• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETENAGAKERJAAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KETENAGAKERJAAN KABUPATEN LOMBOK BARAT"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS KETENAGAKERJAAN

KABUPATEN LOMBOK BARAT

(3)

LAMBANG DAERAH

KABUPATEN LOMBOK BARAT

1. PERISAI berbentuk segi lima, melambangkan bahwa rakyat dan Pemerintah Lombok Barat telah mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dalam usaha dan tindakan. 2. CAKRA senjata berbentuk bulat

mempunyai empat trisula dapat dipakai untuk menangkis dan menyerang dari segala arah, ini melambangkan bahwa seluruh penduduk Lombok Barat dengan semangat persatuan membela kebenaran dan memberantas segala bentuk kebatilan serta senantiasa waspada terhadap segala penyelewengan terutama yang membahayakan.

3. KUBAH melambangkan sifat taqwa mengandung arti bahwa penduduk Lombok Barat pada umumnya berjiwa patuh dan taqwa menjalankan ibadah menurut agamanya masing-masing. Segala tindakan dan usaha dijalankan semata-mata karena Allah Tuhan Yang Maha Esa.

4. AIR dilukiskan dengan beriak lima dengan garis putih. Ini melambangkan bahwa Lombok Barat kaya dengan mata air, sehingga sebagian besar daerah ini merupakan daerah pertanian yang subur.

Sedangkan garis putih melambangkan keterangan dan ketentraman jiwa penduduknya dalam menunaikan tugas kewajiban sehingga stabilitas sosial politik dan ekonomi selalu dapat segera tercapai.

5. BUNGA TANJUNG (TERATAI)

melambangkan keluhuran budi dan tahan uji sebagaimana sifat teratai yang tetap tumbuh pada air besar dan kecil bahkan dalam lumpur, sekaligus bunganya akan tetap enjulang ke atas. 6. BINTANG melambangkan Ketuhanan

Yang Maha Esa ( Nur cahaya). 7. Tulisan LOMBOK BARAT dibagian

atas yakni Kabupaten Daerah Tingkat II Lombok Barat.

8. Tulisan PATUT PATUH PATJU

artinya :

PATUT : Baik, Terpuji, hal yang tidak berlebih-lebihan PATUH : Rukun, Damai, Toleransi,

Harga menghargai

PATJU : Rajin, Giat, Tak mengenal putus asa.

(4)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 i SAMBUTAN

Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Lombok Barat. Keterbatasan lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang tinggi tidak hanya menjadi permasalahan di bidang ekonomi, melainkan juga dapat menimbulkan permasalahan dibidang sosial dan keamanan seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

Pembangunan di bidang ketenagakerjaan telah berjalan dan harus terus dievaluasi. Untuk itu dibutuhkan data yang lengkap, relevan, mutakhir, representatif, dan berkesinambungan untuk dapat memberikan gambaran situasi dan permasalahan di bidang ketenagakerjaan sehingga pemerintah dapat menciptakan kondisi ketenagakerjaan yang lebih baik dengan menyediakan lapangan kerja atau usaha yang layak dan meningkatkan produktivitas kerja bagi tenaga kerja.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Barat bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat, menyusun Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 yang akan menyajikan data indikator ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat.

Sebagai penutup, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Giri Menang-Gerung, November 2016 KEPALA BAPPEDA

KABUPATEN LOMBOK BARAT

Dr.H. BAEHAQI, S.Si, M.Pd, M.M

(5)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 ii KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Barat telah menyusun publikasi “Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015”. Publikasi ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat sekaligus menganalisisnya.

Data yang digunakan untuk menyusun publikasi ini merupakan hasil dari Survey Angkatan Kerja Nasional 2015. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama yang baik sehingga terbentuklah publikasi ini. Untuk selanjutnya diharapkan publikasi ini dapat terbit secara berkala.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar publikasi selanjutnya dapat lebih baik lagi dan lebih bermanfaat. Semoga publikasi ini dapat berguna bagi seluruh pengguna data pada umumnya dan para stake holder pada khususnya.

Giri Menang-Gerung, November 2016 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN LOMBOK BARAT

Ir. Agus Alwi

(6)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 iii

DAFTAR ISI

Sambutan... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vii

Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Ruang Lingkup ... 4

1.3 Tujuan ... 5

1.4 Sistematika Penulisan ... 5

Bab II. Metodologi 2.1 Sumber Data ... 7

2.2 Metode Pengumpulan Data ... 8

2.3 Metode Analisis ... 9

2.4 Bagan Ketenagakerjaan ... 9

2.5 Konsep dan Definisi ... 11

Bab III. Ketenagakerjaan 3.1 Penduduk Usia Kerja ... 23

3.2 Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja 26

3.3 Angkatan Kerja ... 28

3.3.1 Penduduk Bekerja ... 31

3.3.1.1 Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama …….. 33

3.3.1.2 Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan ... 37

(7)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 iv

3.3.1.4 Bekerja Menurut Pendidikan ... 41

3.3.1.5 Bekerja Menurut Jam Kerja ... 48

3.3.1.6 Bekerja di Sektor Informal ... 54

3.3.1.7 Bekerja di Sektor Formal ……….. 61

3.4 Indikator Ketenagakerjaan ... 62

3.4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ………. 64

3.4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka ………. 66

3.4.3 Setengah Pengangguran ………... 72

3.4.4 Tingkat Kesempatan Kerja ... 75

3.5. Elastisitas Kesempatan Kerja ……….………… 77

3.6. Produktivitas Pekerja ……….………. 78

3.7. Upah Pekerja ……….…….. 80

3.8. Potret Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota …. 82 Bab IV. Penutup 4.1. Kesimpulan ………..……… 85

4.2. Saran ….……….……… 89

(8)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Batas Kegiatan Formal Informal ... 21 Tabel 2 Jumlah Angkatan Kerja Menurut Kategori Angkatan

Kerja dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Barat

Tahun 2015 ……… 30

Tabel 3 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamindan

Status Pekerjaan Utama, 2015 ……….………….. 40 Tabel 4 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status

Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2015 ... 41 Tabel 5 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Kelompok

Umur dan Pendidikan, 2015 ……… 43 Tabel 6 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut

Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan Utama, 2015 ... 46 Tabel 7 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut

Pendidikan dan Status Pekerjaan Utama, 2015 ……… 48 Tabel 8 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jam Kerja

dan Lapangan Pekerjaan Utama, 2015 ... 52 Tabel 9 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status

Pekerjaan Utama dan Jam Kerja, 2015 ……….………….. 53 Tabel 10 Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada

Sektor Formal - Informal, 2015 ... 56 Tabel 11 Perbandingan Sektor Formal – Informal pada Setiap

Kelompok Jenis Kelamin, 2015 ... 57 Tabel 12 Persentase Pekerja Informal Menurut Status Pekerjaan

Utama dan Lapangan Pekerjaan, 2015 ... 59 Tabel 13 Persentase Pekerja Formal Menurut Status Pekerjaan

Utama dan Lapangan Pekerjaan, 2015 ………..…… 61 Tabel 14 Penduduk Berusia 15 tahun Ke atas Menurut Jenis

Kegiatan Utama Kabupaten Lombok Barat 2014-2015 ... 64 Tabel 15 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut

Jenis Kelamin Tahun 2014 - 2015 ………. 66 Tabel 16 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut

Kelompok Umur, 2015 ... 69 Tabel 17 TPT Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014-2015 ... 71 Tabel 18 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2014 -2015 ………..……… 77 Tabel 19 Elastisitas Kesempatan Kerja Kabupaten Lombok

(9)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 vi Tabel 20 Produktivitas Pekerja Kabupaten Lombok Barat

Menurut Sektor, 2012- 2015 ……….……. 80 Tabel 21 Penduduk Bekerja Kabupaten Lombok Barat Menurut

Upah/Pendapatan yang Diterima Tahun 2015 ……….. 81 Tabel 22 Jumlah Penduduk Bekerja Kabupaten Lombok Barat

Menurut UMP yang diterima, Tipologi Daerah dan Jenis

Kelamin Tahun 2015 ... 82 Tabel 23 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan

(10)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Ketenagakerjaan ... 10 Gambar 2 Jumlah Penduduk Usia Kerja dan Bukan Usia Kerja di

Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010-2015 …………. 25 Gambar 3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin dan

Kelompok Umur di Kabupaten Lombok Barat Tahun

2015 ……… 26

Gambar 4 Perbandingan Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur di Kabupaten

Lombok Barat Tahun 2015 ……….. 28 Gambar 5 Jumlah Penduduk Bekerja dalam Angkatan Kerja di

Kabupaten Lombok Barat Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin, 2015 ………. 32 Gambar 6 Perubahan Komposisi Penduduk Bekerja Menurut

Sektor Lapangan Usaha di Kabupaten Lombok Barat

Tahun 2014-2015 ………. 34

Gambar 7 Persentase Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk

Bekerja, 2014-2015 ………. 36 Gambar 8 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jenis

Pekerjaan Utama, 2014-2015 ……… 38 Gambar 9 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut

Pendidikan, 2015 ……… 43

Gambar 10 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan

dan Jenis Kelamin, 2015 ………. 45 Gambar 11 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jam

Kerja, 2015 ………. 50

Gambar 12 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jam

Kerja dan Jenis Kelamin, 2015 ……….. 51 Gambar 13 Persentase Penduduk Kabupaten Lombok Barat

yang Bekerja di Sektor Formal Informal, 2014-2015 55 Gambar 14 Persentase Pekerja Informal Menurut Lapangan

Pekerjaan, 2014-2015 ……….. 58 Gambar 15 Penduduk Bekerja di Sektor Informal Kabupaten

Lombok Barat Menurut Tingkat Pendidikan

Terakhir, 2015 ………. 60

Gambar 16 Persentase Pekerja Sektor Informal Kabupaten

Lombok Barat Menurut Jam Kerja, 2014-2015 ……… 61 Gambar 17 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Tingkat

(11)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2014 viii Gambar 18 Jumlah Setengah Pengangguran Sukarela dan

Setengah Pengangguran Terpaksa di Kabupaten

Lombok Barat, 2014-2015 (dalam ribuan) ……… 74 Gambar 19 Persentase Setengah Pengangguran Sukarela dan

Setengah Pengangguran Terpaksa Menurut Kelompok

Umur, 2015 ………. 75

(12)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu pilar penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan penduduk. Dalam kamus Wikipedia disebutkan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Keberhasilan pembangunan ekonomi tentunya tidak lepas dari peran serta penduduk, karena penduduk merupakan subjek sekaligus juga sebagai objek dari pembangunan itu sendiri. Sebagai subjek pembangunan, penduduk ikut berpartisipasi aktif sebagai perencana, pelaksana dan pengawas pembangunan. Karena begitu besar peran penduduk, pembangunan ekonomi juga harus memperhatikan pengembangan sumber daya manusia. Pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan pembangunan yang dilaksanakan selama ini lebih menekankan pada pembangunan fisik, bukan pada pembangunan manusianya.

Untuk mengetahui sejauh mana capaian pembangunan manusia di suatu wilayah, salah satunya diukur dari indikator ketenagakerjaannya. Pembangunan manusia dipahami sebagai kumpulan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

(13)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 2 manusia, dan sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan tersebut maka aspek ketenagakerjaan harus memperlihatkan kondisi yang membaik dimana salah satunya dapat dilihat dari turunnya angka pengangguran.

Kesejahteraan sendiri diukur dari seberapa banyak penduduk yang dapat hidup layak. Mereka yang tidak dapat hidup layak akan masuk ke dalam kemiskinan. Secara absolut, penduduk dikatakan miskin ketika tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya (basic

needs) seperti pangan, sandang, papan dan tidak mempunyai

kemampuan untuk mengakses berbagai pelayanan dasar seperti air bersih, sanitasi, transportasi umum, fasilitas kesehatan, dan pendidikan. Ketidakmampuan yang menjerumuskan penduduk ke dalam kemiskinan tersebut tidak lain adalah kemampuan daya beli yang tidak memadai.

Secara ekonomi, daya beli penduduk sangat tergantung pada keterlibatan secara aktif penduduk di pasar kerja. Penduduk yang aktif bekerja memproduksi barang/jasa akan memperoleh imbal balik dari perusahaan tempatnya bekerja berupa upah/gaji. Sebaliknya mereka yang tidak aktif bekerja dalam angkatan kerja akan menjadi pengangguran yang akan menjadi beban bagi diri dan keluarganya.

Salah satu tantangan besar dalam masalah ketenagakerjaan adalah menciptakan lapangan kerja atau usaha yang layak (decent work) bagi angkatan kerja yang besar dan cenderung terus meningkat karena perubahan struktur umur penduduk. Tantangan tersebut mencakup dua hal sekaligus, yaitu penciptaan lapangan pekerjaan baru bagi angkatan kerja yang belum bekerja dan peningkatan produktivitas kerja bagi mereka yang sudah bekerja sehingga memperoleh imbalan

(14)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 3 kerja yang memadai untuk dapat hidup layak (decent living).

Tantangan itu sangat besar untuk dihadapi oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Walaupun demikian, peran yang dimainkan pihak pemerintah dapat sangat menentukan melalui pembangunan yang secara sadar dan konsisten dirancang berbasis ketenagakerjaan, serta dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi.

Pengangguran dapat dilihat sebagai akibat dari tidak bekerjanya pasar tenaga kerja dengan baik. Dari sisi penawaran, secara umum di Indonesa mengalami masalah labor market missmatch

(ketidakcocokan pasar tenaga kerja). Sedangkan dari sisi permintaan, ada keterbatasan daya serap pasar tenaga kerja. Pengangguran senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk usia kerja. Tingginya angka pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah-masalah dibidang ekonomi saja, melainkan juga menimbulkan berbagai masalah dibidang sosial seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

Terkait dengan banyaknya pengangguran maka banyak pula penduduk yang kemampuan daya belinya tidak memadai sehingga memaksa mereka jatuh dalam jurang kemiskinan. Selain dihadapkan pada masalah pengangguran, keadaan ketenagakerjaan juga dihadapkan pula pada masalah setengah pengangguran, yang secara ekonomi tergolong bekerja namun jam kerjanya berada dibawah jam kerja normal. Hal ini tentunya juga terkait dengan masalah produktivitas tenaga kerja dalam mewujudkan decent living.

Dalam menjawab tantangan untuk mewujudkan decent work

(15)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 4 khususnya, dan pemantauan situasi ketenagakerjaan yang lebih baik pada umumnya, dalam koridor pembangunan berbasis ketenagakerjaan, pemerintah sangat memerlukan data yang lengkap, akurat, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan. Untuk memenuhi kebutuhan data tersebut BPS telah melaksanakan sebuah survei yang khusus dirancang untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan dengan pendekatan rumah tangga melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2015. SAKERNAS dirancang untuk dapat mengakomodir estimasi dan analisis yang dapat menjangkau hingga level kabupaten. Kegiatan SAKERNAS ini sendiri diadakan setiap tahun, sehingga, diharapkan kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat dapat dibandingkan kemajuannya.

Melalui publikasi “Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015”, hasil pendataan Sakernas 2015 diaktualisasikan untuk dapat dimanfaatkan lebih luas kepada para pengguna data dari berbagai kalangan, terutama pemerintah daerah untuk mendapatkan gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat. Dengan demikian pembangunan yang berorientasi pada terealisasinya decent

work dan decent living bagi kesejahteraan masyarakat dapat

terselenggara.

1.2 Ruang Lingkup

Pembahasan pada tulisan ini terbatas pada variabel-variabel yang terdapat pada kuesioner Sakernas 2015 dan indikator-indikator ketenagakerjaan yang dibentuk dari pengembangan variabel-variabel tersebut. Hal-hal yang dibahas didasarkan pada bagan ketenagakerjaan

(16)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 5 untuk lebih memudahkan bagi para pengguna informasi dalam memahami gambaran dan permasalahan ketenagakerjaan, seperti penduduk usia kerja, angkatan kerja, pengangguran terbuka, sektor informal, sektor usaha/lapangan pekerjaan utama dan lain sebagainya. Selain itu dibahas juga mengenai indikator-indikator terkait ketenagakerjaan seperti TPT, TPAK, TKK, setengah pengangguran, elastisitas kesempatan kerja dan produktivitas pekerja.

1.3 Tujuan

Tujuan secara umum dalam tulisan ini adalah memberikan gambaran mengenai keadaan ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat tahun 2015. Sedangkan tujuan yang lebih khusus adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik keadaan penduduk usia kerja, angkatan kerja, dan bukan angkatan kerja di Kabupaten Lombok Barat.

2. Untuk mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi dalam ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat.

3. Untuk mengetahui karakteristik ketenagakerjaan yang lebih spesifik di Kabupaten Lombok Barat melalui indikator-indikator ketenagakerjaan.

1.4 Sistematika Penulisan

Penyajian penulisan Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 adalah sebagai berikut: Bab I adalah bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup, tujuan

(17)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 6 dan sistematika penulisan. Bab II membahas mengenai metodologi, berisi sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis, bagan ketenagakerjaan, dan konsep dan definisi. Pada bab III dibahas mengenai keadaan sekaligus analisis ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat, kemudian bab terakhir yaitu bab IV berisi kesimpulan dari pembahasan sebelumnya sekaligus saran yang dapat diberikan kepada pemangku keputusan.

(18)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 7

METODOLOGI

2.1 Sumber Data

Sejauh ini sumber data makro mengenai situasi ketenagakerjaan yang secara luas dianggap paling kredibel adalah berasal dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Sakernas merupakan suatu survei yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik secara rutin dalam mengintegrasikan data ketenagakerjaan yang mempunyai peran penting, karena dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode survei.

Semula data Sakernas hanya menggunakan jumlah total sampel yang dapat dipakai untuk estimasi level provinsi saja, tetapi mulai Sakernas Semester II yang dilaksanakan bulan Agustus 2007, data ketenagakerjaan yang dihasilkan mempunyai ketercukupan sampel untuk dapat dipergunakan mengestimasi sampai pada level kabupaten/kota.

Dengan semakin besar jumlah sampel Sakernas menjadikannya lebih representatif dan lebih memungkinkan untuk dibuat analisis yang lebih komprehensif dengan cakupan tentang gambaran umum ketenagakerjaan yang lebih tajam, sehingga cerminan situasi ketenagakerjaan yang sebenarnya dapat lebih teraktualisasikan dan terdeskripsikan. Sakernas 2015 dilaksanakan pada Bulan Agustus 2015, kemudian disusul dengan kegiatan pengolahan data yang

(19)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 8 diselesaikan pada akhir Desember 2015. Data hasil pengolahan ini digunakan sebagai sumber data dalam menggambarkan situasi tenaga kerja untuk kemudian dituangkan dalam publikasi Analisis Ketenagakerjaaan Kabupaten Lombok Barat 2015.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Sejarah pengumpulan data ketenagakerjaan melalui Sakernas mengalami berbagai perubahan-perubahan sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1976, baik dalam periode pencacahan maupun cakupan sampel wilayah dan rumah tangga.

Sakernas diselenggarakan dua kali dalam satu tahun (semesteran) mulai tahun 2005. Pada tahun 2007, dilakukan perubahan dimana pelaksanaan Sakernas dilaksanakan pada semester pertama di bulan Februari dan semester kedua pada bulan Agustus. Untuk Sakernas Februari, level estimasi hanya sampai tingkat provinsi dan jenis survei yang digunakan adalah panel survey, dengan memakai sampel rumah tangga yang sama untuk periode survei semester pertama. Sedangkan pada Sakernas semester kedua, jenis survei yang digunakan adalah cross sectional survey.

Jumlah sampel Sakernas yang digunakan untuk estimasi level Kabupaten/Kota adalah 480 rumah tangga. Rumah tangga korps diplomatik, rumah tangga dalam blok sensus khusus dan rumah tangga khusus yang tinggal dalam blok sensus biasa tidak tercakup dalam sampel Sakernas 2015.

Data dan informasi yang dikumpulkan melalui Sakernas 2015 dilakukan dengan wawancara langsung kepada rumah tangga sampel

(20)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 9 terpilih. Sampel rumah tangga terpilih diperoleh dari hasil Updating

rumah tangga. Jumlah rumah tangga sampel terpilih dari setiap blok sensus terpilih adalah 10 rumahtangga yang diambil dengan metode

systematic sampling dari daftar listing rumah tangga.

2.3 Metode Analisis

Interpretasi mengenai gambaran keadaan ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat dari hasil pengolahan data mentah dan tabulasi, dipaparkan melalui analisis dekriptif sederhana dengan menampilkan grafik dan tabel-tabel yang lebih mudah ditangkap secara visual dan praktis sehingga akan memudahkan pengguna data dalam memperoleh informasi, mengidentifikasi kondisi sebuah indikator, membandingkan indikator baik antar periode maupun antar wilayah.

2.4 Bagan Ketenagakerjaan

Pemahaman mengenai konsep ketenagakerjaan sangat penting untuk dapat mengidentifikasi penduduk yang termasuk kedalam kelompok angkatan kerja, bukan angkatan kerja, berkerja atau pengangguran. Indikator-indikator ketenagakerjaan harus mempunyai konsep yang jelas dan tidak ambigu. Diperlukan suatu konsep dan definisi yang dapat membedakan antar indikator dengan indikator lainnya dengan batasan-batasan yang logis, bisa diterima secara umum dan berlaku untuk cakupan wilayah yang luas.

(21)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 10 diagram ketenagakerjaan akan membantu mengidentifikasikan indikator-indikator ketenagakerjaan seperti terlihat pada gambar berikut.

(22)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 11

2.5 Konsep dan Definisi

Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik mengacu pada The Labour

Force Concept yang disarankan oleh International Labour Organization

(ILO).

Berdasarkan bagan ketenagakerjaan, penduduk dibagi menjadi dua dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya usia kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja.

Penduduk Usia Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih.

Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya.

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan tidak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

(23)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 12

Pengangguran Terbuka adalah Angkatan kerja yang tidak

bekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang mencakup angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja (have a job in

future start) adalah keadaan dari seseorang yang mempunyai

pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok dan sebagainya, termasuk mereka yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja.

Contoh :

 Pekerja tetap/pegawai pemerintah/swasta yang sedang tidak masuk bekerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir, mesin/peralatan perusahaan mengalami kerusakan dan sebagainya.

 Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya (menunggu panen atau menunggu hujan untuk menggarap sawah).

Orang-orang yang bekerja atas tanggungan/resiko sendiri dalam suatu bidang keahlian (pekerja profesional/ mempunyai keahlian khusus), yang sedang tidak bekerja karena sakit, menunggu pesanan dan sebagainya.

(24)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 13

Mencari pekerjaan (looking for work) adalah kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, seperti:

 Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

 Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

 Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain.

Usaha mencari pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu yang lalu asalkan seminggu yang lalu masih menunggu jawaban. apabila sedang bekerja /dibebastugaskan baik akan dipanggil kembali ataupun tidak, dan berusaha umtuk mendapatkan pekerjaan, tidak dapat disebut sebagai pengangguran.

Mempersiapkan Usaha (establishing a new bussiness/firm) adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang ”baru”, yang bertujuan

untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila ”tindakan nyata”, seperti mengumpulkan modal, perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus izin usaha dan sebagainya telah/sedang dilakukan.

(25)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 14

Setengah Penganggur adalah orang yang bekerja dibawah jam kerja

normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah penganggur dibagi menjadi dua, yaitu:

Setengah penganggur terpaksa adalah orang yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan.

Setengah penganggur sukarela adalah orang yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutnya sebagai pekerja paruh waktu/part time worker).

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja dan biasanya dinyatakan dalam persen.

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah perbandingan antara

jumlah penduduk yang bekerja dengan jumlah penduduk angkatan kerja, biasanya dinyatakan dalam persen.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja (bekerja dan pengangguran) dengan jumlah penduduk usia kerja, dan biasanya dinyatakan dalam persen.

Sekolah adalah kegiatan seseorang untuk bersekolah disekolah formal, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama

(26)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 15 seminggu yang lalu sebelum pencacahan. Termasuk pula kegiatan dari mereka yang sedang libur sekolah.

Mengurus rumahtangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumahtangga tanpa mendapatkan upah, misalnya: ibu-ibu rumahtangga dan anaknya yang membantu mengurus rumahtangga. Sebaliknya pembantu rumahtangga yang mendapatkan upah walaupun pekerjaannya mengurus rumahtangga dianggap bekerja.

Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga, termasuk didalamnya mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan seperti orang lanjut usia, cacat jasmani (buta, bisu dan sebagainya) dan penerima pendapatan/pensiun yang tidak bekerja lagi selama seminggu yang lalu.

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah).

Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah jumlah jam kerja yang dilakukan oleh seseorang (tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal diluar pekerjaan) selama seminggu yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya. Untuk pembantu rumahtangga yang

(27)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 16 melakukan pekerjaan yang terus menerus didalam rumahtangga dihitung banyaknya jam kerja sehari rata-rata 12 jam.

Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan / tempat bekerja / perusahaan / kantor dimana seseorang bekerja. Klasifikasi baku yang digunakan dalam penggolongan lapangan pekerjaan/lapangan usaha adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2000. Dalam pengumpulan datanya menggunakan 18 kategori tetapi dalam penyajian data/publikasinya menggunakan sembilan kategori/sektor yaitu:

1. Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 2. Pertambangan dan penggalian

3. Industri pengolahan 4. Listrik, gas dan air 5. Bangunan/konstruksi

6. Pedagang besar, eceran, rumah makan dan hotel 7. Angkutan, pergudangan dan komunikasi

8. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan.

9. Jasa kemasyarakatan.

Jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang sedang

dilakukan oleh orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang yang sementara tidak bekerja.

Jenis/jabatan pekerjaan dibagi dalam 8 golongan besar, yaitu: 1. Tenaga professional, teknisi dan yang sejenisnya.

(28)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 17 3. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis.

4. Tenaga usaha penjualan. 5. Tenaga usaha jasa.

6. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan, perikanan. 7. Tenaga produksi, operator alat angkut, pekerja kasar. 8. Lainnya.

Upah/gaji bersih adalah penerimaan buruh/karyawan yang biasanya

diterima selama sebulan, berupa uang atau barang, yang dibayarkan melalui perusahaan/kantor/majikan. Penerimaan bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan lainnya.

Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam

melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Mulai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori, yaitu:

a. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan

menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja tidak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.

Contoh:

 Tukang becak yang membawa becak atas resikonya sendiri.

 Sopir taksi yang membawa mobil atas resiko sendiri.

 Kuli-kuli di pasar, stasiun, atau tempat-tempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tertentu.

(29)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 18

b. Berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak

dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan menggunakan

buruh/karyawan/pegawai tak dibayar dan atau

buruh/karyawan/pegawai tidak tetap. Contoh:

a. Pengusaha warung yang dibantu oleh anggota rumahtangganya atau orang lain yang diberi upah tidak tetap.

b. Penjaja keliling yang dibantu anggota rumahtangganya atau seseorang yang diberi upah hanya pada saat membantu saja.

c . Petani yang mengusahakan tanah pertaniannya dengan dibantu anggota rumahtangga atau orang lain. Walaupun pada waktu panen, petani memberikan bagi panen (bawon, paro, dan sebagainya). Pembantu pemanen tidak dianggap sebagai buruh tetap, sehingga petani digolongkan sebagai berusaha dengan bantuan anggota rumahtangga/buruh tidak tetap.

c. Berusaha dengan buruh tetap, adalah berusaha atas resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/karyawan/pegaawai tetap yang dibayar.

Contoh:

a. Pemilik toko mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap. b. Pengusaha sepatu yang memakai buruh tetap.

(30)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 19

d.Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi (baik pemerintah atau swasta) dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan/pegawai, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika mempunyai 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan/konstruksi batasannya tiga bulan. Apabila majikannya instansi/kantor/perusahaan, boleh lebih dari satu. e. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk pertanian. f. Pekerja bebas di non pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.

Usaha non pertanian meliputi: usaha sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor konstruksi/bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.

(31)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 20 g. Pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu

orang lain yang berusaha, dengan tidak mendapatkan upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

Penjelasan:

Pekerja tak dibayar tersebut dapat:

- Sebagai anggota rumahtangga dari orang yang dibantu, seperti istri/anak yang membantu suaminya/ayahnya bekerja di sawah.

- Bukan sebagai anggota rumahtangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili yang membantu melayani penjualan di warung.

- Bukan sebagai anggota rumahtangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya.

h. Kegiatan Informal diambil dari kombinasi antara jenis pekerjaan utama dan status pekerjaan utama. Batas kegiatan informal dapat dilihat seperti pada tabel sebagai berikut:

(32)
(33)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 22

KETENAGAKERJAAN

Gambaran keadaan ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2015 akan disajikan dalam bab ini yang akan membahas mengenai situasi ketenagakerjaan melalui indikator-indikator seperti Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), pekerja sektor informal, pengangguran, dan beberapa indikator ketenagakerjaan lainnya yang menarik untuk dibahas.

Lombok Barat memiliki visi dan misi untuk mewujudkan masyarakat Lombok Barat yang unggul, mandiri, sejahtera dan bermartabat dengan dilandasi nilai-nilai Patut, Patuh dan Patju. Untuk dapat mewujudkan visi dan mini ini tentu saja salah satu caranya dengan membangun dan memperkuat ketenagakerjaan di Lombok Barat.

Ketenagakerjaan merupakan salah satu issue penting yang perlu diperhatikan lebih serius oleh pemerintah dalam upaya mensejahterakan rakyatnya. Topik ketenagakerjaan berkutat dengan bagaimana memetakan penduduk menurut klasifikasinya dalam dunia kerja, sehingga memudahkan pemerintah mengambil kebijakan yang berkaitan dengan terciptanya keseimbangan antara supply dan demand

tenaga kerja. Ketidak mampuan membaca pergerakan ketenagakerjaan akan mengarah pada berlebihnya supply tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan pembukaan lapangan kerja baru, hal ini membawa masalah pengangguran yang dapat menciptakan ketidakstabilan sosial

(34)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 23 ekonomi di masyarakat.

Dalam bab ini akan diulas mengenai potret ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat. Potret ketenagakerjaan di Lombok Barat disajikan dengan menggunakan konsep-konsep ketenaga kerjaaan yang lazim digunakan baik secara nasional maupun internasional. Konsep ketenagakerjaan yang digunakan adalah konsep Labour Force Framework sesuai yang telah direkomendasikan International Labour

Organization (ILO) agar dapat dibandingkan antar wilayah atau bahkan

antar negara.

3.1 Penduduk Usia Kerja

Secara umum penduduk dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Indonesia dalam memberikan batasan umur pada penduduk usia kerja, menggunakan batas bawah usia kerja (economically active population) 15 tahun (meskipun dalam Sakernas juga dikumpulkan informasi mulai dari penduduk usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja. Pemberian batas bawah dan batas atas bervariasi dari setiap negara sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Sebagai contoh penggunaan batas bawah: Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), Swedia, USA (16 tahun), Canada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 Tahun), dan Venezuela (10 dan 15 tahun),- sementara penggunaan batas atas penduduk usia kerja contohnya: Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun), banyak negara termasuk Indonesia tidak menggunakan batas atas. Dalam analisis ketenagakerjaan ini digunakan batasan penduduk usia kerja dengan batas bawah 15 tahun dan tanpa batas atas menganut pada konsep yang selama ini dipakai oleh BPS.

(35)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 24 Berdasarkan data proyeksi penduduk Kabupaten Lombok Barat sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah, jumlah penduduk usia kerja meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Pada tahun 2010, jumlah penduduk usia kerja di Lombok Barat mencapai 419 ribu orang atau sekitar 69,6 persen dari total penduduk. Kemudian pada tahun 2015, jumlahnya meningkat menjadi 462 ribu orang atau 70,6 persen. Peningkatan jumlah penduduk usia di Kabupaten Lombok Barat bisa disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk secara alami atau migrasi masuk penduduk usia kerja yang berasal dari luar Lombok Barat.

Peningkatan jumlah penduduk usia kerja tentunya harus diimbangi oleh ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai. Jika pertambahan jumlah penduduk usia kerja tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, maka dapat berakibat lapangan pekerjaan yang ada tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang jumlahnya terus meningkat. Lapangan pekerjaan semakin menjadi rebutan sekian banyak para pencari kerja yang terdapat di pasar kerja. Mereka yang kalah bersaing harus tersingkir dari lapangan pekerjaan dan menjadi pengangguran. Semakin lebar kesenjangan antara jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia dengan jumlah para pencari kerja, maka semakin lama jumlah pengangguran juga akan terakumulasi sehingga beban pasar kerja untuk menyediakan lapangan pekerjaan akan semakin berat.

(36)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 25 Jika dibedakan menurut kelompok umur dan jenis kelamin terlihat pola sebaran penduduk usia kerja berbentuk piramida sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3. Kelompok penduduk usia kerja yang termuda, yaitu kelompok usia 15-24 tahun memiliki jumlah yang paling besar dibandingkan kelompok usia yang lebih tua. Semakin tua kelompok usia, maka jumlah penduduk usia kerja semakin menurun. Ini berarti bahwa potensi tenaga kerja yang dimiliki oleh Lombok Barat adalah penduduk di usia muda.

Meskipun jumlahnya cukup besar yaitu mencapai 122 ribu atau 26 persen dari total penduduk usia kerja di Lombok Barat, penduduk usia 15-24 tahun tidak diharapkan untuk terlibat aktif di dunia kerja. Usia tersebut merupakan usia sekolah dimana mereka diharapkan untuk mengenyam pendidikan hingga pendidikan tinggi. Kemudian di usia 25-34 tahun umumnya banyak menjadi new comers dalam dunia kerja khususnya yang baru lulus dari pendidikan tinggi. Hal tersebut menyebabkan persaingan di dunia kerja. Persaingan dalam

419,135 427,614 436,340 444,992 453,612 462,145 183,177 185,266 187,262 189,134 190,974

192,747

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Usia Kerja Bukan Usia Kerja

Gambar 2. Jumlah Penduduk Usia Kerja dan Bukan Usia Kerja di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010-2015

(37)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 26 mendapatkan pekerjaan terjadi bukan hanya terbatas pada para new comers yang baru lulus dari jenjang pendidikan, tetapi juga para pencari kerja yang sebelumnya pernah bekerja maupun yang masih bekerja tetapi kurang puas dengan pekerjaan yang dijalaninya sekarang, sehingga masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

3.2 Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu penduduk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang tergolong angkatan kerja adalah penduduk yang aktif secara ekonomi baik bekerja atau sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan

61,065 59,755 49,884 33,587 21,011 16,209 61,333 50,880 44,831 31,789 19,352 13,919 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 65 + Laki-Laki Perempuan Gambar 3. Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015

(38)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 27 usaha. Sedangkan kelompok angkatan kerja adalah mereka yang tidak aktif secara ekonomi.

Gambar 4 menunjukkan perbandingan penduduk angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja menurut kelompok umur. Terlihat bahwa kelompok umur 15-24 tahun didominasi oleh kelompok penduduk bukan angkatan kerja karena pada kelompok usia tersebut masih banyak yang bersekolah baik di tingkat pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Pada kelompok usia 25 – 34 tahun terjadi peningkatan persentase penduduk angkatan kerja bila dibandingkan dengan kelompok usia di bawahnya, sehingga dapat dikatakan bahwa rentang usia ini merupakan “entry point” dalam pasar kerja. Pada rentang usia 35 – 44, persentase penduduk angkatan kerja mencapai 80,28 persen dan cenderung stabil hingga usia 64 tahun.. Sedangkan kelompok umur 65 tahun ke atas, penduduk bukan angkatan kembali dominan karena di usia tersebut produktifitas kerja semakin menurun dan umumnya banyak di antara mereka yang pension dari pekerjaan.

(39)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 28

3.3 Angkatan Kerja

Yang termasuk dalam kategori angkatan kerja (labour force) adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja. Selain itu pengangguran yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, maupun yang sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja juga termasuk dalam kategori angkatan kerja.

Hasil Sakernas Kabupaten Lombok Barat menunjukkan bahwa pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja jika dibandingkan dengan tahun 2014. Apabila di tahun 2014 angkatan kerja di Kabupaten Lombok Barat mencapai 291.325 jiwa, pada tahun 2015 naik menjadi 309.811 jiwa. Hal ini berbanding lurus dengan kenaikan penduduk usia kerjanya, yang menunjukkan adanya pergeseran penduduk usia kerja di Kabupaten Lombok Barat ke penduduk

15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 65 + 42.29 75.37 80.28 80.12 80.71 45.37 57.71 24.63 19.72 19.88 19.29 54.63

Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja

Gambar 4. Perbandingan Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015

(40)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 29 angkatan kerja.

Sebagaimana dipahami bersama, angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja yang sedang bekerja dan/atau menganggur. Semakin besar jumlah penduduk yang bekerja berarti pasar kerja bersifat positif dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya apabila jumlah pengangguran semakin besar, ini berarti bahwa pasar kerja bersifat negatif karena semakin banyak penduduk usia kerja yang tidak terserap di pasar kerja.

Jika dilihat menurut jenis kelamin, angkatan kerja laki-laki masih lebih dominan daripada perempuan di tahun 2015 dengan rasio 59 : 41. Dari total angkatan kerja di Kabupaten Lombok Barat, sebanyak 183 ribu orang (59,1 persen) berjenis kelamin laki-laki dan 127 ribu orang (43,9 persen) berjenis kelamin perempuan. Kemudian dari 183 ribu angkatan kerja laki-laki, 96,6 persen di antaranya terserap oleh pasar kerja sedangkan sisanya menganggur. Sedangkan angkatan kerja perempuan, 96,7 persen angkatan kerja terserap di pasar kerja, sedangkan sisanya menganggur.

(41)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 30

Tabel 2. Jumlah Angkatan Kerja Menurut Kategori Angkatan Kerja dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015

Uraian Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) Angkatan Kerja Bekerja 176.851 122.579 299.430 59.1% 40.9% 100.0% Pengangguran 6.152 4.229 10.381 59.3% 40.7% 100.0% Jumlah 183.003 126.808 309.811 59,1% 40,9% 100,0% Keterangan:

Pengangguran: mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat kerja, sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja

Meskipun dari sisi rasio jenis kelamin, jumlah penduduk usia kerja perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, akan tetapi penduduk laki-laki lebih aktif secara ekonomi jika dibandingkan dengan penduduk perempuan. Hal ini ditunjukkan oleh lebih besarnya jumlah angkatan kerja laki-laki dibandingkan perempuan. Dominannya angkatan kerja laki-laki dibandingkan perempuan dapat dipahami karena budaya di masyarakat masih menempatkan laki-laki sebagai tulang punggung keluarga, sehingga mereka berkewajiban untuk bekerja menafkahi keluarga. Karena tidak dibebani tanggung jawab keluarga, ada kecenderungan perempuan untuk memilih tidak aktif secara ekonomi, baik dengan bekerja atau mencari kerja.

(42)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 31

3.3.1 Penduduk Bekerja

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa angkatan kerja dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu penduduk yang bekerja dan pengangguran. Penduduk yang bekerja juga dibagi menjadi dua, penduduk yang sedang bekerja dan penduduk yang bekerja tetapi selama referensi survei seminggu yang lalu sementara tidak bekerja (cuti, sakit, mogok, dll).

Berdasarkan argument teknis, seperti yang telah direkomendasikan oleh International Labour Organization (ILO) sebagaimana tercantum dalam buku “Surveys of Economically Active

Population, Employment, Unemployment and Underemployment” an ILO

Manual Concept and Methods. ILO 1992, untuk memperhatikan the one hour criterion, yaitu digunakannya konsep/definisi satu jam dalam referensi tertentu untuk menentukan seseorang dikategorikan sebagai (employed) bekerja.

Berdasarkan hal dimaksud, maka dalam pelaksanaan Sakernas digunakan konsep/definisi “bekerja paling sedikit 1 jam dalam seminggu

yang lalu (referensi survei)” untuk mengkategorikan seseorang

(currently economically active population) sebagai bekerja, tanpa melihat lapangan usaha, jabatan, maupun status pekerjaannya. Konsep bekerja satu jam selama seminggu yang lalu juga digunakan oleh banyak Negara antara lain Pakistan, Filipina, Bulgaria, Hungaria, Polandia, Rumania, Federasi Negara-negara Rusia dan yang lainnya.

Sebagaimana telah disajikan pada tabel sebelumnya, jumlah penduduk bekerja di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2015 mencapai 299 ribu jiwa. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan

(43)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 32 dengan penduduk bekerja pada tahun 2014 yang tercatat sebanyak 291 ribu jiwa. Banyaknya penduduk yang bekerja mencerminkan kondisi perekonomian di Lombok Barat yang relatif baik, karena banyaknya penduduk usia kerja yang terserap dalam dunia kerja. Akan tetapi banyaknya penduduk yang bekerja tidak serta merta dapat menggerakkan perekonomian Lombok Barat menjadi lebih cepat karena bergantung tingkat produktifitas dari mereka yang bekerja.

Jika dilihat menurut kelompok umur dan jenis kelamin, penduduk yang bekerja di rentang usia 15-24 tahun relatif sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di rentang usia tersebut yang cukup besar. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penyebab utamanya adalah masih cukup banyak penduduk di rentang usia tersebut yang masih aktif bersekolah. Kesadaran masyarakat untuk lebih mementingkan pendidikan mendorong mereka untuk tidak

17,671 33,298 31,586 21,110 14,792 4,122 27,305 47,916 43,880 30,417 17,785 9,548 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 65 + Laki-Laki Perempuan Gambar 5. Jumlah Penduduk Bekerja dalam Angkatan Kerja di Kabupaten Lombok Barat Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2015

(44)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 33 bekerja terlebih dahulu. Bagaimanapun pendidikan merupakan investasi untuk kehidupan di masa depan mereka.

Berbeda dengan kelompok usia 15-24 tahun, di rentang usia 25-34 tahun, jumlah penduduk yang bekerja adalah yang terbanyak dibandingkan kelompok usia lainnya. Hal ini dikarenakan penduduk pada kelompok usia tersebut jumlahnya cukup besar dan umumnya telah menyelesaikan pendidikan. Karena telah menyelesaikan pendidikan, maka mereka berusaha untuk bekerja baik untuk memperoleh pengalaman kerja maupun untuk mendapatkan pekerjaan yang tetap.

3.3.1.1 Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Pengelompokan lapangan pekerjaan dalam Sakernas 2015 berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015. Penyusunan KBLI juga berpedoman pada International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) revisi 3 tahun 1990. Namun pada penyajian datanya hanya dikelompokkan menjadi sembilan sektor besar dan atau berdasarkan sektor primer, sekunder dan tersier tergantung dari keperluan analisis.

Sembilan sektor yang dimaksud adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik/gas/air; sektor konstruksi/bangunan; perdagangan; angkutan/pergudangan/ komunikasi; lembaga keuangan & jasa perusahaan; dan jasa kemasyarakatan. Namun acapkali untuk keperluan analisis global, sektor-sektor tersebut disederhanakan lagi menjadi sektor aggriculture,

(45)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 34 Hasil Sakernas 2015 menunjukkan bahwa lapangan usaha pertanian masih merupakan lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh penduduk Lombok Barat. Sebanyak 32,09 persen penduduk yang bekerja terserap di sektor pertanian. Hal tesebut dapat dipahami mengingat Lombok Barat merupakan daerah aggraris dengan areal lahan pertanian yang cukup luas. Akan tetapi mereka yang bekerja di sektor pertanian cukup banyak yang hanya bekerja sebagai buruh tani. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang berada dalam kemiskinan.

Jika dibandingkan dengan tahun 2014, terjadi penurunan persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian dari 35,18 persen menjadi 32,09 persen pada tahun 2015. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya lahan pertanian yang dialihkan menjadi lahan non

18.01 0.94 2.65 21.80 10.70 0.29 9.91 3.60 32.09 20.72 1.39 3.13 20.64 7.42 0.05 7.67 3.79 35.18 Jasa Kemasyarakatan Keuangan Angkutan Perdagangan Bangunan Listrik, Air dan Gas Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian 2014 2015 Gambar 6. Perubahan Komposisi Penduduk Bekerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2015

(46)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 35 pertanian, seperti untuk membangun perumahan, pertokoan dan sebagainya. Selain sektor pertanian, sektor lain yang mengalami penurunan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor angkutan, sektor keuangan dan sektor jasa kemasyarakatan. Terjadi pergeseran penduduk bekerja terutama ke sektor bangunan karena penduduk yang bekerja di sektor ini bertambah sebesar 3,28 persen. Selain sektor bangunan, sektor lain yang juga mengalami penambahan adalah sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan. Terlepas dari adanya pergeseran lapangan pekerjaan, sektor pertanian, perdagangan dan jasa kemasyarakatan masih menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak.

Sektor perdagangan menjadi lapangan pekerjaan kedua terbanyak yang digeluti oleh penduduk bekerja di Kabupaten Lombok Barat yakni mencapai 21,8 persen. Sektor jasa kemasyarakatan menyusul dengan persentase mencapai 18,01 persen. Sektor keuangan dan sektor listrik, air dan gas merupakan sektor yang paling sedikit digeluti mengingat untuk bekerja di kedua sektor tersebut harus memiliki keahlian yang spesifik di samping ketersediaan lapangan pekerjaan di kedua sektor tersebut juga terbatas.

Apabila kesembilan sektor lapangan pekerjaan dikelompokkan menjadi tiga sektor besar, yaitu A (aggriculture), M (manufactures) dan S (service) maka akan dapat dilihat pola pergeseran di antara ketiga sektor tersebut. Yang termasuk dalam sektor A (aggriculture) adalah sektor pertanian, sedangkan sektor M (manufactures) meliputi sektor pertambangan, industri, listrik, air, gas, dan bangunan/konstruksi. Adapun sektor S (service) terdiri dari sektor jasa kemasyarakatan, perdagangan angkutan, pergudangan, keuangan, dan jasa perusahaan.

(47)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 36 Pola pergeseran ketiga kelompok tersebut dapat menggambarkan arah perkembangan suatu daerah. Umumnya semakin berkembang atau maju suatu daerah, sektor aggriculture akan semakin berkurang sedangkan sektor manufacture dan service (jasa) meningkat.

Dari pengelompokan tiga sektor A, M, S tersebut, apabila dibandingkan dengan tahun 2014, persentase penduduk bekerja di sektor A (aggriculture) pada tahun 2015 mengalami penurunan dari 35,18 persen menjadi 32,09 persen, begitu pula penduduk yang bekerja di sektor S (service) juga menurun. Yang mengalami kenaikan hanya sektor M (manufacture). Alih fungsi lahan pertanian kemungkinan menjadi penyebab berkurangnya persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Apalagi posisi Lombok Barat yang menjadi daerah penyangga bagi Kota Mataram sehingga pembangunan perumahan di wilayah Kabupaten Lombok Barat cukup marak. Ini juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya sektor manufacture

khususnya konstruksi. 43.40 24.50 32.09 45.88 18.94 35.18 Services Manufacture Aggriculture 2014 2015 Gambar 7. Persentase Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Bekerja, 2014-2015

(48)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 37 Menelisik dari kacamata gender, tampak bahwa pekerja dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan untuk hampir semua jenis pekerjaan, hanya satu pekerjaan saja yang didominasi oleh perempuan yaitu sebagai tenaga usaha penjualan. Untuk jenis pekerjaan sebagai tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan; tenaga produksi dan juga tenaga lainnya tampak bahwa kesenjangan antara jumlah pekerja laki-laki dan perempuan cukup jauh.

Pekerja perempuan tampak mampu bersaing dengan pekerja lainnya pada jenis pekerjaan sebagai tenaga professional, tenaga tata usaha, tenaga usaha jasa dan tenaga usaha pertanian.

3.3.1.2 Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan

Agar bisa dibandingkan dengan data-data sebelumnya, klasifikasi jenis pekerjaan yang disajikan masih mengacu pada Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2000. Berdasarkan KBJI 2000, ada 8 (delapan) kelompok jenis pekerjaan yaitu 1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain yang belum disebutkan (ybdi), 2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, 3. Pejabat pelaksana, tenaga tata usaha dan tenaga ybdi, 4. Tenaga usaha penjualan, 5. Tenaga usaha jasa, 6. Tenaga usaha pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,kehutanan dan perburuan, 7. Tenaga produksi, operator alat angkutan dan pekerja kasar dan 8. Tenaga Lainnya.

Membandingkan dengan keadaan tahun 2014, jenis pekerjaan utama sebagai tenaga usaha pertanian mengalami penurunan pada tahun 2015 dan tidak lagi mendominasi. Meskipun demikian persentasenya masih tinggi. Jenis pekerjaan yang dominan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2015 adalah pekerjaan sebagai

(49)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 38 tenaga produksi atau pekerja kasar. Hal ini sejalan dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor manufacture.

Sebagaimana tenaga usaha pertanian, persetase tenaga usaha jasa juga mengalami penurunan dari 5,59 persen menjadi 3,19 persen. Nampaknya ada semacam pergeseran jenis pekerjaan dari sektor

aggriculture dan jasa ke sektor manufacture dengan pekerja di sektor jasa. Hal ini kemungkinan disebabkan meningkatnya permintaan hasil produksi industri pengolahan dan meningkatnya kebutuhan pekerja di sektor konstruksi, khususnya pembangunan perumahan.

Jenis pekerjaan yang mengalami perubahan cukup kaku terdapat pada jenis jabatan tenaga professional, tenaga kepemimpinan, tenaga tata usaha; yang mana jenis jabatan di atas membutuhkan skill yang spesifik sehingga tidak semua orang bisa masuk ke dalam pasar jabatan tersebut. 0.32 32.92 32.08 3.19 21.81 4.24 0.96 4.48 0.18 27.62 35.18 5.59 20.7 3.38 1.38 5.96 0 10 20 30 40 Lainnya Tenaga Produksi/Pekerja Kasar Tenaga Usaha Pertanian Tenaga Usaha Jasa Tenaga Usaha Penjualan Tenaga Tata Usaha Tenaga Kepemimpinan Tenaga Profesional 2014 2015 Gambar 8. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama, 2014-2015

(50)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 39

3.3.1.3 Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Status pekerjaan utama adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan pada suatu unit usaha/kegiatan. Status pekerjaan utama dibedakan menjadi tujuh kelompok pada saat proses pengumpulan data, namun kadang-kadang dalam melakukan analisis status usaha yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dapat digabungkan sesuai kebutuhan penyajian dan analisis data. Bila penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama dikombinasikan dengan jenis pekerjaan utama maka akan diperoleh kategori apakah seseorang tergolong bekerja di sektor formal atau informal. (lihat pembahasan bab II).

Penduduk yang bekerja dengan status sebagai buruh/karyawan/ pegawai memiliki jumlah yang tertinggi yaitu mencapai 99 ribu orang. Akan tetapi jika dilihat dari sisi penduduk yang memiliki usaha, jumlahnya mencapai 119 ribu orang yang terdiri dari mereka yang berusaha sendiri dan yang berusaha dibantu buruh/karyawan. Jumlah tersebut cukup besar dan cukup menggemberikan karena hal tesebut berarti penduduk mampu menciptakan sendiri lapangan pekerjaan mereka dan membuka kesempatan kerja bagi yang lain.

Kemudian jumlah pekerja bebas baik di pertanian maupun non pertanian juga cukup besar di tahun 2015 yaitu hampir mencapai 50 ribu orang. Pekerja bebas merupakan pekerja dengan tingkat upah yang relative rendah. Semakin banyak pekerja bebas maka semakin banyak penduduk yang berpenghasilan rendah dan hal tersebut dapat berdampak pada meningkatnya kemiskinan.

(51)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 40

Tabel 3. Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamindan Status Pekerjaan Utama, 2015

Status Pekerjaan Utama Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

1. Berusaha sendiri 24.246 26.264 50.510

2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak

dibayar 30.201 14.534 44.735

3. Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 19.056 4.623 23.679

4. Buruh/karyawan/pegawai 67.573 31.601 99.174

5. Pekerja bebas di pertanian 8.467 10.724 19.191

6. Pekerja bebas di non pertanian 22.226 8.269 30.495

7. Pekerja keluarga/tak dibayar 5.082 26.564 31.646

Lombok Barat 176.851 122.579 299.430

Membahas dari sudut pandang jenis kelamin, untuk setiap status pekerjaan bervariasi. Penduduk bekerja dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki untuk status pekerjaan pekerja bebas pertanian dan pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar. Sejalan dengan dugaan bahwa pada umumnya yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar adalah kepala rumah tangga yang notabene mayoritas berjenis kelamin laki-laki, penduduk laki-laki pada status ini mencapai 67,5 persen sedang wanita hanya mencapai 32,5 persen. Dan berkorelasi dengan hal tersebut tampak bahwa pekerja perempuan untuk status pekerja tidak dibayar mencapai 83,9 persen sedang laki-lakinya hanya 16,1 persen.

(52)

Analisis Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat 2015 41

Tabel 4. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2015

Status Pekerjaan Utama Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

1. Berusaha sendiri 13,7 21,4 16,9

2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar 17,1 11,9 14,9

3. Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 10,8 3,8 7,9

4. Buruh/karyawan/pegawai 38,2 25,8 33,1

5. Pekerja bebas di pertanian 4,8 8,7 6,4

6. Pekerja bebas di non pertanian 12,6 6,7 10,2

7. Pekerja keluarga/tak dibayar 2,9 21,7 10,6

Lombok Barat 100,0 100,0 100,0

Penduduk bekerja laki-laki juga mendominasi untuk status pekerjaan berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar dan demikian juga untuk status pekerjaan sebagai buruh/karyawan dan pekerja bebas non pertanian. Kondisi dimana bahwa status pekerjaan sebagai pekerja bebas di pertanian dan pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga didominasi oleh perempuan memberikan persepsi bahwa pekerjaan pertanian yang cenderung berat justru lebih banyak digeluti oleh kaum perempuan di Lombok Barat. Selain itu penduduk perempuan cenderung menjadi pekerja keluarga/tidak dibayar untuk membantu usaha dari kepala keluarga.

3.3.1.4 Bekerja Menurut Pendidikan

Gambar

Tabel 5. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Kelompok Umur   dan Pendidikan, 2015
Tabel 6. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan dan  Lapangan Pekerjaan Utama, 2015
Tabel 8. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jam Kerja dan  Lapangan Pekerjaan Utama, 2015
Tabel  10. Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada Sektor  Formal - Informal, 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

etanol gel terbakar. Adapun data yang telah diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Hasil Analisa Etanol Gel terbadap warna nyala, lama waktu nyala, temperatur

bahwa untuk menjamin kesinambungan penyelenggaraan pendidikan dan proses belajar mengajar pada Politeknik Sendawar, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat

[r]

Apabila filing sistem abjad yang dipilih sebagai sistem penyimpanan, maka nama merupakan ciri atau identitas penting di dalam pencarian dokumen sesuai dengan

Penerapan teknologi mikoriza dan pemupukan batuan fosfat pada tanah masam dan defisien unsur hara P, dapat menggantikan superfosfat dalam upaya meningkatkan produksi jagung dan

Maka dari itu, tujuan utama penulisan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor potensial dari sikap konsumen terhadap pembelian produk palsu, dan untuk

Menimbang, bahwa dalam gugatan balik (Rekonvensi) Penggugat/ Pembanding menuntut 3 (tiga) hal, pertama Pengembalian hutang Tergugat/ Terbanding kepada Penggugat/Pembanding

Coordinator committed       A decision to commit had been reached before the server failed.  It sends a