• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Besar"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN

RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Disusun Oleh :

Tiani Kushardianti (09/280418/KU/13041) Ervina Silvianingsih N. (09/280496/KU/13060) Sari Kusuma (09/280587/KU/13069) Emilia Choiriah (09/280651/KU/13073) Guntari Maryastuti (09/280686/KU/13082) Fitri Kusuma Wardani (09/280723/KU/13087) Khairunisa Ramadhani (09/280728/KU/13088) Marsella Mahardhika (09/280746/KU/13091)

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman Judul ……… i

Halaman Pengesahan ……… ii

Daftar Isi ………... iii

Daftar Tabel ………... iv

Daftar Gambar ………. v

BAB I: Pendahuluan A. Latar belakang ………... 1

B. Tujuan ……….. 2

BAB II: Gambaran Umum Institusi A. Gambaran umum RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ……… 4

B. Gambaran umum instalasi gizi ……… 8

BAB III: Hasil dan Pembahasan A. Pengkajian ketenagaan ……… 10

B. Proses perhitungan biaya makanan ……… 46

C. Pemanfaatan sumber daya institusi penunjang revenue center ………… 48

D. Perhitungan kebutuhan gizi ……… 54

E. Perencanaan anggaran belanja ……… 57

F. Sistem pemesanan dan pembelian ………... 59

G. Sistem penerimaan, penyaluran, dan penyimpanan bahan makanan... 64

H. Pengkajian tata letak dapur dan peralatan ……… 76

I. Sistem persiapan dan pengolahan makanan ……… 86

J. Sistem distribusi dan penyajian makanan ………. 90

K. Pengkajian pengawasan mutu makanan ……… 99

L. Pengkajian evaluasi mutu menu makanan ……… 104

M. Pengembangan mutu menu ………. 120

N. Pengkajian kualitas dan kuantitas makanan pasien rawat inap …………. 121

BAB IV: Kesimpulan dan Saran ……… 136

Daftar Pustaka ……….... 137

Lampiran ……… 138

(4)

iv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga di Instalasi Gizi

RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ……… 12 Tabel 2. Penetapan waktu kerja ………... 36 Tabel 3. Pengamatan perilaku K3 tenaga instalasi gizi rumah sakit ………….. 41 Tabel 4. Alat pelindung diri tenaga pengolah Shift Pagi ……….. 45 Tabel 5. Alat pelindung diri tenaga pengolah Shift Sore ……….. 45 Tabel 6. Standar Nilai Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ………. 55 Tabel 7. Hasil analisis nilai gizi makanan per hari pasien

RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ……….... 56 Tabel 8. Besar ruangan penyelenggaraan makanan ……… 77 Tabel 9. Daftar inventaris peralatan di dapur utama instalasi gizi

RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ……… 85 Tabel 10. Teknik pengolahan yang biasa dipakai

di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ……….. 90 Tabel 11. Kelebihan dan kekurangan sistem sentralisasi dan desentralisasi ….. 91 Tabel 12. Peralatan pendistribusian makanan

di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro ……….. 94 Tabel 13. Waktu pendistribusian dan waktu makan utama ………. 97 Tabel 14. Waktu pendistribusian dan waktu makan makanan selingan ………… 98 Tabel 15. Tujuh prinsip sistem HACCP ……….. 102 Tabel 16. Interpretasi SKP ……… 103

(5)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ………. 7

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ………... 9

Gambar 3. Alur pemesanan bahan makanan basah ……… 61

Gambar 4. Alur pemesanan bahan makanan kering ……… 62

Gambar 5. Layout dapur RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ……… 82

Gambar 6. Alur proses distribusi makanan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro ………. 93

Gambar 7. Alur proses pencucian alat makan pasien di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ……… 95

Gambar 8. Grafik persentase makan pagi ……….. 122

Gambar 9. Grafik persentase makan siang ……… 123

Gambar 10. Grafik persentase makan malam ………... 124

Gambar 11. Grafik persentase terhadap warna makanan ………... 126

Gambar 12. Grafik persentase terhadap rasa dan aroma makanan ………. 127

Gambar 13. Grafik persentase terhadap tekstur makanan ……….. 128

Gambar 14. Grafik persentase terhadap suhu makanan ………. 129

Gambar 15. Grafik persentase terhadap porsi makanan ………. 130

Gambar 16. Grafik persentase terhadap variasi hidangan makanan ……… 131

Gambar 17. Grafik persentase terhadap kebersihan alat penyajian ……….. 132

Gambar 18. Grafik persentase terhadap penampilan alat saji ……… 133

Gambar 19. Grafik persentase terhadap keretakan alat saji ………... 133

Gambar 20. Grafik persentase terhadap ketepatan waktu penyajian ……… 134

Gambar 21. Grafik persentase terhadap pelayanan gizi rumah sakit ……… 134

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, sumberdaya manusia (SDM) dituntut untuk memiliki kualitas sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha dan industri, sehingga perlu adanya hubungan timbal balik antara dunia usaha/industri dengan lembaga pendidikan. Salah satu bentuk hubungan timbal balik ini adalah dilaksanakannya kerja sama yang saling menguntungkan dalam proses kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai upaya peningkatan relevansi pengetahuan dan kemampuan praktis mahasiswa dengan dunia kerja.

Salah satu kompetensi lulusan S1 Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada adalah memiliki kemampuan di bidang manajemen institusi penyelenggara makanan, yaitu mampu merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi produksi makanan banyak/individu sesuai kebijakan institusi, kebutuhan, dan harapan klien. Dewasa ini, instalasi gizi rumah sakit dituntut untuk dapat memenuhi bukan saja kebutuhan makanan pasien, namun juga merupakan salah satu bagian integral pelayanan rumah sakit yang turut berperan dalam upaya kesembuhan pasien sehingga berpengaruh terhadap citra rumah sakit secara keseluruhan di mata masyarakat. Oleh karena itu, instalasi gizi rumah sakit harus berupaya melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan, khususnya dalam hal penyelenggaraan makanan yang mampu memberikan kepuasan pada pasien. Selain itu, isu instalasi gizi sebagai revenue centre berimplikasi pada perlunya kemampuan mencari peluang disertai dengan semangat kewirausahaan.

Mata kuliah Pelayanan Gizi Institusi merupakan mata kuliah yang memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman bekerja di institusi penyelenggaraan makanan yang melaksanakan kegiatan produksi makanan banyak, khususnya di instalasi gizi rumah sakit. Oleh karena itu, diharapkan pengalaman ini dapat mengasah rasa kemandirian dan semangat kewirausahaan mahasiswa, serta timbul kemauan mendalami permasalahan nyata sekaligus memecahkannya. Mahasiswa diharapkan

(7)

2 untuk mendalami serta mampu mengelola, mengevaluasi dan menganalisis, serta mengusulkan perbaikan dalam proses penyelenggaraan makanan di rumah sakit. Bentuk usulan perbaikan ini dapat berupa pengembangan mutu menu, pengembangan manajemen pengawasan mutu makanan, pemanfaatan teknologi informasi dalam menunjang kegiatan manajerial, maupun pemanfaatan sumberdaya institusi untuk menunjang instalasi gizi sebagai revenue centre. Dengan demikian maka diharapkan dapat tercipta kerja sama yang saling menguntungkan antara perguruan tinggi dengan institusi penyelenggaraan makanan yang menjadi lahan praktek mahasiswa. Dengan menjalankan praktek mata kuliah ini, diharapkan akan dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam penyelenggaraan makanan institusi di rumah sakit dalam menunjang penyembuhan penyakit pasien. Laporan ini disusun sebagai hasil pengamatan dari kegiatan manajemen sistem penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradeji Tirtonegoro. Diharapkan laporan ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa praktek, namun juga bagi pengembangan kualitas penyelenggaraan makanan oleh Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradeji Tirtonegoro kedepannya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran mengenai sistem penyelenggaraan makanan di instalasi gizi rumah sakit, maliputi: pengorganisasian, ketenagaan, sistem penyelenggaraan makanan di institusi, quality control, dan evaluasi penyelenggaraan makanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menganalisis kebutuhan tenaga.

b. Mahasiswa mampu menganalisis sistem pengelolaan makanan di institusi.

c. Mahasiswa mampu menilai dapur dan peralatan.

d. Mahasiswa mampu menilai mutu makanan yang diproduksi.

e. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengembangkan menu yang lebih unggul.

(8)

3 g. Mahasiswa mampu menilai kualitas dan kuantitas makanan yang

dikonsumsi.

h. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pemanfaatan sumber daya institusi untuk menunjang instalasi gizi sebagai revenue center. i. Mahasiswa mampu menyusun laporan praktek.

(9)

4 BAB II

GAMBARAN UMUM INSTITUSI

A. Gambaran Umum RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

1. Sejarah RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Rumah sakit umum pusat (RSUP) Dr. Soeradji Tirtonegoro didirikan pada tanggal 20 Desember 1927, secara bersama-sama oleh perkebunan-perkebunan milik Pemerintah Hindia Belanda, dengan nama “Dr. SCHEURER HOSPITAL” yang dipimpin oleh Dr. Bakker. Pada tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, rumah sakit ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian nama rumah sakit berganti menjadi Rumah Sakit Umum “TEGALYOSO” Klaten karena letak rumah sakit yang berada di Desa Tegalyoso, Klaten.

Pada tanggal 5 maret 1946 dibuka Perguruan Tinggi Kedokteran Pre-Klinik di RSU Tegalyoso Klaten yang kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Mulai tahun 1954 RSU Tegalyoso Klaten secara penuh telah dikelola oleh Departemen Kesehatan RI dan disebut sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Tegalyoso Klaten. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1442 A/Menkes/SK/XII/1997 tertanggal 20 Desember 1997, nama RSUP Tegalyoso bergantimenjadi RSUP “DR. SOERADJI TIRTONEGORO” sampai dengan sekarang. Nama ini diambil berdasarkan nama salah satu tokoh pergerakan pada perkumpulan Boedi Oetomo yang mengabdi sebagai dokter wilayah Klaten, yaitu Dr. Soeradji Tirtonegoro.

2. Perkembangan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978 tertanggal 28 April 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum, menetapkan RSUP Tegalyoso Klaten sebagai Rumah Sakit Kelas C. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/SK/XII/1993 tertanggal 15 Desember 1993, RSUP Tegalyoso ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B Non-pendidikan. Kemudian berubah menjadi Rumah Sakit Unit Swadana Tanpa Syarat pada tahun 1994 berdasarkan Surat Keputusan

(10)

5 Menteri Keuangan RI No. S-733/MK/03/1994 tertanggal 6 Oktober 1994, dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1285/Menkes/SK/XII/1994 tertanggal 28 Desember 1994.

Berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Kesehatan RI No. 934/Menkes/IX/2001 tanggal 5 September 2001, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro diresmikan sebagai Rumah Sakit Pendidikan FK-UGM dan Laboratorium Pusat Pengembangan Pelayanan Medik Dasar-Esensial. Kemudian ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas B Pendidikan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 159A/Menkes/SK/2002 tanggal 27 Desember 2002. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 273/KMK/05/2007 tanggal 21 Juni 2007 dan ditindaklanjuti dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 756/Menkes/SK/VI/2007.

3. Akreditasi

Akreditasi yang disandangolehRSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, antara lain: pada tanggal 17 Desember 1997, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro dinyatakan lulus Akreditasi Penuh dalam lima standar, yaitu: Administrasi Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan Rekam Medik.

Selanjutnya pada tanggal 11 April 2001, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro dinyatakan lulus Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut, dalam dua belas standar, yaitu : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medik, Farmasi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Radiologi, Laboratorium, Bedah Sentral, Pengendalian Infeksi di rumah sakit, dan Perinatal resiko tinggi (PERISTI).Pada tanggal 25 Januari 2008, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro dinyatakan lulus Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap dalam enam belas standar, yaitu: Bidang Radiologi, Laboratorium, Farmasi, Perinatal Resiko Tinggi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Infeksi Nosokomial, Bedah, Rawat Darurat,

(11)

6 Rekam Medik, Bidang Keperawatan, Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medik, Gigi, Rehabilitasi Medik, Pelayanan Darah Dan Pelayanan Rawat Intensif.

4. Visi

Menjadi rumah sakit yang berkualitas dan mandiri dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian di bidang kesehatan tingkat nasional.

5. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, berkualitas, dan terjangkau.

b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan ilmu bidang kesehatan dengan standar mutu yang tinggi.

c. Mewujudkan kepuasan pelanggan untuk mencapai kemandirian rumah sakit.

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

6. Keyakinan Dasar

a. Karyawan yang berkualitas dan berkomitmen tinggi kepada rumah sakit adalah aset yang paling berharga.

b. Kepuasan dan kesetiaan pasien adalah dasar kelangsungan hidup rumah sakit.

c. Mutu pelayanan rumah sakit sebagai pengikat kesetiaan pelanggan. d. Kebersamaan adalah kunci utama dalam mencapai kesuksesan.

7. Nilai-nilai Dasar a. Jujur dan ikhlas b. Integritas c. Keterbukaan d. Profesionalisme e. Kerendahatian f. Kerja cerdas

(12)

7 8. Struktur Organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro (Kelas B Pendidikan)

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Seksi Monitoring &

Evaluasi Pelayanan Kesehatan Seksi Perencanaan dan Pengembangan Pelayanan Keperawatan Komite Medik

Komite etik dan hukum

Komite pengembangan dan unggulan

Direktorat medik dan keperawatan

Direktorat umum, Sumber Daya Manusia dan Pendidikan

Direktorat keuangan

Satuan pemeriksaan intern

DIREKTUR UTAMA

Seksi Monitoring & Evaluasi Pelayanan Medik Seksi Perancang dan pengembangan medik Staf Medik Fungsional

Instalasi KJF Instalasi KJF Instalasi

KJF Subbagian Penyusunan & Program Anggaran Subbagian Evaluasi dan Pelaporan Subbagian Perbendaharaan Subbagian Mobilisasi Dana Subbagian Akuntansi Keuangan Subbagian Akuntansi Manajemen & Verifikasi Subbagian Pendidikan & Penelitian Subbagian Penelitian& Pengembangan Subbagian Tata Usaha

Subbagian Rumah Tangga

Subbagian Sumber Daya Manusia Seksi Perencanaan &

Pengembangan Fasilitas Medik &

Keperawatan

Seksi Monitoring & Evaluasi Fasilitas Medik & Keperawatan

Bagian Umum & Sumber Daya Manusia Bidang Fasilitas Medik

dan Keperawatan Bidang Pelayanan Keperawatan Bidang Pelayanan Medik Bagian Pendidikan & Penelitian Bagian Perencanaan & Anggaran Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi dana Bagian Akuntansi

(13)

8 B. Gambaran Umum Instalasi Gizi

1. Filososfi

Instalasi gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan unit penunjang fungsional yang memberikan pelayanan gizi bagi orang sakit atau petugas, penyuluhan/konsultasi dan rujukan gizi, serta tempat pendidikan, penelitian dan pengembangan gizi terapan dalam meningkatkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat.

2. Tujuan

a. Menghasilkan produk pelayanan gizi yang optimal, bermutu, dan dapat diterima oleh masyarakat

b. Mewujudkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian dibidang gizi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan professional.

c. Mewujudkan kewirausahaan gizi untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.

3. Visi

Menghasilkan Instalasi Gizi RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro sebagai unggulan dan bermutu dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian gizi di tingkat nasional pada tahun 2014.

4. Misi

1) Memberikan pelayanan gizi yang paripurna, bermutu, dan terjangkau bagi lapisan masyarakat serta dapat mewujudkan kepuasan konsumen.

2) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

3) Mengupayakan Instalasi Gizi sebagai revenue center melalui kewirausahaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Motto

(14)

9 6. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kepala Instalasi Gizi

Ririn Yulianti, S.SiT, M.Si

Tata Usaha Kirjianto

Ka. Sub. Penyelenggaraan Makanan

Tri Wiji Utami, S.Gz

Koord. Pengolahan Tri Wiji Utami, S.Gz

Koord. Logistik Toniti

Ka. Sub. Asuhan Gizi Rawat Jalan

Eny Sudaryanti

Koord IRNA A Fithri U. H.

Ka. Sub. Asuhan Gizi Rawat Inap

Marjudi

Ka. Sub. Litbang Agus Winarni, SKM

Koord IRNA B Natiroh

(15)

10 BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengkajian Ketenagaan

Tenaga merupakan salah satu sumberdaya penting karena menjadi kunci dalam keberhasilan kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit. Berbagai fungsi dalam manajemen sumber daya manusia meliputi fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan staf (staffing), rekruitmen, seleksi, pengembangan, pembinaan karir, dan penilaian kerja serta sistem imbal jasa.

1. Kualifikasi Tenaga Gizi dalam Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit

Seusai dengan bidang kegiatannya, tenaga yang diperlukan dalam kegiatan penyelenggaraan makanan, meliputi: tenaga profesi gizi, tenaga profesi non-gizi, serta tenaga pelaksanaan teknis.

Berikut adalah tenaga ahli gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro 1. Nama: Ririn Yuliati, S.SiT, M.Kes

Jabatan: Kepala Instalasi Pendidikan: S2

Lama bekerja: 1991 – sekarang 2. Nama: Tri Wiji Utami, S.Gz

Jabatan: Koordinator PPM Pendidikan: S1

Lama bekerja: 1 September 1990 – sekarang 3. Nama: Agus Winarni, SKM

Jabatan: Koordinator Litbang Pendidikan: S1

Lama bekerja: 1 November 1990 – sekarang 4. Nama: Toniti

Jabatan: Koordinator Gudang Pendidikan: D3

Lama bekerja: 1 Oktober 1993 – sekarang 5. Nama: Natiroh

Jabatan: Koordinator IRNA A Pendidikan: D3

Lama bekerja: 1 Oktober 1993 – sekarang 6. Nama: Maryudi

(16)

11 Pendidikan: D3

Lama bekerja: 1 Mei 1997 – sekarang 7. Nama: Eny Sudaryanti

Jabatan: Koordinator PKR Pendidikan: D3

Lama bekerja: 1 Maret 2005 – sekarang 8. Nama: Fithri Umul Hasanah

Jabatan: Koordinator PGRRI Pendidikan: D3

Lama bekerja: 1 Mei 2005 – sekarang

Di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro juga terdapat beberapa tenaga non gizi, seperti tenaga administrasi, pelaksana gudang, tenaga pemasak, dan pramusaji. Tenaga administrasi berjumlah 4 orang dan pelaksana gudang 1 orang, yaitu:

1. Nama: Suparmi

Jabatan: Pelaksana TU Pendidikan: SMKK

Lama bekerja: 1 Maret 1984 – sekarang 2. Nama: Endang

Jabatan: Pelaksana TU Pendidikan: SMKK

Lama bekerja: 1 Juni 1984 – sekarang 3. Nama: Titin

Jabatan: Pelaksana TU Pendidikan: SMKK

Lama bekerja: 1 Januari 1989 – sekarang 4. Nama: Kirjiyanto

Jabatan: Staff TU Lulusan: STM

Lama bekerja: – sekarang 5. Nama: Widyastuti

Jabatan: Pelaksana Gudang Pendidikan: KPPA

Lama bekerja: 1 Agustus 1974

Tenaga pemasak di Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro berjumlah 22 orang yang terdiri dari 2 orang lulusan SMKK, 1 orang lulusan SMK Boga, 1 orang lulusan SMK Otomotif, 1 orang lulusan SMK Sekretaris, 1 orang lulusan KPPA, 11

(17)

12 orang lulusan SMA, 3 orang lulusan SMP, dan 2 orang lulusan SD. Sementara itu, tenaga pramusaji berjumlah 42 orang yang terdiri dari 1 orang lulusan S1, 2 orang lulusan SMEA, 1 orang lulusan SPG, 1 orang lulusan STM, 4 orang lulusan SMKK, 1 orang lulusan KPPA, 20 orang lulusan SMA, dan 12 orang lulusan SMP.

Tenaga pemasak sebaiknya dibedakan menjadi dua, yaitu untuk makanan diet dan untuk makanan non diet. Kualifikasi pendidikan untuk tenaga pemasak dan pramusaji sementara ini oleh tenaga tingkat SMA/SMK maupun SMP. Formasi untuk kedepannya, sebisa mungkin lulusan SMA sudah tidak ada, minimal lulusan D3 bisa saja dari perhotelan atau pun gizi.

Tabel 1. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga di Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Bagian Jumlah (org) Kualifikasi Ahli Gizi 8 S2 1 orang S1 2 orang D3 5 orang

Tenaga Administasi 4 SMKK 3 orang

STM 1 orang

Pelaksana Gudang 1 KPAA 1 orang

Tenaga Pemasak 22 SMKK 2 orang SMK Boga 1 orang SMK otomotif 1 orang SMK sekretaris 1 orang KPPA 1 orang SMA 11 orang SMP 3 orang SD 2 orang Tenaga Pramusaji 41 S1 1 orang SMEA 2 orang SPG 1 orang STM 1 orang SMKK 4 orang KPPA 1 orang SMA 20 orang SMP 12 orang

Tenaga profesi gizi adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan gizi, antara lain: D1 Gizi hingga S1 Gizi, S1/S2 Gizi yang berpendidikan dasar D3 Gizi dan yang mempunyai pengalaman di bidang penyelenggaraan makanan. Tenaga profesi non-gizi adalah tenaga profesi lain yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan penyelenggaraan makanan, seperti tenaga akuntan, perhotelan, administrasi, teknik, dan lain sebagainya. Tenaga pelaksana teknis, meliputi: tenaga dengan latar belakang pendidikan tataboga (SMK), SMA/SMP, dan lain sebagainya.

Berdasarkan kualifikasi tenaga tersebut, maka peran dan fungsi setiap kualifikasi tenaga sesuai tanggungjawabnya, antara lain:

(18)

13 1. Kepala Unit Penyelenggaraan Makanan

Merupakan penanggungjawab umum organisasi dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit, yang ditetapkan oleh pemimpin rumah sakit dengan berdasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku.

Tugas dan fungsi :

a. Menyusun perencanaan penyelenggaraan makanan. b. Menyusun rencana evaluasi penyelenggaraan makanan.

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan makanan. d. Melakukan pengembangan-pengembangan dalam penyelenggaraan

makanan. 2. Supervisor

Bertugas mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaraan makanan di rumah sakit mulai dari perencanaan sampai dengan pendistribusian makanan.

3. Pelaksana

Merupakan petugas gizi yang berperan sebagai juru masak, perbekalan, pranata komputer, dan ketatausahaan.

a. Juru masak adalah tenaga pengolah bahan makanan yang bertugas mulai dari persiapan bahan makanan hingga pendistribusian makanan.

b. Urusan gudang/perbekalanbertugas pada unit penyimpanan bahan makanan untuk menjamin ketersediaan dan kesiapan bahan makanan sesuai dengan pesanan harian, serta kondisi fisik bahan makanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

c. Operator komputerbertugas pada unit perencanaan dan evaluasi untuk mendukung formulasi dan akurasi perencanaan anggaran, serta kebutuhan bahan makanan. Selain itu juga diperlukan dalam pengorganisasian data untuk mendukung efektivitas pelaporan.

d. Tenaga tata usaha bertugas dalam registrasi pesanan pembukuan keuangan, penyiapan laporan berkala, penyiapan laporan khusus, serta peraturan hal-hal yang berkaitan dengan kepegawaian.

e. Juru masak ruangan merupakan pelaksana kegiatan penyajian makanan di ruang-ruang rawat inap, mulai dari penataan di dapur ruangan hingga menyajikan makanan ke pasien.

f. Pekarya merupakan pelaksana yang membantu tugas-tugas operasional dalam penyelenggaraan makanan dan dapur ruangan rawat inap.

(19)

14 2. Proses Perekrutan Tenaga

a. Perekrutan Tenaga Kerja

Staffing adalah penentuan jenis dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk

melaksanakan suatu kegiatan. Penentuan tenaga ini dimulai dengan mengidentifikasi dan menentukan kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan, mengidentifikasi keahlian atau skill yang diperlukan sesuai dengan kegiatan atau pekerjaan tersebut, kemudian menjabarkannya dalam spesifikasi dan uraian tugas. Spesifikasi pekerjaan adalah uraian kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga yang diberi tanggung jawab untuk suatu pekerjaan atau tugas tertentu serta kualifikasi tenaga yang dibutuhkan untuk dapat mengerjakan pekerjaan atau tugas tersebut. Dalam hal ini, pekerjaan atau tugas harus dapat diaplikasi dan dievaluasi secara obyektif oleh semua tenaga dalam kelompoknya. Langkah terakhir dari staffing adalah mengidentifikasi ketersediaan calon tenaga dan anggaran untuk proses penerimaan tenaga. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan penentuan kebutuhan tenaga,yaitu:

1) Adanya analisis terhadap kebutuhan tenaga.

2) Adanya uraian spesifikasi pekerjaan dan uraian tugas yang sistematik dan jelas.

3) Fleksibilitas terhadap kondisi-kondisi tertentu, seperti perubahan tren pelayanan, peningkatan standar produktivitas dan mutu, ketersediaan anggaran, dan lainnya.

Kondisi yang menyebabkan diperlukannya analisis tenaga, antara lain: 1. Penyebab langsung

a. Adanya penurunan motivasi, prestasi, atau kepuasan kerja. b. Adanya keluhan pasien terhadap pelayanan yang diterima. 2. Penyebab tidak langsung

a. Adanya penambahan atau perubahan jumlah tempat tidur. b. Adanya perubahan pola pelayanan dan fasilitas Rumah Sakit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Sub SDM di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, perekrutan tenaga kerja di rumah sakit tersebutmengacu pada ABK (Analisis Beban Kerja) atau SPM (Standar Pelayanan Minimal). Analisa beban kerja dihitung berdasarkan waktu. Analisis beban kerja tenaga gizi berkaitan dengan jumlah pasien dalam 1 hari dan waktu yang dibutuhkan untuk melayani masing-masing (satu) pasien. ABK ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan tenaga gizi. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoromemiliki 2 parameter dalam penentuan jumlah tenaga, yaitu: SPM dan

(20)

15 ABK. SPM digunakan, misal untuk dokter yang dilakukan dengan standar alat. Setiap tahun, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoromelakukan evaluasi perhitungan ABK untuk menentukan kebutuhan tenaga, termasuk kebutuhan tenaga ahli gizi.

b. Proses perekrutan

RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro melakukan rekruitmen tenagamelalui seleksi CPNS karena biaya perekrutan dibebankan kepada pemerintah. Sumber dana dibedakan menjadi dua, yaitu dana APBN yang merupakan rupiah murni yang dibiayaiseluruhnya oleh pemerintah dan dana BLU (Badan Layanan Umum) yang merupakan dana yang dikelola oleh rumah sakit. Jika dana dari anggaran BLU masih tersisa, maka sisa akan digunakan untuk anggaran berikutnya. Sedangkan jika dana APBN tidak habis terpakai, maka uang yang tersisa harus dikembalikan pada pemerintah.

RKLK (Rencana Kerja Lembaga Kementrian) disusun setiap tahun yang diajukan ke kementrian dan pihak kementrianlah yang memutuskan untuk menyetujui atau tidak. Anggaran yang diajukan setiap tahunnya berbeda-beda dan tidak 100% anggaran disetujui. Dana BLU yang dikelola oleh rumah sakit, seperti Swadana/NBP tersebut digunakan untuk penggajian tenaga honorer/kontrak.Apabila rumah sakit tidak mendapatkan formasi untuk CPNS dan kebutuhan tenaga tidak terpenuhi, maka pihak rumah sakit akan mengadakan dinas rekruitmen tenaga sebagai pegawai non-PNS dengan menggunakan anggaran dana BLU tersebut.

c. Syarat-Syarat Tenaga Ahli Gizi di RS

Syarat pendidikan tenaga ahli gizi yang dibutuhkan adalah minimal D3,D4, atau S1 gizi. Sedangkan syarat pendidikan untuk pramusaji dan pemasakan adalah minimal SLTA atau SMK jurusan tata boga. Standar umum rekruitmen yang dibutuhkan adalah sehat jasmani dan rohani, bebas narkoba, usiamaksimal 30 tahun, dan masih produktif. Masih adanya tenaga kerja lulusan SMP/SMAdikarenakan pegawai negeri untuk Pemerintah Daerah membuka lapangan kerja untuk tingkat SMP sampai dengan Sarjana. Selain itu, juga untuk mengurangi angka pengangguran.

d. Seleksi

Tahap awal penyeleksian adalah seleksi administrasi. Setelah itu dilakukan tahap validasi. Tahap selanjutnya adalah seleksi tertulis dan psikotes. Jika diperlukan, maka akan diadakan tes wawancara dan tes praktek. Seleksi-seleksi

(21)

16 tersebut dilakukan untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kualifikasi. Lowongan kerja dibuka setiap tahun dan dilakukan evaluasi setiap tahunnya. Sejak 3 tahun terakhir ini, setiap bulan April-Mei dilakukan rekruitmen pegawai non-PNS untuk memenuhijumlah tenaga PNS yang kurang.

Setelah tahap rekruitmen selesai, tahap selanjutnya adalah orientasi. Waktu orientasi perawat dan bidan adalah 1,5 bulan, sedangkan waktu orientasi tenaga PNS lainnya adalah 1-2 minggu. Begitu juga waktu orientasi untuk ahli gizi adalah 1-2 minggu atau tergantung pada kebutuhan. Jika tenaga ahli gizi sangat dibutuhkan, maka waktu orientasi menjadi lebih cepat, yaitu 1 minggu. Tenaga pemasak dan pramusaji mendapat orientasi selama 1 minggu. Orientasi tenaga pemasak dan pramusaji dilakukan dengan memberitahu cara untuk menghadapi pasien dan keluarganya.

3. Deskripsi Kerja, Kualifikasi Tenaga Kerja, Peran, dan Fungsi

Uraian Kerja/Jabatan yang ada di Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro adalah, sebagai berikut :

1. Kepala Instalasi Gizi dan Ahli gizi ruang rawat inap Uraian kerja :

a. Menyusun rencana kerja instalasi gizi dengan menganalisis rencana dan hasil kerja tahun sebelumnya.

b. Menyusun tata cara, pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas, dan penentuan target kerja, bimbingan pelaksanaan.

c. Mengkoordinasi dan memantau semua kegiatan seluruh kegiatan instalasi gizi.

d. Mengawasi dan menilai mekanisme kerja semua petugas di lingkungan instalasi gizi.

e. Memberi motivasi pada petugas gizi dengan member penghargaan baik secara informal maupun formal untuk meningkatkan semangat kerja.

f. Membuat usulan kebutuhan tenaga berdasarkan beban dan bobot kerja yang diajukan kepada direktur umum SDM dan pendidikan.

g. Memantau dan menilai kegiatan penerimaan bahan makanan serta menetapkan kebutuhan makanan harian untuk diajukan sebagai rencana anggaran belanja, untuk pasien dan pegawai.

h. Mengawasi ketertiban, keamanan dan kebersihan instalasi gizi untuk kelancaraan dan kenyamanan dalam pelaksanaan tugas.

i. Membuat DP3 dengan menganalisis hasil pelaksanaan tugas serta prestasi kerja seluruh karyawan di instalasi gizi.

(22)

17 j. Melakukan koordinasi dengan koordinator pengadaan dan produksi

makanan.

k. Melakukan koordinasi dengan koordinator penelitian dan pengembangan. l. Melakukan koordinasi dengan koordinator rawat jalan.

m. Melakukan koordinasi dengan koordinator rawat inap. n. Membuat laporan penyelenggaraan makan pasien.

o. Menyusun dan mengevaluasi pemberian snack PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh).

p. Mencatat penerimaan bahan makanan. q. Mencatat pemakaian bahan makanan harian. Tugas lain :

1) Mencatat jumlah pasien dengan jenis dietnya di ruang anggrek. 2) Memotivasi pasien di ruang Wijaya Kusuma dan Lily.

3) Melakukan konsultasi gizi di Ruang Anggrek. 4) Melakukan konsultasi gizi di ruang rawat jalan.

5) Merekap dan distribusi snack PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh).

2. Ahli Gizi Uraian kerja:

1) Mengkaji kebutuhan gizi pasien ruang rawat inap.

2) Memotivasi pasien melalui kunjungan ke ruang rawat inap. 3) Melakukan konsultasi gizi di ruang rawat inap.

4) Melakukan konsultasi gizi di poliklinik gizi (rawat jalan).

5) Ikut membantu memantau kegiatan pengolahan makanan yang telah diolah di instalasi gizi.

6) Ikut membantu memantau kegiatan distribusi makanan di instalasi gizi. 7) Ikut membantu merencanakan dan mendistribusikan makanan penambah

daya.

8) Penelitian dan pengembangan dalam rangka mencari hal-hal baru untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa/siswa praktek kerja lapangan. 9) Penyusunan formula menu adalah susunan menu makanan dalam satu

siklus.

10) Ikut membantu merencanakan dan memantau kegiatan pengolahan snack. 11) Ikut membantu dan bertanggung jawab pencatatan dan pelaporan makanan

yang diberikan pada pasien diet dan non-diet.

12) Membuat laporan bulanan kunjungan pasien rawat inap. 13) Membuat laporan bulanan kunjungan pasien rawat jalan.

(23)

18 3. Koordinator Rawat Inap

Uraian tugas :

a. Menyusun rancangan makanan pasien rawat inap sesuai dengan jenis dietnya.

b. Menlaksanakan penyuluhan, motivasi dan konsultasi gizi pasien rawat inap. c. Merencanakan usulan keberhasilan pelayanan gizi ruang rawat inap.

d. Melaksanakan pelayanan gizi ruang rawat inap.

e. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian gizi ruang rawat inap. f. Melaksanakan, memantau dan evaluasi pelayanan gizi di ruang rawat inap. g. Mengkaji kebutuhan gizi pasien ruang rawat inap.

h. Melakukan motivasi pasien melalui kunjungan ke ruang rawat inap. i. Melakukan konsultasi gizi di ruang rawat inap.

j. Melakukan konsultasi gizi di poliklinik rawat jalan.

k. Ikut membantu memantau kegiatan pengolahan makanan yang telah diolah. l. Ikut membantu memantau kegiatan distribusi makanan diinstalasi gizi. m. Ikut membantu merencanakan dan mendistribusikan makanan penambah

daya.

n. Penelitian dan pengembangan dalam rangka mencari hal-hal baru.

o. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa/ siswa praktek kerja lapangan. p. Penyusunan formula menu adalah susunan menu makanan dalam satu

siklus.

q. Ikut membantu merencanakan dan memantau kegiatan pengolahan snack. r. Ikut membantu dan bertanggung jawab pencatatan dan pelaporan makanan. s. Membuat laporan bulanan kunjungan pasien rawat inap.

t. Membuat laporan bulanan kunjungan pasien rawat jalan.

4. Koordinator Penelitian dan Pengembangan Uraian kerja :

a. Merencanakan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi. b. Mengkoordinasikan penelitian gizi serta pengembangannya.

c. Mengkoordinasikan bimbingan dan jadwal siswa/ mahasiswa PKL sampai dengan penilaian.

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan orientasi pegawai baru.

e. Mengkoordinasikan pengembangan tenaga instalasi gizi melalui pelatihan, seminar.

f. Mengkaji kebutuhan gizi pasien ruang rawat inap.

(24)

19 h. Melakukan konsultasi gizi di ruang rawat inap.

i. Melakukan konsultasi gizi di poliklinik rawat jalan.

j. Ikut membantu memantau kegiatan pengolahan makanan yang telah diolah di instalasi gizi.

k. Ikut membantu memantau kegiatan distribusi makanan di instalasi gizi. l. Ikut membantu merencanakan dan mendistribusikan makanan penambah

daya.

m. Penelitian dan pengembangan dalam rangka mencari hal-hal baru untuk peningkatan.

n. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa/ siswa praktek kerja lapangan. o. Penyusunan formula menu adalah susunan menu makanan dalam satu

siklus.

p. Ikut membantu merencanakan dan memantau kegiatan pengolahan snack. q. Ikut membantu dan bertanggung jawab pencatatan dan pelaporan makanan. r. Membuat laporan bulanan kunjungan pasien rawat inap.

s. Membuat laporan bulanan kunjungan pasien rawat jalan.

5. Kepala Sub Penyelenggaraan Makanan Uraian kerja :

a. Membuat taksiran kebutuhan bahan makanan diet pasien khusus.

b. Membuat laporan bulanan tentang kegiatan di pengolahan dan distribusi. c. Membuat laporan sepuluh harian.

d. Menyusun jadwal petugas pemasak.

e. Membuat laporan penyelenggaraan makan pasien.

f. Menghitunga jumlah kebutuhan snack pasien diet saring dan diet khusus. g. Menghitung jumlah kebutuhan buah pasien diet saring dan khusus. h. Memasak dan distribusi nasi dan nasi tim.

i. Memasak dan distribusi bubur.

j. Memasak dan distribusi air minum pegawai. k. Memasak dan distribusi snack pasien diet. l. Mengolah dan distribusi makanan diet khusus. m. Mengolah dan distribusi makanan saring.

n. Membuat taksiran kebutuhan bahan makanan untuk PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh).

o. Melakukan kegiatan distribusi PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh). p. Mendistribusikan makan pasien.

(25)

20 6. Koordinator Gudang

Uraian Kerja :

a. Mengecek pemakaian bahan makan kering. b. Mengecek stok bahan makanan kering.

c. Mengecek keluar masuk bahan makanan kering di kadek.

d. Menandatangani bon-bonan gula pasir, teh, dan kopi di ruangan. e. Menandatangani bon-bonan gas kecil.

f. Menandatangani bon-bonan susu dari ruang bayi.

Tugas lain :

1) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat inap Melati 4

 Mengumpulkan/mencatat data pasien tentang umur, keadaan penyakit, hasil laboratorium dan antropometri.

 Melakukan anamnesa gizi.  Menganalisa data pasien.

 Menentukan makanan pasien berdasarkan anjuran dokter dan analisa data.

 Membuat rencana penyuluhan/konsultasi pasien rawat.  Melakukan konsultasi gizi pasien rawat inap.

 Mengecek makanan/diet sesuai dengan kondisi pasien rawat inap.  Mengecek permintaan makanan pasien rawat inap.

 Melakukan kunjungan keliling/visite bersama tim kesehatan di ruang rawat inap.

 Melakukan perubahan makanan/diet pasien sesuai dengan hasil evaluasi makanan dan hasil pemeriksaan.

 Memberikan motivasi gizi pasien rawat inap.

 Menampung dan mencatat keluhan dan permaslahan tentang makanan dari pasien, petugas gizi dan non gizi di ruang rawat inap.

 Melakukan kerjasama dengan tim kesehatan dan petugas di ruang rawat inap.

2) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat jalan

 Mencatat data pasien dan melakukan pengukuran antropometri.  Melakukan anamnesa gizi.

 Menganalisa data pasien.

 Membuat perencanaan konsultasi gizi.  Pencatatan dan pelaporan.

(26)

21 3) Melakukan kegiatan di PPM

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pagi (dinas PS) dan Makan Sore (Dinas Sore).

 Menghitung dan merencanakan kebutuhan snack biasa dan diet (Dinas PS).

 Merencanakan dan menghitung kebutuhan buah dalam satu hari (Dinas PS).

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pasien pagi dan siang (Dinas hari libur).

 Menerima bahan makanan basah (dinas hari libur).

 Merekap dan menghitung kebutuhan snack PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh) dan mendistribusikannya.

4) Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan/memberikan bimbingan mahasiswa gizi PKL

7. Koordinator rawat jalan/konsultasi rujukan gizi Uraian kerja :

a. Merencanakan kebutuhan alat/sarana di poli gizi rawat jalan b. Inventarisasi alat/sarana di poli gizi rawat jalan

c. Membuat jadwal dinas petugas di poli gizi

d. Membuat laporan harian jumlah total konsultasi gizi rawat jalan dan rawat inap

e. Membuat laporan bulanan jumlah total konsultasi gizi rawat jalan dan rawat inap

Tugas lain :

1) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat inap Melati 2

 Mengumpulkan/mencatat data pasien tentang umur, keadaan penyakit, hasil laboratorium dan antropometri.

 Melakukan anamnesa gizi.  Menganalisa data pasien.

 Menentukan makanan pasien berdasarkan anjuran dokter dan analisa data.

 Membuat rencana penyuluhan/konsultasi pasien rawat.  Melakukan konsultasi gizi pasien rawat inap.

(27)

22  Mengecek makanan/diet sesuai dengan kondisi pasien rawat inap.  Mengecek permintaan makanan pasien rawat inap.

 Melakukan kunjungan keliling/visite bersama tim kesehatan di ruang rawat inap.

 Melakukan perubahan makanan/diet pasien sesuai dengan hasil evaluasi makanan dan hasil pemeriksaan.

 Memberikan motivasi gizi pasien rawat inap.

 Menampung dan mencatat keluhan dan permaslahan tentang makanan dari pasien, petugas gizi dan non gizi di ruang rawat inap.

 Melakukan kerjasama dengan tim kesehatan dan petugas di ruang rawat inap.

2) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat jalan dan unit HD (Hemodialisa)  Mencatat data pasien dan melakukan pengukuran antropometri.  Melakukan anamnesa gizi.

 Menganalisa data pasien.

 Membuat perencanaan konsultasi gizi.  Pencatatan dan pelaporan.

3) Melakukan kegiatan di PPM

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pagi (dinas PS) dan Makan Sore (Dinas Sore).

 Menghitung dan merencanakan kebutuhan snack biasa dan diet (Dinas PS).

 Merencanakan dan menghitung kebutuhan buah dalam satu hari ( Dinas PS).

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pasien pagi dan siang (Dinas hari libur).

 Menerima bahan makanan basah (dinas hari libur).

 Merekap dan menghitung kebutuhan snack PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh) dan mendistribusikannya.

4) Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan/memberikan bimbingan mahasiswa gizi PKL

(28)

23 8. Koordinator ruang rawat inap A (sebagai nutritionis juga membantu mengelolan

IRNA A) Uraian kerja :

a. Merencanakan kebutuhan alat makan pasien. b. Inventarisasi alat-alat makan di ruang rawat inap A. c. Membuat jadwal dinas pramusaji di ruang rawat inap A.

d. Melaksanakan, memantau dan evaluasi pelayanan gizi di ruang rawat inap.

Tugas lain :

1) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat inap di ruang dahlia dan menur  Mengumpulkan/mencatat data pasien tentang umur, keadaan penyakit,

hasil laboratorium dan antropometri.  Melakukan anamnesa gizi.

 Menganalisa data pasien.

 Menentukan makanan pasien berdasarkan anjuran dokter dan analisa data.

 Membuat rencana penyuluhan/konsultasi pasien rawat.  Melakukan konsultasi gizi pasien rawat inap.

 Mengecek makanan/diet sesuai dengan kondisi pasien rawat inap.  Mengecek permintaan makanan pasien rawat inap.

 Melakukan kunjungan keliling/visite bersama tim kesehatan di ruang rawat inap.

 Melakukan perubahan makanan/diet pasien sesuai dengan hasil evaluasi makanan dan hasil pemeriksaan.

 Memberikan motivasi gizi pasien rawat inap.

 Menampung dan mencatat keluhan dan permaslahan tentang makanan dari pasien, petugas gizi dan non gizi di ruang rawat inap.

 Melakukan kerjasama dengan tim kesehatan dan petugas di ruang rawat inap.

2) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat jalan

 Mencatat data pasien dan melakukan pengukuran antropometri.  Melakukan anamnesa gizi.

 Menganalisa data pasien.

 Membuat perencanaan konsultasi gizi.  Pencatatan dan pelaporan.

(29)

24 3) Melakukan kegiatan di PPM

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pagi (dinas PS) dan Makan Sore (Dinas Sore).

 Menghitung dan merencanakan kebutuhan snack biasa dan diet (Dinas PS).

 Merencanakan dan menghitung kebutuhan buah dalam satu hari (Dinas PS).

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pasien pagi dan siang (Dinas hari libur).

 Menerima bahan makanan basah (dinas hari libur).

 Merekap dan menghitung kebutuhan snack PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh) dan mendistribusikannya.

4) Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan/memberikan bimbingan mahasiswa gizi PKL

9. Koordinator ruang rawat inap B (sebagai nutritionis juga membantu mengelolan IRNA B)

Uraian kerja :

a. Merencanakan kebutuhan alat makan pasien. b. Inventarisasi alat-alat makan di ruang rawat inap B. c. Membuat jadwal dinas pramusaji di ruang rawat inap B.

d. Melaksanakan, memantau dan evaluasi pelayanan gizi di ruang rawat inap.

Tugas lain :

1) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat inap di ruang kenanga, teratai, dan melati 3

 Mengumpulkan/mencatat data pasien tentang umur, keadaan penyakit, hasil laboratorium dan antropometri.

 Melakukan anamnesa gizi.  Menganalisa data pasien.

 Menentukan makanan pasien berdasarkan anjuran dokter dan analisa data.

 Membuat rencana penyuluhan/konsultasi pasien rawat.  Melakukan konsultasi gizi pasien rawat inap.

(30)

25  Mengecek makanan/diet sesuai dengan kondisi pasien rawat inap.  Mengecek permintaan makanan pasien rawat inap.

 Melakukan kunjungan keliling/visite bersama tim kesehatan di ruang rawat inap.

 Melakukan perubahan makanan/diet pasien sesuai dengan hasil evaluasi makanan dan hasil pemeriksaan.

 Memberikan motivasi gizi pasien rawat inap.

 Menampung dan mencatat keluhan dan permaslahan tentang makanan dari pasien, petugas gizi dan non gizi di ruang rawat inap.

 Melakukan kerjasama dengan tim kesehatan dan petugas di ruang rawat inap.

2) Melakukan pelayanan gizi di ruang rawat jalan

 Mencatat data pasien dan melakukan pengukuran antropometri.  Melakukan anamnesa gizi.

 Menganalisa data pasien.

 Membuat perencanaan konsultasi gizi.  Pencatatan dan pelaporan.

3) Melakukan kegiatan di PPM

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pagi (dinas PS) dan Makan Sore (Dinas Sore).

 Menghitung dan merencanakan kebutuhan snack biasa dan diet (Dinas PS).

 Merencanakan dan menghitung kebutuhan buah dalam satu hari (Dinas PS).

 Membuat laporan penyelenggaraan makan pasien pagi dan siang (Dinas hari libur).

 Menerima bahan makanan basah (dinas hari libur).

 Merekap dan menghitung kebutuhan snack PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh) dan mendistribusikannya.

4) Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan/memberikan bimbingan mahasiswa gizi PKL

(31)

26 10. Administrasi pencatatan dan pelaporan

Uraian kerja :

a. Memasukkan dan mencatat permintaan makanan pasien diet khusus perkelas.

b. Memasukkan dan mencatat permintaan makanan pasien non diet.

c. Merekap pemakaian makanan pasien non diet ke blanko dari Graha Sarina Vidi.

d. Membuat laporan bulanan permintaan makanan pasien diet khusus dan non diet.

e. Mengevaluasi dan mencatat hasil evaluasi rasa, tekstur, dan warna makanan non diet.

f. Merekap dan menghitung kebutuhan snack PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh).

g. Mencocokkan penerimaan makanan siap saji dan makanan diet khusus.

11. Pengadministrasian umum Uraian kerja :

a. Melaksanakan penerimaan surat keluar masuk. b. Mengagendakan surat keluar dan surat masuk.

c. Mengetik/membuat laporan bulanan kegiatan di instalasi gizi.

d. Membuat bon permintaan barang dan alat-alat tulis/ alat rumah tangga untuk instalasi gizi.

e. Membantu distribusi snack dokter.

f. Membantu penyediaan snack jaga malam. g. Ikut membantu kebersihan di instalasi gizi.

12. Petugas pemesanan Uraian kerja :

a. Menerima laporan pemakaian pagi jumlah pasien.

b. Menghitung kebutuhan bahan makanan dan merekap jumlah pasien. c. Membuat pesanana bahan makanan basah/ kering sesuai kebutuhan. d. Merekap petugas jaga malam untuk tiap hari.

e. Menghitung dan merekap bahan makanan yang sudah diterima. f. Menghitung dan merekap laporan sepuluh harian dan bulanan. g. Membuat laporan pesanan bahan makanan setiap bulan.

(32)

27 13. Petugas gudang

Uraian kerja :

a. Menerima dan menyimpan kiriman bahan makanan.

b. Mempersiapkan dan mengeluarkan bahan makanan sesuai dengan permintaan dari administrasi juru masak dan permintaan dari bagian lain. c. Membuat pembukuan tentang penerimaan dan pengeluaran bahan

makanan.

d. Membuat pembukuan tentang penerimaan dan pengeluaran gas elpiji. e. Memnginformasikan kepada administrasi umum tentang stock bahan

makanan kering yang sudah menipis.

f. Melakukan stok opname bulanan dan tahunan.

g. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan bahan makanan yang ada di gudang.

h. Melaksanakan tugas lain dari atasan.

14. Petugas gudang dan MK Uraian kerja :

a. Persiapan gula dan teh dan untuk pasien. b. Persiapan gula dan teh dan untuk pegawai. c. Perisapan dan pembuatan bumbu diet.

d. Penerimaan bahan makanan kering (gula, teh, minyak, dll). e. Distribusi gula + teh + kopi jaga malam pegawai.

f. Membuat minuman pasien diet.

g. Mempersiapkan bahan makan (snack). h. Mengolah dan distribusi snack pasien hari ini. i. Penerimaan bahan makanan basah.

j. Pengeluaran bahan makanan kering. k. Pembuatan laporan keluar masuk barang.

l. Pembuatan laporan keluar masuk barang mingguan. m. Persiapan makanan sonde pasien.

n. Checking stock bahan makanan kering.

o. Persiapan bahan makanan untuk minuman penunggu pasien WK.

p. Mengeluarkan bahan kering dan basah sesuai permintaan dari dapur pengolahan.

q. Pencatatan jumlah pasien pagi, siang, untuk persiapan kebutuhan minuman (gula, teh).

(33)

28 15. Petugas pemasak

Uraian kerja:

a. Memasak dan mendistribusikan nasi dan nasi tim. b. Memasak dan mendistribusikan bubur.

c. Memasak dan mendistribusikan air minum pegawai. d. Memasak dan mendistribusikan air minum pasien. e. Memasak dan mendistribusikan snack pasien diet.

f. Mengolah dan mendistribusikan jenis makanan sesuai diet. g. Mengolah dan mendistribusikan makanan saring.

h. Mengolah dan mendistribusikan makanan enteral. i. Persiapan buah untuk pasien diet dan non-diet. j. Menerima dan mendistribusikan snack PDTT.

k. Melaporkan kegiatan distribusi yang telah dilaksanakan. l. Membersihkan alat masak sesuai tugasnya.

m. Membersihkan ruangan pengolahan makan.

n. Menerima dan mendistribusikan snack pegawai jaga malam.

16. Pramusaji Uraian Kerja:

a. Menghitung dan mengecek jumlah pasien di ruangan (pagi, siang, dan sore).

b. Membuat daftar permintaan makan pasien (pagi, siang, sore). c. Menyiapkan alat makan pasien (pagi, siang, sore).

d. Mengambil makanan pasien di dapur pengolahan (pagi, siang ,sore).

e. Mendistribusikan makanan pasien berdasarkan daftar permintaan makan pasien (pagi, siang, sore).

f. Membersihkan alat penyajian makan pasien (pagi, siang, sore).

g. Mengembalikan plato makan pasien ke petugas catering di dapur pengolahan (pagi, siang, sore).

h. Menyiapkan alat saji makanan selingan pasien (pagi dan sore).

i. Mengambil makanan selingan pasien di dapur pengolahan (pagi dan sore). j. Mendistribusikan makanan selingan pasien (pagi dan sore).

(34)

29 Tugas lain :

1) Mengembalikan alat-alat non-medis keperluan ruangan sesuai bon permintaan ruangan di gudang.

2) Mengembalikan dan menyajikan makanan PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh) petugas ruangan (pagi dan siang).

3) Membuat minuman petugas ruangan (pagi dan siang). 4) Mendistribusikan snack tenaga medis rumah sakit.

4. Penentuan kebutuhan tenaga kerja

Tenaga Profesi Gizi dibutuhkan untuk memastikan kualitas pelayanan gizi yang diberikan kepada konsumen, antara lain: semua permintaan dan modifikasi diet dapat dipenuhi, semua makanan (diet dan non-diet) dapat diproduksi sesuai kebutuhan tenaga pasien dan lainnya. Tenaga Profesi Non-Gizi dan Tenaga Pelaksana Teknis dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelayanan gizi kepada konsumen, misalnya makanan dapat diberikan sesuai kebutuhan yang berlaku (Peraturan Pemberian Makanan), kepuasan konsumen terhadap makanan yang diberikan, serta makanan dapat diproduksi dan disajikan sesuai keinginan konsumen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembobotan dalam perhitungan kebutuhan tenaga pada penyelenggaraan makanan institusi, yaitu:

1. Jumlah dan jenis porsi yang dilayani.

2. Jumlah dan macam menu yang diselenggarakan. 3. Jumlah hari pelayanan makanan.

4. Jumlah dan macam peralatan yang tersedia. 5. Sarana fisik dan prasarana yang tersedia.

6. Jumlah, jenis, dan kualitas bahan makanan yang digunakan. 7. Sistem produksi makanan yang digunakan.

8. Sistem distribusi/pelayanan makanannya.

Dalam menghitung kebutuhan tenaga dalam penyelenggaraan makanan, diperlukan beberapa penyesuaian, antara lain:

1. Penyesuaian hari libur 2. Produktifitas

3. Pola kedatangan pasien

4. Untuk memperoleh tenaga yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan perlu dibuat Training Need Analysis. Sehingga dalam menghitung kebutuhan tenaga perlu memperhatikan perspektif 3-5 tahun.

(35)

30 Beberapa metode perhitungan ketenagaan menurut Depkes RI (2004) dalam pedoman penyusunan rencana SDM (Sumber Daya Manusia) kesehatan rumah sakit, yaitu:

1. Indicator Staffing Needs (ISN)

Kebutuhan jumlah tenaga dalam metode ini dihitung berdasarkan jenis kegiatan dan volume pelayanannya. Tiap unit harus dapat memproyeksikan kegiatan atau keluaran apa yang akan dihasilkan pada masa mendatang untuk kemudian dapat memproyeksikan kebutuhan tenaganya.

Kelebihan dari metode ini adalah perhitungan dibedakan atas jenis tenaga yang ada sesuai dengan bobot serta beban kerjanya. Metode ini tidak memperhitungkan jumlah waktu kerja efektif yang dilakukan oleh setiap jenis tenaga.

2. US Departement of Health and Human Service 3. Workload Indicator Staffing Need(WISN)

Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori tenaga pada tiap unit kerja. Metode perhitungan ini telah telah diadaptasi dan digunakan oleh Departemen Kesehatan RI dan disahkan dalam keputusan menteri kesehatan RI No. 81/Menkes/SK/2004. Kelebihan metode ini adalah :

a) Mudah dilakukan karena menggunakan data yang dikumpulkan atau didapatkan dari laporan kegiatan rutin unit layanan.

b) Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan sehingga manajer di semua tingkatan dapat segera menyusun rencana dan kebijakan ketenagaannnya.

c) Dapat digunakan untuk berbagai jenis tenaga.

Langkah kebutuhan tenaga berdasarkan metode WISN tersebut adalah : a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia

b. Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga yang dibutuhkan c. Menyusun standar beban kerja setiap jenis tenaga

d. Menyusun standar kelonggaran setiap jenis tenaga e. Menghitung kebutuhan tenaga setiap jenis tenaga

Namun demikian metode ini mempunyai kelemahan karena input data yang dipelukan bagi prosedur perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiatan rutin

(36)

31 tenaga setiap unit kerja sehingga dibutuhkan catatan dan penyimpanan data yang baik demi mendapatkan keakuratan atau ketepatan hasil perhitungan jumlah tenaga secara maksimal. Penerapan metode seperti :

a) Menetapkan waktu kerja tersedia

Tujuannya yaitu memperoleh waktu tersedia masing-masing kategori tenaga yang bekerja di tiap unit kerja dalam rumah sakit selama kurun waktu satu tahun.

Waktu kerja tersedia = { A-(B+C+D+E)} x F A : Hari kerja (6 hari/minggu)

B : Cuti tahunan

C : Pendidikan dan pelatihan D : Hari libur nasional

E : Ketidak hadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhaddiran kerja selama kurun waktu 1 tahun karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa alasan pemberitahuan atau ijin)

F : Waktu kerja (waktu kerja dalam 1 hari adalah 7-8 jam)

b) Menetapkan unit kerja dan ketegori tenaga yang dibutuhkan

Tujuannya yaitu memperoleh seluruh komponen satuan kerja yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan langsung maupun tidak langsung sesuai dengan struktur organisasi serta diperolehnya kategori tenaga dan komponen beban kerja sesuai kompetensi dan standar pelayanan. Caranya adalah :

1. Menetapkan unit kerja sesuai struktur organisasi.

2. Menetapkan kategori tenaga dan beban kerja sesuaikompentensi dan standar pelayanan di masing-masing unit kerja.

3. Menetapkan tenaga dalam menyelesaikan beban kerja. Misalnya untuk penyelenggaraan makanan dibutuhkan manajer produksi, supervisor atau pengawas, pemasak dan tenaga pencuci alat.

c) Menyusun standar beban kerja setiap jenis tenaga

Tujuannya yaitu memperoleh kategori tenaga dan beban kerja sesuai dengan kompetisi dan standar pelayanan tiap unit kerja serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Beban kerja setiap kategori tenaga dapat diidentifikasi berdasarkan:

(37)

32 2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan

pokok.

3. Standar beban kerja per 1 tahun setiap kategori tenaga.

d) Menyusun standar kelonggaran setiap jenis tenaga

Tujuannya yaitu adanya penyusunan faktor kelonggaran yang dapat dilakukan dengancara pengamatan dan wawancara kepada setiap jenis tenaga tentang:

1. Kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan, misal: rapat, seminar, penyusunan laporan dan sebagainya.

2. Frekuensi kegiatan dalam satu hari, minggu, bulan. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.

Standar kelonggaran dihitung dengan rumus :

e) Menghitung kebutuhan tenaga setiap jenis tenaga

Tujuannya yaitu tersusunnya kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja/ kegiatan pada masing-masing satuan kerja.

Hasil perhitungan kebutuhan tenaga tersebut selain dapat menentukan jumlah kebutuhan setiap jenis tenaga juga dapat digunakan untuk:

1. Membandingkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan keadaan. 2. Tenaga yang tersedia pada saat ini pada masing-masing satuan kerja. 3. Melakukan analisa kinerja masing-masing kategori tenaga.

4. Menyusun alternatif pemecahan.

Bagian kerja ISN (orang) US Dept. (orang) WISN (orang) Jumlah konsumen Menit kerja/porsi hidangan Ahli gizi 2 50 9 Tenaga pemasak (keseluruhan) 6 42 28 Tenaga pramusaji (keseluruhan) 12 −9 8 Tenaga pemasak lauk hewani 1 12 Kebutuhan tenaga = kuantitas kegiatan pokok+ standar kelonggaran

Waktu yang tersedia Standar kelonggaran = rata-rata per waktu kelonggaran

(38)

33 Tenaga pemasak lauk nabati 1 12 Tenaga pemasak sayur 3 12 Tenaga pemasak snack 3 12 Tenaga pemasak makanan pokok 1 12

Tenaga gudang cukup 12

Tenaga pemasak shift sore 3 12 Tenaga pramusaji kelas VIP (setiap bangsal) 1 1 Tenaga pramusaji kelas I-II (setiap bangsal) 1 1 Tenaga pramusaji kelas III (setiap bangsal) 2 2

5. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

Tujuan diklat bagi pegawai adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan ilmiah, meningkatkan keterampilan, serta diharapkan terjadi perubahan sikap dan perilaku yang positif terhadap pekerjaannya.

Peningkatan jenjang pendidikan bagi tenaga gizi perlu mempertimbangkan kebutuhan dan perkembangan ilmu dan teknologi yang terkait dalam peningkatan pelayanan gizi.

Pada umumnya jenis diklat meliputi diklat formal dan diklat non-formal. a. Diklat formal

Merupakan diklat yang berkesinambungan yang menunjang keprofesian serta kedudukan dan jabatannya, baik fungsional maupun struktural.

 Pendidikan lanjut bagi paramedik, mulai dari DIV, S1, S2, dan S3 Gizi.  Pendidikan berkesinambungan sesuai dengan bidang kerjanya.  Pendidikan Administrasi bagi tenaga di bidang administrasi. b. Diklat non-formal

 Orientasi tugas

Setiap pegawai baru perlu mengenal lingkungan kerjanya, sistem yang ada dalam pelayanan gizi, serta tugas-tugas yang akan menjadi tanggungjawabnya melalui program orientasi pekerjaannya. Materi dan

(39)

34 bobot pendalamannya disesuaikan dengan rencana penempatan tenaga sesuai dengan kualifikasinya.

 Kursus-kursus

Pegawai perlu diikutsertakan dalam kursus-kursus yang sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasinya untuk mempersiapkan mereka menjadi tenaga profesional yang handal dibidangnya.

 Simposium, seminar, dsbnya

Keikutsertaan pegawai dalam seminar, simposium, dsb dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan dan kapasitas keilmuan pegawai agar menjadi tenaga yang lebih profesional sehingga mampu meningkatkan kinerja pelayanan gizinya.

Pihakrumah sakit telah memberikan pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan, serta dituntut untuk mengembangkan ilmu dan ketrampilan. Pengembangan ilmu dan ketrampilan dilakukan oleh bagian SDM, sedangkan pelatihan tenaga kerja dilakukan oleh bagian DIKLAT. Anggaran untuk pendidikan diajukan setiap tahunnya. Sekitar 60% pegawai harus diberi pelatihan minimal 20 jam untuk pengembangan ketrampilan. Misalnya ada 1000 tenaga, berarti 600 orang harus mengikuti pelatihan minimal 20 jam setiap orangnya. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja dilakukan secara rutin satu tahun sekali untuk semua bagian.Pelatihan bisa dilakukan internal maupun eksternal dengan mengadakan training di dalam atau di luar rumah sakit.

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Rijuna Dewi, 2006). Menurut Rizky Argama (2006), program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Dessler (2007) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:

(40)

35 1. Moral

Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Hukum

Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap pihak-pihak yang melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata bertanggungjawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.

3. Ekonomi

Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Menurut Robiana Modjo (2007), manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan antara lain:

1. Pengurangan Absentisme

Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit kerja dalam tempat kerja, sehingga karyawan yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja pun juga semakin berkurang.

2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan

Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya kemungkinan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah kecilsehingga makin kecil pula kemungkinan klaim pengobatan/ kesehatan dari mereka.

3. Pengurangan Turnover Pekerja

Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya.

(41)

36 Program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerjabaik secara individual maupun bersama-sama.

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. 3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. 10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik. 11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. 12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.

15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.

17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(42)

37 Pelatihan K3 di rumah sakit dilakukan oleh tim khusus K3. K3 merupakan standar akreditasi RS tersebut dan masuk ke dalam bidang pelayanan dan dilakukan setiap tahun.

Tabel 3.Pengamatan perilaku K3 tenaga instalasi gizi rumah sakit

No Kegiatan Hasil pengamatan

1 Mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai atau setelah bekerja

Tidak semua petugas yang melakukan. Pada bagian produksi, petugas lebih sering cuci tangan setelah selesai bekerja. Sedangkan petugas persiapan jarang mencuci tangan.

2 Menggaruk kepala, muka, hidung, dan bagian tubuh lain yang dapat menimbulkan kuman

Tidak ada petugas yang mengaruk kepala, muka, hidung, dan bagian tubuh lain saat mengolah makanan.

3 Kebiasaan mendistribusikan makanan bila makanan telah siap

Makanan yang telah matang langsung ditempatkan di wadah dan diletakkan di meja pendistribusian, namun tidak langsung

didistribusikan karena makanan telah matang 1 jam sebelum pendistribusian.

4 Merokok selama bekerja Tidak ada petugas pengolah maupun pramusaji yang merokok selama bekerja.

5 Bercakap-cakap atau mengobrol selama bekerja

Tenaga pengolah maupun pramusaji saat bekerja sambil mengobrol atau bercakap-cakap.

6 Mengisi jenis makanan sesuai dengan standar porsi

Porsi lauk nabati, lauk hewani, buah, dan snack sudah sesuai dengan standar porsi, namun porsi nasi/bubur dan sayur belum sesuai dengan standar porsi.

7 Mengisi kereta makanan melebihi kapasitas kereta makanan

Tidak mengisi kereta makanan melebihi kapasitasnya, karena jumlah rak sudah disesuaikan dengan jumlah bed tiap bangsal. 8 Meletakkan makanan dengan

teratur dan rapi

Pramusaji meletakkan makanan yang ada dengan teratur dan rapi.

9 Bila membawa makanan air panas tempat air tidak diisi sampai penuh dan ditutup dengan rapat

Pramusaji yang membawa teko telah melakukannya dengan menutup teko yang dibawa. Namun, tenaga pengolah kurang berhati-hati saat membawa air panas, panci yang

digunakan tidak ditutup 10 Menggunakan peralatan yang

bersih dan kering

Peralatan yang digunakan sudah dalam keadaan bersih dan kering

11 Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya

Peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan fungsinya

12 Membuang atau membersihkan sisa makanan segera setelah selesai digunakan

Makanan sisa pasien segera dibersihkan atau dibuang oleh pramusaji di dapur bangsal. 13 Membersihkan atau mencuci

peralatan makanan atau kereta makanan sesuai dengan prosedur

Sudah dilakukan sesuai dengan prosedur.

14 Menggunakan sandal yang tidak licin

Tenaga pengolah masih menggunakan sandal jepit yang licin, sedangkan pramusaji

menggunakan sepatu tertutup. 15 Berhati-hati saat menggunakan

peralatan tajam

Tenaga pengolah sudah berhati-hati dalam menggunakan benda tajam

Gambar

Tabel 1.  Jumlah dan Kualifikasi Tenaga di Instalasi Gizi
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Tabel 1. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga di Instalasi Gizi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro  Bagian  Jumlah  (org)  Kualifikasi  Ahli Gizi  8  S2 1 orang  S1  2 orang  D3 5 orang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur mi basah yang paling disukai panelis adalah mi basah dengan penambahan tempe 25%

Obyek penelitian adalah sifat organoleptik dan daya terima (warna, aroma, tekstur, rasa dan kekompakan) pada tempe dari kedelai yang dibungkus plastik, daun pisang dan daun

- 1/2 Ekor Ayam Goreng - 5 Sate Sapi Manis - 2 Telur Bumbu Rujak - Sambal Goreng Ati - Serundeng - Mie Goreng - Oseng Blumkol - Kering Tempe - Timun + Sambal - Nasi Putih (4 Porsi).

Lama penyimpanan susut bobot, kekerasan, uji vitamin C, total padatan terlarut, dan organoleptik (warna, aroma, tekstur) tomat yang dilapisi dengan konsentrasi perlakuan gel

Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui daya terima tempe biji kecipir beras merah berdasarkan sifat organoleptik yang meliputi rasa, aroma, warna, dan tekstur yang

Adapun tempe dengan kode C (penambahan merica putih) memiliki warna, tekstur, aroma dan rasa yang sama dengan tempe kode A yaitu berwarna putih kekuningan, bertekstur padat,