• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Pemasaran-1 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti menemukan permasalahan pembelajaran yaitu dengan penggunaan model pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan pokok bahasan Pengoperasian Alat hitung kelas X Pemasaran-1 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Salatiga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Tutor Sebaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengoperasian alat hitung kelas X Pemasaran-1 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Salatiga.

Objek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Ibu Gendi Dwijanti, S.Pd. Sebagai guru pemasaran di SMK Negeri 1 Salatiga. Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan penelitian yang dilakaukan secara bersiklus, dimana siklus terdiri dari perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil penelitian ini meliputi keaktifan dan hasil belajar siswa. Hasil keaktifan siswa di peroleh dari pengamatan observasi yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa. Hasil belajar dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu hasil tes sebelum diadakan tindakan dan hasil tes setelah tindakan siklus I dan SiklusII. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes pada pokok bahasan pengoperasian

(2)

29

alat hitung dengan model pembelajaran Tutor Sebaya. Pada setiap siklus dilakukan 3 (tiga) kali pertemuan, dimana setiap pertemuan ada dua jam pelajaran, setiap satu jam pelajaran 45 menit. Setelah mengadakn penelitian dengan menggunakan metode tutor Sebaya pada pokok bahasan pengoperasian alat hitung diperoleh data sebagai berikut :

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses pembelajaran sebelum tindakan dilakaukan. Tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat atau benar yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya. Tahap penyusunan rancangan tindakan yang akan diberikan sebagai berikut :

1) Menyiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Menbuat instrumen penelitian atau lembar observasi yang meliputi :

 lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari

jumlah siswa yang membawa buku penunjang, buku catatan dan perlengkapan alat tulis

 lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya. Lembar pengamatan dibuat untuk mengetahui sejauhmana interaksi siswa, guru dan tutor selama proses pembelajaran Tutor sebaya.

 Membentuk dan menyiapkan Tim observer, yaitu Gendi Dwijanti, S.Pd

sebagai guru pengajar dan Agung Yuwana sebagi observer I, Dra. Yasiroh Mailani sebagai observer II, dan Amar Ma’ruf F, S.Pd sebagai observer III

(3)

30

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan skenario pembelajaran yang sudah dirancang. Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru mengecek kesiapan siswa, membegi kelompok (menjelaskan pembelajaran Tutor Sebaya), memberi apersepsi, dan motivasi. Metode pembelajaran Tutor Sebaya ini baru pertama kali diterapkan. Terlihat dari penyampaian Guru yang kurang detail dalam penyampaian tujuan pembelajaran

yang mengakibatkan siswa kurang menanggapi tujuan pembelajaran.

Kemudian masuk dalam kegiatan inti yaitu guru mulai masuk pada materi pelajaran tentang perhitungan dengan alat hitung (kalkulator). Guru berusaha mengajak tanya jawab siswa supaya aktif dalam pembelajaran dan menginformasikan dalam pembelajaran akan dibantu tutor, setelah itu Guru menjelaskan tentang tombol dan fungsi pada alat hitung kalkulator elektonik dan menjelaskan cara kerja alat hitung dibantu tutor, dan guru juga menyuruh siswa

untuk latihan Mengoperasikan alat hitung dan jika ada kesulitan ditanyakan

kepada Tutor, selama latihan mengoperasikan guru sebagai pembimbing / motivator, kemudian Guru bersama peserta didik mengecek kebenaran proses dan hasil kerja. Guru juga memberi tanggapan yang dialami peserta didik. Kemudian pada kegiatan akhir guru memberi tugas kelompok.

Pertemuan kedua, pada awal pelajaran guru memeriksa kesiapan, apersepsi dan motivasi, yang terdiri dari mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran, mengecek kesiapan siswa dengan tugas yang diberikan pada

(4)

31

pertemuan sebelumnya, dan memberi motivasi tentang pentingnya tugas yang diberikan.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang cara merawat mesin hitung yang benar, kemudian dilaniutkan dengan menyuruh siswa untuk menghitung ulang tugas kelompok yang didapat menggunakan mesin hitung kalkulator elektronik, dimana di dalam pengerjaan dibantu tutor sebagai fasiliator, dan guru disini sebagai pembimbing. Setelah itu guru bersama peserta didik mengecek kebenaran proses kerja dengan hasil kerja. Kemudian masuk pada kegiatan akhir, guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi pengoperasian alat hitung.

Pertemuan ketiga guru memeriksa dan mengkondisikan siswa siap mengikuti tes, dengan mengatur posisi tempat duduk peserta didik, kemudian pada kegiatan inti guru memberi petunjuk tes dan pembagian lembar tes individu. Selama tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes individu, dan mengumpulkan lembar jawaban, setelah itu guru dengan peserta didik mengoreksi hasil tes. Kemudian pada kegiatan akhir guru mengumumkan skor kemajuan individual, memberikan tanya jawab tentang permasalahan yang dihadapi siswa dan meberi motivasi agar siswa meningkatkan belajar.

3. Pengamatan (Observing)

Penelitian Tindakan Kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran metode Tutor Sebaya dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode Tutor Sebaya pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

(5)

32

1) Observasi tentang kesiapan belajar siswa dalam menerima pelajaran

Hasil penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran pada siklus 1 pertemuan pertama siswa yang siap menerima materi pelajaran sebesar 96.30% siswa, sedangkan siswa yang tidak siap menerima pelajaran sebesar 3.70% siswa disebabakan empat siswa tidak membawa buku penunjang.

Pertemuan kedua siswa yang siap menerima materi pelajaran sebesar 96.30% siswa, sedangkan siswa yang tidak siap menrima pelajaran sebesar 3.70% siswa disebabkan ada dua siswa yang tidak membawa buku penunjang dan dua siswa tidak membawa kelengkapan alat tulis. Dua orang yang tidak membawa buku penunjang pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah orang yang sama. Upaya yang dilakukan adalah memberi penjelasan mengenai pentingnya buku penunjang yang mendukung untuk pemahaman konsep serta materi yang dijelaskan oleh guru.

2) Hasil observasi Aktifitas pelaksanaan guru / tutor dan peserta didik

Tabel. 4.1

Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Peserta Didik Pada Siklus I SMK Negeri 1 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Indikator pelaksanaan tindakan Σ per item Σ ≥ 3 Σ < 3 Rata-rata siklus I Target ketercapaian Kesimpulan 1 2 3 4 5 Guru &

Tutor - 4 25 9 - 34 item 4 item 3.52 ≥ 4

Belum tercapai target Peserta

didik - 4 32 2 - 34 item 4 item 3.31 ≥ 4

Belum tercapai target

(6)

33

Hasil observasi yang dilakukan pada guru dan tutor dari 38 item yang yang mencapai scor ≥ 3 ada 34 item, dan yang scor <3 ada 4 item dengan scor rata-rata keseluruhan sebesar 3.52 dengan kategori. Rata-rata-rata per item peserta didik yang mencapai skor ≥ 3 ada 34 item, dan yang scor <3 ada 4 item dengan scor rata-rata keseluruhan sebesar 3.31 dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil terebut, maka untuk sementara hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :

a. Aktifitas Guru dan Tutor belum mencapai target b. Aktifitas Peserta didik belum mencapai target

3) Hasil Belajar Siswa

Tabel. 4.2

Hasil Belajar Peseta Didik Pada Siklus 1

SMK Negeri 1 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

Hasil belajar Kondisi sblm siklus Siklus 1 Target

ketercapaian Peningkatan

Rata-rata kelas 65.69 77.50 ≥76.7 11.81

% Kelas 13.88% 55.55% ≥ 80 41.67%

Berdasarkan hasil tersebut, Hasil belajar dilihat dari rata-rata kelas sudah terjadi peningkatan sebesar 11.81 yang terlihat dari nilai rata-rata kelas sebelum diadakanya siklus yaitu sebesar 65.69, dan terjadi kenaikan nilai rata-rata kelas menjadi sebesar 77.50, dilihat dari rata-rata kelas sebesar 77.50 pada siklus 1 sudah ada ketercapaian target indikator yaitu sebesar ≥76.7

Hasil belajar dilihat dari prosentase kelas sudah terjadi peningkatan sebesar 41.67%, karena sebelum diadakan siklus prosentase kelas yang mencapai

(7)

34

target hanya sebesar 13.88%, dan setelah diadakan siklus terjadi kenaikan prosentase kelas yaitu sebesar 55.55%, meskipun sudah ada peningkatan tetapi belum mencapai target ketercapaian indikator yaitu sebesar ≥ 80.

4) Wawancara siswa tentang penggunaan metode pembelajaran Tutor Sebaya

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada siswa setelah mengikuti pelajaran dengan metode Tutor Sebaya pada siklus I menunjukan ada 28 siswa menjawab senang. Ada salah satu siswa yang berkomentar tentang kendala yang dihadapi sebagai tutor, yaitu peserta didik yang dibantu ada yang belajarnya kurang serius. Selain dari hasil wawancara peneliti juga mendapat masukan dari siswa bahwa dengan metode Tutor Sebaya dapat berdiskusi dengan teman dan tidak mengantuk. (lampiran 16)

4. Refleksi (reflecting)

Aktifitas guru / tutor dan peserta didik pada keseluruhan siklus 1 ada 38 item, dapat terlihat dari keseluruhan aktifitas guru dan peserta didik belum mencapai target ketercapaian sebesar ≥ 4 dengan kategori cukup. Dari aktifitas siklus I Guru/Tutor dan peserta didik masih ada aktifitas dengan rata-rata = 2 atau kategori kurang

Perbaikan Guru dan Tutor ; (1) Ketepatan bertanya pada apersepsi yaitu guru kurang tepat dalam bertanya untuk mengarah kepelajaran karena guru terlalu jauh menjelaskan dan megarahkan kepengalaman peserta didik, sehingga peserta didik tidak tau apa yang maksud, (2) Penyampaian tujuan pembelajaran belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) Tutor menjadi fasilitator saat kelompok mengoperasikan alat hitung yaitu tutor masih ragu dalam

(8)

35

penyampaian materi sehingga masih ada siswa yang bertanya langsung kepada guru, (4) Tutor bertanggung jawab atas kelompoknya yaitu didalam kelompok masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan teman sebelahnya

Perbaikan Peserta Didik ; (1) Kesiapan murid untuk belajar yaitu masih ada siswa yang telat masuk dan ada siswa yang tidak membawa perlengkapan pembelajaran seperti buku penunjang, (2) Kondisi peserta didik dalam menggali pengalaman yaitu peserta didik masih banyak yang diam saja pada waktu guru bertanya, (3) Menerima tutor dengan baik yaitu masih masih ada siswa yang enggan bertanya kepada tutor

Ketuntasan hasil belajar pada siklus I rata-rata nilai sebesar 77.50, belum ada ketercapaian target sebesar ≥ 80. Dan dilihat dari presentase ketuntasan baru 55.55% yang dinyatakan tuntas dan belum menunjukan prosentase target ketercapaian sebesar 80%, oleh karena itu pada siklus II perlu ditingkatkan lagi.

Dari pengamatan guru, ada tiga siswa yang bertanya kepada guru bila ada kesulitan yaitu dua siswa laki-laki dan satu siswa perempuan, dilihat dari hasil tes individu ketiga siswa tersebut memiliki nilai kurang dibandingkan dengan siswa yang lainnya.

Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3.31 dan aktivitas guru menunjukan nilai rata-rata sebesar 3.52. Aktivitas tersebut belum menunjukan indikator keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan supaya mencapai hasil yang lebih optimal.

(9)

36 4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II

1. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan ada persiapan seperti siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat di refleksi siklus I. persiapan yang dilakukan sebagai berikut :

1) Ketepatan bertanya pada apersepsi

Upaya perbaikan pada apersepsi ini yaitu ketepatan guru bertanya dalam menggali pengalaman murid tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan scenario pembelajaran.

2) Penyampaian tujuan pembelajaran

Upaya perbaikan pada tujuan pembelajaran ini yaitu guru sebagai pengajar mempersiapkan skenario pembelajaran secara optimal, supaya dari kegiatan awal, inti dan akhir dapat berjalan dengan baik.

3) Tutor menjadi fasilitator saat kelompok mengoperasikan alat hitung

Diharapkan siswa mampu menerima siswa lain sebagai tutor dalam belajar. Upaya tersebut adalah dengan memberi pengarahan pada siswa akan pentingnya tutor dalam belajar. Karena dengan adanya rekan kerja dapat membantu kesulitan atau hal-hal yang belum dimengerti dan memecahkan masalah/ tugas.

4) Tutor bertanggung jawab atas kelompoknya

Diharapkan siswa yang menjadi tutor dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik. Upaya tersebut dengan Para tutor dilatih untuk mengajar berdasarkan materi yang telah ditentukan. Hubungan antara tutor dengan

(10)

37

siswa adalah hubungan antara kakak-adik atau antar kawan, sehingga tutor lebih menyeluruh dalam penyampaian terhadap kelompoknya.

5) Hasil belajar

Upaya perbaikan hasil belajar yaitu guru memberikan pengarahan supaya semua siswa lebih berkonsentrasi dan menyimak semua arahan dari gurudantutor agar proses pembelajaran berjalan efektif dan siswa dapat menguasai materi yang diajarkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

6) Pembagian Kelompok

Siswa laki-laki tidak bertanya kepada tutor perempuan, Untuk mengatasi hal tersebut diambil tindakan untuk merancang ulang kelompok dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada pertemuan pertama sudah berjalan dengan baik, guru mengecek kesiapan siswa dengan mengkondisikan siswa siap mengikuti pelajaran kemudian memberikan apersepsi, motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran, mengulang kembali langkah-langkah pembelajaran Tutor Sebaya dan juga membagi ulang kelompok.

Dalam melaksanakan pembelajaran guru mengkomunikasikan topik pembelajaran diawali dengan menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kemudian siswa mulai berbaur dengan kelompok dan tutor yang sudah ditetapkan, kemudian di dalam kelompok tutor mulai menjelaskan

(11)

38

materi kepada siswa lain dan setiap kelompok mulai mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan arahan dari guru.

Pertemuan pertama siklus II siswa lebih tertib karena sudah memahami pembelajaran Tutor Sebaya, dan telah siap dengan materi yang diberikan. Setelah selesai mengerjakan siswa dipandu tutor dan guru bersama mengecek kebenaran proses dan hasil kerja, dan pada kegiatan akhir guru memberi tugas

Pertemuan kedua, pada awal pelajaran aktifitas guru sudah baik seperti pada pertemuan pertama, tetapi sebelum mulai ke topik pembelajaran guru mengecek kesiapan tugas yang sudah diberikan pada pertemuan pertama, kemudian guru mulai menjelaskanmateri pelajaran dan kemudian menyuruh siswa dipandu tutor mengerjakan soal dengan menggunakan mesin hitung dan juga mengecek kebenaran proses dan hasil tugas yang diberikan, pada saat ini berlangsung guru membimbing agar semua siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru member tahu unmuk pertemuan berikutnya akan diisi dengan test.

Pertemuan ketiga tes berjalan dengan baik. Kegiatan awal guru memberikan sedikit apersepsi yang dilanjutkan dengan tes individu. Guru membagi lembar kuis tes dengan sangat baik. Selama tes guru mengawasi jalannya tes. Setelah tes selesai, guru berdiskusi dengan siswa mengenai kesulitan selama mengerjakan tes. Setelah tes selesai guru mengumuman hasil tes dan perkembangan individual.

(12)

39

3. Pengamatan (Observing)

Pada penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran metode pembelajaran Tutor Sebaya yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode Tutor Sebaya pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Observasi tentang kesiapan belajar siswa dalam menerima pelajaran

Hasil penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran pada siklus II pertemuan pertama siswa yang siap menerima materi pelajaran sebesar 97.22% siswa, sedangkan siswa yang tidak siap menerima pelajaran sebesar 2.77% siswa, disebabakan tiga siswa tidak membawa buku penunjang.

Pertemuan kedua siswa yang siap menerima materi pelajaran sebesar 98.15% siswa, sedangkan siswa yang tidak siap menrima pelajaran sebesar 1.85% siswa, disebabkan ada satu siswa yang tidak membawa buku penunjang dan satu siswa tidak membawa kelengkapan alat tulis.

2) Hasil observasi Aktifitas pelaksanaan guru / tutor dan peserta didik

Tabel. 4.3

Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Peserta Didik Pada Siklus II SMK Negeri 1 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Indikator pelaksanaan tindakan Σ per item Σ ≥ 3 Σ < 3 Rata-rata siklus I Target ketercapaian Kesimpulan 1 2 3 4 5

Guru & Tutor - - - 28 10 38 item 0 item 4.64 ≥ 4 Sudah tercapai

target

Peserta didik - - 1 30 7 38 item 0 item 4.49 ≥ 4 Sudah tercapai

(13)

40

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II, rata-rata guru dan tutor dan siswa sudah semua item menunjukan ≥ 3 dengan rata-rata 4.64 untuk guru dan tutor dan 4.49 untuk peserta didik. Berdasarkan hasil terebut, maka hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut :

a. Aktifitas Guru dan Tutor sudah mencapai target b. Aktifitas Peserta didik sudah mencapai target

3) Hasil Belajar Siswa

Tabel 4.4

Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II

SMK Negeri 1 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

Hasil belajar Kondisi

sblm siklus Siklus II Target ketercapaian Kenaikan

Rata-rata kelas 65.69 89.02 ≥76.7 23.33

% Kelas 13.88% 100% ≥ 80 86.12%

Berdasarkan data tersebut, Hasil rata-rata ketuntasan belajar siswa sebelum diterapkan metode Tutor Sebaya yaitu 65.69, pada siklus II ada kenaikan sebesar 23.33 menjadi 89.02 sehingga ada ketercapaian target yaitu ≥76.7. prosentase ketuntasan siswa sebelum diterapkan metode Tutor sebaya sebesar 13.88, setelah diterapkan metode Tutor Sebaya pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 100% atau dapat dikatakan semua siswa tuntas.

(14)

41

4) Wawancara siswa tentang penggunaan metode pembelajaran Tutor Sebaya.

Hasil wawancara peserta didik pada siklus II menunjukan bahwa 33 siswa menyukai pembelajaran dengan metode tutor sebaya dan semua siswa setuju mengenai materi pelajaran ada manfaatnya dalam kehidupan kelak.

(lampiran 23)

4. Refleksi (Reflecting)

Hasil observasi siklus II pada aktivitas Guru/tutor dan peserata didik sudah menunjukkan hasil baik dengan rata-rata guru/tutor sebesar 4.64 dengan kategori baik, dan rata-rata aktifitas siswa sebesar 4.49 dengan kategori baik.

Baik aktivitas siswa maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus II mengalami peningkatan

dengan menunjukkan nilai baik. Hasil ini berarti keaktifan siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan proses.

2) Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 100 %. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu ≥ 80 %.

4.2. Pembahasan

Bertitik tolak dari simpulan temuan penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum menggunakan metode tutor sebaya hasil rata-rata siswa sebesar 65.69 dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 13.88%, setelah menggunakan metode tutor sebaya yang terdiri dari siklus I dan

(15)

42

siklus II hasil rata-rata siswa meningkat. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77.50 dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 55.55% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sebesar 89.02 dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 100%. Penggunaan metode tutor sebaya juga meningkatkan keaktivan siswa, hal ini terbukti pada siklus I menunjukan scor ratra-rata 3.31 dengan kategori cukup dan pada siklus II menunjukan scor rata-rata sebesar 4.68 dengan kategori baik.

Kondisi semula menunjukan proses belajar mengajar belum optimal, metode pembelajaran yang belum tepat, dan hasil belajar yang tidak optimal dan belum mencapai target KKM. Upaya pemecahan masalah dengan menerapkan metode tutor sebaya dengan harapan terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Alasan peneliti memakai metode tutor sebaya karena metode tutor sebaya dapat memeberikan manfaat terhadap peserta didik yang hasil belajarnya masih rendah dengan dibantu teman sebayanya dan dapat meningkatkan keaktivan peserta didik.

“Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar”12

Manfaat metode tutor sebaya ini cocok digunakan dalam kompetensi dasar mengoperasikan alat hitung yang didalam materi memuat keterampilan dan pemahaman peserta didik tentang bagaimana menggunakan mesin hitung dan juga cara merawat mesin hitung. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Model tutor sebaya yang dimaksud yaitu bagaimana

12

(16)

43

mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi, sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Adapun kekuatan dalam metode tutor sebaya atau perubahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas dengan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut :

1. Ada beberapa siswa yang memiliki perasaan takut atau enggan

kepada guru, metode ini akan menampakkan hasil yang lebih baik

Dari hasil observasi sebelum penelitian tindakan kelas masih banyak siswa yang belum mencapai target ketercapaian KKM karena belum menerima materi secara optimal dan sebagian besar siswa tidak berani bertanya kepada guru, dengan metode tutor sebaya siswa dapat bertanya kepada tutor yang tidak lain adalah temannya sendiri sehingga siswa lebih leluasa bertanya.

2. Bagi tutor sendiri, pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat

konsep yang sedang dibahas.

Dengan metode tutor sebaya, siswa yang ditugaskan menjadi tutor harus siap dan memahami materi atau konsep yang sedang dibahas oleh karena itu tutor harus belajar sungguh-sungguh tentang materi yang sedang dibahas.

3. Membatu para tutor untuk melatih diri memegang tanggung jawab

(17)

44

Seorang tutor harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dalam kelompoknya, karena tutor dikatakan berhasil apabila semua peserta didik yang ditutori sudah mencapai target ketercapaian indikator, dan juga bertanggung jawab atas tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran, selain itu seorang tutor harus sabar dalam penyampaian materi karena peserta didik mempunyai kemampuan yang heterogen.

4. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan

sosial

Dalam pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya terjadi interaksi langsung antara tutor dengan yang ditutori atau peserta didik sehingga menambah kedekatan atau perasaan sosial antar peserta didik.

Namun ada kelemahan selama pelaksanaan tindakan kelas dengan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut :

1. Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan.

Masih ada peserta didik yang meremehkan tutor karena yang menjadi tutor adalah teman bermain sehari-hari, sehingga pada siklus I masih ada siswa yang belum mencapai target keberhasilan.

2. Ada sebagian siswa yang justru merasa malu atau enggan untuk

bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya.

Selama penelitian tindakan kelas menggunakan metode tutor sebaya ada dua siswa yang masih bertanya langsung kepada guru,

(18)

45

mestinya peserta didik yang mengalami kesulitan bertanya kepada tutor terlebih dahulu, jika tutor tidak bias membantu baru bertanya kepada guru. Berdasarkan hal tersebut guru harus merencanakan ulang pelaksanaan pembelajaran, termasuk memperhatikan dalam menyiapan tutor agar dapat bekerja dengan optimal, yang meliputi :

1. Guru memberikan petunjuk pada tutor bagaimana mendekati temannya dalam hal memahami materi

2. Guru menyampaikan pesan kepada tutor-tutor agar tidak selalu membimbing teman yang sama

3. Guru membantu agar semua siswa dapat menjadi tutor sehingga mereka merasa dapat membantu teman belajar

4. Tutor sebaiknya bekerja dalam kelompok kecil. Campuran siswa berbagai kemampuan (heterogen) akan lebih baik

5. Guru memonitoring terus kapan tutor maupun siswa lain membutuhkan pertolongan

6. Guru memonitoring tutor Sebaya dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka berdiskusi di kelas maupun praktikan

7. Tutor tidak mengetes temannya untuk grade, biarkan hal ini dilakukan guru13

Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode tutor sebaya pada kompetensi dasar mengoperasikan alat hitung merupakan suatu pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik dalam bentuk kelompok. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan sedemikian rupa diharapkan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik.

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta

13

(19)

46

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga pembelajarn yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal. Penggunaan metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran kompetensi kejuruan, pokok bahasan Pengoperasian Alat Hitung Kelas X Pemasaran-1 Semester II SMK Negeri 1 Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh langsung dari hasil pengujian unjuk kerja mesin diesel, maka data-data tersebut selanjutnya akan dilakukan pengolahan data

Berdasarkan penelitian dan teori- teori yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kinerja kerja karyawan, secara umum dapat

Minggu Kemampuan Akhir yang Diharapkan Bahan Kajian (Materi Ajar) Bentuk Pembelajaran Kriteria/Indikator Penilaian Bobot Nilai Standar Kompetensi Profesi 1-2

Berbeda dengan pengangkutan sistem terbuka, pada sistem tertutup oksigen berasal dari oksigen murni yang dimasukkan ke dalam wadah dan tekanan udara di dalam wadah

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

Penelitian ini terdiri atas 2 kegiatan, yakni kemampuan multiplikasi tunas pegagan periode kultur dua sampai lima tahun dan aklimatisasi tanaman pegagan hasil in vitro di rumah

diberikan. 2) Akomodasi : Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan