iv ABSTRAK
FAKTOR RISIKO PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RS. X BANDUNG TAHUN 2015
R. Gatri Andini., 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes
Pembimbing II : dr. Johan Lucianus, M.Si
Latar belakang. AKI dan AKB yang sangat tinggi di Indonesia diakibatkan oleh komplikasi-komplikasi dalam persalinan, termasuk sectio caesarea.
Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan persalinan sectio caesarea di RS. X Kabupaten Bandung pada tahun 2015
Metode Penelitian. Cross sectional yang bersifat deskriptif analitik dengan pengambilan data secara retrospektif dari data rekam medik ibu yang melahirkan.
Hasil penelitian. Faktor risiko yang berhubungan dengan persalinan sectio caesarea adalah paritas (OR=1,59;95%CI=1,02-2,48), rujukan (OR=1,68; 95%CI=1,07-2,64) dan riwayat sectio caesarea (OR=4,07; 95% CI=0,94-17,63.
Simpulan. Faktor risiko persalinan sectio caesarea di RS.X adalah paritas, rujukan, dan riwayat sectio caesarea.
Kata kunci: Persalinan sectio caesarea, Faktor risiko
v ABSTRACT
RISK FACTORS OF CAESAREAN SECTION DELIVERY AT RS. X KABUPATEN BANDUNG YEAR 2015
R. Gatri Andini., 2016; Tutor 1 : dr. Dani, M.kes
Tutor II : dr. Johan Lucianus, M.Si
Background.MMR and IMR are very high in Indonesia caused by complications in childbirth, including caesarean section.
Objective. The purpose of this study was to know about the risk factors associated with caesarean section deliveries at RS.X Kabupaten Bandung year 2015
Method. Cross sectional method using descriptive analitic with retrospective data retrieval from deliveries patient medical record.
Results. Factors that constitute risk factor occurence to caesarean section deliveries are parity (OR=1,59;95%CI=1,02-2,48), referral (OR=1,68; 95%CI=1,07-2,64) and the history of caesarean section (OR=4,07; 95% CI=0,94-17,63.
Conclutions. Factors associated with caesarean section deliveries are parity, referral and the history of caesarean section.
Keywords: Caesarean section , Risk factor
viii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN………. .ii
SURAT PERNYATAAN ………iii
ABSTRAK……….……….....iv
DAFTAR GRAFIK………......xiv
DAFTAR LAMPIRAN...xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 IdentifikasiMasalah ... 4
1.3 MaksuddanTujuanPenelitian ... 5
1.4 ManfaatPenelitian ... 5
1.5 Landasan Teori ... 6
1.6 Hipotesis Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Histologi Uterus ... ………...9
2.1.1Anatomi Uterus ... ……..…..9
2.1.2 Histologi Uterus ... 11
2.2Persalinan ... 13
2.2.1 Definisi Persalinan ... 13
2.2.2 Pembagian Persalinan ... 13
2.2.3Fase-Fase Persalinan Normal ... 14
ix
2.2.4Mekanisme Persalinan Normal. ... 16
2.2.5Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Proses Persalinan ... 17
2.3 Persalinan Sectio Caesarea... 19
2.3.1 Definisi Sectio Caesarea ... 19
2.3.2 Indikasi Sectio Caesarea ... 19
2.3.3 Syarat Sectio Caesarea ... 21
2.3.4 Komplikasi Sectio Caesarea ... 21
2.4 Faktor Risiko Persalinan Sectio Caesarea ... 22
2.4.1 Faktor Ibu ... 22
2.4.2 Faktor Gizi ... 25
2.4.3 Faktor Pemeriksaan Kehamilan dan Pertolongan Persalinan ... 27
2.4.4 Faktor Kesehatan ... 29
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian ... 32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Metode Penelitian ... 32
3.4 Analisis Data ... 34
3.5 Aspek Etis Penelitian ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1HasilPenelitian ... 36
4.1.1 Gambaran Sampel Persalinan Sectio Caesarea ... 36
4.1.2 Analisis Univariat ... 37
4.1.3 Analisis Bivariat ... 41
4.2 Pembahasan ... 43
4.2.1 Proporsi Persalinan Sectio Caesarea ... 43
4.2.2 Faktor yang Terbukti Sebagai Faktor Risiko Sectio Caesarea... 45
4.2.3 Faktor yang Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko Persalinan Sectio Caesa rea ... 51
x
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 56
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN ... 63
RIWAYAT HIDUP ... 70
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Grafik 4.1 Perbandingan rata-rata penurunanwaktu yang dibutuhkandala
mmengerjakanJohnson Pascal Testpadakelompok I, kelomp
ok II, dankelompok III ... 37 Tabel2.1
Tabel3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Rekomendasi ACOG (1999) Untuk Pemilihan Kandidat
Untuk VBAC...19
Definisi Operasional, Satuan dan Kategori...…... ...34
Gambaran Indikasi Persalinan SC di RS. X Kabupaten
Bandung Tahun 2015 ………... ………....36
Distribusi Faktor Risiko Persalinan SC di RS. X
Kabupaten Bandung Tahun 2015... .…....…..42
Skor VBAC Menurut Flamm dan Geiger ... …...…....49
Angka Keberhasilan VBAC Menurut Flamm dan
Geiger ... ………..50
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sisi Anterior Uterus ... ……….10
Gambar 2.2 Pembagian Sisi Uterus ... 10
Gambar 2.3 Uterus dan Jaringan Adnexa ... ………... ...…..11
Gambar 2.4 Lapisan Dinding Uterus... ..…………..12
Gambar 2.5 Histologi Endometrium ... …………. …….….…13
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Landasan Teori... 7
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Distribusi Kelompok Umur Ibu Melahirkan di RS. X
Kabupaten Bandung Tahun 2015 ... 37
Grafik 4.2 Distribusi Paritas Ibu Melahirkan di RS. X Kabupaten
Bandung Tahun 2015 ... 38
Grafik 4.3 Distribusi Kondisi Ketuban Ibu Melahirkan di RS. X
Kabupaten Bandung Tahun 2015 ... 39
Grafik 4.4 Distribusi Cara Datang/Rujukan Pada Ibu Melahirkan
di RS.X Kabupaten Bandung Tahun 2015 ... 40
Grafik 4.5 Distribusi Riwayat Persalinan Sebelumnya Pada Ibu
Melahirkan di RS. X Kabupaten Bandung Tahun 2015 ... 41
xv
DAFTAR SINGKATAN
ACOG American College of Obstetricians and Gynecologists AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome
AKI Angka Kematian Ibu
AKB Angka Kematian Bayi
ANC Antenatal Care
BBLR Berat Badan Lahir Rendah
CI Confidence Interval
dr. Dokter
EFM Electronic Fetal Monitoring
HIV Human Immunodeficiency Virus
IMT Indeks Masa Tubuh
KEK Kekurangan Energi Kalori
KPD Ketuban Pecah Dini
LLA Lingkar Lengan Atas
OR Odd Ratio
PEB Pre Eklamsia Berat
SC Sectio Caesarea
SDKI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SPSS Statistical Package for the Social Science
TORCH Toksoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes Simpleks
UMP Upah Minimum Provinsi
VBAC Vaginal Birth After prior Caesarean WHO World Health Organization
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Analisis Data SPSS ... 63
Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data ... 72
Lampiran 3 Surat Izin Keputusan Etik ... 73
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Menurut data WHO, terdapat
289.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin di seluruh dunia pada
tahun 2013 dimana 99% nya berasal dari negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tingkat tertinggi
dengan 230 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup (WHO, 2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan
dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2014).
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bandung sebesar 48 kasus dari
57.114 kelahiran hidup pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2013
terdapat sebanyak 47 kasus dari 57.767 kelahiran hidup. Sedangkan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 adalah
34,01/1000 kelahiran hidup dan tahun 2014 adalah 33,9/1000 kelahiran
hidup (Dinkes Kab.Bandung, 2014).
AKI dan AKB yang sangat tinggi di Indonesia ini diakibatkan oleh
komplikasi-komplikasi dalam persalinan, termasuk komplikasi dalam
persalinan sectio caesarea (Kemenkes RI, 2014).
2
Menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian ibu yang menjalani
sectio caesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup dan memiliki
risiko kematian 25 kali lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam.
Selain itu, risiko dari tindakan sectio caesarea sendiri berpengaruh
terhadap kehamilan berikutnya karena persalinan dengan riwayat bekas
sectio caesarea merupakan persalinan yang berisiko tinggi (Mochtar,
2012).
Partus lama merupakan indikasi yang paling utama untuk dilakukan
persalinan tindakan, termasuk persalinan sectio caesarea. Hal ini sering
disebabkan oleh disproporsi kepala panggul, kelainan letak dan gangguan
kontraksi uterus (GOI-UNICEF, 2000).
Pada umumnya persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan
spontan normal seperti partus lama, distosia atau komplikasi lain
disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks, misalnya ketidaktahuan
akan bahaya persalinan, keterampilan yang kurang, sarana yang tidak
memadai, masih tebalnya kepercayaan kepada dukun serta rendahnya
pendidikan dan rendahnya keadaan sosial ekonomi rakyat (Rusydi, 2005).
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan tindakan,
yang dapat dibagi menjadi faktor intrinsik bayi (passenger) antara lain
berat badan janin, letak janin, dan kelainan janin. Faktor maternal biologi
adalah umur ibu, paritas, jarak kelahiran, tinggi badan (<145cm), kelainan
jalan lahir (passage). Faktor maternal lain meliputi kasus gizi/IMT,
anemia, tekanan darah, riwayat obstetrik buruk, penyakit penyerta (Read
A.W,dkk, 1994). Hal ini berperan dalam kekuatan ibu saat persalinan
(power). Sedangkan faktor lingkungan dapat berupa pendidikan, sosial
ekonomi, pelayanan kesehatan antara lain pemeriksaan kehamilan (ANC),
tempat tinggal dan sebagainya (Irsal A, 2005).
3
Menurut World Health Organisation (WHO), standar rata-rata sectio
caesarea di sebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1.000 kelahiran di
dunia. Rumah sakit pemerintah kira-kira 11%, sementara rumah sakit
swasta bisa lebih dari 30% (Gibson L. et all, 2010). Menurut WHO
peningkatan persalinan dengan sectio caesarea di seluruh negara selama
tahun 2007-2008 yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Shina K,
2010).
Jumlah persalinan sectio caesarea di Indonesia, terutama di rumah sakit
pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total jumlah persalinan, sedangkan
di rumah sakit swasta jumlahnya lebih tinggi yaitu sekitar 30-80% dari
total jumlah persalinan (Mulyawati, dkk, 2011).
Di Indonesia, angka kejadian sectio caesarea cenderung mengalami
peningkatan, pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea
adalah sebesar 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar
47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun
2005 sebesar 51,59%,tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum
terdapat data yang signifikan (Grace,2007). Sedangkan menurut data
survei nasional tahun 2010, angka kejadian sectio caesarea di Indonesia
adalah 734.000 dari 3.832.000 persalinan atau sekitar 19,15% (Hamidah,
2010).
Menurut penelitian Sarmana (2004) angka sectio caesarea di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan sebesar 27,76 % dan sebesar 13,88 %
diantaranya merupakan sectio caesarea tanpa indikasi medis yaitu atas
permintaan ibu bersalin itu sendiri (Sarmana, 2004).
Berdasarkan data dari RSUD Sumedang dari tanggal 1 Januari 2013
sampai dengan 31 Mei 2013 didapatkan data bahwa jumlah angka
persalinan secara sectio caesarea sebanyak 388 jiwa sedangkan partus
spontan sebanyak 720 jiwa. Dari data tersebut dapat disimpulkan angka
persalinan dengan sectio caesarea masih tinggi dimana jumlahnya sekitar
50% dari jumlah persalinan spontan (Aprilia, 2013).
4
Di RSU Ahmad Yani Metro Jakarta menunjukan peningkatan dari 112
(17,41%) tindakan per 643 persalinan pada tahun 2007 menjadi 115
(18,06%) tindakan per 636 persalinan pada tahun 2008 (Sadiman, 2008).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jakarta, jumlah tindakan sectio
caesarea pada tahun 2012 adalah 113.796 (Menkes RI, 2012)
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui faktor risiko persalinan sectio caesarea di RS.X Kabupaten
Bandung pada tahun 2015.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut.
1) Apakah umur ibu berisiko (<20 tahun atau >35 tahun)
merupakan faktor risiko terjadinya persalinan sectio caesarea
2) Apakah paritas berisiko (primipara atau grandemultipara)
merupakan faktor risiko terjadinya persalinan sectio caesarea.
3) Apakah kondisi ketuban merupakan faktor risiko terjadinya
persalinan sectio caesarea
4) Apakah cara datang pasien/rujukan merupakan faktor risiko
terjadinya persalinan sectio caesarea
5) Apakah riwayat partus merupakan faktor risiko terjadinya
persalinan sectio caesarea
5 1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
Menganalisis faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya
persalinan dengan sectio caesarea.
1.3.2. Tujuan
1) Mengetahui umur ibu berisiko (<20 tahun atau >35 tahun)
merupakan faktor risiko terjadinya persalinan sectio caesarea.
2) Mengetahui paritas berisiko (primipara atau grandemultipara)
merupakan faktor risiko terjadinya persalinan sectio caesarea.
3) Mengetahui ketuban pecah dini merupakan faktor risiko
terjadinya persalinan sectio caesarea.
4) Mengetahui cara datang pasien/rujukan merupakan faktor risiko
terjadinya persalinan sectio caesarea.
5) Mengetahui riwayat partus merupakan faktor risiko terjadinya
persalinan sectio caesarea
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat
akademis maupun manfaat praktis.
Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan satu karya
penelitian baru yang dapat mendukung dalam memahami faktor risiko
persalinan sectio caesarea.
6
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dalam memberikan informasi mengenai faktor risiko
persalinan sectio caesarea, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan
melakukan upaya pencegahan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi pemerintah dalam upaya pencegahan kesakitan dan
kematian ibu bersalin dan peningkatan program kesehatan ibu dan anak di
wilayah Kabupaten Bandung.
1.5. Landasan Teori
Faktor risiko yang berpengaruh terhadap proses persalinan adalah
faktor yang mempengaruhi kondisi ketiga faktor utama proses persalinan,
yaitu kekuatan his ibu (power), kondisi jalan lahir (passage) dan kondisi
janin (passenger) yang akan dilahirkan. Faktor-faktor yang ikut
berpengaruh dalam ketiga faktor tersebut dalam persalinan adalah faktor
ibu, meliputi umur saat melahirkan, paritas, jarak kelahiran sebelumnya,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga (sosial ekonomi). Faktor gizi
meliputi tinggi badan, penambahan berat badan, status gizi/IMT, kadar Hb.
Faktor kesehatan meliputi penyakit infeksi dan parasit, penyakit kronik
(diabetes, jantung, paru), riwayat komplikasi obstetrik sebelumnya dan
tekanan darah. Faktor lingkungan berupa jarak tempat tinggal dengan
fasilitas kesehatan.
Faktor lain adalah pemeriksaan antenatal (kehamilan), faktor penolong
persalinan sebelumnya dan faktor rujukan juga berpengaruh terhadap
proses persalinan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan 1.1.
7
Bagan 1. 1 Landasan Teori Faktor Ibu
Faktor lain yang tidak
diketahui
8 1.6. Hipotesis Penelitian
1) Umur Ibu berisiko (<20 tahun atau >35 tahun) merupakan faktor
risiko terjadinya persalinan sectio caesarea
2) Paritas berisiko (primipara dan grandemultipara) merupakan
faktor risiko terjadinya persalinan sectio caesarea
3) Kondisi ketuban merupakan faktor risiko terjadinya persalinan
sectio caesarea
4) Cara datang pasien/rujukan merupakan faktor risiko terjadinya
persalinan sectio caesarea
5) Riwayat riwayat partus merupakan faktor risiko terjadinya
persalinan sectio caesarea.
56 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1) Tidak ada hubungan antara umur ibu berisiko dengan kejadian
persalinan sectio caesarea.
2) Terdapat hubungan antara paritas berisiko dengan kejadian
persalinan sectio caesarea, sehingga paritas merupakan faktor risiko
persalinan sectio caesarea. Paritas berisiko memiliki risiko 1,59 kali untuk
mengalami persalinan sectio carsarea (OR=1.59; 95%CI=1,02-2,48).
3) Tidak ada hubungan antara kondisi ketuban pecah dini dengan
kejadian persalinan sectio caesarea.
4) Terdapat hubungan antara cara datang pasien/rujukan dengan
persalinan sectio caesarea sehingga cara datang pasien/rujukan merupakan
salah satu faktor risiko persalinan sectio caesarea. Cara datang pasien
dengan rujukan mempunyai risiko 1,68 kali untuk mengalami persalinan
sectio caesarea daripada ibu yang datang sendiri (OR=1,68;
95%CI=1,07-2,64).
5) Terdapat hubungan antara riwayat partus yaitu riwayat sectio
caesarea dengan persalinan sectio caesarea berikutnya sehingga dapat
disimpulkan bahwa riwayat persalinan sebelumnya dengan sectio caesarea
merupakan faktor risiko persalinan sectio caesarea. Riwayat partus sectio
caesarea memiliki risiko 4,07 kali untuk mengalami persalinan sectio
caesarea berikutnya daripada ibu yang tidak memiliki riwayat partus sectio
caesarea pada persalinan sebelumnya (OR=4,07; 95%CI=0,94-17,63).
57 5.2 Saran
5.2.1 Bagi Calon Ibu Melahirkan
1) Meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan tentang kehamilan
risiko tinggi dengan melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara
teratur, minimal 4 kali. Jika memang didapatkan kehamilan risiko tinggi
hingga menjelang proses persalinan, pemilihan tempat persalinan yang
memiliki fasilitas persalinan yang lengkap dan tenaga kesehatan yang
terampil sangat dianjurkan untuk menghindari kemungkinan rujukan yang
merupakan faktor risiko persalinan sectio caesarea.
2) Keputusan untuk melakukan persalinan sectio caesarea hendaknya
didasarkan pada indikasi medis. Hal ini guna menghindari komplikasi
persalinan dan risiko persalinan sectio caesarea pada persalinan berikutnya
dimana kemungkinan komplikasi persalinannya lebih besar. Apabila
seorang ibu menginginkan tindakan sectio caesarea untuk melahirkan
bayinya, hendaknya dilakukan konseling dengan dokter kandungan agar
dapat mengambil keputusan secara bijak.
5.2.2 Bagi Petugas Pelayanan Kesehatan
1) Meningkatkan upaya deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dan
melakukan pemantauan secara aktif perjalanan kehamilan.
2) Meningkatkan upaya promotif dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap dan praktik ibu hamil dalam perawatan antenatal, terutama mengenai
kebutuhan gizi ibu hamil, kebutuhan zat besi dan tekanan darah ibu hamil.
5.2.3 Bagi Rumah Sakit
1) Meningkatkan pelayanan obstetrik yang memadai, sehingga dapat
menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan terbaik bagi
pasien-pasien persalinan dengan penyulit yang memerlukan tindakan sectio
caesarea.
58
2) Senantiasa melengkapi data-data rekam medis pasien untuk
keperluan penelitian-penelitian selanjutnya.
5.2.4 Bagi Perkembangan Penelitian
Hendaknya dilakukan penelitian mengenai faktor risiko persalinan
sectio caesarea di rumah sakit swasta di daerah Kabupaten Bandung
sebagai perbandingan terhadap penelitian ini.
FAKTOR RISIKO PERSALINAN SECTIO CAESAREA
DI RS. X KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
R. GATRI ANDINI
1310236
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
anugerah dan nikmat-Nya yang telah membukakan jalan petunjuk dan kemudahan
hingga membuat saya mampu merasakan luasnya ilmu pengetahuan dan mampu
menyelesaikan penelitian yang berjudul Faktor Risiko Persalinan Sectio
Caesarea di RS. X Kabupaten Bandung tahun 2015. Saya menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan rasa terima
kasih kepada yang terhormat:
1) dr. Dani, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan dr. Johan Lucianus, M.Si
selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan riset ini.
2) RS. X Kabupaten Bandung dan seluruh staf, khususnya Direktur RS. X Kabupaten Bandung, Kepala bagian Pendidikan dan Pelatihan beserta staf, Kepala bagian Rekam Medis beserta staf yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengadakan penelitian serta mempersilahkan untuk mengambil data di bagian rekam medis.
vii
4) Adik terkasih R. Dwi Wahyu Rizalmi, A.Md yang telah memberikan warna keceriaan dalam hidup saya.
5) Seluruh teman dan sahabat, khususnya Ika Dewi Wiyanti, Yudi Santoso dan seluruh teman Antidote, bersama hidup ini menjadi lebih berarti. Terima kasih.
Bandung, November 2016
59
DAFTAR PUSTAKA
Aghamohammadi dan Nooritajer. 2011. Maternal Age as a Risk Faktor for Pregnancy Outcomes: Maternal, Fetal, and Neonatal Complication : Africa: African Journal of Pharmacy and Pharmacology. Vol. 5,No. 2:. 264-269.
Anita, V. 2007. Karakteristik Ibu yang Mengalami Persalinan Bedah Caesar di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2004-2006. Medan: USU.
Anthony, L.M. 2012. Histologi Dasar JunqueiraEdisi 12. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Biro Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan. 2014. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Chamberlain G, Steer P. Operative Delivery (Clinical Review). British Medical Journal.318. May 1999: 1260-1264
Charles, R.B, dkk. 2013. Obstetrics and Gynecology, 7th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Cunningham, F.G, dkk. 2012. Obstetri William Edisi XXIII. Vo.2. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Departemen Kesehatan RI.1996. Program Kesehatan Rujukan dan Rumah Sakit Pelita IV. Jakarta: Depkes RI.
Ety, C.R.2008. Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang Diterima dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2007. Medan: USU.
Ezra, M.D. 2009. Karakteristik Ibu yang Mengalami Persalinan dengan Seksio Sesarea yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidakalang Tahun 2007. Medan: USU.
Felly,PS, Ning,S. 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Komplikasi Persalinan Tiga Tahun Terakhir di Indonesia (Analisis Lanjut SKRT-Suskernas 2001). Buletin Penelitian Kesehatan. Vol. 32, No.2.
Flamm B.L, Geiger A.M, 1997. Vaginal Birth After Caesarean: An Admission Scoring System. American Journal Obstetrics and Gynecology.Vol. 90, No. 6: 907-1010.
60
Gibbons, L. Et all. 2010. The Global Numbers and Costs of Additionally Needed and Unnecessary Caesarean Sections Performed per Year: Overseas as a Barter to Universal Coverage. World Health Report.
GOI-UNICEF.2000. Dalam WHO in Indonesia 2002. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pengembangan Mienium Indonesia (Milenium Development Goals) untuk Kesehatan: The Review of Indicators. Jakarta
Gondo, K.H. 2006. Fenomena Sosial Operasi Seksio Caesarea di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Besar Surabaya Periode 1 Januari 2000-31 Desember 2005. Dexa Media. Vol.2:72-79.
Gondo, K.H., dan Sugiharta, K.2010. Profil Operasi Sectio caesarea di SMF Obtetri & Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar, Bali Tahun 2001 dan 2006. CDK 175. Vol.37, No.2.
Grace, V. J. Fenomena Sosial Operasi Sectio Caesarea di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Besar Surabaya Periode 1 Jan – 31 Des 2005 . Journal Dexa Medika. 2005.
Hamidah. 2010. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Pasien Paska Seksio Sesarea di RSUD. DR. Pringardi Medan Tahun 2010. Repository.usu.ac.idbitstream/123456789/5/chapter%201.pdf.Diakses tanggal 20 Agustus 2016
Irsal A, Hasibuan.S, Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Kala II Lama, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UGM. http://www.obgin-ugm.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2016.
Joseph, K. 2011. Manual of Gynecology and Obstetrics 4th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kemenkes RI.
Kusumawati, Y. 2006. Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Persalinan dengan Tindakan (Studi Kasus di RS. Dr. Moewardi Surakarta). Semarang: Undip.
Manuaba, A.C & Manuaba, B.F & Manuaba, B.I. 2009. Memahami Kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Martin,L.P.2011. Benson & Pernol’s Handbook of Obstetrics and Gynecology. California: The McGraw-Hill Companies.
61
Michael, G. 2014. Glass Office Gynecology &th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
Michael, H.R. 2016. Histology a Text and Atlas with Correlated Cell and Mollecular Biology7th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Mulidah, Dasuki, Basri. 2003. Hubungan Antara Kelengkapan Pelaksanaan Deteksi Risiko Tinggi dan Persalinan Lama di Kabupaten Purworejo. Purworejo: Jurnal Sain Kesehatan. Vol. 16, No. 2: 301-314.
Mulyawati.2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Persalinan Melalui Operasi Sectio Caesarea di RS. YAKKSI GemSolongKab.Sragen.http;//journalunnes.ac.id/index.php/kemas. Diakses tanggal 21 Agustus 2016
Padua,K.S,dkk. 2010. Factors Associated With Caesarean Sections in Brazilian. Brazil: Rev Saude Publica. Vol. 44, No. 1.
Park, K.H,dkk. 2006. Comparative Study of Introduction of Labor in Nulliparous Women with Preterm Rupture of Membrane at Term Compares to those with Intact Membrane: Duration of Labor and Mode of Delivery. Korea: Journal of Obstetrics and Gynecology Research. Vol.32:482.
Polden M dan Mantle J. 1999. Physiotheraphy in Obstetric and Gynecology. London: Butterworth Heinemann.
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono PrawirohardjoEdisi IV. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Read A.W, dkk. Cesarean Sections and Operative Vaginal Delivery in Low-Risk Primiparous Women, Western Autralia, Am Journal of Public Health. 1994. Vol.84, No.1:37-42
Rochjati. P. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga Universi Press.
Rusydi, S.D. 2005. Partus Kasep di RSUP Palembang selama 5 Tahun (1 Januari 2000-31 Desember 2004). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.Vol.37, No.2:1005-1008.
Sadiman. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Seksio Caesarea di RSUD Ahmad Yani Metro Tahun 2008. Jurnal Kesehatan
“Metro Sai Wawai”. Vol.II, No.2.
Sadler T.W. 2014. Masa Janin (Bulan Ketiga Hingga Lahir). Dalam: Susanto L, alih bahasa. Embriologi Kedokteran. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
62
Saifuddin A.B, dkk. 2001. Infeksi Kehamilan dan Penyakit Menular Seksual dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin A.B,dkk. 2001. Ketuban pecah Dini dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Setyaningrum, Dian. 2005. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Lama Persalinan di RB Annisa Kota Semarang. Semarang: Undip.
Sinha Kounteya. 2010. Article Times of
India.http://timesofindia.indiatimes.com/india/caesarian.sectionaccount sfor9ofallbirthinindia/articles/1325244. Diakses tanggal 13 Januari 2016 jam 20.30 WIB.
Stephenson RG dan O’Connor L.J. 2000. Obstetric and Gynecoloic Care in Physical Therapy, Second Edition. Canada: SLACK Incorporated.
Suhu, T.M, Anjoo. A, Vinita. D. 2007. Advanced Maternal Age and Obstetric Outcome. Obstet. Gynecol. India. Vol.57, No.4:320-323.
Supriyati, Doeljachman. 2000. Faktor Sosiodemografik dan Perilaku Ibu Hamil Dalam Perawatan Masa Kehamilan Sebagai Faktor Risiko Kejadian Distokia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta: UGM.
Taber, B. 2002. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
WHO, UNICEF, UNFPA and The World Bank and the United Population Division.2014. Trends to Maternal Mortality: 1990 to 2013.Switzerland: WHO Press.
WHO. 2016. Children: Reducing Mortality. Switzerland: WHO Media Center.
Wiknjosastro, H. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prairohardjo.
Wiknjosastro, H. 2002. Penanganan Kelainan Pada Proses Persalinan. Jogjakarta: Kitra Cendikia.
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
World Health Organization (WHO). 1992. Pendiikan Kesehatan (terjemahan). Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB) Press.