• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS (Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS (Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung)."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN

KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA

PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN

BULUTANGKIS

(Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Olahraga

oleh

Deni Diki Hardiansyah

0901359

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS

(Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung)

Oleh

Deni Diki Hardiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Deni Diki Hardiansyah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

LEMBAR PENGESAHAN DENI DIKI HARDIANSYAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Yusup Hidayat, S.Pd., M.Si NIP. 196808301999031001

Pembimbing II,

Alit Rahmat, M.Pd NIP.197208262005011007

Diketahui oleh Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI,

(4)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS1)

Deni Diki Hardiansyah2) ABSTRAK

Pentingnya penelitian ini didasari oleh adanya gejala atau indikasi pembelajaran pendidikan jasmani masih kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi satu sama lain secara maksimal, termasuk dalam pembelajaran permainan bulutangkis. Hal ini antara lain disebabkan masih relatif terbatasnya pengetahuan dan pemahaman guru tentang model pembelajaran, termasuk model pembelajaran koperatif. Guru kurang memiliki banyak pilihan yang untuk menggunakan model pembelajaran lain selain model pembelajaran konvensional, akibatnya pembelajaran bersifat monoton dan siswa sering menjadi obyek pelaksana instruksi guru semata karena guru menjadi pusat kegiatan belajar. Dalam kaitan itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa. Penelitian dilakukan mengggunakan metode eksperimen dengan desain pre-test and post-test control group terhadap siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes lob bertahan dan skala perilaku sosial, selanjutnya semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis perbedaan dua rata-rata (t-test). Berdasarkan hasil analisis terbukti bahwa kedua model pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa, dan model pembelalajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih tinggi dan signfikan daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung. Sesuai hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif pilihan dan inovasi yang tepat untuk para pengajar di sekolah guna meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani terutama pada aktivitas permainan bulutangkis.

Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran konvensional

(5)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1)

Skripsi ini dibawah bimbingan Yusup Hidayat, S. Pd., M. Si dan Alit Rahmat, M. Pd

2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi

THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL AND

CONVENTIONAL TOWARDS STUDENTS’ SOCIAL BEHAVIOR IN

BADMINTON LEARNING ACTIVITIES1)

Deni Diki Hardiansyah2)

ABSTRACT

(6)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

improve the learning result in sports teaching and learning process especially in badminton game activities.

Keywords: Cooperative learning model, conventional learning model, social behavior,

defense lob.

1)

This thesis is under the guidance of Yusup Hidayat, S. Pd., M. Si dan Alit Rahmat, M. Pd

2)

Student of Recreational Sports Health and Education Department

(7)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAPTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Hakikat Belajar ... 8

a. Pengertian Belajar ... 8

b. Prinsip-Prinsip Belajar ... 9

c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10

(8)

vii

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Model... 11

b. Pentingnya Penggunaan Model ... 12

c. Karakteristik Model Pembelajaran ... 12

d. Model-model Pembelajaran ... 13

e. Model Pembelajaran Dalam Penjas... 15

3. Model Pembelajaran Kooperatif... 16

a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif... 16

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Tahap Pembelajaran Kooperatif ... 18

d. Tujuan Pembelajaraan Kooperatif ... 19

e. Hal Penting Dalam Model Kooperatif ... 20

4. Model Pembelajaran Konvensional ... 21

5. Perilaku Sosial ... 23

a. Pengertian Perilaku Sosial ... 23

b. Jenis-Jenis Perilaku Sosial ... 24

c. Perilaku Sosial dalam Penjas... 25

d. Perilaku Sosial dalam Pembelajaran Bulutangkis ... 27

e. Tehnik Dasar Keterampilan Aktivitas Bulutangkis ... 28

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional... 36

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

H. Analisis Data... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DATA... 52

A. Hasil Penelitian... 52

(9)

viii

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengolahan dan Analisis Data Tes Keterampilan Lob Bertahan... 52

a. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 52

b. Hasil Penghitungan Uji Normalitas... 53

c. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 54

d. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 55

3. Pengolahan dan Analisis Data Prilaku Sosial... 56

a. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 56

b. Hasil Penghitungan Uji Normalitas... 57

c. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 58

d. Uji Hipotesis... 59

B. Pembahasan Data... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(10)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Kelompok

Belajar Konvensional ... 22

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Skala Penelitian Prilaku Sosial Siswa pada Pembelajaran Bulutangkis... 38

Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 39

Tabel 3.3 Hasil Uji Validasi Isi Aiken Skala... 42

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 44

Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ... 45

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 53

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Postest ... 53

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Postest ... 54

Tabel 4.4 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen... 55

Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 56

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Postest ... 57

(11)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Paradigma Pretest Postest Kontrol Grup Design ... 34

(12)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

(13)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Validitas Isi Skala Perilaku Sosial... 68

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Isi Skala ... 72

Lampiran 3 Skala Uji Validitas dan Realibilitas ... 77

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas... 80

Lampiran 5 Kisi-Kisi Skala Penelitian ... 92

Lampiran 6 Kisi-Kisi Skala Penelitian Setelah Uji Validitas dan Realibilitas.. 95

Lampiran 7 Skala Penelitian... 97

Lampiran 8 Hasil Skala Penelitian Kelompok Kontrol ... 101

Lampiran 9 Hasil Skala Penelitian Kelompok Eksperimen ... 102

Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen ... 103

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Kontrol ... 104

Lampiran 12 Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varian Perilaku Sosial ... 105

Lampiran 13 Uji Hipotesis Perilaku Sosial... 106

Lampiran 14 Hasil Pretest Lob Bertahan Kelompok Kontrol ... 109

Lampiran 15 Hasil Postest Lob Bertahan Kelompok Kontrol ... 110

Lampiran 16 Hasil Pretest Lob Bertahan Kelompok Eksperimen ... 111

Lampiran 17 Hasil Postest Lob Bertahan Kelompok Eksperimen ... 112

Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen Lob Bertahan... 113

(14)

vii

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lob Bertahan... 114

Lampiran 20 Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varian Lob Bertahan... 115

Lampiran 21 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelompok Eksperimen ... 116

Lampiran 22 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelom pok Kontrol ... 117

Lampiran 23 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 118

Lampiran 24 Daftar Absen Kelompok Kontrol ... 119

Lampiran 25 Daftar Absen Kelompok Eksperimen ... 120

Lampiran 26 Program Pembelajaran ... 121

Lampiran 27 Dokumentasi ... 146

Lampiran 28 Surat Keputusan... 149

Lampiran 29 Surat Izin Penelitian ... 153

(15)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan bergantung banyak kepada proses belajar yang dijalani oleh siswa sebagai

anak didik. Kebanyakan orang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan

menghafal sejumlah fakta-fakta. Pandangan seseorang tentang belajar akan

mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap

orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya, seorang guru

yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghapal.. Tentu lah akan berbeda cara

mengajarnya dengan guru lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses

penerapan prinsip. Slameto (2010, hlm. 2) mengartikan belajar sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Lebih lanjut Wina (2010, hlm.120) menjelaskan bahwa:

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan peilaku, aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Bulutangkis merupakan salah satu materi dalam pembelajaran pendidikan

(16)

2

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dilakukan dalam

proses belajar disekolah. Permainan bulutangkis bersifat individual yang dapat

dimainkan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua

orang. Menggunakan raket sebagai alat pemukul dan satlekok sebagai objek pukul,

lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh garis dan net untuk

memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Hidayat

(2010, hlm. 8).

Permainan bulutangkis telah tumbuh dan berkembang secara meluas keberbagai

belahan negara dan diyakini sebagai sebuah permainan olahraga yang menyenangkan

dan berkembang pula dikalangan pelajar. Menjelaskan pengertian Hidayat (2010,

hlm. 1) bulutangkis sebagai berikut:

Olahraga bulutangkis adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, bersifat perseorangan yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dengan dan lapangan permainan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu/karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan.

Tujuan dari permainan bulutangkis adalah memperoleh angka dan kemenangan

dengan cara menyebrangkan dan menjatuhkan satelkok di bidang permainan lawan

dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul satelkok atau menjatuhkannya di

daerah permainan sendiri. Permainan ini dianggap permainan yang paling cepat

terkenal di dunia, karena itu berhasil menyedot minat berbagai kalangan tanpa

(17)

3

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam permainan bulutangkis dibutuhkan kerjasama antara pelati dan pemain.

Hidayat (2010, hlm. 29).

Dalam permainan bulutangkis ada permainan ganda, yang mengharuskan pemain

memiliki pasangan dalam bermain, akan tetapi harus diperlukan taktik dan kerjasama

yang lebih keras ketika bermain ganda, disebabkan dua orang pemain yang

masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Maka secara langsung permainan

bulutangkis membutuhkan interaksi sosial untuk pelaksanaan permainan agar bisa

berjalan dengan baik. Berikut pernyataan mengenai permainan bulutangkis

memerlukan interaksi sosial dalam pelaksanaannya, menurut Hidayat dkk (2010, hlm.

87) bahwa "dua pemain yang berpasangan harus mampu bekerjasama secar simultan,

baik pada saat menyerang maupun bertahan".

Menyimak pemaparan di atas bahwa dalam proses belajar permainan bulutangkis

siswa sebetulnya diarahkan kepada peningkatan mutu perilaku sosial, tatapi fenomena

yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan konsep. Banyak hal yang mengakibatkan

fenomena tersebut terjadi, salah satunya yaitu minimnya pengetahuan guru tentang

model pembelajaran. Sehingga menjadikan guru tidak memiliki pilihan yang luas

untuk menggunakan model pembelajaran lain selain model pembelajaran

konvensional. Dimana dalam praktiknya guru memberikan bahan ajar yang kurang

dimengerti oleh siswa dan ketika dalam prakteknya guru hanya merintahkan tanpa

memberikan contoh yang jelas, siswa hanya menjadi obyek pelaksana intruksi guru

semata. Sehingga kesempatan siswa dalam berinteraksi dengan siswa lainnya kurang

maksimal. Ketika siswa hanya melakukan gerakan-gerakan dari teknik kecabangan

olahraga yang diberikan oleh guru, interkasi yang terjadi hanya antara siswa dengan

(18)

4

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hakekat pembelajaran tentu hal tersebut sangat tidak dibenarkan, ketika potensi yang

seharusnya dimiliki siswa justru tidak tercapai secara maksimal.

Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model

pembelajaran dengan tujuan agar proses belajar mengajar menjadi bervariasi dan

tidak membosankan. Seperti yang dikatakan Joyce (dalam Juliantine, dkk, 2011 hlm.

7) bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar

pendidikan jasmani menurut Metzler (2000, hlm. 159) adalah:

There are seven instruction models that have shown to be effective in teaching physical education: direct instruction model, personalized for intraction model, cooperative learning model, the sport education model, peer teaching model, inquiry teaching model and the tactical games model.

Jadi menurut Metzler terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan

jasmani yaitu: (1) model pembelajaran langsung, (2) model pembelajaran personal,

(3) model pembelajaran kerjasama, (4) model pembelajaran pendidikan olahraga, (5)

model pembelajaran kooperatif, (6) model pembelajaran inkuiri, dan (7) model

(19)

5

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkaji model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan pada perilaku sosial

siswa pada pembelajaran bulutangkis.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan

sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat atau enam orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang

berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap

kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu

menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota

kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah

yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok

dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan

saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok,

sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan

kontribusi demi keberhasilan kelompok.

Slavin (dalam Sanjaya, 2012, hlm. 242) mengemukakan dua alasan, pertama,

beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan

hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta

dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan

kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan

pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem

(20)

6

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dari hal tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang “pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap

perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis“, karena

pada hal ini sangat penting dicari pengaruhnya.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, masalah penelitian yang dapat

diindefikasikan antara lain sebagai berikut :

a) Siswa mengalami kesulitan ketikan diberikan materi pembelajaran bulutangkis

dikarenakan siswa tidak mengerti dan takut untuk bertanya kepada guru ketika ada

pembelajaran yang tidak dimengerti.

b) Pengalaman guru tentang model pembelajaran yang cenderung dan kurang

berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran.

c) Sarana dan prasaran yang kurang mendukung sehingga membuat siswa sulit

melakukan pembelajaran yang efektif.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah peneliti yang telah penulis kemukakan

di atas, maka masalah khusus yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut:

a) Apakah model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap perilaku sosial

siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan

(21)

7

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap perilaku sosial

siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan

bulutangkis?

c) Apakah model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih tinggi

daripada model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial siswa dan

keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis?

C. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009,

hlm. 282) yaitu: “tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam

melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang

ditulis.”

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menguji apakah model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap

perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas

permainan bulutangkis.

2. Untuk menguji apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap

perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas

permainan bulutangkis.

3. Untuk menguji apakah model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh

(22)

8

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan

bulutangkis.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka

penulis mengharapkan manfaat atau pun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

Untuk memperoleh wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang model

pembelajaran kooperatif dan model pemelajaran konvensional bagi peneliti dalam

mengembangkan model pembelajaran lainnya.

2. Secara praktis

- Sebagai pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam memberikan pengajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan konvensional;

- Memberikan pengetahuan bagi siswa dan siswainya agar dapat lebih mengerti

(23)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandung, dengan alasan

pertimbangan sekolah ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang

penelitian yang akan dilaksanakan dan akses yang dekat dari tempat tinggal

peneliti.

2. Subjek penelitian

a. Populasi

Menurut Arikunto (2010, hlm. 173), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.Studi atau

penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Seperti yang

dikemukakan Sugiyono (2010, hlm. 117) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan”.

Maka dari pemaparan diatas, dalam penelitian ini peneliti menentukan

populasi yaitu siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung.

b. Sampel

Sugiyono (2012, hlm. 118) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari

(24)

34

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tergolong dalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan

memaksa untuk memahami semua populasi yang ada, karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu dengan catatan sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

mewakili.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik sample

random sampling (sampel acak). Adapun penjelasan mengenai sample random sampling (sampel acak) menurut Sugiyono (2012, hlm. 120) yaitu “dikarenakan simple sederhana karena pengambilannya anggota sampel dari populasi secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Cara demikian

dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Jumlah sampel yang peneliti tetapkan yaitu 40 orang, yang kemudian dibagi

menjadi 20 orang untuk kelompok eksperimen dan 20 orang untuk kelompok

kontrol.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest

control group design. Dalam desain penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sigiyono (2011, hlm. 112) menegenai desain

penelitian pretest postest control grup design :

Gambar 3.1

Paradigma pretest-postest control group design (Sugiono 2008, hlm. 112)

R O1 X O2

(25)

35

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

R : Random (sampel dipilih secara acak) O1: Tes awal untuk kelompok eksperimen O2: Test akhir untuk kelompok eksperimen X : perlakuan (treatment)

O3: Test awal kelompok kontrol O4: Tes akhir kelompok kontrol

Berdasarkan desain diatas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yaitu

kelas yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan kelas

yang menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial

siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaaran aktivitas bulutangkis.

Untuk memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian maka perlu

adanya langkah kerja penelitian. Dengan demikian, maka penulis menggambarkan

langkah penelitian sebagai berikut:

pretest

Pretest Pretest

Hasil B Hasil A

Posttest Perlakuan

Pengolahan Dan Analisis

Perlakuan posttest

Kesimpulan Sampel Uji Skala

Populasi

(26)

36

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.1 Tahap - Tahap Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam sebuah penelitian harus bisa diuji melalui

metode yang diterapkan, sehingga penerapan metode yang digunakan akan

diketahui apakah penelitiannya berhasil atau gagal. Sugioyono (2010, hlm. 6)

menjelaskan bahwa “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahakan, dan mengantisipasi masalah”.

Dalam hal tersebut metode penelitian mempunyai peran yang sangat penting

dalam pelaksanaan dan pengumpulan data. Sugiono (2010, hlm. 9) menjelaskan

“jenis-jenis metode penelitian juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang akan diteliti”. Berkaitan dengan

ini penulis ingin mengkaji metode yang akan digunakan adalah metode

eksperimen. Seperti yang diungkapkan Arikunto (2002, hlm. 4) menjelaskan

bahwa:

Eksperimen adalah suatu cara utuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Metode penelitian eksperimen ini akan digunakan peneliti untuk mengetahui

(27)

37

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran konvensional. Perbandingan kedua model pembelajaran ini

akan menggunakan dua kelompok peserta didik dengan penerapan model

pembelajaran yang berbeda. Jadi, dalam metode eksperimen ini harus ada dua

faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang akan dicobakan dan merupakan

variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran

konvensional untuk diketahui pengaruhya terhadap perilaku sosial siswa dan

keterampilan lob bertahan pada pembelajaran bulutangkis di SMP Negeri 12

Bandung.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi penapsiran yung keliru, peneliti akan memaparkan secara

lebih jelas menyangkut hal-hal penting sebagai berikut:

1) Model pembelajan kooperatif adalah suatu rencana pembelajaran dalam

permainan bulutangkis yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku sosial

siswa dengan cara menuntut siswa untuk bekerjasama dengan kelompok kecil

sehingga dalam permbelajaran permainan bulutangkis dimana teman yang

tidak mengerti atau merasa kesulitan dalam menangkap materi, maka teman

kelompoknya yang lebih mengerti membantu menjelaskan materi yang

dipelajari tersebut. Munculnya rasa ingin menolong menjadi indikator yang

baik, sebagai tanda model pembelajaran tersebut dikatakan berhasil.

2) Model pembelajaran konvensional adalah suatu rencana pembelajaran dalam

permainan bulutangkis yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku sosial

siswa dengan cara guru yang lebih berperan dalam proses pembelajaraan,

sehingga siswa lebih pasif dalam pembelajaran dan proses pembelajaran yang

(28)

38

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam model ini hanya keaktifan siswa di kelas, sedangkan untuk perilaku

siswa dengan temannya sangat minim.

3) Perilaku sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa dalam proses

pembelajaran bulutangkis melibatkan sikap dan perasaan orang lain dalam

proses sosialisasi ketika pembelajaran, sehingga siswa yang bisa dikatakan

berperilaku sosial dengan temannya dengan adanya saling menghargai,

tanggung jawab, disiplin, memberi pertolongan, iteraksi, dan kerjasama. Itu

semua merupakan indikator dalam perilaku sosial yang ada pada siswa

dengan begitu siswa yang dikatakan berperilaku sosial siswa yang telah

menggunakan indikator tersebut.

4) Lob bertahan adalah tingkat kemampuan siswa untuk melakukan lob bertahan

pada saat tes yang diukur dengan 12 kali pukulan, 6 pukulan dari sebelah kiri

lapangan dan 6 pukulan dari sebelah kanan lapangan dan satelkok jatuh di

daerah yang sudah ditentukan dengan skor 3, 2, 1, dan 0, semakin tinggi skor

yang didapat maka semakin tinggi penguasaan keterampilan.

E. Instrumen Penelitian

1. Skala

Dalam melakukan sebuah penelitian perilaku sosial, tentunya diperlukan

sebuah alat ukur atau metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian. Alat ukur dalam sebuah penelitian dapat disebut juga dengan

instrumen penelitian. Sebagaimana layaknya dalam penelitian, diperlukan

data-data sebagai penunjang untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini masalah yang diteliti adalah ingin mengetahui tingkat perilaku sosial

(29)

39

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperoleh data mengenai variabel tingkat perilaku sosial penulis

menggunakan skala sebagai instrumen penelitian. Menurut Azwar (2012, hlm. 1)

“skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkapkan atribut

tertentu melalui responden terhadap pertanyaan tersebut”. Kisi-kisi skala pada

dasarnya hanya memuat aspek-aspek keprilakuan dan indikator keprilakuan tetapi

tidak menerangkan tentang jumlah item yang dikehendaki, format dan tipe soal,

format respon, serta informasi lain.

Mengacu pada komponen tingkat perilaku sosial tersebut. Maka berikut ini

adalah rincian variabel, indikator dan pernyataan untuk informasi berkaitan

dengan perilaku sosial.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Skala Penelitian Perilaku Sosial Siswa Uji Validitas dan Reabilitas Pada Pembelajaran Bulutangkis

Dimensi Indikator Item

Positif Negatif

1. Perilaku Peran 1. Pemberani 1, 5, 10, 18

2. Berkuasa 11, 3 24, 28

3. Inisiatif 7, 17 14, 2

4. Mandiri 9, 13 22, 8

2. Perilaku dalam

Hubungan Sosial 1. menerima orang lain 23, 19 16, 30

2. Suka bergaul 14, 27 12, 6

3. Sikap ramah 21, 33 44, 42

4. Simpatik 37, 25,41 40, 32, 48

3.Perilaku Ekspresif 1. Bekerjasama 29, 45 38, 34

2. Agresip dan tidak

agresif 39, 31 20, 36

3. Sifat kalem 47, 35 26, 46

(30)

40

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) Setuju (S)

Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS) 5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Penyusunan skala ini telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut,

selanjutnya dijadikan penyusunan butir-butir pernyataan. Butir pernyataan dibuat

dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang telah

tersedia. Responden hanya dituntut untuk memilih salah satu dari lima alternatif

jawaban yang sesuai dengan keadaan dan diri responden.

2. Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan

Untuk memperoleh data mengenai tes keterampilan lob bertahan siswa dalam

hal menggunakan prosedur penelitian tes yang sudah baku. Dalam pelaksanaan

penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan latihan

sebanyak tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat selama 4

minggu atau 12 kali pertemuan, ditambah tes awal dan tes akhir serta 2 kali

pertemuan pengenalan materi lob bertahan, jadi semuanya 16 kali pertemuan.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes

keterampilan dasar lob bertahan. Tes tersebut diadaptasi dari Hidayat (2012, hlm.

96).

(31)

41

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis keterampilan gerak dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala

dengan arah satelkok melambung tinggi kearah bagian belakang lapangan

lawan dengan tujuan untuk bertahan.

2) Tujuan tes

Mengukur ketepatan memukul kok, ke daerah yang sudah ditentukan

dengan arah satelkok melambung tinggi kebagian belakang lapangan

lawan.

3) Peralatan

Lapangan bulutangkis standar, raket, net, satelkok, meteran, dua buah

tiang setinggi 2,72 meter, tali yang direntangkan sejajar di atas net dengan

jarak 4,27 meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis.

4) Petugas ketika tes

Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang

penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok.

5) Pelaksanaan tes

 Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah ditentukan (titik A) paling deket dengan net 3,35 meter dari net;

 partisipan berada pada daerah yang telah ditentukan (titik ABCD) utuk melakukan tes paling dekat 3,35 meter dari net;

 penyaji melakukan servis ke titik ABCD dan partisipan harus bergerak memukul satelkok, sehingga satelkok tersebut melewati atas tali

setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net;

 pertisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan disetiap kesempatan di sediakan 6 satelkok. Jadi setiap partisipan mendapat 12 kali

(32)

42

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan pukulan dan satelkok tersebut mengenai tali setinggi 3 meter

maka diadakan pukulan ulang; dan

Area skor: 3 = area J 76 cm termasuk tebal garis (sasaran backboundary line/ sesuai ukuran lapangan yang ada): 2 = area H dan 1 = area F, 0 =

apabila satelkok jatuh diluar lapangan atau satelkok tidak melewati di

atas tali 3 cm.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.2 Lapangan untuk Pelaksanaan Tes Lob Bertahan

(Sumber: pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri, Hidayat, 2012, hlm. 139).

(33)

43

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Uji Coba Validasi isi Aiken Skala

Setelah butir-butir pernyataan disusun, selanjutnya penulis mengadakan uji

coba skala menggunakan validasi isi kepada tiga panel ahli untuk mengetahui

apakah skala yang digunakan mampu menghasilkan data data yang akurat sesuai

dengan tujuan ukurnya dan diperlukan suatu proses pengujian validitas dan

validasi. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka atara 1 (yaitu sangat

tidak mewakili atau sangat tidak relevan) sampai 5 (yaitu sangat mewakili atau

sangat relevan). Setelah itu memvalidasi isi skala tersebut dengan menggunakan

formula aiken.

∑ [ ]

Ket :

n = 3 orang ahli

Lo = angka penilaian validasi yang terendah (dalam hal ini = 1) C = angka penilai validasi yang tertinggi ( dalam hal ini = 5)

∑s = jumalah penilaian para ahli ( S1+S2+S3)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validasi Isi Aiken Skala

Item

Soal Validitas Keterangan

Item

Soal Validitas Keterangan

1 1 Valid 25 1 Valid

2 1 Valid 26 1 Valid

3 1 Valid 27 0,83 Valid

4 1 Valid 28 1 Valid

5 0,91 Valid 29 1 Valid

6 1 Valid 30 0,91 Valid

7 1 Valid 31 1 Valid

(34)

44

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 1 Valid 33 1 Valid

10 1 Valid 34 1 Valid

11 1 Valid 35 1 Valid

12 1 Valid 36 1 Valid

13 0,91 Valid 37 0,91 Valid

14 0,91 Valid 38 0,91 Valid

15 1 Valid 39 1 Valid

16 1 Valid 40 1 Valid

17 1 Valid 41 1 Valid

18 0,91 Valid 42 1 Valid

19 0,91 Valid 43 1 Valid

20 1 Valid 44 0,91 Valid

21 1 Valid 45 0,91 Valid

22 1 Valid 46 1 Valid

23 0,91 Valid 47 0,91 Valid

24 0,91 Valid 48 1 Valid

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Dengan menggunakan taraf signifikan ≥ 0,05 dan tidak signifikan apabila ≤

0,05. Rentang V yang mungkin akan diperoleh adalah antara 0 sampai dengan

1,00 sehingga dapat diinterprestasikan sebagai koefisien yang baik bagi aitem

tersebut.

Setelah skala tersebut diuji oleh menurut parah ahli maka dapat diuji kembali

kepada setiap responden. Pada setiap jawaban responden pada uji coba skala yang

sudah valid dan reliabel dijadikan jawaban pada skala sebenarnya. Skala yang

diberikan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cikarang Selatan bermula

sebanyak 48 pernyataan dan disebarkan kepada 100 siswa kelas VII dan harus

dilakukan pengujian validitas dan reabilitas skala.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan instrumen atau alat ukur

(35)

45

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seharusnya diukur. Berkaitan dengan validitas instrumen Arikunto menjelaskan

bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument”. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur tersebut memiliki validitas tinggi atau harus lebih besar dari . Begitu

sebaliknya apabila alat ukur validitasnya rendah, maka alat ukur tersebut tidak

valid dan menandakan lebih kecil dari . Instrumen yang telah disusun

diuji validitasnya dengan tujuan untuk mengetahui apakan instrumen tersebut

benar-benar mengukur aspek atau segi yang diukur dan apakah butir-butir

pernyataan yang disusun telah mewakili aspek-aspek yang hendak diukur. Untuk

mengetahui validitas instrumen, langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai

berikut:

1) Memberikan skor terhadap item pernyataan sesuai dengan jawaban

responden.

2) Setiap item pernyataan merupakan variabel X

3) Menjumlahkan seluruh skor tes pernyataan merupakan variabel Y

4) Menghitung harga korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan

rumus Pearson Product Moment

√{ } { }

( Arikunto, 2010, hlm. 213)

Keterangan:

rxy = koefisien validitas yang dicari

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item instrumen

∑ = jumlah skor dalam distribusi X

∑ = jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = jumlah kuadrat pada masing- masing skor X

(36)

46

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) mencari nilai setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

= Nilai t

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisian korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingan dengan tabel korelasi tabel nilai r

dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak

sampel. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan

berdasarkan kaidah keputusan : jika berarti valid dan jika

berarti tidak valid.

Adapun hasil dari uji validitas instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen

Item

Soal Validitas Keterangan

Item

Soal Validitas Keterangan

1 3,009 Valid 20 4,342 Valid

2 4,457 Valid 21 3,910 Valid

3 3,915 Valid 22 6,293 Valid

4 6,590 Valid 23 5,535 Valid

5 4,851 Valid 24 6,219 Valid

6 7,335 Valid 25 3,413 Valid

7 1,097 Valid 26 3,327 Valid

8 2,704 Valid 27 2,721 Valid

9 7,778 Valid 28 2,245 Valid

10 3,892 Valid 29 4,560 Valid

(37)

47

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 6,883 Valid 31 2,396 Valid

13 4,691 Valid 32 5,924 Valid

14 6,099 Valid 33 1,233 Valid

15 1,554 Valid 34 2,800 Valid

16 2,832 Valid 35 1,711 Valid

17 6,321 Valid 36 4,328 Valid

18 4,805 Valid 37 6,094 Valid

19 4,819 Valid 38 2,432 Valid

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal skala diperoleh nilai ttabel dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 100 -2, yaitu 0,194. Dengan demikian semua item skala dalam penelitian ini valid.

b. Uji Realibilitas

Reabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu istrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik (Arikunto, 2010, hlm. 221).

Rumus untuk menghitung reabilitas Alpha Cronbach's skala adalah :

[

(Azwar, 2013, hlm. 118)

Keterangan :

: varians skor Y1 dan varian skor Y2

: varians skort X

Adapun hasil dari uji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

(38)

48

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= 36.588 = 47.332 = 141. 280

Maka reabilitas alpha yang diperoleh:

α = 2[1-

] = 0.812

Dari hasil perhitungan setiap item soal skala diperoleh nilai ttabel dengan

menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan yaitu 0,7. Dengan

demikian semua item skala dalam penelitian ini reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam pengujian

anggapan dasar dan hipotesis karena teknik tersebut dapat menentukan lancar

tidaknya suatu penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan untuk menguji

anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka

teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Skala, yaitu perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut

tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut.

2) Tes lob bertahan, yaitu pukulan melambung tinggi yang dilakukan dari atas

kepala dan mendarat kebagian belakang daerah lawan dengan garis yang telah

ditentukan untuk pemberian nilai.

3) Studi dokumentasi, yaitu ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan,

(39)

49

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut dari awal penelitian

sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :

1) Tahap persiapan

Langkah pertama pada penelitian adalah melakukan persiapan, dimulai

dengan merumuskan masalah dan tujuan penelitian, kemudian melakukan survey

tempat untuk mendapatkan kejelasan tentang tempat penelitian penelitian mulai

dari sarana dan prasarana penunjang kegiatan, dilanjut dengan membuat surat izin

penelitian. Langkah selanjutnya membuat program pembelajaran dan menentukan

instrumen penelitian berdasarkan tujuan yang ingin diketahui dalam pelaksanaan

penelitian. Setelah itu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah perihal akan

dilaksanakannya penelitian.

2) Tahap pelaksanaan penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan kelompok

sampel dari sebuah populasi yang dipilih secara acak, kemudian menentukan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari sebuah sampel. Selanjutnya

melakukan tes awal (pretest) pada lob bertahan kepada ke dua kelompok. Setelah

didapatkan data melalui tes awal (pretest), dilanjutkan dengan memberikan

perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa model pembelajaran kooperatif

dan memberi perlakuan terhadap kelompok kontrol yaitu model pembelajaran

konvensional. Selesai diberikan perlakuan pada akhir pertemuan diadakan tes

akhir (posttest) pada lob bertahan untuk kedua kelompok dan memberikan skala

pernyataan hubungan sosial untuk mengetahui perilaku sosial siswa. Skala yang

diberikan sebelumnya sudah diuji melalui validasi isi menurut para ahli dan diuji

validitas dan reabilitas untuk mengetahui pernyataan-pernyataaan yang valid atau

(40)

50

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Tahap akhir penelitian

Tahap selanjutnya adalah melakukan analisa data hasil tes awal (pretest) dan

tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok dengan menggunakan uji statistika.

Dilanjut dengan membuat kesimpulan berdasarkan hasil uji statistika yang telah

dibuat.

Adapun teknik pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1) Teknik pengambilan data tes lob bertahan

Dalam tes lob bertahan, tes ini menggunakan tekhnik yang sudah baku yaitu

tes yang beradaptasi dari hidayat (2012, hlm. 96). Adapaun cara pengambilan

nilainya yaitu setiap siswa diberi dua kali kesempatan. Setiap kesempatan diberi 6

satelkok. Jadi setiap siswa melakukan 12 kali kesempatan melakukan pukulan lob

bertahan. Pada jarak net ke tengah lapang yang panjangnya 3,35 m dibentangkan

tali setinggi 3 meter untuk patokan satelkok melambung tinggi. Dibelakang garis

lapang daerah lawan dibeikan garis untuk pemberian nilai. Adapun nilai yang

diberikan yaitu 1, 2, dan 3. Ketikan melakukan tes lob bertahan penyaji

melakukan servis kepada siswa yang bersiap melakukan tes lob bertahan

kemudian siswa memukul saterkok tersebut sampai pada ketentuan yang

diberikan. Ketika satelkok mengenai tali maka tes diulang.

2) Teknik pengambilan data skala perilaku sosial

Untuk pengambilan data skala perilaku sosial maka diberikan skala

berbentuk pernyataan-pernyataan hubungan sosial yang diambil pada akhir tes

(posttes). Skala tersebut sudah melalui uji-uji yang telah ditentukan sehingga

skala yang diberikan sudah siap digunakan.

(41)

51

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen.

Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan

analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat

dimengerti dan ditafsirkan.

a. Menghitung Rata-Rata (mean)

Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai

berikut:

̅ ∑

Keterangan:

̅ = skor rata-rata yang dicari

∑ = jumlah nilai data n = jumlah sampel

b. Simpangan Baku (Standar Deviation)

Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menujukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan

reratanya, simbol simpangan baku populasi (σ atau σn ) sedangkan untuk

sampel (s, sd atau σn-1)

Rumus untuk kelompok kecil :

S = ∑( ̅) Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

(42)

52

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dipilih adalah dengan metode lilifors. Adapun langkah

kerja uji normalitas dengan metode lilifors:

1) Susunlah data dari kecil ke besar

2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu

(frekuensi harus ditulis).

3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik.

5) Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z

6) Menghitung theoritical proportion.

7) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,

kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua

proporsi.

8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel.

d. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah

untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang

homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel.

Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians

homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.

(43)

53

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians :

1) Inventarisasi data.

2) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat.

3) Membuat hipotesis statistik.

4) Mencari Fhitung.

5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.

6) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

7) Kesimpulan.

e. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:

1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan

penelitian

2) Gunakan statistik uji yang tepat

3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul

4) Berikan kesimpulan

5) Menentukan ρ (ρ-value)

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam

penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan

dua rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan

dengan ketentuan:

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t

(44)

54

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ̅ ̅

dengan

Keterangan:

̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen.

̅ : Rata-rata skor pretes kelas kontrol. : Simpangan baku kelas eksperimen. : Simpangan baku kelas kontrol.

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak

untuk nilai t lainnya.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak.

(45)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap perilaku sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam

pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

2. Model pembelajaran konvensional memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap perilaku sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam

pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

3. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang lebih besar ketika

dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap perilaku

sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam pembelajaran aktivitas

permainan bulutangkis.

Dari hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran kooperatif

menunjukan peningkatan yang lebih besar terhadap perilaku sosial daan

keterampilan lob bertahan dalam aktivitas permainan bulutangkis.

B. Saran

Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan

Gambar

Gambar 3.1 pretest-postest control group design
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Skala Penelitian Perilaku Sosial Siswa Uji Validitas dan Reabilitas
Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Gambar 3.2 Lapangan untuk Pelaksanaan Tes Lob Bertahan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada buku siswa, dimunculkan salah satu pembahasan terkait produk rekayasa rekayasa elektronika kendali otomatis robotika dan tidak menutup kemungkinan guru bersama siswa

Ikterus dapat diakibatkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan, imaturitas sistem konjugasi di hati, atau kelainan biliaris pada ekskresi bilirubin terkonjugasi.Semua faktor

Kemudian hasil skoring akreditasi di print 3x dan dilampirkan pada pemberkasan untuk diserahkan pada BAP-S/M, atau UPA Kab./Kota.. Buku Perangkat Akreditasi yang

dengan menghasilkan tungku pengecoran logam skala laboratorium sebagai. penelitian dalam pembelajaran

Bilirubin indirek yang terikat pada albumin sangat tergantung pada kadar. albumin

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas.

• Carilah informasi yang berkaitan dengan proses produksi meliputi teknik, bahan, alat, jenis dan kualitas produk serta ketentuan keselamatan kerja yang dibutuhkan dalam

Mengukur panjang baja siku yang akan dipotong sesuai dengan ukuran rangka.. atau