PERBEDAAN PERILAKU INCOME SMOOTHING
DALAM TAHAPAN SIKLUS DAUR HIDUP
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BEI
TAHUN 2007-2011
Oleh
ASTERITA DESSY PHILIANA NIM : 232009143
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
ABSTRACT
Income smoothing is a method performed by the company in managing the company's profit. This study aims to determine whether whether there is an increasingly low income leveling along with the changing phases of the life cycle of the company. The results of this study showed at every stage of practice income smoothing and hypothesis proved that at the stage of having stagnant income smoothing practices with the lowest average eckel index is close to 1.
SARIPATI
Perataan laba merupakan metode yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola laba perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perataan laba yang semakin rendah seiring dengan perubahan tahapan daur hidup perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan di setiap tahapan melakukan praktik perataan laba dan hipotesis terbukti bahwa pada tahap stagnant memiliki praktik perataan laba yang paling rendah dengan rata-rata indeks eckel yang mendekati 1.
UCAPAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang oleh karena kasihNya, penyertaanNya, kekuatanNya dan hikmatNya, kertas kerja penulis yang berjudul“Perbedaan Perilaku Income Smoothing Dalam Tahapan Siklus Daur Hidup Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bei Tahun 2007-2011” telah dapat diselesaikan dengan baik.
Kertas kerja ini diajukan guna memenuhi sebagaian persyaratan memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Program Studi Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak antara lain kepada :.
1. Keluarga penulis, Papa, Mama, Adik-adik, Eyang kakung, Eyang Putri, serta seluruh keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mendukung penulis baik secara moril maupun materiil.
2. Om Rudi Suryo Kristanto yang sudah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data.
3. Ibu M.I. Mitha Dwi Restuti, S.E.,M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak inspirasi, saran, kritik selama penyusunan kertas kerja ini.
ketua program studi akuntansi yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan hingga selesainya kertas kerja ini.
5. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak, selama masa perkuliahan dan penyusunan kertas kerja ini.
6. Benaya Chrisma Adiputra Pesudo yang sudah membantu dan memberikan semangat selama penulisan kertas kerja.
7. Sahabat-sahabat baik saya, Vika Santi W, Christina Oktaviani, Kak Jessyca Yanti, Lilis Angreani, Vania Mutiarani, Kesi Lusiana.
8. Keluarga dan teman-teman Finger Kine Klub, serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis dari awal hingga akhir.
Salatiga,
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii
Halaman Persetujuan Skripsi ... iii
Abstract ... iv
Saripati ... v
Ucapan Terima Kasih ... vi
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Lampiran ... x
Pendahuluan ... 1
Telaah Teoritis dan Perumusan Masalah ... 3
Metode Penelitian ... 10
Analisis dan Pembahasan ... 15
Statistik Deskriptif ... 15
Uji Normalitas ... 17
Pengujian Hipotesis ... 18
Pembahasan ... 18
Kesimpulan ... 20
Daftar Pustaka ... 22
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi Life Cycle ... 8
Tabel 2. Jumlah Sampel ... 15
Tabel 3. Klasifikasi Sampel ... 16
Tabel 4. Pengujian Income Smoothing ... 16
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas ... 17
Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Index Eckel ... 18
DAFTAR LAMPIRAN
1 Perbedaan Perilaku Income Smoothing dalam Tahapan Siklus Daur Hidup
Perusahaan Manufaktur yang listing di BEI tahun 2007-2011
Pendahuluan
Pada dasarnya perusahaan ingin laporan keuangan yang menunjukan bahwa pertahunnya selalu menghasilkan laba, yang nantinya akan berfungsi untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor dan kreditor. Earning management biasanya dilakukan oleh manajer dengan memanipulasi earning agar mempercantik laporan keuangannya. Saat laba perusahaan mengalami fluktuasi, maka dari pihak manajemen akan melakukan income smoothing. Upaya ini dilakukan untuk mempertahankan investor maupun kreditor dengan menjaga kepercayaan mereka. Praktik income smoothing tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya (Prasetio, 2002). Laba merupakan hal penting yang dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan akan tetap melakukan investasi atau tidak.
perbedaan perilaku earning management di setiap tahapan. Earning management dapat dilakukan di tiap-tiap tahapan. Earning managemet pada saat stagnant lebih kecil dibandingkan dengan tahap mature, tetapi tidak bisa membuktikan jika earning management saat mature lebih kecil dari tahap growth.
Jika hasil penelitian Kim, et al. (2003) menyimpulkan bahwa earning managemet dapat dilakukan pada perusahaan kecil sampai perusahaan besar, yaitu perusahaan yang berada pada tahap growth, mature sampai dengan tahap stagnant. Akan tetapi earning management lebih besar dilakukan pada perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan medium atau besar.
Berdasarakan hal ini earning management dapat dihubungkan dengan life cycle perusahaan (growth, mature, stagnant). Maka penulis akan meneliti apakah ada perbedaan perilaku income smoothing berdasarkan pada tahapan life cycle perusahaan yang berbeda yaitu saat growth, mature dan stagnant. Perbedaan itu terlihat dari besar kecilnya income smoothing pada masing-masing tahapan life cycle. Obyek penelitian adalah semua perusahaan manufaktur yang terdapat dalam Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011.
3 Telaah Teoritis dan Perumusan Masalah
Income smoothing
Income smoothing dapat didefinisikan sebagai cara yang dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, agar sesuai dengan target yang diinginkan melalui metode akuntansi, maupun secara rill melalui transaksi (Koch, 1981). Upaya income smoothing yang sengaja dilakukan oleh perusahaan dalam batasan Generally Accepted Principles, yang nantinya dapat mengarahkan pada suatu tingkatan yang diinginkan atas laba yang dilaporkan.
Sri (2008) income smoothing adalah suatu upaya perusahaan untuk mengatur agar labanya relatif sama selama beberapa periode. Upaya ini dilakukan dengan memanipulasi pendapatan dan biaya periode berjalan agar menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari pendapatan atau biaya yang sesungguhnya. Sedangkan Brayshaw dan Eldin (1989) mengungkapkan bahwa manajemen perusahaan diuntungkan dengan pratik income smoothing.
Menurut Foster dalam Dwiatmini dan Nurkholis (2001) tujuan income smoothing adalah sebgai berikut:
1. Dapat memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar bahwa perusahaan tersebut memiliki resiko yang rendah.
2. Memberikan suatu informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba di masa yang akan datang
4. Meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemakmuran manajemen. 5. Meningkatkan kompensasi bagi manajemen.
Life Cycle
Teori life cycle perusahaan merupakan perluasan konsep, dari konsep life cycle produk dalam pemasaran (Rink dan Swan dalam Yan, 2006). Ada beberapa model life cycle yang telah digunakan oleh para peneliti yaitu model lima tahap, empat tahap, dan tiga tahap. Disetiap model tersebut didukung oleh literatur life cycle. Swastha (1984) menyatakan daur hidup produk dibagi menjadi empat tahap, yaitu : tahap perkenalan (introduction), tahap pertumbuhan (growth), tahap kedewasaan (maturity), tahap kemunduran (decline). Sama halnya dengan daur hidup perusahaan.
Menurut Schori dan Garee, (1998). Saat introduction, perusahaan baru dikenal sebagai bisnis yang kecil tetapi jika perusahaan itu sukses, maka penjualan mulai bertumbuh. Saat growth perusahaan mulai dapat memenuhi kebutuhan pasar dan pertumbuhannya cepat. Damodaran (2001) menjelaskan kecenderungan perilaku aliran kas (cashflow) dan penjualan termasuk relatif kecil dikarenakan laba yang
diperoleh masih belum seimbang dibandingkan dengan pendapatannya, sedangkan
kebutuhan investasinya relatif tinggi. Perusahaan yang sudah menjadi go public akan
mencari pendanaan lain atau alternatif pendanaan, selain menambah saham yang
ditawarkan ke public baik melalui mekanisme right issue atau opsi ekuitas (equity
5
maka cenderung untuk memilih bentuk utang yang dapat dikonversi (convertible
debt).
Saat mature, perusahaan memasuki tahap dimana manajer mulai professional. Tetapi umur perusahaan pada tahap ini tidak panjang dan mengarah pada tahap akhir dalam life cycle perusahaan. Dalam tahap ini peningkatan laba dan aliran kas (cashflow) yang cepat yang merupakan keberhasilan dari investasi masa lalu. Jenis kebutuhan dana dari luar juga mulai berubah. Perusahaan akan lebih menyukai dana
utang, khususnya dari bank atau menerbitkan obligasi. Ada beberapa perusahaan yang tetap berada pada tahap ini untuk jangka waktu yang lama, tapi ada juga yang mengarah pada kebangkrutan atau tahap akhir decline.
Tahapan yang terakhir adalah decline, perusahaan mengalami penurunan secara terus menerus yang berkepanjangan terhadap pendapatan dan laba sebagai konsekuensi dari kedewasaan perusahaan dan masuknya pesaing-pesaing baru. Walau
investasi yang ada masih menghasilkan aliran kas (cashflow), akan tetapi jumlahnya
tidak banyak. Dana eksternalpun ikut menurun karena investasi yang juga menurun
dan jumlah dana internal yang tersedia diperusahaan sangat besar. Penjualan saham
atau obligasi sudah bukan alternatif yang menarik, bahkan dengan kelebihan dana
internal perusahaan akhirnya mulai berpikir untuk melunasi semua kewajibannya atau
membeli balik saham-sahamnya. Tahap ini perusahaan secara bertahap mengalami
masuk dalam tahapan mature dan tidak memasuki tahap decline perusahaan bisa stabil maka perusahaan masuk dalam tahap stagnant.
Menurut Quinn dan Cameron, (1983) tahap decline tidak dapat dilakukan karena perusahaan yang berada dalam tahap decline biasanya tidak tercatat lagi di bursa. Beberapa literatur yang menulis tentang life cycle perusahaan, tidak ada yang memperhatikan tahap decline ini. Hal ini dimungkinkan pada tahap ini perusahan terjadi perubahan secara metamorphosis yang tidak dapat diprediksi.
Pada tahap start up tidak dapat dilakukan karena pada tahap ini tidak dapat memenuhi kriteria. Karena BEI juga mensyaratkan perusahaan harus sudah mendapatkan laba bersih dan laba operasional selama dua tahun fiskal berakhir supaya saham perusahaan dapat di catatkan di bursa. Tahap start up perusahaan tidak lebih dari sathun melakukan penjualan sebelum go public (Atmini, 2002).
7 Penelitian terdahulu
Menurut Yan (2006) untuk mengembangkan metodologi baru yang dapat digunakan untuk mengukur tahapan siklus daur hidup suatu perusahaan dengan membandingkan status perusahaan pada setiap titik pembangunan dengan status keseluruhan sejarah sendiri. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran yang semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan melalui setiap tahap life cycle perusahaan.
Hastuti (2006) membedakan besar kecilnya earning management berdasarkan pada perbedaan life cycle perusahaan dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menunjukan terdapat earning management dalam perusahaan yang masuk dalam tahapan growth, mature dan stagnant akan tetapi untuk perbedaan perilaku tidak ada, baik berdasarkan life cycle maupun ukuran perusahaan.
Tabel 1. Klasifikasi Life Cycle TAHAP
LIFE CYCLE
VARIABEL KLASIFIKASI LIFE CYCLE
DP SG CEV AGE
GROWTH LOW HIGH HIGH YOUNG
MATURE MEDIUM MEDIUM MEDIUM ADULT
STAGNANT HIGH LOW LOW OLD
Sumber : Anthony dan Ramesh (1992)
Dari tabel ini dapat dilihat bahwa dalam tahapan growth penjualan sangat tinggi, umur masih relative kecil dan pembayaran deviden yang masih kecil juga. Tetapi dalam tahapan mature bisa dilihat bahwa penjualan pembayaran deviden, dan jumlah investasi pada tingkat medium. Sedangkan stagnant penjualan mulai menurun tetapi pembayaran deviden cukup tinggi.
Hubungan Income Smoothing Terhadap Life Cycle
Earning managemet mencakup usaha manajer dalam memaksimalkan maupun dalam meminimalkan laba, begitu juga dengan income smoothing. Income smoothing termasuk juga dalam bagian dari earning management. Hayn (1995) menjelaskan bahwa pada saat perusahaan bertumbuh (growth) perusahaan mulai menghasilkan earning, sehingga earning management dapat dilakukan saat perusahaan tumbuh (growth).
9 canggih dan memiliki auditor internal yang lebih kompeten dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan berukuran kecil. Menurut penelitian Yan (2006) ukuran perusahaan yang semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan melalui setiap tahapan life cycle perusahaan.
Perbedaan penelitian Kim dan Yan terletak pada kombinasi variabelnya antara life cycle dan ukuran perusahaan. Sedangkan Hastuti (2006) membedakan besar kecilnya earning management berdasarkan perbedaan life cycle perusahaan.
Perumusan Hipotesis
Perusahaan yang masuk dalam tahap growth, berarti perusahaan masih dalam tahap bertumbuh dari introduction. Dalam tahap ini laba perusahaan biasanya meningkat dengan cepat. Sedangkan saat tahap mature atau (maturity) perusahaan mengalami fluktuasi laba, karena perusahaan sudah mengenal banyak pesaing. Tetapi pada tahap stagnant (stabil) perusahaan sudah bisa membuat laba perusahaan tiap periodenya bertahan berkisaran laba-laba sebelumnya. Disini perusahaan harus bisa terus mempertahankan jika tidak, maka perusahaan akan mengalami kemunduran dimana tahap kemunduran itu yang disebut dengan decline.
karena menurut Shank dan Govindarajan dalam Hamid (1999), perusahaan yang berada pada fase penurunan (dalam hal ini ditunjukan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah) memiliki sistem pengendalian yang ketat sehingga pihak manajemen kurang bebas untuk melakukan earning management. Semakin perusahaan dikelola dengan baik dan memiliki sistem pengendalian internal yang ketat maka manajer akan lebih berhati-hati dan tingkat earning management akan berkurang.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H1: Terdapat income smoothing yang semakin rendah seiring dengan perubahan
tahapan life cycle perusahaan.
Metode Penelitian
Obyek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 - 2011. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatives sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan sebagai berikut:
11 2. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang terdiri dari laporan keuangan tahunan publikasi tahun 2007-2011 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau website perusahaan dan website BEI (www.idx.co.id).
Adapun beberapa tahap-tahap dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini (Hastuti, 2006), sebagai berikut:
1. Pembagian perusahaan menurut tahap-tahap siklus perusahaan, yaitu tahap growth, mature, dan stagnant. Variabel yang mendukung dalam penelitian ini ada empat, yaitu pembayaran deviden per tahun sebagai persentase laba (DP), persentase pertumbuhan penjualan (SG), persentase total nilai perusahaan (CEV) dan umur perusahaan (AGE).
• Rumus untuk menghitung deviden payout (DP)
DPt= (DPS/EPS)x100
Keterangan :
DPS : deviden perlembar saham EPS : laba per lembar saham
• Rumus untuk menghitung sales growth (SG)
SGt= ((Salest-salest-1)/salest-1)x100
Salest : penjualan bersih pada tahun t
Salest-1: penjualan bersih pada tahun t-1
• Rumus untuk menghitung capital expenditure value (CEV)
CEVt= (CEt/VALUEt)x100
Keterangan :
CEt : capital expenditure pada tahun t
VALUEt : nilai pasar ekuitas (closing price x jumlah saham beredar)
ditambah nilai buku utang jangka panjang pada tahun t
• Rumus untuk mencari umur perusahaan (AGE)
AGE = tahun berjalan - tahun terbentuknya perusahaan
Perusahaan diklasifikasikan ke dalam tahap growth, mature, dan stagnant (Hastuti, 2006) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Growth : apabila suatu tahun perusahaan berada pada kuintil tertinggi (kuintil pertama) gabungan skor peringkat pertumbuhan penjualan dan capital expenditure dan berada pada kuintil terendah (kuintil pertama) gabungan skor peringkat devidend payout dan umur perusahaan.
13 3. Stagnant : apabila suatu tahun perusahaan berada pada kuintil terendah (kuintil ke-4) gabungan skor peringkat pertumbuhan penjualan dan capital expenditure, berada pada kuintil tertinggi (kuintil ke-4) skor peringkat dividend payout, dan berada pada kuintil tertinggi (kuintil ke-4) skor peringkat umur perusahaan.
Kuintil 1 (growth), kuintil 2 (growth/mature), kuintil 3 (mature), kuintil 4 (mature/decline), kuintil 5 (decline).
Ada dua langkah dalam pengklasifikasian. Langkah pertama perusahaan diklasifikasian ke dalam tahapan growth, mature dan stagnant sesuai dengan empat variabel diatas DP, SG, CEV dan AGE yang dibagi ke dalam kuintil. Tetapi hasil yang sangat sedikit maka dilakukan langkah kedua.
Langkah kedua untuk perusahaan yang belum dapat terklasifikasiin dengan cara mengeliminasi variabel CEV. CEV lebih cenderung berkaitan dengan fungsi produksi dibandingkan dengan life cycle. Menurut Anthony dan Ramesh (1992) CEV memiliki explonatory power yang rendah. CEV sangat lemah pengaruhnya terhadap life cycle perusahaan. Sehinnga yang dipakai variabel DP, SG, dan AGE yang kemudian dibagi ke dalam kuintil.
Laba yang digunakan adalah laba setelah pajak sebagai tujuan income smoothing. Digunakan untuk mengindikasikan perusahaan melakukan praktik income smoothing atau tidak. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Indeks Eckel : CV∆I/ CV∆S
CV∆I : S∆I/ X∆I
CV∆S : S∆S/ X∆S
Keterangan :
CV∆I: Koefesien variasi perubahan EAT
CV∆S: Koefesien variasi perubahan penjualan
S∆I : Standart deviasi perubahan EAT
S∆S : Standart deviasi perubahan penjualan
X∆I : Rata - rata perubahan EAT
X∆S : Rata–rata perubahan penjualan
∆I : Perubahan EAT antara tahun n dengan n-1
∆S : Perubahan penjualan antara tahaun n dengan n-1
15 Teknis Analisis
Teknik dan tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah, mengklasifikasikan hasil perhitungan data life cycle menjadi tiga kelompok, yaitu perusahaan yang dikelompokan dalam kelompok growth, mature dan stagnant. Dari hasil tersebut akan dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data tersebut normal atau tidak. Menguji normalitas data dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Normalitas terjadi apabila hasil dari uji Kolmogrov-Smirnov lebih dari 0,05. Selanjutnya dilakukan uji statistik deskriptif untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Analisis dan Pembahasan Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama periode 2007-2011 dengan jumlah 159 perusahaan. Berikut hasil perhitungan sampel.
Tabel 2. Jumlah Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011 Perusahaan manufaktur yang tidak mengeluarkan laporan keuangan secara terus menerus selama 2007-2011
Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan secara terus menerus selama 2007-2011
Perusahaan manufaktur yang tidak termasuk dalam kategori growth, mature dan stagnant
159 (25) 134 (50)
Jumlah sampel yang terpilih 84
Setelah melakukan perhitungan ternyata sampel yang dapat digunakan hanya 134 perusahaan manufaktur. Kemudian dilakukan pengkasifikasian terhadap 134 perusahaan manufaktur yang listing di BEI, didapatkan 84 perusahaan yang sesuai dengan kriteria dan 50 perusahaan tidak terpilih karena tidak sesuai dengan kriteria yang disampaikan oleh Hastuti (2006). Sampel berjumlah 84 yang akan diuji diklasifikasikan ke dalam tahapan growth, mature dan stagnant.
Tabel 3. Klasifikasi Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan yang masuk dalam kategori Growth Perusahaan yang masuk dalam kategori Mature Perusahaan yang masuk dalam kategori Stagnant
9 46 29
Jumlah sampel yang terpilih 84
Lampiran 2 dan Lampiran 3
Perusahaan yang masuk dalam klasifikasian life cycle pada tahap growth adalah 9 perusahaan, tahap mature berjumlah 46 perusahaan dan tahap stagnant berjumlah 29 perusahaan.
Dari jumlah sampel 84 perusahaan yang terpilih dan sudah terklasifikasi kemudian akan dilakukan perhitungan indeks eckel untuk menentukan perusahaan melakukan pratik income smoothing atau tidak.
Tabel 4. Pengujian Income Smoothing
Keterangan Jumlah Persentase Life Cycle
Growth Mature Stagnant Melakukan Income
Smoothing
33 39,29% 2,38% 22,62% 14,29%
Tidak Melakukan Income Smoothing
51 60,71% 8,33% 32,14% 20,24%
Total 84 100%
17 Dari hasil perhitungan indeks eckel pada tabel 4, bahwa dari 84 sampel perusahaan terdapat 33 perusahan yang diduga melakukan praktik income smoothing dimana pada taraf growth ada 2,38% yang terdiri dari 2 perusahaan, taraf mature 22,62% terdiri dari 19 perusahaan dan pada taraf stagnant 14, 29 % terdiri dari 12 perusahaan. Sedangkan 55 sampel perusahaan, diduga tidak melakukan praktik income smoothing. Pada taraf growth 8,33% terdiri dari 7 perusahaan, sedangkan pada taraf mature 33,14% yang terdiri dari 27 perusahaan dan taraf stagnant 20,24% terdiri dari 17 perusahaan.
Uji Normalitas
Setelah melakukan pengklasifikasian maka dilakukan uji Normalitas apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Berikut hasil pengujian normal.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2013 (Lampiran 4)
*signifikan pada α =0,05
Pada uji normalitas data, diketahui bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi Kolmogorov-smirnov sebesar 0,001 yang berada dibawah nilai toleransi kesalahan sebesar 0,05. Setelah diketahui bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal,
Variabel Pengujian Sig. Keterangan
Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini dilakukan uji statistik deskriptif untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu dengan melihat nilai rata-rata indeks eckel pada tiap tahapan. Hipotesis akan diterima apabila terbukti dari statistik deskriptif menunjukkan nilai rata-rata indeks eckel yang semakin mendekati 1 (Eckel, 1981).
Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Indeks eckel
Variabel Tahapan Nilai Rata-rata
Indeks Eckel GrowthMature -9.94746-3.28988
Stagnant -0.38927
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2013. (Lampiran 5)
Nilai rata-rata indeks eckel dari tiap tahapan life cycle, dapat dilihat pada tabel 6. Dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat income smoothing yang semakin rendah seiring dengan perubahan tahapan life cycle perusahaan. Dengan kata lain hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti.
Pembahasan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis terdapatnya income smoothing yang semakin rendah seiring dengan perubahan tahapan life cycle perusahaan terbukti. Hal ini diduga semua perusahaan dalam tahapan life cycle melakukan income smoothing, akan tetapi ada perbedaan tingkat income smoothing pada setiap tahapan.
19 smoothing semakin rendah seiiring dengan perubahan life cycle. Didukung juga dengan penelitian sebelumnya menurut Kim, et al (2003) bahwa earning management lebih besar dilakukan oleh perusahaan kecil. Penelitian Yan (2006) juga menunjukan ukuran perusahaan semakin besar seiiring dengan perkembangan life cycle.
Tahap stagnant ternyata lebih kecil untuk melakukan income smoothing. Hal ini dapat diduga bahwa pihak manajemen mulai professional untuk mengelola laporan keuangan perusahaan. Pada tahap stagnant harus bisa mempertahankan perusahaannya agar perusahaan tidak masuk dalam tahapan decline, dalam tahap ini perusahaan sudah harus dapat membuat laba sehingga laba untuk periode selanjutnya berkisar laba periode sebelumnya.
Bagi tahapan growth yang kemungkinan masih cenderung membutuhkan cashflow yang besar dikarenakan laba yang diperoleh belum seimbang dengan pendapat usaha perusahaan. Sedangkan dalam tahap mature diindikasikan banyak mengalami fluktuasi laba, aliran kas dan laba yang relatif cepat akibat keberhasilan dimasa lalu. Dimungkinkan mature juga mempunyai pangsa pasar yang luas dan peluang untuk investasi cenderung masih besar.
Untuk mendukung hipotesis yang terbukti maka dilakukan pengujian menggunakan matrik dengan membuat range pada indeks eckel, pada masing-masing tahapan. Range dari indeks eckel terendah sampai tertinggi dan dibagi 3 kriteria yaitu kecil, sedang dan tinggi. Dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Crosstabulation antara Life Cycle dan Indeks eckel.
Life Cycle Indeks Eckel
Kecil Sedang Tinggi
Growth 1 1 0
Mature 17 1 1
Stagnant 12 0 0
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014 (Lampiran 2)
Dari tahapan life cycle terlihat bahwa praktik income smoothing dilakukan di setiap tahapan. Tetapi praktik income smoothing dilakukan disemua tahapan yang potensinya kecil, sedangkan potensi sedang dalam melakukan praktik income smoothing dilakukan pada tahap growth dan mature, dan potensi tertinggi dilakukan pada tahap mature saja. Disimpulkan bahwa dengan menggunakan matrik ini hipotesis dapat terbukti, dengan cara melihat satu persatu indeks eckel.
Kesimpulan
21 dilakukan periode 2007-2011 pada perusahaan publik terutama sektor manufaktur, maka penulis dapat mengambil simpulan. Pertama, tidak adanya perbedaan untuk setiap tahapan dalam melakukan praktik income smoothing. Kedua, dalam tahap stagnant ternyata berpotensi lebih kecil untuk melakukan praktik income smoothing. Dikarenakan dalam tahap ini perusahaan sudah harus lebih professional dalam membuat laporan keuangan dan membuat laba yang berkisar dengan periode sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Joseph H. dan K. Ramesh. 1992. Association between Accounting Performance Measures and Stock Prices: A Test of the Life Cycle Hypothesis. Journal of Accounting and Economics 15: 203-227.
Atmini, Sari. 2002. Asosiasi Siklus Hidup Perusahaan dengan Incremental Value-Relevance Informasi Laba dan Arus Kas. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.5No.3 (September): 257-276.
Beattie, Vivien, Broen Steophen, Ewers David, John Brian, Manson Stuart, Thomas
Dylan, and Turner Michael., 1994, “Extraordinary Items and Income
Smoothing: A Positive Accounting Approach”, Journal of Business Finance and Accounting, September, 791-811.
Brayshaw, R.E., dan Ahmed E. K. Eldin,1989, “The Smoothing Hypothesis and The Role Of Exchange Differences”, Journal of Business Finance and accounting, Vol. 16, No. 5, 621-633.
Damodaran, A. 2001. Corporate Finance: Theory and Practice, Second edition,
Whiley and Sons, New York
Dwiatmini, S., dan Nurkolis, (2001). “Analisi Reaksi Pasar Terhadap Informasi Laba
Kasus Praktik Income smoothing Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta”.TEMA. Vol 2(1)
23
Foster, “Financial Statement Analysis” Englewood, New Jersey, Prentice Hall
International, 1986.
Hamid, Abd. 1999. Studi terhadap Strategi Prospektor dan Deferender dan Hubungannya dengan Harga Saham: Analisis dengan Pendekatan Life Cycle Theory. Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hastuti, Sri. 2006. Perbedaan Perilaku Earnings Management Berdasarkan Life Cycle Perusahaan. Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hayn, Carla. 1995. The Information Content Of Losses. http://econ.au.dk/fileadmin/Economics_Business/Education/Summer_Universit y_2012/6308_Advanced_Financial_Accounting/Advanced_Financial_Accounti ng/1/Hayn_JAE_1995.pdf. Diakses 27 Januari 2014.
Kim, Yangseon, Caixing Liu, dan S. Ghon Rhee. 2003. The Relation of Earning
Management to Firm Size.
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.200.9183&rep=rep1 &type=pdf. Diakses 23 September 2013.
Koch, Bruce, S., “Income Smoothing An Experiment”, The Accounting Review, Vol. LVI, No. 3, July 1981, 574-586.
Prasetio. 2002. “Pengaruh Tingkat Profitabilitas Perusahaan dan Leverage Operasi
terhadap Tindakan Income smoothing pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DiBEJ Periode 2003-2006”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Quinn, Robert E. dan Kim Cameron. 1983. Organizational Life Cycles and Shifting Criteria of Effectiveness: Some Preliminary Evidence. Management Science Vol. 29 No 1 (January): 33-51.
Schori, Thomas R. dan Michael L. Garee. 1998. Like Products, Companies have Life Cycle. Marketing Views Vol. 32 No. 13 (June): 4.
Sulistyanto, H. Sri, 2008, “Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris”, Jakarta: PT
Grasindo.
Swastha, Basu. 1984. Azas-azas Marketing, Edisi ke-3; Liberty; Yogyakarta.
25 Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan
NO KODE Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International 2 AISA Tiga pilar sejahtera food
3 AKRA AKR Corporindo
4 AMFG Asahimas
5 ARGO Argo pantes
6 ARNA Arwarna Citra Mulia
7 ASGR Astra Graphia
8 AUTO Astra Auto Part
9 BIMA Primarindo Asia Infrastructure
10 BRAM Indo kordsa
11 BRNA Berlina
12 BRPT Barito pacific
13 BTON beton jaya manunggal 14 CLPI Colorpark Indonesia
15 CNTX Centex
16 CTBN Citra turbindo
17 DAVO Davomas abadi
18 DLTA Delta Djakarta
19 DVLA Darya Varia laboratoria
20 ERTX Eratex djaya
21 ESTI Ever shine Texture Indusrty 22 ETWA Eterindo wahanatama 23 FASW fajar Surya wisesa 24 HDTX Pan Asia Indosyntex
25 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna 26 IGAR Champion Pasific Indonesia 27 IKBI Sumi indo kabel
28 INAI Indal Alumunium Industry 29 INCI Intan Wijaya international 30 INDF Indofood sukses makmur 31 INDR Indo Rama Synthetic
32 INDS Indospring
35 INTP Indocement Tunggal Prakasa 36 INRU Toba pulp Lestari
37 JECC jembo Cable company 38 JKSW Jakarta kyoei steel work ltd 39 JPRS jaya Pari steel
40 KBLI KMI wire and cable
41 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia 42 KDSI Kedawung setia industrial
43 KIAS Keramik Indonesia Asosiasi 44 KICI kedawung indag can
45 KONI Perdana Bangun Pustaka 46 LION Lion metal work
47 LMPI Langgeng Makmur industry 48 LMSH Lion mesh prima
49 LPIN Multi Prima sejahtera
50 LTLS Lautan luas
58 PRAS prima alloy steel universal 59 PSDN Prashida Aneka Niaga
60 PYFA Pyridam farma
61 RDTX Roda Vivatex
62 RMBA Bentoel International investama 63 RICY Ricky Putra Globalindo
64 SCPI Schering plough Indonesia 65 SIAP sekawan inti pratama 66 SMCB Holcim Indonesia 67 SMSM selamat sempurna
68 SPMA Suparma
69 SRSN Indo Aciditama
70 SSTM Sunson Textile manufaktur
71 STTP Siantar TOP
27 76 TIRT Tirta Mahakam resources
77 TKIM Pabrik kertas Twiji Kimia
78 TPIA Chandra Asri
79 TRST Trias sentosa
80 TURI Tunas ridean
81 UNIC Unggul indah cahaya 82 UNVR Unilever Indonesia 83 VOKS Voksel Electric
Lampiran 2
Daftar Perusahaan yang melakukan Income Smoothing
Nama perusahaan Kategori Klasifikasi Index Eckel
Davomas Abadi Food and Baverages Growth 0.647902
Chandra Asri Petrochemical Chemical and Allied Products Growth -20.5428
Tiga Pilar Sejahtera Food Food and Baverages Mature 0.566429
Indofood Sukses Makmur Food and Baverages Mature 0.743947
Keramik Indonesia Asosiasi Stone, Clay, Glass, and Concrete Products Mature -3.29773 Arwana Citra Mulia Stone, Clay, Glass, and Concrete Products Mature 0.698033
Indospring Automotive and Allied Products Mature 0.487783
Prima Alloy Steel Universal Automotive and Allied Products Mature -18.5786
Indocement Tunggal Prakasa Cement Mature 0.675488
Jakarta Kyoei Steel Work Metal and Allied Products Mature -1.46132
Indal Alumunium Industry Metal and Allied Products Mature -0.01814
Kedaung Indah Can Fabricated Metal Products Mature 0.869479
Toba Pulp Lestari Paper and Allied Prodects Mature -0.01662
Perdana Bangun Pustaka Photographic Equipment Mature 0.727894
Unggul Indah Cahaya Chemical and Allied Products Mature 0.317101
Sumalindo Lestari Jaya Lumber and Wood Products Mature 0.870364
Tirta Mahakam Resources Lumber and Wood Products Mature -34.5961
Argo Pantes Textile mill Products Mature 0.427502
Tunas Ridean Textile mill Products Mature 0.914249
Primarindo Asia Infrastructure Apparel and Other Textile Products Mature -4.92083 Ricky Putra Globalindo Apparel and Other Textile Products Mature -6.91665
Tunas Baru Lampung Food and Baverages Stagnant 0.590131
Delta Djakarta Food and Baverages Stagnant 0.177797
Lion Metal Work Metal and Allied Products Stagnant 0.770475
Citra Turbindo Metal and Allied Products Stagnant -0.55159
Tifico Fiber Indonesia Textile mill Products Stagnant 0.577562
Centex Textile mill Products Stagnant 0.379678
Eratex Djaya Textile mill Products Stagnant -4.91468
Darya Varia Laboratoria Pharmaceuticals Stagnant 0.711691
Schering Plough Indonesia Pharmaceuticals Stagnant -2.05638
29 Lampiran 3
Daftar Perusahaan yang tidak melakukan Income Smoothing
Nama Perusahaan Kategori Klasifikasi Index Eckel
Akasha Wira International Food and Baverages Growth 1.4970
Prashida Aneka Niaga Food and Baverages Growth 5.7747
Sekawan Inti Pratama Plastics and Glass Products Growth 4.8884
Yanaprima Hastapersada Plastics and Glass Products Growth 3.1953 Bentoel International Investama Tobbaco Manufactures Growth 59.7390
Eterindo Wahanatama Chemical and Allied Products Growth 31.5492
Beton Jaya Manunggal Metal and Allied Products Growth 1.24077
Siantar Top Food and Baverages Mature 2.7668
Holcim Indonesia Cement Mature 2.37477
Hanjaya Mandala Sampoerna Tobbaco Manufactures Mature 1.068026
Jaya Pari Steel Metal and Allied Products Mature 2.7697
Lion Mesh Prima Metal and Allied Products Mature 2.063966
Tira Austenite Metal and Allied Products Mature 11.25454
Kedawung Setia Industrial Fabricated Metal Products Mature 1.5160 Langgeng Makmur Industri Plastics and Glass Products Mature 23.72901
Asahimas Plastics and Glass Products Mature 1.4950
Trias Sentosa Plastics and Glass Products Mature 1.195233
Champion Pasific Indonesia Plastics and Glass Products Mature 1.009539
Nipress Automotive and Allied Products Mature 1.107259
Multi Prima Sejahtera Automotive and Allied Products Mature 3.842953
Selamat Sempurna Automotive and Allied Products Mature 1.084878
Astra Auto Part Automotive and Allied Products Mature 1.995026
Roda Vivatex Textile mill Products Mature 4.20515
Barito Pasific Lumber and Wood Products Mature 1672.194
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Paper and Allied Prodects Mature 65.6540 Indah Kiat Pulp and Paper Paper and Allied Prodects Mature 1.381344
Fajar Surya Wisesa Paper and Allied Prodects Mature 24.29303
Suparma Paper and Allied Prodects Mature 15.71582
Colorpak Indonesia Chemical and Allied Products Mature 1.433158
Indo Aciditama Apparel and Other Textile Products Mature 123.5503
Pan Brother Apparel and Other Textile Products Mature 1.66449
Metroda Elektronik Electronic and Office Equipment Mature 6.307835
Unilever Indonesia Consumer Good Mature 1.003787
Berlina Plastics and Glass Products Stagnant 1.343848
Sunson Textile manufaktur Textile mill Products Stagnant 12.13522
Pan Asia Indosyntex Textile mill Products Stagnant 3.899998
Ever shine Texture Indusrty Apparel and Other Textile Products Stagnant 1.770642 Indo Rama Synthetic Apparel and Other Textile Products Stagnant 3.134379
KMI wire and cable Cable Stagnant 1.74976
Jembo Cable Company Cable Stagnant 2.030925
Voksel Electric Cable Stagnant 1.383599
Sumi indo kabel Cable Stagnant 2.90382
Inter delta Photographic Equipment Stagnant 1.118844
Multipolar corporation Electronic and Ofiice Equipment Stagnant 54.57822
Astra Graphia Electronic and Ofiice Equipment Stagnant 3.398746
Indo kordsa Automotive and Allied Products Stagnant 5.256743
Intan Wijaya international Adhesive Stagnant 1.505052
Lautan luas Chemical and Allied Products Stagnant 1.97453
AKR Corporindo Chemical and Allied Products Stagnant 1.742382
31 Lampiran 4
UJI NORMALITAS
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
INDEXECKEL 84 25.0341 182.84148 -34.60 1672.19
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
INDEXECKEL
N 84
Normal Parametersa Mean 25.0341
Std. Deviation 182.84148
Most Extreme Differences Absolute .430
Positive .430
Negative -.395
Kolmogorov-Smirnov Z 3.943
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Lampiran 5
Case Processing Summary
LIFECYCLE
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
INDEXECKEL GROWTH 2 100.0% 0 .0% 2 100.0%
MATURE 19 100.0% 0 .0% 19 100.0%
STAGNANT 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
Descriptives
LIFECYCLE Statistic Std. Error
INDEXECKEL GROWTH Mean -9.9475 10.59536