PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN
KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN
BULUTANGKIS
(Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Olahraga
oleh
Deni Diki Hardiansyah
0901359
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS
(Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung)
Oleh
Deni Diki Hardiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Deni Diki Hardiansyah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN DENI DIKI HARDIANSYAH
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Yusup Hidayat, S.Pd., M.Si NIP. 196808301999031001
Pembimbing II,
Alit Rahmat, M.Pd NIP.197208262005011007
Diketahui oleh Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI,
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS1)
Deni Diki Hardiansyah2) ABSTRAK
Pentingnya penelitian ini didasari oleh adanya gejala atau indikasi pembelajaran pendidikan jasmani masih kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi satu sama lain secara maksimal, termasuk dalam pembelajaran permainan bulutangkis. Hal ini antara lain disebabkan masih relatif terbatasnya pengetahuan dan pemahaman guru tentang model pembelajaran, termasuk model pembelajaran koperatif. Guru kurang memiliki banyak pilihan yang untuk menggunakan model pembelajaran lain selain model pembelajaran konvensional, akibatnya pembelajaran bersifat monoton dan siswa sering menjadi obyek pelaksana instruksi guru semata karena guru menjadi pusat kegiatan belajar. Dalam kaitan itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa. Penelitian dilakukan mengggunakan metode eksperimen dengan desain pre-test and post-test control group terhadap siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes lob bertahan dan skala perilaku sosial, selanjutnya semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis perbedaan dua rata-rata (t-test). Berdasarkan hasil analisis terbukti bahwa kedua model pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa, dan model pembelalajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih tinggi dan signfikan daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung. Sesuai hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif pilihan dan inovasi yang tepat untuk para pengajar di sekolah guna meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani terutama pada aktivitas permainan bulutangkis.
Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran konvensional
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1)
Skripsi ini dibawah bimbingan Yusup Hidayat, S. Pd., M. Si dan Alit Rahmat, M. Pd
2)
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL AND
CONVENTIONAL TOWARDS STUDENTS’ SOCIAL BEHAVIOR IN
BADMINTON LEARNING ACTIVITIES1)
Deni Diki Hardiansyah2)
ABSTRACT
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
improve the learning result in sports teaching and learning process especially in badminton game activities.
Keywords: Cooperative learning model, conventional learning model, social behavior,
defense lob.
1)
This thesis is under the guidance of Yusup Hidayat, S. Pd., M. Si dan Alit Rahmat, M. Pd
2)
Student of Recreational Sports Health and Education Department
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAPTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8
A. Kajian Pustaka ... 8
1. Hakikat Belajar ... 8
a. Pengertian Belajar ... 8
b. Prinsip-Prinsip Belajar ... 9
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10
vii
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pengertian Model... 11
b. Pentingnya Penggunaan Model ... 12
c. Karakteristik Model Pembelajaran ... 12
d. Model-model Pembelajaran ... 13
e. Model Pembelajaran Dalam Penjas... 15
3. Model Pembelajaran Kooperatif... 16
a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif... 16
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
c. Tahap Pembelajaran Kooperatif ... 18
d. Tujuan Pembelajaraan Kooperatif ... 19
e. Hal Penting Dalam Model Kooperatif ... 20
4. Model Pembelajaran Konvensional ... 21
5. Perilaku Sosial ... 23
a. Pengertian Perilaku Sosial ... 23
b. Jenis-Jenis Perilaku Sosial ... 24
c. Perilaku Sosial dalam Penjas... 25
d. Perilaku Sosial dalam Pembelajaran Bulutangkis ... 27
e. Tehnik Dasar Keterampilan Aktivitas Bulutangkis ... 28
B. Kerangka Pemikiran ... 30
C. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33
B. Desain Penelitian ... 34
C. Metode Penelitian ... 35
D. Definisi Operasional... 36
E. Instrumen Penelitian ... 38
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ... 46
H. Analisis Data... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DATA... 52
A. Hasil Penelitian... 52
viii
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pengolahan dan Analisis Data Tes Keterampilan Lob Bertahan... 52
a. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 52
b. Hasil Penghitungan Uji Normalitas... 53
c. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 54
d. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 55
3. Pengolahan dan Analisis Data Prilaku Sosial... 56
a. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 56
b. Hasil Penghitungan Uji Normalitas... 57
c. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 58
d. Uji Hipotesis... 59
B. Pembahasan Data... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN ... 68
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Kelompok
Belajar Konvensional ... 22
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Skala Penelitian Prilaku Sosial Siswa pada Pembelajaran Bulutangkis... 38
Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 39
Tabel 3.3 Hasil Uji Validasi Isi Aiken Skala... 42
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 44
Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ... 45
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 53
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Postest ... 53
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Postest ... 54
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen... 55
Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 56
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku ... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Postest ... 57
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Paradigma Pretest Postest Kontrol Grup Design ... 34
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Validitas Isi Skala Perilaku Sosial... 68
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Isi Skala ... 72
Lampiran 3 Skala Uji Validitas dan Realibilitas ... 77
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas... 80
Lampiran 5 Kisi-Kisi Skala Penelitian ... 92
Lampiran 6 Kisi-Kisi Skala Penelitian Setelah Uji Validitas dan Realibilitas.. 95
Lampiran 7 Skala Penelitian... 97
Lampiran 8 Hasil Skala Penelitian Kelompok Kontrol ... 101
Lampiran 9 Hasil Skala Penelitian Kelompok Eksperimen ... 102
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen ... 103
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Kontrol ... 104
Lampiran 12 Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varian Perilaku Sosial ... 105
Lampiran 13 Uji Hipotesis Perilaku Sosial... 106
Lampiran 14 Hasil Pretest Lob Bertahan Kelompok Kontrol ... 109
Lampiran 15 Hasil Postest Lob Bertahan Kelompok Kontrol ... 110
Lampiran 16 Hasil Pretest Lob Bertahan Kelompok Eksperimen ... 111
Lampiran 17 Hasil Postest Lob Bertahan Kelompok Eksperimen ... 112
Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen Lob Bertahan... 113
vii
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lob Bertahan... 114
Lampiran 20 Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varian Lob Bertahan... 115
Lampiran 21 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelompok Eksperimen ... 116
Lampiran 22 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelom pok Kontrol ... 117
Lampiran 23 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 118
Lampiran 24 Daftar Absen Kelompok Kontrol ... 119
Lampiran 25 Daftar Absen Kelompok Eksperimen ... 120
Lampiran 26 Program Pembelajaran ... 121
Lampiran 27 Dokumentasi ... 146
Lampiran 28 Surat Keputusan... 149
Lampiran 29 Surat Izin Penelitian ... 153
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahDalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan bergantung banyak kepada proses belajar yang dijalani oleh siswa sebagai
anak didik. Kebanyakan orang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan
menghafal sejumlah fakta-fakta. Pandangan seseorang tentang belajar akan
mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap
orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya, seorang guru
yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghapal.. Tentu lah akan berbeda cara
mengajarnya dengan guru lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses
penerapan prinsip. Slameto (2010, hlm. 2) mengartikan belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Lebih lanjut Wina (2010, hlm.120) menjelaskan bahwa:
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan peilaku, aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Bulutangkis merupakan salah satu materi dalam pembelajaran pendidikan
2
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijadikan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dilakukan dalam
proses belajar disekolah. Permainan bulutangkis bersifat individual yang dapat
dimainkan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua
orang. Menggunakan raket sebagai alat pemukul dan satlekok sebagai objek pukul,
lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh garis dan net untuk
memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Hidayat
(2010, hlm. 8).
Permainan bulutangkis telah tumbuh dan berkembang secara meluas keberbagai
belahan negara dan diyakini sebagai sebuah permainan olahraga yang menyenangkan
dan berkembang pula dikalangan pelajar. Menjelaskan pengertian Hidayat (2010,
hlm. 1) bulutangkis sebagai berikut:
Olahraga bulutangkis adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, bersifat perseorangan yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dengan dan lapangan permainan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu/karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan.
Tujuan dari permainan bulutangkis adalah memperoleh angka dan kemenangan
dengan cara menyebrangkan dan menjatuhkan satelkok di bidang permainan lawan
dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul satelkok atau menjatuhkannya di
daerah permainan sendiri. Permainan ini dianggap permainan yang paling cepat
terkenal di dunia, karena itu berhasil menyedot minat berbagai kalangan tanpa
3
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam permainan bulutangkis dibutuhkan kerjasama antara pelati dan pemain.
Hidayat (2010, hlm. 29).
Dalam permainan bulutangkis ada permainan ganda, yang mengharuskan pemain
memiliki pasangan dalam bermain, akan tetapi harus diperlukan taktik dan kerjasama
yang lebih keras ketika bermain ganda, disebabkan dua orang pemain yang
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Maka secara langsung permainan
bulutangkis membutuhkan interaksi sosial untuk pelaksanaan permainan agar bisa
berjalan dengan baik. Berikut pernyataan mengenai permainan bulutangkis
memerlukan interaksi sosial dalam pelaksanaannya, menurut Hidayat dkk (2010, hlm.
87) bahwa "dua pemain yang berpasangan harus mampu bekerjasama secar simultan,
baik pada saat menyerang maupun bertahan".
Menyimak pemaparan di atas bahwa dalam proses belajar permainan bulutangkis
siswa sebetulnya diarahkan kepada peningkatan mutu perilaku sosial, tatapi fenomena
yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan konsep. Banyak hal yang mengakibatkan
fenomena tersebut terjadi, salah satunya yaitu minimnya pengetahuan guru tentang
model pembelajaran. Sehingga menjadikan guru tidak memiliki pilihan yang luas
untuk menggunakan model pembelajaran lain selain model pembelajaran
konvensional. Dimana dalam praktiknya guru memberikan bahan ajar yang kurang
dimengerti oleh siswa dan ketika dalam prakteknya guru hanya merintahkan tanpa
memberikan contoh yang jelas, siswa hanya menjadi obyek pelaksana intruksi guru
semata. Sehingga kesempatan siswa dalam berinteraksi dengan siswa lainnya kurang
maksimal. Ketika siswa hanya melakukan gerakan-gerakan dari teknik kecabangan
olahraga yang diberikan oleh guru, interkasi yang terjadi hanya antara siswa dengan
4
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hakekat pembelajaran tentu hal tersebut sangat tidak dibenarkan, ketika potensi yang
seharusnya dimiliki siswa justru tidak tercapai secara maksimal.
Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model
pembelajaran dengan tujuan agar proses belajar mengajar menjadi bervariasi dan
tidak membosankan. Seperti yang dikatakan Joyce (dalam Juliantine, dkk, 2011 hlm.
7) bahwa:
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar
pendidikan jasmani menurut Metzler (2000, hlm. 159) adalah:
There are seven instruction models that have shown to be effective in teaching physical education: direct instruction model, personalized for intraction model, cooperative learning model, the sport education model, peer teaching model, inquiry teaching model and the tactical games model.
Jadi menurut Metzler terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan
jasmani yaitu: (1) model pembelajaran langsung, (2) model pembelajaran personal,
(3) model pembelajaran kerjasama, (4) model pembelajaran pendidikan olahraga, (5)
model pembelajaran kooperatif, (6) model pembelajaran inkuiri, dan (7) model
5
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengkaji model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan pada perilaku sosial
siswa pada pembelajaran bulutangkis.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat atau enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang
berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu
menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota
kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah
yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok
dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan
saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok,
sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan
kontribusi demi keberhasilan kelompok.
Slavin (dalam Sanjaya, 2012, hlm. 242) mengemukakan dua alasan, pertama,
beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta
dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan
pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem
6
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan dari hal tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap
perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis“, karena
pada hal ini sangat penting dicari pengaruhnya.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, masalah penelitian yang dapat
diindefikasikan antara lain sebagai berikut :
a) Siswa mengalami kesulitan ketikan diberikan materi pembelajaran bulutangkis
dikarenakan siswa tidak mengerti dan takut untuk bertanya kepada guru ketika ada
pembelajaran yang tidak dimengerti.
b) Pengalaman guru tentang model pembelajaran yang cenderung dan kurang
berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran.
c) Sarana dan prasaran yang kurang mendukung sehingga membuat siswa sulit
melakukan pembelajaran yang efektif.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah peneliti yang telah penulis kemukakan
di atas, maka masalah khusus yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut:
a) Apakah model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap perilaku sosial
siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan
7
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap perilaku sosial
siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan
bulutangkis?
c) Apakah model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih tinggi
daripada model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial siswa dan
keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis?
C. Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk
kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009,
hlm. 282) yaitu: “tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam
melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang
ditulis.”
Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menguji apakah model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap
perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas
permainan bulutangkis.
2. Untuk menguji apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap
perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas
permainan bulutangkis.
3. Untuk menguji apakah model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh
8
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan
bulutangkis.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka
penulis mengharapkan manfaat atau pun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis
Untuk memperoleh wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang model
pembelajaran kooperatif dan model pemelajaran konvensional bagi peneliti dalam
mengembangkan model pembelajaran lainnya.
2. Secara praktis
- Sebagai pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam memberikan pengajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan konvensional;
- Memberikan pengetahuan bagi siswa dan siswainya agar dapat lebih mengerti
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandung, dengan alasan
pertimbangan sekolah ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang
penelitian yang akan dilaksanakan dan akses yang dekat dari tempat tinggal
peneliti.
2. Subjek penelitian
a. Populasi
Menurut Arikunto (2010, hlm. 173), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.Studi atau
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Seperti yang
dikemukakan Sugiyono (2010, hlm. 117) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan”.
Maka dari pemaparan diatas, dalam penelitian ini peneliti menentukan
populasi yaitu siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung.
b. Sampel
Sugiyono (2012, hlm. 118) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari
34
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tergolong dalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan
memaksa untuk memahami semua populasi yang ada, karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu dengan catatan sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
mewakili.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik sample
random sampling (sampel acak). Adapun penjelasan mengenai sample random sampling (sampel acak) menurut Sugiyono (2012, hlm. 120) yaitu “dikarenakan simple sederhana karena pengambilannya anggota sampel dari populasi secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Jumlah sampel yang peneliti tetapkan yaitu 40 orang, yang kemudian dibagi
menjadi 20 orang untuk kelompok eksperimen dan 20 orang untuk kelompok
kontrol.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest
control group design. Dalam desain penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sigiyono (2011, hlm. 112) menegenai desain
penelitian pretest postest control grup design :
Gambar 3.1
Paradigma pretest-postest control group design (Sugiono 2008, hlm. 112)
R O1 X O2
35
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
R : Random (sampel dipilih secara acak) O1: Tes awal untuk kelompok eksperimen O2: Test akhir untuk kelompok eksperimen X : perlakuan (treatment)
O3: Test awal kelompok kontrol O4: Tes akhir kelompok kontrol
Berdasarkan desain diatas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yaitu
kelas yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan kelas
yang menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial
siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaaran aktivitas bulutangkis.
Untuk memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian maka perlu
adanya langkah kerja penelitian. Dengan demikian, maka penulis menggambarkan
langkah penelitian sebagai berikut:
pretest
Pretest Pretest
Hasil B Hasil A
Posttest Perlakuan
Pengolahan Dan Analisis
Perlakuan posttest
Kesimpulan Sampel Uji Skala
Populasi
36
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diagram 3.1 Tahap - Tahap Penelitian
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam sebuah penelitian harus bisa diuji melalui
metode yang diterapkan, sehingga penerapan metode yang digunakan akan
diketahui apakah penelitiannya berhasil atau gagal. Sugioyono (2010, hlm. 6)
menjelaskan bahwa “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahakan, dan mengantisipasi masalah”.
Dalam hal tersebut metode penelitian mempunyai peran yang sangat penting
dalam pelaksanaan dan pengumpulan data. Sugiono (2010, hlm. 9) menjelaskan
“jenis-jenis metode penelitian juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang akan diteliti”. Berkaitan dengan
ini penulis ingin mengkaji metode yang akan digunakan adalah metode
eksperimen. Seperti yang diungkapkan Arikunto (2002, hlm. 4) menjelaskan
bahwa:
Eksperimen adalah suatu cara utuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.
Metode penelitian eksperimen ini akan digunakan peneliti untuk mengetahui
37
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model pembelajaran konvensional. Perbandingan kedua model pembelajaran ini
akan menggunakan dua kelompok peserta didik dengan penerapan model
pembelajaran yang berbeda. Jadi, dalam metode eksperimen ini harus ada dua
faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang akan dicobakan dan merupakan
variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran
konvensional untuk diketahui pengaruhya terhadap perilaku sosial siswa dan
keterampilan lob bertahan pada pembelajaran bulutangkis di SMP Negeri 12
Bandung.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi penapsiran yung keliru, peneliti akan memaparkan secara
lebih jelas menyangkut hal-hal penting sebagai berikut:
1) Model pembelajan kooperatif adalah suatu rencana pembelajaran dalam
permainan bulutangkis yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku sosial
siswa dengan cara menuntut siswa untuk bekerjasama dengan kelompok kecil
sehingga dalam permbelajaran permainan bulutangkis dimana teman yang
tidak mengerti atau merasa kesulitan dalam menangkap materi, maka teman
kelompoknya yang lebih mengerti membantu menjelaskan materi yang
dipelajari tersebut. Munculnya rasa ingin menolong menjadi indikator yang
baik, sebagai tanda model pembelajaran tersebut dikatakan berhasil.
2) Model pembelajaran konvensional adalah suatu rencana pembelajaran dalam
permainan bulutangkis yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku sosial
siswa dengan cara guru yang lebih berperan dalam proses pembelajaraan,
sehingga siswa lebih pasif dalam pembelajaran dan proses pembelajaran yang
38
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam model ini hanya keaktifan siswa di kelas, sedangkan untuk perilaku
siswa dengan temannya sangat minim.
3) Perilaku sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran bulutangkis melibatkan sikap dan perasaan orang lain dalam
proses sosialisasi ketika pembelajaran, sehingga siswa yang bisa dikatakan
berperilaku sosial dengan temannya dengan adanya saling menghargai,
tanggung jawab, disiplin, memberi pertolongan, iteraksi, dan kerjasama. Itu
semua merupakan indikator dalam perilaku sosial yang ada pada siswa
dengan begitu siswa yang dikatakan berperilaku sosial siswa yang telah
menggunakan indikator tersebut.
4) Lob bertahan adalah tingkat kemampuan siswa untuk melakukan lob bertahan
pada saat tes yang diukur dengan 12 kali pukulan, 6 pukulan dari sebelah kiri
lapangan dan 6 pukulan dari sebelah kanan lapangan dan satelkok jatuh di
daerah yang sudah ditentukan dengan skor 3, 2, 1, dan 0, semakin tinggi skor
yang didapat maka semakin tinggi penguasaan keterampilan.
E. Instrumen Penelitian
1. Skala
Dalam melakukan sebuah penelitian perilaku sosial, tentunya diperlukan
sebuah alat ukur atau metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian. Alat ukur dalam sebuah penelitian dapat disebut juga dengan
instrumen penelitian. Sebagaimana layaknya dalam penelitian, diperlukan
data-data sebagai penunjang untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini masalah yang diteliti adalah ingin mengetahui tingkat perilaku sosial
39
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk memperoleh data mengenai variabel tingkat perilaku sosial penulis
menggunakan skala sebagai instrumen penelitian. Menurut Azwar (2012, hlm. 1)
“skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkapkan atribut
tertentu melalui responden terhadap pertanyaan tersebut”. Kisi-kisi skala pada
dasarnya hanya memuat aspek-aspek keprilakuan dan indikator keprilakuan tetapi
tidak menerangkan tentang jumlah item yang dikehendaki, format dan tipe soal,
format respon, serta informasi lain.
Mengacu pada komponen tingkat perilaku sosial tersebut. Maka berikut ini
adalah rincian variabel, indikator dan pernyataan untuk informasi berkaitan
dengan perilaku sosial.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Skala Penelitian Perilaku Sosial Siswa Uji Validitas dan Reabilitas Pada Pembelajaran Bulutangkis
Dimensi Indikator Item
Positif Negatif
1. Perilaku Peran 1. Pemberani 1, 5, 10, 18
2. Berkuasa 11, 3 24, 28
3. Inisiatif 7, 17 14, 2
4. Mandiri 9, 13 22, 8
2. Perilaku dalam
Hubungan Sosial 1. menerima orang lain 23, 19 16, 30
2. Suka bergaul 14, 27 12, 6
3. Sikap ramah 21, 33 44, 42
4. Simpatik 37, 25,41 40, 32, 48
3.Perilaku Ekspresif 1. Bekerjasama 29, 45 38, 34
2. Agresip dan tidak
agresif 39, 31 20, 36
3. Sifat kalem 47, 35 26, 46
40
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) Setuju (S)
Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS) 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Penyusunan skala ini telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut,
selanjutnya dijadikan penyusunan butir-butir pernyataan. Butir pernyataan dibuat
dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang telah
tersedia. Responden hanya dituntut untuk memilih salah satu dari lima alternatif
jawaban yang sesuai dengan keadaan dan diri responden.
2. Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan
Untuk memperoleh data mengenai tes keterampilan lob bertahan siswa dalam
hal menggunakan prosedur penelitian tes yang sudah baku. Dalam pelaksanaan
penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan latihan
sebanyak tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat selama 4
minggu atau 12 kali pertemuan, ditambah tes awal dan tes akhir serta 2 kali
pertemuan pengenalan materi lob bertahan, jadi semuanya 16 kali pertemuan.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes
keterampilan dasar lob bertahan. Tes tersebut diadaptasi dari Hidayat (2012, hlm.
96).
41
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jenis keterampilan gerak dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala
dengan arah satelkok melambung tinggi kearah bagian belakang lapangan
lawan dengan tujuan untuk bertahan.
2) Tujuan tes
Mengukur ketepatan memukul kok, ke daerah yang sudah ditentukan
dengan arah satelkok melambung tinggi kebagian belakang lapangan
lawan.
3) Peralatan
Lapangan bulutangkis standar, raket, net, satelkok, meteran, dua buah
tiang setinggi 2,72 meter, tali yang direntangkan sejajar di atas net dengan
jarak 4,27 meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis.
4) Petugas ketika tes
Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang
penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok.
5) Pelaksanaan tes
Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah ditentukan (titik A) paling deket dengan net 3,35 meter dari net;
partisipan berada pada daerah yang telah ditentukan (titik ABCD) utuk melakukan tes paling dekat 3,35 meter dari net;
penyaji melakukan servis ke titik ABCD dan partisipan harus bergerak memukul satelkok, sehingga satelkok tersebut melewati atas tali
setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net;
pertisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan disetiap kesempatan di sediakan 6 satelkok. Jadi setiap partisipan mendapat 12 kali
42
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan pukulan dan satelkok tersebut mengenai tali setinggi 3 meter
maka diadakan pukulan ulang; dan
Area skor: 3 = area J 76 cm termasuk tebal garis (sasaran backboundary line/ sesuai ukuran lapangan yang ada): 2 = area H dan 1 = area F, 0 =
apabila satelkok jatuh diluar lapangan atau satelkok tidak melewati di
atas tali 3 cm.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :
Gambar 3.2 Lapangan untuk Pelaksanaan Tes Lob Bertahan
(Sumber: pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri, Hidayat, 2012, hlm. 139).
43
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Uji Coba Validasi isi Aiken Skala
Setelah butir-butir pernyataan disusun, selanjutnya penulis mengadakan uji
coba skala menggunakan validasi isi kepada tiga panel ahli untuk mengetahui
apakah skala yang digunakan mampu menghasilkan data data yang akurat sesuai
dengan tujuan ukurnya dan diperlukan suatu proses pengujian validitas dan
validasi. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka atara 1 (yaitu sangat
tidak mewakili atau sangat tidak relevan) sampai 5 (yaitu sangat mewakili atau
sangat relevan). Setelah itu memvalidasi isi skala tersebut dengan menggunakan
formula aiken.
∑ [ ]
Ket :
n = 3 orang ahli
Lo = angka penilaian validasi yang terendah (dalam hal ini = 1) C = angka penilai validasi yang tertinggi ( dalam hal ini = 5)
∑s = jumalah penilaian para ahli ( S1+S2+S3)
Tabel 3.3
Hasil Uji Validasi Isi Aiken Skala
Item
Soal Validitas Keterangan
Item
Soal Validitas Keterangan
1 1 Valid 25 1 Valid
2 1 Valid 26 1 Valid
3 1 Valid 27 0,83 Valid
4 1 Valid 28 1 Valid
5 0,91 Valid 29 1 Valid
6 1 Valid 30 0,91 Valid
7 1 Valid 31 1 Valid
44
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9 1 Valid 33 1 Valid
10 1 Valid 34 1 Valid
11 1 Valid 35 1 Valid
12 1 Valid 36 1 Valid
13 0,91 Valid 37 0,91 Valid
14 0,91 Valid 38 0,91 Valid
15 1 Valid 39 1 Valid
16 1 Valid 40 1 Valid
17 1 Valid 41 1 Valid
18 0,91 Valid 42 1 Valid
19 0,91 Valid 43 1 Valid
20 1 Valid 44 0,91 Valid
21 1 Valid 45 0,91 Valid
22 1 Valid 46 1 Valid
23 0,91 Valid 47 0,91 Valid
24 0,91 Valid 48 1 Valid
(Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Dengan menggunakan taraf signifikan ≥ 0,05 dan tidak signifikan apabila ≤
0,05. Rentang V yang mungkin akan diperoleh adalah antara 0 sampai dengan
1,00 sehingga dapat diinterprestasikan sebagai koefisien yang baik bagi aitem
tersebut.
Setelah skala tersebut diuji oleh menurut parah ahli maka dapat diuji kembali
kepada setiap responden. Pada setiap jawaban responden pada uji coba skala yang
sudah valid dan reliabel dijadikan jawaban pada skala sebenarnya. Skala yang
diberikan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cikarang Selatan bermula
sebanyak 48 pernyataan dan disebarkan kepada 100 siswa kelas VII dan harus
dilakukan pengujian validitas dan reabilitas skala.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan instrumen atau alat ukur
45
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seharusnya diukur. Berkaitan dengan validitas instrumen Arikunto menjelaskan
bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument”. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur tersebut memiliki validitas tinggi atau harus lebih besar dari . Begitu
sebaliknya apabila alat ukur validitasnya rendah, maka alat ukur tersebut tidak
valid dan menandakan lebih kecil dari . Instrumen yang telah disusun
diuji validitasnya dengan tujuan untuk mengetahui apakan instrumen tersebut
benar-benar mengukur aspek atau segi yang diukur dan apakah butir-butir
pernyataan yang disusun telah mewakili aspek-aspek yang hendak diukur. Untuk
mengetahui validitas instrumen, langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai
berikut:
1) Memberikan skor terhadap item pernyataan sesuai dengan jawaban
responden.
2) Setiap item pernyataan merupakan variabel X
3) Menjumlahkan seluruh skor tes pernyataan merupakan variabel Y
4) Menghitung harga korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan
rumus Pearson Product Moment
√{ } { }
( Arikunto, 2010, hlm. 213)
Keterangan:
rxy = koefisien validitas yang dicari
X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item instrumen
∑ = jumlah skor dalam distribusi X
∑ = jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = jumlah kuadrat pada masing- masing skor X
46
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) mencari nilai setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus:
√
√
Keterangan:
= Nilai t
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisian korelasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingan dengan tabel korelasi tabel nilai r
dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak
sampel. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan
berdasarkan kaidah keputusan : jika berarti valid dan jika
berarti tidak valid.
Adapun hasil dari uji validitas instrumen adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen
Item
Soal Validitas Keterangan
Item
Soal Validitas Keterangan
1 3,009 Valid 20 4,342 Valid
2 4,457 Valid 21 3,910 Valid
3 3,915 Valid 22 6,293 Valid
4 6,590 Valid 23 5,535 Valid
5 4,851 Valid 24 6,219 Valid
6 7,335 Valid 25 3,413 Valid
7 1,097 Valid 26 3,327 Valid
8 2,704 Valid 27 2,721 Valid
9 7,778 Valid 28 2,245 Valid
10 3,892 Valid 29 4,560 Valid
47
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12 6,883 Valid 31 2,396 Valid
13 4,691 Valid 32 5,924 Valid
14 6,099 Valid 33 1,233 Valid
15 1,554 Valid 34 2,800 Valid
16 2,832 Valid 35 1,711 Valid
17 6,321 Valid 36 4,328 Valid
18 4,805 Valid 37 6,094 Valid
19 4,819 Valid 38 2,432 Valid
(Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Dari hasil perhitungan setiap item soal skala diperoleh nilai ttabel dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 100 -2, yaitu 0,194. Dengan demikian semua item skala dalam penelitian ini valid.
b. Uji Realibilitas
Reabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu istrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto, 2010, hlm. 221).
Rumus untuk menghitung reabilitas Alpha Cronbach's skala adalah :
[
(Azwar, 2013, hlm. 118)
Keterangan :
: varians skor Y1 dan varian skor Y2
: varians skort X
Adapun hasil dari uji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:
48
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 36.588 = 47.332 = 141. 280
Maka reabilitas alpha yang diperoleh:
α = 2[1-
] = 0.812
Dari hasil perhitungan setiap item soal skala diperoleh nilai ttabel dengan
menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan yaitu 0,7. Dengan
demikian semua item skala dalam penelitian ini reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam pengujian
anggapan dasar dan hipotesis karena teknik tersebut dapat menentukan lancar
tidaknya suatu penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan untuk menguji
anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka
teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Skala, yaitu perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut
tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut.
2) Tes lob bertahan, yaitu pukulan melambung tinggi yang dilakukan dari atas
kepala dan mendarat kebagian belakang daerah lawan dengan garis yang telah
ditentukan untuk pemberian nilai.
3) Studi dokumentasi, yaitu ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan,
49
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut dari awal penelitian
sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :
1) Tahap persiapan
Langkah pertama pada penelitian adalah melakukan persiapan, dimulai
dengan merumuskan masalah dan tujuan penelitian, kemudian melakukan survey
tempat untuk mendapatkan kejelasan tentang tempat penelitian penelitian mulai
dari sarana dan prasarana penunjang kegiatan, dilanjut dengan membuat surat izin
penelitian. Langkah selanjutnya membuat program pembelajaran dan menentukan
instrumen penelitian berdasarkan tujuan yang ingin diketahui dalam pelaksanaan
penelitian. Setelah itu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah perihal akan
dilaksanakannya penelitian.
2) Tahap pelaksanaan penelitian
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan kelompok
sampel dari sebuah populasi yang dipilih secara acak, kemudian menentukan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari sebuah sampel. Selanjutnya
melakukan tes awal (pretest) pada lob bertahan kepada ke dua kelompok. Setelah
didapatkan data melalui tes awal (pretest), dilanjutkan dengan memberikan
perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa model pembelajaran kooperatif
dan memberi perlakuan terhadap kelompok kontrol yaitu model pembelajaran
konvensional. Selesai diberikan perlakuan pada akhir pertemuan diadakan tes
akhir (posttest) pada lob bertahan untuk kedua kelompok dan memberikan skala
pernyataan hubungan sosial untuk mengetahui perilaku sosial siswa. Skala yang
diberikan sebelumnya sudah diuji melalui validasi isi menurut para ahli dan diuji
validitas dan reabilitas untuk mengetahui pernyataan-pernyataaan yang valid atau
50
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Tahap akhir penelitian
Tahap selanjutnya adalah melakukan analisa data hasil tes awal (pretest) dan
tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok dengan menggunakan uji statistika.
Dilanjut dengan membuat kesimpulan berdasarkan hasil uji statistika yang telah
dibuat.
Adapun teknik pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
1) Teknik pengambilan data tes lob bertahan
Dalam tes lob bertahan, tes ini menggunakan tekhnik yang sudah baku yaitu
tes yang beradaptasi dari hidayat (2012, hlm. 96). Adapaun cara pengambilan
nilainya yaitu setiap siswa diberi dua kali kesempatan. Setiap kesempatan diberi 6
satelkok. Jadi setiap siswa melakukan 12 kali kesempatan melakukan pukulan lob
bertahan. Pada jarak net ke tengah lapang yang panjangnya 3,35 m dibentangkan
tali setinggi 3 meter untuk patokan satelkok melambung tinggi. Dibelakang garis
lapang daerah lawan dibeikan garis untuk pemberian nilai. Adapun nilai yang
diberikan yaitu 1, 2, dan 3. Ketikan melakukan tes lob bertahan penyaji
melakukan servis kepada siswa yang bersiap melakukan tes lob bertahan
kemudian siswa memukul saterkok tersebut sampai pada ketentuan yang
diberikan. Ketika satelkok mengenai tali maka tes diulang.
2) Teknik pengambilan data skala perilaku sosial
Untuk pengambilan data skala perilaku sosial maka diberikan skala
berbentuk pernyataan-pernyataan hubungan sosial yang diambil pada akhir tes
(posttes). Skala tersebut sudah melalui uji-uji yang telah ditentukan sehingga
skala yang diberikan sudah siap digunakan.
51
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen.
Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan
analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat
dimengerti dan ditafsirkan.
a. Menghitung Rata-Rata (mean)
Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai
berikut:
̅ ∑
Keterangan:
̅ = skor rata-rata yang dicari
∑ = jumlah nilai data n = jumlah sampel
b. Simpangan Baku (Standar Deviation)
Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menujukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan
reratanya, simbol simpangan baku populasi (σ atau σn ) sedangkan untuk
sampel (s, sd atau σn-1)
Rumus untuk kelompok kecil :
S = ∑( ̅) Keterangan:
S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel
52
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dipilih adalah dengan metode lilifors. Adapun langkah
kerja uji normalitas dengan metode lilifors:
1) Susunlah data dari kecil ke besar
2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu
(frekuensi harus ditulis).
3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik.
5) Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z
6) Menghitung theoritical proportion.
7) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,
kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua
proporsi.
8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.
Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan
menggunakan bantuan Microsoft Office Excel.
d. Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah
untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang
homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel.
Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians
homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.
53
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians :
1) Inventarisasi data.
2) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat.
3) Membuat hipotesis statistik.
4) Mencari Fhitung.
5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
6) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
7) Kesimpulan.
e. Uji Hipotesis
Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan
penelitian
2) Gunakan statistik uji yang tepat
3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul
4) Berikan kesimpulan
5) Menentukan ρ (ρ-value)
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang
diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam
penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan
dua rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan
dengan ketentuan:
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t
54
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ̅ ̅
√
dengan √
Keterangan:
̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen.
̅ : Rata-rata skor pretes kelas kontrol. : Simpangan baku kelas eksperimen. : Simpangan baku kelas kontrol.
Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak
untuk nilai t lainnya.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:
a) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima.
b) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak.
Deni Diki Hardiansyah, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis
(study eksperimen di smpn 12 bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam
pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.
2. Model pembelajaran konvensional memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam
pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.
3. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang lebih besar ketika
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap perilaku
sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam pembelajaran aktivitas
permainan bulutangkis.
Dari hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran kooperatif
menunjukan peningkatan yang lebih besar terhadap perilaku sosial daan
keterampilan lob bertahan dalam aktivitas permainan bulutangkis.
B. Saran
Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan