II - 1 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Secara fisik geografis memiliki kawasan pesisir pantai yang berhampiran
dengan sejumlah negara tetangga dan masuk kedalam daerah segitiga
pertumbuhan (growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura. Kabupaten
Siak mempunyai luas 8.556,09 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkalis
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan Sebelah Timur dengan Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan Sebelah Barat dengan Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru
Tabel 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak
Kecamatan Ibukota
9. Koto Gasib Pangkalan Pisang
II - 2 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka. 2015
10. Dayun Dayun 11 232,24 2,71
11. Bunga Raya
Bunga Raya
10
151,00 1,76
12. Mempura Benteng Hilir
8 437,45 5,11
13. Sabak Auh Bandar Sungai
8
73,38 0,86
14. Pusako Dusun Pusaka
7
544,47 6,36
II - 4 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak 2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Siak
Berdasarkan karakteristik Kabupaten Siak, dapat diidentifikasi wilayah
yang memiliki potensi untuk dikembangkan berdasarkan struktur ruang
maupun pola ruang yang menjadi arahan di dalam RTRW Kabupaten Siak
dengan memperhatikan RTRW Provinsi Riau dan RTRW Nasional.
1. Struktur Ruang A. Sistem Perkotaan
Didasarkan arahan penetapan peran dan fungsi pusat-pusat kota,
hingga akhir tahun perencanaan RTRW Kabupaten Siak, pusat-pusat
perkotaan di wilayah Kabupaten Siak yaitu:
Terdapat 1 (satu) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu Kota Siak Sri Indrapura yang meliputi Kecamatan Siak dan Kecamatan Mempura. Terdapat 1 (satu) Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan (PKWp),
yaitu Perkotaan Tanjung Buton sebagaimana yang telah ditetapkan
didalam RTRW Provinsi Riau.
Terdapat 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu Kota Perawang sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Riau.
Terdapat 4 (empat) Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp), yaitu Minas, Koto Gasib dan aglomerasi Lubuk Dalam – Kerinci Kanan.
Pertimbangan promosi ketiga kota tersebut dilandaskan pada dinamika yang
terjadi saat ini, potensi yang dimiliki maupun rencana program pembangunan
yang berdampak positif terhadap pengembangan wilayah yang bersangkutan.
B. Sistem Jaringan Transportasi
Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi Kabupaten Siak dapat
dirinci sebagai berikut:
Dalam sistem infrastruktur jaringan jalan, Kabupaten Siak dilewati oleh trase rencana pengembangan jaringan jalan bebas hambatan yang
menghubungkan antara 2 (dua) Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yaitu
PKN Pekanbaru dan PKN Dumai.
Selain rencana jaringan jalan bebas hambatan, wilayah Kabupaten Siak juga dilalui oleh jaringan jalan nasional (jalan lintas timur Pulau
II - 5 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak wilayah Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Minas, dan Kecamatan
Kandis, serta jaringan jalan Kolektor Primer yang menghubungkan
Pekanbaru – Siak – Dumai.
Dalam hal pengembangan simpul pergerakan berupa terminal, di wilayah Kabupaten Siak diarahkan pengembangan terminal yang
terletak di Kecamatan Siak, Sei Apit, Tanjung Buton, Kecamatan
Tualang, dan Kecamtan Minas.
Penetapan 2 (dua) pelabuhan sebagai pelabuhan nasional, yaitu Pelabuhan Perawang di Kecamatan Tualang dan Pelabuhan Buatan di
Kecamatan Koto Gasib.
Dalam konstelasi pengembangan bandar udara sebagai simpul transportasi udara akan direncanakan pembangunan bandara baru di
Koto Gasib.
C. Sistem Jaringan Energi
Rencana pengembangan sistem jaringan energi Kabupaten Siak dapat dirinci
sebagai berikut:
Sistem jaringan energi listrik di wilayah Kabupaten Siak dilayani oleh Sistem Interkoneksi A Wilayah Tengah, yang merupakan perpanjangan
dari sistem interkoneksi Sumatera Barat–Riau melalui jalur Payakumbuh-Bangkinang. Listrik yang digunakan di Kabupaten Siak
berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). PLTG yang
terdapat di Kabupaten Siak ada 2 buah yaitu PLTG yang berlokasi di
Gasib dan PLTG yang berlokasi di Mengkapan Buton. Berdasarkan
RTRWP, Kecamatan Kandis dilalui oleh jaringan transmisi tenaga
listrik dengan kapasitas 500 KV.
Rencana Jaringan energi gas dan BBM di Kabupaten Siak yaitu jalur pipa transmisi gas ke lokasi PLTG (Tualang- Simpang Buatan– Dayun-Buton) dan lokasi PLTG Baru menggunakan energi gas (Simpang
Buatan, Kecamatan Koto Gasib dan Perkotaan Tanjung Buton,
II - 6 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak D. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Untuk pelayanan sambungan ke pelanggan di wilayah Provinsi Riau PT. TELKOM telah membangun sebanyak 24 Sentral Telepon Otomat
(STO), 11 di antaranya berada di ibukota setiap Kabupaten/Kota di
dalam wilayah pelayanannya. Berdasarkan RTRW Provinsi Riau, STO
di Kabupaten Siak terletak di Kecamatan Siak, Tualang, Sei Apit, dan
Minas. Untuk jangka menengah – panjang akan dibangun STO Baru di Tanjung Buton.
E. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Dalam sistem wilayah Provinsi Riau, terdapat 4(empat) Daerah Aliran Sungai
utama, yaitu DAS Indragiri, DAS Kampar, DAS Siak dan DAS Rokan. Dari
keempat sungai utama tersebut, hanya DAS Siak yang memiliki hulu sungai
di wilayah administrasi Provinsi Riau.
Pengelolaan DAS Siak ini perlu dilakukan secara menyeluruh dan lintas
wilayah kabupaten, karena kawasan hulu sungai berada di wilayah kabupaten
lain di Provinsi Riau. Dengan ditetapkannya DAS Siak sebagai Wilayah
Sungai Strategis Nasional di dalam RTRWN, mengindikasikan bahwa ada
kepentingan yang lebih tinggi (tingkat nasional) untuk meningkatkan
perlindungan, pengelolaan dan pendayagunaan wilayah sungai ini baik dari
aspek kelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan (sebagai bagian
pengendali sistem tata air) ataupun ekonomi (sebagai jaringan transportasi
sungai dan penyeberangan).
2. Rencana Pola Ruang
Potensi pengembangan wilayah berdasarkan pola ruang diidentifikasi
berdasarkan pada kawasan budidaya di Kabupaten Siak yang terdiri dari
delapan kawasan, yaitu hutan produksi (hutan produksi terbatas, hutan
produksi tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversi), perkebunan,
pertanian lahan basah, industri, pertambangan, perikanan air payau (tambak),
II - 7 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak A. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi.
Dari keseluruhan kawasan yang dinyatakan sesuai/dapat dikembangkan
sebagai kawasan hutan produksi tersebut, yang digolongkan menjadi hutan
produksi tetap adalah sebesar 232.994 Ha (27,2%). Sementara, yang
dikategorikan menjadi hutan produksi terbatas/hutan tanaman industri adalah
sebesar 73.127 Ha (8,5%).
Sedangkan, yang dikategorikan menjadi hutan produksi yang dapat
dikonversi adalah sebesar 5.751 Ha (0,7%). Kawasan hutan produksi ini
banyak tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Siak, antara lain di
Kecamatan Sungai Apit, Mempura, Dayun, Minas, Kandis, Tualang, Siak, dan
Koto Gasib. Namun luasan terbesar kawasan hutan produksi terkonsentrasi di
Kecamatan Sungai Apit, yang juga berdekatan dengan pusat kegiatan
agroindustri Tanjung Buton.
Terkait dengan perkembangan sektor ekonomi yang akan diarahkan untuk
mendukung agroindustri dan agrobisnis, maka pemanfaatan kawasan
budidaya sebagai kawasan hutan memiliki peran yang sangat penting.
B. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kawasan perkebunan di Kabupaten Siak didominasi oleh komoditas kelapa
sawit dan karet; tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Siak, dengan
total luas perkebunan besar sebesar 269.190 Ha atau 31,4% dari luas
wilayah Kabupaten Siak.
C. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian adalah kawasan yang fungsi utamanya berupa
pengembangan tanaman pangan. Berdasarkan hasil pengamatan dan
analisis, potensi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Siak adalah
sebesar 8.491 Ha atau 1,0% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Pusat-pusat
pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan diarahkan di Kecamatan
Bungaraya, Sabak Auh, Sungai Apit, dan Sungai Mandau, sedangkan untuk
tanaman hortikultura tersebar di wilayah Kabupaten Siak dengan luasan yang
II - 8 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak D. Kawasan Peruntukan Industri
Berdasarkan hasil analisis, luas kawasan industri di Kabupaten Siak adalah
6.886 Ha atau 0,8% dari luas wilayah Kabupaten Siak yang terdiri dari Industri
Perawang dengan luas kurang lebih 1.319 (seribu tiga ratus sembilan belas)
hektar berada di Kecamatan Tualang dan Kawasan Industri Tanjung Buton
(KITB) dengan luas kurang lebih 5.566 (lima ribu lima ratus enam puluh
enam) hektar berada di Kecamatan Sungai Apit.
E. Kawasan Peruntukan Pertambangan (Minyak dan Gas Bumi)
Kawasan pertambangan minyak di Kabupaten Siak terpusat di Kecamatan
Kandis, Minas, dan Sabak Auh, dengan total luas kawasan sebesar 19.758
Ha atau 2,3% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Dengan adanya kebijakan
pemusatan kegiatan industri di Tanjung Buton, maka dalam perkembangan
selanjutnya perusahaan industri di wilayah Kandis dan Minas akan diarahkan
ke Kawasan Industri Tanjung Buton tersebut, terutama untuk kegiatan industri
hilir. Berbeda dengan perusahaan industri lainnya, perusahaan yang bergerak
di bidang pertambangan memiliki keterkaitan dengan lokasi bahan tambang,
sehingga sampai akhir tahun perencanaan atau hingga akhir masa konsesi
kuasa pertambangan mendatang kegiatan ini masih akan berkembang di
empat kecamatan tersebut.
F. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan,
pertambakan/kolam, dan perikanan darat lainnya. Kawasan perikanan yang
diarahkan di Kabupaten Siak ini adalah berupa kawasan perikanan air payau
atau pertambakan di wilayah pesisir Kabupaten Siak yaitu di Kecamatan
Sungai Apit. Peruntukan kawasan perikanan di Kabupaten Siak ini dengan
luas luas sebesar 10.918 Ha atau 1,3% dari luas wilayah Kabupaten Siak.
G. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kabupaten Siak dikenal sebagai sebuah kerajaan besar Melayu yang
didirikan pada tahun 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rakmat Syah atau sering di
II - 9 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Kabupaten Siak berasal dari kekayaan budaya yang terdapat di Kecamatan
Siak, sedangkan untuk potensi yang berasal dari kekayaan alam dan buatan
masih sangat sedikit.
H. Kawasan Peruntukan Permukiman.
Selain arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang sudah
ada, juga diarahkan pengembangan kawasan permukiman baru di wilayah
Kabupaten Siak. Dari hasil analisis dan perencanaan, kawasan permukiman
di Kabupaten Siak adalah sebesar 76.960 Ha atau 9,0% dari luas wilayah
Kabupaten Siak.
2.3. Demografi dan Urbanisasi
Bagian ini berisikan pembahasan mengenai karakteristik penduduk
kabupaten/kota berdasarkan:
i. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan
ii. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk
iii. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan
iv. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi
Jumlah penduduk Siak terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Berdasarkan data BPS Kabuapten Siak pada tahun 2015, jumlah
penduduk pertengahan tahun Kabupaten Siak mencapai 440.841 jiwa
mengalami peningkatan 2,88 persen dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Sedangkan kepadatan penduduk rata – rata Kabupaten Siak di tahun 2015 sebesar 51,52 jiwa/km2.
Tabel 2. 2 Persebaran Penduduk Kabupaten Siak
II - 10 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka, 2015
Komitmen pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan telah
diupayakan, hal ini sejalan dengan adanya komitmen MDGs (Millennium
Development Goals) dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
Berdasarkan data persentase angka kemiskinan nasional, Provinsi Riau dan
Kabupaten Siak, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Siak telah berhasil
menurunkan angka kemiskinan, hal ini terlihat dari rasio angka kemiskinan di
Kabupaten Siak yang turun dari 6,01% pada tahun 2007 menjadi 5,29% pada
tahun 2011 dengan persentase pertumbuhan penurunan sebesar 1,58%
pertahun dan kemiskinan di daerah ini yang berada dibawah angka
kemiskinan Provinsi Riau dan nasional.
Tabel 2. 3 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Garis
Kemiskinan (Rp)
206.507 245.192 247.965 269.244 299.609
2 Jumlah
Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka, 2016
Data proyeksi penduduk merupakan data BPS yang dihitung
II - 11 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak oleh BPS pada tahun 2013 dengan memanfaatkan data tren pertumbuhan
penduduk masing-masing kabupaten/kota sejak tahun 2000. Metode estimasi
menggunakan metode geometrik .
Tabel 2. 4 Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019
Kab/Kota
Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Siak 440.841 453.052 465.414 477.670 489.996
Sumber : BPS Povinsi Riau Tahun 2015
Tabel 2. 5 Proyeksi Penduduk Perkotaan menurut Kabupaten Siak 2015-2019
Kab/Kota Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Siak 104.876 108.279 111.699 115.118 118.579
Sumber : BPS Povinsi Riau Tahun 2015
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Pendapatan ) sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Secara
umum Pertumbuhan ekonomi Siak menunjukkan kecenderungan moderat. Di
tahun 2015 dominasi kategori pertambangan dan penggalian sebesar 38,85
persen menjadi ciri khas perekonomian Siak disusul oleh kategori industri
pengolahan yang memberikan sumbangan pada kisaran 34,78 persen,
kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sejumlah 17,25 persen dan
sektor – sektor lainnya hanya menyumbang total PDRB Siak berkisar 9 persen.
Pertumbuhan ekonomi dengan migas Kabupaten Siak pada tahun
2015 mencapai - 0,22 persen, sedangkan pertumbuhan PDRB tanpa migas
sebesar 2,57 persen. Sementara PDRB per kapita Siak sebesar 175,41 juta
II - 12 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak menghilangkan pengaruh inflasi) dalam periode yang sama PDRB perkapita
Siak sebesar 116,53 juta Rupiah.
Tabel 2. 6 Perkembangan PDRB Siak
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
PDRB ADHB (Juta RP) 67.446.587,4 79.303.427,5 82.129.724,4 85.835.569,2 77.325.835,3 PDRB ADHK(2000=100)
(Juta Rp) 52.146.929,6 53.226.798,4 51.987.674,0 51.485.038,4 51.369.618,9 PDRB/ Kapita ADHB
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Siak, 2016
2.4.2. Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin
PDRB per kapita Siak sebesar 175,41 juta Rupiah dan PDRB per
kapita atas dasar harga konstan/ secara riil (dengan menghilangkan pengaruh
inflasi) dalam periode yang sama PDRB perkapita Siak sebesar 116,53 juta
Rupiah.
Tabel 2. 7 Pendapatan Perkapita Siak Tanpa Migas
Tahun 2010 – 2013 ( Juta Rupiah )
Pendapatan Regional Perkapita
Harga Berlaku Harga Konstan
2011 67.446.587,39 52.146.929,56 2012 79.303.427,52 53.226.798,43 2013 82.129.724,43 51.987.673,97 2014 85.835.569,17 51.485.038,44 2015 77.325.835,33 51.369.618,94
Sumber : Kabupaten Siak Dalam Angka, 2015
Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
tantangan penduduk miskin cukup berat. Sebagaimana dapat dilihat dari tabel
dibawah bahwa jumlah penduduk miskin mengalami perubahan dari tahun ke
II - 13 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak meningkat menjadi 23.850 jiwa pada tahun 2008, kemudian mengalami
penurunan menjadi 20.190 jiwa tahun 2009 dan dan berfluktuasi 24.600 jiwa
pada tahun 2010 dan 20.825 jiwa pada tahun 2011. Terjadinya dinamika
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Siak, selain dipengaruhi oleh
perubahan penilaian kriteria penduduk miskin yang telah ada, juga
dipengaruhi oleh dinamika penduduk di Kabupaten Siak melalui migrasi
penduduk yang terjadi ke wilayah Kabupaten Siak.
Tabel 2. 8 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Garis
Kemiskinan (Rp)
206.507 245.192 247.965 269.244 299.609
2 Jumlah
Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka, 2016
2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis
2.4.3.1 Topografi
Kabupaten Siak terdiri dari satuan dataran rendah dan satuan
perbukitan. Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah,
dengan ketinggian 0-50m dari permukaaan laut, meliputi dataran banjir
sungai dan rawa serta terbentuk endapan permukaan. Kemiringan
lereng sekitar 0°-3° atau bisa dikatakan hampir datar. Sedangkan
satuan perbukitan mempunyai ketinggian antara 50-150 m dari daerah
II - 14 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak 2.4.3.2 Geologi
Wilayah Kabupaten Siak merupakan bagian dari daerah yang tersusun dari
batuan sedimen tufa yang berombak sampai bergelombang. Batuan induk
didominasi batuan lempung (clay), silika, batu pasir, dan batu lapis. Formasi
ini terdapat di daerah Minas. Jenis tanah yang dominan adalah tanah
tropodulit atau setara dengan tanah podsolik merah kuning pada perbukitan
dan tropaquepst atau setara dengan tanah alluvial yang sudah mulai
berkembang pada bagian daratan rendah, terutama di pinggiran sungai.
Tekstur tanah galuh lempung pasiran (sandy clay loam) dan galuh lempung
yang makin ke dalam makin tinggi kadar lempungnya. Struktur tanah gembur
sampai gumpal menyudut untuk horison A dan gumpal menyudut untuk
horison B yang umumnya memiliki sifat fermeabilitas yang rendah. Wilayah
alluvium merupakan daerah rawa-rawa yang terjadi karena gambut yang
mengalami proses sedimentasi dari sungai-sungai didekatnya.
2.4.3.3 Hidrologi
Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan berupa
dataran rendah yang berawa-rawa, Kabupaten Siak memiliki banyak Sungai.
Sungai tersebar adalah Sungai Siak, kemudian Sungai Mandau, Sungai
Rawa, Sungai Gasib, Sungai Siak Kecil, Sungai Apit, dan Sungai Buatan.
Selain perairan sungai, Kabupaten Siak juga memiliki beberapa danau/tasik
antara lain : Tasik Pulau Besar, Zamrud, Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik
Serai, Tasik Air Hitam, dan Tasik Ketilau. Tasik-tasik tersebut berpotensi
untuk dijadikan budidaya perikanan air tawar serta pariwisata.
Sungai Siak berasal dari 2 anak sungai, yaitu Sungai Tapung Kanan
dan Tapung Kiri yang anak-anak sungainya berasal dari wilayah Kabupaten
Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Bengkalis. Sungai Tapung
Kanan berasal dari anak-anak Sungai Paturuk, Karas Takuana, Suram,
Lindai, dan Siangkala.
Sungai Mandau merupakan sungai yang cukup penting yang di bagian
II - 15 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak memiliki kondisi hidrologi yang dicirikan oleh air tanah yang dangkal,
sehingga dengan evapotranspirasi dari air hujan yang meresap melalui air
tanah dari kawasan hutan disekitarnya. Oleh karena itu, hutan memegang
peranan penting bagi penyediaan air tanah di daerah ini.
Setiap perubahan lingkungan kubah gambut oleh penebangan hutan
akan berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi hidrografi di daerah ini.
Pelepasan air dari kawasan ini merupakan penyuplai utama aliaran air yang
masuk melalui anak-anak sungai yang lain masuk ke Sungai Mandau yang
airnya berwarna coklat kehitaman. Kondisi aliran air kubah gambut hampir
terdapat di sepanjang Sungai Siak yang semuanya akan memberikan
kontribusi terhadap kualitas perairan di Sungai Siak.
2.4.3.4 Klimatologi
Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila dilihat dari
iklim matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis, sehingga iklim yang
berlaku di daerah ini juga iklim tropis. Menurut klasifikasi iklim Koppen,
Kabupaten Siak dengan curah hujan yang hampir merata di sepanjang tahun.
Curah hujan pada tahun 2011 sebesar 4.416 mm. Pada tahun 2010, rata – rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yakni 710 mm dan terendah
di bulan Oktober sebesar 355 mm. Sementara jumlah hari hujan terbanyak
pada bulan Desember sejumlah 14 hari.
Secara umum, Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu udara
berkisar antara 250 sampai dengan 320 Celsius dan kelembaban udara
88,9% per bulan.
2.4.4. Data Risiko Bencana Alam
Terdapat 3 (tiga) potensi bencana di Kabupaten Siak yaitu :
Kawasan Rawan Bencana Banjir
Secara umum, Kabupaten Siak tidak memiliki kendala fisik untuk
II - 16 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak perkotan. Dari hasil interpretasi rona fisik, wilayah Kabupaten Siak cenderung
memiliki topografi yang landai dengan kemiringan lereng sekitar 0-3% dan
ketinggian 0-50 meter dpl serta memiliki sifat batuan pada satuan perbukitan
yang stabil sehingga potensi untuk terjadinya gerakan tanah dan erosi yang
menyebabkan longsor sangat kecil. Namun, karena sebagian besar
wilayahnya relatif datar (14-30mdpl), potensi untuk terjadinya banjir cukup
besar di beberapa tempat terutama didaerah sepanjang Sungai Siak.
Berdasarkan perhitungan siklus hidrologi dimana terjadi surplus air sekitar
15% manjadi aliran permukaan dari curah hujan rata-rata bulanan, maka
kemungkinan terjadinya banjir musiman pada bulan-bulan basah. Kecamatan
yang rawan terjadinya banjir adalah Kecamatan Sungai Mandau, Siak, Sungai
Apit, Mempura dan perbatasan Kecamatan Minas dan Sungai Mandau.
Kawasan Rawan Bencana Gempa
Pulau Sumatera dilalui oleh sesar Semangka yang apabila terjadi
pergerakan mengakibatkan terjadinya gempa. Provinsi Riau terletak di jalur
patahan bagian tengah sumatera, sehingga Kabupaten Siak masuk ke dalam
jalur tersebut. Di Kabupaten Siak sendiri tidak terdapat patahan. Pada saat
terjadi gempa, Kabupaten Siak hanya terkena magnitude atau getaran saja.
Kawasan Abrasi Pantai
Di Kabupaten Siak berpotensi bahaya erosi atau lebih tepatnya abrasi
pantai di sepanjang pesisir Kecamatan Sungai Apit. Karakteristik struktur
geologi dan jenis tanah di pesisir pantai Kecamatan Sungai Apit terdiri dari
jenis endapan permukaan pantai dan sungai dengan komposisi struktur
tanahnya sebagian besar adalah kerikil pasir dan lempung. Jenis tanah ini
menjadi faktor material yang berpengaruh besar terhadap proses pengikisan
II - 17 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
II - 18 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
II - 19 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
II - 20 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
2.4.5. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta
Karya
Terdapat beberapa isu strategis terkait pembangunan infrastruktur
Bidang Cipta Karya, seperti berikut:
1. Peningkatan jalan yang sebagian besar masih kerikil menjadi jalan
beton atau aspal;
2. Pengembangan dan pelebaran jalan untuk mengantisipasi volume lalu
yang semakin tinggi, dimana saat badan jalan terlalu kecil;
3. Penyediaan air baku dan air bersih bagi masyarakat dan industri
karena air baku yang tersedia sangat kurang dan biaya pengolahannya
sangat mahal;
4. Pengembangan kemampuan elektrifikasi tangga karena masih
banyaknya rumah tangga belum terjangkau listrik PLN;
5. Peningkatan kualitas standar perumahan di mana masih banyak rumah
yang belum memenuhi standar kesehatan;
6. Pengendalian konversi lahan produktif karena tingginya konversi dan
pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang;dan
7. Penyediaan dan pengembangan transportasi umum didalam kota yang
II - 21 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Gambar 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak ... 3
Gambar 2. 2 Peta Geologi Kabupaten Siak ... 18
Gambar 2. 3 Peta Hidrologi Kabupaten Siak ... 19
Table of Contents
2.1. Wilayah Administrasi ... 12.2. Potensi Wilayah Kabupaten Siak ... 4
2.3. Demografi dan Urbanisasi ... 9
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ... 11
2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi ... 11
2.4.2. Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin 12 2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis ... 13
2.4.4. Data Risiko Bencana Alam ... 15
2.4.5. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya 20 Tabel 2. 1 Wilayah Kabupaten Siak ... 1
Tabel 2. 2 Persebaran Penduduk Kabupaten Siak ... 9
Tabel 2. 3 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak ... 10
Tabel 2. 4 Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019 ... 11
Tabel 2. 5 Proyeksi Penduduk Perkotaan menurut Kabupaten Siak 2015-2019 ... 11
Tabel 2. 6 Perkembangan PDRB Siak ... 12
II - 22 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Tabel 2. 8 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak