• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT PADA NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh Martina Novi Tensawanti NIM: 121224034. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT PADA NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh Martina Novi Tensawanti NIM: 121224034. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Karya ini saya persembahkan untuk inspirator dan motivator terbaik dalam hidup saya yaitu, Bapak Fl. Rejo Mulyo, Ibu Paula Wakinah, dan adik Graciano Vino.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. “IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA” (PENGKHOTBAH 3 : 11). “ORANG-ORANG YANG SUKSES TELAH BELAJAR MEMBUAT DIRI MEREKA MELAKUKAN HAL YANG HARUS DIKERJAKAN KETIKA HAL ITU MEMANG HARUS DIKERJAKAN, ENTAH MEREKA MENYUKAINYA ATAU TIDAK” (ALDUS HUXLEY). “I’M A GREATER BELIEVER IN LUCK, AND I FIND THE HARDER I WORK THE MORE I HAVE OF IT” (THOMAS JEFFERSON). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Tensawanti, Martina Novi. 2016. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat pada Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji tentang pembelajaran tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini dengan menggunakan metode inkuiri. Tujuan penelitian ini adalah mendeskrpsikan tema dan amanat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini bagi siswa SMA kelas XI semester I. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data dalam penelitian ini yaitu novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumenter. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti menerapkan langkah-langkah metode inkuri yang digunakan dalam pembelajaran tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang terdiri dari (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) mengumpulkan data, (4) merumuskan kesimpulan. Terdapat tiga langkah penentuan tema, yaitu berdasarkan peristiwa yang paling menonjol, peristiwa yang paling banyak menimbulkan konflik, dan peristiwa yang menentukan waktu penceritaan. Ada dua teknik yang digunakan dalam menganalisis amanat yaitu, teknik eksplisit dan implisit. Hasil analisis menunjukkan bahwa tema dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini adalah cinta. Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah setiap usaha yang disertai dengan kerja keras dan doa akan membuahkan hasil yang setimpal. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyusun silabus dan RPP dengan menggunakan metode inkuiri yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Silabus dan RPP digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi membaca memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan, dengan Kompetensi Dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrnsik novel Indonesia/terjemahan. Kata kunci: metode inkuiri, pembelajaran tema dan amanat, novel Pertemuan Dua Hati.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Tensawanti, Martina Novi. 2016. Inquiry Method in Learning of Theme and Messages in Pertemuan Dua Hati Novel by Nh. Dini for SMA Students Grade XI Semester I . Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language dan Literature Education Study Program, Language and Art Education Department, Faculty of Teachers Training dand Education, Sanata Dharma University. This research examines learning of theme and messages in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini using inquiry method. The aims of this research is to describe the learning of theme and messages in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini using inquiry method for SMA students grade XI in semester I. This research used descriptive qualitative. The data was in the form of sentence and paragraph quotes in Pertemuan Dua Hati novel which describes the theme and messages. Data sources in this research were obtain from Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini. The data collection of this research used documentary technique. The research instrument in this research was the researcher itself. The researcher applied four steps of inquiry method which are used in learning of theme and mandate in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini, namely (1) orientation, (2) problem formulation, (3) data collection, and (4) conclusion formulation. There are three steps of determining theme that is based on the events which have most prominent, events which inflict conflicts and events which determine the storytelling time. There are two techniques used in analyzing the messages, namely explicit and implicit technique. The result showed that the theme in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini is love. The messages contained that in every effort that is accompanied by hard work and pray will produce worth results. Based on the result, the researcher compiled a syllabus and lesson plan using inquiry method which can be used as teaching material in literature class in senior high school, grade XI in semester I. Syllabus and lesson plan are used to achieve the Competence Standard in reading and understanding the various saga novels which are Indonesian/translation, with Basic Competence to analyze the intrinsic and extrinsic elements in Indonesian/translation novel.. Keywords:. metode inkuiri, pembelajaran tema dan amanat, novel Pertemuan Dua Hati.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kritus, atas berkat dan kasih-Nya yang tidak berkesudahan penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Tema dan Amanat pada Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini Untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami berbagai pengalaman suka dan duka serta berbagai pelajaran berharga yang pada akhirnya membuat penulis semakin berkembang. Sebagai pribadi yang belum terampil, penulis menerima banyak dukungan dan bimbingan, baik secara moral ataupun material. Oleh karena itu, dengan segala hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. 5. Bapak Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah membimbing, memberikan motivasi, dan senantiasa sabar dalam memberikan bantuan atas segala kesulitan dan kebingungan yang dihadapi penulis. 6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, yang memberikan ilmu dan berbagai pengalaman berharga selama 4 tahun ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii PERSEMBAHAN ............................................................................................... iv MOTO .................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii. BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6 E. Batasan Istilah ............................................................................................ 6 F. Sistematika Penyajian ................................................................................ 8. BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................9 A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 9 B. Kajian Teori .............................................................................................. 10 1. Metode Inkuiri ................................................................................... 10 a. Ciri-ciri Metode Inkuiri .............................................................. 12 b. Prinsip Metode Inkuiri ............................................................... 12 c. Langkah-Langkah Metode Inkuiri ............................................. 14 d. Peran Siswa dan Guru dalam Metode Inkuiri ............................ 15 2. Pembelajaran Sastra di Jenjang SMA ............................................... 16. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Hakikat Novel ................................................................................... 17 4. Unsur-unsur Intrinsik ........................................................................ 18 a. Tema ........................................................................................... 18 b. Amanat ....................................................................................... 20 5. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) ............................................. 22 a. Silabus ........................................................................................ 23 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 24 c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .............................. 25. BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................27 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 27 B. Data dan Sumber Penelitian ..................................................................... 27 C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 28 D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 28 E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 29. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................31 A. Deskripsi Data .......................................................................................... 31 B. Pembahasan Langkah-langkah Metode Inkuiri ........................................ 32 1. Analisis Tema Menggunakan Metode Inkuiri ................................... 39 a. Persoalan yang Menonjol ........................................................... 52 b. Persoalan yang Menimbulkan Konflik ....................................... 52 c. Kesimpulan Tema ...................................................................... 53 2. Analisis Amanat Menggunakan Metode Inkuiri ............................... 53 a. Implisit ....................................................................................... 68 b. Eksplisit ...................................................................................... 68 c. Kesimpulan Amanat ................................................................... 69 C. Pembelajaran Tema dan Amanat dalam Pembelajaran Sastra ................. 70 1. Langkah-Langkah Praktis Penerapan Metode Inkuiri dalam Novel Pertemuan Dua Hati ................................................. 71 2. Silabus ............................................................................................. 73 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 77. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V PENUTUP ...............................................................................................93 A. Kesimpulan ............................................................................................... 93 B. Implikasi ................................................................................................... 96 C. Saran ......................................................................................................... 96 1. Bagi Guru Bahasa Indonesia ........................................................... 96 2. Bagi Peneliti Lain ........................................................................... 97. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98 LAMPIRAN: Bab V Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini ................. 100 BIODATA ........................................................................................................ 113. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini karena pendidikan merupakan sarana dan wadah yang membentuk manusia yang kelak akan berguna bagi nusa dan bangsa, serta mempersiapkan kaum muda sebagai generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkualitas. Pada zaman sekarang, pendidikan yang disajikan oleh sekolah-sekolah di Indonesia masih rendah kualitasnya. Masalah tersebut melibatkan komponenkomponen sistem pendidikan, yaitu guru, siswa, meteri, metode, media, sumber belajar, sarana dan prasarana serta komponen lainnya. Namun setelah diselidiki lebih dalam, yang menjadi alasan utama rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah metode pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas (Wini, 2015: 1). Djamarah (2010: 46) menyatakan bahwa metode adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode digunakan guru sebagai strategi dalam pembelajaran. Metode dibuat agar siswa menjadi lebih aktif, bersemangat, dan mudah dalam mencerna pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar di kelas adalah pemilihan metode pembelajaran yang baik oleh guru.. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Sebagaian besar siswa sering mengeluhkan kegiatan belajar mengajar yang monoton dan tidak bervarasi. Hal itu menyebabkan siswa kurang memperhatikan pelajaran dan malah sibuk berbicara dengan teman sebangkunya (Wini, 2015: 2). Untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran, kita sebagai guru harus mampu menemukan metode yang kreatif dan inovatif sehingga siswa merasa nyaman dan senang, dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan aktif di dalam kelas. Oleh kerena itu, pemilihan metode pembelajaran yang baik akan membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu metode pembelajaran yang dirasa cocok dalam pembelajaran sastra adalah metode inkuiri. Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti penyelidikan/meminta keterangan, atau dalam konsep pembelajaran, adalah siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri (Anan, 2015: 7). Dalam konteks penggunaan inkuiri sebagai metode belajar mengajar, siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajaran, yang berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam menentukan suasana dan model pembelajaran. Dalam metode ini, siswa dituntut untuk terlibat secara aktif, salah satunya dengan mengajukan pertanyaan yang baik terhadap setiap materi yang disampaikan oleh guru. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA, karya sastra merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan dan digabungkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar siswa mengetahui karya-karya sastra yang dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Indonesia dan kemudian dapat menjaga dan melestarikannya. Apabila karya-karya sastra dianggap tidak.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. berguna, tidak bermanfaat lagi untuk menafsirkan dan memahami masalahmasalah dunia nyata, tentu saja pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi untuk diadakan. Namun, jika dapat ditunjukkan bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata, maka pengajaran sastra harus kita pandang sebagai sesuatu yang penting yang patut menduduki tempat yang selayaknya. Jika pengajaran sastra dilakukan secara tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat (Rahmanto, 1988: 15). Pengajaran sastra dalam dunia pendidikan dapat membantu mendidik siswa secara utuh dan memberikan empat manfaat besar, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjuang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Dalam karya sastra akan dijumpai unsur-unsur pembentuk karya sastra, baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Unsur intrinsik novel meliputi tema, tokoh, penokohan, latar (setting), sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Kepaduan unsur-unsur intrinsik inilah yang akan membuat sebuah novel terwujud. Dilihat dari sudut pandang pembaca, unsur-unsur inilah yang akan dijumpai ketika kita membaca sebuah novel. Pada penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran sastra yaitu novel mengenai tema dan amanat. Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun, tema yang disajikan dalam novel bermacam-macam jenisnya. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. terkandung di mana teks sebagai struktur sematis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto via Nurgiyantoro, 1995: 68). Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita yang bersifat menjiwai seluruh bagian cerita. Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu dalam cerita. Stanton menyatakan bahwa tema kurang lebih bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose). Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaiakan oleh pengarang kepada pembaca,. merupakan. makna. yang. terkandung. dalam. sebuah. karya. (Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dan tema dipandang memiliki kemiripan karena keduanya merupakan sesuatu yang terkandung dalam novel. Namun, tema bersifat lebih kompleks daripada moral. Moral, dengan demikian, dapat dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk yang sederhana, namun tidak semua tema merupakan moral (Kenny via Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message. Amanat dalam cerita, menurut Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 322) dimaksudakan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis. Peneliti memilih novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini karena berdasarkan pengetahuan peneliti, implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat menggunakan novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini belum pernah dilakukan. Selain itu, novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini juga memberikan sebuah gambaran perjuangan seorang wanita yang.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. berperan sebagai ibu dan juga sebagai guru. Dari situ kita menjadi tahu bagaimana pengorbanan seorang ibu yang tidak melepas tanggung jawab terhadap anaknya dan pengorbanan seorang guru yang tetap berusaha mengajak anak didiknya untuk kembali ke jalan yang benar. Perjuangan dan pengorbanan tokoh utama menjadikan novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini cocok sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Bahasa dan jalan cerita yang mudah dipahami juga membuat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini dapat di konsumsi oleh semua kalangan. Dengan adanya metode inkuiri siswa dapat mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, tema dan amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Sebab metode inkuiri merupakan metode pembelajaran sains yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan dan informasi yang dirasa dapat diterapkan juga dalam pembelajaran sastra Bahasa Indonesia (Koes via Wijayanti, 2010).. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I?”.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I.. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan sumbangan pengetahuan yang berupa metode pengajaran inkuiri dalam bidang sastra agar dapat memperkaya pengetahuan tentang analisis pendekatan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I. 2. Memberikan sumbangan referensi karya sastra yang dapat digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA.. E. Batasan Istilah 1. Novel Novel diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek (Santosa, 2010: 46)..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 2. Tema Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. 3. Amanat Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya (Nurgiyantoro, 1995: 321). 4. Metode Inkuiri Inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti penyelidikan/meminta keterangan, atau dalam konsep pembelajaran adalah siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri (Anan, 2015: 7). 5. Pengajaran Sastra Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 15). 6. Silabus Secara sederhana silabus dapat diartikan sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) (Mulyasa, 2008: 132−133). 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perencanaa. pembelajaran. atau. biasa. disebut. Rancangan. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53).. F. Sistematika Penyajian Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I Pendahuluan, bab II Landasan Teori, bab III Metodologi Penelitian, bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab V Penutup. Bab I berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, sistematika penyajian. Bab II berisi mengenai penelitian yang relevan, metode inkuiri, pembelajaran sastra di jenjang SMA, unsur intrinsik, hakikat novel, kurikulum tingkat satuan pendidikan (a) silabus, (b) rencana pelaksanaan pembelajaran, (c) standar kompetensi dan kompetensi dasar. Bab III berisi mengenai jenis penelitian, metode penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi mengenai deskripsi data, pembahasan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk siswa kelas XI semester I yang diaplikasikan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bab V berisi mengenai kesimpulan, implementasi, dan saran..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan pengetahuan peneliti analisis implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran tema dan amanat dengan menggunakan novel Pertemuan Dua Hati belum pernah dilakukan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria Srilestari Handayani Lalong (2015) dan Yosefina Milla Ngara (2015). Penelitian yang dilakukan oleh Maria Srilestari Handayani Lalong (2015) berjudul “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan teknik simak dan catat berdasarkan sumber dari novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini. Dalam penelitiannya, Wiwin Tumariyana memfokuskan unsur tema dan amanat novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini sebagai bahan pembelajaran sastra di jenjang SMA. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tema dan amanat dari novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini adalah ketuhanan karena tokoh utama selalu mencerminkan orang yang selalu bersyukur akan kehidupan yang telah dianugerahkan kepadanya, sedangkan amanat novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini adalah dalam bersikap dan bertingkah laku menyelaraskan keyakinan dan iman melalui renungan dan doa, sikap syukur atas anugerah yang melimpah 9.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. atas dirinya, menyesali perbuatan melalui puasa tidak dan makan serta menunjukkan sikap jujur, terbuka dan berterus terang. Penelitian yang dilakukan oleh Yosefina Milla Ngara (2015) berjudul “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Gadis Pencari Tuhan Karya Theresia Ametembun untuk Pembelajaran Sastra pada Siswa SMA Kelas XI Semester I”. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. kualitatif.. Dalam. penelitiannya,. Yosefina. Milla. Ngara. memfokuskan penelitian pada pembelajaran tema dan amanat menggunakan novel Gadis Pencari Tuhan karya Theresia Ametembun. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tema dan amanat dalam novel Gadis Pencari Tuhan karya Theresia Ametembun adalah tekanan batin yang meyebabkan konflik batin tokoh utama namun kemudian menjadi sebuah penemuan jati diri yang membuat penyembuhan luka, sedangkan amanat dalam novel Gadis Pencari Tuhan karya Theresia Ametembun, yaitu menghormati orang yang lebih tua dan menaati hukum adat sebab dengan begitu kita akan terhindar dari malapetaka dan bersahabat dengan alam. Penelitian ini ditujukan untuk pembelajaran sastra pada jenjang SMA kelas XI Semester I.. B. Kajian Teori 1. Metode Inkuiri Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono, 2011: 19). Dalam pelaksanaan pembelajaran, seorang guru membutuhkan metode yang akan digunakan.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. untuk menyampaikan materi kepada murid-murid. Metode tersebut adalah suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal bagi siswa termasuk. bagaimana. mengelola. disiplin. kelas. dan. organisasi. pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam mendukung kegiatan pembelajaran di kelas adalah metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode yang berprinsip student-centered. Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti penyelidikan/meminta keterangan, atau dalam konsep pembelajaran adalah siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri (Anan, 2015: 7). Dalam konteks penggunaan inkuiri sebagai metode belajar mengajar, siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajaran, yang berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam menentukan suasana dan model pembelajaran. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan (Hosan, 2014: 341). Peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar. Dalam metode ini, siswa dituntut untuk terlibat secara aktif, salah satunya dengan mengajukan pertanyaan yang baik terhadap setiap materi yang disampaikan oleh pendidik. Dalam hal ini, pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dibicarakan, dapat dijawab sebagaian atau keseluruhan dan dapat diuji serta diselidiki secara bermakna. Melalui tanya jawab antara pendidik dan peserta didik akan menimbulkan proses berpikir kritis dan analitis..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. a. Ciri-ciri Metode Inkuiri Efektivitas inkuiri dapat diketahui dengan mengamati ciricirinya. Berikut adalah ciri-ciri metode inkuiri: 1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. 2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. 3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagaian dari proses mental. b. Prinsip Metode Inkuiri Ada beberapa prinsip. yang harus. diperhatikan. ketika. memutuskan untuk menggunakan strategi inkuiri dalam sebuah proses pembelajaran. Beberapa strategi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Berorientasi pada pengembangan intelektual Strategi pembelajaran inkuiri berorientasi pada hasil belajar dan proses belajar. Oleh karena itu, proses pembelajaran dengan metode inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. menguasai materi pembelajaran, akan tetapi sejauh mana beraktivitas dan berproses dalam menentukan sesuatu. 2) Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. 3) Prinsip bertanya Peran guru dalam metode pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya.. Dengan. demikian,. kemampuan. siswa. untuk. menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. 4) Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, tetapi juga merupakan proses berpikir, yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemenfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 5) Prinsip keterbukaan Belajar. merupakan. suatu. proses. mencoba. berbagai. kemungkinan, yakni dengan prinsip bahwa segala sesuatu mungkin saja terjadi oleh sebab itu, anak perlu diberikan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. c. Langah-Langkah Metode Inkuiri Hosnan (2014, 342−344) menyatakan ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk menerapkan metode inkuiri. Langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut. 1) Orientasi Orientasi merupakan langkah sangat penting untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pendidik mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran dengan merangsang dan mengajak peserta didik untuk berpikir memecahkan masalah. 2) Merumuskan Masalah Merumuskan masalah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki yang harus dipecahkan. Peserta didik dituntun agar mampu berpikir memecahkan tekateki itu. Hal itu dilakukan dengan cara mendorong mereka menemukan jawaban yang tepat. 3) Mengumpulkan Data Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk dapat menarik kesimpulan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual peserta didik. Pada tahap ini siswamengidentifikasi beberapa.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. jawaban. atau. enarik. mengumpulkan. hasil. kesimpulan. penyelidikan. Selanjutnya, peserta. didik. guru untuk. menjawab teka-teki atau permasalahan. 4) Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan. kesimpulan. merupakan. gong-nya. dalam. pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya pendidik mampu menunjukkan kepada peserta didik mana data yang relevan. d. Peran Siswa dan Guru dalam Metode Inkuiri Pembelajaran. dengan. menggunakan. metode. inkuiri. merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus berperan aktif dalam proses belajar agar ikut berproses dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam metode ini, peran guru adalah sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan belajarnya secara mandiri. Guru menciptakan kesempatan untuk terjadinya aktivitas pribadi yang terkendali, kerja kelompok, dan berbagi kemampuan melalui aktivitas diskusi dan tanya jawab. Melalui aktivitas-aktivitas kelas seperti itu, peserta didik akan memperoleh makna serta pengetahuan dan melakukan transfer atau aplikasi pada pemecahan masalah yang dihadapi secara kreatif dan inovatif. Selain menciptakan suasana kelas, guru juga harus aktif.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. mendengarkan, bertanya, menyediakan balikan, serta menolong peserta didik untuk selalu terfokus pada permasalahan yang dihadapi. Hal itu akan membuat siswa ikut berpartisipasi dalam evalusi yang dilakukan di akhir pelajaran yang akan menjadi tolok ukur dalam pengembangan kemampuannya. Metode. inkuiri. bertujuan. untuk. mengorganisasikan. pengetahuan yang dimiliki siswa sebagai fondasi yang kuat berdasarkan konsep metode ilmiah. Model ini berusaha untuk mengajarkan berbagai keterampilan dan bahasa ilmiah (Bruce dan Well via Hosnan, 2014: 345).. 2. Pembelajaran Sastra di Jenjang SMA Pembelajaran sastra merupakan salah satu materi pelajaran yang baik karena sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah di dunia nyata. Jika pembelajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pembelajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat. Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu keterampilan. berbahasa,. meningkatkan. pengetahuan. budaya,. mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 15). Dalam melaksanakan pengajaran setiap guru hendaknya selalu menyadari bahwa setiap siswa adalah seorang individu dengan kepribadian.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. yang khas, kemampuan, masalah, dan kadar perkembangannya masingmasing yang khusus. Oleh karena itu, seorang guru harus memenuhi kewajiban moral untuk mendorong dan memotivasi siswa agar belajar pengetahuan dan keterampilan yang signifikan, tetapi juga terkait dengan tugas guru untuk memicu dan memacu siswa agar bersikap inovatif, kreatif, dan adaptif (Suyuono, 2011: 5).. 3. Hakikat Novel Kata novel berasal dari bahasa Latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek (Santosa, 2010: 46). Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative text), atau wacana naratif (narrative discourse). Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu karena fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abrams via Nurgiyantoro, 1995: 2). Dengan demikian, karya fiksi merupakan suatu karya sastra yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguhsungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Fiksi pertama-tama menyaran pada prosa naratif, yang dalam hal ini adalah novel dan cerpen, bahkan kemudian fiksi sering dianggap.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. bersinonim dengan novel (Abrams via Nurgiyantoro, 1995: 4). Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya juga bersifat imajiner.. 4. Unsur-Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur-unsur inilah yang akan dijumpai jika orang membaca suatu karya sastra. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel dapat terwujud. Unsur-unsur intrinsik itu adalah tema, latar (setting), alur (plot), sudut pandang, tokoh dan penokohan, amanat, dan gaya bahasa. Berikut ini peneliti hanya akan menganalisis unsur tema dan amanat. a. Tema Tema. (theme). menurut. Stanton. dan. Kenny. (via. Nurgiyantoro, 1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun, tema yang disajikan dalam novel bermacam-macam jenisnya. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di mana teks sebagai struktur sematis dan yang menyangkut persamaanpersamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto via Nurgiyantoro, 1995: 68). Oleh karena itu, untuk menentukan tema.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. pokok maka pembaca harus mengerti apa gagasan umum yang mendasari novel itu. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita yang bersifat menjiwai seluruh bagian cerita. Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu dalam cerita. Stanton menyatakan bahwa tema kurang lebih bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose). Tema sebuah karya sastra selalu berkaitan dengan makna pengalaman kehidupan. Berbagai masalah dan pengalaman kehidupan yang banyak diangkat ke dalam karya fiksi, baik berupa pengalaman yang bersifat individual maupun sosial. Masalah dan pengalaman yang diangkat dalam karya sastra bersifat subjektif, sesuai dengan hal yang paling menarik perhatian pengarang. Karena itu, pengarang merasa perlu untuk mendialogkannya ke dalam karya sastra sebagai sarana mengajak pembaca untuk ikut merenungkannya. Dalam usaha mengemukakan dan menafsirkan tema sebuah novel secara lebih khusus dan rinci, Stanton (via Nurgiyantoro, 1995: 87) mengemukakan adanya sejumlah kriteria. Kriteriakriteria tersebut adalah sebagai berikut. 1) Pertama,. penafsiran. tema. sebuah. novel. hendaknya. mempertimbangkan tiap detail cerita yang menonjol atau konflik utama..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 2) Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat bertentangan dengan tiap detail cerita. 3) Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam novel yang bersangkutan atau terdapat bukti empiris. 4) Keempat, penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan diri pada bukti-bukti yang ada secara langsung. b. Amanat Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya (Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dan tema dipandang memiliki kemiripan karena keduanya merupakan sesuatu yang terkandung dalam novel. Namun, tema bersifat lebih kompleks daripada moral. Moral, dengan demikian, dapat dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk yang sederhana, namun tidak semua tema merupakan moral (Kenny via Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message. Amanat dalam cerita, menurut Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 322) dimaksudakan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis. Secara umum, moral mengarah pada pengertian tentang ajaran baik-buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (KBBI, 2005). Karya sastra yang mengandung tema sesungguhnya merupakan suatu penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan. Permasalahan yang terkandung di dalam tema atau topik cerita adakalanya diselesaikan secara positif (happy ending). Amanat yang terdapat pada sebuah karya sastra ada dua jenis, yaitu secara implisit ataupun secara eksplisit. Implisit, jika jalan keluar ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita akhir (Sudjiman, 1988: 57). Eksplisit, jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu (Sudjiman, 1988: 57−58). Karya sastra, fiksi, senantiasa menawarkan pesan moral yang. berhubungan. dengan. sifat-sifat. luhur. kemanusiaan,. memperjuangkan hak dan martabat manusia. Dalam sebuah karya fiksi, khususnya novel-novel yang relatif panjang, sering terdapat lebih dari satu pesan moral. Hal itu belum lagi berdasarkan pertimbangan dan penafsiran dari pihak pembaca yang juga berbeda-beda dari segi jumlah maupun jenisnya. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.. 5. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Pendidikan yang diberikan kepada peserta didik bukan semata-mata hanya berupa materi pelajaran namun juga bagaimana pserta didik dapat menginternalisasi nilai-nilai hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat. Pendidikan pun harus berisi tentang pemberian minat dan bakat peserta didik. Oleh karena itu, dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap peserta didik serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluasi (Hamalik via Sanjaya, 2008, 10). Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (Sanjaya, 2008: 128). a. Silabus Secara sederhana silabus dapat diartikan sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) (Mulyasa, 2008: 132−133). Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Silabus merupakan kerangka inti dari setiap kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut: 1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran. 2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanmkan atau membentuk kompetensi tersebut. 3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik (Mulyasa, 2008: 133)..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Silabus merupakan penjabaran lebih rinci dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang minimal memuat kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perencanaa pembelajaran atau biasa disebut Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53). Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (applicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Rencana pembelajaran umumnya berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut: 1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. 2) Tujuan pembelajaran. 3) Materipembelajaran..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 4) Pendekatan dan metode pembelajaran. 5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 6) Alat dan sumber belajar. 7) Evaluasi belajar (Muslich, 2007: 53). c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pada pengembangan materi pelajaran, pendidik harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan ketika melakukan kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan silabus yang terdiri dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar kompetensi dan kompetensi. dasar. merupakan. landasan. bagi. guru. untuk. mengembangkan materi, merancang kegiatan pembelajaran, dan merancang indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Namun dalam pengembangan standar kompetensi (SK) dan standar dasar (KD) guru menyesuaikan. dengan karakteristik. dan. perkembangan peserta didik, situasi, dan kondisi serta kebutuhan sesuai dengan daerah tempat tinggalnya. Berikut ini adalah isi dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dijadikan bahan pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XI semester I..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. SILABUS Mata Pelajaran. : Bahasa Indonesia. Kelas/Semester. : XI/I. Standar Kompetensi 7. Memahami berbagai. Kompetensi Dasar 7.2 Menemukan unsur-unsur. hikayat, novel. intrinsik dan ekstrinsik novel. Indonesia/novel terjemahan.. Indonesia/terjemahan..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian dengan judul “Metode Inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I” merupakan penelitian deskripsi kualitatif karena data yang diambil berupa kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan tema dan amanat yang terdapat pada novel tersebut. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell via Noor, 2011; 34). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi. Dalam penelitian ini, wujud penelitiannya adalah menggunakan deskripsi yang menghasilkan data tertulis (Moleong, 2014; 11).. B. Data dan Sumber Penelitian Sumber data dalam penelitian adalah novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini, merupakan novel terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Novel tersebut terbit pada tahun 2005 dan memiliki ketebalan 85 halaman. Data. 27.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. penelitian berupa kutipan-kutipan paragraf dan kalimat dalam novel yang menggambarkan tema dan amanatnya.. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Noor, 2011: 138). Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan teknik dokumenter. Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalau (Gulö, 2002: 123). Bahkan, literatur-literatur yang relevan dimasukkan pula dalam kategori dokumen yang mendukung. Peneliti menggunakan novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini sebagai dokumen yang diteliti. Peneliti mencatat satu per satu kutipan yang menunjukkan gambaran tema dan amanat yang terdapat dalam novel tersebut. Berdasarkan teknik tersebut, peneliti memperoleh sumber tertulis. Sumber tertulis merupakan segala buku kesustraan yang berkaitan dengan teori tentang tema dan amanat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berarti alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data atau yang lebih dikenal umum adalah test, interview, observasi, dan angket (Siswantoro, 2010: 73). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. yang digunakan adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrumen penelitian terkait dengan ciri penelitian sastra yang berorientasi kepada teks, bukan kepada sekelompok individu yang menerima perlakuan tertentu (treatment).. E. Teknik Analisis Data Siddel (via Moleong, 2014; 248) menjabarkan proses analisis data kualitatif sebagai berikut: (1) mencatat yang menghasilkan data lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2) mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, (3) berpikir untuk membuat kategori data itu mempunyai makna, dengan cara mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan umum. Berdasarkan teori di atas peneliti akan menganalisis data tersebut dengan menggunakan langkah-langkah analisis data sebagai berikut: 1. Orientasi a. Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari oleh siswa serta tujuan dari hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. b. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa agar tujuan tercapai. c. Siswa diminta meringkas novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 2. Merumuskan Masalah a. Siswa diminta mencari dan menemukan tema dan amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. 3. Mengumpulkan data a. Siswa diminta mengumpulkan data yang terkait dengan tema dan amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini baik berupa kalimat maupun paragraf lalu mempresentasikan hasil temuan mereka. 4. Merumuskan kesimpulan a. Siswa diminta untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil data yang mereka temukan..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data Pada bab ini akan dikemukakan data yang dikemukakan dalam penelitian novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini secara keseluruhan. Data yang dianalisis berupa kalimat dan paragraf yang dikutip dalam novel Pertemuan Dua Hati untuk menunjukkan penerapan. metode inkuiri terhadap. pembelajaran tema dan amanat. Peneliti menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat karena metode inkuiri berpusat pada siswa. Siswa yang akan belajar dan menemukan sendiri materi pelajaran yang akan dipelajarinya. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan suatu hal yang berkaitan dengan materi pelajaran. Pada pembelajaran sastra, seringkali siswa mengeluhkan metode mengajar yang hanya berpusat pada guru, yaitu metode ceramah. Metode ceramah dirasa monoton dan tidak bervariasi. Adanya metode inkuri memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ada empat langkah yang harus dilakukan siswa ketika menggunakan metode inkuiri, yaitu (1) orientasi, tahap ini siswa dituntun untuk bisa memahami isi novel dengan cara membaca isi ringkasan yang disiapkan oleh guru, (2) merumuskan masalah, tahap ini siswa dituntun untuk berpikir kritis, dengan cara merumuskan masalah yang terkandung dalam. 31.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. novel, (3) mengumpulkan data, tahap ini siswa dituntun untuk menemukan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah yaitu menemukan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah yaitu menemukan kutipan yang berisi tema dan amanat, (4) menarik kesimpulan, tahap ini siswa dituntun untuk menarik kesimpulan berdasarkan data yang ia temukan. Keempat langkah metode inkuiri di atas dirasa lebih menarik bagi siswa. Melalui metode inkuiri siswa belajar aktif dan menemukan sendiri tugas yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Ini akan menumbuhkan sikap kritis dan analitis pada siswa.. B. Pembahasan Langkah-Langkah Metode Inkuiri Dalam menerapkan metode inkuiri terdapat empat langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah tersebut akan membantu siswa dalam memahami secara rinci tema dan amanat yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Langkah-langkah metode inkuiri adalah sebagai berikut. a. Orientasi Orientasi merupakan langkah sangat penting untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pendidik mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran dengan merangsang dan mengajak peserta didik untuk berpikir memecahkan masalah. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah: 1. Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari oleh siswa serta tujuan dari hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 2. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa agar tujuan tercapai. 3. Siswa diminta membaca ringkasan novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Ringkasan Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini Bu Suci adalah seorang guru di sebuah desa di Purwodadi. Ia adalah seorang guru yang bijak serta sangat mencintai keluarganya. Namun, karena pekerjaan suaminya, Bu Suci dan keluarga terpaksa pindah ke kota Semarang. Di sana ia tinggal dengan suami dan ketiga anaknya serta dengan bibinya yang menjaga anak-anak Bu Suci. Bu Suci mempunyai seorang suami yang sangat pengertian terhadap keluarganya. Dia selalu mendukung apa saja yang Bu Suci lakukan selama itu benar. Ia pun berniat untuk mencari pekerjaan sebagai guru kembali, karena ia sudah sangat rindu dengan pekerjaannya itu. Hingga suatu saat ia mengantarkan anaknya ke sekolah dan ia pun mendapat pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah dasar dimana anaknya bersekolah. Hari pertama mengajar dilalui Bu Suci dengan baik. Namun, ia mulai merasa ada suatu kejanggalan yang terjadi pada kelas tersebut. Sebisa mungkin bu Suci tidak pernah mencampurkan persoalan pribadi dengan persoalan di dalam pekerjaannya. Ia berusaha profesional dengan bisa membagi waktu, agar anakanaknya tidak pernah merasa kehilangan sosok ibu dalam dirinya..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Hari-hari berikutnya dilalui Bu Suci dengan mulus pula, namun sekarang ia mulai mengerti apa yang mengganjal di dalam pikirannya. Seorang murid bernama Waskito ternyata telah menarik perhatiannya. Setiap kali ditanya tentang murid tersebut, semua anak seolah terdiam dan tidak ingin memberi jawaban pada Bu Suci. Namun, akhirnya Bu Suci pun mendapatkan jawaban atas semua yang terjadi. Ternyata muridnya yang bernama Waskito tersebut salah satu murid yang nakal, dan selalu membuat keonaran. Semua murid yang ada dikelas segan pada dia, mereka takut jika bermasalah dengannya. Menurut cerita yang ada, Waskito seringkali memukul dan menjahili temannya yang ada di kelas, tanpa sebab apa pun atau mereka merasa tidak pernah berbuat sesuatu yang membuat Waskito marah. Entah kenapa bu Suci merasa ada hal yang perlu ia selesaikan dan ia ingin terlibat jauh pada masalah itu. Dorongan hati yang kuat membuat Bu Suci semakin ingin membantu Waskito menyelesaikan masalahnya. Sementara itu, anak kedua Bu Suci telah divonis oleh dokter mengidap penyakit epilepsi atau ayan, sehingga kesehatannya perlu dijaga serta ia tidak boleh banyak beraktivitas. Semua cobaan seolah tengah menghadang pada Bu Suci. Disisi lain ia ingin sekali berada di kelas serta mengetahui perkembangan muridnya yang nakal tersebut, namun disisi lain ia harus bersusah payah mengantar anaknya ke rumah sakit untuk berobat. Akhirnya Bu Suci pun mendatangi kediaman kakek dan nenek Waskito untuk mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin. Ia pun mendapatkan informasi bahwasannya Waskito sebenarnya merupakan anak yang baik, namun.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. karena perilaku orang tuanya yang memperlakukannya dengan tidak baik maka ia pun menjadi murid yang nakal. Neneknya mengatakan bahwa ayahnya seringkali memukul Waskito tanpa alasan yang jelas jika Waskito melakukan suatu kesalahan tanpa memberikan pengarahan yang baik, yang seharusnya Waskito perbuat, sementara ibunya selalu memanjakannya sehingga Waskito tidak pernah tahu mana yang baik dan buruk. Selama tinggal bersama neneknya ia menjadi anak yang tahu aturan dan menjadi disiplin, namun setelah orangtuanya memintanya kembali, maka ia kembali menjadi anak yang nakal dan selalu menjahili teman-temannya. Bu Suci mencoba membantu permasalahn yang dihadapi oleh Waskito. Seringkali ia memperhatikan semua perilaku Waskito, dan ia perlahan mencoba mendekati Waskito. Ia meminta Waskito untuk mengantar makanan pada anak keduanya yang sakit tersebut. Bu Suci mencoba menggambarkan pada Waskito bahwa ia masih beruntung diberi kesehatan sehingga ia tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak berguna untuk hidupnya. Bu Suci juga memberi kepercayaan pada Waskito untuk membuat sesuatu, hingga pekerjaan yang dilakukan Waskito dan kelompoknya mendapat penghargaan dari teman-temannya. Waskito dibuat ada keberadaannya oleh Bu Suci. Selama ini semua murid yang ada di kelas menganggap Waskito hanya sebagai biang onar dan keributan sehingga keberadaanyya tidak diinginkan dan dibutuhkan. Namun, sekarang Bu Suci mencoba membuat semua hal tersebut musnah. Kini Waskito tinggal bersama bibinya, sehingga sedikit demi sedikit ia mulai mendapatkan pelajaran tentang sebuah kasih sayang. Terutama dari keluarga bibinya, yang selalu rukun meskipun keadaan ekonomi mereka sulit..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Bahkan mereka kadangkali harus berbagi makanan. Namun Waskito senang tinggal di sana. Lantaran di sana ia mendapat pengajaran tentang sopan santun dan kasih sayang. Ibu Suci merasa lega dengan semua perubahan yang mulai Waskito tunjukkan. Namun suatu hari ia kembali mengamuk dan berteriak-teriak di depan kelas sambil menyodorkan gunting kepada teman-temannya. Ia bahkan mengancam akan membakar kelas dan memperlihatkan korek api yang menyala ke seluruh penjuru kelas. Namun dengan berani Bu Suci merampas gunting tersebut dari tangan tersebut saat Waskito lengah. Tanpa memikirkan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Entah kenapa ia yakin bahwa Wasktito tidak akan sanggup untuk menggunakan senjata tajam tersebut. Semua guru di sekolah tersebut sepakat untuk mengeluarkan Waskito dari sekolah karena sikap Waskito sudah keterlaluan. Namun Bu Suci dengan segenap hati meminta agar diberi waktu untuk membimbing Waskito, jika ia gagal jabatannya sebagai guru rela jika harus di cabut. Ia pun menekankan kepada Waskito bahwa Bu Suci percaya bahwa Waskito akan mengubah sikapnya karena selain ia yang harus pindah, jabatan Bu Suci sebagai guru juga dipertaruhkan untuknya. Setelah kejadian itu, Bu Suci selalu mengawasi murid-muridnya, terutama Waskito, dengan lebih teliti. Setiap jam istirahat Bu Suci tetap berada di kelas untuk mengerjakan sesuatu. Kadang ia menggunakan jam istirahat untuk membuat rajutan atau mempersiapkan materi untuk pelajaran selanjutnya. Pada saat itu juga Bu Suci berkesempatan untuk berbicara lebih banyak kepada Waskito. Lamakelamaan Waskito mau menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Bu Suci. Setelah beberapa bulan berjalan dengan baik. Tiba-tiba suatu hari ada.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. seorang anak lari terengah-engah menuju kantor guru dan memberitahu Bu Suci bahwa Waskito menginjak-injak pot tanaman di depan kelas. Dengan perasaan khawatir Bu Suci segera menuju kelas dan melihat beberapa pot rusak karena diinjak-injak. Tanah di dalam pot tumpah dan mengotori lantai depan kelas. Bu Suci segera mencari Waskito dan menemukannya sedang duduk di dekat kelas kecil. Bu Suci bertanya mengapa ia melakukan hal tersebut. Dengan suara lemah Waskito berkata bahwa salah satu teman mengejek tanamannya yang kurang subur. Bu Suci yang mendengar aduan kecil Waskito kemudian menasihatinya bahwa tidak perlu melakukan hal seperti itu jika memang tanaman Waskito kurang subur. Daripada berbuat seperti itu lebih baik Waskito mencari tahu mengapa tanamannya kurang subur, mungkin kurang sinar matahari atau kurang diberi air. Mendengar perkataan Bu Suci, Waskito menyadari hal yang tidak terpikirkan olehnya. Lalu mereka kemabali ke kelas dan bersama-sama dengan murid yang lain membersihkan tanah-tanah yang berceceran di depan kelas. Sejak saat itu Bu Suci dan Waskito semakin dekat dan akhirnya sedikit demi sedikit Waskito mau berbagi cerita dan mau untuk mnerima nasihat Bu Suci. Akhir semester Waskito naik kelas dan keluarganya sangat berterimakasih karena mereka tidak menyangka bahwa Waskito dapat mengubah sikapnya dan dapat naik kelas. Waskito dan keluarga Bu Suci pun berlibur ke desa mereka di Purwodadi sesuai dengan janjinya kepada Waskito. Sejak bertemu dengan Waskito Bu Suci merasa hatinya telah dipertemukan dengan hati Waskito dan sejak saat itu pula Bu Suci tidak akan memisahkan urusan pekerjaan dan rumah tangga. Sebab kedua hal tersebut harus dilakukan dilaksanakan agar seimbang..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. b. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki yang harus dipecahkan. Peserta didik dituntun agar mampu berpikir memecahkan teka-teki itu. Hal itu dilakukan dengan cara mendorong mereka menemukan jawaban yang tepat. 1. Siswa diminta mencari dan menemukan tema dan amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. c. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk dapat menarik kesimpulan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan. intelektual. peserta. didik.. Pada. tahap. ini. siswamengidentifikasi beberapa jawaban atau enarik kesimpulan. Selanjutnya, guru mengumpulkan hasil penyelidikan peserta didik untuk menjawab teka-teki atau permasalahan. 1. Siswa diminta mengumpulkan data yang terkait dengan tema dan amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini baik berupa kalimat maupun paragraf lalu mempresentasikan hasil temuan mereka. Berikut hasil pengumpulan data tentang analisis tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. 1. Analisis Tema Menggunakan Metode Inkuiri Novel Pertemuan Dua Hati dibagi atas enam bagian. Pada setiap bagian peneliti akan memaparkan analisis tema yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun, tema yang disajikan dalam novel bermacam-macam jenisnya. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di mana teks sebagai struktur sematis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto via Nurgiyantoro, 1995: 68). Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita yang bersifat menjiwai seluruh bagian cerita. Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu dalam cerita. Stanton menyatakan bahwa tema kurang lebih bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose). Sudjiman (1988, 93) mengemukakan tiga langkah yang dapat digunakan untuk menentukan tema. Pertama, melihat persoalan yang paling. menonjol.. Kedua,. persoalan. mana. yang. paling. banyak. menimbulkan konflik lalu menyebabkan terjadinya peristiwa. Ketiga, menentukan dan menghitung waktu penceriteraan yang diperlukan untuk menceriterakan peristiwa yang ada dalam karya sastra. Ketiga langkah tersebut dilakukan secara berurutan..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Berikut ini akan dianalisis tema dalam novel Pertemuan Dua Hati, untuk mempermudah proses analisis tema, penulis membaginya ke dalam beberapa bagian seperti berikut. a. Bagian Pertama Bagian ini mengisahkan tentang kepindahan keluarga Bu Suci karena suaminya dipindah tugaskan ke Semarang. Hal itu menyebabkan Bu Suci meninggalkan pekerjaan lamanya di Purwodadi. Meskipun harus pindah, Bu Suci gembira terhadap kenaikan pangkat suaminya. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini: 1.1.1. Bu Suci dan keluarganya harus pindah ke Semarang karena suaminya dipindah tugaskan ke kota besar itu. Bu Suci harus meninggalkan pekerjaannya di Purwodadi. Hal itu dapat dibuktikan dengan kutipan berikut: Pindah rumah selalu merepotkan. Apalagi pindah ke kota lain. Tetapi hal ini sudah kami pertimbangkan semasak-masaknya. Suamiku mulai bekerja sebagai montir biasa. Kemudian, sebagai wakil bapakku, keahliannya di bidang mesin semakin menonjol. Perusahaan pusat memperhatikan kelebihannya dari montir-montir lain. Pindah ke Semarang, dia harus mengawasi kelancaran jalannya semua kendaraan angkutan yang keluar dari bengkel. Ini sangat penting bagi dirinya. Meskipun aku harus meninggalkan Purwodadi tempatku bekerja selama ini, aku tururt gembira akan kenaikan pangkat suamiku (Dini, 2005: 12). Persoalan yang menonjol pada bagian 1.1.1 yaitu bersyukur. Bu Suci bersyukur atas kenaikan pangkat suaminya. Walaupun hal tersebut menyebabkan Bu Suci dan keluarganya harus meninggalkan Purwodadi dan pindah ke Semarang..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 1.1.2. Bu Suci akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai guru SD di tempat anak sulung dan anak keduanya bersekolah. Namun, sesuatu terjadi pada anak keduanya.. Hal itu dapat dibuktikan dengan. kutipan berikut: Lalu kami membicarakan kapan aku mulai mengajar. Kepala Sekolah menganjurkan supaya secepat mungkin aku masuk kerja. Sementara berbincang-bincang mengenai hari aku akan memulai karir baruku itu, aku berpikir kepada anakku kedua. Mudah-mudahan dia segera sehat kembali. Sejak kami pindah, seringkali dia rewel, menangis tanpa sebab nyata kelihatan. Kalau ditanya, katanya kepala pusing. Lain dari kebiasannya, dia cepat kembali tersinggung. Disebabkan sesuatu yang remeh seringkali bertengkar dengan adiknya. Suamiku berkata, barangkali udara kota Semarang kurang cocok bagi dia (Dini, 2005: 19). Persoalan yang menonjol pada bagian 1.1.2 yaitu konflik batin. Bu Suci bahagia karena dapat mengajar kembali, namun dia juga cemas terhadap sikap anak keduanya yang berbeda tidak seperti biasanya.. b. Bagian Kedua Bagian ini mengisahkan tentang Bu Suci yang sudah kembali mengajar di sekolah. Di sekolah ini, Bu Suci menemukan seorang murid sukar yang belum pernah dijumpai sewaktu ia mengajar selama sepuluh tahun di Purwodadi. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini: 1.1.3. Bu Suci akhirnya mengajar di sekolah. Ia bersyukur mendapat pekerjaan di SD yang fasilitasnya memadai. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Aku berterima kasih kepada Tuhan karena teringat nasib beberapa bekas kawan sekolahku. Setahun sekali kami masih saling berkabar. Dua daripadanya turut transmigrasi ke pelosok Pulau Kalimatan dan Sumatra. Masing-masing menceritakan kesulitan dan kegigihan mereka. Keduanya harus merangkap mengajar muridmurid dari tingkatan kelas berbeda. Yang di Kalimantan bahkan bercerita, bahwa setiap kali hujan deras turun, murid-murid disuruh pulang. Karena atap bangunan sekolah terlalu rapuh, guru khawatir akan terjadinya kecelakaan. Tiada hentinya aku mengulangi cerita kawanku itu kepada anakku dan murid-muridku. Aku ingin menanamkan kesadaran yang sama, betapa bahagia serta beruntung kami mempunyai sekolah bagus dan kokoh. Guru bersama murid dapat menunaikan tugas masing-masing tanpa rasa ketakutan (Dini, 2005: 25). Persoalan yang menonjol pada 1.1.3 yaitu bersyukur. Bu Suci beruntung dapat bekerja kembali dan bekerja di sekolah yang memiliki fasilitas yang bagus serta bangunan sekolah yang kokoh tidak seperti yang dialami sebagian dari teman-temannya yang bekerja menjadi guru di luar pulau. 1.1.4. Ternyata ada seorang murid yang tidak disukai di kelas Bu Suci. Anak tersebut sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Tapi tidak ada satu orang temannya yang mau menjenguk dan menanyakan mengapa ia membolos sebab anak tersebut suka berbuat jahat terhadap teman-temannya. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini: “Biar Waskito tidak masuk, Bu! Kami malahan senang!” Sekali lagi aku terkejut oleh suara yang tiba-tiba ini. Aku menoleh ke arah si pembicara, murid perempuan. “Ya, betul, Bu! Kelas tenang kalau dia tidak ada,” suara murid laki-laki lain yang sama tegasnya menguatkan pendapat itu.”.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. “O, ya?” tenang aku menahan nada dan isi kalimatku. “Mengapa? Karena Waskito suka berguarau? Bikin keributan?” “Oh, tidak! Bukan berguarau! Kalau itu, kami juga suka!” “Dia jahat! Jahat sekali, Bu!” tambahan itu terdengar dari arah murid perempuan yang sama. “Ah, masa!” sekali itu terloncat isi hatiku yang sebenarnya, tanpa ada kekangan maupun penahanan perasaan. Sungguh-sungguh aku semakin heran mengetahui Waskito demikian dihindari kawan sekelasnya (Dini, 2005: 28). Persoalan yang menonjol pada 1.1.4 yaitu penasaran. Bu Suci merasa heran mengapa murid-murid di kelasnya menganggap bahwa Waskito adalah anak yang jahat. Padahal menurut Bu Suci tidak ada anak yang jahat, yang ada hanyalah anak yang nakal. c. Bagian Ketiga Bagian ini menceritakan tentang bagaimana Bu Suci mencari informasi mengenai Waskito kepada nenek Waskito. Meskipun pada saat yang bersamaan, kondisi anak kedua Bu Suci juga masih memerlukan pemeriksaan yang intensif. Bu Suci berusaha menjalankan perannya sebagai guru dan juga sebagai seorang ibu. 1.1.5. Bu Suci mengirimkan surat pribadi kepada nenek Waskito dan mengatakan ingin menemui nenek Waskito untuk menanyakan mengapa Waskito tidak masuk sekolah. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini: Suratku kepada nenek Waskito dijawab dengan ramah. Pada suatu sore yang telah ditentukan, aku berkunjung ke rumah kakek dan nenek tersebut. Aku bertemu dengan sepasang suami-isteri sebaya dengan orangtuaku. Si suami.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. hanya sebentar menyalamiku, kemudian masuk kembali ke kamar praktik (Dini, 2005: 35). Persoalan yang menonjol pada 1.1.5 yaitu peduli. Sikap Bu Suci yang peduli dengan muridnya, Waskito, membuatnya mengirimkan surat kepada nenek Waskito. Kemudian surat Bu Suci ditanggapi dengan ramah oleh nenek Waskito. Bahkan nenek Waskito mau menemui Bu Suci untuk membicarakan perihal cucunya itu. 1.1.6. Dari cerita nenek Waskito, alasan Waskito berbuat “jahat” kepada teman-temannya yaitu karena dia tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini: “Anak kami belum pernah menghukum, apalgi memukul Waskito!” kata si nenek. “Barangkali inilah kesalahannya. Ada anak-anak yang memerlukan perhatian, yang menganggap hukuman jasmaniah sebagai ganti perhatian yang diinginkan. Saya pernah menyaksikan sendiri anak-anak saudara saya. Mereka baru sadar akan kekeliruannya jika kena tangan ayah atau ibu mereka. Waskito sudah terlanjur tidak mendapatkan kata-kata manis atau bujukan, dia mungkin harus dipukul. Ah, kalau melihat dia di rumah mereka, Jeng! Tidak pernah ditegur, tidak pernah diberitahu mana yang baik dan mana yang jelek. Seumpama anak berjalan, kaki menyentuh pot sehingga jatuh. Di rumah kami, saya bilang: hati-hati kalau berjalan, Sayang! Tolong sekarang tanaman dan pot pecah itu dibenahi! Seumpama ibunya ada, langsung dia akan membela: ah, enggak apa-apa, nanti saya ganti. Biar pembantu yang membenahi! Nah, begitu itu setiap kali Waskito berbuat kekeliruan. Maksud saya, saya hanya ingin mendidik anak bersikap rapi dan teratur, Jeng!” (Dini, 2005: 37). Persoalan yang menonjol pada 1.1.6 yaitu sebab. Waskito tumbuh menjadi anak yang kurang perhatian dari orangtua. Itulah.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1) Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat

Tujuan penelitian ini, yaitu:(1) Untuk mengetahui watak tokoh dan perilaku tokoh utama.(2) Untuk memperkenalkan pribadi tokoh yang baik yang pantas dijadikan teladan bagi para

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pembelajaran Tema dan Amanat Novel

[r]

Penelitian menggunakan pendekatan pragmatik dilakukan dengan menginterpretasikan dan menganalisis data-data yang berkaitan dengan pembelajaran tema dan amanat novel

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah mendeskripsikan analisis tema dan amanat novel 5

Dalam novel Pertemuan Dua Hati Karya N.H Dini ditemukan 13 kutipan yang relevan dengan tiga sub teori yang dikemukakan oleh Skinner mengenai kepribadian tokoh, yaitu

1 ANALISIS UNSUR INTRINSIK TEMA, TOKOH, PERWATAKAN DAN AMANAT YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL “TERBANGLAH MERPATI” KARYA ACHMAD MUNIF SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA