• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

24 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Tunas Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang furniture yang memproduksi barang dari rattan, full kayu, dan kombinasi produk dari perpaduan material antara rattan dan kayu. Di dirikan pada tanggal 12 Februari 1999. Adapun lokasinya di Jln. Jamur Rt 02/VII Teangsang, Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dengan orientasi ekspor keluar negeri yaitu wilayah Eropa, Asia, Australia, Amerika, Afrika. Dengan adanya pangsa pasar yang luas dan tingkat persaingan yang tinggi, PT. Tunas Jaya berusaha memproduksi barang yang berkualitas sesuai yang dipersyaratkan pelanggan dan memberikan harga yang kompetitif supaya dapat masuk pasar dalam jaringan dunia.

2. Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Tunas Jaya

Produksi : Natural rattan, syntetic rattan, full kayu, dan kombinasi antara kayu dan rotan.

Berdiri : Tahun 1999

Alamat : Jln. Jamur Rt 02/VII Teangsang, Gatak, Sukoharjo Jawa Tengah Indonesia

(2)

Pekerja : 100 orang Direktur/Pemilik : Bapak Suyamdi 3. Contact Person Telp : 0271-782930 / 0271-782332 Fax : (0271) 782930 Email : info@indahjayarattan.com sales@indahjayarattan.com Website : www.indahjayarattan.com 4. Spesifikasi Produk

1) Specialis : Natural rattan, full kayu, dan

kombinasi antar rattan dan kayu

2) Material anyam : Ratttan fitrit, rattan kubu, kubu grey, banana, seagrass, enceng gondok, synthetic

3) Material kayu : Mahagony dan jati

4) Kondisi kayu : kering dengan MC max ± 15 5) Kapasitas : 20-30 container 40’ HC / Bulan 6) Ekspor : Amerika, Eropa, Asia dan Australia 5. Perijinan dan Legalitas Perusahaan

PT. Tunas Jaya dalam menjalankan usahanya dilengkapi dengan kelengkapan seperti:

(3)

1) Surat Ijin Usaha Dagang (SIUP)

SIUP dengan Nomor 001/11.35/PB/X/2007 tanggal 9 Januari 2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. 2) Ijin Usaha Industri Besar

Pada tanggal 12 Januari 2007, ijin usaha industri besar dengan nomor 530/IB.B/2007 dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

TDP No. 1135355100353 tanggal 9 Januari 2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

4) Ijin Gangguan (HO)

Berdasarkan keputusan Bupati Sukoharjo Nomor ijin gangguan PT. Tunas Jaya adalah 503/458/XII/2006.

5) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

NPWP dari kantor Pelayanan Industri Kehutanan (EPTIK) Nomor 164i/DJ-DAGLU/EPTIK/III/2003 tanggal 21 Maret 2003 yang dikeluarkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Direktorat Jendral Perdagngan Luar Negeri.

(4)

6. Kebijakan dan Sasaran Mutu 1. Kebijakan Mutu

PT. Tunas Jaya mempunyai komitmen untuk menghasilkan produk rotan sesuai perundang-undangan yang berlaku dan selalu berusaha memberikan kepuasan pada pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan meninjau serta memperbaikinya secara bekelanjutan. Kebijakan ini di komunikasikan untuk dapat dipahami oleh seluruh fungsi manajemen.

2. Sasaran Mutu

PT. Tunas Jaya Menargetkan:

1) Peningkatan hasil produksi yang memenuhi persyaratan pelanggan minimal 3% per tahun.

2) Produk yang dikomplain oleh pelanggan maksimal 2%. 7. Jam Kerja Perushaan

Jam kerja di PT. Tunas Jaya Sukoharjo dalam satu minggu ada 6 hari kerja, yaitu hari senin-sabtu. Pada hari senin-jumat dimulai pada pukul 08.30-17.00 WIB, sedangkan pada hari sabtu jam kerja pada pukul 09.00-12.00 WIB atau hanya setengah hari kerja.

(5)

Tabel 3.1 Jam Kerja Perusahaan

HARI JAM KERJA JAM ISTIRAHAT

Senin 08.30 – 17.00 12.00 – 13.15 Selasa 08.30 – 17.00 12.00 – 13.15 Rabu 08.30 – 17.00 12.00 – 13.15 Kamis 08.30 – 17.00 12.00 – 13.15 Jumat 08.30 – 17.00 12.00 – 13.15 Sabtu 09.00 – 12.00 -

Sumber: PT. Tunas Jaya, 2015

Keterangan:

Senin sampai jumat full kerja, sabtu setengah hari. Truk kontainer datang tiap hari selasa untuk mengangkut barang sampai ke pelabuhan. Hari besar Nasional libur.

8. Struktur Organisasi PT. Tunas Jaya

Adapun struktur organisasi pada PT. Tunas Jaya Sukoharjo dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

(6)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

(7)

9. Job Description

Tabel 3.2

Job Description

Subtansi Tugas

1. Pimpinan Memantau, mengendalikan dan meloloskan kualitas produk mulai dari pengadaan bahan / bahan pembantu, selama proses finishing dan produk jadi

2. Wakil pimpinan Bertanggung jawab tentang pengendalian dokumen, kegiatan audit internal, melaksanakan kegiatan koreksi dan pencegahan serta

evaluasinya untuk melaksanakan segala perbaikan yang diperlukan.

3. Kabag. Maintance Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan perawatan rutin sesuai jadwal perawatan yang sudah ditentukan dan melakukan perbaikan peralatan berdasarkan informasi dari bagian yang membutuhkan.

4. Kabag. Quality Control Anyam luar

Melakukan kegiatan pemantauan dan

pengukuran produk anyam yang berasal dari proses outsourcing yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

5. Kabag. Quality Control Anyam Rangka

Mengecek ulang hasil rangka yang sudah jadi untuk menentukan jarak rangka dengan bahan yang digunakan sesuai dengan permintaan. 6. Kabag. Quality

Control Anyam Dalam

Melakukan kegiatan pemantauan produk anyam dan produk jadi sebelum di packing

7. Kabag. Marketing Hubungan Luar

Memasarkan produk keluar negeri dan

berkomunikasi dengan pelanggan di luar negeri mengenai pemesanan furniture

8. Kabag. Marketing Dokumen Ekspor dan Hubungan Dalam

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan presevasi produk selama di gudang produk jadikemas serta mengurus semua dokumen-dokumen dalam kegiatan ekspor perusahaan 9. Kabag. Produksi Bertanggung jawab terhadap kegiatan

pengendalian atas produk bahan baku rangka kayu dan anyam hasil outsourcing serta produk jadi yang tidak sesuai

(8)

10.Kabag. Administrasi dan Personalia

Bertanggung jawab atas segala biaya perusahaan yang masuk maupun keluar setelah proses proses ekspor terjadi

11.Kabag. Pengendalian Bahan

Bertanggung jawab atas ketersediaan bahan baku maupun bahan pembantu dalam proses produksi furniture rotan terhadap pelaksanaan pembuatan bahan baku untuk kubu grey 12.Divisi Stuffing Bertanggung jawab terhadap masuknya barang

dalam kontainer, menghitung jumlah sesuai pesanan, system penataan barang pemberian absord grey

13.Divisi Busa Membuat cushion dimulai dari pemotongan kain dan busa, kemudian proses penjahitan sampai menjadi cushion

14.Divisi Packing Bertanggung jawab dalam proses packaging supaya barang benar-benar terlindungi dengan menggunakan single face ataupun karton box sesuai yang diupersyaratkan pelanggan 15.Divisi Cat Bertanggung jawab dalam

pembuatan/pencampuran cat yang akan digunakan dalam proses pengecatan

16.Divisi Finishing Melakukan proses finishing dari mulai proses amplas, sanding, pengecatan,pewarnaan spray clear, balanching, dan terakhir proses dengan meja kontrol supaya barang presisi

17.Security Bertanggung jawab atas keamanan pabrik dan penerimaan tamu serta pencatatan siapa saja tamu yang datang

18.Kebersiahan Bertanggung jawab atas kebersihan seluruh kantor dan pabrik setiap hari

(9)

B. Pembahasan Penelitian

1. Macam-macam bahan baku Digunakan PT. Tunas Jaya

PT Tunas Jaya memilih bahan baku rattan dan water hyacint untuk produk karena kedua bahan baku utama tersebut memiliki banyak kelebihan dibandingkan dari bahan baku yang lain. Tujuan perusahaan melakukan pemilihan bahan baku agar produk tersebut dapat bersaing di pasar Internasional, adanya standarisasi bahan baku akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan konsumen dan meyakinkan konsumen agar tetap memiliki loyalitas kepada produk yang dihasilkan perusahaan. Devinisi dan kelebihan bahan baku yang dipilih PT Tunas Jaya sebagai berikut:

1) fitrit Rattan

Fitrit Rattan adalah hasil hutan non kayu yang dapat memberi kontribusi kepada masyarakat dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Rotan merupakan tanaman pemanjat dari sejenis palma dan tumbuh liar di dalam hutan atau ada yang sengaja ditanam untuk memenuhi kebutuhan bahan baku furniture untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional atau yang lebih dikenal dengan istilah ekspor.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang

(10)

ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas.

Sebagian besar rotan berasal dari hutan, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta didistribusikan. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.

Pengelolahan rotan oleh PT Tunas Jaya dilakukan dengan memenuhi syarat Standar Operasional Perusahaan dimana rotan mentah atau rotan bulat diproses menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, rotan dipisah menjadi bagian kulit rotan dan batang rotan sesuai dengan permintaan pelanggan sebelum memproduksi menjadi furniture.

Agar kegunaan rotan semakin dikenal, bukan semata-mata dipergunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan mebel dan kerajinan. Industri mebel / kerajinan rotan dalam negeri harus makin menggalakkan pemakaian bahan baku rotan (natural) jangan justru mempopulerkan penggunaan barang substitusi (imitasi) dan rangka aluminium. Agar pemerintah memperluas kebijakan ekspor rotan dan mengijinkan ekspor rotan dalam bentuk natural washed dan sulphured.

(11)

2) Water Hyacint/ enceng gondok

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe.

Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Akhir-akhir ini perkembangan tumbuhan air enceng gondok di perairan sungai, danau, hingga ke perairan payau sangat pesat. Sekilas tanaman enceng gondok tidak berguna. Bagi masyarakat di sekitar pinggiran sungai, enceng gondok adalah tanaman parasit yang hanya mengotori sungai dan dapat menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau meluap karena enceng gondok terlalu banyak. Begitu pula bagi para masyakat disekitar pinggiran danau yang menganggap enceng gondok yang banyak didanau adalah penggau yang menghalangi aktivitas mereka di danau tersebut.

`Kenyataan ini yang bisa menjadikan eceng gondok dianggap sebagai tanaman penggangu, tetapi bila kita jeli mencari peluang,

(12)

maka tanaman eceng gondok sangat bermanfaat untuk memberikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan (handy craft). Seiring dengan perkembangan iptek, bagian tumbuhan eceng gondok setelah dikeringkan ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, almari,kursi, keranjang (tempat pakaian kotor), tatakan gelas dan sebagainya. Malah belakangan ini banyak dimanfaatkan untuk mendukung industri mebel den furniture, sebagai pengganti rotan yang harganya semakin melangit.

Saat ini warga sekitar measok water hyacint kepada PT tunas jaya kemudian PT Tunas Jaya mengolah bahan baku menjadi bahan jadi sudah siap ekspor. Kerajinan eceng gondok yang mempesona untuk pembuatan barang-barang kerajinan, mebel den furniture antara lain di Purbalingga, Yogyakarta, sekitar Kota Solo, Cirebon, Lampung, Surabaya dan Bali. Bahkan sebagian barang-barang kerajinan eceng gondok dengan model dan kualitas tertentu, banyak diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat yang semakin gandrung dengan barang-barang produksi dari bahan-bahan alami (back to nature).

Pembuatan handycraft dari bahan eceng gondok ini dibutuhkan proses yang cukup lama. Eceng gondok terlebih dahulu harus dikeringkan sekitar dua minggu. Setelah eceng gondok mengering lalu dibentuk kepangan panjang yang dilakukan warga dan kelompok

(13)

perajin. Setelah berbentuk kepangan panjang, eceng-eceng tersebut dianyam menjadi barang yang diinginkan. Mulai dari pot bunga, tempat sampah, box tissue, tas, topi, perlengkapan dapur hingga furniture. Untuk lebih meningkatkan daya tarik pembeli, hasil anyaman tersebut ditambahakan cat pernis. Sehingga, tampilannya lebih mengkilap dan menarik.

Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan karya kerajinan tangan dengan bahan eceng gondok:

a. Pengumpulan eceng gondok. b. Pemisahan pangkal tangkai. c. Pengeringan pangkal tangkai. d. Penguliran.

e. Pembentukan/penganyaman jadi karya seni (Tas, hiasan dinding, dompet, kursi dll).

2. Tahap-tahap proses pemilihan bahan baku PT. Tunas Jaya. a. Sistem Manajemen.

Dalam melakukan ekspor rotan PT. Tunas Jaya mempunyai komitmen dalam menghasilkan produk rotan yang sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan berusaha memberikan kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 serta melakukan peninjauan dan perbaikan secara

(14)

berkelanjutan. Kebijakan ini berguna sebagai pemberitahuan agar dapat memahami seluruh fungsi manajemen.

1) Menetapkan konsep yang mencakup tentang lingkup manajemen, terdokumentasi, prosedur, dan uraian interaksi pada proses-proses sitem manajemen mutu.

2) Memiliki dokumentasi sistem manajemen yang mencakup pedoman mutu yang ditetapkan oleh organisasi guna memastikan perencanaa, operasi dan proses kendali yang dilakukan dengan efektif.

3) Membuat prosedur pengendalian dokumen yang terdokumentasi, untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan meliputi:

Menyetujui dokumen akan kecukupannya sebelum diterbitkan, a. Melengkapoi dan menyetuji ulang dokumen,

b. Memastikan perubahan dan status revisi dokumen dapat ditunjukan,

c. Memastikan adanya perubahan dan status revisi dokumen terkini dapat ditunjukan,

d. Memastikan bahwa dokumen dapat dibaca dengan jelas dan mudah diidentifikasi serta berasal dari luar organisasi yang dikenali dan pendistribuasiannya dikendalikan,

e. Menghindari pemakaian dokumen invalid yang tidak disengaja dan yang tidak sesuai identifikasi.

(15)

Dalam proses operasinya PT Tunas Jaya menetapkan serta memelihara rekaman untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan pengoperasian sistem yang efektif. Prosedur dokumentasi guna menetapkan kendali yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan dan pemusnahan rekaman.

b. Kewajiban Manajemen

Seluruh tanggung jawab dan wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi di pastikan oleh pimpinan PT Tunas Jaya. Manajemen memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam memastikan proses yang sesuai untuk sistem manajemen perusahaan. Manajer produksi wajib melapor kepada direktur tentang kinerja sistem manajemen pada bagian produksi.

1) Memberikan bukti komitmen mengenai mutu serta perbaikan manajemen.

2) Memastikan segala persyaratan yang ditetapkan telah dipenuhi dengan meningkatkan kepuasan pelanggan.

3) Memastikan kebijakan mutu yang sesuai dengan sasaran untuk memenuhi persyaratan agar selalu sesuai.

4) Membuat perencanaan guna memebuhi persyaratan produk.

5) Memastikan terjadinya proses komunikasi yang efektif sesuai sistrem manajemen.

(16)

Dengan mengevaluasi pesanan yang sedang berjalan dari wakil pimpinan dan bagian pemasaran hubungan antara manjeman dan dokumen ekspor kepada seluruh bagian yang terkait, menggunakan surat perintah kerja, laporan hasil produksi mingguan dan laporan mingguan pengeluaran bahan baku rangka anyam dan pemasukan produk anyam.

Dilakukan peninjauan pada sistem manajemen mutu sekurang-kurangnya satu tahun sekali, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan terus berlanjut dan mampu mengikuti perkembangan yang ada. Tinjauan ini mencakup penilaian ada nya keperluan dalam melakukan perubahan pada sistem manajemen mutu.

c. Sumber Daya

PT Tunas Jaya menyediakan berbagai sumber daya guna meningkatkan kepuasan pelanggan dan membantu perekonomian masyarakat sekitar guna memenuhi kebutuhan pelanggan.

1. Sumber Daya Manusia

Seluruh karyawan PT Tunas Jaya wajib memiliki kompetensi dasar, pembekalan pelatihan, keterampilan serta pengalam yang sesuai. PT Tunas Jaya menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan dan membatu perekonomian masyarakat sekitar. Memastikan bahwa seluruh karyawan dapat berkontribusi sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Menjaga lingkungan kerja yang nyaman sehingga dapat menunjang kesesuaian persyaratan produk,

(17)

sedangkan untuk lingkungan kerja proses produksi sesuai dengan K3 (Keselamatan, dan Kesehatan Kerja).

2. Sumber Daya Alam

Dalam penyediaan bahan bakunya PT Tunas Jaya memilih bahan baku rotang yang berkualitas yang sudah tmendapatkan ijin dari pemerintah, bukan yang ilegal. Rotan yang digunakan juga sudah melalui proses verifikasi.

3. Prasarana

Dalam mencapai kesesuaian dan persyaratan produk PT Tunas Jaya menyediakan dan memelihara prasana yang diperlukan. Cakupan dalam prasarana tersebut ialah pabrik, gudang, ruang kerja, peralatan proses produksi serta jasa pendukung meliputi angkutan, komunikasi dan sistem informasi.

4. Lingkungan Kerja

PT. Tunas Jaya mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai penyesuaian persyaratan produk, sedangkan untuk lingkungan kerja proses pengamplasan ditetapkan pemakaian masker bagi karyawan. d. Proses

Dalam perealisasian produk PT Tunas Jaya melakukan perencanaan dan pengembangan proses. Dalam perencanaan realisasi produk wajib melakukan kegiatan verifikasi, pemantauan, inspeksi, dan uji yang spesifik bagi produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria kelayakan.

(18)

1) Proses yang berkaitan dengan pelanggan.

Meninjau persyaratan yang berkaitan dengan proses produk jadi. Tinjauan ini dilakukan sebelum adanya komitmen perusahaan untuk memasok produk, contohnya penyampaian penawaran, penerimaan kontrak atau pesanan, penerimaan perubahan pada pesanan pelanggan. Dalam berkomunikasi dengan pelanggan penerapan pengaturan yang efektif sangat diperlukan, seperti informasi produk, pertanyaan, penangganan kontrak atau pesanan dan keluhan pelanggan.

2) Perencanaan Desain Dan Pengembangan

PT Tunas Jaya mengatur bidangan temu antara kelompok yang berbeda, berkaitan dalam desain dan pengembangan untuk memastikan keefektifan komunikasi dan kejelasan tanggung jawab. Dalam perencanaan desain dan pengembangan PT Tunas Jaya memverifikasi dan memberikan pembenaran sesuai dengan tahap dan pengendalian perubahan desain serta bertanggung jawab dan memiliki wewenang untuk perencanaan dan pengembangan desain.

3) Pembelian

Perusahaan melakukan inspeksi atau kegiatan serupa lainnya guna memastikan produk-produk yang dibeli pelanggan memenuhi persyaratan pembelian yang ditentukan namun PT Tunas Jaya belum bermaksut untuk melakukan verifikasi ditempat pemasok.

(19)

4) Produksi

PT Tunas Jaya merencanakan dan memproduksi produk dalam keadaan yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh manajamen. Kondisi tersebut meliputi:

a. Pemakaian peralatan yang sesuai. b. Ketersediaan intruksi kerja.

c. Ketersediaan dan pemakaian sarana peninjauan dan pengukuran.

d. Implementasi peninjauan dan pengukuran.

e. Ketersediaan informasi yang menguraikan karakteristik produk dalam bentuk katalog.

f. Penerapan sistem K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Pengidentifikasian bahan baku dilakukan dengan pemberian kode berdasarkan nama pemasok, jenis bahan baku dan tanggal produksi. Contoh: Nama pemasok: Mariane Ozata = M

Kode bahan baku: Water Hyacint ¾ = 1 Tanggal produksi: 14 April 2015 = 14042015

Hal tersebut berarti untuk nama pemasok Mariane Ozata dengan bahan baku Water Hyacint ¾ dan diproduksi tanggal 14 April 2015 = M-1-14042015.

PT Tunas Jaya mengidentifikasi produk akhir yang berkaitan dengan status SVLK (Sistem Validasi Legalitas Kayu) dengan menempelkan label pada produk-produk yang sudah dikemas.

(20)

Contoh: No.1 (menyatakan nomor urut jumlah produk yang dikirim)

Description: CT FITTRIT RATTAN (menyatakan nama produk)

Material: Half Rattan Black (Menyatakan jenis bahan yang dipakai untuk anyam)

Frame: Rattan (menyatakan bahan untuk rangka)

QTY: 1 pcs ( menyatakan jumlah produk dalam tiap kemasan)

Buyer: J-P (menyatakan nama buyer)

No Barcode diletakan sebelah kanan bawah apabila dalam persyaratan pelanggan untuk produk akhir sebelum dikemas yang tidak lolos uji diidentifikasi dengan menggunakan stiker bertanda merah yang ditempelkan pada produk tersebut dan diletakkan pada lokasi yang tersendiri.

Dalam memastikan bahwa kegiatan pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dengan konsisten sesuai dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran, maka diperlukan untuk memastikan keabsahan hasil dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan verifikasi dalam waktu yang tertentu atau sebelum digunakan, standart pengukuran yang bertaraf internasional atau nasional. Bila standar tersebut tidak ada maka dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi yang direkam.

b. Dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu selama penanganan, perawatan dan penyimpanan.

(21)

3 . Kendala yang dihadapi dalam pemilihan bahan baku dan mengatasinya Kebijakan perdagangan tentang ekspor rotan mentah dan setengah jadi berdampak pada meningkatnya produksi rotan mentah dan harga keseimbangan. PT Tunas Jaya mengalami kelangkaan bahan baku industri. Berhubung volume rotan mentah yang di pesan menurun, probabilitas yang tinggi ekspor barang jadi rotan akan mengalami penurunan. Penurunan ekspor produk rotan jadi mungkin dipengaruhi dengan tekanan produk sejenis yang di produksi oleh negara lain seperti China, Jerman, Vietnam dengan bahan baku mentah indonesia. Implementasi peraturan menteri perdagangan (Pemendag) terkait rotan dinilai menghambat pengusaha rotan. Ada beberapa ketentuan ekspor dan produk rotan diatur dalam Pemendag No.35/M-DAG/PER/11/2011. Pemendag No. 36/M-DAG/PER/11/2011 tentang pendistribusian rotan antar pulau.

Dalam pelaksanaan peraturan baru, pemerintah menyerahkan kepada ahlinya yakni surveyor. Surveyor bertugas untuk melakukan verifikasi pendistribusian rotan antar pulau dan memastikan bahwa segala pergerakan rotan tercatat dengan baik. Saat proses produksi yang perlu diperhatikan terhadap peraturan pemerintah adalah proses fumigasi. Proses fumigasi untuk barang yang akan diwarnai atau finishing menggunakan melamin harus di selesaikan dulu sebelum finishing untuk memsterilkan produk dari hama.

(22)

Proses Stuffing / Loading Container yang perlu diperhatikan: SI (Shipping Intruction).

a. Forwader (Perusahaan Pengapalan) dan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut).

b. DO ( Delivery Order)

c. Sebelum Stuffing LS (Laporan Survior) Sucofindo 1. Invonce

2. Packing List

3. Form PPBE

Setelah itu Sucofindo datang, melakukan pengecekan barang pada saat pemuatan kedalam kontainer dengan mengecek barang satu per satu dan diberi stiker berlogo sucofindo sebagai tanda bahwa sudak dilakukan pengecekan. Setelah sesuai maka terbit LS yang benar. LS original diberikan kepada bea cukai, jika pada saat pengajuan tidak sesuai dengan keterangan, maka eksportir harus merivisi PPBE dan diajukan lagi ke Sucofindo. Setelah sesuai maka diterbitkan LS yang benar.

LS dibawa ke Bea Cukai (dibawa EMKL) / customer Bea Cukai. Untuk masuk ke Bea Cukai EMKL harus membawa LS dan melalui Scaner untuk box container sampai container masuk kapal dan hingga container sudah berangkat. Untuk forwarder memberikan draft B/L untuk dicek shipper/eksportir tentang nomer kontainer dan data diretur, kalau benar data difax / diemail ke forwardingkemudian B/L original terbit. Setelah itu diberikan ke EMKL untuk proses COO. Untuk COO diterbitkan menurut keinginan buyer.

(23)

Kendala Eksportir:

a. Hari sabtu tidak boleh stuffing (sabtu minggu libur). Padahal stuffing

menyesuaikan jadwal dari buyer. b. Menghambat proses stuffing.

Masalah waktu kita harus antri dikenakan terbatasnya petugas SUCOFINDO dan harus menunggu perusahaan lain menyelesaikan stuffing.

c. LS terbit terlambat.

Seharusnya dari pemerintah LS terbit pada saat proses stuffing.

d. PT Tunas Jaya melakukan prosesnya hingga dua kali kerja dan memakan waktu yang lama.

Gambar

Tabel 3.1   Jam Kerja Perusahaan
Gambar 3.1  Struktur Organisasi
Tabel 3.2  Job Description

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan peraturan pengiriman PT. Syarat standar pengiriman paket JNE adalah sebagai berikut : Pada saat pelanggan menyerahkan dokumen atau barang kepada PT. JNE EXPRESS

Berdasarkan penelitian yang penulis buat, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa hasil pengukuran kualitas perangkat lunak Sistem Informasi Keuangan Desa di

Pendidikan cinta dan kasih sayang adalah pendidikan yang kepada anak kita untuk menumbuhkan perasaan kasih dan sayang diri anak kepada Tuhan, diri sendiri, orang lain,

Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka

MENDENGAR & BERTUTUR Obj: i) menceritakan peristiwa yang dialami dengan bahasa yang betul ii) menghuraikan isi-isi penting berdasarkan surat yang dibaca

Hal ini diindikasikan dengan adanya kawas- an-kawasan yang merupakan bagian dari habitat satwa penting dan bernilai kon- servasi tinggi di sekitar kawasan CA, yakni

Berdasarkan hasil seleksi wawancara calon anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Se-Kabupaten Balangan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan

Setiap pergerakan baik itu pergerakan barang atau manusia di darat atau laut atau udara suatu saat pasti akan berhenti ketika sudah sampai ke tempat tujuan atau ingin