• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andhi (Boy of her dream)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Andhi (Boy of her dream)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

By Ipeh Alena @nulisbuku Copyright @2011 Page 1

Api cinta yang lagi berkobar antara Alena dengan pria yang tidak pernah tampak, Andhi. Tampaknya sudah membuat Alena hilang kendali. Merusak kendalinya terhadap sesuatu yang harusnya berjalan dengan normal. Oke sebenarnya bukan berarti Alena tidak normal. Tapi, bisa dikatakan hubungannya dengan Andhi tidak normal sama sekali.

Andhi, nama lengkapnya adalah Muhammad Ryandhi saputra firmansyah. Pria yang tampan dan tinggi, serta putih dan oke banget, menurut kamusnya Alena loh! Pria itu yang membuat Alena klepek – klepek minta di kawinin. Tapi apa mau dikata? Bahkan sang pria pun nyata atau nggak Alena nggak bisa jawab. Cuma cengangas – cengenges nggak jelas. Kaya kuda lagi nangkring di sawah.

Fine. Sekarang adalah saatnya untuk alena membuka semua kedok Andhi.

“Dia tuh cowok impian gue Tha.” Itha masih menggeleng – geleng tidak menginginkan jawaban seperti itu.

“Gue emang nggak tau rumah dia dimana. Tapi serius gue fall in love sama dia.”

“Al, gue peringatin sama elo, elo masih normal. Dan asih memiliki kesempatan yang sangat luas untuk dapet cowok yang lebih real atau nyata.” Telunjuk Itha mampir ke jidat Alena membuat Alena merasa tambah keki.

“Tapi kalo udah cinta gimana dong? Gue nggak masalah kok ketemu sama dia lewat sini aja.” Alena menunjuk otaknya lagi.

Ya, Andhi adalah pacar khayalan Alena, tapi rasa cintanya yang berkobar – kobar membuat Itha , sahabat karibnya semenjak SMP menjadi kalang kabut. Takut Alena merasa tidak dapat menghadapi kenyataan karena kelamaan ngejomblo. Bukan kelamaan tapi emang belum pernah pacaran sama sekali. You know? Buat anak smu, kayak dia sih udah harusnya minimal pacaran dua kali lah.

(2)

By Ipeh Alena @nulisbuku Copyright @2011 Page 2

“Tapi tha kalo dia jodoh gue gimana?” Itha meninggalkan Alena yang kemudian terbengong – bengong. Malas untuk melanjutkan pembicaraan ini.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Alena masih tidak dapat memejamkan matanya. Sulit rasanya untuk tidur di tengah seribu pertanyaan yang lagi asik main di kepalanya. Semalam ibu dan bapaknya menyidangnya di ruang keluarga. Gara – gara penyataan Itha kemarin, sekarang bapak dan ibu menganggapnya GILa alias tidak waras.

“Kamu tahu? Bapak punya banyak teman untuk bapak jadiin jodoh kamu. Anak temen bapak juga banyak. Kaya lagi. Sekarang mau kamu apa? Masa pacaran sama khayalan? Kamu udah gila ya?” amarah bapak semalam masih membuat Alena merinding.

“Nak, kamu tau kan? Ibu mendidik kamu secara NORMAL? Kenapa kamu memilih jalan seperti ini? Apa kamu pernajh disakiti oleh orang lain? Kasih tau ibu sayang.” Ibu dengan wajahnya yang memelas menatapku heran. Penuh kasih. Dan juga tidak berdaya.

Alena memasang wajah tidak semangat. Meneguk kembali es the manis yang ke dua. Dia tidak ingin meminum kopi, karena tujuannya adalah bisa tidur cepat agar bisa bertemu dengan Andhi. memang selain dalam mimpi, terkadang pertemuan mereka terjadi saat Alena bengong. Tapi entah kenapa saat ini justru Alena tidak dapat bertemu dengannya.

“Besok bapak akan adakan undangan dengan pak Broto, rekan bapak. Dia punya anak lelaki. Bapak ingin jodohkan kamu dengan dia.” Sebuah keputusan sepihak yang tidak dapat lagi di tolak oleh Alena. Dengan susah payah Alena berusaha menghubungi Andhi. meminta pertolongan darinya. Tapi GAGAL!

Pagi menjelang, Alena tertidur di atas sofa. Ada sebuah sentuhan halus yang dia kenal menyentuh lembut pipinya. Ibu. Alena berusaha membuka matanya. Walaupun rasanya dia ingin sekali kembali tertidur, tapi setelah dia mengetahui hari ini adalah hari dimana perjodohan itu dimulai. Hari dimana dia akan terkekang selamanya.

(3)

By Ipeh Alena @nulisbuku Copyright @2011 Page 3

“Bangun sayang, bapak sudah menunggu kamu. Ayo cepet sebelum bapak marah lagi.” Alena bangkit dengan malas. Berharap ada keajaiban yang dapat membuatnya gagal dengan rencana perjodohan itu. Sangat – sangat menyedihkan. Selain belum pernah merasakan pacaran, Alena juga masih baru merasakan jatuh cinta, pada Andhi. tapi orang – orang sekelilingnya menganggapnya gila. Itulah keanehan yang dirasakannya.

“Anak saya Ardo. Dia sedikit stress belakang ini, bisnis kami tahun kemarin sempat merasakan guncangan. Tampaknya Ardo terkena imbasnya. Dia memang seperti keterbelakangan mental. Tapi sebenarnya masih bisa disembuhkan. Hanya butuh ketelatenan.”

Pria tampan yang duduk di hadapan Alena, justru tidak membuat Alena senang. Tapi merasa tersiksa. Bagaimana tidak? Dia dijodohkan dengan seorang pria yang tampaknya dia memang cacat. Tapi orang tuanya tidak mau mengakuinya. SHIT MAN!

“Nah, Alena, bapak pikir kamu bisa bantu Om Tri dan Tante Tina untuk menyembuhkan penyakit Ardo. Setidaknya dengan seperti ini hubungan pertemanan bapak dengan om Tri berlangsung baik.”

Bapak menatapku dengan tatapan yang „memaksa‟. Nggak adil. Sumpah ini nggak adil

banget buat gue! So what I have to do then? Adro meliriknya sambil mulutnya tidak berhenti

mengeluarkan air liur. Matanya juling. Rambutnya model orang katro sejagad raya. Sumpah dandanan yang nggak banget buat Alena.

“Jadi alena, setiap hari senin,rabu,jumat dan sabtu Adro harus datang ke terapi. Biasanya di antar oleh supir pribadi kami. Tapi akan lebih menyenangkan kalau Alena bisa membantu tante mengantar Adro.”

JELEGER! Bak mendengar petasan atau bom Molotov atau juga bom bali dua yang membuat telinganya berdenging. Oke, membahagiakan orang tua itu kewajiban kan? Tapi apa

(4)

By Ipeh Alena @nulisbuku Copyright @2011 Page 4

iya sampe harus dijodohin juga harus setuju? Dan Alena masih belum memiliki jalan keluar untuk menghentikan rencana perjodohan ini. Really like a sinetron.

“Al, bapak kagum dengan usaha kamu. Kamu mau di jodohin sama Adro.” Di mobil bapak membanggakannya dengan sejuta kata yang jarang dia dengar. “Siapa dulu ibunya. Ya kan sayang?”

Muntah, rasanya Alena ingin muntah hanya gara – gara terlalu panic dan pening memikirkan mengapa hidupnya akan hancur dalam beberapa menit kemudian dan langsung meledak bak terkena lelehan magma. Dan Alena masih belum bisa mengontak Andhi, pacar khayalannya yang biasanya selalu ada setiap saat. Fiuhh, lelah dirasakan oleh Alena.

Kepastian yang sangat sulit. Terlebih sudah berkali – kali dia berusaha mengontak Andhi agar mau memberikan pertimbangan dan jalan keluar. Tapi sudah berkali – kali juga dia hanya menemui kebun yang kosong. Secret garden, bukan seperti kisah drama korea. Tapi ini adalah kebun rahasia dimana hanya dia dan andhi yang tahu. Tidak ada satupun orang yang tahu.

Hari senin, hari yang sangat tidak dinanti oleh alena, terlebih setelah pulang dari kuliah yang entah kenapa rasanya dia sudah mulai mencitai kuliah sejak hari ini. Perjalanan menuju rumah Adro, dia dijemput oleh supir pribadinya. Bukan supir pribadi Alena pastinya, tapi supir pribadi Adro. Dia bilang Adro akan langsung segera berangkat.

Mereka tiba di depan sebuah rumah yang sangat megah. Tidak bisa dibilang sederhana. Tapi memang layak sebuah istana. Supir itu, pak toni, mempersilahkan alena masuk kedalam. Ruangan yang sangat luas dan megah dengan arsitektur yang unik. Barang – barang antic bertebaran di setiap sudut ruangan.

Seorang pria duduk di kursi roda. Wajahnya masih sama, menjengkelkan alena. Mulutnya terbuka dan air liurnya terus mengalir keluar. Membuat alena merasa jijik. Tapi dia adalah pria

(5)

By Ipeh Alena @nulisbuku Copyright @2011 Page 5

yang berjodoh dengannya, secara terpaksa, adro. Ya dia adro. Entah mengapa dia bisa menjadi sosok pria yang katanya sih tampan dan sukses itu. Huekss…alena rasanya ingin memuntahkan makanan terakhir yang dia makan di kampus tadi di wajahnya.

“mbak alena, silahkan masuk. Kita langsung berangkat.”

Pak toni, supir pribadi adro dengan senyum simpul mempersilahkannya masuk. Tampak ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tapi alena berusaha untuk tidak berprasangka. Perjalanan dimulai tampaknya. Ada rasa ingin melarikan diri saat harus bersebelahan dengan pria tampan tapi sangat camen ini.

“Stop sini pak!”

Alena tercengang mendengar suara dari sebelahnya. Wajahnya langsung pucat pasi. Dia tidak dapat mengeluarkan satu patah kata pun.

“bapak anter dia pulang aja. Jangan lupa, sumpel dia biar nggak ngomong sama siapa – siapa.”

Alena masih terpana melihat pemandangan yang sangat mengejutkannya. Adro, sang pria camen nan ganteng itu tiba- tiba berubah menjadi, normal. Ya, tidak ada kata lain selain normal, tampan dan sangat charming. Alena kehilangan kesadarannya, dia masih menatap adro dengan tatapan yang membingungkan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menimbang hal-hal di atas diketahui bahawa pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kesejahteraan keluarga tetapi juga oleh

Data primer dalam penelitian ini antara lain berupa kuesioner yang diberikan kepada konsumen dari toko sepatu merek Donatello yang melakukan keputusan

The value of a callable convertible bond is equal to the value of an option-free bond plus the value of the conversion option on the stock minus the value of the call option on

Dari hasil penguraian terhadap matriks pada persamaan (4) dengan memenuhi syarat pada persamaan (5), ditambah dengan memasukkan nilai-nilai parameter seperti koefisien kekakuaan

Informasi yang disajikan dalam profil ini bersumber dari beberapa pihak baik dari bidang- bidang di lingkungan internal Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan sebuah simpulan yaitu pelaksanaan program pendidikan inklusif di SDN 20 Mataram menggunakan kurikulum 2013,

a. Gangguan emosional biasanya berujud keluhan-keluhan seperti tegang, khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah. Secara umum, hal tersebut diatas adalah sesuatu yang

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri dari