• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Studi Kasus pada PT. ADHI CHANDRA JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Studi Kasus pada PT. ADHI CHANDRA JAYA"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN

ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA

LANGSUNG

Studi Kasus pada PT. ADHI CHANDRA JAYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Nama : YB Dimas Swandaru Tri Nugroho Nim : 002114092

PROGRAM STUDI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN

ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA

LANGSUNG

Studi Kasus pada PT. ADHI CHANDRA JAYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Nama : YB Dimas Swandaru Tri Nugroho Nim : 002114092

PROGRAM STUDI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

“Sudah selesai” (Yohanes,30)

Manusia tidak mau melihat kebenaran dalam

wajahnya yang lain ________hidup ini

adalah perjuangan melawan keterbatasan

(Farahdiba: Maria & Mariam)

Sebuah doa tidak menyelesaikan suatu

masalah melainkan memberikan seseorang

kekuatan untuk menyelesaikan suatu

masalah (Farahdiba: Maria & Mariam)

Penyesalan Bukan dari apa yang telah

terjadi

tetapi dari apa yang belum tercapai

Berfikir positif bukan bagaimana sesuatu

itu benar atau salah melainkan bagaimana

baik dan buruknya sesuatu.

Kupersembahkan untuk:

Laki – Bini, Babe Subari dan

Enyak Menik

Saudari aye Gophel dan

Gonel

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan atas segala rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul ”EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S. J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma. 2. Drs. Alex Kahu Lantum, M. S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ir. Drs. Hansiadi YH., M. Si., Akt., selaku Kaprodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Lisia Apriani, S. E., M. Si., Akt., sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, saran, dan semangat kepada penulis dalam menulis skripsi ini. Selamat atas kelahiran anak putrinya.

(8)

5. Firma Sulistiyowati, S. E., M. Si., sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan semangat kepada penulis dalam menulis skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan kerjasama yang baik selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

7. Kasno Chandra selaku pemimpin dan pemilik PT. Adhi Chandra Jaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

8. Nofriadi Chandra, S. E., selaku Plant Manager PT. Adhi Chandra Jaya yang telah membantu menyediakan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku Bapak Subari, Ibu Menik, dan kedua kakak perempuan saya Yunika dan Nila juga keponakan yang baru lahir Hannah.

10. Anak-anak komunitas Brojowikalpo3 Hari ”bebek”, Dono, Galih, Yudi, Wawan, Agus kembar, Hari ”goceng”, Uun dan Jaya, Omey, Anton, Acong dan yang lainnya yang unik dan kreatif.

11. Grup Band Saralaughs yang terus mengejar cita-citanya lewat seni, maju terus dan tetap berkreasi.

12. Andri Hermanto ”beler” yang memberikan tempat berteduh dan menempuh perjuangan skripsi bersama-sama, sigit ”si tukang kayu” yang meminjamkan printernya.

(9)

13. Agung “betty”, Yudha, Desimus “kritt”, Tante Dian, Nopek, Bina, Fany, Ririn, Rica, Agnes, Wiwied, Ndog, Mak Uwo, Cenul, Mba Lina, Deny Sang pengantin, Ardi, Lhong-long, Lilik lama tak bersua.

14. Teman-teman maya ku yang lebih senang menulis dari pada berbicara walau saling berhadapan Rendy, Momon, Oell, Andhi, Krisna, Ricard. 15. Anak-anak Mapasadha khususnya angkatan ular yang memberikan

pengalaman-pengalaman baru walau hanya sesaat.

16. Teman-teman SMA di kampung halaman yang tetap berkumpul dalam setiap liburan.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu di sini, terima kasih atas semua dukungan dan pengalaman hidup yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penulis dengan mengirimkan berupa e-mail pada [email protected].

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Tangerang, 23 Maret 2007 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA TULIS ... V HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiiI HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

HALAMAN ABSTRAC ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ……… 4

E. Manfaat Penelitian ……….. 4

F. Sistematika Penulisan ………. 5

BAB II. LANDASAN TEORI ……… 7

(11)

1. Pengertian Anggaran ……… 7

2. Fungsi Anggaran ……….. 8

3. Kelemahan Anggaran ……….. 9

B. Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian ... 9

1. Perencanaan ……….. 9

2. Pengendalian ………... 11

3. Hubungan Perencanaan Dengan Penganggaran ………... 12

C. Penganggaran Biaya dan Pemanfaatan Biaya ... 13

D. Pentingnya Struktur Organisasi dalam Penganggaran ... 14

E. Ramalan Penjualan ……… 15

F. Anggaran Penjualan ……….. 17

G. Anggaran Produksi ……… 17

H. Biaya Produksi ……….. 18

I. Komponen Biaya Dasar ………. 19

1. Anggaran Biaya …….………... 19

2. Cara Penggolongan Biaya ... 21

3. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 22

J. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 24

1. Standar Tarif Upah Langsung ... 24

2. Standar Waktu (Jam) Kerja Langsung ... 26

K. Teknik Analisis Data ……….. 29

BAB III. METODE PENELITIAN ………. 31

(12)

B. Waktu dan Tempat Penelitian ………... 31

C. Subjek Penelitian ………... 31

D. Objek Penelitian ……… 31

E. Data yang Dicari ……….. 32

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 32

G. Teknik Analisis Data ……….…… 33

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……… 38

A. Sejarah Perusahaan ……… 38

B. Organisasi Perusahaan ……….. 40

1. Struktur Organisasi Perusahaan ………..………. 40

2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang ………...…….. 42

C. Produksi PT. Adhi Chandra Jaya ... 48

D. Personalia PT. Adhi Chandra Jaya ... 51

E. Pemasaran PT. Adhi Chandra Jaya ... 53

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……… 56

A. Deskripsi Data ………... 57

B. Peramalan Penjualan ……….. 67

C. Anggaran Produksi ………. 68

D. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 75

E. Analisis Data dengan Teori ………. 78

F. Biaya Tenaga Kerja Sesungguhnya ... 82

G. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung ……….. 83

(13)

A. Kesimpulan ………... 92 B. Keterbatasan Penelitian ……… 93 C. Saran ………. 93 DAFTAR PUSTAKA ……… 95 DAFTAR PERTANYAAN ……… 96 LAMPIRAN ……….….. 99 KETERANGAN PENELITIAN .……….….. 115

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Data Volume Penjualan Automotive Parts dan SPW Parts ... 59

Tabel 5.2 Peramalan Penjualan Automotive Parts ...………... 60

Tabel 5.2.a Perhitungan Indeks Musim Automotive Parts .……… 62

Tabel 5.3 Peramalan Penjualan SPW Parts ……...………... 64

Tabel 5.3.a Perhitungan Indeks Musim SPW Parts ……....……… 66

Tabel 5.4 Ramalan Penjualan Tahun 2005 (Unit) ………... 68

Tabel 5.5 Rencana Persediaan Awal dan Persediaan Akhir (Unit) ……. 69

Tabel 5.6.a Anggaran Produksi Barang Jadi (Unit) Automotive Parts ... 70

Tabel 5.6.b Anggaran Produksi Barang Jadi (Unit) SPW Parts ... 70

Tabel 5.6.c Anggaran Produksi (dalam unit) ………. 71

Tabel 5.7 Realisasi Produksi Barang Jadi (Unit) ... 72

Tabel 5.8 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Produksi (dalam unit) 74

Tabel 5.9 Waktu Standar tiap Bagian Produksi ... 76

Tabel 5.10 Tingkat Upah Langsung Standar per Jam ... 76

Tabel 5.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 77

Tabel 5.12 Perbandingan Penyusunan Biaya Tenaga Kerja Langsung .... 79

Tabel 5.13 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sesungguhnya ... 82

Tabel 5.14 Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar pada Produksi Sesungguhnya ... 84

Tabel 5.15 Analisis Selisih Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung ………. 85

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Penjualan periode 2001-2004 ………. 99

Lampiran 1 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk Automotive Parts ………... 100

Lampiran 2 Perhitungan Tarif Upah Riil dan Jam Kerja Riil Untuk Automotive Parts ... 102

Lampiran 3 Perhitungan Jam Kerja Standar pada Produksi Riil Untuk Automotive Parts ……… 104

Lampiran 4 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk SPW Parts …………..…………... 106

Lampiran 5 Perhitungan Tarif Upah Riil dan Jam Kerja Riil Untuk SPW Parts ... 108

Lampiran 6 Perhitungan Jam Kerja Standar pada Produksi Riil Untuk SPW Parts ……….………... 110

Lampiran 7 Jumlah Waktu Riil Per Bagian Produksi dalam Setahun ... 112

Lampiran 8 Jumlah Upah Riil per Bagian Produk dalam Setahun ... 113

(17)

ABSTRAK

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Studi kasus pada PT. Adi Chandra Jaya tahun 2005 YB. Dimas Swandaru Tri Nugroho

002114092

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyusunan biaya tenaga kerja langsung pada PT. Adi Chandra Jaya untuk periode tahun 2005 sudah tepat dan untuk mengetahui bagaimana selisih yang terjadi terhadap biaya tenaga kerja langsung pada PT. Adi Chandra Jaya untuk periode tahun 2005 sesuai dengan anggaran produksi terhadap biaya tenaga kerja langsung yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan data-data yang berhubungan dengan biaya operasi khususnya biaya tenaga kerja langsung pada tahun 2005, seperti: jumlah tenaga kerja per bagian produksi, waktu yang dianggarkan produksi per unit, waktu sesungguhnya produksi per unit, tarif upah yang dianggarkan, dan tarif upah sesungguhnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi, dan wawancara. Dalam mengolah data yang telah diperoleh digunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis komparatif, dengan mencari perhitungan selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung.

Berdasarkan analisis, diketahui bahwa proses penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan oleh PT. Adi Chandra Jaya untuk periode tahun 2005 sudah tepat. Prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung ditempuh melalui tahapan: penetapan ramalan penjualan, penetapan anggaran produksi, penetapan biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya standar per unit produk yang direncanakan. Anggaran biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk mengendalikan biaya karena: anggaran biaya tenaga kerja langsung memandu keputusan pemakaian dan perekrutan tenaga kerja, dibuat analisis selisih terhadap tarif biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung. Berdasarkan analisis dalam studi kasus ini untuk tahun 2005, selisih biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya sebesar Rp. 10.380.570,53 atau sebesar 1,38% dari biaya tenaga kerja langsung standar. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis data adalah biaya tenaga kerja langsung PT. Adi Chandra Jaya pada periode tahun 2005 tidak menguntungkan.

(18)

ABSTRACT

AN EVALUATION OF BUDGET ARRANGEMENT AND ANALYSIS OF DIRECT LABOUR COST DIFFERENCE

A case study at PT. Adi Chandra Jaya YB. Dimas Swandaru Tri Nugroho

002114092

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This study was intended to know whether the arrangement of direct labour cost at PT. Adi Chandra Jaya in 2005 was already appropriate and to know whether the direct labour cost difference at PT. Adi Chandra Jaya in 2005 was in accordance with the production budget on the planned direct labour cost. The type of the study applied by the writer was a case study method. The data collected in this study were the general description of the company, the organization structure of the company, and the data related to the operational cost, in particular, the direct labour cost in 2005, such as: the number of workers in each of production department, the timetable of per unit production, time of per unit production, the planned wage rate and the real wage rate. The data collecting techniques applied were library research, observation and interview. In analysis the data, descriptive analysis technique and comparative analysis technique were applied in obtaining the calculation of direct labour cost difference and the efficiency difference of direct labour cost.

Based on the analysis, it was recognized that the process of direct labour cost budget arrangement applied by PT. Adi Chandra Jaya in 2005 was already appropriate. The procedure of direct labour cost budget arrangement was achieved through several phases: sales forecast determination , production budget determination, production cost determination including direct labour cost based on per unit standard cost on planned product. The direct labour cost budget was applied to control cost because direct labour cost budget led the decision of the labour needed and recruited, it was made the difference analysis on direct labour cost rate and direct labour cost efficiency. Based on the analysis of this study, in 2005, the difference of the real direct labour cost was Rp. 10.380.570,53 or 1,38% of standard direct labour cost. The conclusion obtained from data analysis was direct labour cost at PT. Adi Chandra Jaya in 2005 was not beneficial.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah perusahaan harus memiliki perencanaan strategik untuk dapat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah persaingan yang semakin kompleks. Manajemen keuangan (financial management) merupakan suatu kebutuhan bagi setiap unit usaha dalam menjalankan bisnisnya. Masalah yang dihadapi unit usaha antara lain, diakibatkan semakin beragamnya unit-unit usaha sejenis yang menjadi pesaing. Untuk mendukung perencanaan tersebut, manajemen keuangan mempunyai peranan yang penting pada perusahaan. yaitu mengelola dan memanfaatkan dana secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen harus dapat memanfaatkan segala sumber dana yang dapat diperoleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan pembelanjaan yang bersangkutan.

Dalam manajemen perusahaan diperlukan perencanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen keuangan dalam perencanaan dan pengendalian adalah dengan penyusunan anggaran. Dengan anggaran manajemen keuangan dapat menetapkan program perusahaan di masa depan dengan menjabarkan ke dalam suatu rencana kegiatan dalam suatu periode yang kongkrit dalam bentuk kuantitatif dan terperinci dengan sumber dana dan alokasi sumber dana tersebut. Setiap perusahaan memiliki proses kegiatan

(20)

yang berbeda-beda, hal tersebut disebabkan oleh perbedaan jenis usaha dan perbedaan itu menuntut pembedaan dalam pengelompokkan jenis-jenis biaya operasi keberbagai pusat biaya.

Perencanaan yang baik dapat menjadi alat bantu bagi manajemen dalam mengukur efektifitas dan efisiensi atau dalam mencapai sasaran perusahaan. Perencanaan sebagai alat manajemen keuangan harus berorientasi pada tersusunnya anggaran yang pelaksanaannya terkoordinasi untuk pengendaliannya. Anggaran dan pengendalian harus dijalankan bersamaan dengan tujuan agar setiap aktivitas di dalam perusahaan dapat mencapai sasaran atau hasil yang sesuai dengan yang direncanakan yaitu untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan profit margin yang maksimal bagi perusahaan.

Semakin banyak kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Perencanaan yang baik harus mampu mendorong perusahaan untuk bekerja secara efektif, efisien dan ekonomis. Salah satu cara agar pelaksanaan efisien, efektif dan ekonomis, antara lain dengan memfungsikan perencanaan dan pengendalian sebagai alat manajemen, termasuk manajemen untuk biaya produksi yang salah satu unsurnya adalah biaya tenaga kerja langsung. Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan karenanya menggunakan kriteria efisiensi sebagai alat pengukurannya. Karena itulah perusahaan memerlukan alat perencanaan dan pengendalian biaya khususnya biaya produksi dengan tiga elemen biaya di dalamnya yaitu biaya bahan baku, biaya

(21)

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dari sinilah maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap salah satu elemen biaya produksi untuk mengkaji evaluasi penyusunan anggaran dan analisis selisih biaya tenaga kerja langsung.

B. Rumusan Masalah

Penelitian yang penulis lakukan pada PT. Adhi Chandra Jaya merupakan upaya untuk menjawab dua masalah yang akan penulis bahas, yaitu :

1. Apakah penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung di PT. Adhi Chandra Jaya sudah tepat?

2. Bagaimana selisih biaya tenaga kerja langsung PT. Adhi Chandra Jaya pada tahun 2005?

C. Batasan Masalah

Pada dasarnya penganggaran terdiri dari dua bagian, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional memusatkan perhatiannya pada perhitungan laba rugi perusahaan dan ikhtisar-ikhtisar tambahan (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dan biaya operasional perusahaan), sedangkan anggaran keuangan memusatkan perhatiannya pada pengaruh terhadap kas yang ditimbulkan oleh anggaran operasional dan rencana lainnya (seperti pembelanjaan barang modal dan pembayaran hutang). Karena luasnya masalah anggaran ini, maka pembahasan dibatasi pada sebagian dari anggaran operasional saja, yaitu

(22)

anggaran biaya produksi khususnya anggaran biaya tenaga kerja langsung, meskipun tidak bisa dihindari pembahasan terhadap faktor penentu anggaran biaya tenaga kerja langsung tersebut, yaitu : anggaran penjualan dan anggaran produksi.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung di PT. Adhi Chandra Jaya sudah tepat atau belum.

2. Untuk mengetahui selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung di PT. Adhi Chandra Jaya.

E. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian dibuat tentunya mempunyai manfaat. Untuk itu penulis ingin memberikan empat manfaat berkenaan dengan penelitian yang akan disusun. Adapun empat manfaat tersebut yaitu:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui anggaran yang diimplementasikan sudah tepat sebagai alat dalam perencanaan biaya operasi dan untuk mengetahui realisasi terhadap biaya operasi pada PT. Adhi Chandra Jaya sudah terkendali atau belum. Dengan informasi tersebut, diharapkan perusahaan dapat menentukan anggaran biaya produksi secara efektif dan efisien.

(23)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi pada perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan dapat dijadikan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga pihak lain dapat mengetahui tentang prosedur penyusunan anggaran dan selisih biaya tenaga kerja langsung pada PT. Adhi Chandra Jaya.

4. Bagi penulis

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan merupakan kesempatan untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah.

F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang landasan-landasan teori yang mendasari pelaksanaan penelitian.

(24)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tempat penelitian, teknik pengumpulan data, subjek dan objek penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisikan tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan data-data mengenai jumlah tenaga kerja, tarif tenaga kerja, dan waktu tenaga kerja.

BAB V ANALISIS

Bab ini berisikan tentang analisis terhadap data yang didapat dari perusahaan, yang kemudian diproses dengan metode penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang hasil dari analisis yang kemudian dapat disimpulkan ke arah prosedur penyusunan anggaran dan selisih pada biaya produksi khususnya biaya tenaga kerja langsung di samping itu juga dijelaskan keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam melakukan studinya.

(25)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Anggaran Perusahaan 1. Pengertian anggaran

Pengertian anggaran menurut beberapa praktisi bidang akuntansi :

“Anggaran perusahaan merupakan suatu perencanaan yang disusun secara formal di dalam perusahaan tersebut yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan tanpa adanya pengecualian.” (Ahyari, 1998: 8)

“Business budget/anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” (Munandar, 1996: 1)

“Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam kuantitatif, biasanya dalam satuan uang untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.” (Supriyono, 1987: 90)

Unsur-unsur utama dari pengertian anggaran menurut pendapat ketiga praktisi di atas adalah: suatu rencana terinci, disusun secara formal dan sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan secara kuantitatif dalam unit moneter, menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi selama satu periode.

Anggaran perusahaan merupakan salah satu alat yang penting bagi manajemen karena selain merupakan suatu wujud rencana juga berguna untuk koordinasi serta pengendalian seluruh kegiatan dalam suatu

(26)

organisasi. Tanpa adanya penerapan anggaran, maka perusahaan akan mengalami suatu kesulitan dalam pengukuran dan evaluasi hasil kerja yang selalu berulang-ulang setiap periodenya dan manajemen tidak dapat optimal untuk mencapai tujuan perusahaannya. Anggaran memegang kendali bagi pimpinan organisasinya untuk diarahkan pada program-program kerja dengan melakukan pengendalian atas biaya dan waktu yang sesuai dengan apa yang direncanakan dari semula. Anggaran manajemen dapat melakukan tindakan pencegahan dari kerugian-kerugian dan pemborosan terhadap setiap kegiatan yang tidak efektif dan efisien; dan juga melakukan koreksi untuk periode yang akan datang.

2. Fungsi Anggaran

Fungsi dari business manager yang terdiri dari planning, organizing,

directing, dan control. Anggaran mempunyai fungsi yang pada dasarnya

sama, yakni dalam hal planning, coordinating dan control.

Dimana fungsi anggaran pada setiap bidangnya, yaitu (Adisaputro dan Marwan, 1990: 50):

a. Dalam bidang perencanaan

1) Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.

2) Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/kegiatan yang paling menguntungkan.

3) Untuk membantu atau menunjang kegiatan-kegiatan (policies) perusahaan.

4) Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.

5) Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. 6) Mengakibatkan pemakaian alat-alat listrik secara lebih efektif. b. Dalam bidang koordinasi

1) Membantu mengkoordinasi faktor manusia dengan perusahaan. 2) Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia

(27)

3) Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.

4) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi c. Dalam bidang pengawasan

1) Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. 2) Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan.

3. Kelemahan Anggaran

Meskipun begitu banyak manfaat yangt diperoleh dengan meyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan yang membatasi anggaran. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain (Adisaputro dan Marwan, 1990: 53):

a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain), maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.

b. Anggaran merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.

c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.

d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.

B. Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian 1. Perencanaan

“Perencanaan adalah proses pemilihan tujuan-tujuan perusahaan yang realistis.” (Adikoesoemah, 1983: 1)

“Perencanaan berarti penentuan (sekarang) tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang.” (Ahyari, 1988: 8)

(28)

Dari dua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah proses pemilihan tujuan dan penentuan segala sesuatu yang akan dilaksanakan. Dalam pengertian segala sesuatu yang akan dilaksanakan tersebut alat bantu manajemen yang efektif adalah anggaran.

Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian digunakan untuk (Mardiasmo, 2002: 64):

a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan

b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta melaksanakan alternatif sumber pembiayaannya

c. Mengalokasi dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun

d. Menentukan indikator kinerja dan penyampaian strategi

Rencana sering diartikan sebagai suatu usaha untuk mencapai sesuatu tujuan dimasa yang akan datang, dengan jangka waktu tertentu dan bisa lebih lama dari satu tahun (rencana jangka panjang), yang belum terperinci untuk keperluan operasionil. Anggaran merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang, tetapi lazimnya hanya meliputi jangka waktu satu tahun yang telah terperinci untuk keperluan operasionil, sehingga anggaran sering disebut juga rencana operasionil (Mulyatno, 1988: 4). Anggaran dan rencana adalah sama-sama merupakan usaha untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang menghubungkan dari rencana dengan anggaran itu adalah dengan adanya tujuan (output) yang dimiliki organisasi dimana diperlukannya perhitungan dan cara-cara dalam pencapaian tujuan tersebut (proses) dan juga dibutuhan suatu data-data (input).

(29)

2. Pengendalian

“Pengendalian adalah prosedur yang dirancang untuk menjamin agar operasi yang sebenarnya perusahaan sesuai dengan rencana pimpinan perusahaan.” (Adikoesoemah, 1983: 1)

“Pengendalian adalah proses pemantauan penerapan rencana dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan.” (Hasen dan Maryanne, 1997: 350)

“Pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan perusahaan yang sudah ditentukan.” (Supriyono, 1994: 8)

Upaya untuk menjamin strategi untuk penyampaian tujuan,

organisasi dijalankan secara ekonomis, efisien dan efektif; maka diperlukan suatu pengendalian yang efektif (Mardiasmo, 2002: 46). Pengertian dari ekonomi itu sendiri berarti pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu dengan harga yang terendah. Efisien yang berarti pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efektif berarti tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Input merupakan sumber daya untuk proses pelaksanaan kebijakan dan program serta aktifitas untuk penyusunan anggaran. Ouput diartikan sebagai hasil atau nilai tambah yang dicapai oleh kebijakan dan program serta aktifitas yang dianggarkan atau direncanakan.

(30)

Anggaran sebagai alat pengendalian apabila rencana anggaran tersebut dapat dipertanggung jawabkan supaya tidak terjadi kelebihan waktu, biaya dan salah sasaran yang menyebabkan penyampaian tujuan tidak dapat berjalan secara optimal. Dengan anggaran manajemen dapat memonitor dan menilai kondisi keuangan riil dan pelaksanaan operasional dari rencana-rencana yang dibuat organisasi dengan cara membandingkan keduanya. Kendali dapat dilakukan dengan menggunakan umpan balik yaitu informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi atau mengoreksi langkah-langkah yang diambil untuk diterapkan di lapangan. Tujuan dari pengendalian:

a. Mencegah terjadinya pemborosan biaya sehingga terjadi efisiensi yang diharapkan

b. Untuk menilai prestasi manajemen dalam melaksanakan fungsinya c. Mendorong ditaatinya kebijakan yang sudah ditetapkan

d. Mengarahkan semua elemen yang terkait dalam kegiatan produksi e. Menjamin keamanan asset perusahaan dan dapat dipercayainya

data akuntansi

3. Hubungan Perencanaan Dengan Penganggaran

Penganggaran adalah merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang sekaligus dipakai dasar sistem pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang. Di dalam penyusunan anggaran ditentukan tujuan keuangan yang akan dicapai yang umumnya

(31)

dinyatakan dengan jumlah laba perusahaan, oleh karena itu penganggaran sering disebut juga dengan perencanaan laba (profit planning).

Cara penyusunan anggaran di dalam suatu perusahaan dapat digolongkan ke dalam (Supriyono, 1987: 16):

a. Anggaran tetap atau anggaran statis (fixed atau static budget)

Anggaran tetap didasarkan pada satu estimasi tingkatan volume kapasitas tertentu yang sifatnya konstan yang akan dicapai perusahaan dalam periode tertentu, oleh karena itu anggaran penghasilan dan biaya didasarkan kepada satu tingkatan volume kapasitas tersebut.

b. Anggaran Fleksibel atau anggaran skala turun-naik (flexible atau

sliding scale budget)

Anggaran fleksibel adalah anggaran yang disusun berderet (seri) yang merupakan perbandingan antara beberapa tingkatan volume kapasitas dimana anggaran digolongkan ke dalam biaya tetap dan anggaran biaya variabel. Dimana tarif anggaran fleksibel adalah:

Y = a + bx Dimana:

Y = Jumlah biaya yang dianggarakan

a = Jumlah biaya tetap yang dianggarkan pada jarak kasitas tertentu b = Anggaran biaya variabel setiap satuan kapasitas

x = Tingkatan kapasitas

C. Penganggaran Biaya dan Pemanfaatan Biaya

Penganggaran biaya menunjukkan suatu proses tentang bagaimana menentukan siapakah yang bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu. Semua item biaya yang ada dalam suatu organisasi harus ditentukan pembagiannya ke dalam bidang-bidang biaya dan menjadi tanggung jawab dari manajemen bidang tersebut.

“Penganggaran biaya lebih menitik beratkan pada penanggung jawaban dikeluarkannya biaya, sedangkan pemanfaatan biaya merupakan proses akuntansi untuk membebankan biaya dari satu pusat biaya kepada produk akhir ataupun dari satu pusat biaya ke pusat biaya lainnya yang telah memanfaatkan jasa yang dihasilkan oleh pusat biaya pertama.” (Adisaputro dan Marwan, 1990: 33)

(32)

Jadi penanggung biaya belum tentu berarti pihak yang memperoleh manfaat akhir dikeluarkannya biaya yang bersangkutan. Penggunaan dan pembebanan biaya sangat penting dalam perusahaan, karena perhitungan biaya sangat diperlukan. Dengan ketelitian dan kecermatan mengatur biaya, pengorbanan yang dilakukan lewat biaya merupakan unsur yang akan menentukan besar kecilnya harga pokok dan laba. Pengendalian terhadap pengeluaran harus dilakukan sebelum pengeluaran itu terjadi. Perusahaan memang tidak hanya memfokus pada pendekatan biaya saja, tetapi juga dalam mendapatkan hasil yang terbaik dari pengeluaran itu (pendekatan hasil) dan kedua hal harus dilakukan secara proposional.

D. Pentingnya Struktur Organisasi dalam Penganggaran

Organisasi perusahaan juga mempunyai pengaruh terhadap perencanaan yang disusun oleh business manager. Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu upaya kelompok individu yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu suatu rencana belum tentu dapat dijalankan secara maksimal karena kesalahan struktur organisasi perusahaan.

Hal-hal yang berhubungan dengan organisasi yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Struktur organisasi (organization chart)

2. Penempatan individu-individu yang tepat pada masing-masing jabatan 3. Koordinasi antara masing-masing fungsi dalam organisasi

Sedangkan struktur organisasi mencerminkan (Adisaputro dan Marwan,1990:32):

(33)

1. Pembagian tugas operasional, pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi kedalam berbagai jabatan yang dibentuk oleh perusahaan tersebut.

2. Pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat perusahaan sesuai dengan hierarkinya

3. Hubungan komando dan koordinasi antara berbagai jabatan atau posisi yang ada dalam organisasi

Dengan adanya pendelegasian wewenang dan kejelasan yang bertanggung jawab, maka pembagian wewenang anggaran dapat dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan karena setiap anggaran yang disusun harus dipisah-pisahkan sesuai dengan kriteria bidang-bidang pertanggung jawaban dari suatu organisasi.

E. Ramalan Penjualan

Salah satu faktor yang penting dalam menyusun rencana produksi adalah anggaran atau setidaknya ramalan penjualan. Pada dasarnya ada empat cara yang dapat dipakai untuk meramalkan tingkat penjualan, yakni (Adisaputro dan Marwan, 1990: 80):

1. Dengan berdasarkan pendapat, berupa: a. Pendapat dari pembeli

b. Pendapat dari salesman

c. Pendapat dari manajer cabang/daerah penjualan d. Pendapat ahli

2. Dengan berdasarkan statistik, berupa: a. Analisa trend

(34)

3. Metode-metode khusus, berupa: a. Analisis Product line b. Analisis Industri

c. Analisis Penggunaan Akhir 4. Metode Experimentasi

Dalam kasus peramalan penjualan pada PT. Adhi Chandra Jaya penulis menggunakan metode statistik dengan analisis time series, dimana berlaku anggapan bahwa yang terjadi pada masa mendatang tidak terlepas dari masa yang lalu. Karena volume penjualan tahun depan dihitung berdasarkan pada volume penjualan yang pernah terjadi dengan pertimbangan faktor waktu dan volume penjualan pada waktu yang bersangkutan. Dimana faktor yang menghubungkan penetapannya dilihat dari waktu dan volume penjualan pada waktu yang bersangkutan.

Hubungan antara faktor-faktor tersebut digambarkan dengan persamaan trend Y = a + b X. Untuk memproyeksikan garis trend ini akan digunakan metode statistik dengan rumus-rumus sebagai berikut: Dimana :

1.

Y =n.a+b

X

2.

XY=a.

X +b

X2

Keterangan:

Y = Besarnya / volume penjualan X = Nilai pada setiap periode waktu

(35)

a = Komponen yang tetap dari penjualan tiap tahun b = Tingkat perkembangan penjualan tiap tahun x = Jumlah tahun dihitung dari periode dasar n = Jumlah tahun

F. Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan dapat disusun berdasarkan jenis produk yang dijual, daerah penjualan, atau faktor lainnya, atau kombinasi beberapa faktor tersebut. Peramalan penjualan diperlukan dalam menyusun anggaran penjualan yang merupakan tanggung jawab dari manajemen pemasaran. Peramalan penjualan digunakan untuk menaksir langsung atas kemampuan penjualan perusahaan pada periode anggaran disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan pesaing.

G. Anggaran Produksi

Anggaran produksi dinyatakan dalam satuan phisik produk yang dihasilkan pada periode anggaran yaitu sebesar kuantitas penjualan yang dianggarkan disesuaikan (adjustment) dengan perubahan kuantitas persediaan awal dan akhir periode yang dianggarkan.

Yang dirumuskan dalam:

Anggaran penjualan XXX

Persediaan Akhir XXX +

Jumlah kuantitas produk yang diperlukan XXX

(36)

Anggaran Produksi (produksi yang direncanakan) XXX

Anggaran biaya produksi meliputi anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik yang dikalkulasi berdasarkan anggaran produksi (produksi yang direncanakan).

H. Biaya Produksi

Perhitungan biaya secara keseluruhan dalam suatu produksi sampai pada produk itu siap dipasarkan atau didistribusikan adalah penting sekali guna mengetahui berapa besarnya laba yang akan diterima dari usaha yang dijalankan perusahaan. Masalah dalam produksi mungkin timbul karena dalam pembiayaan produksi terdapat biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed

cost), yaitu (Bambang dan Karta, 1988: 2 - 3):

1. Biaya eksplisit

Yaitu pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang atau cek untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang diperlukan oleh perusahaan.

2. Biaya tersembunyi

Adalah taksiran-taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri, misalnya pengeluaran atau pembayaran bagi modal sendiri yang didayagunakan, bangunan perusahaan yang dimiliki serta keahlian manajerial pengusaha itu sendiri.

(37)

I. Komponen Biaya Dasar 1. Anggaran Biaya

“Biaya didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa, dengan kata lain biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi.” (Supriyono, 1987: 185)

“Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa kini dan masa mendatang untuk organisasi.” (Hansen dan Maryanne, 1997: 36)

“Beban adalah biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan dalam suatu periode akuntansi tertentu.” (Supriyono, 1987: 185)

Usaha produksi yang dilangsungkan dalam suatu pabrik pada umumnya terdapat tiga komponen dasar, yaitu:

a. Biaya bahan (materials) langsung

Merupakan biaya bagi bahan-bahan yang secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produksi jadi yang siap untuk dipasarkan atau siap untuk diserahkan kepada pemesan.

b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)

Merupakan biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produksi, jadi secara integral diterjunkan dalam kegiatan produksi, menangani

(38)

segala peralatan produksi, sehingga produk dari usaha tersebut dapat terwujud.

Biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung disebut biaya utama (prime cost) guna mewujudkan suatu produk atau menjamin keberlangsungan produksi suatu macam produk. Anggaran fleksibel untuk departemen produksi bisa mencakup bahan langsung serta pekerja langsung. Bahan langsung dianggap berubah secara proposional dengan perubahan tingkat produksi, pekerja langsung (upah langsung) cenderung tetap bila jumlah tenaga kerja tidak berubah dan tidak ada jam lembur dan bila biaya untuk jam lowong (waktu menganggur) kemungkinan besar dibebankan ke overhead pabrik atau ke perkiraan varians periode berjalan. Apabila jumlah pekerja stabil dan untuk tingkat kegiatan tertentu diadakan kerja lembur serta perekrutan pekerja sambilan maka perilaku biaya pekerja langsung akan menyerupai beban semivariabel. (Milton dan Matz, 1990: 80-81) c. Biaya overhead pabrik

Merupakan biaya-biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya pabrik lain yang tersangkut dalam kegiatan produksi dan bukan merupakan atau termasuk ke dalam biaya utama (prime cost) tersebut di atas.

(39)

2. Cara Penggolongan Biaya

Ada lima cara penggolongan biaya (Mulyadi, 1990: 11-14): a. Obyek pengeluaran

Merupakan dasar dari penggolongan biaya, misal semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. b. Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Biaya dikelompokkan dalam biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum sesuai dengan tiga fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur.

c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Biaya dikelompokkan ke dalam biaya langsung (direct cost) dimana biaya terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai (seperti biaya utama), dan biaya tak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang terjadi tidak karena sesuatu dibiayai (seperti biaya overhead).

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan Biaya digolongkan ke dalam 4 macam, yaitu:

1) Biaya variabel

Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2) Biaya semivariabel

Adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

(40)

3) Biaya semitetap

Adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap

Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap pada kisar volume kegiatan tertentu.

e. Jangka waktu manfaat

Dibagi ke dalam biaya pengeluaran modal (capital expenditures) yaitu biaya yang manfaatnya lebih dari satu periode akuntansi, dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) yaitu biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

3. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung dikembangkan dari anggaran produksi. Berdasarkan rencana produksi, ditetapkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan, dan dengan tarif upah per jam dapat dihitung jumlah anggaran biaya tenaga kerja langsung. Anggaran tenaga kerja langsung menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang diperlukan dan biaya yang terkandung untuk membuat sejumlah unit produk dalam anggaran produksi. Jam yang dianggarkan untuk tenaga

(41)

kerja langsung ditentukan dari hubungan antara tenaga kerja dengan hasil produksi.

Manfaat dari anggaran ini adalah untuk (Supriyono, 1987: 46):

a. Menyesuaikan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk produksi b. Menghindarkan risiko perusahaan dari kelebihan atau kekurangan

tenaga kerja

c. Mengarahkan ketenangan dan efisiensi tenaga kerja

Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi anggaran kuantitas yang berupa jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langsung yaitu kuantitas jam kerja langsung dikalikan dengan tarif upah. Penyusunan biaya tenaga kerja langsung merupakan tanggung jawab dari bagian anggaran, perencanaan produksi dan bagian personalia dalam menentukan jumlah dan jenis (tipe) tenaga kerja yang diperlukan. Sedangkan tarif biaya tenaga kerja langsung dapat didasarkan kepada perjanjian kerja atau atas dasar proyeksi tingkat tarif upah yang diperkirakan untuk periode anggaran (Supriyono, 1987: 26).

Biaya tenaga kerja langsung umumnya memerlukan kas pada periode anggaran yang bersangkutan sehingga anggaran biaya tenaga kerja langsung sekaligus mendukung penyusunan anggaran kas. Dimana perhitungan rumusnya :

Anggaran produksi dalam unit XXX

Jam kerja langsung per unit XXX x Total Jam kerja langsung yang diperlukan XXX Tarif upah per jam kerja langsung XXX x

(42)

Anggaran total biaya tenaga kerja langsung XXX

J. Standar Biaya Tenaga Kerja Langung

Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi di dalam pengelolaan suatu satuan produk. Syarat- syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Tata letak pabrik, kondisi peralatan, tempat kerja, fasilitas transportasi telah distandarisasi pada keadaan atau tingkatan praktis.

2. Terdapat pengawasan terhadap pengelolaan bahan baku baik segi kuantitas dan kualitas yang memadai sampai dengan bahan diolah di pabrik.

3. Diselenggarakan sistem perencanaan, rute, kecepatan kerja.

4. Disediakan instruksi kerja untuk karyawan dan diadakan training atau pengarahan kerja sebelum karyawan melaksanakan pekerjaan tertentu.

Di dalam menetapkan standar biaya tenaga kerja langsung, ditentukan dua faktor yaitu :

1. Standar Tarif Upah Langsung

Adalah tarif upah langsung yang seharusnya terjadi untuk setiap satuan pengupahan (misalnya: upah per jam, upah per potong) di dalam pengelolaan produk tertentu. Besarnya tarif upah langsung dapat didasarkan pada:

a. Sistem penggajian yang dilaksanakan oleh perusahaan, misalnya: harian, per jam, per potong.

(43)

b. Perjanjian kerja kolektif yang diadakan oleh organisasi buruh atau karyawan dengan perusahaan.

c. Tarif upah langsung yang dibayar pada masa lalu disesuaikan dengan tingkat upah yang akan terjadi pada periode penggunaan standar. d. Berdasarkan pasaran tenaga yang bersaing sesuai dengan kondisi dan

tempat atau lokasi perusahaan.

Selisih Tarif Upah Langsung timbul karena perusahaan telah membayar upah langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan Tarif Upah Langsung Standar. Selisih Tarif Upah Langsung dapat dihitung:

STU = Selisih tarif upah langsung

TS = Tarif upah sesungguhnya dari upah langsung per jam TSt = Tarif standar upah langsung per jam

JS = Jam sesungguhnya

Apabila TS > TSt, maka selisih tarif upah langsung sifatnya tidak menguntungkan. Sebaliknya TS < TSt, maka selisih bersifat menguntungkan.

Penyebab Selisih Tarif Upah Langsung dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

STU = (TS x JS) – (TSt x JS) = (TS – TSt)x JS

(44)

a. Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan golongan tarif upah yang berbeda dengan standar untuk pekerjaan tertentu.

b. Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil dibanding tarif standar selama kegiatan musiman, atau kegiatan darurat.

c. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tarif standar. d. Adanya kenaikan pangkat, atau penurunan pangkat karyawan yang

mengakibatkan perubahan tarif upah.

e. Pembayaran tambahan atas upah karena peraturan upah minimum yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Investigasi terhadap selisih tarif upah langsung akan dapat menentukan penyebabnya timbulnya selisih. Apabila selisih ini disebabkan oleh keefisienan atau ketidakefisienan dari Bagian Personalia di dalam pengadaan tenaga kerja langsung, maka selisih ini merupakan tanggung jawab Bagian Personalia dan selisih ini ditutup ke rekening Rugi-Laba, Sebaliknya apabila diluar kontrol manajemen atau karena standar tarif upah langsung sudah usang dan tidak diubah, maka selisih ini dialokasikan ke rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan (Supriyono,2000:168).

2. Standar Waktu (Jam) Kerja Langsung

Standar jam kerja atau waktu kerja langsung adalah jam atau waktu kerja yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu satuan produksi. Dalam penetapan Standar Waktu Kerja Langsung harus diperhatikan faktor-faktor:

(45)

a. Kegiatan apa yang dilaksanakan tenaga kerja langsung

b. Berapa waktu yang seharusnya diserap untuk setiap kegiatan atau setiap unit yang dikerjakan.

Setelah itu dilaksanakan, maka di dalam penentuan besarnya Waktu Standar dapat didasarkan pada:

a. Studi gerak dan waktu

Studi ini dengan menggunakan stop watch untuk menentukan dan dasar mencatat waktu dan gerakan setiap kegiatan di dalam pengolahan produk.

b. Rata-rata prestasi masa lalu

Menggunakan rata-rata prestasi pada masa lalu. c. Test runs

Adalah dilakukan tanpa penelitian yang terperinci seperti studi gerak dan waktu, tetapi dilakukan pengukuran waktu pekerjaan berjalan. d. Estimasi di muka

(46)

Selisih Efisiensi Upah Langsung adalah selisih yang timbul karena telah digunakan waktu kerja yang lebih besar atau lebih kecil dibanding waktu standar. Selisih Efisiensi Upah Langsung dapat dihitung dengan cara:

SEUL = Selisih efisiensi upah langsung TSt = Tarif standar upah langsung per jam JS = Jam sesungguhnya

JSt = Jam standar

Apabila JS > JSt, maka selisih efisiensi upah langsung bersifat tidak menguntungkan. Sebaliknya JS < JSt, maka selisih bersifat menguntungkan.

Investigasi terhadap selisih efisiensi upah langsung akan dapat menentukan penyebabnya timbulnya selisih. Apabila selisih ini disebabkan oleh keefisienan atau ketidakefisienan Departemen produksi tertentu, selisih tersebut merupakan tanggung jawab Kepala Departement Produksi tertentu dimana timbulnya selisih tersebut dan selisih ini ditutup ke dalam rekening Rugi - Laba. Apabila disebabkan kesalahan di dalam penentuan kapasita (jam) standar atau diluar kontrol manajemen, maka selisih ini

SEUL = (TSt x JS) – (TSt x JSt) = (JS – JSt)x TSt

(47)

dialokasikan ke rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan (Supriyono,2000:168-169).

K. Teknik Analisis Data

1. Untuk mengetahui adanya penyimpangan dalam periode yang ditentukan, maka tahap-tahap yang akan penulis lakukan yaitu:

a. Mendeskripsikan prosedur penyusunan anggaran perusahaan

b. Mendeskripsikan prosedur penyusunan anggaran menurut kajian teori, yaitu dilakukan dengan:

- Menghitung ramalan penjualan - Menyusun perencanaan produksi

- Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung

c. Membandingan antara prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan dengan prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut kajian teori.

d. Menarik kesimpulan antara prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung apabila sama dengan kajian teori. maka, dapat disimpulkan apabila proses penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung mengikuti langkah-langkah atau penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut teori, yaitu membuat prediksi penjualan, membuat rencana produksi, dan menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung dikatakan sudah tepat.

(48)

2. Untuk melihat Bagaimana selisih biaya tenaga kerja langsung maka dilakukan analisis selisih dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan. b. Mendeskripsikan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh

perusahaan (biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya).

c. Menghitung selisih antara anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan dengan realisasi anggaran biaya tenaga kerja langsung. Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung.

d. Menarik kesimpulan apakah terjadi selisih yang menguntungkan atau selisih yang tidak menguntungkan. Selisih menguntungkan terjadi apabila biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih besar daripada anggaran biaya tenaga kerja langsung, sebaliknya apabila biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran biaya tenaga kerja langsung selisih yang terjadi berarti tidak menguntungkan.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial, termasuk manusia di dalamnya

B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2006 Tempat : PT. Adhi Chandra Jaya

C. Subjek Penelitian - Pimpinan perusahaan - Kepala Bagian Produksi - Kepala Bagian Penjualan - Kepala Bagian Pemasaraan

D. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah

1. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT. Adhi Chandra Jaya untuk tahun 2005

(50)

2. Realisasi biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tenaga kerja langsung yang dianggarkan perusahaan tahun 2005.

E. Data yang Dicari

- Gambaran umum perusahaan - Struktur organisasi

- Data biaya operasi :

1. Jumlah tenaga kerja langsung per bagian produksi

2. Metode penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan 3. Persediaan awal barang jadi

4. Persediaan akhir barang jadi 5. Data realisasi penjualan 6. Volume produksi

7. Waktu kerja standar per unit produksi 8. Waktu sesungguhnya per unit produksi 9. Tarif upah standar

10. Jumlah dan tarif upah sesungguhnya

F. Teknik Pengumpulan Data - Studi Pustaka

Adalah mengumpulkan data melalui studi kepustakaan berupa teori dan buku-buku dari proses anggaran produksi sampai dengan biaya tenaga kerja langsung yang membantu pemecahan masalah, sehingga didapat suatu kesimpulan yang bersifat ilmiah.

(51)

- Observasi

Merupakan pencarian data melalui catatan atau arsip perusahaan yang berkaitan dengan penyusunan anggaran biaya produksi dan pelaksanaan pada biaya tenaga kerja langsung.

- Wawancara

Merupakan pencarian data melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan biaya produksi pada PT. Adhi Chandra Jaya mengenai gambaran umum perusahaan, proses produksi dan struktur organisasi perusahaan.

G. Teknik Analisa Data 1. Teknik analisis deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan prosedur statistik untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu variabel. Uji ini bergantung pada jenis data (nominal, ordinal, interval ataupun rasio) (Hasan, 2002: 136).

Deskripsi tentang peranan anggaran dalam sistem perencanaan biaya operasional, serta elemen biaya yang berhubungan dengan penyusunan anggaran biaya produksi, dapat dikaji melalui analisis deskriptif.

(52)

2. Teknik analisis komparatif

a. Untuk menjawab permasalahan pertama, untuk mengetahui adanya penyimpangan dalam periode yang ditentukan, maka tahap-tahap yang akan penulis lakukan yaitu:

1) Mendeskripsikan prosedur penyusunan anggaran perusahaan. 2) Mendeskripsikan prosedur penyusunan anggaran menurut kajian

teori, yaitu dilakukan dengan: - Menghitung ramalan penjualan - Menyusun perencanaan produksi

- Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung

3) Membandingan antara prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan dengan prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut kajian teori.

4) Menarik kesimpulan antara prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung apabila sama dengan kajian teori. maka, dapat disimpulkan apabila proses penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung mengikuti langkah-langkah atau penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut teori, yaitu membuat prediksi penjualan, membuat rencana produksi, dan menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung dikatakan sudah tepat.

(53)

b. Untuk menjawab permasalahan yang kedua, yaitu Bagaimana selisih biaya tenaga kerja langsung maka dilakukan analisis selisih dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan data perusahaan yang digunakan dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.

2) Mendeskripsikan data realisasi biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan perusahaan (biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya).

3) Menghitung selisih antara anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan dengan realisasi anggaran biaya tenaga kerja langsung. Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung.

4) Menarik kesimpulan apakah terjadi selisih yang menguntungkan atau selisih yang tidak menguntungkan. Selisih menguntungkan terjadi apabila biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih besar daripada anggaran biaya tenaga kerja langsung, sebaliknya apabila biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran biaya tenaga kerja langsung selisih yang terjadi berarti tidak menguntungkan.

(54)

Perhitungan selisih tarif upah langsung dan selisih efisien upah langsung adalah sebagai berikut:

1) Selisih Tarif Upah Langsung

STU = Selisih tarif upah langsung

TS = Tarif upah sesungguhnya dari upah langsung per jam

TSt = Tarif standar upah langsung per jam JS = Jam sesungguhnya

Apabila TS > TSt, maka selisih tarif upah langsung sifatnya tidak menguntungkan. Sebaliknya TS < TSt, maka selisih bersifat menguntungkan.

Investigasi terhadap selisih tarif upah langsung akan dapat menentukan penyebabnya timbulnya selisih. Apabila selisih ini disebabkan oleh keefisienan atau ketidakefisienan dari Bagian Personalia di dalam pengadaan tenaga kerja langsung, maka selisih ini merupakan tanggung jawab Bagian Personalia dan selisih ini ditutup ke rekening Rugi-Laba, Sebaliknya apabila diluar kontrol manajemen atau karena standar tarif upah langsung sudah usang dan tidak diubah, maka selisih ini dialokasikan ke rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan (Supriyono,2000:168).

STU = (TS x JS) – (TSt x JS) = (TS – TSt)x JS

(55)

2) Selisih Efisiensi Upah Langsung

SEUL = Selisih efisiensi upah langsung

TSt = Tarif standar dari upah langsung per jam JSt = Jam standar

JS = Jam sesungguhnya

Apabila JS > JSt, maka selisih efisiensi upah langsung bersifat tidak menguntungkan. Sebaliknya JS < JSt, maka selisih bersifat menguntungkan.

Investigasi terhadap selisih efisiensi upah langsung akan dapat menentukan penyebabnya timbulnya selisih. Apabila selisih ini disebabkan oleh keefisienan atau ketidakefisienan Departemen produksi tertentu, selisih tersebut merupakan tanggung jawab Kepala Departement Produksi tertentu dimana timbulnya selisih tersebut dan selisih ini ditutup ke dalam rekening rugu-laba. Apabila disebabkan kesalahan di dalam penentuan kapasitas (jam) standar atau diluar kontrol manajemen, maka selisih ini dialokasikan ke rekining Persediaan dan Harga Pokok Penjualan (Supriyono,2000:168-169).

SEUL = (TSt x JS) – (TSt x JSt) = (JS – JSt)x TSt

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Pada mulanya perusahaan ini berbentuk Bengkel Bubut Adhi Chandra Jaya yang merupakan sebuah family business. Perusahaan ini didirikan oleh Kasno Chandra pada tahun 1996 yang berbentuk home industri dan bertempat usaha di kawasan Sangiang Pasar Kemis, Tangerang. Produksi pada perusahaan ini masih pada door hinges dan ring, yang dilakukannya selama lima tahun pertama. Pada tahun ketiga (tahun 1998) perusahaan menambah variasi produksinya pada pembuatan handle. Melihat perkembangan waktu, masuknya produk Cina pada tahun 2000, Bengkel Bubut Adhi Chandra Jaya mulai memperluas usahanya untuk memenuhi kebutuhan spare part automotif, lalu perusahaan tersebut mulai bergerak di bidang jasa dan produksi suku cadang otomotif. Barang-barang yang diproduksi antara lain Door

Hinges and Ring, Handle, Bolt and Nut of Motorcycle. Melihat perkembangan

automotif lebih menguntungkan, maka pada tahun 2003, Bengkel Bubut Adhi Chandra Jaya mendirikan bangunan pabrik baru yang bertempat di Jati Uwung, Tangerang. Produksi terhadap produk automotive parts dan SPW

parts menjadikan produksi tetap dan rutin setelah pada tahun 2004

mendapatkan sub kontrak untuk memenuhi kebutuhan spare part pada Grup Astra dengan memproduksi komponen The Parts of Jacks and SPW for

(57)

Walaupun didirikan tahun 1996 dalam perkembangan selanjutnya, Bengkel Bubut Adhi Chandra Jaya mulai mengaktakan usahanya dengan No:04/NOT.LL/XII/05 pada tanggal 17 Desember tahun 2005 dari usaha bengkel bubut menjadi PT. Adhi Chandra Jaya dengan jasa notaris Chandra Lim, S.H., LL.M. Akta pendirian perusahaan disahkan pada tanggal 6 Februari 2006. PT. Adhi Chandra Jaya merupakan perusahaan yang berstatus Domestic

Investement dengan kepemilikan modal secara penuh yang bertujuan

memenuhi kebutuhan domestik untuk jenis produk automotive parts dan SPW

Parts. Lokasi kantor PT. Adhi Chandra Jaya ini terletak di Jalan KH. Ahmad

Khairun No. 89 Gebang Raya, Jatiuwung Tangerang. Luas tanah yang digunakan untuk memproduksi PT. Adhi Chandra Jaya yang bertempat di Jati Uwung, Tangerang seluas 2000 m2 dan luas pabrik sebesar 1700 m2.

PT. Adhi Chandra Jaya memfokuskan kegiatan operasi dan pemasaran di wilayah Tangerang. PT. Adhi Chandra Jaya dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh manajer-manajer yang dikoordinasi dan dipimpin oleh manajer umum yaitu Plant Manager, Human Resource Manager, Financial

Manager dan Sales Manager. Salah satu tujuan didirikannya perusahaan ini

adalah untuk mencapai laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup serta perkembangan perusahaan dan untuk memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada seluruh klien tanpa kecuali.

Selain produksi automotive parts dan SPW parts yang merupakan

produk utama dan standar berseri (berbeda dalam diameter dan biaya bahan tetapi sama dalam standar pengupahan). Standar pengupahan PT. Adhi

(58)

Chandra Jaya juga memproduksi secara insidental produk after market untuk peralatan besi dengan pengupahan sistem borongan. Hal terakhir ini menjadi alasan bahwa penulis membatasi pada penyelidikan biaya tenaga kerja langsung automotive parts dan SPW parts yang diproduksi terus dengan sistem pengupahan harian dan penerapan biaya standar.

B. Organisasi Perusahaan

1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan bagan yang memberikan gambaran mengenai pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap bagian. Struktur organisasi juga memegang peranan penting dalam perusahaan terutama dalam menjalin hubungan kerjasama dan koordinasi antar bagian yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya pembagian tugas dan wewenang antar bagian, maka tugas dan tanggung jawab akan diselesaikan secara efisien dan efektif.

Struktur Organisasi PT. Adhi Chandra Jaya sebagaimana tampak dalam bagan struktur organisasi (Gambar 4.1), menunjukkan sistem organisasi garis. Sistem organisasi adalah sebuah sistem dimana setiap bagian hanya memiliki satu komando atau atasan.

(59)

President Director Engineering Staff Control Check Staff Purchasing Staff Maintanance Staff Production Staff Storage Staff Human Resources Manager Plant Manager Finance Staff Sales Staff Financial Manager Sales Manager Marketing Staff Accounting Staff

(60)

2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

Pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang pada perusahaan dari struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut:

a. Direktur Utama

Direktur Utama memegang kekuasaan eksekutif tertinggi dalam perusahaan dan mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:

1) Menetapkan, kebijakan dan prosedur serta segala aspek kegiatan perusahaan.

2) Merumuskan rencana kegiatan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Mengadakan pengawasan dan mengendalikan jalannya aktivitas perusahaan.

4) Membandingkan pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan tujuan serta kebijakan yang telah ditetapkan.

5) Menerima dan mengevaluasi laporan pertanggung jawaban dari Plant Manager, memberi nasehat, petunjuk serta saran.

(61)

b. Plant Manager

Tugas dan tanggung jawab Plant Manager adalah sebagai berikut: - Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

- Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Direktur Utama. - Mengkoordinasi seluruh kegiatan para manajer untuk mencapai

tujuan perusahaan.

- Mengevaluasi laporan para manajer, memberikan petunjuk dan saran kepada para manajer lainnya.

- Melapor kepada Direktur Utama mengenai hasil-hasil yang telah dicapai oleh setiap bagian perusahaan.

- Mempunyai visi dan ide-ide agar perusahaan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam segala aspek.

Dalam melaksanakan tugasnya, Plant Manager dibantu oleh: 1) Bagian Produksi

- Mengawasi penerimaan bahan baku dan pengeluaran barang jadi.

- Melapor dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Plant Manager.

(62)

2) Bagian Gudang

- Menyiapkan barang-barang yang akan dikirim ke pelanggan. - Membuat daftar barang yang kurang atau telah mencapai

reorder point dan diberikan kepada bagian pembelian untuk dilakukan pemesanan ulang.

- Menerima, menghitung dan memeriksa kembali barang-barang yang masuk ke gudang.

3) Bagian Pengiriman

- Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.

- Menyiapkan dokumen yang berhubungan dengan pengiriman barang.

- Menyiapkan barang-barang sesuai dengan surat perintah pengiriman.

- Membungkus dan mengepak barang-barang yang akan dikirim kepada pelanggan.

4) Bagian Perawatan dan Pemeliharaan Mesin

- Bertanggung jawab kepada Plant Manager atas perawatan mesin dan pemeliharaannya.

- Memperkirakan waktu pemakaian mesin-mesin yang digunakan untuk produksi.

(63)

5) Bagian Engineering

- Bertanggung jawab pada Plant Manager.

- Mendesain produk-produk dan bagaimana pola prosesnya dilakukan.

- Memberikan ide-ide untuk mempercepat dan menghemat proses produksi.

6) Bagian Pembelian.

- Bertanggung jawab kepada Manajer Keuangan.

- Memonitor dan memberi petunjuk bagi pelaksanaan setiap fungsi masing-masing bagian.

- Menyeleksi barang-barang dan harga yang ditawarkan oleh para pemasok.

- Menangani permintaan pemesanan barang dari fungsi gudang. - Mengatur perencanaan dengan membuat rencana anggaran

pembelian dan menjaga hubungan baik dengan pemasok.

c. Manajer Personalia

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Manajer Personalia mempunyai beberapa anggota yang bekerja dibawahnya, mereka termasuk dalam bagian HRD. Tugas dan tanggung jawab Manajer Personalia adalah sebagai berikut:

- Mengatur pelaksanaan dalam tata usaha personalia dan pembayaran gaji bagi karyawan perusahaan.

(64)

- Mengkoordinasi bagian keamanan agar dapat menjaga ketenangan dan keamanan kerja bagi perusahaan.

d. Manajer Keuangan

Tugas dan tanggung jawab Manajer Keuangan adalah sebagai berikut: - Memeriksa dan memantau arus kas secara periodik.

- Mengawasi seluruh penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan. - Menjaga dan mengawasi data atau dokumen dan laporan keuangan. - Manajer Keuangan memiliki kekuasaan mutlak terhadap arus kas

dan laporan keuangan.

- Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Dalam pekerjaannya, Manajer Keuangan dibantu oleh: 1) Staf Akuntansi

- Bertanggung jawab kepada Manajer Keuangan. - Mencatat jurnal dari setiap transaksi yang dilakukan. - Membuat buku besar atas jurnal yang ada secara periodik. - Menyusun laporan keuangan setiap bulan dan melaporkannya

kepada Manajer Keuangan.

- Menghitung dan mengecek bukti-bukti yang menunjang seluruh penerimaan dan pengeluaran kas atau bank.

- Melakukan penerimaan dan pengeluaran melalui kas atau bank. - Menyetor dan menarik uang kas atau cek atau giro yang telah

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Adhi Chandra Jaya tahun 2005
Tabel 5.2  PT. Adi Chandra Jaya
Tabel 52.a  PT. Adhi Chandra Jaya  Perhitungan indeks musim
Tabel 5.3.a  PT. Adhi Chandra Jaya  Perhitungan indeks musim
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data yang digunakan adalah analisis variance dengan cara membandingkan prosentase selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

Laporan rencana anggaran biaya tenaga kerja digunakan untuk mengetahui informasi biaya kebutuhan jasa tenaga kerja dari setiap sub kegiatan sesuai dengan perkalian

Adapun data-data yang dikumpulkan antara lain : data umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan uraian jabatan, jumlah tenaga kerja, jenis produk yang dihasilkan,

Definisi mengenai biaya tenaga kerja langsung tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan suatu biaya atau pengorbanan yang telah atau yang akan

Dalam penelitian ini penulis membandingkan antara anggaran yang disusun perusahaan dengan biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku yang sesungguhnya terjadi serta melakukan

Memperkirakan standar jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk setiap unit dari setiap produk, kemudian memperkirakan tingkat upah rata-rata menurut departemen,

yang dialami perusahaan ini pada efisiensi biaya produksi yang terkait dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dengan kata lain bahwa penetapan anggaran

Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi1. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya semi fixed atau