• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Secara fisik geografis memiliki kawasan pesisir pantai yang berhampiran

dengan sejumlah negara tetangga dan masuk kedalam daerah segitiga

pertumbuhan (growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura. Kabupaten

Siak mempunyai luas 8.556,09 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:  Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkalis

 Sebelah Selatan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan  Sebelah Timur dengan Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan  Sebelah Barat dengan Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru

Tabel 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak

Kecamatan Ibukota

9. Koto Gasib Pangkalan Pisang

(2)

II - 2 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka. 2015

10. Dayun Dayun 11 232,24 2,71

11. Bunga Raya

Bunga Raya

10

151,00 1,76

12. Mempura Benteng Hilir

8 437,45 5,11

13. Sabak Auh Bandar Sungai

8

73,38 0,86

14. Pusako Dusun Pusaka

7

544,47 6,36

(3)
(4)

II - 4 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak 2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Siak

Berdasarkan karakteristik Kabupaten Siak, dapat diidentifikasi wilayah

yang memiliki potensi untuk dikembangkan berdasarkan struktur ruang

maupun pola ruang yang menjadi arahan di dalam RTRW Kabupaten Siak

dengan memperhatikan RTRW Provinsi Riau dan RTRW Nasional.

1. Struktur Ruang A. Sistem Perkotaan

Didasarkan arahan penetapan peran dan fungsi pusat-pusat kota,

hingga akhir tahun perencanaan RTRW Kabupaten Siak, pusat-pusat

perkotaan di wilayah Kabupaten Siak yaitu:

 Terdapat 1 (satu) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu Kota Siak Sri Indrapura yang meliputi Kecamatan Siak dan Kecamatan Mempura.  Terdapat 1 (satu) Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan (PKWp),

yaitu Perkotaan Tanjung Buton sebagaimana yang telah ditetapkan

didalam RTRW Provinsi Riau.

 Terdapat 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu Kota Perawang sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Riau.

 Terdapat 4 (empat) Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp), yaitu Minas, Koto Gasib dan aglomerasi Lubuk Dalam – Kerinci Kanan.

Pertimbangan promosi ketiga kota tersebut dilandaskan pada dinamika yang

terjadi saat ini, potensi yang dimiliki maupun rencana program pembangunan

yang berdampak positif terhadap pengembangan wilayah yang bersangkutan.

B. Sistem Jaringan Transportasi

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi Kabupaten Siak dapat

dirinci sebagai berikut:

 Dalam sistem infrastruktur jaringan jalan, Kabupaten Siak dilewati oleh trase rencana pengembangan jaringan jalan bebas hambatan yang

menghubungkan antara 2 (dua) Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yaitu

PKN Pekanbaru dan PKN Dumai.

 Selain rencana jaringan jalan bebas hambatan, wilayah Kabupaten Siak juga dilalui oleh jaringan jalan nasional (jalan lintas timur Pulau

(5)

II - 5 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak wilayah Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Minas, dan Kecamatan

Kandis, serta jaringan jalan Kolektor Primer yang menghubungkan

Pekanbaru – Siak – Dumai.

 Dalam hal pengembangan simpul pergerakan berupa terminal, di wilayah Kabupaten Siak diarahkan pengembangan terminal yang

terletak di Kecamatan Siak, Sei Apit, Tanjung Buton, Kecamatan

Tualang, dan Kecamtan Minas.

 Penetapan 2 (dua) pelabuhan sebagai pelabuhan nasional, yaitu Pelabuhan Perawang di Kecamatan Tualang dan Pelabuhan Buatan di

Kecamatan Koto Gasib.

 Dalam konstelasi pengembangan bandar udara sebagai simpul transportasi udara akan direncanakan pembangunan bandara baru di

Koto Gasib.

C. Sistem Jaringan Energi

Rencana pengembangan sistem jaringan energi Kabupaten Siak dapat dirinci

sebagai berikut:

 Sistem jaringan energi listrik di wilayah Kabupaten Siak dilayani oleh Sistem Interkoneksi A Wilayah Tengah, yang merupakan perpanjangan

dari sistem interkoneksi Sumatera Barat–Riau melalui jalur Payakumbuh-Bangkinang. Listrik yang digunakan di Kabupaten Siak

berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). PLTG yang

terdapat di Kabupaten Siak ada 2 buah yaitu PLTG yang berlokasi di

Gasib dan PLTG yang berlokasi di Mengkapan Buton. Berdasarkan

RTRWP, Kecamatan Kandis dilalui oleh jaringan transmisi tenaga

listrik dengan kapasitas 500 KV.

 Rencana Jaringan energi gas dan BBM di Kabupaten Siak yaitu jalur pipa transmisi gas ke lokasi PLTG (Tualang- Simpang Buatan– Dayun-Buton) dan lokasi PLTG Baru menggunakan energi gas (Simpang

Buatan, Kecamatan Koto Gasib dan Perkotaan Tanjung Buton,

(6)

II - 6 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak D. Sistem Jaringan Telekomunikasi

 Untuk pelayanan sambungan ke pelanggan di wilayah Provinsi Riau PT. TELKOM telah membangun sebanyak 24 Sentral Telepon Otomat

(STO), 11 di antaranya berada di ibukota setiap Kabupaten/Kota di

dalam wilayah pelayanannya. Berdasarkan RTRW Provinsi Riau, STO

di Kabupaten Siak terletak di Kecamatan Siak, Tualang, Sei Apit, dan

Minas. Untuk jangka menengah – panjang akan dibangun STO Baru di Tanjung Buton.

E. Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Dalam sistem wilayah Provinsi Riau, terdapat 4(empat) Daerah Aliran Sungai

utama, yaitu DAS Indragiri, DAS Kampar, DAS Siak dan DAS Rokan. Dari

keempat sungai utama tersebut, hanya DAS Siak yang memiliki hulu sungai

di wilayah administrasi Provinsi Riau.

Pengelolaan DAS Siak ini perlu dilakukan secara menyeluruh dan lintas

wilayah kabupaten, karena kawasan hulu sungai berada di wilayah kabupaten

lain di Provinsi Riau. Dengan ditetapkannya DAS Siak sebagai Wilayah

Sungai Strategis Nasional di dalam RTRWN, mengindikasikan bahwa ada

kepentingan yang lebih tinggi (tingkat nasional) untuk meningkatkan

perlindungan, pengelolaan dan pendayagunaan wilayah sungai ini baik dari

aspek kelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan (sebagai bagian

pengendali sistem tata air) ataupun ekonomi (sebagai jaringan transportasi

sungai dan penyeberangan).

2. Rencana Pola Ruang

Potensi pengembangan wilayah berdasarkan pola ruang diidentifikasi

berdasarkan pada kawasan budidaya di Kabupaten Siak yang terdiri dari

delapan kawasan, yaitu hutan produksi (hutan produksi terbatas, hutan

produksi tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversi), perkebunan,

pertanian lahan basah, industri, pertambangan, perikanan air payau (tambak),

(7)

II - 7 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak A. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi.

Dari keseluruhan kawasan yang dinyatakan sesuai/dapat dikembangkan

sebagai kawasan hutan produksi tersebut, yang digolongkan menjadi hutan

produksi tetap adalah sebesar 232.994 Ha (27,2%). Sementara, yang

dikategorikan menjadi hutan produksi terbatas/hutan tanaman industri adalah

sebesar 73.127 Ha (8,5%).

Sedangkan, yang dikategorikan menjadi hutan produksi yang dapat

dikonversi adalah sebesar 5.751 Ha (0,7%). Kawasan hutan produksi ini

banyak tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Siak, antara lain di

Kecamatan Sungai Apit, Mempura, Dayun, Minas, Kandis, Tualang, Siak, dan

Koto Gasib. Namun luasan terbesar kawasan hutan produksi terkonsentrasi di

Kecamatan Sungai Apit, yang juga berdekatan dengan pusat kegiatan

agroindustri Tanjung Buton.

Terkait dengan perkembangan sektor ekonomi yang akan diarahkan untuk

mendukung agroindustri dan agrobisnis, maka pemanfaatan kawasan

budidaya sebagai kawasan hutan memiliki peran yang sangat penting.

B. Kawasan Peruntukan Perkebunan

Kawasan perkebunan di Kabupaten Siak didominasi oleh komoditas kelapa

sawit dan karet; tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Siak, dengan

total luas perkebunan besar sebesar 269.190 Ha atau 31,4% dari luas

wilayah Kabupaten Siak.

C. Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan pertanian adalah kawasan yang fungsi utamanya berupa

pengembangan tanaman pangan. Berdasarkan hasil pengamatan dan

analisis, potensi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Siak adalah

sebesar 8.491 Ha atau 1,0% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Pusat-pusat

pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan diarahkan di Kecamatan

Bungaraya, Sabak Auh, Sungai Apit, dan Sungai Mandau, sedangkan untuk

tanaman hortikultura tersebar di wilayah Kabupaten Siak dengan luasan yang

(8)

II - 8 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak D. Kawasan Peruntukan Industri

Berdasarkan hasil analisis, luas kawasan industri di Kabupaten Siak adalah

6.886 Ha atau 0,8% dari luas wilayah Kabupaten Siak yang terdiri dari Industri

Perawang dengan luas kurang lebih 1.319 (seribu tiga ratus sembilan belas)

hektar berada di Kecamatan Tualang dan Kawasan Industri Tanjung Buton

(KITB) dengan luas kurang lebih 5.566 (lima ribu lima ratus enam puluh

enam) hektar berada di Kecamatan Sungai Apit.

E. Kawasan Peruntukan Pertambangan (Minyak dan Gas Bumi)

Kawasan pertambangan minyak di Kabupaten Siak terpusat di Kecamatan

Kandis, Minas, dan Sabak Auh, dengan total luas kawasan sebesar 19.758

Ha atau 2,3% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Dengan adanya kebijakan

pemusatan kegiatan industri di Tanjung Buton, maka dalam perkembangan

selanjutnya perusahaan industri di wilayah Kandis dan Minas akan diarahkan

ke Kawasan Industri Tanjung Buton tersebut, terutama untuk kegiatan industri

hilir. Berbeda dengan perusahaan industri lainnya, perusahaan yang bergerak

di bidang pertambangan memiliki keterkaitan dengan lokasi bahan tambang,

sehingga sampai akhir tahun perencanaan atau hingga akhir masa konsesi

kuasa pertambangan mendatang kegiatan ini masih akan berkembang di

empat kecamatan tersebut.

F. Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan,

pertambakan/kolam, dan perikanan darat lainnya. Kawasan perikanan yang

diarahkan di Kabupaten Siak ini adalah berupa kawasan perikanan air payau

atau pertambakan di wilayah pesisir Kabupaten Siak yaitu di Kecamatan

Sungai Apit. Peruntukan kawasan perikanan di Kabupaten Siak ini dengan

luas luas sebesar 10.918 Ha atau 1,3% dari luas wilayah Kabupaten Siak.

G. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kabupaten Siak dikenal sebagai sebuah kerajaan besar Melayu yang

didirikan pada tahun 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rakmat Syah atau sering di

(9)

II - 9 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Kabupaten Siak berasal dari kekayaan budaya yang terdapat di Kecamatan

Siak, sedangkan untuk potensi yang berasal dari kekayaan alam dan buatan

masih sangat sedikit.

H. Kawasan Peruntukan Permukiman.

Selain arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang sudah

ada, juga diarahkan pengembangan kawasan permukiman baru di wilayah

Kabupaten Siak. Dari hasil analisis dan perencanaan, kawasan permukiman

di Kabupaten Siak adalah sebesar 76.960 Ha atau 9,0% dari luas wilayah

Kabupaten Siak.

2.3. Demografi dan Urbanisasi

Bagian ini berisikan pembahasan mengenai karakteristik penduduk

kabupaten/kota berdasarkan:

i. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan

ii. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

iii. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan

iv. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi

Jumlah penduduk Siak terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Berdasarkan data BPS Kabuapten Siak pada tahun 2015, jumlah

penduduk pertengahan tahun Kabupaten Siak mencapai 440.841 jiwa

mengalami peningkatan 2,88 persen dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Sedangkan kepadatan penduduk rata – rata Kabupaten Siak di tahun 2015 sebesar 51,52 jiwa/km2.

Tabel 2. 2 Persebaran Penduduk Kabupaten Siak

(10)

II - 10 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka, 2015

Komitmen pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan telah

diupayakan, hal ini sejalan dengan adanya komitmen MDGs (Millennium

Development Goals) dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.

Berdasarkan data persentase angka kemiskinan nasional, Provinsi Riau dan

Kabupaten Siak, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Siak telah berhasil

menurunkan angka kemiskinan, hal ini terlihat dari rasio angka kemiskinan di

Kabupaten Siak yang turun dari 6,01% pada tahun 2007 menjadi 5,29% pada

tahun 2011 dengan persentase pertumbuhan penurunan sebesar 1,58%

pertahun dan kemiskinan di daerah ini yang berada dibawah angka

kemiskinan Provinsi Riau dan nasional.

Tabel 2. 3 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Garis

Kemiskinan (Rp)

206.507 245.192 247.965 269.244 299.609

2 Jumlah

Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka, 2016

Data proyeksi penduduk merupakan data BPS yang dihitung

(11)

II - 11 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak oleh BPS pada tahun 2013 dengan memanfaatkan data tren pertumbuhan

penduduk masing-masing kabupaten/kota sejak tahun 2000. Metode estimasi

menggunakan metode geometrik .

Tabel 2. 4 Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019

Kab/Kota

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Siak 440.841 453.052 465.414 477.670 489.996

Sumber : BPS Povinsi Riau Tahun 2015

Tabel 2. 5 Proyeksi Penduduk Perkotaan menurut Kabupaten Siak 2015-2019

Kab/Kota Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Siak 104.876 108.279 111.699 115.118 118.579

Sumber : BPS Povinsi Riau Tahun 2015

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Pendapatan ) sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai

barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Secara

umum Pertumbuhan ekonomi Siak menunjukkan kecenderungan moderat. Di

tahun 2015 dominasi kategori pertambangan dan penggalian sebesar 38,85

persen menjadi ciri khas perekonomian Siak disusul oleh kategori industri

pengolahan yang memberikan sumbangan pada kisaran 34,78 persen,

kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sejumlah 17,25 persen dan

sektor – sektor lainnya hanya menyumbang total PDRB Siak berkisar 9 persen.

Pertumbuhan ekonomi dengan migas Kabupaten Siak pada tahun

2015 mencapai - 0,22 persen, sedangkan pertumbuhan PDRB tanpa migas

sebesar 2,57 persen. Sementara PDRB per kapita Siak sebesar 175,41 juta

(12)

II - 12 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak menghilangkan pengaruh inflasi) dalam periode yang sama PDRB perkapita

Siak sebesar 116,53 juta Rupiah.

Tabel 2. 6 Perkembangan PDRB Siak

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

PDRB ADHB (Juta RP) 67.446.587,4 79.303.427,5 82.129.724,4 85.835.569,2 77.325.835,3 PDRB ADHK(2000=100)

(Juta Rp) 52.146.929,6 53.226.798,4 51.987.674,0 51.485.038,4 51.369.618,9 PDRB/ Kapita ADHB

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Siak, 2016

2.4.2. Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin

PDRB per kapita Siak sebesar 175,41 juta Rupiah dan PDRB per

kapita atas dasar harga konstan/ secara riil (dengan menghilangkan pengaruh

inflasi) dalam periode yang sama PDRB perkapita Siak sebesar 116,53 juta

Rupiah.

Tabel 2. 7 Pendapatan Perkapita Siak Tanpa Migas

Tahun 2010 – 2013 ( Juta Rupiah )

Pendapatan Regional Perkapita

Harga Berlaku Harga Konstan

2011 67.446.587,39 52.146.929,56 2012 79.303.427,52 53.226.798,43 2013 82.129.724,43 51.987.673,97 2014 85.835.569,17 51.485.038,44 2015 77.325.835,33 51.369.618,94

Sumber : Kabupaten Siak Dalam Angka, 2015

Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

tantangan penduduk miskin cukup berat. Sebagaimana dapat dilihat dari tabel

dibawah bahwa jumlah penduduk miskin mengalami perubahan dari tahun ke

(13)

II - 13 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak meningkat menjadi 23.850 jiwa pada tahun 2008, kemudian mengalami

penurunan menjadi 20.190 jiwa tahun 2009 dan dan berfluktuasi 24.600 jiwa

pada tahun 2010 dan 20.825 jiwa pada tahun 2011. Terjadinya dinamika

jumlah penduduk miskin di Kabupaten Siak, selain dipengaruhi oleh

perubahan penilaian kriteria penduduk miskin yang telah ada, juga

dipengaruhi oleh dinamika penduduk di Kabupaten Siak melalui migrasi

penduduk yang terjadi ke wilayah Kabupaten Siak.

Tabel 2. 8 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Garis

Kemiskinan (Rp)

206.507 245.192 247.965 269.244 299.609

2 Jumlah

Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka, 2016

2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1 Topografi

Kabupaten Siak terdiri dari satuan dataran rendah dan satuan

perbukitan. Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah,

dengan ketinggian 0-50m dari permukaaan laut, meliputi dataran banjir

sungai dan rawa serta terbentuk endapan permukaan. Kemiringan

lereng sekitar 0°-3° atau bisa dikatakan hampir datar. Sedangkan

satuan perbukitan mempunyai ketinggian antara 50-150 m dari daerah

(14)

II - 14 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak 2.4.3.2 Geologi

Wilayah Kabupaten Siak merupakan bagian dari daerah yang tersusun dari

batuan sedimen tufa yang berombak sampai bergelombang. Batuan induk

didominasi batuan lempung (clay), silika, batu pasir, dan batu lapis. Formasi

ini terdapat di daerah Minas. Jenis tanah yang dominan adalah tanah

tropodulit atau setara dengan tanah podsolik merah kuning pada perbukitan

dan tropaquepst atau setara dengan tanah alluvial yang sudah mulai

berkembang pada bagian daratan rendah, terutama di pinggiran sungai.

Tekstur tanah galuh lempung pasiran (sandy clay loam) dan galuh lempung

yang makin ke dalam makin tinggi kadar lempungnya. Struktur tanah gembur

sampai gumpal menyudut untuk horison A dan gumpal menyudut untuk

horison B yang umumnya memiliki sifat fermeabilitas yang rendah. Wilayah

alluvium merupakan daerah rawa-rawa yang terjadi karena gambut yang

mengalami proses sedimentasi dari sungai-sungai didekatnya.

2.4.3.3 Hidrologi

Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan berupa

dataran rendah yang berawa-rawa, Kabupaten Siak memiliki banyak Sungai.

Sungai tersebar adalah Sungai Siak, kemudian Sungai Mandau, Sungai

Rawa, Sungai Gasib, Sungai Siak Kecil, Sungai Apit, dan Sungai Buatan.

Selain perairan sungai, Kabupaten Siak juga memiliki beberapa danau/tasik

antara lain : Tasik Pulau Besar, Zamrud, Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik

Serai, Tasik Air Hitam, dan Tasik Ketilau. Tasik-tasik tersebut berpotensi

untuk dijadikan budidaya perikanan air tawar serta pariwisata.

Sungai Siak berasal dari 2 anak sungai, yaitu Sungai Tapung Kanan

dan Tapung Kiri yang anak-anak sungainya berasal dari wilayah Kabupaten

Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Bengkalis. Sungai Tapung

Kanan berasal dari anak-anak Sungai Paturuk, Karas Takuana, Suram,

Lindai, dan Siangkala.

Sungai Mandau merupakan sungai yang cukup penting yang di bagian

(15)

II - 15 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak memiliki kondisi hidrologi yang dicirikan oleh air tanah yang dangkal,

sehingga dengan evapotranspirasi dari air hujan yang meresap melalui air

tanah dari kawasan hutan disekitarnya. Oleh karena itu, hutan memegang

peranan penting bagi penyediaan air tanah di daerah ini.

Setiap perubahan lingkungan kubah gambut oleh penebangan hutan

akan berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi hidrografi di daerah ini.

Pelepasan air dari kawasan ini merupakan penyuplai utama aliaran air yang

masuk melalui anak-anak sungai yang lain masuk ke Sungai Mandau yang

airnya berwarna coklat kehitaman. Kondisi aliran air kubah gambut hampir

terdapat di sepanjang Sungai Siak yang semuanya akan memberikan

kontribusi terhadap kualitas perairan di Sungai Siak.

2.4.3.4 Klimatologi

Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila dilihat dari

iklim matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis, sehingga iklim yang

berlaku di daerah ini juga iklim tropis. Menurut klasifikasi iklim Koppen,

Kabupaten Siak dengan curah hujan yang hampir merata di sepanjang tahun.

Curah hujan pada tahun 2011 sebesar 4.416 mm. Pada tahun 2010, rata – rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yakni 710 mm dan terendah

di bulan Oktober sebesar 355 mm. Sementara jumlah hari hujan terbanyak

pada bulan Desember sejumlah 14 hari.

Secara umum, Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu udara

berkisar antara 250 sampai dengan 320 Celsius dan kelembaban udara

88,9% per bulan.

2.4.4. Data Risiko Bencana Alam

Terdapat 3 (tiga) potensi bencana di Kabupaten Siak yaitu :

 Kawasan Rawan Bencana Banjir

Secara umum, Kabupaten Siak tidak memiliki kendala fisik untuk

(16)

II - 16 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak perkotan. Dari hasil interpretasi rona fisik, wilayah Kabupaten Siak cenderung

memiliki topografi yang landai dengan kemiringan lereng sekitar 0-3% dan

ketinggian 0-50 meter dpl serta memiliki sifat batuan pada satuan perbukitan

yang stabil sehingga potensi untuk terjadinya gerakan tanah dan erosi yang

menyebabkan longsor sangat kecil. Namun, karena sebagian besar

wilayahnya relatif datar (14-30mdpl), potensi untuk terjadinya banjir cukup

besar di beberapa tempat terutama didaerah sepanjang Sungai Siak.

Berdasarkan perhitungan siklus hidrologi dimana terjadi surplus air sekitar

15% manjadi aliran permukaan dari curah hujan rata-rata bulanan, maka

kemungkinan terjadinya banjir musiman pada bulan-bulan basah. Kecamatan

yang rawan terjadinya banjir adalah Kecamatan Sungai Mandau, Siak, Sungai

Apit, Mempura dan perbatasan Kecamatan Minas dan Sungai Mandau.

 Kawasan Rawan Bencana Gempa

Pulau Sumatera dilalui oleh sesar Semangka yang apabila terjadi

pergerakan mengakibatkan terjadinya gempa. Provinsi Riau terletak di jalur

patahan bagian tengah sumatera, sehingga Kabupaten Siak masuk ke dalam

jalur tersebut. Di Kabupaten Siak sendiri tidak terdapat patahan. Pada saat

terjadi gempa, Kabupaten Siak hanya terkena magnitude atau getaran saja.

 Kawasan Abrasi Pantai

Di Kabupaten Siak berpotensi bahaya erosi atau lebih tepatnya abrasi

pantai di sepanjang pesisir Kecamatan Sungai Apit. Karakteristik struktur

geologi dan jenis tanah di pesisir pantai Kecamatan Sungai Apit terdiri dari

jenis endapan permukaan pantai dan sungai dengan komposisi struktur

tanahnya sebagian besar adalah kerikil pasir dan lempung. Jenis tanah ini

menjadi faktor material yang berpengaruh besar terhadap proses pengikisan

(17)

II - 17 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

(18)

II - 18 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

(19)

II - 19 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

(20)

II - 20 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

2.4.5. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta

Karya

Terdapat beberapa isu strategis terkait pembangunan infrastruktur

Bidang Cipta Karya, seperti berikut:

1. Peningkatan jalan yang sebagian besar masih kerikil menjadi jalan

beton atau aspal;

2. Pengembangan dan pelebaran jalan untuk mengantisipasi volume lalu

yang semakin tinggi, dimana saat badan jalan terlalu kecil;

3. Penyediaan air baku dan air bersih bagi masyarakat dan industri

karena air baku yang tersedia sangat kurang dan biaya pengolahannya

sangat mahal;

4. Pengembangan kemampuan elektrifikasi tangga karena masih

banyaknya rumah tangga belum terjangkau listrik PLN;

5. Peningkatan kualitas standar perumahan di mana masih banyak rumah

yang belum memenuhi standar kesehatan;

6. Pengendalian konversi lahan produktif karena tingginya konversi dan

pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang;dan

7. Penyediaan dan pengembangan transportasi umum didalam kota yang

(21)

II - 21 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

Gambar 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak ... 3

Gambar 2. 2 Peta Geologi Kabupaten Siak ... 18

Gambar 2. 3 Peta Hidrologi Kabupaten Siak ... 19

Table of Contents

2.1. Wilayah Administrasi ... 1

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Siak ... 4

2.3. Demografi dan Urbanisasi ... 9

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ... 11

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi ... 11

2.4.2. Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin 12 2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis ... 13

2.4.4. Data Risiko Bencana Alam ... 15

2.4.5. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya 20 Tabel 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak ... 1

Tabel 2. 2 Persebaran Penduduk Kabupaten Siak ... 9

Tabel 2. 3 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak ... 10

Tabel 2. 4 Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019 ... 11

Tabel 2. 5 Proyeksi Penduduk Perkotaan menurut Kabupaten Siak 2015-2019 ... 11

Tabel 2. 6 Perkembangan PDRB Siak ... 12

(22)

II - 22 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Tabel 2. 8 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak

Gambar

Tabel 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak
Gambar 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak
Tabel 2. 2 Persebaran Penduduk Kabupaten Siak
Tabel 2. 3 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak
+6

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

RPIJM Bidang Cipta Karya perlu dilakukan mengingat terdapat berbagai stakeholder yang terlibat dalam pembangunan bidang cipta karya, sehingga perlu

Laporan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan langkah untuk mewujudkan sinkronisasi Program Bidang Keciptakaryaan dan kerjasama antara Pemerintah

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Kabupaten Wonosobo 2013-2017 VIII-9 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya ini pada. dasarnya dapat

RPIJM Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya sebagai rujukan dalam penyusunan kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah

perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima. tahun ke depan sesuai jangka waktu

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya