• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pertumbuhan Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun 2010 sebesar 5,93 persen ; Pertumbuhan Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun 2010 mengalami kontraksi sebesar 1,19

persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2009 (q-to-q), dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2009) mengalami pertumbuhan 2,79 persen (y-on-y). Secara kumulatif (c-to-c), pertumbuhan ekonomi Riau selama Januari-Maret tahun 2010 sama dengan pertumbuhan y-on-y.

; Pertumbuhan Ekonomi Riau, tanpa migas, pada triwulan I tahun 2010 mengalami kontraksi sebesar 2,27 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2009 (q-to-q), dan apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009 tumbuh 5,93 persen (y-on-y). Secara kumulatif (c-to-c) Januari-Maret tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 5,93 persen.

; Perekonomian Riau pada triwulan I tahun 2010 yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 83.223,1 milyar, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 23.595,1 milyar. Apabila migas dikeluarkan dari perekonomian Riau, nilai PDRB harga berlaku dan harga konstan 2000 masing-masing sebesar Rp. 48.617,5 milyar dan Rp. 11.531,1 milyar.

; Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas (q-to-q) pada triwulan I 2010, terjadi pada sektor perdagangan,

hotel, dan restoran sebesar 1,96 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 0,49 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 0,36 persen. Sementara sektor industri pengolahan mengalami kontraksi

pertumbuhan sebesar 5,00 persen. Sumber pertumbuhan tertinggi diberikan oleh sektor perdagangan,

hotel, dan restoran sebesar 0,35 persen. Sedangkan penyumbang kontraksi terbesar berasal dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dan sektor industri pengolahan

masing-masing – 1,21 persen dan – 0,91 persen.

; Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas (y-on-y) pada triwulan I 2010 terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor pertambangan dan penggalian 9,09 persen, sektor bangunan 9,02 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8,82 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,97 persen, sektor jasa-jasa 7,89 persen, serta sektor pengangkutan dan komunikasi 7,80 persen. Untuk sektor lainnya tumbuh kurang dari 7,00 persen. Sedangkan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Riau adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran 1,44 persen, sektor industri pengolahan 1,09 persen, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan 1,03 persen, serta sektor jasa-jasa 0,83 persen dan sektor bangunan 0,63 persen.

No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei 2010

(2)

I. Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha

a. Pertumbuhan Ekonomi Riau Triwulan I Tahun 2010

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses dimana terjadi kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil atau atas dasar harga konstan. Sementara pertumbuhan ekonomi disebut mengalami kontraksi jika nilai PDRB riil mengalami penurunan.

Pada triwulan I tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Riau (dengan migas) mencapai 2,79 persen

dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), sedangkan tanpa migas perekonomian

Riau tumbuh sebesar 5,93 persen. Dilihat dari harga konstan tahun 2000, nilai PDRB dengan migas pada triwulan I tahun 2010 mencapai Rp. 23.595,1 milyar, sedangkan besar PDRB Riau tanpa migas sebesar Rp. 11.531,1 milyar.

Pertumbuhan ekonomi dengan migas

y-on-y

pada triwulan ini didorong oleh pertumbuhan di

semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor bangunan sebesar 9,02 persen dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 8,82 persen. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 0,08 persen. Meskipun begitu, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,68 persen. Sektor bangunan dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi tetapi hanya menyumbang 0,30 persen dan 0,11 persen.

Tabel 1

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) Triwulan I 2010 dan Januari – Maret 2010

(Persen) Lapangan Usaha Trw I 2010 Thd Tiw I 2009 (y on y) Sumber Pertumbuhan (y on y) Trw I 2010 thd Trw IV 2009 (q to q) Sumber Pertumbuhan (q to q) Jan-Mar 2010 thd Jan-Mar 2009 (c to c) Sumber Pertumbuhan (c to c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan 2,90 0,49 -3,47 -0,60 2,90 0,49

2. Pertambangan dan Penggalian 0,08 0,04 -0,14 -0,07 0,08 0,04 3. Industri Pengolahan 4,94 0,54 -4,02 -0,46 4,94 0,54

4. Listrik,Gas dan Air Bersih 3,71 0,01 0,49 0,00 3,71 0,01 5. Bangunan 9,02 0,30 -3,93 -0,14 9,02 0,30 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,97 0,68 1,96 0,17 7,97 0,68 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,80 0,23 0,36 0,01 7,80 0,23 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 8,82 0,11 -2,96 -0,04 8,82 0,11 9. Jasa - Jasa 7,89 0,39 -1,19 -0,06 7,89 0,39 PDRB 2,79 2,79 -1,19 -1,19 2,79 2,79

(3)

Perekonomian Riau dengan migas pada triwulan I tahun 2010 dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,19 persen. Kontraksi pertumbuhan ekonomi

terjadi hampir di beberapa sektor, dengan kontraksi tertinggi terjadi pada industri pengolahan sebesar 4,02 persen. Kemudian sektor bangunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,93 persen, kontraksi pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,47 persen, kontraksi pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 2,96 persen, kontraksi pertumbuhan sektor jasa-jasa sebesar 1,19 persen, dan kontraksi pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,14 persen. Terjadinya kontraksi pertumbuhan pada sektor-sektor tersebut menyebabkan total pertumbuhan ekonomi juga mengalami kontraksi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,96 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,49 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 0,36 persen.

Sektor utama penyumbang kontraksinya pertumbuhan adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebesar -0,60 persen, sektor industri pengolahan sebesar -0,46 persen, sektor bangunan -0,14 persen. Sedangkan sektor yang menjadi sumber pertumbuhan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,17 persen.

Tabel 2

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas) Triwulan I 2010 dan Januari – Maret 2010

(Persen) Lapangan Usaha Trw I 2010 Thd Tiw I 2009 (y on y) Sumber Pertumbuhan (y on y) Trw I 2010 thd Trw IV 2009 (q to q) Sumber Pertumbuhan (q to q) Jan-Mar 2010 thd Jan-Mar 2009 (c to c)) Sumber Pertumbuh an (c to c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan

Perikanan 2,90 1,03 -3,47 -1,21 2,90 1,03 2. Pertambangan dan Penggalian 9,09 0,17 -0,92 -0,02 9,09 0,17

3. Industri Pengolahan 6,18 1,09 -5,00 -0,91 6,18 1,09 4. Listrik,Gas dan Air Bersih 3,71 0,02 0,49 0,00 3,71 0,02 5. Bangunan 9,02 0,63 -3,93 -0,29 9,02 0,63 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,97 1,44 1,96 0,35 7,97 1,44 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,80 0,48 0,36 0,02 7,80 0,48 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 8,82 0,24 -2,96 -0,08 8,82 0,24 9. Jasa - Jasa 7,89 0,83 -1,19 -0,13 7,89 0,83 PDRB 5,93 5,93 -2,27 -2,27 5,93 5,93

Dengan mengabaikan faktor migas dari perekonomian Riau, pertumbuhan ekonomi (y-on-y)

sebesar 5,93 persen seperti terlihat pada Tabel 2. Secara sektoral, pertumbuhan tertinggi berada pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,09 persen, kemudian sektor bangunan tumbuh 9,02 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 8,82 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,97 persen, sektor jasa-jasa 7,89 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 7,80 persen. Walaupun sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi tetapi hanya menyumbang sebesar 0,17 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Sumber pertumbuhan

(4)

tertinggi justru berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,44 persen, diikuti oleh sektor industri pengolahan 1,09 persen, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 1,03 persen, sektor jasa-jasa 0,83 persen dan sektor bangunan 0,63 persen

Perekonomian Riau tanpa migas pada triwulan I tahun 2010 dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 2,27 persen. Pertumbuhan ekonomi Riau terjadi

pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,96 persen, sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 0,49 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 0,36 persen. Sementara sektor-sektor lainnya mengalami kontraksi pertumbuhan, dengan kontraksi tertinggi terjadi pada sektor-sektor industri pengolahan sebesar 5,00 persen. Sumber pertumbuhan tertinggi diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,35 persen. Sedangkan sektor yang memiliki sumber pertumbuhan negatif adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 1,21 persen, sektor industri pengolahan dan sektor bangunan masing-masing 0,91 persen dan 0,29 persen. Sektor-sektor tersebut merupapkan penyumbang kontraksi pertumbuhan.

Laju pertumbuhan ekonomi sektoral beserta kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Triwulan I 2010 terhadap triwulan sebelumnya, secara visual digambarkan seperti pada Grafik 1, sehingga terlihat sektor yang mengalami pertumbuhan atau kontraksi pertumbuhan beserta besaran kontribusinya terhadap total pertumbuhan.

Grafik 1

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Riau Dengan Migas Atas Dasar Harga Konstan 2000

Triwulan I 2010

(q to q)

-3.47 -0.6 -0.14-0.07 -4.02 -0.46 0.49 0 -3.93 -0.14 1.96 0.17 0.36 0.01 -2.96 -0.04 -1.19 -0.06 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 persen P e r t a n i a n I n d u st r i K o n st r u k si A n g k u t a n J a sa - J a sa

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

b. Struktur PDRB dengan Migas menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2010

Struktur ekonomi Riau dengan migas menurut lapangan usaha memiliki tiga sektor utama atau

leading sector yaitu sektor 1 (sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan), sektor 2 (sektor pertambangan dan penggalian), dan sektor 3 (sektor industri pengolahan). Sektor

(5)

yang memiliki sumbangan terbesar terhadap total PDRB dengan migas adalah pertambangan dan penggalian (khususnya subsektor pertambangan migas), dan sektor yang memiliki sumbangan terkecil adalah sektor listrik, gas dan air minum.

Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada Triwulan I 2010 mencapai 39,54 persen terhadap total perekonomian Riau sekitar Rp 83.223,1 milyar. Kemudian sektor industri pengolahan 19,97 persen, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan 19,07 persen. Bila dijumlah, ketiga sektor tersebut memberikan peran sebesar 78,58 persen.

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, pada triwulan I tahun 2010 terjadi pergeseran peran pada beberapa sektor ekonomi. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan 5,68 persen dari 45,22 persen menjadi 39,54 persen. Sementara sektor lainnya mengalami kenaikan kontribusi. Kontribusi sektor industri pengolahan meningkat 1,58 persen dari 18,39 persen menjadi 19,97 persen, kontribusi sektor pertanian meningkat 1,34 persen yaitu dari 17,73 persen menjadi 19,07 persen, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat kontribusinya 0,97 persen yaitu dari 7,63 persen menjadi 8,60 persen.

Tabel 3

Struktur PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) Triwulan I 2009 - 2010 dan Januari – Maret 2009 - 2010

(Persen)

Lapangan Usaha Trw I 2009 Trw I 2010 Jan-Mar 2009 Jan-Mar 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan 17,73 19,07 17,73 19,07 2. Pertambangan dan Penggalian 45,22 39,54 45,22 39,54 3. Industri Pengolahan 18,39 19,97 18,39 19,97 4. Listrik,Gas dan Air Bersih 0,17 0,17 0,17 0,17 5. Bangunan 4,15 4,95 4,15 4,95 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,63 8,60 7,63 8,60 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,76 1,86 1,76 1,86 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 1,99 2,26 1,99 2,26 9. Jasa - Jasa 2,96 3,58 2,96 3,58 PDRB Nilai PDRB (Rp Milyar) 100,00 75.444,3 100,00 83.223,1 100,00 75.444,3 100,00 83.223,1

c. Struktur PDRB tanpa Migas menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2010

Struktur ekonomi dengan migas dan tanpa migas memiliki perbedaan yang signifikan. Struktur ekonomi Riau tanpa migas memiliki tiga sektor utama yaitu sektor 1 (sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan), sektor 3 (sektor industri pengolahan) dan sektor 6 (sektor perdagangan, hotel dan restoran). Tiga sektor tersebut bertahan pada setiap periode, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian (tanpa migas) justru menempati posisi kedelapan dari sembilan sektor penyusun PDRB.

Perekonomian Riau tanpa migas pada triwulan I tahun 2010 mencapai sebesar Rp 48.617,5 milyar. Kontribusi terbesar sektoral pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan

(6)

perikanan sebesar 32,64 persen, kemudian sektor industri pengolahan 28,35 persen, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 14,72 persen, yang bila dijumlahkan, peran ketiganya mencapai 75,71 persen. Sementara sektor yang memiliki kontribusi terendah masih sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 0,29 persen.

Dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009, pada triwulan I tahun 2010 terjadi pergeseran peran di beberapa sektor ekonomi. Beberapa sektor yang kontribusinya mengalami kenaikan, yaitu sektor bangunan (0,67 persen), sektor jasa-jasa (0,56 persen), sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,36 persen), serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (0,11 persen).

Sementara lima sektor lainnya mengalami penurunan kontribusi. Kontribusi sektor industri pengolahan menurun 0,76 persen, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan menurun 0,74 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi menurun 0,13 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian menurun kontribusinya sebesar 0,04 persen.

Tabel 4

Struktur PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas) Triwulan I 2009 - 2010 dan Januari – Maret 2009 -2010

(Persen)

pangan Usaha Trw I 2009 Trw I 2010 Jan-Mar 2009 Jan-Mar 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan 33,38 32,64 33,38 32,64

2. Pertambangan dan Penggalian 2,38 2,34 2,38 2,34 3. Industri Pengolahan 29,11 28,35 29,11 28,35

4. Listrik,Gas dan Air Bersih 0,32 0,29 0,32 0,29 5. Bangunan 7,81 8,48 7,81 8,48 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 14,36 14,72 14,36 14,72 7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,32 3,19 3,32 3,19 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 3,75 3,86 3,75 3,86 9. Jasa - Jasa 5,57 6,13 5,57 6,13

PDRB

(7)

; Pertumbuhan Ekonomi Riau, dengan migas, pada triwulan I tahun 2010 mengalami kontraksi 1,19 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2009 (q-to-q). Kontraksi pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar – 16,01 persen. Sedangkan sumber pertumbuhan berasal dari pembentukan modal tetap bruto sebesar 0,28 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,19 persen, sementara sumber pertumbuhan dari komponen impor sebesar 3,45 persen. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2009), perekonomian Riau tumbuh 2,79 persen (y-on-y), dengan sumber pertumbuhan berasal dari impor 4,10 persen, pengeluaran

konsumsi rumah tangga sebesar 2,91 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,35 persen, dan ekspor

sebesar 1,68 persen. Sementara pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba menyumbang -0,01 persen terhadap pertumbuhan.

; Perekonomian Riau, tanpa migas, triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 2,27 persen terhadap triwulan IV tahun 2009 (q-to-q). Kontraksi pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran

konsumsi pemerintah –16,01 persen, ekspor sebesar 8,44 persen, dan impor –4,25 persen. Apabila

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2009) perekonomian Riau mengalami pertumbuhan sebesar 5,93 persen (y-on-y), dengan sumber pertumbuhan berasal dari impor sebesar 8,79 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 6,14 persen, pembentukan modal

tetap bruto 4,78 persen, serta ekspor 3,37 persen. Sementara pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 5,96 persen dan menyumbang 0,66 persen terhadap pertumbuhan.

; Struktur Ekonomi Riau, dengan migas, di triwulan I 2010 ditandai dengan sumbangan terbesar berasal dari

ekspor sebesar 48,04 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 31,20 persen, pembentukan modal tetap bruto 24,60 persen, sementara kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,11 persen. ; Struktur Ekonomi Riau, tanpa migas, pada triwulan I 2010 terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga

sebesar 53,41 persen, ekspor 36,76 persen, impor 25,83 persen, dan pembentukan modal tetap bruto 20,55 persen, sementara kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah 12,18 persen.

II.

Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Menurut Komponen Penggunaan

a.

Pertumbuhan Ekonomi Riau Triwulan I Tahun 2010

Penghitungan ekonomi dengan pendekatan yang berbeda, baik dari sisi penyediaan/sektoral (supply side) maupun sisi permintaan (demand side) akan sama pada suatu level perekonomian, sehingga angka PDRB dan laju pertumbuhannya dari kedua sisi pendekatan tersebut akan sama. Sejalan dengan itu, perkembangan ekonomi Riau pada Triwulan I 2010, baik dari pendekatan permintaan/pengeluaran/penggunaan maupun pendekatan penyediaan/produksi/sektoral adalah sama. Laju pertumbuhan ekonomi dengan migas dan tanpa migas di triwulan ini dibanding triwulan yang

sama pada tahun sebelumnya (y-on-y), masing-masing sebesar 2,79 persen dan 5,93 persen. Pada

dasarnya, angka kumulatif Januari-Maret adalah sama dengan angka triwulan pertama y-on-y.

Perbandingan triwulanan q-to-q, pertumbuhan ekonomi dengan migas Riau pada triwulan I tahun

2010 mengalami kontraksi 1,19 persen, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor sebesar 12,54 persen, sementara pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada ekspor mengalami kontraksi sebesar 0,31 persen. Sumber pertumbuhan berasal dari impor sebesar 3,45 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 0,28 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,19 persen sementara pengeluaran konsumsi pemerintah -1,03 persen dan ekspor sebesar -0,18 persen.

(8)

Laju pertumbuhan ekonomi dengan migas y-on-y sebesar 2,79 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi dengan migas menurut komponen penggunaan tersaji pada Tabel 5. Komponen impor tumbuh 14,57 persen sementara ekspor tumbuh 2,93 persen. Komponen pembentukan modal tetap bruto dan pengeluaran konsumsi rumah tangga, masing-masing tumbuh sebesar 8,91 persen dan 8,29 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut bersumber dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,91 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,35 persen, ekspor 1,68 persen, sementara impor 4,10

persen.

Tabel 5

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Dengan Migas) Triwulan I 2010 dan Januari– Maret 2010

(Persen)

Komponen Penggunaan Trw I 2010 Thd Trw I 2009 (y on y) Sumber Pertumbuhan (y on y) Trw I 2010 thd Trw IV 2009 (q to q) Sumber Pertumbuhan (q to q) Jan-Mar 2010 thd Jan-Mar 2009 (c to c) Sumber Pertumbuhan (c to c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengel. Konsumsi Rumah

Tangga 8,29 2,91 0,53 0,19 8,29 2,91 2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta

Nirlaba -4,95 -0,01 1,81 0,00 -4,95 -0,01 3. Pengel. Konsumsi Pemerintah 5,96 0,32 -16,01 -1,03 5,96 0,32 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,91 2,35 1,01 0,28 8,91 2,35

5. Perubahan Stok - -0,36 - 3,,00 - -0,36 6. Ekspor 2,93 1,68 -0,31 -0,18 2,93 1,68

7. Impor 14,57 4,10 12,54 3,45 14,57 4,10

PDRB 2,79 2,79 -1,19 -1,19 2,79 2,79

Laju pertumbuhan ekonomi q-to-q Riau tanpa migas mengalami kontraksi sebesar 2,27 persen.

Sementara pertumbuhan ekonomi tanpa migas menurut komponen penggunaan ditunjukkan pada Tabel 6. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 1,81 persen, pembentukan modal tetap bruto 1,42 persen. Sedangkan komponen penggunaan yang mengalami kontraksi yakni pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar -16,01 persen, ekspor sebesar -8,44 persen dan impor -4,25 persen. Sumber pertumbuhan berasal dari pembentukan modal tetap bruto sebesar 0,39 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 0,38 persen, sementara pengeluaran konsumsi pemerintah -2,08 persen, ekspor -4,02 persen, dan impor -2,66 persen.

Perbandingan y-on-y, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada komponen pembentukan modal tetap

bruto sebesar 18,91 dan menyumbang 4,78 persen terhadap pertumbuhan. Pengeluaran konsumsi

rumah tangga yang tumbuh sebesar 8,29 persen telah menjadi sumber pertumbuhan sebesar 6,14 persen. Komponen ekspor tumbuh sebesar 7,66 persen sementara impor tumbuh 15,65 persen, kedua komponen ini menjadi sumber pertumbuhan masing-masing sebesar 3,37 persen dan 8,79 persen.

(9)

Tabel 6

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Tanpa Migas) Triwulan I 2010 dan Januari – Maret 2010

(Persen) Komponen Penggunaan Trw I 2010 Thd Trw I 2009 (y on y) Sumber Pertumbuhan (y on y) Trw I 2010 thd Trw IV 2009 (q to q) Sumber Pertumbuhan (q to q) Jan-Mar 2010 thd Jan-Mar 2009 (c to c) Sumber Pertumbuhan (c to c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengel. Konsumsi Rumah Tangga 8,29 6,14 0,53 0,38 8,29 6,14 2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta Nirlaba -4,95 -0,03 1,81 0,01 -4,95 -0,03 3. Pengel. Konsumsi Pemerintah 5,96 0,66 -16,01 -2,08 5,96 0,67 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,91 4,78 1,42 0,39 18,91 4,78 5. Perubahan Stok - -0,20 - 0,39 - -0,02 6. Ekspor 7,66 3,37 -8,44 -4,02 7,66 3,37 7. Impor 15,65 8,79 -4,25 -2,66 15,65 8,79

PDRB 5,93 5,93 -2,27 -2,27 5,93 5,93

b. Struktur PDRB dengan Migas Menurut Penggunaan Triwulan I Tahun 2010

Struktur ekonomi Riau dengan migas menurut komponen penggunaan disajikan pada Tabel 7. Kontribusi PDRB menurut komponen penggunaan pada triwulan I tahun 2010 didominasi oleh tiga komponen yaitu ekspor sebesar 48,04 persen, konsumsi rumah tangga sebesar 31,20 persen dan

PMTB sebesar 24,60 persen. Ketiga komponen penggunaan ini menjadi lembaga utama (leading

institution) dalam aktifitas perekonomian Riau. Sementara komponen pengeluaran konsumsi pemerintah memiliki kontribusi sebesar 7,11 persen.

Tabel 7

Struktur PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Dengan Migas) Triwulan I 2009 - 2010 dan Januari – Maret 2009 - 2010

(Persen)

Komponen Penggunaan Trw I 2009 Trw I 2010 Jan-Mar 2009 Jan-Mar 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengel. Konsumsi Rumah Tangga 27,91 31,20 27,91 31,20 2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta Nirlaba 0,28 0,27 0,28 0,27 3. Pengel. Konsumsi Pemerintah 6,30 7,11 6,30 7,11 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 21,96 24,60 21,96 24,60 5. Perubahan Stok 3,22 4,16 3,22 4,16 6. Ekspor 54,71 48,04 54,71 48,04 7. Impor 14,38 15,38 14,38 15,38 PDRB Nilai PDRB (Rp Milyar) 100,00 75.444,3 100,00 83.223,1 100,00 75.444,3 100,00 83.223,1

(10)

Bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan kontribusi sebesar 3,29 persen yaitu dari 27,91 persen menjadi 31,20 persen. Kontribusi PMTB meningkat 2,64 persen dari 21,96 persen menjadi 24,60 persen. Sementara kontribusi komponen ekspor berkurang 6,67 persen dari 54,71 persen menjadi 48,04 persen.

c. Struktur PDRB tanpa Migas Menurut Penggunaan Triwulan I Tahun 2010

Struktur ekonomi Riau tanpa migas menurut komponen penggunaan disajikan pada tabel berikut. Dari tabel tersebut terlihat bahwa konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar dalam perekonomian Riau, bahkan porsinya cenderung naik dari sekitar 52,55 persen pada triwulan I 2009 menjadi 53,41 persen pada triwulan I 2010, seperti tampak pada Tabel 8. Sementara, komponen penggunaan ekspor dan pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba mengalami penurunan

kontribusi di triwulan I 2010 dibanding triwulan I 2009.

Tabel 8

Struktur PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Tanpa Migas) Triwulan I 2009 - 2010 dan Januari – Maret 2009 - 2010

(Persen)

Komponen Penggunaan Trw I 2009 Trw I 2010 Jan-Mar 2009 Jan-Mar 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengel. Konsumsi Rumah Tangga 52,55 53,41 52,55 53,41 2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta Nirlaba 0,52 0,46 0,52 0,46 3. Pengel. Konsumsi Pemerintah 11,87 12,18 11,87 12,18 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 20,07 20,55 20,07 20,55 5. Perubahan Stok 2,19 2,47 2,19 2,47 6. Ekspor 38,24 36,76 38,24 36,76 7. Impor 25,44 25,83 25,44 25,83 PDRB Nilai PDRB (Rp Milyar) 100,00 40.068,3 100,00 48.617,5 100,00 40.068,3 100,00 48.617,5

Leading institution perekonomian Riau, baik pada triwulan I tahun 2009 maupun triwulan I tahun 2010 masih bertumpu kepada komponen yang sama, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, ekspor dan impor. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan kontribusi sebesar 0,86 persen yaitu dari 52,55 persen menjadi 53,41 persen. Kontribusi PMTB meningkat 0,48 persen dari 20,07 persen menjadi 20,55 persen. Sementara kontribusi komponen ekspor berkurang 1,48 persen dari 38,24 persen menjadi 36,76 persen.

Referensi

Dokumen terkait

b) menyadari bahwa Proposal ini akan digunakan sebagai dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis yang akan diterbitkan, oleh karenanya Tertanggung

Faktor yang akan diuji apakah berpengaruh secara signifikan terhadap nilai Debit Air dengan ANOVA dua arah adalah Diameter Pipa ( A ), Letak Katup Dasar ( B ), Volume

Dengan memanfaatkan fasilitas bawaan seperti ini maupun program yang dirancang khusus untuk overclock kartu grafis, Anda dapat menaikkan nilai clock dari core maupun memori

Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk tesis saya yang berjudul Hubungan Ekspresi Biofilm Bakteri dengan Kultur Bakteri dan Analisis Uji Kepekaan

Alat ini bekerja dengan baik dengan mengenali E-KTP yang telah terkonfigurasi dalam database, sehingga secara otomatis kunci sepeda motor akan hidup (ON) dan motor dapat

Fitur ciri kemudian diuji untuk proses klasifikasi menggunakan Jaringan Saraf Tiruan metode Learning Vector Quantization (LVQ). LVQ mengklasifikasikan vektor uji

Secara umum masyarakat di Desa Sirnaresmi yang terdiri atas Kasepuhan masyarakat adat telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara konsisten

Gambar 2 menunjukkan nilai stabilitas yang dihasilkan dari Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) tanpa serat ijuk dengan umur curing 0 hari telah memenuhi syarat