ABSTRAK
Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel “Di Kaki Bukit Cibalak” Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik membaca dan teknik mencatat. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmand Tohari bagi siswa kelas XII semester II dapat dilakukan melalui beberapa langkah yang terdapat dalam metode inkuiri. Dari hasil analisis data dan pembahasan ditemukan dua tema dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tema pertama adalah mengenai konflik antara pemuda desa dengan lurah desanya, dan tema kedua adalah tentang percintaan antara laki-laki dan perempuan. Tema pertama merupakan tema utama (tema mayor), sedangkan tema kedua merupakan tema tambahan (tema minor). Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari juga termasuk dalam pengklasifikasian jenis tema fisik, jenis tema sosial, jenis tema egoik. Terdapat pula beberapa amanat di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II dapat diterapkan. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, peneliti menyusun silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA bagi siswa kelas XII semester II. Materi yang digunakan di dalam RPP sesuai dengan KI dan KD yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Dalam RPP peneliti memilih KD 3.3, yaitu menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan.
ABSTRACT
Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Inquiry Method in Learning Theme and Message of “Di Kaki Bukit Cibalak” Novel by Ahmad Tohari for Literature Learning in Senior High School Class XII Second Semester. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Language and Art Education Department, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research analyzes the implementation of inquiry method in teaching literature in high school to find the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. The aims of this research is to describe the implementation of inquiry method in literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester.
The type of this research was descriptive qualitative research. The data was in the form of sentence and paragraph quotes in Di Kaki Bukit Cibalak novel which describes the theme and message. Data sources in this research were obtain from Di Kaki Bukit Cibalak novel. Data gathering technique in this research used reading and recording technique. The instrument of this research was the researcher herself.
The result of this research showed that the implementation of inquiry method toward literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for senior high school’s students in clas XII of second semester could apply through some steps which was included in inquiry method. From the result of analysis data and discussion, it was found two themes in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. First theme was about the conflict between the swain and the headman, and the second theme was the romance between the man and woman. The first theme was major theme and the second theme was minor theme. Di Kaki Bukit Cibalak by Ahmad Tohari was included in the classification of physic theme, social theme, and egoic theme. There are also several messages in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. Based on data analysis and discussion, the researcher can conclude that implementation of inquiry method toward learing literature to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester can be applied. Related to learning in school, the researcher arranged the syllabus and teaching plan which could be used as material for literature learning in senior high school for students in class XII of second semester. The material which was used in the teaching plan was suitable with KI and KD in 2013 Curriculum. In the teaching plan, the researcher chose KD 3.3; which was analyzing history story, news, advertisement, editorial/opinion, and fiction both in oral and written. The syllabus and teaching plan could be one of the alternatives in literature learning in senior high school of class XII second semester by using inquiry method.
METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK
KARYA AHMAD TOHARI UNTUK PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
SESILIA INDAH LISTYORINI NIM. 121224038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK
KARYA AHMAD TOHARI UNTUK PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
SESILIA INDAH LISTYORINI NIM. 121224038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasihku kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, memberikan
kelancaran, serta sebagai sumber kekuatan dan pengharapan.
2. Mereka yang sangat aku sayangi, kedua orang tuaku. Aloysius Joko Purwono, S.Pd. dan G. Retno Giriwati, S.Kep., serta kedua adikku, Albertus Agung Prasetyo dan Maria Indah Pratiwi yang senantiasa memberikan doa, semangat, dan penghiburan.
v MOTO
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
(Matius 21: 22)
“Segala yang dibutuhkan adalah keyakinan dan kepercayaan.” (Peter Pan/Peter Pan)
“Percayalah bahwa kamu bisa, maka kamu akan akan bisa melakukannya.” (Mulan/Princess Stories)
“Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang terbaik dari Tuhan, dan aku percaya Dia akan selalu memberikan yang terbaik untukku pada
waktu yang telah Ia tetapkan.” (Anonim)
“Nikmati setiap prosesnya, karena semua ada waktunya. Mungkin kita ingin tepat pada waktunya, tetapi Tuhan telah merencanakan waktu yang tepat untuk kita.”
viii ABSTRAK
Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel “Di Kaki Bukit Cibalak” Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik membaca dan teknik mencatat. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmand Tohari bagi siswa kelas XII semester II dapat dilakukan melalui beberapa langkah yang terdapat dalam metode inkuiri. Dari hasil analisis data dan pembahasan ditemukan dua tema dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tema pertama adalah mengenai konflik antara pemuda desa dengan lurah desanya, dan tema kedua adalah tentang percintaan antara laki-laki dan perempuan. Tema pertama merupakan tema utama (tema mayor), sedangkan tema kedua merupakan tema tambahan (tema minor). Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari juga termasuk dalam pengklasifikasian jenis tema fisik, jenis tema sosial, jenis tema egoik. Terdapat pula beberapa amanat di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II dapat diterapkan. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, peneliti menyusun silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA bagi siswa kelas XII semester II. Materi yang digunakan di dalam RPP sesuai dengan KI dan KD yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Dalam RPP peneliti memilih KD 3.3, yaitu menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan.
ix ABSTRACT
Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Inquiry Method in Learning Theme and Message of “Di Kaki Bukit Cibalak” Novel by Ahmad Tohari for Literature Learning in Senior High School Class XII Second Semester. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Language and Art Education Department, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research analyzes the implementation of inquiry method in teaching literature in high school to find the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. The aims of this research is to describe the implementation of inquiry method in literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester.
The type of this research was descriptive qualitative research. The data was in the form of sentence and paragraph quotes in Di Kaki Bukit Cibalak novel which describes the theme and message. Data sources in this research were obtain from Di Kaki Bukit Cibalak novel. Data gathering technique in this research used reading and recording technique. The instrument of this research was the researcher herself.
The result of this research showed that the implementation of inquiry method toward literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for senior high school’s students in clas XII of second semester could apply through some steps which was included in inquiry method. From the result of analysis data and discussion, it was found two themes in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. First theme was about the conflict between the swain and the headman, and the second theme was the romance between the man and woman. The first theme was major theme and the second theme was minor theme. Di Kaki Bukit Cibalak by Ahmad Tohari was included in the classification of physic theme, social theme, and egoic theme. There are also several messages in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. Based on data analysis and discussion, the researcher can conclude that implementation of inquiry method toward learing literature to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester can be applied. Related to learning in school, the researcher arranged the syllabus and teaching plan which could be used as material for literature learning in senior high school for students in class XII of second semester. The material which was used in the teaching plan was suitable with KI and KD in 2013 Curriculum. In the teaching plan, the researcher chose KD 3.3; which was analyzing history story, news, advertisement, editorial/opinion, and fiction both in oral and written. The syllabus and teaching plan could be one of the alternatives in literature learning in senior high school of class XII second semester by using inquiry method.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan memberikan jalan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) dalam Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan pendampingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah berkenan membimbing, mengarahkan, memberi masukan, dan memotivasi penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.
4. Septina Krismawati, S.S., M.A. yang dengan sabar, tulus dan ikhlas berkenan memberi pengarahan dan masukan kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan tulus dan ikhlas mendidik, membimbing, mengarahkan, memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
6. Segenap karyawan sekretariat PBSI, terutama R. Marsidiq yang telah membantu memberikan pelayanan dengan baik, memberikan informasi dan pengarahan dalam hal administrasi.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
HALAMAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
F. Sistematika Penyajian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI.... ... 11
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11
B. Kajian Teori ... 15
1. Metode Inkuiri ... 15
a. Konsep Pembelajaran Inkuiri ... 15
b. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri ... 17
xiii
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri ... 19
e. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri ... 20
f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ... 22
2. Novel ... 23
a. Pengertian Novel ... 23
b. Unsur-Unsur Novel ... 24
1) Tema... 25
a) Jenis Tema ... 26
b) Penafsiran Tema ... 27
2) Amanat ... 29
3. Pengajaran Sastra di SMA ... 30
4. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 31
5. Silabus ... 33
a. Komponen Silabus ... 33
6. RPP ... 34
b. Komponen RPP ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Metode Penelitian ... 37
C. Data dan Sumber Data ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
E. Instrumen Penelitian ... 39
F. Teknik Analisis Data ... 39
G. Penyajian Data ... 40
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 41
A. Deskripsi Data ... 41
B. Langkah-langkah Metode Inkuiri untuk Mencari Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari ... 42
xiv
Cibalak ... 59
b. Analisis dan Pembahasan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak ... 80
C. Langkah-Langkah Praktis Penerapan Metode Inkuiri dalam Mencari Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari ... 104
D. Silabus ... 106
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 106
Bab IV PENUTUP ……… ... 108
A. Simpulan……. ... 108
B. Implikasi……. ... 109
C. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ………. ... 112
LAMPIRAN ………. ... 115
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 115 Lampiran 2. RPP ... 121 Lampiran 3. Bagian Kesembilan Novel Di Kaki Bukit Cibalak
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan potensi siswa. Dalam pembelajaran diperlukan suatu proses yang relevan demi tercapainya pendidikan yang berkualitas. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah. Masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini, salah satunya mengenai penggunaan metode pembelajaran yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Metode pembelajaran adalah salah satu cara yang dipergunakan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siregar, 2011: 80). Pemilihan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Realitanya, saat ini masih ada beberapa guru yang kurang memperhatikan penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang bersifat tradisional seperti ceramah masih menjadi metode pembelajaran yang dominan dalam proses pembelajaran di kelas.
saat ini dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih aktif. Paling tidak, siswa telah memiliki pengetahuan mengenai pembelajaran yang akan dibahas di kelas.
Pemilihan metode pembelajaran sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Hal tersebut betujuan menarik minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebagai calon guru, diharapkan mampu menemukan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode pembelajaran berbasis inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2012: 195). Dengan menggunakan metode inkuiri, diharapkan peserta didik mampu terlibat aktif dalam suatu proses pembelajaran, serta mampu menjawab setiap permasalahan yang timbul dalam suatu proses pembalajaran. Selain itu, dengan menggunakan metode pembelajarn inkuiri, dapat meningkatkan minat membaca peserta didik.
Pembelajaran sastra tidak pernah lepas dari pelajaran Bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Hal ini dibutikan bahwa konten pembelajaran sastra dapat diselipkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Terlebih dalam kurikulum 2013 yang pembelajarannya lebih menekankan pada pembentukan sikap. Pembelajaran sastra dapat menjadi salah satu konten yang dapat diberikan.
dalam arti luas berarti cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Novel juga menyuguhkan tokoh dan serangkaian peristiwa yang disusun dalam sebuah latar dan alur yang urut dan berkesinambungan.
Dalam dunia pendidikan, novel dapat menjadi sarana untuk memperkaya bacaan siswa. Novel dapat pula digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru. Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pengajaran sastra adalah cukup mudahnya karya tersebut dinikmati siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing secara perseorangan (Rahmanto, 1988: 66). Pemilihan novel yang akan digunakan sebagai media pembelajaran sastra perlu dipertimbangkan, tujuannya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Sebagai contoh, dalam penelitian ini peneliti menggunakan novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sebagai media pembelajaran sastra. Dengan menggunakan novel tersebut, kiranya dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran sastra.
tokoh yang sangat menentang kecurangan-kecurangan yang terjadi di desa tersebut.
Akan tetapi, Pambudi yang bermaksud ingin menyelamatkan desanya dari kecurangan yang dilakukan oleh lurah yang baru, malah tersingkir ke Yogyakarta. Di sana Pambudi bertemu dengan teman lama yang memintanya meneruskan belajar sambil bekerja di sebuah toko. Di toko itu pula, Pambudi mulai dekat dengan anak pemilik toko yang bernama Mulyani. Tak lama Pambudi bekerja di toko tersebut, ia pun pindah bekerja di sebuah media surat kabar. Melalui surat kabar itu, Pambudi melanjutkan perlawanannya terhadap lurah Desa Tangir yang curang, dan usahanya pun berhasil. Di sisi lain, Pambudi telah kehilangan gadis desa yang dicintainya karena sewaktu Pambudi berada di Yogyakarta, gadis itu telah dinikahi oleh lurah desa tersebut. Namun Pambudi telah mendapat gantinya, yaitu anak pemilik toko tempatnya bekerja dulu. Pambudi dan Mulyani akhirnya saling menyatakan perasaannya meski harus mengalami pergulatan batin.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, peneliti memilih novel Di Kaki Bukit Cibalak sebagai media dalam proses pembelajaran sastra. Selain banyak nilai-nilai
yang dapat diperoleh, novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan. Novel ini juga dapat dikatakan sebagai bacaan ringan karena jumlah halaman yang terdapat dalam novel tidak terlalu banyak, sekitar 176 halaman. Bahasa yang digunakan dalam novel ini jelas dan mudah dimengerti sehingga memudahkan pembaca mengikuti jalan cerita dalam novel ini. Walaupun novel ini adalah novel lama, novel ini telah dicetak kembali pada tahun 2014 dengan tampilan yang lebih menarik. Cerita dan pesan moral yang terdapat dalam novel ini pun dekat dengan kehidupan sehari-hari, maka baik digunakan sebagai bahan dalam pembelajaran sastra di sekolah.
Alasan lain peneliti menggunakan novel ini sebagai media pembelajaran karena pengarangnya. Ahmad Tohari merupakan salah satu penulis yang dikenal oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai karyanya yang cukup terkenal, baik berupa novel ataupun cerita pendek. Ahmad Tohari merupakan penulis yang pada umumnya setiap karyanya menyoroti mengenai masalah sosial. Selain itu, Ia juga merupakan salah satu penulis yang dapat membayangkan pemandangan khas suatu pedesa dalam setiap tulisannya. Karya-karyanya yang terkenal antara lain, Kubah (novel, 1980), Ronggeng Dukuh Paruk (novel, 1982), Litang Kemukus Dini Hari (novel, 1985), Jantera Bianglala
2001), Orang-orang Proyek (novel, 2002), Rusmi Ingin Pulang (kumpulan cerita pendek, 2004), Mata Yang Enak Dipandang (kumpulan cerita pendek, 2013).
Peneliti memilih judul “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan
Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II” karena peneliti menyadari bahwa sebagai
calon guru, peneliti diharapkan mampu menggunakan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta mampu mengajak peserta didiknya untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran, diharapkan dapat memacu siswa untuk lebih aktif dalam menggali informasi serta pengetahuan. Selain itu, dengan metode inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran sastra, diharapkan dapat menciptakan minat peserta didik dalam hal membaca. Alasan lain peneliti memilih judul penelitian tersebut karena peneliti menyadari bahwa sebagai calon guru, peneliti diharapkan mampu memanfaatkan berbagai media dalam preses pembelajaran di sekolah, termasuk novel yang digunakan peneliti dalam penelitian kali ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pembelajaran sastra. Selain itu, memberikan wawasan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menarik dengan menggunakan metode inkuiri dalam rangka meningkatkan prestasi siswa.
2. Manfaat Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak berikut.
a. Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca siswa. Selain itu, untuk merangsang siswa supaya aktif dalam setiap pembelajaran terutama dalam pembelajaran sastra.
b. Guru
belajar yang menyenangkan. Selain itu, dapat menambah alternatif bahan pembelajaran secara khusus dalam pembelajaran sastra.
c. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada peneliti lain, khususnya pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri atau dengan metode lainnya.
E. Definisi Istilah
Berikut adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Metode inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2012: 195).
2. Novel
Novel dapat diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Nurgiyantoro, 2007: 10).
3. Tema
menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko dan Rahmanto, 1986: 142).
4. Amanat
Amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton (Wiyatmi, 2006: 49).
5. Pengajaran Sastra
Yang dimaksud dengan pengajaran sastra adalah pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati, 2013: 1). 6. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 dalam Priyatni, 2014: 61).
7. RPP
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 dalam Priyatni, 2014: 61).
F. Sistematika Penyajian
Bab II merupakan landasan teori. Dalam bagian ini akan diuraikan penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Sistematika pada bagian ini terdiri penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori.
Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam bagian ini dikemukakan tentang metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi jenis penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, penyajian data.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang deskripsi data dan analisis data. Segala hasil penelitian dan pembahasan akan dipaparkan secara terperinci pada bagian ini.
11 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Peneliti memperoleh tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Judul-judul penelitian tersebut adalah (1) “Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas V SDN 5 Mayonglor Kabupaten Jepara” yang diteliti oleh Bahrudin
Ardi, A. Ma, (2) “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Alur dan Tokoh Novel
Hilangnya Halaman Rumahku Karya Gregorius Budi Subanar untuk
Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester I” yang diteliti oleh Delsiana Yos Sudarso Ngaga, dan (3) “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tema dan
Amanat Novel Pondok Baca Kembali ke Semarang Karya Nh. Dini untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I” yang diteliti oleh Maria Srilestari Handayani Lalong.
Relevansi penelitian Ardi (2013) dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas. Adapun perbedaan penelitian Ardi dengan penelitian peneliti adalah subjek penelitian yang dilakukan Ardi adalah siswa kelas V SDN 5 Mayonglor Jepara, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang diimplementasikan dalam pemebelajaran sastra di SMA kelas XII semester II. Pembelajaran yang diajarkan juga berbeda. Ardi menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA, sedangkan peneliti menggunakannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam bidang sastra. Selain itu, terdapat perbedaan jenis penelitian. Penelitian Ardi berjenis penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian peneliti berjenis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan Ardi dengan cara tes dan wawancara, sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik baca dan catat.
Penelitian kedua merupakan penelitian Ngaga (2015) yang membahas tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran alur dan tokoh novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk pembelajaran
catat. Ngaga menggunakan novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar sebagai subjek penelitiannya.
Relevansi penelitian Ngaga (2015) dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA. Persamaan lain adalah kesaman jenis penelitian, metode dan teknik. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan adalah baca dan catat. Adapun perbedaan, yaitu terletak pada topik yang dicari dalam pembelajaran sastra. Ngaga menggunakan pembelajaran sastra untuk mencari alur, tokoh dan penokohan dalam novel, sedangkan penelitian peneliti menggunakan pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel. Subjek penlitian Ngaga adalah novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Jenjang kelas yang digunakan juga berbeda. Ngaga menggunakan jenjang SMA kelas XI semester I, yang sesuai dengan KTSP, sedangkan peneliti menggunakan jenjang SMA kelas XII semester II, yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
sastra di kelas XI semester I dapat dilakukan. Dalam penelitian ini, Lalong membahas tentang pendekatan kontekstual, novel, tema dan amanat, pembelajaran sastra di SMA, silabus dan RPP. Jenis penelitian Lalong berjenis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif, dan teknik baca dan catat. Lalong memilih novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini sebagai subjek penelitiannya.
Relevansi penelitian Lalong (2015) dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan suatu metode pembelajaran dalam pembelajaran tema dan amanat suatu novel. Persamaan lain adalah kesaman jenis penelitian, metode dan teknik. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan adalah baca dan catat. Adapun perbedaan, yaitu terletak pada metode pembelajaran yang digunakan. Lalong menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan peneliti menggunakan metode inkuiri. Perbedaan selanjutnya terletak pada subjek penlitian. Subjek penelitian lalong adalah novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah
novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Jenjang kelas yang digunakan juga berbeda. Lalong menggunakan jenjang SMA kelas XI semester I, yang sesuai dengan KTSP, sedangkan peneliti menggunakan jenjang SMA kelas XII semester II, yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
peneliti sama-sama memilih pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel. Persamaan lain adalah sama-sama menggunakan novel sebagai subjek penelitiannya. Jenis penelitian, metode, dan teknik yang digunakan juga sama.
Perbedaan yang peneliti temukan antara penelitian Ardi (2015) dengan penelitian peneliti terdapat dalam masalah yang dibahas, jenis penelitian, metode serta tekniknya. Subjek penelitian Ardi dengan peneliti juga berbeda. Pembelajaran yang digunakan juga berbeda. Perbedaan penelitian Lalong (2015) dengan penelitian peneliti terletak pada jenis metode pembelajarannya. Perbedaan penelitian Ngaga (2015) dengan penelitian peneliti terletak pada pembelajarannya. Walaupun sama-sama menggunakan novel sebagai subjek penelitiannya, antara penelitian Lalong, Ngaga, dan peneliti memilih judul yang berbeda. Jenjang pendidikan dan kurikulum yang dipilih juga berbeda. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan peneliti, berbeda dengan penelitian sebelumnya.
B. Kajian Teori 1. Metode Inkuiri
a. Konsep Pembelajaran Inkuiri
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pendapat tersebut hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2010: 371) bahwa pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Menurut Sanjaya (2012: 195), metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti „saya menemukan‟.
menemukan jawaban dari permasalahan dalam proses pembelajaran. Guru bertugas untuk mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
b. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2012: 197), yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang disampaikan.
3. Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
c. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
Menurut Hosnan (2014: 342), ada lima prinsip yang harus diperhatikan ketika menggunakan metode pembelajaran inkuiri dalam sebuah proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan pendidik bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Peran pendidik yang harus dilakukan dalam menggunakan metode ini adalah pendidik sebagai penanya, sebab kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan pendidik untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
5. Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas pendidik adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya (2012: 199), berpendapat bahwa secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi dalam pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak (berhipotesis) suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan kesimpulan
f. Kelebihan dan Kekurang Metode Inkuiri
Suatu metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam suatu proses pembelajaran. Begitu pula dengan metode inkuiri ini. Berikut merupakan beberapa keunggulan yang dimiliki metode pembelajaran inkuiri menurut Shoimin (2014:86).
1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran inkuiri ini juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.
2. Novel
a. Pengertian Novel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) disebutkan bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita pendek kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti „sebuah barang baru yang kecil‟, yang kemudian diartikan sebagai „cerita pendek
dalam bentuk prosa‟ (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007: 9). Dalam istilah
Indonesia novella memiliki arti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro, 2007: 9).
Novel juga dapat diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Nurgiyantoro, 2007). Novel kerap disebut sebagai suatu karya yang menceritakan bagian kehidupan seseorang, seperti masa menjelang perkawinan; masa percintaan; atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh mengalami krisis dalam jiwanya, dan sebagainya. Hal ini membuat novel dapat dijadikan inspirasi oleh pembacanya. Selain dapat memberikan inspirasi kepada pembaca, novel juga dapat memberikan kesenangan bagi pembacanya melalui penggambaran kehidupan para tokohnya.
b. Unsur-Unsur Novel
Novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang sifatnya artistik. Sebagai karya fiksi, novel dibangun oleh unsur-unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Nurgiyantoro (2007: 10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya sastra fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur-unsur yang dimaksud, misalnya peristiwa, cerita, alur (plot), penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.
Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang memengaruhi bangunan-bangunan cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian di dalamnya (Nurgiyantoro, 2007: 23). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas mengenai unsur intrinsik dalam novel, khususnya tema dan amanat karena dalam praktinya terkadang siswa masih kebingungan dalam menentukan tema dan amanat dalam sebuah cerita. Oleh sebab itu, peneliti memilih tema dan amanat sebagai bagian yang hendak diteliti. Di bawah ini akan diuraikan pengertian tema dan amanat.
1) Tema
Tema berasal dari kata tithnai (bahasa Yunani) yang berarti menempatkan, meletakan. Jadi, menurut arti katanya „tema' dapat diartikan
sebagai sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang ditempatkan (Keraf dalam Wahyuningtyas, 2011: 2). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) disebutkan tema adalah pokok pikiran; dasar percakapan (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya).
dan situasi tertentu. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu.
Tema merupakan makna cerita, tema pada dasarnya merupakan sejenis komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun implisit (Wiyatmi, 2006: 42). Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur lainnya. Selain itu, juga berfungsi untuk melayani visi atau meresponsi pengarang terhadap pengalaman totalnya dengan jagat raya (Sayuti, 2000: 192).
a) Jenis Tema
Tema dalam karya sastra menurut Waluyo (2011: 8) dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu: (1) tema yang bersifat fisik; (2) tema organik; (3) tema sosial; (4) tema egoik (reaksi pribadi); dan (5) tema devine (Ketuhanan). Tema yang bersfiat fisik menyangkut inti cerita yang bersangkut paut dengan kebutuhan fisik manusia, misalnya tentang cinta, perjuangan mencari nafkah, hubungan perdagangan, dan sebagainya. Tema yang bersifat organik atau moral, menyangkut soal hubungan antara manusia, misalnya penipuan, masalah keluarga, problem politik, ekonomi, adat, tatacara, dan sebagainya. Tema yang bersifat sosial berkaitan dengan problem kemasyarakatan. Tema egoik atau reaksi individual, berkaitan dengan protes pribadi kepada ketidakadilan, kekuasaan yang berlebihan, dan pertentanga individu. Tema devine (Ketuhanan) menyangkut renungan yang bersifat religius hubungan manusia dengan Sang Khalik.
(tema mayor), (2) tema tambahan (tema minor). Makna cerita dalam sebuah karya fiksi-novel, mungkin saja lebih dari satu, atau lebih tepatnya lebih dari satu interpretasi. Hal inilah yang menyebabkan tidak mudahnya menemukukan tema utama cerita. Tema utama (tema mayor) adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu. Menentukan tema utama sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai, di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya sastra yang bersangkutan. Makna yang hanya terdapat dalam bagian-bagian tertentu cerita dapat diidentifikasi sebagai makna tambahan. Makna-makna tambahan inilah yang dapat disebut sebagai tema-tema tambahan atau tema minor. Banyak sedikitnya tema minor, tergantung pada banyak sedikitnya makna tambahan yang dapat ditafsirkan dari sebuah cerita novel (Nurgiyantoro, 2007: 82-83).
b) Penafsiran Tema
Hal tersebut sama dengan pendapat yang dikemukan oleh Stanton. Dalam usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel, secara lebih khusus dan rinci Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2007) mengemukakan ada sejumlah kriteria yang dapat diikuti seperti berikut.
Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap detail cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting. Hal tersebut disebabkan pada detil cerita yang menonjol itulah yang dapat diidentifikasi sebagai masalah atau konflik utama yang pada umumnya merupakan sesuatu yang ingin disampaikan.
Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat bertentangan dengan tiap detil cerita. Novel, sebagai salah satu genre sastra, merupakan suatu sarana pengungkapan keyakinan, kebenaran, ide, gagasan, sikap dan pandangan hidup pengarang, dan lain-lain yang tergolong unsur isi dan sebagai sesuatu yang ingin disampaikan.
Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam novel yang bersangkutan. Tema tidak dapat ditafsirkan hanya berdasarkan perkiraan, sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau informasi lain yang kurang dapat dipercaya. Penentuan tema dari kerja yang demikian kurang dapat dipertanggungjawabkan karena kurangnya bukti empiris.
cerita yang terdapat dalam cerita itu, baik yang berupa bukti-bukti langsung, maupun tak langsung (Nurgiyantoro, 2007: 87-88).
2) Amanat
Dalam sebuah karya sastra ada kalanya dapat diangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Hal itulah yang disebut dengan amanat. Jika permasalahan yang diajukan dalam cerita diberi jalan keluarnya oleh pengarang, jalan keluar itu disebut dengan amanat (Sudjiman, 1991: 57).
Amanat disebut sebagai pesan yang mendasari cerita yang ingin disampaikan pengarang kepada para pembaca. Menurut Wiyatmi (2006:49), amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton. Amanat dapat pula disebut dengan moral, atau lebih tepatnya pesan moral. Amanat atau moral merupakan sesuatau yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita (Nurgiyantoro, 2007: 321).
diungkapkan secara implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir (Sudjiman, 1991: 57). Oleh karena itu, untuk menemukan suatu amanat dalam sebuah karya sastra, kita tidak cukup hanya membaca beberapa paragraf dari cerita novel tersebut. Namun untuk mendapatkan amanat atau pesan moral dari sebuah novel, kita harus membaca cerita tersebut hingga selesai.
3. Pengajaran Sastra di SMA
Pengajaran sastra merupakan pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati, 2013: 1). Rahmanto (1988: 16), mengemukakan bahwa pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa, (4) menunjang pembentukan watak.
Adapun tujuan dari pengajaran sastra secara garis besar tujuan tersebut dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendeknya adalah agar siswa mengenal cipta sastra dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengannya. Siswa juga dapat memberikan tanggapan, menanyakan, tentang cipta sastra yang dibacanya, siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas pengajaran sastra. Tujuan pengajaran sastra jangka panjang adalah terbentuknya sikap positif terhadap sastra dengan ciri siswa mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap karya sastra dan dapat membuat indah dalam setiap fase kehidupannya (Ismawati, 2013: 30).
4. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar (KD) adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari KI. KD adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran di kelas tertentu. KD setiap mata pelajaran di kelas tertentu ini merupakan jabaran lebih lanjut dari KI, yang memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Priyatni, 2014: 19). Berikut ini akan dipaparkan KI dan KD yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XII semester II.
Tabel 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SMA Kelas XII
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa. 2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam menggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyajikan cerita fiksi dalam novel.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.3 Menyunting teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.
5. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran (Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Majid, 2014: 207).
a. Komponen Silabus
Dalam Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa silabus paling sedikit memuat hal-hal berikut :
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan).
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).
f. Materi pokok, muatan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menemukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
i. Aloksi waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.
j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar yang relevan.
6. RPP
Dengan kata lain, RPP dapat dikatakan sebagai sebuah rancangan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar tatap muka. RPP dikembangkan untuk satu kegiatan tatap muka atau lebih.
b. Komponen RPP
Dalam Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, RPP memuat banyak komponen yang dipaparkan berikut.
a. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan. b. Identitas mata pelajaran dan tema/subtema. c. Kelas/semester.
d. Materi pokok.
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam sialbus dan KD yang harus dicapai.
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang rekevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber lain yang relevan.
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan, pendahuluan, inti, dan penutup.
37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel
Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA
Kelas XII Semester II”, termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendekripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011). Adapun penelitian kualitatif menurut Moleong (2014: 6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. Jadi penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian (Moleong, 2014: 6).
B. Metode Penelitian
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasakan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari, 2005: 73).
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1994 oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Namun pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan buku cetakan keempat yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh penerbit yang sama. Novel ini memiliki 176 halaman, dengan tebal 20 cm.
D. Teknik Pengumpulan Data
menemukan tema dan amanat dalam novel dengan menerapkan setiap tahapan dalam metode pembelajaran inkuiri.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah mahasiswa peneliti sendiri (human instrumen). Artinya, peneliti dengan pembelajaran novel yang dipilih berusaha
untuk mendeskripsikannya dan dikaitkan dengan metode pembelajaran inkuiri yang ada dalam novel tersebut. Dalam melakukan kegiatan penelitian, peneliti melakukannya dengan membaca dan memberikan tanda pada kalimat-kalimat yang dimaksudkan. Data-data yang telah diperoleh kemudian diberi tanda, sehingga memudahkan data untuk diolah.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Siddel (dalam Moleong, 2014: 248) analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut: (1) mencatat hasil data lapangan, dengan memberiberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2) mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensitesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, (3) berpikir untuk membuat kategori data itu mempunyai makna, dengan cata mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan umum.
1. Menentukan novel yang dijadikan objek penelitian yaitu novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
2. Melakukan studi pustaka dengan cara mencari dan mengumpulkan teori dari berbagai sumber seperti buku, serta sumber referensi lain yang relevan. 3. Mengidentifikasi tema dan amanat novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari.
4. Mendeskripsikan tema dan amanat novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
5. Mendeskripsikan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.
6. Menarik kesimpulan.
7. Menyajikannya dalam bentuk laporan dari hasil analisis data tentang tema dan amanat yang terkandung dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
G. Penyajian Data
41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada bab ini akan dikemukakan data yang ditemukan dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari secara keseluruhan. Data yang dianalisis
berupa kalimat dan paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak untuk diimplementasikan dengan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra sehingga ditemukan tema dan amanatnya. Dalam praktiknya, terkadang siswa masih kebingungan dalam menentukan tema dan amanat dalam sebuah cerita. Oleh sebab itu, dengan data yang ditemukan diharapkan dapat membantu siswa dalam mencari tema dan amanat sebuah cerita.
Novel merupakan sarana untuk memperkaya bacaan siswa. Dalam pembelajaran sastra, novel dapat dijadikan sebagai media dalam pembelajaran. Salah satu kelebihan novel sebagai media pembelajaran adalah cukup mudahnya karya sastra tersebut dinikmati siswa. Pemilihan novel yang akan digunakan sebagai media pembelajaran perlu dipertimbangkan, tujuannya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh.
menjawab permasalahan yang timbul. Selain itu dengan strategi pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan minat membaca siswa khususnya dalam materi pembelajaran sastra yang terdapat di kelas XII semester II. Dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri diharapkan pula dapat memberikan inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran, mengingat terkadang beberapa guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi di kelas. Hal tersebut membuat siswa cenderung jenuh dan tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi.
Berbeda dengan metode ceramah yang lebih didominasi oleh guru, dalam metode inkuiri ini siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam setiap proses pembelajaran. Dalam metode inkuiri sendiri terdapat beberapa langkah yang dilalui, yaitu (a) orientasi, (b) merumuskan masalah, (c) merumuskan hipotesis, (d) mengumpulkan data, (e) menguji hipotesis, (f) merumuskan kesimpulan. Tahapan-tahapan tersebut menuntut keterlibatan siswa secara aktif, dengan demikian siswa tidak akan merasa mudah jenuh.
B. Langkah-langkah Metode Inkuiri untuk Mencari Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari
rinci tema dan amanat yang terkandung dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Berikut pembahasan mengenai langkah-langkah dalam metode inkuri yang digunakan untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
1. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif (Sanjaya, 2012: 199). Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah ini digunakan guru untuk merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan sebuah masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru terkait dengan pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak adalah sebagai berikut.
1. Guru memberi gambaran awal mengenai novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang akan digunakan sebagai media pembelajaran.
2. Siswa membaca novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari terlebih dahulu dan memahami isi cerita tersebut. Setelah itu siswa menuliskan ringkasan cerita novel Di Kaki Bukit Cibalak agar lebih mudah memahami isi ceritanya.
a. Bagian Pertama
Di sekitar kaki Bukit Cibalak terdapat sebuah desa yang benama Desa Tanggir. Penduduk Desa Tanggir adalah keturunan dari dua kelompok orang yang berlainan, yaitu kaum kawula dan keturunan kerabat ningrat. Pagi itu mereka semua telah berkumpul di halaman Balai Desa untuk mengadakan pemilihan Lurah Desa Tanggir yang baru. Dari kelima orang calon lurah, kebanyakan orang mengatakan hanya dua orang yang memiliki peluang. Satu di antaranya adalah Pak Badi. Di Desa Tanggir, Pak Badi memiliki nama yang baik. Masyarakat belum pernah mendengar Pak Badi terlibat dalam perbuatan curang, apalagi perjuadian dan pelacuran. Sifat dermawannya juga manat menonjol. Calon yang mengimbangi Pak Badi adalah Pak Dirga. Pak Dirga lebih populer daripada keempat calon lainnya. Sikapnya luwes, pandai bermain bola, pandai berjudi, dan gemar berganti istri. Hasil dari pemilihan pun telah didaptakan. Ternyata keluhuran budi, kearifan, serta kejujuran Pak Badi tidak memberikan nasib baik. Ia kalah, karena Pak Dirga yang terpilih menjadi lurah Desa Tanggir.
b. Bagian Kedua
Pak Dirga untuk meminjam uang dari lumbung koperasi karena ia membutuhkan uang untuk berobat ke Yogya.
Sangat disayangkan Pak Dirga tidak mau memberikan pinjaman uang kepada Mbok Ralem dengan alasan hutang yang dimiliki oleh Mabok Ralem yang dulu belum dibayar. Hal tersebut membuat Pambudi kaget karena ia tidak menyangka Pak Dirga akan berlaku demikian. Pambudi memberikan ide kepada Pak Dirga agar Pak Dirga mau memberikan pinjaman kepada Mbok Ralem. Namun usul Pambudi selalu ditolak oleh Pak Dirga dengan berbagai alasan. Di sisi lain, Pak Dirga justru mengajak Pambudi untuk melakukan kecurangan. Pak Dirga mengajak Pambudi untuk melakukan praktik korupsi. Mendengar rencana tersebut, dengan tegas Pambudi menolak ajakan Pak Dirga. Pada malam harinya Pambudi pun menulis surat kepada