BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Mandiri (PKLM)
Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah sebagai Kontribusi Wajib
Pajak kepada Kas Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Pajak adalah salah satu sumber penerimaan Negara yang sangat penting
yang artinya bagi pelaksaan dan peningkatan pembangunan nasional sebagai
pengalaman pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat. Dan oleh karena itu perlu dikelola dengan meningkatkan
peran serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya agar bisa terlaksana
peningkatan pembangunan nasional .
Program pembangunan yang semakin besar dan luas sangat dibutuhkan
untuk mempertahankan dan memelihara hasil pembangunan yang telah dimulai
Keberadaan Pajak Bumi dan Bangunan yang telah memberikan keuntungan
dan/atau kedudukan yang bersifat
sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak
atasnya atau memperoleh manfaat dari bumi dan/atau bangunan .Oleh karena itu
wajar dan sudah sepantasnya apabila mereka yang mempunyai manfaat atas bumi
dan/atau bangunan tersebut di wajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau
kenikmatan yang di perolehnya kepada negara melalui pembayaran pajak.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak pusat yang hanya
menangani sektor Pertambangan, Perkebunan dan Perhutanan (PBB-P3).
Sedangkan sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) yang sebelumnya di kelola
oleh pemerintah pusat sekarang sudah di alihkan ke Pemerintah Daerah
(PEMDA). Sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan
langkah yang sangat strategis untuk lebih memantapkan kebijakan desentralisasi
fiskal, khususnya dalam rangka membangun hubungan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah yang lebih ideal.
Sebagai salah satu bagian dari continuous improvement, maka
memperbaiki 3 (tiga) hal pokok, yaitu penyempurnaan sistem pemungutan pajak
daerah dan retribusi daerah, pemberian kewenangan yang lebih besar kepada
Daerah di bidang perpajakan daerah (Local faxing empowerment), serta
peningkatan efektifitas pengawasan. Seluruh penerimaan di alokasikan kepada
Pemerintah Daerah dan digunakan untuk keperluan Pemerintah Daerah terutama
untuk pembangunan di daerah. Mengingat betapa pentingnya peran masyarakat
untuk membayar pajak sebagai partisipasi dan menanggung pembiayaan negara,
maka dituntut kesadaran warga negara untuk memenuhi kewajiban
kewarganegaraannya. Salah satu kewajiban tersebut adalah subjek pajak wajib
mendaftarkan objek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (
SPOP ) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Sesuai ketentuan maka subjek pajak yang memiliki /menguasai
/memperoleh manfaat atas bumi dan/atau bangunan wajib hukumnya untuk
mendaftarkan objek pajaknya termasuk jati dirinya dengan mengisi formulir surat
pemberitahuan objek pajak .
Surat pemberitahuan objek pajak adalah surat yang digunakan oleh wajib
pajak untuk melaporkan data subjek dan objek Pajak Bumi dan Bangunan
perdesaan dan perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa pendaftaran dilakukan
dengan cara :
1. Mengisi formulir (SPOP) yang disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak .
2. Pengisian (SPOP) harus jelas, benar , lengkap dan tepat waktu yaitu :
a. Jelas,maksudnya adalah bahwa penulisan data yang diminta dalam (SPOP)
harus dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir
yang dapat merugikan Negara maupun wajib pajak.
b. Benar, maksudnya agar data yang dilaporkan/dituliskan harus sesuai
dengan keadaanyang sebenarnya seperti luas tanah dan/atau bangunan,
tahun dan/atau harga perolehan, letak tanah dan/atau bangunan serta
peruntukan atau penggunaannya yang dilaporkan dan/atau dituliskan dalam
surat pemberitahuan objek pajak harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
c. Lengkap, maksudnya bahwa semua kolom dalam surat pemberitahuan
objek pajak , baik yang menyangkut subjek pajak dan/atau wajib pajak
maupun data tanah dan/atau bangunan harus diisi sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Kemudian (SPOP) tersebut harus diberi tanggal
Pengisian (SPOP) dan ditanda tangani oleh wajib pajak. Wajib pajak yang
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) agar mencantumkan NPWP
d. Tepat waktu, maksudnya (SPOP) yang sudah diisi oleh wajib pajak dengan
jelas , benar dan lengkap serta ditanda tangani harus dikembalikan ke
Kantor Pelayanan Pajak Pratama tersebut diatas selambat-lambatnya
30(tiga puluh) hari setelah tanggal diterimanya surat pemberitahuan objek
pajak .
e. Pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) oleh wajib pajak
dilaksanakan dengan cara menyerahkan secara Kantor Pelayanan Pajak
Pratama atau mengirimkan melalui kantor pos tercatat .
Melihat dari cara mendaftarkan objek Pajak Bumi dan Bangunan tersebut
maka penulis mencoba membahas maupun meneliti dan menuangkannya dalam
Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri dengan judul “ Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai ’’.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, yang menjadi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun tujuan Pelaksanaan Praltik Kerja Lapangan Mandiri adalah :
1.1. Untuk mengetahui Tata cara Pengisian dan Pelaporan (SPOP) Pajak
Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
1.2. Untuk mengetahui masalah dan kendala-kendala dalam Pengisian
(SPOP).
1.3. Untuk mengetahui upaya atau langkah-langkah Penanganan
Kendala-kendala dalam pengisian (SPOP).
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1.1 Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu
instansi Pemerintah dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai.
b. Meningkatkan Profesionalisme , memperluas wawasan dan
memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menerapkan ilmu khususnya di bidang Perpajakan
c. Mahasiswa dapat mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah
dipelajari kedalam permaslahan Perpajakan yang timbul selama
d. Menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab dan
kedisiplinan dalam bekerja.
2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi perpajakan (FISIP) Universitas Sumatera Utara
a. Digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan atau kebijakan pada instansi Pajak. Terutama pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
b. Membina hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
c. Mempromosikan Image Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
kepada masyarakat khususnya sivitas akademika Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.
3.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
a. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara pihak Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai .
b. Membuka interaksi anatara dosen dan instansi pemerintah
khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai .
c. Dapat meningkatkan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah
d. Meningkatkan ide dan masukan untuk penyempurnaan
kurikulum sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan ,
dan
e. Mempromosikan Sumber Daya Manusia (SDM) Program Studi
Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Sumatera Utara .
C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani yang telah diterjemahkan oleh R.
Santoso Brotodiharjo, S.H dalam buku Pengantar ilmu hukum pajak dalam
Waluyo (2008:2) pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat di paksakan) yang
terutang oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan
tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas
negara yang menyelenggarakan pemerintahan.
2. Asas Pemungutan Pajak
2.1 Asas Domisili (asas Tempat Tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib
berasal dari dalam maupun dari luar negri. Asas ini berlaku untuk
Wajib Pajak dalam negeri
2.2 Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
2.3 Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara,
misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap
orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal
di Indonesia Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri
Waluyo (2008:2).
3. Sistem Pemungutan Pajak
3.1 Official assessment system,yaitu suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
3.2 Self assesment system,yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
3.3 With holding system,suatu pemungutan pajak yang memberi
yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak Waluyo (2008:2).
4. Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Atep dalam Darwin (2009:3) pada masa pemerintahan Inggris di
Indonesia (1811 s/d 1816) ketentuan perpajakan atas tanah diberlakukan pada
masa Gubernur Jendral Sir Thomas Standford Raffles (1811-1816) yang disebut
dengan Landrente. Sistem perpajakan atas tanah ini berdasarkan suatu dalil bahwa semua tanah adalah milik kepala-kepala desa dianggap sebagai penyewa
dari tanah-tanah yang dikelola oleh desa itu. Untuk itu mereka harus membayar
sewa tanah(landrent) dengan natura secara tetap.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Iuran Negara tanggal 29 November
1969, nama Direktorat Pajak Hasil Bumi diubah menjadi Direktorat Iuran
Pembangunan Daerah. Dan nama pajaknya disebut Iuran Pembangunan Daerah
(IPEDA) dengan Objeknya sector perdesaan, perkotaan, perkebunan, perhutanan,
dan pertambangan. Pada tanggal 27 Desember 1985 diterbitkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang mulai berlaku 1
Januari 1986.
Menurut Mardiasmo (2009:311) Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi
meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa tambak perairan)
serta laut wilayah Republik Indonesia. Bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan untuk tempat
tinggal, tempat usaha, dan tempat yang diusahakan.
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1994.
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Pasal 9 ayat (1) Tentang
Mekanisme Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek
Pajak(SPOP).
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana telah di ubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009.
5. Undang-Undang Nomor 74 tahun 2011 Pasal 34 ayat (1) tentang
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM) ini dilakukan pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai, penulis membahas secara rinci mengenai :
1. Tata cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak
Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
2. Kendala-kendala dalam Pengisian Surat Pemberitahuan Objek Pajak .
3. Upaya Penanganan Kendala-kendala dalam pengisian Surat
Pemberitahuan Objek Pajak .
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta yang sesuai maka
metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan pengajuan judul, penentuan judul
proposal, penentuan lokasi PKLM, mencari bahan untuk membuat
proposal dan surat pengantar.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber
yang berhubungan dengan Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat
Pemberitahuan Objek Pajak Pada Kantor Pelayanan Pratama Binjai.
3. Observasi Lapangan
Pada bagian ini penulis observasi lapangan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai , mengenai Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat
Pemberitahuan Objek Pajak . Dalam observasi ini penulis memberikan
suatu pengantar untuk melaksanakan data yang akan diminta pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
4. Pengumpulan Data
Pengimpulan data mengenai Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat
Pemberitahuan Objek Pajak melalui:
4.1 Data Primer atau wawancara
Kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan
wawancara yang bersumber dari pihak yang memahami tentang
Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
4.2 Data Sekunder atau Dokumentasi
Kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung
maupun tidak langsung yang bersumber dari refrensi-refrensi
5. Analisa dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis
melakukan analisa dan evaluasi terhadap data atau keterangan
mengenai Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan
Objek Pajak (SPOP).
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM)
Adapun cara pengumpulan data sebagai berikut:
1. Daftar pertanyaan (interview Guide)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada
pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan
informasi tentang Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat
Pemberitahuan Objek Pajak(SPOP).
2. Daftar Observasi (Observation Guide)
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang
dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek
penelitian.
Yaitu dengan pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek
Pajak (SPOP) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan Tugas Akhir Lingkup
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode PKLM, Metode pengumpulan
data dan sistematika penulisan Laporan PKLM.
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang
PKLM, Tujuan dan Manfaat, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup
PKLM , Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data PKLM,
Sistematika Penulisan PKLM.
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA BINJAI
Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Binjai, Struktur Organisasi, Uraian tugas pokok dan
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang data pelaksanaan
Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek
Pajak (SPOP) yang ada di wilayah Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang
ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai Tata
Cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahun Objek Pajak
(SPOP) yang ada di wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutupan dari bab-bab sebelumnya yang
berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan
pelayanan kepada wajib pajak khususnya oleh Kantor Pelayanan