• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA AREA PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DI PERKEBUNAN KARET PTPN VIII CIKUPA KECAMATAN LANGKAPLANCAR | marlina | BIOED : Jurnal Pendidikan Biologi 544 2131 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POTENSI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA AREA PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DI PERKEBUNAN KARET PTPN VIII CIKUPA KECAMATAN LANGKAPLANCAR | marlina | BIOED : Jurnal Pendidikan Biologi 544 2131 1 PB"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed)

32

POTENSI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA AREA PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DI PERKEBUNAN KARET

PTPN VIII CIKUPA KECAMATAN LANGKAPLANCAR Oleh:

Elin Marlina 1), Dadi 2), Jeti Rachmawati 3)

1)Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal 2) Dosen Prodi.Pend. Bilogi FKIP

Unigal, E-Mail: dadee2012@gmail.com 3) Dosen Prodi.Pend. Bilogi FKIP Unigal

ABSTRAK

Mucuna bracteata merupakan tumbuhan penutup tanah yang mampu meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya kandungan bahan organik yang dihasilkan dari pertumbuhan M. bracteata di PTPN VIII Cikupa Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Penelitian dilaksanakan Bulan April sampai Juni 2015 di Dusun Bulaklega dengan metode deskriptif kuantitatif menggunakan enam stasiun dengan usia tanam yang berbeda. Pengamatan serasah dibagi menjadi Stastiun I lahan dengan M. bracteata usia 4 tahun, Stasiun II lahan dengan M. bracteata usia 5 tahun, Stasiun III lahan dengan M. bracteata usia 6 tahun. Sedangkan penelitian humus dibagi menjadi Stasiun I lahan kosong (0 tahun) tanpa pertumbuhan tumbuhan penutup tanah, stasiun II lahan dengan M. bracteata usia 4 tahun, Stasiun III lahan dengan M. bracteata usia 5 tahun, Stasiun IV dengan M. bracteata usia 6 tahun. Hasil penelitian menunjukan serasah yang berbeda nyata di setiap usia tanam M. bracteata. Serasah paling banyak dihasilkan pada usia 6 tahun dengan rata-rata 196,25 kg/Ha, diikuti oleh usia 4 tahun dengan rata-rata 190,00 kg/Ha, sedangkan paling sedikit menghasilkan serasah terdapat pada usia 5 tahun dengan rata-rata 182,50. Sedangkan kandungan humus tanah pada usia tanam M. bracteata 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan lahan yang tidak ditanami M. bracteata.

Kata kunci: Mucuna bracteata, Usia tanam, Serasah, Humus.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia. Luas areal perkebunan karet di Indonesia tahun 2013 telah mencapai 3,4 juta hektar (ha). Yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tetapi produksi karet tahun 2013 mengalami penurunan dari 3 juta ton menjadi 2,7 juta ton. Artinya produksi mengalami penurunan 10%. Penurunan karet tersebut antara lain oleh serangan organisme pengganggu tanaman seperti gulma. Untuk meningkatkan kembali hasil produksi maka dilakukanlah pengendalian gulma diantaranya dengan cara penanaman penutup tanah (Anonim, 2013).

(2)

Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed)

33

Mukuna atau Mucuna bracteata adalah salah satu tanaman penutup tanah yang umum digunakan di perkebunan besar. Tumbuhan ini memilki manfaat di perkebunan diantaranya laju pertumbuhan yang cepat, petumbuhan biomassa yang tinggi, kemampuan mensuplai bahan organik dan hara ke dalam tanah cukup tinggi (Nugroho, et al, 2006).

Mucuna bracteata banyak direkomendasikan untuk dipakai dalam memperbaiki kualitias lahan terdegradasi. Sisa-sisa tanaman M. bracteata yang dikembalikan lagi ke tanah sebagai sumber bahan organik. Bahan organik merupakan kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi berupa humus amupun anorganik hasil mineralisisasi. Sumber bahan organik berupa daun, ranting dan cabang, batang, buah dan akar (Hanafiah, 2012:166).

Perkebunan karet di Indonesia termasuk di perkebunan Karet PTPN VIII Cikupa Kecamatan Langkaplancar, belum ada data dan belum ada penelitian tentang kandungan organik yang dihasilkan dari pengembalian unsur hara tumbuhan penutup tanah M. bracteata.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui banyaknya kandungan bahan organik/m2 yang menghasilkan dari pertumbuhan M. bracteta dan mengetahui perbedaan kandungan bahan organik/m2 yang dihasilkan berdasarkan usia tanam tumbuhan M. bracteata.

METODE DAN BAHAN Metode

Penelitian ini dilakukan di perkebunan Karet PTPN VIII Cikupa Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan mengamati satu stasiun pengamatan seluas 2x2 m2. Pengamatan dilakukan satu kali pengambilan data lapangan. Parameter yang diamati yaitu total serasah dalam berat (gram) yang terdapat pada area pengamatan 2x2 m2, dan total humus dalam (persen) yang dihasilkan pada area pengamatan 2x2 m2.

Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: meteran, goiok, alat tulis lengkap, tali rapia, papan nama, bambu, parang, oven, timbangan, kantong kresek.

[image:2.595.219.407.640.725.2]

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Kandungan bahan organik (kg/Ha) menurut usia tanam M. bracteta Perlakuan Rata-rata

serasah

Rata-rata Humus

0 tahun 19,27a

(3)

Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed)

34

Berdasarkan Tabel 1 serasah yang dihasilkan dari usia tanam M. bracteata yang berbeda menghasilkan kandungan serasah yang berbeda. Serasah dari setiap usia tanam terjadi peningkatan pada tahun ke-6 dengan rata-rata 196,25, diikuti oleh tahun ke-4 dengan rata-rata 190,00. Sedangkan pada tahun ke-5 terjadi penurunan dengan rata-rata 182,50. Penurunan tersebut karena pada usia ke-5 tajuk tanaman karet sedang banyak sehingga kerapatan tumbuhan M. bracteta yang ada di bawah pohon karet tersebut sedikit sehingga serasah yang dihasilkan pun sedikit. Hal ini sesuai dengan teori menurut Soeroyo (2003) bahwa kerapatan pohon mempengaruhi kerapatan serasah. Semakin banyak kerapatan pohon semakin banyak pula produksi serasahnya. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit kerapatan pohon maka produksi serasahnya pun akan berkurang.

Demikian pula pada kandungan humus, walaupun secara statistik antara usia tanam tidak ditemukan perbedaan yang nyata tetapi secara kuantitaif kandungan humus pada setiap usia tanam selaras dengan kandungan serasah. Jumlah kandungan humus antar tahun yang tidak berbeda nyata, tetapi menunjukan perbedaan yang nyata jika dibandingkan dengan lahan kosong (yang tidak ditanami M. bracteata).

Warna tanah merupakan salah satu sifatdari tanah yang mudah dilihat serta akan menunjukan sifat tanah tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut warna tanah yang ditanami M. bracteta dan tanah yang tidak ditanami M. bracteata.

Tanah yang ditanami tumbuhan penutup tanah dengan tanah yang tidak ditanami tumbuhan penutup tanah terlihat berbeda. Terlihat bahwa tanah yang ditanami tumbuhan penutup tanah M. bracteata berwarna lebih hitam dibandingkan dengan tanah yang tidak ditanami tumbuhan penutup tanah. Artinya tumbuhan penutup tanah M. bracteata mampu meningkatkan bahan organik tanah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Madjid (2009) bahwa tanah yang berwarna gelap atau hitam menunjukkan banyaknya kandungan bahan organik karena pelapukan vegetasi, mangan, nitrogen dan belerang.

Selain warna tanah, tanah yang mengandung bahan organik dapat dilihat dari tekstur/struktur tanah. Tanah yang ditanami tumbuhan penutup tanah strukturnya lebih remah dibandingkan dengan tanah yang tidak ditanami tumbuhan penutup tanah. Tanah tersebut lebih padat dan lebih kasar. Selain itu kandungan air dalam tanah yang tidak ditanami tumbuhan penutup tanah lebih basah dibandingkan dengan tanah yang tidak ditanami tumbuhan penutup tanah. Tanah tersebut lebih kering atau mengandung sedikit air. Hal ini sesuai dengan pendapat Madjid (2009) bahwa tekstur tanah memilki hubungan dengan daya menahan air dan ketersediaan hara dalam tanah. Tekstur tanah yang remah mampu menahan air dan unsur hara yang tinggi. Sedangkan tekstur tanah yang kasar lebih sulit menyerap air dan rendah unsur hara tanahnya.

SIMPULAN

(4)

Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed)

(serasah) yang paling banyak dihasilkan berdasarkan usia tanam M. bracteata terlihat adanya perbedaan yang nyata antara ketiga usia tanam. Sedangkan kandungan humus dalam tanah bahwa tidak adanya perbedaan yang nyata antara usia tanam M. bracteata usia 4, 5, 6 tahun. Tetapi berbeda nyata pada lahan kosong 0 tahun. Menejemen perkebunan karet PTPN VIII Desa Karangkamiri, Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangan-daran yang telah membantu kelancaran penelitian ini mulai dari tahap perizinan hingga pengambilan data lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). http://www.bakrieglobal.com/news/read/2175/Produksi-Karet-Nasional-Turun-Menjadi-27-Juta-Ton [05 Mei 2015].

Hanafiah, K, A. (2012). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta. PT. Raja Grapindo Persada.

Madjid, A. (2009). Devinisi tanah, Fungsi dan Profil tanah. [Online]. Tersedia: http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2008/02/definisi-tanah-fungsi-dan-profil-tanah.html [20 Februari 2015].

Nugroho, P.A., Siagian, I., Nurhawati., Karyudi. (2006). Balai Peneliti an Sungai Putih. Pusat penelitian Karet.

Pahan, I. (2006). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya. Soeroyo. (2003). “Pengamatan gugur serasah di hutan mangrove Sembilang

Sumatra Selatan”. P3O-LIPI: 38-44.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Gambar

Tabel 1. Kandungan bahan organik (kg/Ha) menurut usia tanam M. bracteta

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, tindak kekerasan dalam rumah tangga ini dapat menimbulkan akibat penderitaan fisik maupun psikis dapat dijadikan dasar atau alasan perceraian sebagaimana diatur

Salah satu perhitungan yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah metode servqual. Metode ini termasuk salah satu cara dimana responden diminta untuk

ini akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur dengan program utama adalah pengembangan industri pengolahan tambang yaitu ferro nikel dan

M.D : ^ • P ] š}l}Z š • d }u šµ // š vP Z • Ç • o oµ menghimbau kepada masyarakat agar supaya selalu menggunakan bahasa Tonsawang tersebut ketika berkomunikasi

Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat agar melaksanakan perilaku hidup

a) Negara menghendaki agar perekonomian rakyat disusun dengan berdasarkan demokrasi ekonomi. b) Negara menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi

As Asuh uhan an un untu tuk s k se eti tiap ap pa pasi sie en n  direncanakan  direncanakan oleh Dr penanggung jawab oleh Dr penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat dan pemberi

Analisis kesesuaian lahan dilakukan pada lahan-lahan yang tersedia menurut komoditas unggulan utama (kopi robusta, padi sawah dan kubis) di masing-masing kecamatan