• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

34

Penelitian ini dilakukan di kelas VB SDN 01 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo. Waktu penelitian dilakukan pada semester II Tahun pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas VB yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 18 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.

SDN 01 Ngadirejo terletak di Desa Demangan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Dilihat dari segi geografisnya SDN 01 Ngadirejo terletak di lingkungan pedesaan yang strategis. SD ini terletak di samping polsek Ngadirejo ditepi jalan raya sehingga mudah untuk mencarinya.

4.2 Deskripsi Kegiatan Pra Siklus

Kondisi pra siklus sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pra siklus dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada dikelas VB. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan data bahwa hasil belajar siswa kelas VB masih rendah. Berdasarkan observasi guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPA masih dilakukan dengan menggunakan metode ceramah saja tanpa melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, guru cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu, terbatasnya alat peraga yang digunakan, serta siswa tidak diberi kesempatan untuk mencari atau bereksperimen tentang materi yang sedang dipelajari.Hal ini membuat siswa merasa jenuh dan bosan dengan proses pembelajaran, karena siswa bersifat pasif hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja.

Hasil belajar IPA siswa kelas VB SDN 01 Ngadirejo sebelum tindakanmasih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan IPA, bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah KKM 70. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM berjumlah17 siswa dengan persentase 63%

(2)

sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atasKKM berjumlah 10 siswa dengan persentase 37%. Dari keadaan data tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM lebih banyak daripada siswa yang mendapat nilai di atas KKM.Berdasarkan kondisi inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berkolaboratif dengan guru kelas VB. Penelitian ini bertujunan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas VB SDN 01 Ngadirejo Temanggung Semester II tahun pelajaran 2013-2014.

Ketuntasan hasil belajar peserta didik pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 HasilBelajarPra Siklus

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tuntas 10 37 % 2 Tidak tuntas 17 63 % Jumlah 27 100 % Rata-rata 63,3 Tertinggi 75 Terendah 50

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar pra siklus di SDN 01 Ngadirejo dengan jumlah siswa 27, sebanyak 10 siswa tuntas dengan persentase 37% dan 17 siswa tidak tuntas dengan persentase 63%. Dengan nilai rata-rata pra siklusnya sebesar 63,3 , nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50. Berdasarkan data hasil belajar di atas menunjukkan beberapa nilai siswa yang

(3)

belum tuntas masih di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA adalah 70.

Dari hasil belajar pra siklus bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Pra Siklus

4.3 Siklus I 4.3.1 Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas VB mengenai model pembelajaran tipeSTAD yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada siklus I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah :

a) Pembuatan RPP mata pelajaran IPA dengan standar kompetensi “Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda”.

b) Membuat dan menyiapkan perlengkapan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran.

37%

63% Tuntas

(4)

d) Membuat dan mempersiapkan lembar kerja siswa untuk diskusi kelompok.

e) Membuat dan mempersiapkan soal kuis.

f) Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda. g) Peneliti memberikan RPP yang sudah jadi kepada guru yang akan

diteliti untuk mempelajari RPP dengan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe STAD.

h) Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP untuk siklus I. Implementasi dalam hal ini dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

RPP, lembar observasi keaktifan belajar siswa dan observasi guru dapat dilihat pada lampiran.

4.3.2. Pelaksanaan

Berdasarkan tahap perencanaan di atas, maka pelaksanaan tindakan siklus I berdasarkan RPP yaitu pembelajaran melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD IPA. Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Durasi jam pada tiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah:

a) Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP “Pesawat Sederhana”.

b) Melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

c) Melakukan evaluasi.

d) Observasi dilakukan oleh observer yaitu peneliti dan guru kelas VI. Dalam hal ini peneliti mengamati keaktifan belajar siswa dan guru kelas VI mengamati proses mengajar guru kelas VB selama proses pembelajaran.

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dihadiri oleh (1) Peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Kolaborator yaitu guru kelas VB yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas untuk

(5)

mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran

Cooperative Learning tipe STAD. (3) Observer adalah peneliti dan

guru kelas VIyang bertugas mengobservasi jalannya proses pembelajaran.

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 april 2014, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi Pesawat Sederhana jenis pengungkit serta pengisian angket keaktifan belajar, lembar observasi gurudan pengambilan dokumentasi berupa foto.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan Kedua dihadiri oleh (1) Peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Kolaborator yaitu guru kelas VB yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran

Cooperative Learning tipe STAD. (3) Observer adalah peneliti dan

guru kelas VI yang bertugas mengobservasi jalannya proses pembelajaran.

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 April 2014, dalam pertemuan kedua guru sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP. Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi yaitu tentang Pesawat Sederhana tipe bidang miring, serta pengisian angket keaktifan belajar, lembar observasi gurudan pengambilan dokumentasi berupa foto.

4.3.3. Hasil Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama :

1) Analisis data dari hasil observasi keaktifan siswa

Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 yang dilakukan oleh observer pada siswa kelas VB mata pelajaran IPA saat proses

(6)

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

tipe STAD dapat dilihat padatabel 4.2. Tabel 4.2

Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 SangatBaik 24 ≤ skor ≤ 28 0 0 2 Baik 16 ≤ skor ˂ 23 20 74 3 Cukup 9 ≤ skor ˂ 15 7 26 4 Kurang 0 ≤ skor ˂ 8 0 0

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pertemuan I pembelajaran dengan model cooperative learning tipeSTADsudah diterapkan oleh guru dengan hasil 20 siswa dengan persentase 74% berada pada kategori “baik” dan 7 siswa dengan persentase 26% berada pada kategori “cukup” dari jumlah kesuluruhan 27 siswa. Itu semua terlihat pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan, siswa berantusias dalam pembagian kelompok, siswa berkelompok dengan tertib,siswa mendengarkan presentasi dari kelompok lain dengan baik.

Deskripsi frekuensi hasil keaktifan belajar siswa pada kondisi siklus I pertemuan 1 bila disajikan dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.2

74% 26% 0 5 10 15 20 25 24 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik 16 ≤ skor ˂ 23 Baik 9 ≤ skor˂ 15 Cukup 0 ≤ skor ˂ 8 Kurang Ju m la h S isw a

(7)

Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 1

Pertemuan Kedua :

1) Analisis data dari hasil observasi keaktifan siswa

Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 2 yang dilakukan oleh observer pada siswa kelas VB mata pelajaran IPA saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

tipe STAD dapat dilihat padatabel 4.3. Tabel 4.3

Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 SangatBaik 24 ≤ skor ≤ 28 0 0 2 Baik 16 ≤ skor ˂ 23 26 96 3 Cukup 9 ≤ skor ˂ 15 1 4 4 Kurang 0 ≤ skor ˂ 8 0 0

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pertemuan 2 pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STADsudah diterapkan oleh guru dengan hasil 26 siswa dengan persentase 96% berada pada kategori “baik” dan 1 siswa dengan persentasi 4% berada pada kategori “cukup” dari jumlah keseluruhan 27 siswa. Pada pertemuan kedua ini keaktifan siswa terlihat sangat meningkat, itu semua terlihat pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan, siswa berantusias dalam pembagian kelompok, siswa berkelompok dengan tertib, siswa aktif bertanya dalam kelompok diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa mendengarkan presentasi dari kelompok lain dengan baik.

Deskripsi frekuensi hasil keaktifan belajar siswa pada kondisi siklus I pertemuan 2 bila disajikan dalam gambar batang maka terlihat seperti gambar 4.3.

(8)

Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 2

2) Analisis data dari hasil ketuntasan belajar siswa

Dari hasil observasi di SDN 01 Ngadirejo dengan KKM mata pelajaran IPA 70, sebanyak 70% siswatelah memenuhi KKM dan 30% siswa belum mencapai KKM mata pelajaran IPA yang telah ditentukan dari jumlah keseluruhan 27 siswa.

Hasil belajar siswa pada Siklus I setelah diadakan tindakan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus I

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tuntas 19 70% 2 Tidak tuntas 8 30% Jumlah 27 100 % Rata-rata 71,4 Tertinggi 85 Terendah 60 96% 4% 0 5 10 15 20 25 30 24 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik 16 ≤ skor ˂ 23 Baik 9 ≤ skor ˂ 15 Cukup 0 ≤ skor ˂ 8 Kurang Ju m la h S isw a

(9)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil belajar siklus I dii SDN 01 Ngadirejo,Sebanyak 19 siswa yang tuntas dengan persentase 70% dan 8 siswa yang tidak tuntas sdengan persentase 30%. Dengan nilai rata-rata siklus I sebesar 71,4 , nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60.

Dari hasil belajar siklus I bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan diagram hasil belajar siklus I dapat diketahui dari 27 siswa jumlah kelas VB SDN 01 Ngadirejo sebanyak 19 siswa tuntas dengan persentase 70% dan 8 siswa belum tuntas dengan persentase 30%.

4.3.4. Refleksi 1) Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan.Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah pengamatan. Berdasarkan baik data kualitatif maupun kuantitatif, guru sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau

70% 30%

Tuntas Tidak Tuntas

(10)

peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan kelemahan-kelemahan yang masih ada pada tindakan yang telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan pada pertemuan berikutnya. Adapun hasil refleksinya adalah sebagai berikut:

 Kekurangan pada siklus 1

Kekurangan yang sangat terlihat adalah pada waktu pertemuan pertama. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah sebagai berikut: 1. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Guru tidak menjelaskan tentang metode STAD yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Guru kurang memberikan dorongan kepada siswa saat kerja kelompok.

4. Pada saatpresentasi diskusi, guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya. 5. Guru kurang tegas apabila ada siswa yang tidak memperhatikan

atau sibuk sendiri.  Kelebihan pada siklus 1

Adapun kelebihan dari metode STAD siklus 1sudah sedikit terlihat pada pertemuan ke dua. Adapau kelebihan-kelebihan yang sudah terlihat adalah sebagai beriku :

1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan baik dan tenang.

2. Siswa berantusiasa dalam pembagian kelompok. 3. Siswa aktif bertanya dalam kelompok diskusi. 4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

(11)

4.4. Siklus II 4.4.1. Perencanaan

Pelaksanaanpembelajaran pada siklus II, merupakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan indikator yang berbeda. Pada dasarnya siklus II memiliki prinsip kerja sama dengan pelaksanaan tindakan siklus pertama. Pada siklus kedua ini pada tahap persiapan dilakukan dengan mendasarkan pada hasil observasi, refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah Pesawat Sederhana jenis katrol dan roda berporos. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan siklus II adalah:

a) Membuat RPP mata pelajaran IPA dengan standar kompetensi “Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda”.

b) Melakukan diskusi bersama guru mengenai RPP yang akan diimplementasikan saat siklus II.

c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran. d) Membuat dan mempersiapkan lembar kerja siswa untuk diskusi

kelompok.

e) Membuat dan mempersiapkan soal kuis.

f) Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda. Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP untuk siklus II. Implementasi dalam hal ini melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD. RPP, lembar observasi keaktifan belajar siswa dan observasi guru dapat dilihat pada lampiran.

4.4.2. Pelaksanaan

Berdasarkan tahap perencanaan di atas, maka pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan RPP yaitu pembelajaran melalui model pembelajaran Cooperative

Learning tipe STAD pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Durasi jam pada tiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah:

(12)

a) Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dengan materi “Pesawat Sederhana”

b) Melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

c) Melakukan evaluasi.

d) Observasi dilakukan oleh observer yaitu peneliti dan guru kelas VI. Dalam hal ini peneliti mengamati keaktifan belajar siswa dan guru kelas VI mengamati proses mengajar guru kelas VB selama proses pembelajaran.

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dihadiri oleh (1) Peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Kolaborator yaitu guru kelas VB yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Model pembelajaran

Cooperative Learning tipe STAD. (3) Observer adalah peneliti dan guru

kelas VI yang bertugas mengobservasi jalannya proses pembelajaran. Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 April 2014, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi Pesawat Sederhana jenis katrol serta pengisian angket keaktifan belajar, lembar observasi guru dan pengambilan dokumentasi berupa foto.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua dihadiri oleh (1) Peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Kolaborator yaitu guru kelas VB yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Model pembelajaran Cooperative Learning tipe

STAD. (3) Observer adalah peneliti dan guru kelas VI yang bertugas mengobservasi jalannya proses pembelajaran.

(13)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24 April 2014, dalam pertemuan kedua kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, pada materi Pesawat Sederhana jenis roda berporos, serta pengisian angket keaktifan belajar, lembar observasi guru dan pengambilan dokumentasi berupa foto.

4.4.3. Hasil Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama :

1) Analisis data dari hasil observasi keaktifan siswa

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus II pertemuan 1 yang dilakukan oleh observer pada siswa kelas VB mata pelajaran IPA saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dapat dilihat padatabel 4.5.

Tabel 4.5

Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 SangatBaik 24 ≤ skor ≤ 28 3 11 2 Baik 16 ≤ skor ˂ 23 24 89 3 Cukup 9 ≤ skor ˂ 15 0 0 4 Kurang 0 ≤ skor ˂ 8 0 0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pertemuan 1 pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STADsudah diterapkan oleh guru dengan hasil 3 siswa dengan persentase 11% berada pada kategori “sangat baik” dan 24 siswa dengan persentase 89% berada pada kategori “baik” dari jumlah kesuluruhan 27 siswa. Pada pertemuan siklus 2 pertemuan 1 ini keaktifan siswa terlihat sangat meningkat, itu semua terlihat pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan, siswa berantusias dalam pembagian kelompok, siswa berkelompok dengan tertib, siswa aktif bertanya dalam kelompok diskusi, siswa

(14)

bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok,siswa menanggapi presentasi yang telah disampaikan, siswa mendengarkan presentasi dari kelompok lain dengan baik, siswa mengerjakan kuis dengan baik dan benar, siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Deskripsi frekuensi keaktifan belajar siswa pada kondisi siklus I pertemuan 1 bila disajikan dalam diagram batang maka terlihat seperti gambar 4.5

Gambar 4.5 Diagram Batang Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 1

Pertemuan Kedua :

1) Analisis data dari hasil observasi keaktifan siswa

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan 2 yang dilakukan oleh observer pada siswa kelas VB mata pelajaran IPA saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

tipe STAD dapat dilihat padatabel 4.6.

11% 89% 0 0 0 5 10 15 20 25 30 24 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik 16 ≤ skor ˂ 23 Baik 9 ≤ skor ˂ 15 Cukup 0 ≤ skor ˂ 8 Kurang Ju m la h S isw a

(15)

Tabel 4.6

Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 SangatBaik 24 ≤ skor ≤ 28 24 89 2 Baik 16 ≤ skor ˂ 23 3 11 3 Cukup 9 ≤ skor ˂ 15 0 0 4 Kurang 0 ≤ skor ˂ 8 0 0

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa pertemuan siklus II pertemuan 2 pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STADsudah diterapkan oleh guru dengan hasil 24 siswa dengan persentase 89% berada pada kategori “sangat baik” dan 3 siswa dengan persentase 11% berada pada kategori “baik” dari jumlah kesuluruhan 27 siswa. Pada pertemuan siklus II pertemuan 2 ini keaktifan siswa terlihat meningkat, itu semua terlihat pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan, siswa berani mengajukan pertanyaan tentang materi, siswa berantusias dalam pembagian kelompok, siswa berkelompok dengan tertib, siswa aktif bertanya dalam kelompok diskusi, siswa bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa saling bertukar pikiran di dalam diskusi kelompok, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa menanggapi presentasi yang telah disampaikan, siswa mendengarkan presentasi dari kelompok lain dengan baik, siswa mengerjakan kuis dengan baik dan benar, siswa dapat mengerjakan soal evaluasi, siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Deskripsi frekuensi keaktifan belajar siswa pada kondisi siklus I pertemuan 1 bila disajikan dalam diagram batang maka terlihat seperti gambar 4.6

(16)

Gambar 4.6 Diagram Batang Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 2

2) Analisis data dari hasil ketuntasan belajar siswa

Dari hasil observasi di SDN 01 Ngadirejo dengan KKM mata pelajaran IPA 70, sebanyak 100% siswa mencapai standar pada KKM mata pelajaran IPA yang telah ditentukan dari jumlah keseluruhan 27 siswa.

Hasil belajar siswa pada siklus II setelah diadakan tindakan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus II

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tuntas 27 100% Jumlah 27 100 % Rata-rata 76,11 Tertinggi 90 Terendah 70 89 11 0 5 10 15 20 25 30 24 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik 16 ≤ skor ˂ 23 Baik 9 ≤ skor ˂ 15 Cukup 0 ≤ skor ˂ 8 Kurang Ju m la h S is wa

(17)

Dari tabel 4.8 pada siklus II terlihat bahwa terdapat 27 siswa dengan persentase 100% mengalami ketuntasan hasil belajar dengan nilai diatas KKM yaitu 70.Selain itu rata-rata hasil belajar Siklus II adalah sebesar 76,11dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 70.

Dari hasil belajar siklus II bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan diagram hasil belajar siklus II dapat diketahui dari 27 siswa jumlah kelas VB SDN 01 Ngadirejo sebanyak 27 siswa tuntas dengan persentase 100 %.

4.4.4. Refleksi 1) Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan temuan atau pengamatan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi ditemukan kelemahan-kelemahan yang masih ada pada tindakan. Adapun hasil refleksinya adalah sebagai berikut:

 Kekurangan pada siklus 2

Pada siklus 2 sudah tidak terlihat adanya kekurangan dalam proses pembelajaran. Guru sudah urut dalam menyampaikan pembelajaran sesui dengan langkah-langkah yang ada pada RPP.

100%

Tuntas Tidak Tuntas

(18)

Guru juga sudah terlihat tegas terhadap siswa yang kurang memperhatikan. Siswa juga terlihat lebih aktif selama proses pembelajaran.

 Kelebihan pada siklus 2

Adapun kelebihan dari metode STAD siklus 2 adalah sebagai beriku :

1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. 2. Siswa berantusisas dalam pembagian kelompok.

3. Siswa bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok. 4. Siswa saling bertukar pikiran di dalam diskusi kelompok. 5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

6. Siswa menanggapi presentasi yang telah disampaikan. 7. Siswa mengerjakan kuis dengan baik dan benar.

8. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

9. Siswa dapat mengerjakan soal evaluasi. 4.5. Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran

cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana.

Dalam proses pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD, siswa terlihat aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Perbandingan keaktifan siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8.

(19)

Tabel 4.8

Perbandingan Keaktifan Siswa Siklus I, dan Siklus II

No Kriteria Siklus I Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Frek % Frek % Frek % Frek % 1 Sangat Baik 0 0 0 0 3 11 24 89 2 Baik 20 74 26 96 24 89 3 11 3 Cukup 7 26 1 4 0 0 0 0 4 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 27 10 0 27 100 27 100 27 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan 1 diketahui bahwa frekuensi keaktifan siswa berada pada kriteria baik sebanyak 20 siswa (74%) dan kriteria cukup sebanyak 7 siswa (26%). Pada siklus I pertemuan 2 diketahui bahwa frekuensi keaktifan siswa berada pada kriteria baik sebanyak 26 siswa (96%) dan kriteria cukup sebanyak 1 siswa (4%). Selanjutnya pada siklus II pertemuan 1 diketahui bahwa frekuensi keaktifan siswa berada pada kriteria sangat baiksebanyak 3 siswa (11%) dan kriteria baik sebanyak 24 siswa (89%). Pada sisklus II pertemuan 2 diketahui bahwa frekuensi keaktifan siswa berada pada kriteria sangat baik sebanyak 24 siswa (89%) dan kriteria baik sebanyak 3 siswa (11%). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaranCooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Secara lebih rinci, rekapitulasi peningkatan keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.8

(20)

Gambar 4.8Diagram Batang Keaktifan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dari gambar 4.8 dapat dilihat peningkatan keaktifan belajar siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Tindakan kelas dengan menggunkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas VB telah mencapai keberhasilan peningkatan keaktifan dengan kriteria baik dan sangat baik.

Berdasarkan observasi di SDN 01 Ngadirejo kelas VB, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA masih dilakukan dengan metode ceramah, pembelajaran terpusat pada guru, siswa pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru,sehingga keaktifan belajar siswa rendah dan hasil belajar juga rendah.

Untuk mengetahui perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Persentase Nilai Persentase Nilai Persentase

1 Tuntas 10 37% 19 70% 27 100% 2 Tidak Tuntas 17 63% 8 30% - - Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% 0 5 10 15 20 25 30 Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II Jum la h Si sw a 24 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik 16 ≤ skor ˂ 23 Baik 9 ≤ skor ˂ 15 Cukup Aktif

(21)

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai tes pra siklus pada siswa kelas VB di SDN 01 Ngadirejo, ada sebanyak 10 siswa (37%) mendapat nilai ≥ 70, pada siklus I terdapat 19 siswa (70%) mendapat nilai ≥ 70 dan pada siklus II sebanyak 27 siswa(100%) mendapat nilai ≥ 70.

Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I , dan siklus II bila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dari gambar 4.9 dapat dilihat peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas VB telah mencapai keberhasilan ketuntasan klasikal 100%.

Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa disebabkan karena model pembelajaran Cooperative Learning tipeSTAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang mempunyai kelebihan, a) meningkatkan kecakapan individu, b) meningkatkan kecakapan kelompok, c) meningkatkan komitmen, d) menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, e) tidak memiliki rasa dendam (Yurisa 2010 dalam Nico). Pembelajaran kooperatif artinya mengerjakan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas 10 19 27 Tidak tuntas 17 8 0 0 5 10 15 20 25 30 Fr e ku e n si

(22)

sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim.

Slavin (2005:12) memaparkan bahwa gagasan utama dalam model pembelajaran Cooperative Learning tipeSTAD adalah model pembelajaran tipe

STAD dapat memacu siswa agar saling mendorong dan membantu siswa yang satu dan lainnya untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru. Terbukti dengan adanya interaksi antar siswa ketika siswa bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa aktif bertanya dalam kelompok diskusi, dalam mempresentasikan hasil diskusi, dan dalam menanggapi presentasi yang disampaikan

Hasil penelitian ini sejalan sejalan dengan penelitian Heri Tri Guntari (2012) dengan judul Peningkatan Hail Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Kongkrit Pada Kelas II SD Negeri 12 Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 71% atau 41 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus II yaitu ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 90% atau 52 siswa tuntas.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nunung Maemunah Siswatin (2012), dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Teams-Achievment Division (STAD) bagi siswa kelas IV SD Puri 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I/2011-2012. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil peningkatan tiap siklus dan kondisi awal. Pada kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,1. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,7. Rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 68,8. Dengan kata lain hasil belajar siswa pada kondisi awal berada pada kategori rendah dan pada

(23)

siklus I hasil belajar belajar pada kategori sedang, dan pada siklus II hasil belajar siswa walaupun tidak termasuk kategori tinggi tetapi mengalami peningkatan dari hasil siklus I.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa sesuai dengan hipotesis tindakan penelitian ini yaitu melalui model pembelajaran

Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas VB SD Negeri 01 Ngadirejo Semester II tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Gambar

Tabel 4.1  HasilBelajarPra Siklus
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Pra Siklus
Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan  1
Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan  2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan

Segala pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta Semesta Alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tempat Meminta Pertolongan dan Perlindungan, atas berkat

Di dalam meneliti kepuasan konsumen, nilai yang dirasa terhadap loyalitas konsumen dan word of mouth (WOM) pada pengguna mobil Toyota dengan menggunakan metode

bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan warna. Sedangkan Lembar Observasi Guru, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati guru saat melakukan

Fx S!nmrja, Undrng.Undrtrg l'lak HrltArdT EhYriB lderl, Trng!.pi i. dan MNukan rrds RUU Hok'Hak Abs-lm.h , Makalah Uil

Kegiatan budidaya kutu lak tentu saja melibatkan serangga hama walaupun dinilai secara ekonomi berguna karena menghasilkan hasil hutan bukan kayu berupa lak. Akan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti kanker ekstrak ethanol propolis (EEP) yang berasal dari Kerjo, Karanganyar pada kultur sel kanker payudara

Setelah dilakukannya tahapan-tahapan yang telah dipaparkan diatas maka multimedia pembelajaran interaktif yang dihasilkan mulai digunakan untuk pembelajaran materi tata cara