• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

“Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai

Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai”

uji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat yang telah diberikan sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2016 telah selesai disusun.

Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau ini merupakan media akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi serta anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam menjalankan peran dalam pengawalan akuntabilitas pembangunan nasional, peningkatan kontribusi ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah dan peningkatan tata kelola (governance system).

Melalui laporan ini, kami sampaikan kinerja kami mencakup hasil-hasil yang telah dicapai serta analisis pencapaian output dan outcome dikaitkan dengan pencapaian target Rencana Strategis (Renstra) BPKP Tahun 2015-2019. Laporan Kinerja menggambarkan sejauh mana pencapaian atas sasaran dan program strategis yang dilakukan dengan mengukur realisasi capaian kegiatan dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (Perkin) Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2016.

Target-target dalam Perjanjian Kinerja sifatnya mengikat untuk dicapai dan dipertanggungjawabkan. Target-target tersebut secara kumulatif mengarah kepada sasaran dan tujuan organisasi. Maka dapat diketahui sejauh mana pencapaian sasaran dan tujuan tersebut, melalui pengukuran atas realisasi capaian

P

(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

RINGKASAN EKSEKUTIF

i iii

v vii viii ix BAB I PENDAHULUAN...

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... ... ....

B. Aspek Strategis Organisasi ... ...

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi...

D. Struktur Organisasi...

E. Sistematika Penyajian...

1 1 3 3 5 8 BAB II PERENCANAAN KINERJA...

A. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019...

1. Pernyataan Visi...

2. Pernyataan Misi...

3. Tujuan dan Sasaran Strategis...

4. Program dan Kegiatan...

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015...

10 10 11 12 17 21 25 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...

A. Capaian Kinerja...

1. Capaian Kinerja Tahun 2016...

2. Analisis Capaian Kinerja...

Sasaran Program 1...

Sasaran Kegiatan 1.1...

Sasaran Program 2...

Sasaran Kegiatan 2.1...

Sasaran Program 3...

Sasaran Kegiatan 3.1...

Sasaran Program 4...

Sasaran Kegiatan 4.1...

28 28 28 30 31 35 54 56 59 62 63 64

(5)

Sasaran Kegiatan 4.2...

B. Realisasi Anggaran dan Sarana Prasarana...

66 68 BAB IV PENUTUP... 76 LAMPIRAN – LAMPIRAN...

Lampiran 1 : Capaian Indikator Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan Tahun 2015

Lampiran 2

Lampiran 3

: Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Program Tahun 2016 Dengan Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Riau Foto Dokumentasi

Lampiran 3 Lampiran 3

(6)

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 TABEL 1.2 TABEL 1.3 TABEL 2.1 TABEL 2.2 TABEL 2.3 TABEL 2.4 TABEL 2.5 TABEL 3.1

TABEL 3.2 TABEL 3.3 TABEL 3.4

TABEL 3.5 TABEL 3.6

TABEL 3.7 TABEL 3.8

TABEL 3.9

TABEL 3.10

TABEL 3.11

TABEL 3.12

TABEL 3.13

TABEL 3.14

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan...

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan...

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan...

Indikator Kinerja Sasaran Program ...

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan...

Indikator Kinerja Sasaran Program Tahun 2016 ...

Indiaktor Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2016...

Anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2015...

Ringkasan Capaian Kinerja Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan Perwakilan Provinsi Riau Tahun 2016...

Rekomendasi dan Tindak Lanjut Korporasi...

Pencapaian Indikator Outcome Sasaran Program 1...

Perbandingan Pencapaian Indikator Outcome Sasaran Program 1 Tahun 2015 dan 2016...

Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 1.1...

Jumlah Penugasan yang Mendukung IKK Rekomendasi Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Tahun 2016...

Pemerintah Daerah Yang Menggunakan SIMDA...

MoU BPKP dengan Pemerintah Daerah di Provinsi Riau

Tahun 2015...

Pencapaian Indikator Kinerja Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Tahun 2016...

Pencapaian Indikator Kinerja Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Tahun 2015...

Nilai Temuan Kerugian Keuangan Negara Yang Diserahkan Ke PenyidikTahun 2016...

Jumlah Penugasan yang Mendukung IKK Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP (Nawacita) Tahun 2016...

Jumlah Penugasan yang Mendukung IKK Rekomendasi

Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita Tahun 2016...

Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan 1.1

6 7 8 23 24 25 27 28

30 35 36

37 39

40 42

42

44

44

45

46

48

(7)

TABEL 3.15 TABEL 3.16 TABEL 3.17 TABEL 3.18 TABEL 3.19 TABEL 3.20 TABEL 3.21

TABEL 3.22

TABEL 3.23

TABEL 3.24 TABEL 3.25

TABEL 3.26 TABEL 3.27

TABEL 3.28 TABEL 3.29 TABEL 3.30 TABEL 3.31 TABEL 3.32 TABEL 3.33 TABEL 3.34 TABEL 3.35

TABEL 3.36

TABEL 3.37

Tahun 2015 dan 2016...

Peta Maturitas SPIP...

Skor Kinerja BUMD di Provins Riau...

Skor Kinerja BLUD di Provinsi Riau...

Pencapaian Indikator Outcome Sasaran Program2...

Perbandingan Pencapaian Indikator Outcome Sasaran Program 2 Tahun 2015 dan 2016...

Pencapaian Indikator Sasaran Kegiatan 2.1.1...

Jumlah Penugasan yang Mendukung IKK Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Tahun 2016...

Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemda Tahun 2010-2015...

Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan2.1 Tahun 2015 dan 2016...

Pencapaian Indikator Outcome Sasaran Program 3...

Perbandingan Pencapaian Indikator Outcome Sasaran Program 3 Tahun 2015 dan 2016...

Capaian Indikator Sasaran Kegiatan 3.1.1...

Perbandingan Pencapaian Indikator Kegiatan Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP Tahun 2015 dan 2016...

Kondisi APIP Tahun 2016...

Pencapaian Indikator Sasaran Program 4...

Pencapaian Indikator Sasaran Kegiatan 4.1.1...

Realisasi Output Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP...

Pencapaian Indikator Sasaran Kegiatan 4.2...

Realisasi Meubelair Tahun 2016...

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016Berdasarkan Sumber Dana...

Anggaran dan Realisasi DIPA Perwakilan Tahun 2015

Berdasarkan Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan...

Rencana dan Realisasi Anggaran Tahun 2016 s.d. 2015...

Aset Tetap Per 31 Desember 2016 dan 2015...

48 50 52 53 54

56 57

58

59

60 64

65 66

67 68 69 70 71 71 72

73

74 75 75

(8)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Bagan Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau...6

(9)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK 1.1 Komposisi Pegawai... 8

(10)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau (LKj) Tahun 2016 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan kinerja.

Pertanggungjawaban kinerja tahun 2016 ini merupakan tahun kedua dari pelaksanaan Rencana Strategis tahun 2015–2019 yang sejalan dengan pelaksanaan Visi dan Misi BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai bagian yang integral dari BPKP Pusat, harus memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan kinerja.

Pada tahun 2016, Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah diamanatkan untuk melaksanakan 4 sasaran program dengan 12 indikator kinerja sasaran program dan 5 sasaran kegiatan dengan 8 indikator kinerja sasaran kegiatan.

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2016 menunjukkan bahwa satu dari empat sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah tercapai sepenuhnya, sementara tiga dari empat sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Riau belum sepenuhnya tercapai. Sasaran Program Perwakilan BPKP Provinsi Riau beserta capaiannya sebagai berikut:

CAPAIAN SASARAN PROGRAM

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM

CAPAIAN KINERJA

PROGRAM

Meningkatnya perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

257,31%

Presentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan

pengendalian intern pengelolaan korporasi

100%

Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum

160%

(11)

Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3) 0%

Presentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)

192,31%

Presentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

27,46%

Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

103,45%

Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3) 0%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2) 81,25%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 1) 100%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1) 108,34%

Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

Persepsi kepuasan layanan

kesesmaan/ketatausahaan 0%

Tabel di atas menunjukkan bahwa perbaikan pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi yang menjadi kinerja utama BPKP di bidang pengawasan meraih tingkat capaian tertinggi dari 3 Capaian Indikator Kinerja Program. Capaian dari sasaran tersebut dihasilkan dari 88 rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh auditan, 32 rekomendasi strategis yang telah ditindaklanjuti oleh BUMN/BUMD/BLUD dan 25 permintaan penugasan keinvestigasian yang disampaikan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

Tingginya capaian sasaran program tersebut, dihasilkan dari kegiatan non audit/konsultasi sesuai dengan permintaan/kebutuhan stakeholders.

Akhirnya Perwakilan BPKP Provinsi Riau akan terus berupaya meningkatkan kinerjanya baik dalam perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi, penerapan SPIP pemda/korporasi, peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemda maupun peningkatan kualitas layanan dukungan teknis pengawasan. Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain:

1. Menetapkan maturitas APIP dengan target level 3 pada RPJMD;

(12)

2. Menandatangani komitmen capaian APIP level 3 antara Kepala Daerah dengan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau;

3. Membentuk tim ad hoc SPIP;

4. Memberikan pembekalan tim ad hoc dengan melibatkan Perwakilan BPKP Provinsi Riau;

5. Memantau dan mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan tim ad hoc SPIP;

6. Melakukan inventarisasi/pemetaan keberadaan kebijakan daerah yang sudah dan belum dimiliki;

7. Melakukan pemetaan atas progress implementasi kebijakan dan prosedur;

8. Perwakilan BPKP Provinsi Riau akan melakukan pelatihan penilaian mandiri atas maturitas SPIP kepada masing-masing Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota;

9. Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan evaluasi mandiri atas maturitas SPIP dan dilakukan validasi oleh BPKP;

10. Mengintensifkan pelaksanaan consulting ke BUMN/BUMD/BLUD;

11. Melakukan bimbingan teknis/QA/Monitoring menuju level 2 untuk Inspektorat yang masih level 1 dan bimbingan teknis menuju level 3 untuk Inspektorat yang sudah level 2;

12. Membuka ruang konsultasi peningkatan kapabilitas APIP di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Riau;

13. Mengirimkan surat atensi kepada Kepala Daerah.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

Perwakilan BPKP Provinsi Riau merupakan salah satu perwakilan BPKP dari 34 perwakilan BPKP yang ada di seluruh Indonesia, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau diatur berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 28 Januari 2016, dengan wilayah kerja yaitu Provinsi Riau dan kabupaten/kota di wilayahnya.

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 1 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;

3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau atas permintaan Kepala Daerah;

4. Melaksanakan pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan

5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Riau menyelenggarakan fungsi:

1. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;

2. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, BUMN/BUMD dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;

3. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, badan usaha milik daerah atas

(14)

permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerjasama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

5. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;

6. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

7. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/kebijakan pemerintah yang strategis;

8. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;

9. Pengkoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama- sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;

10. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;

(15)

11. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan;

12. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;

13. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; dan

14. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi Perwakilan BPKP.

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang baik dengan didukung oleh sistem pengendalian yang handal.

Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya good governance, maka Perwakilan BPKP Provinsi Riau berkewajiban melaporkan dan menjelaskan keberhasilan atau kegagalan yang disebabkan kebijakan atau keputusan yang dibuat melalui penerapan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan terukur sebagai konsekuensi dari kewenangan yang diterimanya.

B. Aspek Strategis Organisasi

Sebagai auditor intern pemerintah maka BPKP lebih mengutamakan pencegahan (prevention) terhadap hal-hal yang dapat menghambat pencapaian tujuan dan program-program pemerintah daripada melakukan penindakan yang bersifat represif.

Bersamaan dengan terbitnya PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) maka BPKP sebagai Auditor Presiden yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden tidak hanya memantapkan perannya dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara namun juga dalam pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Perwakilan BPKP Provinsi Riau berperan aktif dalam menanggapi perubahan lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini yaitu dengan mereposisi perannya yang baru dengan strategi untuk melakukan product differences, market differences dan methodological differences melalui 4C’s yaitu capacity building, current

(16)

issues, clearing house dan check and balances, yang kesemuanya diperlukan untuk mendukung sistem akuntabilitas. Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai bagian integral dari BPKP, sepenuhnya mendukung strategi yang ditetapkan BPKP dalam melaksanakan perannya selaku Auditor Presiden.

Dalam rangka meningkatkan kehandalan penyelenggaraan fungsi pengawasan intern dan kualitas sistem pengendalian intern maka pada tanggal 31 Desember 2015 Presiden telah memperkuat tugas pokok dan fungsi dan menyempurnakan organisasi BPKP dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2015 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Dalam peraturan presiden tersebut dijelaskan tentang tugas, fungsi dan susunan organisasi BPKP yang baru.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Strategi BPKP dalam pencapaian visi dan misi yang ditetapkan meliputi pengawalan pembangunan nasional, peningkatan reputasi pemerintah dan peningkatan kapabilitas, kompetensi, dan integritas APIP. Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan dalam rangka pengawalan pembangunan nasional melalui tindakan preventif, dan represif.

Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai bagian integral dari BPKP, telah

melaksanakan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan baik melalui assurance maupun konsultasi, antara lain:

1. Pelaksanaan audit baik audit operasional, audit kinerja, audit keuangan, audit investigasi, audit hambatan pelaksanaan pembangunan, audit klaim, audit eskalasi dan audit perhitungan kerugian keuangan negara;

2. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;

3. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) Keuangan, SIMDA Aset/BMD dan SIMDA Gaji;

4. Sosialisasi dan bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah;

5. Program peningkatan kinerja sektor korporat dan sektor publik;

6. Program pengembangan GCG BUMN/BUMD;

7. Program pengembangan manajemen risiko sektor korporat dan sektor publik

(17)

8. Program Anti Korupsi (PAK);

9. Fraud Control Plan (FCP);

10. Probity Audit;

11. Monitoring dan evaluasi atas program-program pembangunan prioritas nasional (nawacita) dan program lintas sektoral pemerintah pusat dan pemerintah daerah; dan

12. Asistensi/Bimtek/QA peningkatan kapabilitas APIP.

D. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Riau adalah Perwakilan BPKP yang berkedudukan di Pekanbaru dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Perwakilan membawahi : 1. Bagian Tata Usaha

2. Koordinasi Pengawasan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 3. Koordinasi Pengawasan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

4. Koordinasi Pengawasan Bidang Akuntan Negara 5. Koordinasi Pengawasan Bidang Investigasi 6. Koordinasi Pengawasan Bidang P3A

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau dapat digambarkan sebagai berikut:

(18)

Gambar 1.1

Bagan Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau

KOORDINASI PENGAWASN

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sangat dibutuhkan untuk mendukung operasional unit organisasi. Posisi SDM per 23 Desember 2016, Perwakilan BPKP Provinsi Riau memiliki 125 orang pegawai dengan rincian berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, dan golongan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Pendidikan

Susunan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)

1 S 2 8 6,4

2 S 1/ D IV 75 60

3 D III/SarjanaMuda 27 21,6

4 D I 1 0,8

KEPALA

PERWAKILAN BAGIAN

TATA USAHA

KOORDINASI PENGAWASAN

BIDANG PENGAWASAN

INSTANSI PEMERINTAH

PUSAT

KOORDINASI PENGAWASAN

BIDANG AKUNTABILITAS

PEMERINTAH DAERAH

KOORDINASI PENGAWASAN

BIDANG AKUNTAN NEGARA

KOORDINASI PENGAWASAN

BIDANG INVESTIGASI KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAGIAN

KEUANGAN SUB BAGIAN

KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN UMUM

KOORDINASI PENGAWASAN

BIDANG P3A

(19)

5 SLTA 13 10,4

6 SD 1 0,8

Jumlah 125 100

Ditinjau dari tingkat pendidikan maka pegawai pada tingkat S1/DIV dan DIII/Sarjana Muda menempati jumlah terbanyak dalam susunan pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Riau, yaitu masing-masing mencapai 60% dan 21,6% dari jumlah seluruh pegawai. Dengan demikian ditinjau dari tingkat pendidikan, SDM Perwakilan BPKP Provinsi Riau cukup mendukung tugas pokok dan fungsinya.

2. Berdasarkan Jabatan

Susunan pegawai berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

No. Uraian Jabatan/Peran Jumlah Pegawai (%)

1. Struktural 5 4,00

2. Fungsional Auditor:

Auditor Madya 22 17,6

Auditor Muda 31 24,8

Auditor Pertama 21 16,8

Auditor Penyelia 17 13,6

Auditor PelaksanaLanjutan 3 2,4

Auditor Pelaksana 3 2,4

3. Arsiparis 2 1,6

4. Staf/Fungsional Umum 21 16,8

Jumlah 125 100

Susunan pegawai menurut jabatan, jumlah pegawai terbanyak adalah pada jabatan fungsional auditor sebagaimana tergambar pada grafik di bawah ini:

(20)

Dari tabel dan grafik di atas jumlah jabatan fungsional auditor menduduki jumlah terbesar yaitu sebanyak 97 orang pegawai atau 77,6% dari jumlah seluruh pegawai. Sedangkan untuk jabatan lainnya, staf/fungsional umum menempati jumlah terbanyak kedua dengan jumlah pegawai sebanyak 21 orang pegawai atau 16,8% dari seluruh pegawai. Komposisi pegawai tersebut dinilai cukup memadai dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP.

3. Berdasarkan Golongan

Susunan pegawai berdasarkan golongan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

No. Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)

1. IV C 10 8

2. IV B 5 4

3. IV A 8 6,4

Sub Jumlah 1 23 18,4

4. III D 49 39,2

5. III C 8 6,4

6. III B 13 10,4

7. III A 26 20,8

Sub Jumlah 2 96 76,8

8. II D 3 2,4

9. II C 2 1,6

4%

77,6%

1,6%

16,8%

Grafik 1.1 Komposisi Pegawai

Struktural Auditor Arsiparis

Fungsional Umum

(21)

No. Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)

10. II B - -

11. II A 1 0,8

Sub Jumlah 3 6 4,8

Jumlah 125 100

Ditinjau dari golongan, maka jumlah pegawai terbanyak adalah pada golongan III sebanyak 96 orang pegawai atau 76,8% dari jumlah seluruh pegawai. Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Riau juga tidak mempunyai pegawai golongan II B, IV D dan IV E.

E. Sistematika Penyajian

LKj ini pada dasarnya mengkomunikasikan pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau selama tahun 2016, disertai dengan uraian keberhasilan dan hambatan capaian kinerja (performance results), yang diukur dengan cara analisisgap, yaitu membandingkan target dalam dokumen Perjanjian Kinerja dengan realisasi sesuai indikator kinerja yang ditetapkan organisasi.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB Nomor 53 tahun 2014 Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diuraikan dalam bentuk bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan tentang penjelasan umum organisasi dengan penekanan pada aspek strategis organisasi dan permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi oleh organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar Renstra 2015-2019 dan perjanjian kinerja tahun 2016.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pada bab ini diuraikan capaian kinerja, analisis pencapaian kinerja dan aspek pendukung pencapaian kinerja tahun 2016.

Bab IV Penutup

Bab ini menguraikan tentang simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(22)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah awal dalam proses berakuntabilitas untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah.

Dengan visi, misi, dan strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Rencana Strategisdengan pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

A. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019

Perencanaan Strategis (Renstra) merupakan bagian yang terintegrasi dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang memiliki relevansi terhadap pengungkapan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau. Fungsi Renstra adalah sebagai pedoman bagi Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam rangka meningkatkan perannya sebagai organisasi publik yang memberikan pelayanan jasa di bidang pengawasan pengelolaan keuangan daerah dan pembangunan nasional, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pencapaian kinerja pengelolaan keuangan dan pembangunan di Provinsi Riau.

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2015-2019 telah disahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau melalui Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Nomor KEP-259/PW04/1/2015 tanggal 25 September 2015.

Visi, misi dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Riauyang diuraikan di bab ini merupakan gambaran besar tentang tekad besar Perwakilan BPKP Provinsi Riaupada tahun 2019 atau setelahnya. Bersama-sama dengan sasaran strategis, visi misi dan tujuan tersebut diharapkan dapat menggerakkan penggunaan seluruh sumber daya pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Riau ke satu arah yang sama.

(23)

Melalui proses dan tahapan yang melibatkan berbagai lapisan pegawai hingga pimpinan tertingginya, Perwakilan BPKP Provinsi Riau menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi Perwakilan BPKP Provinsi Riau ke depan yaitu:

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

di Wilayah Provinsi Riau”

Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi Perwakilan BPKP Provinsi Riau ini telah konsisten dengan visi BPKP “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” dan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional 20152019 “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong”.

Sebagai gambaran yang diimpikan pada tahun 2019 atau setelahnya, visi Perwakilan BPKP Provinsi Riau diharapkan menjadi acuan bagi setiap pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Riau di semua tingkatan untuk melaksanakan tugasnya. Terdapat beberapa kata kunci yang perlu diberi makna secara khusus agar dapat membangun persepsi yang sama di antara insan pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran Perwakilan Provinsi Riau. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

Misi Perwakilan BPKP Provinsi Riau merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi BPKP yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu

1. PERNYATAAN VISI

2. PERNYATAAN MISI

(24)

sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaran Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dan Undang Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Rumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi Riau adalah:

a.

Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Riau;

b.

Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Riau; dan

c.

Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Riau.

Misi Pertama dan Penjelasannya

Misi pertama Perwakilan BPKP Provinsi Riau yaitu “Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Riau”. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif”.

a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

(25)

Akuntabilitas

Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan.

Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK di wilayah Provinsi Riau melalui jasa assurance dan consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan intern sebagai seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015  2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Riau

(26)

termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional termasuk program pembangunan di daerah dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.

Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

Pengawasan intern atas pengelolaan keuangan diarahkan baik kepada penerimaan dan belanja negara/daerah termasuk kebijakan yang diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara/daerah dan kebijakan pembiayaan.

Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan kebendaharaan umum negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan mencakup antara lain kebijakan:

(a) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal,

(b) Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah,

(c) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah,

(d) Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi.

Pengelolaan Pembangunan Nasional

Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan, yaitu:

(1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib,

(2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan.

Dalam APBN 2016, maupun RPJMN 2015-2019 terdapat beberapa program lintas sektoral dimana sasaran pokok program pembangunan tersebut

(27)

dirancang dilaksanakan oleh satu atau lebih KLPK. Dalam hal ini, Perwakilan BPKP Provinsi Riau akan memastikan sejauh mana program lintas bidang tersebut dijalankan secara terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan dari program lintas bidang tersebut di wilayah Provinsi Riau. Arah Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Riau selanjutnya adalah melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersama APIP KLPK untuk mengawal pencapaian Sasaran Program yang bersifat program lintas sektoral dalam RPJMN dan RPJMD.

b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Riau diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.

Misi Kedua dan Penjelasannya

Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Riau yaitu “Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Riau”.

Misi kedua ini terkait erat dengan misi pertama. Untuk menjamin pelaksanaan

(28)

seluruh program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang- undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK.

Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai pembina penyelenggaraan SPIP di wilayah Provinsi Riau, maka seluruh insan pengawasan di Perwakilan BPKP Provinsi Riau diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK.

Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.

Misi Ketiga dan Penjelasannya

Misi ketiga Perwakilan BPKP Provinsi Riau yaitu “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Riau”. Misi ini juga terkait dengan misi kedua dan misi pertama. Salah

(29)

satu unsur penting SPIP, yaitu lingkungan pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif.

Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu:

(a) peran APIP dalam organisasi;

(b) pola pengembangan auditor APIP;

(c) praktek profesionalisme pengawasan intern;

(d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas;

(e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan

(f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.

Bersama-sama dengan misi 2, misi 3 ini juga mendukung pencapaian misi 1.

Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Riau menetapkan tiga tujuan atau kondisi yang ingin dicapai pada tahun 2019 yaitu:

a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional/Daerah yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Riau;

3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Strategis

(30)

b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Riau; dan

c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Riau.

Berikut penjelasan lebih rinci dari Tujuan dan Sasaran Strategis tersebut.

a. Tujuan dan Sasaran Strategis Satu

Tujuan 1: Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional/Daerah yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Riau

Sasaran Strategis

1 Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional/Daerah di Wilayah Provinsi Riau

Penyelenggaraan misi “Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional/Daerah guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Riau” secara kualitatif dan kuantitatif perlu diukur. Ukuran kualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional/Daerah yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Riau”. Peningkatan kualitas akuntabilitas inilah yang diharapkan tercapai di akhir tahun 2019. Ukuran kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu

“Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional/Daerah di Wilayah Provinsi Riau ”.

Sasaran strategis ini sekaligus menjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional/Daerah yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Riau”.

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan pembangunan nasional, sebagai ukuran kuantitatif

(31)

peningkatan kualitas dimaksud. BPKP mengusulkan indikator pengukuran sasaran ini sebagai Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan (APKP). Indeks APKP ini merupakan indikator yang menunjukkan level assurance BPKP tentang kemampuan institusi publik untuk menyiapkan respon yang akuntabel tentang pencapaian atau kegagalan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan sebagai akibat pengelolaan uang negara yang diamanatkan kepadanya. Indeks APKP ini akan menunjukkan keyakinan kualitas pelaksanaan kewenangan sebagai pengelola keuangan negara dan keyakinan keberhasilan program pembangunan yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Tujuan dan Sasaran Strategis Dua

Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Riau

Sasaran Strategis

2 Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi serta pada Program Prioritas Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Riau

Penyelenggaraan misi “Membina Penyelenggaraan SPIP yang Efektif di Wilayah Provinsi Riau” secara kualitatif dan kuantitatif perlu diukur. Ukuran kualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Wilayah Provinsi Riau”. Peningkatan kualitas pembinaan penyelenggaraan SPIP dan korporasi inilah yang diharapkan tercapai di akhir tahun 2019. Ukuran kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu

“Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi serta pada Program Prioritas Pembangunan Nasional/Daerah di Wilayah Provinsi Riau”.

(32)

Sasaran strategis ini sekaligus menjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Riau”.

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. Perwakilan BPKP Provinsi Riau menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Maturitas SPIP. Tingkat Maturitas SPIP ini merupakan kerangka kerja yang menunjukkan karakteristik dasar kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan yang dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generik peningkatan efektivitas SPIP.

Pembinaan penyelenggaraan SPIP pada program prioritas pembangunan nasional menjadi perhatian Presiden karena merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan nasional yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP ini mencakup:

a) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Satuan Kerja Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan upaya pencegahan korupsi pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah;

b) SPI Korporasi dan Upaya Pencegahan Korupsi pada Korporasi.

c. Tujuan dan Sasaran Strategis Tiga

Tujuan 3: Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Riau

Sasaran Strategis

3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Provinsi Riau

Penyelenggaraan misi “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Riau” perlu

(33)

diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Ukuran kualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Riau”. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten inilah yang diharapkan tercapai di akhir tahun 2019. Ukuran kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Provinsi Riau”.

Sasaran strategis ini sekaligus menjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Riau”.

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. Perwakilan BPKP Provinsi Riau menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Kapabilitas APIP. Tingkat Kapabilitas APIP ini merupakan suatu kerangka kerja untuk memperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks.

Dalam PP 60 Tahun 2008 dinyatakan bahwa peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif merupakan perwujudan dari unsur lingkungan pengendalian. Peran tersebut sekurang-kurangnya harus:

a) memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;

b) memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;

dan

c) memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

(34)

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.

Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik.Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).

Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas terdiri dari dua program, yaitu:

Kegiatan unit eselon I dan unit eselon II yang bersifat memberikan pelayanan eksternal menggunakan satu program teknis yang sama. Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor

PROGRAM TEKNIS

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

PROGRAM GENERIK

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

4. PROGRAM DAN KEGIATAN

(35)

PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Pencapaian sasaran strategis merupakan dampak (impact) dari pencapaian sasaran program yang diselenggarakan setiap tahunnya. Sasaran dari kedua program di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indikator Kinerja Sasaran Program

Nama Program Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program (Outcome)

1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan

pengendalian intern pengelolaan korporasi 3 Penyerahan hasil pengawasan

keinvestigasian kepada aparat penegak hukum

2. Meningkatnya kualitas

penerapan SPIP Pemda/korporasi

4. Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3)

5 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)

6 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik

7 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) 8 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal

berpredikat baik dari BUMD yang dibina 9 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal

baik dari BLUD yang dibina 3. Meningkatnya

kapabilitas pengawasan intern Pemda

10 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

11 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)

12 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

13 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)

14 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

15 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) 2. Program

Dukungan

Manajemen dan

1. Meningkatnya kualitas pelayanan

1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skala likert 1-10)

(36)

Nama Program Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program (Outcome) Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya

dukungan teknis dalam

pengawasan BPKP

Sasaran program pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Riau tersebut, diharapkan dapat dicapai dengan terlaksananya kegiatan-kegiatan utama pengawasan intern atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, keuangan daerah dan pembangunan nasional; pembinaan penyelenggaraan SPIP serta pembinaan kompetensi aparat pengawasan intern pemerintah.

Sasaran yang akan dicapai dari kegiatan tersebut terlihat seperti pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Sasaran Program Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (output) 1. Perbaikan pengelolaan

program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

1 Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP

1. Rekomendasi Hasil Pengawasan

2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita 3. Rekomendasi Pengawasan

Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita

2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi

4. Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

3. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

5. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP

4 Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP

2 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan ketatausahaan

1. Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan Perwakilan BPKP Provinsi Riau

3 Termanfaatkannya Aset secara optimal

1. Terlaksananya rehabilitasi rumah negara perwakilan BPKP

2. Tersedianya alat pengolahan data BPKP

(37)

Sasaran Program Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (output) 3. Tersedianya meubelair

perwakilan BPKP tipe B 4. Tersedianya Alat Rumah

tangga BPKP

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator kinerja utama yaitu Indikator Kinerja Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan. Untuk mencapai sasaran strategis ini pada tahun 2016,telah disusun Perjanjian KinerjaTahun 2016 dan Perjanjian Kinerja Triwulanan Tahun 2016. Berikut ini adalah target kinerja dari Indikator Kinerja Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan Perjanjian Kinerja Triwulanan Tahun 2016 yang telah disesuaikan dengan perubahan DIPA dan RKA pada tahun 2016.

Tabel 2.3

Indikator Kinerja Sasaran Program Tahun 2016

Program Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program (Outcome)

Satuan Target

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggara an Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah

1 Meningkatnya perbaikan

pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan

keuangan negara/korporasi

Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

% 45

Presentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi

% 100

Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat

% 60

Referensi

Dokumen terkait

Rambatan 85213262419 Pemuda Tani Obsaheri Ladang Laweh Nagari Sapi Potong 197 Sumatera Barat Tanah Datar Desi Afrianis, S.Pt Jorong Patai Nagari Padang Magek Kec. Tani Sepakat

Dalam permodelan poligon ini, sebuah bangun ruang, atau objek tiga dimensi yang akan dibangun dapat dengan leluasa dibuat karena bagaimanapun juga, prinsip dari

Nilai efisiensi sel surya yang menggunakan dye buah manggis lebih besar dibandingkan sel surya yang menggunakan dye dari kelopak bunga rosella dan terung belanda, hal

(Manumpil, 2015), maka dari itu peran orang tua sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran anak yang menggunakan gadget saat ini. Gadget yang pemakaianya terlalu

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Kejaksaan Tinggi dibuat oleh Kepala Kejaksaan Tinggi disampaikan kepada Jaksa Agung Republik Indonesia.. Laporan Akuntabilitas Kinerja

Sedangkan menurut Prayudi Atmosudirjo (1998:107), kepribadian sekretaris yang baik yaitu ’’Bersikap Sumeah’’ (Simpatik, menyenangkan hati, menawan), pandai