i
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
DAN LATIHAN PADA KELUARGA NY.T DENGAN
DIABETES MELLITUS DI DESA KEMUKUS
KECAMATAN GOMBONG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif
Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
Yuliyanasari
A01301840
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
iv Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016
Yuliyanasari1, Rina Saraswati2, S. Kep, Ns, M. Kep
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN PADA KELUARGA NY.T DENGAN
DIABETES MELLITUS DI DESA KEMUKUS KECAMATAN GOMBONG
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) adalah penyakit seumur hidup dimana badan tidak bisa menggunakan insulin dengan baik, masalah yang dapat ditimbulkan akibat DM adalah ulkus kaki. Salah satu pencegahan komplikasi DM adalah melakukan senam kaki diabetik.
Tujuan Penulisan: Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan kebutuhan aktivitas dan latihan .
Asuhan Keperawatan: Hasil pengkajian didapatkan data TD :100/70mmHg, N: 80x/m RR: 21x/m S:36˚, tangan dan kaki sering kesemutan dan kaku diagnosa yang muncul gaya hidup kurang gerak, tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengkaji tentang latihan fisik dan pengalaman latihan sebelumnya, melakukan penyuluhan senam kaki diabetik, mendemonstrasikan gerakan senam, memotivasi klien melanjutkan program latihan, melakukan evaluasi tentang latihan yang dilakukan, memberikan pujian untuk klien setelah melakukan latihan. Evaluasi tindakan yaitu klien mengatakan mengerti tentang senam kaki, manfaat dan gerakan, klien tampak mengikuti senam dengan baik sehingga masalah gaya hidup kurang gerak teratasi.
Kesimpulan: Senam kaki diabetik dapat memberikan peningkatan aktivitas dan latihan pada pasien DM.
v Diploma III Of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong Nursing Care Report, August 2016
Yuliyanasari1, Rina Saraswati2, S. Kep, Ns, M. Kep
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING ACTIVITY AND EXERCISE NEED TO THE FAMILY OF Mrs. T WITH DIABETES MELLITUS, IN
KEMUKUSVILLAGE, GOMBONGDISTRICT
Background: Diabetes mellitus (DM) is a lifelong disease in which the body can not use insulin properly. Foot ulcersis a problem caused by DM. Diabetic foot gymnasticis one of the preventions of DM complications.
Objective: To describe nursing care of fulfilling activity and exercise need to the family of Mrs. T with DM, in Kemukus Village, Gombong District.
Nursing care: The results of the assessment data obtained blood pressure (BP): 100/70 mmHg, pulse: 80 bpm, respiration rate (RR): 21tpm, temperature: 36˚C, numband stiffhands and feet. Nursing diagnosis was sedentary lifestyle. Interventions and implementations were examining physical exercise and the experience of the previous exercise, giving gymnastics counseling diabetic foot, demonstrating gymnastic movements, motivating client to continue the exercise program, an evaluating the exercise performed, giving reinforcement to the client after exercise. The evaluation showed that the client understood about legs’gymnastics, the benefits and its movement. The client followed exercisevery well therefore the sedentary lifestyle problem has been resolved.
Conclusion: Diabetic foot gymnastics may provide increased activity and exercise of DM client.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan Pada Keluarga Ny.T Dengan Diabetes Mellitus Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan di STIKES Muhammadiyah Gombong.
Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada :
1. M. Madkhan Anis, S. Kep. Ns selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan keperawatan.
2. Sawiji, S. Kep. Ns, M. Sc selaku Ketua Prodi DIII keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah susah payah mendidik penulis.
3. Rina Saraswati, S. Kep, Ns, M. Kep selaku pembimbing langsung dalam penulisan karya tulis komprehensif yang telah banyak memberikan support dan bimbingan pada penulis.
4. Segenap karyawan Puskesmas Gombong II yang telah memberikan bimbingan langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Tim Penguji Komprehensif yang telah memberikan saran dan arahan. 6. Segenap dosen dan staf karyawan STIKES Muhammadiyah Gombong
yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan materi selama penulis menempuh pendidikan.
vii
rela bekerja keras serta membanting tulang untuk menyekolahkan ku sampai sejauh ini, keberhasilan dan perjuangan yang telah dicapai sampai saat ini tentu tidak lepas dari cinta, kasih sayang, dukungan dan do’a serta bimbingan dari mereka.
8. Adiku Akhmad Rokhibin yang selama ini telah memberikan dorongan dan semangat selama menempuh pendidikan serta membantu menghilangkan kejenuhan selama dirumah.
9. Teman yang paling dekat denganku Burhan yang selalu memberi semangat dan dorongan sehingga saya selalu semangat untuk menjalani hidup ini untuk meraih kesuksesan.
10. Sahabatku Tri Imroah Fatonah ,Dwi Iswanti , Yuyun Tity Wahyuni Siti Hardiyanti, yang telah membantu memberikan dorongan dan motivasi serta membantu penulis dalam pengumpulan materi dan menerjemahkanya.
11. Teman-teman seperjuangan (Yuyun, Dwi, Yusuf, Yudi, Sofi dan Karima) dan sahabatku yang telah memberikan saran dan bantuannya sehigga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga Alloh SWT selalu berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, amin
Gombong, 22 Juni 2016
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan .... 7
B.Senam Kaki Diabetik ... 9
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ... 12
B. Analisa Data ... 16
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ... 17
BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan ... 23
1. Gaya Hidup Kurang Gerak... 23
2. Hambatan Pemeliharaan Rumah ... 27
B. Pembahasan ... 31
C. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan... 32
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tingginya kemajuan ekonomi yang terus berkembang dan meningkat, merubah juga perilaku dan pola hidup yang dijalani masyarakat. Salah satu fenomena yang terjadi dengan kemajuan masyarakat adalah terjadinya penyakit diabetes mellitus (DM) (Ahira, 2011). Kebutuhan aktivitas dan latihan pada pasien DM sangat penting untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang khususnya penderita DM. Aktivitas dan latihan yang dapat dilakukan oleh pasien DM yaitu seperti senam pagi, lari-lari kecil, jalan sehat dll sesuai kemampuan yang dimiliki klien.
Kebutuhan aktivitas dan latihan adalah salah satu bentuk latihan fisik pada seseorang termasuk makan/minum, mandi, toileting, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan ambulasi untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (Aziz, 2006). Kategori tingkat kemampuan aktivitas dan latihan adalah sebagai berikut : tingkat 0 adalah mampu merawat sendiri secara penuh, tingkat 1 adalah memerlukan penggunaan alat, tingkat 2 adalah memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain, tingkat 3 adalah memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan perawatan, tingkat 4 adalah sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan (Aziz, 2006).
2
skala 5 adalah kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh (Tarwoto dan Martonah, 2007).
DM adalah penyakit seumur hidup dimana badan seseorang tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik (Johnson, 2013). Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urin) penderita DM banyak mengandung glukosa (Utama, 2010).
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah (IDF, 2013). Berdasarkan perolehan data IDF tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2012 sebesar (8,4%) dari populasi penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi 382 kasus pada tahun 2013. IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 40-59 tahun (IDF, 2013).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah penduduk Indonesia dengan prevalensi DM tipe II di daerah urban sebesar 14,7% dan daerah ural 7,2% dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penduduk dengan asumsi prevalensi DM tipe II mencapai 12 juta diabetesi. Sedangkan untuk di daerah Jawa Tengah pada tahun 2011, prevalensi penyakit DM tipe II mengalami peningkatan sebesar 9,7% dengan prevalensi tertinggi di kota Semarang (Depkes, 2015).
3
Prevalensi DM tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar (0,06%) lebih rendah dibanding tahun 2012 (0,09%). Prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Semarang sebesar (0,66%). Sedangkan prevalensi kasus DM tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan DM tipe II, mengalami penurunan dari (0,63%) menjadi (0,55%) pada tahun 2013. Prevalensi tertinggi adalah Kota Magelang sebesar (7,93%) (Dinkes Provinsi Jateng, 2013 ).
Angka kejadian DM di Kabupaten Kebumen pada tahun 2015 menempati urutan kedua setelah hiperetensi yaitu dengan prevalensi hipertensi (8.131 kasus), diabetes melitus (2.216 kasus ). Berbagai faktor resiko penyakit tidak menular antara lain adalah merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok, minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup, kegemukan, obat-obatan dan riwayat keluarga atau keturunan (Dinkes Kebumen, 2015).
Pencegahan perlu dilakukan oleh penderita supaya tidak terjadi komplikasi dan kematian. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh penderita DM dengan mengontrol kadar gula darah tetap stabil dan tidak melebihi batas normal (Sugiarto, 2010). Pengontrolan gula darah merupakan cara yang paling efektif dilakukan oleh penderita DM karena penyakit DM tidak akan pernah sembuh dari penyakitnya. DM merupakan penyakit yang dibawa seumur hidup dan kadar gula darah dapat terkontrol tergantung pada penderita itu sendiri (Tandra, 2007).
Pencegahan yang efektif untuk menghindari terjadinya komplikasi pada DM menurut Johnson (2013) adalah kendalikan tekanan darah dalam batas normal (tekanan darah harus lebih rendah dari 140/90), hindari merokok, kendalikan berat badan, hindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi, harus lebih banyak makan buah-buahan dan sayuran dan kurangi makanan yang sudah diproses halus, kendalikan kadar gula darah dengan cermat, olahraga secara teratur sedikitnya setengah jam perhari.
4
akibat penyakit DM ada 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut merupakan komplikasi yang muncul secara mendadak. Keadaan ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani dan komplikasi akut masih menjadi masalah utama karena angka kematiannya masih tinggi. Komplikasi kronik merupakan komplikasi yang muncul secara bertahap dapat berupa komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung koroner, pembuluh darah otak, dan mikrovaskular seperti penyakit retinopati, nefropati, neuropati (Sukarmin dan Riyadi, 2008).
Penderita DM yang harus menjalani amputasi di Indonesia pada tahun 2003 jumlahnya sekitar 25% dari seluruh pasien yang dirawat karena kakinya bermasalah. Amputasi tidak perlu terjadi apabila penderita DM mempunyai pengetahuan dan cara yang baik untuk menjaga dan merawat kakinya secara rutin. Perawatan kaki yang baik dapat mencegah kejadian amputasi sekitar ½ sampai ¾ (Maulana, 2009).
Salah satu perawatan kaki yang dapat dilakukan oleh penderita DM adalah melakukan senam kaki diabetes secara rutin dan benar. Senam kaki diabetes dapat membantu sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Senam kaki diabetes juga digunakan sebagai latihan kaki. Latihan kaki juga dipercaya untuk mengelola pasien yang mengalami DM, pasien DM setelah latihan kaki merasa nyaman, mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf, mengontrol gula darah dan meningkatkan sirkulasi darah pada kaki (Taylor, 2010).
5
kejadian DM tipe 2 adalah variabel umur, riwayat DM, aktifitas fisik, Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, stress dan kadar kolesterol.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin menyusun masalah pada pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini diberi judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan Pada Keluarga Ny.T Dengan Diabetes Mellitus Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong”.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menjelaskan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan pada pasien DM Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong. 2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Mampu memaparkan hasil dari pengkajian pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
b. Mampu memaparkan hasil dari analisa data pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
c. Mampu memaparkan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
d. Mampu memaparkan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
f. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan. g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan dan tindakan yang telah
6
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Keilmuan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi kajian dan acuan serta bahan bacaan dalam studi literatur dalam konteks karya tulis ilmiah untuk mengatasi masalah DM.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi pasien dan keluarga
Dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan serta wawasan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya melakukan aktivitas dan latihan pada pasien DM.
b. Bagi Rumah sakit
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan terhadap pasien DM dengan melakukan aktivitas dan latihan.
c. Bagi institusi pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A. (2011). Pola Makan Sehat Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: EGC. Aziz, A. (2006). Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatn Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendikia. Asmadi. (2008). Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Prevalensi penyakit diabetes melitus di Provinsi Jawa Tengah.dalam http://www.depkes.go.id.
DINKES Jateng. (2013). Provil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah. Semarang.dalam www.dinkesjatengprov.go.id.
DINKES Kebumen. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. Kebumen. dalam www.kesehatan.kebuemnkab.go.id.
Dochterman, J. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth Edition. Mosby: An Affiliate Of Elsevier.
Hermand, T. (2015). Nanda Internasional Inc.Diagnosis Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Ilyas, E.I,. (2007). Olahraga bagi diabetesi. Jakarta: FKUI.
International Diabetes Federation. 2013. One Adult In Ten Will Have Diabetes By2030.http://www.idf.org/mediaevents/press-releases/2013/diabetes-atlas 8th-edition.diunduh pada 22 Juni 2016.
Irianto, DP. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Johnson, M. (2013). Diabetes: Terapi dan Pencegahannya. Bandung: Indonesia Publising House.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus Gangren Ulcer dan Infeksi (Mengenali Gejala Menanggulangi Mencegah Komplikasi). Jakarta: Pustaka Populer Obor. Intensitas Nyeri Neuropati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
RIKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan RI tahun. 2013.
Riyadi dan Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Eksokrin Dan Endokrin Pada Fangkreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ronnemaa, Hamalainen, Toikka & Liukkonen. (2007). Evaluation of The Impact of Podiatrist Care in the Primary Prevention of Foot Problem in Diabetic Subjects. Diabetic Care, Volume 20, Number 12. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
Santoso, M. (2006). Senam Diabetes Seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia. Setyowati. (2008). Asuhan Keperawat Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendik. Soegondo, S. (2007). Farmakologi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes
Mellitus Tipe 2. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam FKUI.
Soewondo, dkk., (2010). The Diabcare Asia 2008 Study – Outcomes on Control and Complications of type 2 Diabetic Patients in Indonesia. Vol. 19, No.4, November 2010. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
Sugiarto, E. (2010). Diabetes Mellitus: Memahami, Mencegah dan Merawat Penderita Penyakit Gula. Bantul: Kreasi Wacana.
Sumosardjuno. (2006). Manfaat Dan Macam Olahraga Bagi Penderita Diabetes Melitus. Bandung : Alfabeta.
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105. Diakses pada hari Sabtu 2 Juli 2016.
Supriyadi, Kusyati & Sulistyawati. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Kemampuan Merawat Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Management Keperawatan, Volume 1, No.1, Mei 2013; 39-47. Diakses pada hari Sabtu 2 Juli 2016.
Suryanto. (2008). Peran Olahraga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes Mellitus.Jakarta: FKUI.
Tandra, H. (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tarwoto & Martonah. (2007). Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Taylor, R. B. (2010). Managing Diabetes With Exercise 6 Tips for Nerve Pain. Retrieved Juny 22, 2016, fromhttp://www.webmd.com/diabetes/features/6-exercise-tips
Trisnawati & Setyorogo. (2013). Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan , 5(1): Januari 2013. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
Utama, Hendra. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FK UI.
WHO. (2010). Diabetes. Diakses tanggal 14 Juli 2016 pukul 14.15 WIB. Dari : http://www.who.int/facts/world/en/index5.html.
Wiramiharjo & Sutardjo. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KEPADA NY. T
DI DESA KEMUKUS GOMBONG
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN AKHIR PROGRAM
PRAKTEK TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun oleh :
Yuliyanasari
(A01301840)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.T
DI DESA KEMUKUS
TANGGAL 9-11 JUNI 2016
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Ny. T
2. Alamat dan telepon : Ds. Kemukus, Gombong HP: - 3. Pekerjaan kepala keluarga : Ibu Rumah Tangga
4. Pendidikan kepala keluarga : SD 5. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hub dengan KK Umur Pendidikan Keterangan
1 Ny.T P - 57 tahun SD Kurang sehat
2 Sdr.B L Anak kandung 32 tahun SD Sehat
6. Genogram :
Keluarga suami
lansia lansia Keluarga istri lansia lansia
liver
--- : Tinggal serumah
: Pasien
7. Tipe keluarga
Keluarga Ny. T adalah tipe keluarga single perent karena dalam keluarga terdiri dari orang tua dan anak akibat cerai mati. Ny. T mempunyai 3 orang anak , 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Sekarang klien hanya tinggal serumah dengan 1 anak laki-lakinya.
8. Suku bangsa
Asal suku bangsa Ny.T dan Sdr.B adalah jawa , budaya yang berhubungan dengan kesehatan bahwa 3 anak sudah cukup dan bisa mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga menjadi hidup lebih baik.
9. Agama
Islam,.jika sakit tindakan pertama yaitu membeli obat diwarung jika tidak sembuh baru ke Puskesmas atau Mantri dan keluarga Ny.T tidak percaya dengan dukun ataupun paranormal. 10.Status sosial ekonomi keluarga
a). Anggota keluarga yang mencari nafkah : penghasilan dari anak
b). Penghasilan : Rp 600.00/bulan
c). Harta benda yang dimiliki : Rumah, lemari,perabot rumah tangga,TV d). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Rp 600.000,- kurang untuk sebulan. 11.Aktivitas rekreasi keluarga
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. T termasuk dalam tahap perkembangan usia dewasakarena anak pertama sudah menikah dan sudah mempunyai dua anak. Tapi anaknya tidak tinggal serumah dan berada diluar kota. Tugas perkembangan : Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya, membantu orang tua /lansia yang sakit-sakitan dari suami/istri.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini Ny.T belum sepenuhnya memenuhi tugas perkembangannya karena anak Ny.T yang ke 3 belum menikah padahal umurnya sudah 32 tahun . Ny.T selalu mendukung anak ke 3 untuk menikah tetapi anaknya tidak mau karena takut tidak bisa menghidupi keluarganya kelak. Anak ke dan 2 sudah menikah dan mempunyai anak.
3. Riwayat keluarga inti
a. Riwayat keluarga saat ini :
Ny. T mempunyai masalah kesehatan yaitu penyakit DM sudah lama , klien merasa sering kesemutan dan kaku pada ujung tangan dan kaki. Klien juga mempunyai riwayat penyakit maagh karena klien sering merasa perih pada perut , klien menderita DM sejak 35 tahun yang lalu.Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular dan menurun . Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit DM dan hipertensi , TD = 100/70 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit katarak dimata sebelah kiri . BB =45 kg , TB =148 cm . Klien terlihat tidak bugar , mudah lelah, lesu,lemas , wajah tidak ceria dan terlihat jenuh.
b. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny.T sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit satu tahun yang lalu karena operasi katarak pada mata sebelah kanan dan dulu juga pernah di rawat dipuskesmas karena kedua kakinya bengkak. Klien juga mengalami sakit magh sejak 20 tahun yang lalu. Sdr. B selalu sehat dan jika sakit hanya sakit biasa sembuh dengan obat warung/ dibawa kepuskesmas.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Tipe rumah : Permanen
Kepemilikan : Pribadi
Jumlah dan ratio kamar : 2 kamar
Ventilasi jendela : ventilasi ada 5 tapi belum sempurna karena masih ditutup dengan plastik hanya pada sebagian jendela
Pemanfaatan ruangan : kurang penerangan
Septic tank : Ada dengan jarak kira –kira 5 m
Sumber air : Tidak punya sumber air dan masih menumpang dirumah tetangga
Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan WC, keadaan kamar mandi kurang bersih dan bau
Sampah : Pembuangan sampah pekarangan lalu dibakar
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga klien yang di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah pedesaan, jarak rumah satu dengan yang lain tidak terlalu dekat. Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan pengajian, yasinan sesuai dengan hari yang ditentukan oleh desa. Klien mengatakan walaupun tetangganya ramah tetapi klien selalu merasa kesepian karena hanya tinggal berdua dengan anakanya dan anaknya pun jarang pulang/dirumah . Jika sedang ada waktu luang klien hanya duduk/nonton TV dirumah.
3. Mobolitas geografis keluarga
Sejak menikah Ny. T dan almarhum suaminya tidak pernah pindah ke daerah lain hanya tinggal di Kemukus ,Gombong .Suaminya meninggal sejak 15 bulan yang lalu.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Klien hanya tinggal berdua dengan anak ke 3 karena anak pertama dan kedua sudah menikah dan pisah dengan Ny.T . Anak ke 1 dan 2 berkunjung hanya pada waktu lebaran/setahun sekali. Sedangkan dengan anak ke 3 nya Ny.T jarang berkomunikasi . Ny.T juga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitarnya . Pola perkumpulan keluarga kurang baik. Ny.T selalu ikut kegiatan lansia seperti ikut kegiatan posyandu lansia.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.T belum mempunyai fasilitas yang baik karena belum mempunyai sumber air sendiri dan masih menumpang pada tetangganya . Klien tidak mempunyai alat transportasi dan selalu jalan kaki jika ingin bepergian, klien mempunyai tempat tidur dan WC . Fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan rumah sakit dan jarak fasilitas kesehatan tidak teralalu jauh bisa dijangkau dengan sepeda /jalan kaki . Ny.T sering menggunakan puskesmas untuk fasilitas kesehatan . Klien juga mempunyai kartu jaminan kesehatan.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa jawa , klien susah dalam menggunakan bahasa indonesia , Pola komunikasi keluarga kurang baik , Klien juga mengalami sedikit gangguan pendengaran.
2. Struktur kekuatan keluarga
anaknya jika anaknya melakukan kesalahan tapi dalam memberi nasehat belum edukatif dan adaptif sehingga anaknya kurang paham dan mengerti.
3. Struktur peran Ny. T
Peran formal : Ny. T sebagai kepala keluarga, hanya menjadi anggota masyarakat. Peran informal : sebagai orang tua yang dihormati dan pengambil keputusan
Sdr.B
Peran formal : sebagai anak terakhir/ ke 3
Peran informal :sebagai anak bungsu dan mempunyai peran sebagai penghibur dan pelindung orang tuanya
4. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai dengan nilai agama islam dan norma masyarakat disekitarnya. Ny. T selalu mengajarkan hal yang baik kepada anak-anaknya dan nilai yang dianut tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif
Keluarga kurang rukun , orang tua dan anak kurang perhatian antara satu dengan yang lain dan kurang memiliki rasa kasih sayang ,cinta dan membutuhkan antar keluarga semuanya sibuk dengan dunianya sendiri.
2. Fungsi sosial
Kerukunan belum terjaga dengan baik masih saling bercekcok dalam saat berkomunikasi/pengambilan keputusan. Dalam keluarga komunikasi belum terbuka. Jika ada waktu luang keluarga hanya dirumah dan jarang berekreasi /berolahraga bersama . Ny.T juga kurang mengerti tentang rumah sehat , klien juga jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas karena tahunya hanya mencuci tangan biasa tidak tahu cara mencuci tangan yang baik dan benar.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan - Mengenal masalah kesehatan
penyakit DM. Klien sering minum air putih dan jika masak tidak pernah menggunakan penyedap rasa karena bahaya untuk kesehatan.
- Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Ny. T jika sakit ringan seperti batuk, pilek, demam hanya mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung atau apotik .Tetapi, jika penyakitnya tidak kunjung sembuh (>3 hari ) akan berobat ke Mantri atau Puskesmas. Ny.T selalu rutin periksa dipuskesmas setiap sebulan sekali.
- Merawat anggota keluarga yang sakit
Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami nyeri perut karena magh , klien sudah minum obat warung tetapi belum sembuh juga dan kemudian pergi kepuskesmas , klien juga membeli obat penurun gula diapotik karena ujung tangan dan kakinya sering kesemutan dan kaku. Klien juga sudah mengerti jika mengkonsumsi obat gula sehari sekali.
- Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Lingkungan rumah Ny.T ada tempat pembuangan sampah yaitu dipekarangan kemudian dibakar , kondisi lingkungan dan dalam rumah kurang rapi , kurang bersih dan tampak berantakan . Klien mengatakan jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan karena klien tidak tahu bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. - Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Fasilitas kesehatan yang ada yaitu puskesmas, rumah bidan serta mantri yang semuanya masih bisa di jangkau dengan jalan kaki dan jaraknya relatif dekat dengan rumah Ny.T. 4. Fungsi Reproduksi
Ny. T mempunyai 3 orang anak 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan dan yang sudah menikah 2 orang 1 orang belum menikah. Dahulu Ny. K menggunkan KB suntik setiap 3 bulan sekali tetapi sekarang tidak menggunakan KB karena suaminya sudah meninggal. 5. Fungsi Ekonomi
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Panjang : Ny. T ingin anaknya selalu mengingat dan mengunjunginya dan anknya selalu bahagia dengan rumah tangganya .Ny. T ingin anaknya mampu hidup mandiri secara penuh tanpa bergantung dengan orang tuanya
Pendek : Ny. T ingin anak-anaknya mampu belajar hidup sehat supaya tidak gampang sakit dan anak ke 3 nya cepat menikah .
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Ny. T belum dapat sepenuhnya beradaptasi dengan baik dengan perkembangan anaknya sekarang ini karena kurangnya kepedulian dan komunikasi, hal itu masih wajar dan masih bisa diperbaiki melalui pendekatan yang baik.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah apalagi menyangkut perkembangan anaknya dan kebutuhan hidup.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga belum sepenuhnya menggunakan pendekatan yang baik .Jika anaknya dalam perkembangan mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai harapan keluarga maka Ny.T harus melakukan pendekatan yang lebih edukatif dan adaptif.
G. Harapan Keluarga
H. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Pemeriksaan Ny. T Sdr.B
1. Kesadaran Compos Mentis Compos mentis
2. TTV : 5. Mata Fungsi penglihatan menurun,
mata kiri mengalami katarak, Konjungtiva an anemis, sclera non ikterik
Fungsi penglihatan baik , Konjungtiva an anemis, sclera non ikterik
7. Leher Pembesaran kelenjar tiroid (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-) 8. Telinga Bersih, bentuk simetris, fungsi
pendengaran menurun
Bersih, bentuk simetris, fungsi pendengaran baik
9. Mulut dan gigi Mukosa bibir lembab , gigi ada yang ompong dan berlubang
Mukosa bibir lembab , gigi utuh
10. Hidung Bentuk simetris,tidak ada sekret ,fungsi penciuman baik
Bentuk simetris, tidak ada sekret ,fungsi penciuman baik 11. Paru-paru Bentuk simetris, tidak ada
batuk ,bunyi vesikuler , tidak sesak nafas
Bentuk simetris, tidak ada batuk ,bunyi vesikuler , tidak sesak nafas
12. Jantung Inspeksi : kedua belah dada simetris
Tidak ada luka
Inspeksi : kedua belah dada simetris
Tidak ada luka
luka, ada nyeri tekan luka,tidak ada nyeri tekan 14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, CRT < 2
detik, kuku kurang bersih dan tidak panjang
Turgor kulit < 3 detik, CRT < 2 detik, kuku kurang bersih dan tidak panjang
15 Ekstremitas Kaki : akral hangat, tidak ada udema sering kaku dan kesemutan CRT<2 detik Tangan : akral hangat, tidak ada udema, jari kaku dan sering kesemutan
Kaki : akral hangat , udema (-), Tangan : akral hangat, tidak ada udema, CRT<2 detik
I. ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS :
- Ny. T mengatakan tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dan berolahraga sebulan sekali
- Ny. T mengatakan jika ada waktu luang hanya dirumah duduk dan nonton TV - Ny. T mengatakan jarang melakukan
rekreasi dan selalu merasa kesepian - Ny. T mengatakan tidak tahu apa
keuntungan berolahraga DO :
- Badan tidak bugar , mudah lelah,lesu,lemas ,wajah tidak ceria, terlihat jenuh.
- GDS tidak terukur
- Kaki dan tangan sering kesemutan dan kaku
2. DS :
- Klien mengatakan jarang menyapu rumahnya
- Klien mengatakan jarang merapikan rumahnya
- Klien mengatakan tidak mempunyai sumber air dan masih menumpang di tetangganya
- Klien mengatakan jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan - Klien mengatakan tidak tahu bagaimana
cara mencuci tangan yang baik dan benar DO:
- Ada jendela tetapi tidak ada
kacanya/jendela terbuka hanya ditutup plastik
- Rumah tampak kotor dan tidak terawat - Barang-barang dirumah tampak berantakan - Ruangan rumah mengalami bau yang tidak
sedap
- Kamar mandi dan WC terlihat kotor dan bau
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
J. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
PROBLEM : Gaya Hidup Kurang Gerak
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
Dengan Mudah
3. Potensi Masalah untuk dicegah
Tinggi
4. Menonjolnya masalah Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani
hidup sehat dan penkes Potensi masalah untuk dicegah tinggi dengan mengubah pola hidup sehat
Masalah tidak perlu segera ditangani tapi penting untuk diubah dan ditangani dalam hidup
JUMLAH = 2/3+2+1+1 = =42/3
Problem : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
5. Sifat Masalah Ancaman Kesehatan
6. Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan Mudah
7. Potensi Masalah untuk dicegah
Tinggi
8. Menonjolnya masalah Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani hidup sehat dan memelihara kesehatan rumah
Potensi masalah untuk dicegah rendah dengan mengubah pola hidup sehat
Masalah tidak perlu segera ditangani tapi penting untuk diubah dan ditangani dalam hidup
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
I. Gaya Hidup Kurang Gerak
II. Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan
L. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO TGL Diagnosa Keperawatan
TUJUAN EVALUASI RENCANA
H. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Implementasi Evaluasi Paraf
1. Gaya hidup
S : klien mengatakan mengerti tentang apa itu senam kaki, manfaat dan gerakan
O : klien tampak mengikuti senam gerakan senam dengan baik
A : masalah belum teratasi P : motivasi klien untuk latihan setiap hari yang baik dan benar
S : klien mengatakan sudah mengerti apa itu rumah sehat
LAMPIRAN :
1. PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 1
2. PRE PLANNING IMPLEMENTASI KE 1
3. PRE PLANNING IMPLEMENTASI KE 2
4. HASIL KEGIATAN EVALUASI
5. SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM KAKI
6. SATUAN ACARA PENYULUHAN RUMAH SEHAT
7. LEMBAR BALIK SENAM KAKI
8. LEMBAR BALIK RUMAH SEHAT
9. LEAFLET SENAM KAKI
10.LEAFLET RUMAH SEHAT
11.LEAFLET HAND HYIEGENE
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SEHAT
Disusun Oleh :
YULIYANASARI
A01301840
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Pokok Bahasan : Rumah Sehat
Sub Pokok Bahasan : Mengenal Masalah Rumah Sehat
Sasaran : Keluarga Ny.T
Waktu : Jam 15.00 – 15.30 WIB (1 x 30 menit) Pertemuan ke- : 3
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Juni 2016
Tempat : Rumah Ny. T Desa Kemukus , Gombong Pelaksana : Yuliyanasari
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga tanggal 9 Juni 2016 didapatkan data keluarga Ny.T rumah kurang sehat dengan hasil pencahayaan kurang, ada ventilasi tetapi selalu terbuka karena tidak ada kaca untuk menutup dan hanya ditutup dengan plasitik disebagian jendela saja, lingkungan rumah tampak kontor dan berantakan, Ny.T tidak memiliki sumber air sendiri dan masih menumpang di tetangganya. Kamar mandi dan WC tampak kurang bersih karena tidak sering dibersihkan, jarak septik tank dengan WC kurang dari 10 meter. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rumah keluarga Ny.T tidak sehat dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, menjadi sarang nyamuk dan menimbulkan suasana yang tidak nyaman.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Ny.T dapat mengenal masalah Rumah Sehat
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Tn.S mampu :
1. Menyebutkan kembali tentang pengertian Rumah sehat
2. Menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan rumah yang baik & sehat 3. Menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat
C. Pokok Materi
1. Pengertian rumah sehat
2. Lingkungan rumah yang baik & sehat 3. Manfaat rumah sehat
4. Dampak rumah tidak sehat 5. Upaya agar rumah menjadi sehat D. Sasaran Dan Target
Target ditujukan pada Ny. T
Sasaran ditujukan pada keluarga Ny. T dan warga desa Kemukus . E. Strategi Pelaksanaan
Hari dan tanggal Pelaksanaan
Waktu : Pukul 15.00 WIB s/d Selesai
c. Menjelaskan maksud dan tujuan d. Menanyakan kesediaan
e. Apersepsi
a. Menjawab salam b. Mendengarkan
c. Pasien ingat dengan kontrak d. Pasien mengerti maksud dan
tujuan
e. Pasien bersedia 15 menit Kerja :
a. Memulai penkes dengan membaca tasmiyah
b. Menjelaskan pengertian rumah sehat
c. Menjelaskan lingkungan rumah yang baik & sehat
d. Menjelaskan manfaat rumah sehat e. Menjelaskan dampak rumah tidak
sehat
f. Menjelaskan upaya agar rumah menjadi sehat
g. Memberi kesempatan bertanya h. Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan b. Mendengarkan
10 menit Terminasi :
a. Melakukan evaluasi b. Memberikan kesimpulan
c. Menutup penkes dengan membaca tahmid
d. Memberi salam penutup
A. Metode
Metode yang digunakan adalah : 1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab B. Media
1. Lembar balik 2. Leaflet F. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 1 hari sebelum penkes
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. Pasien siap diberi penkes
b. Pasien memperhatikan saat diberi penkes c. Media dapat digunakan secara aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien mampu menyebutkan kembali tentang pengertian rumah sehat
b. Pasien mampu menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan yang baik & sehat
c. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat
d. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak sehat
e. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah menjadi sehat G. Lampiran
RUMAH SEHAT
A. Pengertian
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan
Rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar. B. Lingkungan rumah yang baik dan sehat
1. Sampah-sampah ditempat tinggal dapat ditanggulangi dengan cara dibuang di tempat sampah(jauh dari lingkungan tempat tinggal)atau dengan menimbun atau dikelola dengan dibuat pupuk
2. Genangan air,air tidak boleh tergenang lebih dari seminggu karena dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk,masalah ini dapat diatasi dengan pembuatan parit2 atau selokan agar air dapat mengalir
3. Sumber air (sumur) perlu diperhatikan saat membuat sumur ,jarak minimal dari sumber air kotor(septic tank,sumur resapan,saluran air kotor yang tidak kedap air)adalah 7 meter agar sumur tidak tercemar
4. Tanaman disekitar rumah,pepohonan yang rindang akan mengakibatkan lingkungan yang gelap dan lembab,diusahakan agar sinar matahari pagi dapat menyinari rumah tanpa terhalang oleh pepohonan
5. Kandang hewan (biasanya untuk rumah dipedsaan)letaknya diusahakan agar letaknya tidak dekat dengan rumah terutama pembuangan kotoran,dapat dibuatkan tempat-tempat tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang
C. Manfaat rumah sehat
1. Memberikan rasa nyaman bagi penghuninya 2. Melindungi dari cuaca baik atau buruk
3. Menghindari dari penhyebaran penyakit menular 4. Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya 5. Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar D. Dampak rumah tidak sehat
1. Menimbulkan ruangan berbau 2. Timbul pemyakit
3. Kesehatan Individu menurun
E. Upaya agar rumah menjadi sehat
1. Mebuka jendela kamar setiap pagi dan siang
2. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari 3. Kamar mandi dijaga kebersihannya
DAFTAR PUSTAKA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SENAM KAKI DIABETIK
Disusun Oleh :
YULIYANASARI
A01301840
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Diagnosa Keperawatan : Perilaku kesehatan cenderung beresiko Pokok Bahasan : Senam Kaki Diabetik
Sub Pokok Bahasan : Melakukan senam kaki diabetik
Sasaran : Ny.T
Waktu : Jam 11.30 – 12.00 WIB (1 x 30 menit) Pertemuan ke- : 2
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Juni 2016
Tempat : Rumah Ny. T Desa Kemukus , Gombong Pelaksana : Yuliyanasari
A. Latar Belakang
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya (American Diabetes Assosiation, 2003). Dari sudut ilmu kesehatan,tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila dilakukan sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan pada umumnya.selain itu telah lama pula olah raga digunakan sebagai bagian pengobatan diabetes melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan bagi pengidap diabetes melitus (bagi orang normal juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama pada penderita usia lanjut adalah senam kaki. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga tanggal 9 Juni 2016 didapatkan data Ny.T terkena DM sejak 35 tahun yang lalu klien juga pernah masuk RS karena kedua kakinya bengkak . Ny.T juga jarang melakukan olahraga dan senam , klien senam hanya sebulan sekali . Klien juga tidak mengetahui apa itu senam kaki dan manfaat bagi bagi penderita diabetes.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan demonstrasi senam kaki selama 1 x 30 menit diharapkan Ny.T dapat memahami apa itu senam kaki diabetik.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Menyebutkan kembali apa itu senam kaki diabetik 2. Menyebutkan kembali apa itu manfaat senam kaki 3. Menyebutkan kembali gerakan senam kaki diabetik 4. Mendemonstrasikan kembali gerakan senam kaki diabetik C. Pokok Materi
1. Pengertian senam kaki 2. Manfaat senam kaki 3. Gerakan senam kaki D. Sasaran Dan Target
Target ditujukan pada Ny. T
Sasaran ditujukan pada keluarga Ny. T dan warga desa Kemukus . E. Strategi Pelaksanaan
Hari dan tanggal Pelaksanaan
Waktu : Pukul 11.30 WIB s/d Selesai
c. Menjelaskan maksud dan tujuan d. Menanyakan kesediaan
e. Apersepsi
a. Menjawab salam b. Mendengarkan
c. Pasien ingat dengan kontrak d. Pasien mengerti maksud dan
tujuan
e. Pasien bersedia 15 menit Kerja :
a. Memulai penkes dengan membaca tasmiyah
b. Menjelaskan pengertian senam kaki
c. Menjelaskan manfaat senam kaki d. Mendemonstrasikan senam kaki
diabetik
e. Memberi kesempatan bertanya f. Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan b. Mendengarkan c. Mempraktikan
10 menit Terminasi :
a. Melakukan evaluasi b. Memberikan kesimpulan c. Memberikan kesempatan klien
untuk mengulangi kembali gerakan senam yang disampaikan
d. Menutup penkes dengan membaca tahmid
e. Memberi salam penutup
A. Metode
Metode yang digunakan adalah : 1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab 3. Demonstrasi
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 1 hari sebelum penkes
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes 2. Evaluasi Proses
a. Pasien siap diberi penkes
b. Pasien memperhatikan saat diberi penkes c. Media dapat digunakan secara aktif 3. Evaluasi Hasil
a. Pasien mampu menyebutkan kembali tentang pengertian rumah sehat
b. Pasien mampu menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan yang baik & sehat
c. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat
d. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak sehat
e. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah menjadi sehat G. Lampiran
1. Materi tentang senam kaki 2. Lembar balik
SENAM KAKI DIABETIK
1. PENGERTIAN
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (probosuseno, 2007). Berdasarkan pengertiannya, senam adalah salah satu jenis olahraga aerobik yang menggunakan gerakan sebagian otot-otot tubuh, dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh (karim, 2002).
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno,2006)
2. MANFAAT
a. Memperbaiki sirkulasi darah b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
3. GERAKAN SENAM KAKI
a. Posisi kan pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai
c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki
lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10kali.
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
e. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan kembali
g. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung
jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki
ke depan dan ke belakang. Ulangi sebanyak 10 kali.
i. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara
dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara bergantian.
j. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobek kan kertas pada bagian kertas yang utuh.
Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
DAFTAR PUSTAKA
Noer, Sjaifoellah .1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.Jakarta:FKUI.
Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Ed.8.Jakarta:FKUI
YULIYANASARI
Memperbaiki sirkulasi darah Memperkuat otot-otot kecil
Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan
Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
Ulangi sebanyak 10 kali.
Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0
hin
Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola
itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
1) Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobek kan kertas pada bagian
kertas yang utuh.
Rumah sehat
Rumah sehat ????
Syarat rumah seha
t……….????
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Syarat rumah sehat
1.
Ruang rumah cukup luas tidak padat penghuni
2.
Kamar harus berjendela agar matahari dapat masuk ruangan.
3.
ventilasi
4.
Tidak terdapat jentik-jentik nyamuk.
5.
Ada jalan keluar untuk asap dapur.
6.
Hewan ternak harus di kandang dan terpisah dari rumah
.
MANFAAT RUMAH SEHAT
1.
Memberikan rasa nyaman bagi penghuninya
2. Melindungi dari cuaca baik atau buruk
3. Menghindari dari penhyebaran penyakit menular
4. Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya
DAMPAK RUMAH TIDAK SEHAT
1. Menimbulkan ruangan berbau
2. Timbul penyakit
3. Kesehatan Individu menurun
4. Tidak tercipta harmonis kondisi rumah
UPAYA AGAR RUMAH MENJADI SEHAT
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
UPAYA AGAR RUMAH MENJADI SEHAT
1. Mebuka jendela kamar setiap pagi dan siang
2. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari
3. Kamar mandi dijaga kebersihannya
4. Mendapat penerangan yang cukup
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
ATUR NUHUN
Selanjutnya……
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
e. . Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit
diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f.Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
Selanjutnya……
g. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. . Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan
posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang. Ulangi sebanyak 10 kali. i. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki
pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hin
j. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas
itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja : 1) Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan
kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-Selanjutnya……
kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobek kan kertas pada bagian kertas yang utuh. 4) Bungkus semuanya dengan kedua kaki
Rumah sehat
Oleh :
YULIYANASARI
A01301840
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2015
Rumah sehat ????
Rumah sehat adalah
rumah yang
memenuhi syarat
kesehatan.
Manfaat rumah sehat
Syarat rumah sehat
1.
Ruang rumah cukup luas tidak
padat penghuni
2.
Kamar harus berjendela agar
matahari dapat masuk ruangan.
3.
Tidak terdapat jentik-jentik
nyamuk.
4.
Ada jalan keluar untuk asap
dapur.
5.
Hewan ternak harus di kandang
dan terpisah dari rumah
6.
Ada septic tank dan spal (10
meter atau lebih dari sumber air)
7.
Tersedia air bersih.
UPAYA AGAR RUMAH MENJADI SEHAT
1.
Mebuka jendela kamar setiap pagi dan
siang
2. Membersihkan rumah dan halaman rumah
setiap hari
3. Kamar mandi dijaga kebersihannya
4. Mendapat penerangan yang cukup
Akibat rumah tidak sehat
a.
Menjadi sarang nyamuk
b.
Sumber penyakit
c.
Suasana tidak nyaman
a
1. Basahi kedua telapak tangan memakai air bersih/ air mengalir memakai sabun, lalu gosok kedua telapak tangan dengan lembut 2. Usap dan Gosok kedua
punggung tangan secara bergantian , jangan terburu-buru
3. Jangan lupa gosok juga jari-jari dan sela-selanya sampai bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan
mengatupkanya
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian 6. Letakkan ujung jari
ketelapak tangan kemudian gosok secara berlahan
7.Bersihkan kedua
PENGERTIAN
Cuci tangan adalah
menggosokkan kedua
tangan mengggunakan
sabun atau cairan
antiseptik lalu dibilas
menggunakan air
mengalir
Waktu Mencuci tangan
MANFAAT
1.
Supaya tangan
bersih
2.
Membebaskan
tangan dari
mikroorganisme
3.
Menghindari
masuknya kuman
ke dalam tubuh
4.
Mencegah
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 1 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T DI DESA KEMUKUS KECAMATAN GOMBONG
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2016 di Keluarga Ny.T Desa Kemukus Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Ny. T termasuk warga yang menderita diabetes melitus sejak 35 tahun yang lalu.klien juga mempunyai riwayat penyakit magh. Dahulu klien pernah dirawat di rumah sakit karena kedua kakinya bengkak dan pernah menjalani operasi katarak pada mata sebelah kanan. Rumah klien juga tampak kurang sehat untuk memenuhi syarat rumah sehat . Lingkungan rumah kurang bersih dan berantakan, klien juga jarang berolahraga dan tidak tahu apa keuntungan olahraga bagi kesehatan. Untuk itu keluarga Ny. T perlu dilakukan pengkajian baik dengan wawancara, observasi dan lain-lain supaya dapat memahami masalah yang ada.Tindakan pengkajian dilakukan minimal 1 hari atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan keluarga supaya data valid dan mendapat masalah apa yang terjadi di dalam keluarga tersebut, rencana yang akan dilakukan , tindakan yang akan dilakukan dan mengevaluasi proses keperawatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian selama 1x 8 jam diharapkan data terkaji dengan baik dan lengkap pada keluarga Ny. T
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 1x 8 jam diharapkan :
a. Perawat dapat mengumpulkan tentang data umum keluarga Ny. T
b. Perawat dapat mengumpulkan tentang data riwayat dan tahap perkembangan keluarga Ny. T
f. Perawat dapat mengumpulkan tentang data stress dan koping di keluarga Ny. T g. Perawat dapat mengumpulkan tentang data harapan keluarga Ny. T
h. Perawat dapat melakukan pemeriksaan fisik semua anggota keluarga Ny. T C. METODE PELAKSANAAN
a. Diskusi b. Tanya jawab
D. SASARAN DAN TARGET Keluarga : Ny. T
E. STRATEGI PELAKSANAAN Hari / tanggal : Kamis, 9 Juni 2016 Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny.T F. MEDIA DAN ALAT
a. Kertas format pengkajian keluarga b. Pulpen
c. Alat kesehatan G. SETTING TEMPAT
Keterangan : A : Ny.T E : Perawat
A
H. SUSUNAN ACARA
- Orientasi/validasi perasaan keluarga saat ini - Validasi masalah keluarga saat ini
- Menyepakati tempat pertemuan saat ini
- Menyepakati kontrak waktu pertemuan saat ini 2. Kerja
( 45 menit)
Melakukan pengkajian keluarga :
a. Perawat melakukan wawancara tentang data umum keluarga Ny. T
b. Perawat melakukan wawancara tentang riwayat dan tahap perkembangan keluarga Ny. T
c. Perawat melakukan wawncara dan observasi tentang lingkungan di keluarga Ny.T
d. Perawat melakukan wawancara tentang struktur di keluarga Ny. T
e. Perawat melakukan wawancar tentang fungsi yang ada di keluarga Ny.T
f. Perawat melakukan wawancar tentang bagaiman keluarga menghadapi stress dan koping di keluarga Ny. T
g. Perawat melakukan wawancara tentang harapan keluarga Ny. T
h. Perawat melakukan pemeriksaan fisik pada semua keluarga Ny. T
3. Terminasi ( 30 )
- Menanyakan perasaan setelah dilakukan pengkjian - Menyimpulkan hasil pertemuan dan pengkajian yang
- Malakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya - Mengucapkan terima kasih
- Salam penutup
I. KRITERIA EVALUASI a. Evaluasi Struktural
Tersedianya pre planning
Telah melakukan kontrak waktu, tempat dan topic dengan keluarga 1 hari sebelum kunjungan rumah
Seting tempat sesuai dengan mencakup persiapan keluarga, persiapan tempat, media dan mahasiswa
Penerimaan keluarga baik, terhadap perawat b. Evaluasi Proses
Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang telah disepakati
Keluarga antusias dalam mengikuti wawancara tersebut
Mahasiswa menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti
Keluarga member jawaban sesuai yang diminta dengan jelas
Diskusi berlangsung lancar c. Evaluasi Hasil
Keluarga berbicara dengan jelas dan jujur
Keluarga menunjukan sikap positif saat pengkjian
Keluarga mampu memahami apa yang ditanyakan perawat
PRE PLANNING IMPLEMENTASI KE-1
MENDEMONSTRASIKAN SENAM KAKI DIABETIK PADA NY.T
A. LATAR BELAKANG
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu dari penyakit degeneratif tersebut. Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup. Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga tanggal 9 Juni 2016 didapatkan data Ny.T terkena DM sejak 35 tahun yang lalu klien juga pernah masuk RS karena kedua kakinya bengkak . Ny.T juga jarang melakukan olahraga dan senam , klien senam hanya sebulan sekali . Klien juga tidak mengetahui apa itu senam kaki dan manfaat bagi bagi penderita diabetes.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan demonstrasi senam kaki selama 1 x 30 menit diharapkan Ny.T dapat memahami apa itu senam kaki diabetik.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Ny.T mampu :
C. METODE PELAKSANAAN
Metoda yang digunakan adalah : 1. ceramah
2. diskusi / tanya jawab
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga Ny.T Target : Ny.T
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Jumat, 10Juni 2016
Waktu : 11.30 WIB
- Mengulangi kontrak yang akan disepakati - Menjelaskan tujuan
2. Interaksi ( 20 menit )
Kerja :
- Memulai penkes dengan membaca tasmiyah - Menjelaskan pengertian senam kaki
- Menjelaskan manfaat senam kaki
- Mendemonstrasikan senam kaki diabetik - Memberi kesempatan bertanya
- Menjawab pertanyaan 3. Terminasi
( 5 menit )
- Memberi pujian dan mengucapkan terima kasih - Menyimpulkan hasil pertemuan
- Mengulang kontrak untuk pertemuan berikutnya - Salam penutup
F. MEDIA DAN ALAT
G. SETTING TEMPAT
Keterangan : A : Ny.T D : Perawat
H. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS
1. Perawat
a. Membuat kontrak ulang pertemuan b. Menjelaskan materi pendidikan kesehatan c. Melakukan evaluasi
1. Ny .T
a. Mendengarkan penjelasan dari perawat b. Menanyakan hal-hal yang belum jelas c. Membuat kontrak bersama perawat I. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktural
- Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.30 WIB
- Tempat ruang tamu keluarga Ny.T
- Penerimaan keluarga baik, terhadap perawat b. Evaluasi Proses
- Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati - Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan - Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui - Diskusi berlangsung lancar