuka hijau dengan menyisipkan permainan-permainan agar tercipta suasana kelas yang menyenangkan sehingga dapat mempraktekkan kegiatan-kegiatan ruang terbuka hijau seperti melaksanakan reboisasi atau menanam pohon bersama-sama secara berkelanjutan. Semua itu diharapkan agar anak-anak bisa membiasakan diri dalam merawat lingkungan ruang terbuka hijau yang ada di sekitar mereka sehingga kelak mereka akan lebih mudah mengembangkan apa yang dinamakan ruang terbuka hijau didunia khususnya di Indonesia.

Kata kunci: Anak-anak, bermain, Ruang Terbuka Hijau

Abstract

Early age children is an important asset for the development of a country because they are the successors of development existing today . Success as adults depending on their experience at an early age because 50% of their intelligence thrive in the age of 1-8 years is called the golden age child (golden age ) . Therefore there is no harm if we introduce geography to them . One of them is by giving lessons on green open space . In general , children do not care about the state of their environment even green open spaces because they do not have knowledge about it . Therefore, it is very important for us to introduce children to nature early childhood environment and green open spaces that can be internalized using teaching methods favored and easily understood by children their age . It can we begin to get into the schools early childhood , and then we took them out of the room to teach the knowledge of green space by inserting the games in order to create a pleasant classroom atmosphere so as to practice activities such as implementing green open space reforestation or planting trees together on an ongoing basis . It is expected that all children can get used to in a caring environment green open spaces that surround them so that someday they will be easier to develop what is called a green open space in the world , especially in Indonesia .

(2)

PENDAHULUAN

Ruang terbuka hijau adalah area yang dimanfaatkan untuk pembudidayaan dan penyelarasan lingkungan hijau di suatu daerah yang memerlukan perhatian khusus. Lingkungan yang awalnya tidak diperhatikan keseimbangannya dengan lingkungan sekitar oleh masyarakat, sehingga muncul gagasan mengenai penerapan ruang terbuka hijau. Hal ini muncul bukan dari satu aspek permasalahan lingkungan saja, namun aspek permasalahan lain seperti permasalahan sosialnya. Perlunya sosialisasi dan aktualisasi dari pentinganya ruang terbuka hijau untuk permasalahan lingkungan ini yang tidak hanya diperuntukkan untuk lingkungan yang kritis, namun pemberdayaan dan penyelarasan lingkungan yang sudah diterapkannya ruang terbuka hijau.

Pemerintah saat ini sedang mengupayakan perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau karena perlu diperbaiki dan dikembangkan lagi agar benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pemberdayaan ruang terbuka hijau di setiap wilayah sesuai dengan Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dimana diisyaratkan luas ruang terbuka hijau minimal sebesar 30 %

dari luas wilayah kawasan perkotaan. Era globalisasi termasuk hambatan terbesar dalam merealisasikan infrastruktur tersebut, khususnya di daerah yang kritis terhadap keseimbangan lingkungan terhadap ruang terbuka hijau. Hambatan pada era ini dihadapkan pada sulitnya sosialisasi pada masyarakat tentang pentingnya ruang terbuka hijau.

(3)

anak yang sadar akan lingkungan. Hal ini diharapkan dengan adanya kegiatan yang menyenangkan, bisa membuat si anak selalu mengingat kesan permainan yang mengimplementasikan ruang terbuka hijau tersebut. Pada saat si anak dewasa nanti, akan tetap membiasakan diri dengan kegiatan tersebut yang kaitannya dengan implementasi ruang terbuka hijau di dunia.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dijadikan beberapa rumusan masalah mengenai bagaimana cara mengenalkan ruang tebuka hijau kepada anak usia dini, bagaimana metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan kesadaran kepada anak usia dini mengenai pencintaan lingkungan dan ruang terbuka hijau serta bagaimana pengaruh pembelajaran ruang terbuka hijau terhadap kesadaran anak usia dini.

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui dan menemukan metode pembelajaran ruang terbuka hijau yang tepat, sehingga dapat diketahui pula mengenai pengaruh pembelajaran tersebut terhadap kesadaran anak usia dini.

Dari tujuan dalam penulisan paper ini diharapkan mendapatkan manfaat, seperti memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang ruang terbuka hijau, menimbulkan kesadaran kepada diri anak tentang ruang terbuka hijau, dan anak-anak

dapat mempraktekkan secara langsung dari pemahaman yang telah didapat ke dalam kegiatan yang nyata di lapangan.

METODE PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini kami menggunakan jenis penulisan deskriptif kualitatif agar dapat menggambarkan pentingnya pendidikan ruang terbuka hijau dengan objek pembelajaran mengenai ruang terbuka hijau yang sasarannya adalah anak-anak usia dini. Adanya pembelajaran ruang terbuka hijau ini diharapkan dapat mengenalkan serta membudayakan kepada anak usia dini tentang pentingnya pelestarian dan perawatan ruang terbuka hijau.

Karya ilmiah ini dalam penyelesaiannya membutuhkan data sebagai pendukung yaitu data yang berupa Informasi yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau itu sendiri, karakter serta pendekatan anak usia dini. Informasi ini diperoleh dari beberapa literatur berupa buku dan internet yang relevan dengan objek yang dikaji.

(4)

hingga kami temukan solusi dari permasalahan ini.

TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Terbuka Hijau (Green

Openspaces)

Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007pasal 29 ayat 1 tentang Penataan Ruang, ruang terbuka hijau adalah area memanjang atau jalur dan atau mengelompok, yang penggunannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang segaja ditanam. Sementara menurut Roger Trancik, seorang pakar dibidang

Urban Design, ruang terbuka hijau adalah ruang yang didominasi oleh lingkungan alami di luar maupun didalam kota, dalam bentuk taman, halaman, areal rekreasi kota dan jalur hijau. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang terbuka hijau adalah ruang yang didominasi oleh lingkungan alami dalam meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman dalam bentuk jalur hijau dan kegiatan rekreasi.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 5/PRT/M/2008, Ruang Terbuka Hijau dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: (a) Ruang terbuka hijau privat, yaitu RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang

pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman gedung milik masyarakat atau swasta yang ditanamani tumbuhan, (b) Ruang terbuka hijau publik, yaitu RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota atau kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum, (c) Sabuk hijau, yaitu RTH yang memiliki tujuan utama untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.

Selain itu ruang terbuka juga di kelompokkan berdasarkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan bobot kealamiannya a. Bentuk RTH alami

Contoh: habitat liar atau alami, kawasan lindung

b. Bentuk RTH non alami atau RTH binaan

Contoh: pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga.

2. Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya:

a. Bentuk RTH kawasan (areal, non linear)

b. Bentuk RTH jalur (koridor, linear) 3. Berdasarkan penggunaan lahan atau

kawasan fungsionalnya

(5)

b. RTH kawasan perindustrian c. RTHkawasan permukiman d. RTH kawasan pertanian

e. RTH kawasan-kawasan khusus seperti pemakaman, hankam, olah raga, dan alamiah

Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan Secara umum istilah karakter sering disamakan dengan istilah kebiasaan, tabiat, watak atau akhlak yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Karakter terbentuk dari sesuatu hal yang dilakukan secara berulang-ulang, dan bentuk karakter setiap orang berbeda-beda

tergantung dengan proses

pembentuknya.Sedangkan pendidikan dalam konteks anak usia dini dapat diartikan sebagai suatu proses pengalaman yang memberikan pengertian, pemahaman, dan penyesuaian bagi anak yang menyebabkan ia berkembang. Pendidikan tidak hanya mencakup sekolah atau instansi non formal, tetapi keluarga dan lingkungan sekitar lebih mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan karakter anak.

Dari pengertian karakter dan pendidikan yang sudah dijelaskan, keduanya memiliki arti bahwa karakter terbentuk dari sebuah pengalaman yang

dimaknai dengan aktualisasi di lingkungan sekitar. Pendidikan karakter yang dikembangkan untuk anak usia dini dalam konteks ini adalah pendidikan karakter cinta lingkungan. Pendidikan karakter yang dapat memberikan pemahaman cinta lingkungan dan perbaikan terhadap lingkungan yang kini mengalami kritis akan ruang hijau yang sudah menyebar ke seluruh wilayah, sehingga pendidikan karakter ini tidak hanya di lakukan di satu lokasi, tetapi harus mulai diperdayakan di seluruh wilayah yang kritis akan ruang terbuka hijau dan mengembangkannya di daerah yang sudah terdapat ruang terbuka hijau.

PEMBAHASAN

Pengenalan Ruang Terbuka Hijau

Sesuai permasalahan yang kini tengah dialami bumi, masalah yang kini belum ada perubahan secara menyeluruh. Tatanan kota yang semakin tidak jelas, hingga tatanan hutan yang tidak diperhatikan dan semakin kritis

keadaannya. Kurangnya peranan

masyarakatlah yang menjadi pemicu ketidakteraturannya lingkungan pada saat ini.

(6)

memahamibetapa pentingnya ruang terbuka hijau. Mengenalkan ruang terbuka hijau dengan berbagai cara untuk menyampaikannya memang bukan hal yang mudah. Butuh kesabaran dan keuletan untuk menyampaikannya hingga terbentuk ruang terbuka hijau yang dicita-citakan, karena untuk menciptakannya perlu proses yang lama dalam pengenalan ruang terbuka hijau terhadap generasi sekarang khususnya anak usia dini.

Jika melihat keadaan yang sekarang, bumiini memerlukan ruang terbuka hijau, yang di mana menciptakannya memerlukan cara-cara khusus, terutama cara pengenalannya. Perlu disadari bahwa mengenalkan ruang terbuka hijau khususnya anak usia dini memang tidak mudah. Oleh karena itu memerlukan cara khusus juga agar dalam mengenalkannya anak-anak mampu memahami dan bisa mempraktekannya dengan mudah.

Metode Pembelajaran Ruang Terbuka Hijau

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang tepat serta disesuaikan pada karakter dan perkembangan anak usia dini yang dapat memberikan kesan tertentu dalam prosesnya. Menurut Ausubel bahwa anak akan belajar dengan baik jika apa yang

disebut “Pengatur kemajuan (belajar)” didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada anak. Pengatur kemajuan belajar adalah suatu konsep tertentu yang bisa menunjang kemajuan nyata terhadap apa yang diajarkan nantinya kepada anak.

Pembelajaran ruang terbuka hijau ini disasarkan pada anak-anak usia dini sekitar usia 4-7 tahun yang berada dipendidikan TK atau PAUD. Langkah pertama adalah dengan menganalisis sekolah yang sekiranya tepat untuk dilakukan pembelajaran dengan cara survey langsung ke beberapa tempat

pendidikan. Selanjutnya adalah

mengkomunikasikan maksud dan tujuan kepada para guru di sekolah tersebut secara persuasif. Hal ini dimaksudkan agar mereka memiliki gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan tertarik untuk memberi izin kepada kita untuk memberikan pembelajaran ruang terbuka hijau di sekolah tersebut. Mungkin hal ini akan mengalami kendala-kendala apalagi jika sekolah tersebut sudah berbasis internasional, jadi sekolah-sekolah yang diprioritaskan adalah sekolah yang secara basic masih perlu pembenahan.

(7)

dapat memberi kesan tertentu yang akan selalu diingat sampai dewasa nantinya. Sesuai dengan kesenangan anak pada umumnya yaitu mereka lebih senang dalam bermain, maka dalam konsep ini diambil

model pembelajaran “Bermain

Bersama”.Model pembelajaran bermain bersama ini adalah model yang tepat bila dapat dikelola dan diorganisasikan dengan baik. Metode bermain bersama ini bukan hanya sekedar bermain-main tapi juga dihubungkan dengan penerapan pelestarian ruang terbuka hijau di lingkungan sekitar. Konsep yang akan kami gunakan adalah permainan outdoor. Anak-anak diajak keluar ruangan dan langsung dihadapkan pada tempat yang akan di lakukan kegiatan pelestarian. Misalnya mengajak anak-anak ke Taman Balekambang, lalu kita ajarkan kepada mereka tentang cinta lingkungan misalkan yang sederhana adalah membuang sampah pada tempatnya yang dihubungkan dengan permainan-permainan dan bernyanyi bersama sehingga bisa menimbulkan rasa senang dalam diri anak-anak.

Pengaruh Pembelajaran Ruang Terbuka Hijau

Memberikan pembelajaran kepada anak-anak sering menghadapi kendala-kendala , namun hal itu akan terkondisikan apabila seorang pengajar bisa memberikan

kesan tertentu yang menjadikan anak akan selalu memiliki rasa ingin tahu terhadap apa yang akan diajarkan. Anak-anak yang mempunyai kesan tertentu saat kegiatan pembelajaran akan lebih mudah mengingat kegiatan tersebut. Hal ini tentu akan selalu ia jadikan sebagai pengalaman yang menyenangkan yang bisa ia internalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dalam diri anak tersebut secara sendirinya akan terbentuk suatu karakter itu secara mendasar yang akan mempengaruhi sifat dan kebiasaan anak. Kegiatan pembelajaran ruang terbuka hijau kepada anak usia dini akan diorientasikan ke aplikasi yang nyata tentang pelestarian lingkungan hijau. Anak-anak akan langsung terjun ke lingkungan untuk melakukan praktek. Hal ini dimaksudkan agar dapat mempengaruhi pola pikir anak dan menanamkan kebiasaan kepada anak untuk melakukan pelestarian lingkungan hijau.

Selain itu manfaat yang diharapkan dari pembelajaran ruang terbuka hijau ini adalah untuk melahirkan generasi-generasi hebat yang cerdas dan cinta lingkungan.

Melalui penanaman kebiasaan

(8)

ini tentu akan sangat berdampak dan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan sekitarnya karena akan semakin banyak anak-anak yang memiliki karakter cinta lingkungan. Lingkungan hijau di Indonesia akan terealisasi dengan baik apabila masyarakat terutama anak-anak dapat berperan aktif dalam pelaksanaan pelestariannya. Dari peran aktif mereka terhadap lingkungan maka akan mewujudkan keberadaan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan potensi dan manfaatnya bagi bumi, serta akan

berpengaruh pada keberlanjutan

lingkungan dengan ruang hijau yang sebenarnya.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami dapat dari penulisan paper ini adalah (1) Pengenalan ruang terbuka hijau kepada anak-anak usia dini yang rata-rata pada usia 4-7 tahun dapat dilakukan dengan cara-cara khusus yang dapat dipahami dan diikuti anak-anak, (2) Metode pembelajaran ruang terbuka hijau kepada anak-anak usia dini dengan bermain dapat dilakukan dengan aktualisasi ke dalam praktek pelestariannya secara langsung di lapangan, (3) Melalui pembelajaran ruang terbuka hijau dengan cara bermain, anak-anak akan merasa terkesan terhadap kegiatan yang dilakukan

sehingga dapat membentuk karakter cinta lingkungan dalam diri mereka.

RUJUKAN PUSTAKA

A, Rahmania, dkk. 2007. Analisis Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bantaeng. Makasar: UNHAS.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Irwan, Zoer’aini Djamal. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: PT Bumi Aksara. Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Anak

Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Rindarjono, Moh. Gamal. 2012. “SLUM”

Kajian Pemukiman Kumuh dalam Perspektif Spasial. Yogyakarta: Media Perkasa.

Rushayati, dkk. 2011. “Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bandung” dalam Forum Geografi

Vol. 25, no 1: 17-26.

Referensi

Dokumen terkait

4 Rasio Siswa per KS dan Guru dan Rombongan Belajar per Sekolah menurut Status Sekolah Tiap Provinsi / Ratios of Pupils to Headmasters and Teachers and Classes to Schools by Status

Maka dari itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses komunikasi interpersonal antara orang tua tunggal (ibu) dengan anak dalam

Kecemasan diri yang sifatnya abstrak akan sulit jika divisualkan secara langsung tanpa ditampilkan secara simbolik. Maka dari itu ungkapan secara simbolik digunakan

Dari sisi pengeluaran, pada Triwulan II-2017, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 7,41 persen, kemudian diikuti oleh

This study is aimed to design a set of English instructional reading materials using Contextual Teaching and Learning for grade X students of SMA N 1

Pembahasan di atas mengisyaratkan bahwa tidak seperti hal- nya teks- teks klasik yang menunjukkan ambiguitasnya dalam me- nentukan prinsip- prinsip kemanusiaan,

Memandangkan sumber pendapatan dan ekonomi pertama di Pangkor adalah bergantung kepada industri pelancongan, maka kajian ini ingin melihat

dilihat dari data hasil matering selama 1 tahun di tahun 2015, dimana data yang dihasilkan dari data 1 bulan dari januari sampai desember 2015, untuk nilai temperatur