• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Telaah Fisika Sekolah Menengah 1 V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Telaah Fisika Sekolah Menengah 1 V"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

TELAAH FISIKA SEKOLAH MENENGAH 1

“VEKTOR”

DOSEN PEMBIMBING:

Misbah, M.Pd

Oleh: Kelompok 3

Marlina Agnes Surya Hartono

Mahmudah Ivone Ujimawati

Rina Ramadhani Iqrima

Ika Ragillia Pravita S. Miftahul Jannah Hana Pertiwi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN

(2)

ii KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tunggu syafaatnya nanti di hari akhir. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Misbah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Fisika Sekolah Menengah 1 yang telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan.

Akhir kata kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada penulisan kata-kata serta kalimat. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran

untuk lebih membangun dan menambah ilmu. Selanjutnya kami berharap dari makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Banjarmasin, Oktober 2017

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman Sampul... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB I ANALISIS MATERI AJAR VEKTOR………

A. KOMPETENSI INTI... B. KOMPETENSI DASAR... C. INDIKATOR PENCAPAIAN... BAB II MATERI PEMBELAJARAN...

A. MATERI ESENSIAL...

B. PETA KONSEP………..

C. MATERI AJAR………..

D. CONTOH SOAL………...

E. SOAL MISKONSEPSI………...

F. ALAT PERAGA……….

DAFTAR PUSTAKA... i ii iii 1 1

(4)

1 BAB I

ANALISIS MATERI AJAR VEKTOR A. KOMPETENSI INTI

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

3.3 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor sebidang

4.3 Merancang percobaan untuk menentukan resultan vektor sebidang beserta presentasi hasil dan makna fisisnya

C. INDIKATOR PENCAPAIAN :

3.3.1 Mengidentifikasi pengertian besaran vektor dan besaran scalar

3.3.2 Menganalisis operasi vektor menggunakan metode geometris dan analisis

3.3.3 Mengapikasikan besaran vektor dan penerapan konsep mengenai besaran-besaran yang ada pada kehidupan sehari-hari

4.3.1 Menanya berdasarkan fenomena yang diamati tentang vektor sebidang 4.3.2 Mengumpulkan informasi/ mencoba tentang vektor sebidang

4.3.3 Mengolah, menganalisis data, sampai menyimpulkan hasil percobaan vektor sebidang

(5)

2 BAB II

MATERI PEMBELAJARAN A. MATERI ESENSIAL

Konsep 1. Besaran vektor

Besaran vektor adalah besaran yang nilai besar dan mempunyai arah. Contoh dari besaran vektor adalah perpindahan, gaya, kecepatan, dsb.

2. Penjumlahan vektor

Penjumlahan vektor berbeda dengan penjumlahan biasa. Perbedaan tersebut karena vektor memiliki besar dan arah. Penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan metode

segitiga, jajargenjang, pologon, dan analisis.

Prinsip

1. Penjumlahan vektor berbeda dengan penjumlahan biasa.

2. Cara untuk menggambarkan penjumlahan vektor, yaitu dengan metode segitiga, jajargenjang, poligon, dan analisis.

(6)

3 B. PETA KONSEP

VEKTOR

Notasi Dan Gambar

Vektor

Vektor Sejajar Dan Berlawanan

Besar Vektor Pengertian

Vektor

Penguraian

Vektor

Vektor Satuan

Operasi Penjumlahan

Vektor

Penjumlahan Vektor

Penjumlahan Dua Buah Vektor yang Membentuk Sudut

Perkalian Vektor

Perkalian Dot

Perkalian Cross

Penjumlahan Vektor dengan Metode Geometri

Penjumlahan Vektor dengan

Metode Segitiga

Penjumlahan Vektor dengan

Metode Jajargenjang

Penjumlahan Vektor dengan Metode Poligon

(7)

4

Apakah vektor itu? Apa penerapan vektor dalam kehidupan di dunia ini? Sebenarnya banyak penerapan vektor dalam kehidupan sehari hari, diantaranya adalah orang memanah,

dan perahu yang berlayar detengah laut. Namun, tahukah kalian bahwa ternyata vektor memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan. Dalam navigasi, vektor berpengaruh besar terhadap keberadaan suatu lokasi ditinjau dari tempat yang bergerak (kendaraan atau lainnya). Teknologi ini disebut Global Positioning System (GPS). Dimana sistem ini memberitahukan lokasi di permukaan bumi walaupun tempatnya bergerak. Sehingga, suatu kendaraan dapat diketahui keberadaannya dan dimana lokasi tujuannya. Karena itu, vektor sangat berperan penting dalam navigasi, contohnya adalah vektor yang digunakan untuk Sistem Navigasi Pesawat Terbang.

Banyak manfaat yang diberikan dari pembelajaran vektor. Untuk memahami vektor lebih lanjut dan bagaimana operasi penjumlahan vektor, perhatikan penjabaran berikut ini.

Seperti operasi aljabar, dua atau lebih vektor dapat kita operasikan. Operasi vektor ini antara lain penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Namun ada sedikit perbedaan antara operasi aljabar dengan operasi vektor. Untuk memahaminya, perhatikan cerita berikut.

Seseorang melakukan perjalanan dari kota A menuju kota C yang berada di sebelah barat laut kota A. Ia mengambil jalan memutar lewat kota B yang berada di sebelah barat kota A dan disebelah selatan kota C. Perjalanan orang tersebut dari kota A ke kota C dapat digambarkan dalam bentuk vektor. Jika jarak antarkota diketahui, kita juga bisa menghitung

perpindahan orang tersebut dengan operasi penjumlahan vektor. Bagaimana bentuk penjumlahan vektor ini? Untuk lebih jelasnya simaklah penjelasan di bawah ini!

Berdasarkan cerita di atas, misalkan jarak dari kota A ke kota B (kita sebut AB) adalah 80 km dan jarak Gambar 2.3 Perjalanan

seseorang dari kota A ke kota B dilanjutkan ke kota C jika digambarkan dengan vektor

C. MATERI AJAR PENJUMLAHAN VEKTOR

A. Operasi Penjumlahan Vektor

1. Penjumlahan Vektor A

(8)

5 dari kota kota B ke kota C (kita sebut BC) adalah 60 km. Berapakah besar perpindahan orang tersebut dari kota A ke kota C?

Untuk menghitung perpindahan orang dari kota A menuju kota C, sama juga kita menghitung panjang AC pada segitiga siku-siku ABC. Padahal kita tahu bahwa perpindahan termasuk besaran vektor, sehingga perpindahan dari A ke C dapat dihitung dengan dalil phytagoras.

Dari cerita tersebut , dapat diambil kesimpulan bahwa penjumlahan vektor berbeda dengan penjumlahan biasa. Dalam penjumlahan aljabar biasa 80 km + 60 km, hasilnya 140 km. Untuk penjumlahan vektor, 80 km + 60 km hasilnya belum tentu 140 km. Perbedaan penjumlahan aljabar biasa dengan dengan penjumlahan vektor disebabkan karena selain mempunyai besar, vektor mempunyai arah.

Ada beberapa cara untuk menggambarkan penjumlahan vektor, yaitu dengan metode

segitiga, jajargenjang, poligon, dan analisis. Bagaimankah kita menggambarkan penjumlahan vektor dengan metode metode segitiga, jajargenjang, poligon, dan analitis.

2. Penjumlahan Vektor dengan Metode Geometri 2

Gambar 2.4 Vektor a, b, c, dan d

Gambar 2.4 Langkah menjumlahkan vektor dengan metode segitiga

Jika diketahui vektor a, b, c, dan d seperti Gambar 2.3, maka cara menggambarkan hasil vektor a + c dengan metode segitiga dapat mengikuti langkah berikut.

1. Gambarlah vektor a .

2. Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung vektor a.

3. Gambarlah sebuah vektor dimulai dari titik tangkap atau pangkal vektor a dan berakhir di ujung vektor c . Vektor ini merupakan vektor hasil penjumlahan a + c atau disebut resultan vektor yang dilambangkan dengan R.

(9)

6

Gambar 2.5 Langkah menjumlahkan vektor dengan metode jajargenjang.

Jika diketahui vektor a, b, c, dan d seperti Gambar 2.3, maka cara menggambarkan hasil vektor a + c + b + d dengan metode poligon dapat mengikuti langkah berikut.

1. Gambarlah vektor a.

2. Gambarlah vektor cdengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung vektor a.

3. Gambarlah vektor bdengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung vektor c.

4. Gambarlah vektor ddengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung vektor b.

5. Gambarlah sebuah vektor yang dimulai dari titik tangkap atau pangkal vektor adan berakhir di ujung vektor d. Vektor ini merupakan resultan dari penjumlahan vektor a+ c+ b+ d.

Jika diketahui vektor a, b, c, dan d seperti Gambar 2.3, maka cara menggambarkan hasil vektor a + c dengan metode jajargenjang dapat mengikuti langkah berikut.

1. Gambarlah vektor a.

2. Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau pangkalnya berimpit dengan titik tangkap vektor a.

3. Buatlah garis yang sejajar vektor a yang dimulai dari ujung vektor c , kemudian buatlah garis yang sejajar vektor c yang dimulai dari ujung vektor a sehingga membentuk sebuah jajargenjang.

4. Buatlah sebuah vektor yang dimulai dari titik tangkap kedua vektor dan berakhir di perpotongan garis pada langkah nomor 3. Vektor ini merupakan resultan dari penjumlahan a + c.

b. Penjumlahan Vektor dengan Metode Jajargenjang b

(10)

7 R=A-B

Gambar berikut ini menunjukkan pengurangan vektor yang geometri dengan menggunakan metode jajargenjang dan metode poligon (segitiga).

Gambar 2.6 Langkah

menjumlahkan vektor dengan metode poligon.

A

Gambar 2.8 Pengurangan vektor menggunakan cara geometri

Gambar 2.7 Langkah menjumlahkan vektor dengan metode poligon.

Untuk menggambarkan penjumlahan vektor dengan metode analisis, kita harus bisa menggambarkan penguraian vektor terlebih dahulu. Vektor dapat diuraikan ke dalam komponen-komponennya, baik komponen pada sumbu x maupun sumbu y.

1. Gambarlah bidang koordinat kartesius. Kemudian, gambar vektor a, b dan c pada bidang koordinat tersebut dengan pangkal vektor berada di pusat koordinat.

2. Uraikan vektor a, b dan c ke dalam komponen sumbu x dan sumbu (ax,aybx,by,cx,cy) 3. Jumlahkan semua komponen vektor pada sumbu

x (

Rx) dan sebuah komponen pada sumbu y (

Ry) .

Dari Gambar 2.7 kita bisa menuliskan dalam bentuk persamaan: resultan vektor dapat dicari dengan persamaan:

c.d Penjumlahan Vektor dengan Metode Analisis

(11)

8 Tinjau dua buah vektor masing-masing A dan B yang mempunyai titik pangkal yang berhimpit. Sudut yang dibetuk oleh dua buah vektor tersebut adalah  dan sudut antara vektor resultan (R) dengan vektor A adalah , seperti pada Gambar 1.5 di bawah.

Cara menentukan Resultan (R) dari dua vektor yang arahnya sembarang dan membentuk

sudut, dapat menggunakan rumus kosinus. Menurut aturan cosinus sebagai berikut.

R = besar vektor resultan R A = Besar vektor A

B = Besar vektor B

= sudut apit antara A dan B

Persamaan di atas berlaku untuk R = A + B, sedangkan untuk R = A B, berlaku persaman berikut.

Sebuah vektor memiliki besar dan arah. Arah resultan (R) dapat ditentukan oleh sudut

antara R dan A atau R dan B. Misalkan sudut merupakan sudut yang dibentuk R dan A,

maka dengan menggunakan aturan sinus pada segitiga akan diperoleh: Gambar 2.9 Menentukan resultan dua buah vektor secara analitis

(12)

9

 ) sin 180

sin(

B

R 

 sin sin

B R 

1. Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busurnya, sebenarnya arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik tali dari kedua unjung busur tersebut.

2. Ketika penerjun menjatuhkan diri dari kapal, tempat ia jatuh tidak tepat di bawah kapal, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya yaitu gaya gravitasi dan gaya dorong angin

3. Sistem vektor yang dikalibrasikan dengan komputer navigasi pesawat, pilot dapat memantau arah tujuan pendaratan pesawat. Jadi, tidak pernah sebuah pesawat nyasar ke lain tempat. Alat navigasi ini disebut dengan Radar. Radar inilah yang sebenarnya merupakan alat untuk mengetahui kecepatan pesawat. Karena pada radar dilengkapi oleh besarnya kecepatan dan arah yang sesuai dengan konsep besaran vektor.

4. Dalam sains komputer vektor digunakan untuk pembuatan grafis. Dalam

software komputer seperti AutoCAD, Google SketchUp dll, terdapat penghitungan vektor yang terkomputerisasi. Program tersebut berfungsi sebagai penggambar rancangan bangunan 3D sebelum membangun bangunan sebenarnya. Dalam

progeam tersebut terdapat tiga sumbu, sumbu X, sumbu Y dan sumbu Tegak (3 dimensional).

5. Saat perahu menyebrangi sungai, makan kecepatan perahu yang sebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air.

  sin sin

R B  

(13)

10 Soal 1. (Sumber: Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB)

1. Setelah kita membuat sebuah sistem koordinat ternyata sebuah benda berada pada

posisi . Beberapa saat kemudian benda bergerak dan posisinya

menjadi . Berapakah vektor perpindahan serta besar perpindahan

benda?

Penyelesaian: Perpindahan benda

= m

Besar perpindahan benda

= m

Soal 2 (Sumber: Kanginan, Marthen. 2016. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga)

2. Suatu benda berpindah 6 m ke timur kemudian 8 m ke utara. Tetapkan arah timur sebagai sumbu X positif.

a) Nyatakam vector perpindahan ini dalam vector-vektor satuan. b) Tentukan besar dan arah vector perpindahan.

Penyelesaian

a) Perpindahan pertama 6 m ke Timur dinyatakan oleh 6i m. Perpindahan kedua 8 m ke utara dinyatakan oleh 8j m. Dengan demikian vector perpindahan dari posisi awal ke posisi akhir dapat dinyatakan sebagai berikut.

b) Besar perpindahan dapat dihitung sebagai berikut.

(14)

11 = 10 m

Arah perpindahan dapat dihitung sebagai berikut.

Besar perpindahan adalah 10 m dan arahnya membentuk sudut terhadap

sumbu X positif.

Soal 3. (Sumber: Karyono, Dwi Satya Palupi. 2009. FISIKA untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.)

3. Diketahui dua buah vector gaya dan dengan arah seperti

ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Hitunglah besar vector resultan dari kedua vector tersebut dan sudut antara vector resultan dengan sumbu x.

Penyelesaian:

Jumlah komponen-komponen gara kea rah sumbu x:

Jumlah komponen-komponen gaya kea rah sumbu y:

Nilai vector resultannya diperoleh dengan menggunakan persamaan:

Arah vector resultan terhadap sumbu x positif dapat dihitung dengan

(15)

12

Jadi sudut antara vector resultan dengan sumbu x adalah

Soal 4. (Sumber: Satriawan, Mirza. 2007. Fisika dasar. Yogyakarta: UNY.)

4. Dua buah vektor masing-masing F1 = 15 satuan dan F2 = 10 satuan mengapit sudut

60°

Tentukan arah resultan kedua vektor!

Penyelesaian:

satuan

Yang dimaksud arah resultan adalah sudut β pada gambar di bawah:

Dengan rumus sinus:

diperoleh arah resultan:

(16)

13 5. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing besarnya 4 N dan 5 N, memiliki

titik pangkal berimpit. Hitunglah nilai dan arah resultan vektor ini jika sudut apit antara kedua vektor tersebut adalah 600.

Diketahui:

F1 = 4 N; F2 = 5 N; α = 600; a. Mencari resultan gaya

N

b. Mencari arah resultan terhadap F1

Jadi, nilai vektor adalah 61 N dengan arah 33,67o terhadap vektor F1.

1. Perbedaan utama antara besaran skalar dan besaran vektor adalah dalam hal arah 2. sebuah vektor dapat dijumlahkan dengan sebuah skalar

3. Besar dari vektor resultan selalu lebih besar daripada salah satu vektor penyusunnya 4. Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua komponen vektor yang saling tegak lurus.

setiap komponen vektor itu harus memiliki besar yang lebih kecil daripada besar vektornya

5. komponen-komponen vektor A dan B sama jika diberikan:

a). ; b). A = B ?

Penyelesaian soal Miskonsepsi:

(17)

14 1. Perbedaan utama antara besaran skalar dan besaran vektor adalah dalam hal arah, karena ada dua besaran mempunyai lambang yang sama padahal besaran itu berbeda seperti jarak (s) dan perpindahan memiliki lambang sama namun besaran vektor

diberi tanda anak panah (sebagai arah vektor) untuk menunjukkan bahwa perpindahan adalah besaran vektor.

2. Sebuah vektor dijumlahkan dengan sebuah skalar itu tidak bisa ,sekali lagi tidak bisa ,terkecuali jika sebuah vektor tersebut sudah diubah menjadi besaran (tidak dalam vektor) baru bisa dijumlahkan tetapi dengan syarat besarnya berbeda antara vektor dan

skalar tidak satu paket.

3. Tidak sepenuhnya benar, bisa saja besar dari vektor resultan lebih kecil daripada

semua vektor penyusunnya karena ditentukan arah dari vektor penyusunnya seperti R= -A – B sehingga besar vektor resultan lebih kecil dari kedua vektor penyusunnya. 4. Benar vektor komponen dapat diartikan sebagai hasil penguraian dari sebuah vektor

menjadi dua vektor yang saling tegak lurus. Pada koordinat x dan y, sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua vektor komponen yaitu vektor yang terletak di sumbu x disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Contohnya Sebuah vektor gaya F = 10 N bersudut 30° terhadap sumbu x. Tentukan besar komponen vektor tersebut pada sumbu x dan y.

Penyelesaian: Diketahui:

F = 10 N, α = 30°

Ditanyakan: Fx dan Fy = ? Jawaban:

= F cos α = 10 N cos 30° = 10 N ½√3 = 5√3 N = F sin α = 10 N sin 30° = 10 N . ½ = 5 N

Jadi, besar komponen vektor tersebut pada sumbu x dan y adalah 5√3 N dan 5 N. 5. Tergantung pada vektor yang diberikan berapa banyak

(18)

15 Untuk materi ajar vector sebidang, alat peraga yang digunakan adalah sebuah ilustrasi vector yang dibuat dengan menggunakan aplikasi phet. Berikut adalah screenshot dari simulasi vector dengan phet.

(19)

16 Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB

Satriawan, Mirza. 2007. Fisika Dasar. Bandung: ITB

Adrianto, Rosyid. 2005. Fisika untuk Universitas Jilid I. Surabaya: UNAIR

Halliday, David. 1987. PHYSICS 3rd Edition. Jakarta: Erlangga

Gambar

Gambar Penjumlahan Dua Buah Vektor yang
Gambar 2.3, maka cara menggambarkan hasil vektor a + c dengan metode segitiga dapat mengikuti langkah berikut
Gambar 2.3, maka cara menggambarkan hasil vektor a + c dengan metode jajargenjang dapat mengikuti langkah berikut
Gambar berikut ini menunjukkan pengurangan vektor yang geometri dengan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan cara memberikan penyuluhan kepada responden yang diketahui tidak mendukung atau sangat tidak mendukung ibu

Dalam program PKL ini diharapkan mendapatkan hasil yang positif dan bermanfaat bagi praktikan, perguruan tinggi dan lembaga tempat praktik. Sebagai sarana bagi

• Belum memiliki materi promosi yang sesuai dengan karakter Yayasan Melati • Website yang menarik dan memudahkan pengguna jasa untuk mencari tenaga.. kerja babysitter

Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak... Asersi Asersi Asersi

Penerapan ABB untuk prediktor Cumulonimbus dan thunderstorm pada tahun 2016 menunjukkan indeks <37.76 memiliki jumlah kejadian Cumulonimbus dan thunderstorm yang lebih sedikit

Adanya bahan ajar berbasis web dengan pendekatan saintifik diharapkan dapat membantu para guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga peneliti

bersifat universal seperti yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan itu bisa menjadi petunjuk bagi semua orang tidak hanya orang yang beriman Islam dan bertakwa