PENYUSUNAN MODEL SUMBER EMISI GAS RUMAH KACA
PENYUSUNAN MODEL SUMBER EMISI GAS RUMAH KACA
SEBAGAI ASPEK SUMBER DAYA UDARA
SEBAGAI ASPEK SUMBER DAYA UDARA
SEBAGAI ASPEK SUMBER DAYA UDARA
SEBAGAI ASPEK SUMBER DAYA UDARA
DALAM PENATAAN RUANG, DI KOTA SURABAYA
DALAM PENATAAN RUANG, DI KOTA SURABAYA
Surya Hadi Kusuma Surya Hadi Kusuma
3308 201 203 3308 201 203
Program Studi Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan Program Studi Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
ITS Surabaya ITS Surabaya
Desember 2011 Desember 2011
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
UU No. 26 Tahun 2007, tata guna air, tanah, udara dan sumber dayaUU No. 26 Tahun 2007, tata guna air, tanah, udara dan sumber daya
Latar Belakang
Latar Belakang
UU No. 26 Tahun 2007, tata guna air, tanah, udara dan sumber daya UU No. 26 Tahun 2007, tata guna air, tanah, udara dan sumber daya
alam lainnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan alam lainnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan ruang.
ruang.
Berbagai bentuk kerusakan dan bencana lingkungan seringkaliBerbagai bentuk kerusakan dan bencana lingkungan seringkali
Berbagai bentuk kerusakan dan bencana lingkungan seringkali Berbagai bentuk kerusakan dan bencana lingkungan seringkali
merupakan permasalahan lingkungan yang timbul akibat daya dukung merupakan permasalahan lingkungan yang timbul akibat daya dukung lingkungan hidup yang terlampaui
lingkungan hidup yang terlampaui Lingkungan udara telah mengalami Lingkungan udara telah mengalami banyak perubahan akibat pencemaran, salah satunya akibat
banyak perubahan akibat pencemaran, salah satunya akibat pembangunan yang tidak terkendali
pembangunan yang tidak terkendali salah satu upaya salah satu upaya
menyeimbangkan pemanfaatan SDA dan LH melalui penataan ruang. menyeimbangkan pemanfaatan SDA dan LH melalui penataan ruang.
Dampak pencemaran udara Dampak pencemaran udara pemanasan global (pemanasan global (global warmingglobal warming) ) suhu rata
suhu rata--rata global pada permukaan Bumi telah meningkat selama rata global pada permukaan Bumi telah meningkat selama seratus tahun terakhir akibat meningkatnya konsentrasi gas
seratus tahun terakhir akibat meningkatnya konsentrasi gas--gas rumahgas rumah seratus tahun terakhir, akibat meningkatnya konsentrasi gas
seratus tahun terakhir, akibat meningkatnya konsentrasi gas gas rumah gas rumah kaca (IPCC panel, 2007)
kaca (IPCC panel, 2007)
Lingkungan udara telah banyak dijadikan pertimbangan dalam penataan Lingkungan udara telah banyak dijadikan pertimbangan dalam penataan
di b k i t k t t b l k d l
di b k i t k t t b l k d l
ruang di banyak negara, mengingat ketentuan yang berlaku dalam ruang di banyak negara, mengingat ketentuan yang berlaku dalam
menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan nyaman bagi penduduk menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan nyaman bagi penduduk (Soedomo, 2001)
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
S i t i i b l di kk k b d d S i t i i b l di kk k b d dRumusan Masalah
Rumusan Masalah
Sampai saat ini, belum dimasukkannya aspek sumber daya udara Sampai saat ini, belum dimasukkannya aspek sumber daya udara sebagai bagian analisis keruangan dan arahan dalam penyusunan sebagai bagian analisis keruangan dan arahan dalam penyusunan perencanaan tata ruang di Indonesia, sehingga diperlukan suatu perencanaan tata ruang di Indonesia, sehingga diperlukan suatu
p g , gg p
p g , gg p
model yang tepat guna untuk dapat diterapkan dan disesuaikan model yang tepat guna untuk dapat diterapkan dan disesuaikan dengan kajian analisis tata ruang yang sudah ada (Permen PU dengan kajian analisis tata ruang yang sudah ada (Permen PU
Nomor 20/PRT/M/2007) yang berasal dari lingkungan udara (aspek Nomor 20/PRT/M/2007) yang berasal dari lingkungan udara (aspek Nomor 20/PRT/M/2007) yang berasal dari lingkungan udara (aspek Nomor 20/PRT/M/2007) yang berasal dari lingkungan udara (aspek sumber daya udara).
sumber daya udara).
Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah yang dikaji dalam Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah yang dikaji dalam Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah yang dikaji dalam Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah merumuskan dan membuat pemodelan aspek penelitian ini adalah merumuskan dan membuat pemodelan aspek sumber daya udara untuk penataan ruang di Indonesia, dari salah sumber daya udara untuk penataan ruang di Indonesia, dari salah
t b d it b i i
t b d it b i i
satu sumber pencemar udara, yaitu sumber pencemar emisi gas satu sumber pencemar udara, yaitu sumber pencemar emisi gas rumah kaca.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan
Membuat pemodelan spasial persebaran emisi gas rumah kaca Membuat pemodelan spasial persebaran emisi gas rumah kaca (GRK) di Kota Surabaya
(GRK) di Kota Surabaya
Manfaat (Masyarakat / Badan Organisasi)
Manfaat (Masyarakat / Badan Organisasi)
Dengan tercapainya penataan ruang yang berkelanjutanDengan tercapainya penataan ruang yang berkelanjutan
Dengan tercapainya penataan ruang yang berkelanjutan, Dengan tercapainya penataan ruang yang berkelanjutan,
diharapkan angka kesehatan dan tingkat kenyamanan penduduk diharapkan angka kesehatan dan tingkat kenyamanan penduduk perkotaan Surabaya mengalami peningkatan.
perkotaan Surabaya mengalami peningkatan.
Melalui eMelalui emission tradingmission trading (Protokol Kyoto), setiap penduduk dan (Protokol Kyoto), setiap penduduk dan badan organisasi bisa ikut berperan serta dalam pengurangan badan organisasi bisa ikut berperan serta dalam pengurangan emisi GRK dan imbalannya akan memperoleh keuntungan
emisi GRK dan imbalannya akan memperoleh keuntungan emisi GRK, dan imbalannya akan memperoleh keuntungan emisi GRK, dan imbalannya akan memperoleh keuntungan
finansial. Satu proyek ramah lingkungan bisa menggunakan dana finansial. Satu proyek ramah lingkungan bisa menggunakan dana CDM sebesar US$ 50 juta. Kini kredit karbon diperdagangkan
CDM sebesar US$ 50 juta. Kini kredit karbon diperdagangkan $
$
sekitar US$ 13 per satu ton karbondioksida. sekitar US$ 13 per satu ton karbondioksida.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Manfaat (Akademisi dan Pemerintah)
Manfaat (Akademisi dan Pemerintah)
M b t d l k lit d t k t t
M b t d l k lit d t k t t
Mampu membuat pemodelan kualitas udara suatu perkotaan atau Mampu membuat pemodelan kualitas udara suatu perkotaan atau wilayah dengan menggunakan sistem informasi geografis yang wilayah dengan menggunakan sistem informasi geografis yang terintegrasi.
terintegrasi.
Memberikan masukan dan arahan sebagai pedoman pemerintah dalam Memberikan masukan dan arahan sebagai pedoman pemerintah dalam penyusunan penataan ruang di Indonesia yang sesuai dengan ketentuan penyusunan penataan ruang di Indonesia yang sesuai dengan ketentuan dalam Undang
dalam Undang--Undang Nomor 26 Tahun 2007.Undang Nomor 26 Tahun 2007. dalam Undang
dalam Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007.Undang Nomor 26 Tahun 2007.
Pemerintah mampu melakukan pengendalian terhadap pencemaran Pemerintah mampu melakukan pengendalian terhadap pencemaran udara, termasuk mengurangi sumber emisi GRK, khususnya yang udara, termasuk mengurangi sumber emisi GRK, khususnya yang
b b d i K t S b
b b d i K t S b
bersumber dari Kota Surabaya. bersumber dari Kota Surabaya.
Melalui program Melalui program Clean Development MechanismClean Development Mechanism (CDM) dan (CDM) dan Emission Emission Trading
Tradinggg (Protokol Kyoto), pemerintah daerah dapat memperoleh (Protokol Kyoto), pemerintah daerah dapat memperoleh (( yy ) p) p pp pp keuntungan dari kegiatan program tersebut, salah satunya adalah keuntungan dari kegiatan program tersebut, salah satunya adalah
mempertahankan dan membuat ruang terbuka hijau berupa hutan kota. mempertahankan dan membuat ruang terbuka hijau berupa hutan kota.
Emission Trading
Emission Trading (Perdagangan emisi) adalah perdagangan emisi antar(Perdagangan emisi) adalah perdagangan emisi antar
Emission Trading
Emission Trading (Perdagangan emisi) adalah perdagangan emisi antar (Perdagangan emisi) adalah perdagangan emisi antar negara maju.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Gas Rumah Kaca berdasarkan Guidelines IPCC dan digunakan Gas Rumah Kaca berdasarkan Guidelines IPCC dan digunakan sebagai acuan pada Protokol Kyoto, terdiri dari 6 (enam) gas, yaitu: sebagai acuan pada Protokol Kyoto, terdiri dari 6 (enam) gas, yaitu:
Karbon dioksida (COKarbon dioksida (CO22))
M t (CH M t (CH ))
Metana (CHMetana (CH44))
Dinitrogen Oksida (NDinitrogen Oksida (N220)0)
Hydrofluorocarbon (HFC)Hydrofluorocarbon (HFC) Hydrofluorocarbon (HFC)Hydrofluorocarbon (HFC) Perfluorocarbon (PFC)Perfluorocarbon (PFC) Sulphurhexafluoride (SFSulphurhexafluoride (SF66)) Sulphurhexafluoride (SFSulphurhexafluoride (SF66))
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh hal
Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh hal--hal hal b ik t
b ik t berikut: berikut:
Energi Energi Kegiatan Transportasi dan Industri, serta penggunaan Kegiatan Transportasi dan Industri, serta penggunaan batu bara dan minyak bumi untuk pembangkit listrik
batu bara dan minyak bumi untuk pembangkit listrik batu bara dan minyak bumi untuk pembangkit listrik. batu bara dan minyak bumi untuk pembangkit listrik.
Kehutanan Kehutanan Pembalakan Hutan dan Pembakaran HutanPembalakan Hutan dan Pembakaran Hutan
Pertanian Pertanian Penggunaan Pupuk, Pembusukan sisa pertanian, Penggunaan Pupuk, Pembusukan sisa pertanian, gggg pp ,, pp ,, Pembakaran limbah pertanian,
Pembakaran limbah pertanian,
Peternakan Peternakan Kotoran hewan ternakKotoran hewan ternak
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Penghitungan emisi GRK menggunakan rumus dasar: Penghitungan emisi GRK menggunakan rumus dasar:
Emisi GRK = ∑ Ai x Efi Emisi GRK = ∑ Ai x Efi
Dimana : Dimana :
Emisi GRK = Emisi suatu gas rumah kaca (COEmisi GRK = Emisi suatu gas rumah kaca (CO22 CHCH44 NN22O dan lainnya)O dan lainnya)
Emisi GRK Emisi suatu gas rumah kaca (COEmisi GRK Emisi suatu gas rumah kaca (CO22, CH, CH44, N, N22O, dan lainnya) O, dan lainnya)
Ai = Konsumsi bahan jenis i atau jumlah produk i Ai = Konsumsi bahan jenis i atau jumlah produk i
EFi = Faktor Emisi dari bahan jenis i atau produk i EFi = Faktor Emisi dari bahan jenis i atau produk i
Faktor emisi ditentukan berdasarkan penelitian dan sangat spesifik Faktor emisi ditentukan berdasarkan penelitian dan sangat spesifik untuk setiap bahan atau produk Oleh karena belum ada faktor emisi untuk setiap bahan atau produk Oleh karena belum ada faktor emisi untuk setiap bahan atau produk. Oleh karena belum ada faktor emisi untuk setiap bahan atau produk. Oleh karena belum ada faktor emisi yang spesifik untuk Indonesia, maka digunakan faktor emisi yang yang spesifik untuk Indonesia, maka digunakan faktor emisi yang sudah ditentukan berdasarkan Pedoman Inventarisasi Gas Rumah sudah ditentukan berdasarkan Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca (
Kaca (guidlinesguidlines) IPCC tahun 2006.) IPCC tahun 2006.
Untuk perhitungan konsumsi energi spesifik kendaraan bermotor di Untuk perhitungan konsumsi energi spesifik kendaraan bermotor di Indonesia menggunakan sumber dari BPPT tahun 2009
Indonesia menggunakan sumber dari BPPT tahun 2009 Indonesia menggunakan sumber dari BPPT tahun 2009 Indonesia menggunakan sumber dari BPPT tahun 2009
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
RTRW KOTA SURABAYA TAHUN 2005
RTRW KOTA SURABAYA TAHUN 2005
Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan
Perubahan pemanfaatan lahan di Kota Surabaya diindikasikan dari Perubahan pemanfaatan lahan di Kota Surabaya diindikasikan dari adanya perubahan dari lahan pertanian tanah kosong dan jalur adanya perubahan dari lahan pertanian tanah kosong dan jalur
Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan
adanya perubahan dari lahan pertanian, tanah kosong, dan jalur adanya perubahan dari lahan pertanian, tanah kosong, dan jalur hijau menjadi kawasan hunian serta perdagangan dan jasa.
hijau menjadi kawasan hunian serta perdagangan dan jasa. Kota Surabaya menunjukan penggunaan lahan mengalami Kota Surabaya menunjukan penggunaan lahan mengalami yy jj pp gggg gg
perubahan untuk kawasan terbangun terutama untuk permukiman, perubahan untuk kawasan terbangun terutama untuk permukiman, perdagangan dan industri. Lahan tak terbangun yang mengalami perdagangan dan industri. Lahan tak terbangun yang mengalami peningkatan berupa tanah kosong Sedangkan lahan tak terbangun peningkatan berupa tanah kosong Sedangkan lahan tak terbangun peningkatan berupa tanah kosong. Sedangkan lahan tak terbangun peningkatan berupa tanah kosong. Sedangkan lahan tak terbangun yang mengalami penyempitan berupa sawah, hal ini terjadi karena yang mengalami penyempitan berupa sawah, hal ini terjadi karena lahan tersebut telah beralih fungsi menjadi kawasan terbangun
lahan tersebut telah beralih fungsi menjadi kawasan terbangun seperti permukiman dan kegiatan komersial lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Pola pengembangan permukiman di Kota Surabaya mengarah pada Pola pengembangan permukiman di Kota Surabaya mengarah pada
Aspek Permukiman
Aspek Permukiman
Pola pengembangan permukiman di Kota Surabaya mengarah pada Pola pengembangan permukiman di Kota Surabaya mengarah pada kawasan pinggiran, seperti di kawasan barat, timur, dan selatan kota kawasan pinggiran, seperti di kawasan barat, timur, dan selatan kota dalam bentuk perumahan real estate. Sedangkan jenis permukiman dalam bentuk perumahan real estate. Sedangkan jenis permukiman--permukiman yang berada di tengah kota dalam bentuk perumahan permukiman yang berada di tengah kota dalam bentuk perumahan--perumahan formal non perkampungan, yang di beberapa lokasi perumahan formal non perkampungan, yang di beberapa lokasi penggunaannya berubah menjadi perdagangan yang sedang penggunaannya berubah menjadi perdagangan yang sedang penggunaannya berubah menjadi perdagangan yang sedang penggunaannya berubah menjadi perdagangan yang sedang menjadi trend di kota
menjadi trend di kota--kota besar.kota besar.
Kondisi perubahan fungsional bangunan seperti di atas telah Kondisi perubahan fungsional bangunan seperti di atas telah pp gg gg pp
menjamur di Kota Surabaya dan akan lebih bervariatif jika tidak ada menjamur di Kota Surabaya dan akan lebih bervariatif jika tidak ada upaya tindak lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu masalah utama dalam sistem jaringan jalan di Kota Salah satu masalah utama dalam sistem jaringan jalan di Kota
Transportasi
Transportasi
Salah satu masalah utama dalam sistem jaringan jalan di Kota Salah satu masalah utama dalam sistem jaringan jalan di Kota
Surabaya adalah bercampurbaurnya segala macam jenis kendaraan Surabaya adalah bercampurbaurnya segala macam jenis kendaraan (mobil, truk, sepeda motor, becak dan lain
(mobil, truk, sepeda motor, becak dan lain--lain) serta berbagai lain) serta berbagai macam aktifitas (parkir, pedagang kaki lima, pedestrian dan lain
macam aktifitas (parkir, pedagang kaki lima, pedestrian dan lain--lain) lain) semakin menambah beban dari sebagian besar jalan
semakin menambah beban dari sebagian besar jalan--jalan di Kota jalan di Kota Surabaya sehingga banyak jalan
Surabaya sehingga banyak jalan--5jalan yang ada termasuk jalan5jalan yang ada termasuk jalan--Surabaya, sehingga banyak jalan
Surabaya, sehingga banyak jalan--5jalan yang ada, termasuk jalan5jalan yang ada, termasuk jalan--jalan utama di pusat kota yang telah mencapai nilai kapasitasnya jalan utama di pusat kota yang telah mencapai nilai kapasitasnya (daya tampung).
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Kawasan industri yang ada di Surabaya saat ini ada di wilayah Kawasan industri yang ada di Surabaya saat ini ada di wilayah
Fasilitas Industri
Fasilitas Industri
Kawasan industri yang ada di Surabaya saat ini ada di wilayah Kawasan industri yang ada di Surabaya saat ini ada di wilayah
kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar (PT. SIER), di Kecamatan kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar (PT. SIER), di Kecamatan Benowo (kawasan industri Tambak Osowilangun), di Kecamatan Benowo (kawasan industri Tambak Osowilangun), di Kecamatan
Tandes (kawasan Margomulyo industri), di Kecamatan Krembangan Tandes (kawasan Margomulyo industri), di Kecamatan Krembangan (kawasan industri Krembangan), di Kecamatan Asemrowo dan
(kawasan industri Krembangan), di Kecamatan Asemrowo dan Sukomanunggal
Sukomanunggal Sukomanunggal. Sukomanunggal.
Kegiatan industri non
Kegiatan industri non--kawasan lokasinya saat ini tersebar di seluruh kawasan lokasinya saat ini tersebar di seluruh kecamatan di wilayah Kota Surabaya, yang terdiri dari industri kimia kecamatan di wilayah Kota Surabaya, yang terdiri dari industri kimia yy yy yy gg agro dan hasil hutan (IKAH) 1854 unit, industri logam mesin
agro dan hasil hutan (IKAH) 1854 unit, industri logam mesin
elektronika dan aneka sebanyak 1263 unit, industri non formal 7852 elektronika dan aneka sebanyak 1263 unit, industri non formal 7852 unit dan sentra industri sebanyak 1070 unit
unit dan sentra industri sebanyak 1070 unit unit dan sentra industri sebanyak 1070 unit. unit dan sentra industri sebanyak 1070 unit.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Perwujudan RTH di Kota Surabaya berupa taman taman bermain Perwujudan RTH di Kota Surabaya berupa taman taman bermain
Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Perwujudan RTH di Kota Surabaya berupa taman, taman bermain Perwujudan RTH di Kota Surabaya berupa taman, taman bermain anak, lapangan olahraga, makam. Dari segi pemanfaatannya, ruang anak, lapangan olahraga, makam. Dari segi pemanfaatannya, ruang terbuka hijau di Kota Surabaya selain sebagai penyejuk dan elemen terbuka hijau di Kota Surabaya selain sebagai penyejuk dan elemen estetika lingkungan juga sebagian dimanfaatkan untuk sarana
estetika lingkungan juga sebagian dimanfaatkan untuk sarana rekreasi dan olah raga baik pada skala lingkungan maupun kota. rekreasi dan olah raga baik pada skala lingkungan maupun kota.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Penanganan persampahan Kota Surabaya menjadi tanggung
Penanganan persampahan Kota Surabaya menjadi tanggung
Persampahan
Persampahan
Penanganan persampahan Kota Surabaya menjadi tanggung
Penanganan persampahan Kota Surabaya menjadi tanggung
jawab Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Pengelolaan sistem
jawab Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Pengelolaan sistem
persampahan untuk pengumpulan sampah dari rumah tangga
persampahan untuk pengumpulan sampah dari rumah tangga
persampahan untuk pengumpulan sampah dari rumah tangga
persampahan untuk pengumpulan sampah dari rumah tangga
atau dari sumbernya sampai LPS dikelola oleh masyarakat.
atau dari sumbernya sampai LPS dikelola oleh masyarakat.
Pengangkutan dari LPS menuju LPA menjadi tanggung jawab
Pengangkutan dari LPS menuju LPA menjadi tanggung jawab
pemerintah dalam hal ini Dinas Kebersihan Kota Surabaya.
pemerintah dalam hal ini Dinas Kebersihan Kota Surabaya.
Untuk pembuangan sampah akhir Kota Surabaya memiliki
Untuk pembuangan sampah akhir Kota Surabaya memiliki
l k
i di LPA B
Si t
l h
di
k
l k
i di LPA B
Si t
l h
di
k
lokasi di LPA Benowo. Sistem pengolahan yang direncanakan
lokasi di LPA Benowo. Sistem pengolahan yang direncanakan
berupa
berupa
Sanitary Landfill
Sanitary Landfill
, namun dalam pelaksanaannya sistem
, namun dalam pelaksanaannya sistem
ini tidak diterapkan dengan baik
ini tidak diterapkan dengan baik
ini tidak diterapkan dengan baik.
ini tidak diterapkan dengan baik.
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
D t P i D t P iPengumpulan Data
Pengumpulan Data
Data Primer : Data Primer :~ Nilai emisi dari kegiatan domestik (data perkecamatan) ~ Nilai emisi dari kegiatan domestik (data perkecamatan)
Nilai emisi dari kegiatan industri (kawasan industri margomulyo Nilai emisi dari kegiatan industri (kawasan industri margomulyo ~ Nilai emisi dari kegiatan industri (kawasan industri margomulyo, ~ Nilai emisi dari kegiatan industri (kawasan industri margomulyo, karangpilang, SIER Rungkut)
karangpilang, SIER Rungkut)
~ Lokasi dan luasan lahan gambut, sawah dan rawa (berdasarkan ~ Lokasi dan luasan lahan gambut, sawah dan rawa (berdasarkan Lokasi dan luasan lahan gambut, sawah dan rawa (berdasarkan Lokasi dan luasan lahan gambut, sawah dan rawa (berdasarkan penggunaan lahan RTRW Kota Surabaya tahun 2005
penggunaan lahan RTRW Kota Surabaya tahun 2005 hanya hanya terdapat sawah
terdapat sawah diupdate dengan citra Quickbird tahun 2010)diupdate dengan citra Quickbird tahun 2010) Data Sekunder :
Data Sekunder :
~ Jumlah kendaraan pada beberapa ruas jalan utama (Dinas ~ Jumlah kendaraan pada beberapa ruas jalan utama (Dinas pp pp jj (( Perhubungan Kota Surabaya tahun 2010)
Perhubungan Kota Surabaya tahun 2010) ~ Jumlah hewan ternak (
~ Jumlah hewan ternak (BPS, tahun 2010BPS, tahun 2010) ) data perkecamatandata perkecamatan ~ Jumlah sampah yang masuk TPA Benowo perhari tahun 2010 ~ Jumlah sampah yang masuk TPA Benowo perhari tahun 2010 (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya)
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
Alat
Alat
Media Komputerisasi menggunakan software arcGISMedia Komputerisasi menggunakan software arcGIS
Media Komputerisasi menggunakan software arcGISMedia Komputerisasi menggunakan software arcGIS
Peta Dasar (tematik) Peta Dasar (tematik) peta administrasi, jaringan jalan, kawasan peta administrasi, jaringan jalan, kawasan industri, lokasi TPA Benowo, kawasan pertanian (sawah) dalam industri, lokasi TPA Benowo, kawasan pertanian (sawah) dalam ,, ,, pp (( )) format *.shp (GIS)
format *.shp (GIS)
Tools Geostatistical Analyst dan Model Builder dalam software Tools Geostatistical Analyst dan Model Builder dalam software GIS GIS arcGIS arcGIS
Tahapan Analisa
Tahapan Analisa
1. Menentukan Kegiatan Sumber Emisi
1. Menentukan Kegiatan Sumber Emisi
Gas Rumah Kaca (
Gas Rumah Kaca (guidelinesguidelines IPCC) dan yang memiliki efek rumah IPCC) dan yang memiliki efek rumah kaca (menyelubungi permukaan bumi) :
kaca (menyelubungi permukaan bumi) :
COCO22 CHCH44 NN2200
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
2. Pemodelan Sumber Pencemar Emisi GRK
2. Pemodelan Sumber Pencemar Emisi GRK
M hit il i E i i d i b
M hit il i E i i d i b COCO CHCH dd NN OO
Menghitung nilai Emisi dari sumber Menghitung nilai Emisi dari sumber COCO22, CH, CH44 dan Ndan N22OO
Emisi GRK = ∑ Ai x EFi Emisi GRK = ∑ Ai x EFi
Input nilai emisi ke dalam sistem informasi geografis (arcGIS)Input nilai emisi ke dalam sistem informasi geografis (arcGIS)
Input nilai emisi ke dalam sistem informasi geografis (arcGIS)Input nilai emisi ke dalam sistem informasi geografis (arcGIS)
Pemodelan sumber pencemar emisi menggunakan analisis Pemodelan sumber pencemar emisi menggunakan analisis inverse distance weighting
inverse distance weighting (IDW)(IDW) inverse distance weighting
inverse distance weighting (IDW) (IDW) ~ Model (Peta) Sumber Emisi CO ~ Model (Peta) Sumber Emisi CO22
~ Model (Peta) Sumber Emisi CH ~ Model (Peta) Sumber Emisi CH(( )) 44
~ Model (Peta) Sumber Emisi N ~ Model (Peta) Sumber Emisi N22OO
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
3. Pemodelan Persebaran Emisi GRK
3. Pemodelan Persebaran Emisi GRK
Hasil pemodelan sumber pencemar gas rumah kaca (CO
Hasil pemodelan sumber pencemar gas rumah kaca (CO22, CH, CH44, ,
N
N22O) O) diubah dari nilai emisi menjadi nilai diubah dari nilai emisi menjadi nilai equal interval emisi equal interval emisi
5 klasifikasi : 5 klasifikasi : 5 klasifikasi : 5 klasifikasi :
Nilai ruang 1 Nilai ruang 1 kawasan dengan nilai emisi tinggi kawasan dengan nilai emisi tinggi
Nilai ruang 2Nilai ruang 2 kawasan dengan nilai emisi cukup tinggikawasan dengan nilai emisi cukup tinggi
Nilai ruang 2 Nilai ruang 2 kawasan dengan nilai emisi cukup tinggi kawasan dengan nilai emisi cukup tinggi
Nilai ruang 3 Nilai ruang 3 kawasan dengan nilai emisi sedangkawasan dengan nilai emisi sedang
Nilai ruang 4 Nilai ruang 4 gg kawasan dengan nilai emisi cukup rendahkawasan dengan nilai emisi cukup rendahgg pp
Nilai ruang 5 Nilai ruang 5 kawasan dengan nilai emisi rendahkawasan dengan nilai emisi rendah Hasil pemodelan pencemar gas rumah kaca (CO
Hasil pemodelan pencemar gas rumah kaca (CO22, CH, CH44, N, N22O) O)
Overlay menggunakan Model
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
Komposisi antrophogenic GRK terdiri dari :
dari :
~ 72% CO2, ~ 18% CH4, ~ 9% N2O,
~ dan 1% gas lainnya
(sumber: IPCC )
4. Arahan Aspek Sumber Daya Udara untuk Penataan
4. Arahan Aspek Sumber Daya Udara untuk Penataan
Ruang
Ruang
Kebijakan dalam Rencana Aksi NasionalKebijakan dalam Rencana Aksi Nasional--GRKGRK
Kebijakan dalam Rencana Aksi DaerahKebijakan dalam Rencana Aksi Daerah--GRKGRK
Di ik d k d l t di K t Di ik d k d l t di K t
Disesuaikan dengan aspek dalam penataan ruang di Kota Disesuaikan dengan aspek dalam penataan ruang di Kota Surabaya (RTRW Kota Surabaya tahun 2005)
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kawasan Industri Penelitian
Kawasan Industri Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kawasan Pertanian Penelitian
Kawasan Pertanian Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Sumber Pencemar GRK
Identifikasi Sumber Pencemar GRK
1 Karbondioksida (CO
1 Karbondioksida (CO ))
1. Karbondioksida (CO
1. Karbondioksida (CO
22))
Kegiatan transportasi (26 ruas jalan) Kegiatan transportasi (26 ruas jalan) penggunaan bahan penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor
bakar kendaraan bermotor bakar kendaraan bermotor bakar kendaraan bermotor
Kegiatan industri (3 kawasan industri) Kegiatan industri (3 kawasan industri) penggunaan bahan penggunaan bahan bakar dan jenis komoditi yang dihasilkan
bakar dan jenis komoditi yang dihasilkan
Kegiatan domestik (31 kecamatan) Kegiatan domestik (31 kecamatan) penggunaan bahan bakarpenggunaan bahan bakar
2. Metana (CH
2. Metana (CH
44))
2. Metana (CH
2. Metana (CH
44))
Kegiatan persampahan (TPA Benowo) Kegiatan persampahan (TPA Benowo) Sanitary landfillSanitary landfill Berdasarkan data yang diperoleh rata
Berdasarkan data yang diperoleh rata--rata volume sampahrata volume sampah Berdasarkan data yang diperoleh, rata
Berdasarkan data yang diperoleh, rata rata volume sampah rata volume sampah pada tahun 2010 sekitar 1.241
pada tahun 2010 sekitar 1.241 tonton// hari
hari. Dari kegiatan pemulungan . Dari kegiatan pemulungan
dan sapi
dan sapi--sapi di LPA, terjadi reduksi volume sampah sebesar sapi di LPA, terjadi reduksi volume sampah sebesar 25% ti h i I i b ti l ti b h
25% ti h i I i b ti l ti b h
25% setiap harinya. Ini berarti volume timbunan sampah yang 25% setiap harinya. Ini berarti volume timbunan sampah yang tertimbun menjadi 930,75
tertimbun menjadi 930,75 tonton// hari hari
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan peternakan (11 kecamatan) Kegiatan peternakan (11 kecamatan) kotoran hewan ternak kotoran hewan ternak yang dihasilkan (persatuan jenis ternak) dari proses fermentasi yang dihasilkan (persatuan jenis ternak) dari proses fermentasi yang dihasilkan (persatuan jenis ternak) dari proses fermentasi yang dihasilkan (persatuan jenis ternak) dari proses fermentasi pencernaan
pencernaan
Kegiatan pertanian (lahan persawahan) Kegiatan pertanian (lahan persawahan) proses pembusukan proses pembusukan pada lahan yang tergenang air
pada lahan yang tergenang air
3. Dinitrogen oksida (N
3. Dinitrogen oksida (N
22O)
O)
Kegiatan peternakan (11 kecamatan) Kegiatan peternakan (11 kecamatan) kotoran hewan ternak kotoran hewan ternak yang dihasilkan (persatuan jenis ternak) yang terkontaminasi yang dihasilkan (persatuan jenis ternak) yang terkontaminasi dengan tanah
dengan tanah dengan tanah dengan tanah
Kegiatan pertanian (lahan persawahan) Kegiatan pertanian (lahan persawahan) pengolahan tanah pengolahan tanah dan penggunaan pupuk kimia (
dan penggunaan pupuk kimia (chemical fertilizerchemical fertilizer) seperti Urea) seperti Urea dan penggunaan pupuk kimia (
dan penggunaan pupuk kimia (chemical fertilizerchemical fertilizer) seperti Urea ) seperti Urea dan Amonium sulfat (AS), dengan mekanisme pelepasan atom dan Amonium sulfat (AS), dengan mekanisme pelepasan atom N untuk beraksi dengan udara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemodelan Sumber Pencemar Emisi CO
Pemodelan Sumber Pencemar Emisi CO
22HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemodelan Sumber Pencemar Emisi CH
Pemodelan Sumber Pencemar Emisi CH
44HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemodelan Sumber Pencemar Emisi N
Pemodelan Sumber Pencemar Emisi N
22OOHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pemodelan Emisi GRK di Kota Surabaya
Hasil Pemodelan Emisi GRK di Kota Surabaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pemodelan sumber emisi gas rumah kaca, terdapat 4 Dari hasil pemodelan sumber emisi gas rumah kaca, terdapat 4 klasifikasi nilai kualitas udara kawasan Kota Surabaya :
klasifikasi nilai kualitas udara kawasan Kota Surabaya : klasifikasi nilai kualitas udara kawasan Kota Surabaya : klasifikasi nilai kualitas udara kawasan Kota Surabaya :
Nilai ruang 2 Nilai ruang 2 kawasan dengan nilai emisi cukup tinggi kawasan dengan nilai emisi cukup tinggi
Nilai ruang 3Nilai ruang 3 kawasan dengan nilai emisi sedangkawasan dengan nilai emisi sedang
Nilai ruang 3 Nilai ruang 3 kawasan dengan nilai emisi sedangkawasan dengan nilai emisi sedang
Nilai ruang 4 Nilai ruang 4 kawasan dengan nilai emisi cukup rendahkawasan dengan nilai emisi cukup rendah
Nilai ruang 5 Nilai ruang 5 gg kawasan dengan nilai emisi rendahkawasan dengan nilai emisi rendahgg
Sumber emisi GRK di Kota Surabaya tertinggi tergolong dalam Sumber emisi GRK di Kota Surabaya tertinggi tergolong dalam kategori emisi cukup tinggi, dengan kawasan yang termasuk kategori emisi cukup tinggi, dengan kawasan yang termasuk kategori tersebut terdapat di kawasan Darmo Trade Center dan kategori tersebut terdapat di kawasan Darmo Trade Center dan Jalan Ahmad Yani yang berasal dari kegiatan transportasi
Jalan Ahmad Yani yang berasal dari kegiatan transportasi Jalan Ahmad Yani, yang berasal dari kegiatan transportasi. Jalan Ahmad Yani, yang berasal dari kegiatan transportasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Arahan Model Sumber Emisi GRK untuk Penataan
Arahan Model Sumber Emisi GRK untuk Penataan
Ruang di Kota Surabaya
Ruang di Kota Surabaya
Ruang di Kota Surabaya
Ruang di Kota Surabaya
1. Penggunaan Lahan
1. Penggunaan Lahan
Hasil pemodelan sumber emisi GRK di Kota Surabaya dapat Hasil pemodelan sumber emisi GRK di Kota Surabaya dapat dijadikan
dijadikan sebagai variabel sumber daya udara dalam analisis sebagai variabel sumber daya udara dalam analisis aspek fisik dan lingkungan (analisis keruangan) yang digunakan aspek fisik dan lingkungan (analisis keruangan) yang digunakan aspek fisik dan lingkungan (analisis keruangan) yang digunakan aspek fisik dan lingkungan (analisis keruangan) yang digunakan untuk menyusun rencana penggunaan lahan di Kota Surabaya. untuk menyusun rencana penggunaan lahan di Kota Surabaya.
2 Permukiman
2 Permukiman
2. Permukiman
2. Permukiman
Tiap kawasan permukiman diarahkan untuk memiliki kawasan Tiap kawasan permukiman diarahkan untuk memiliki kawasan RTH publik, baik itu berupa taman bermain, lapangan, dan jalur RTH publik, baik itu berupa taman bermain, lapangan, dan jalur RTH publik, baik itu berupa taman bermain, lapangan, dan jalur RTH publik, baik itu berupa taman bermain, lapangan, dan jalur hijau disepanjang jalan kawasan permukiman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap rumah diarahkan untuk memiliki RTH private Setiap rumah diarahkan untuk memiliki RTH private
(pohon/tumbuhan) sebagai lahan tidak terbangun dalam satu (pohon/tumbuhan) sebagai lahan tidak terbangun dalam satu (pohon/tumbuhan) sebagai lahan tidak terbangun dalam satu (pohon/tumbuhan) sebagai lahan tidak terbangun dalam satu kavling rumah. Peruntukan lahan RTH private sudah tercantum kavling rumah. Peruntukan lahan RTH private sudah tercantum dalam peraturan daerah sebesar 10% dari luasan kavling rumah. dalam peraturan daerah sebesar 10% dari luasan kavling rumah.
Pengaturan arah pengembangan permukiman diarahkan pada Pengaturan arah pengembangan permukiman diarahkan pada kawasan yang memiliki kepadatan rendah.
kawasan yang memiliki kepadatan rendah.
3. Transportasi Kota
3. Transportasi Kota
Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, dan Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, dan menggunakan alat transportasi yang ramah lingkungan
menggunakan alat transportasi yang ramah lingkungan
Penggunaan angkutan umum yang bersifat masal berupa Penggunaan angkutan umum yang bersifat masal berupa Mass Mass Rapid Transit
Rapid Transit dengan jenisdengan jenis Bus WayBus Way MonorailMonorail PenggunaanPenggunaan Rapid Transit
Rapid Transit, dengan jenis , dengan jenis Bus WayBus Way, , MonorailMonorail. Penggunaan . Penggunaan angkutan masal ini tentunya diimbangi dengan kualitas
angkutan masal ini tentunya diimbangi dengan kualitas pelayanan yang baik dan secara bertahap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan jaringan jalan diarahkan untuk mengembangkan Pengembangan jaringan jalan diarahkan untuk mengembangkan jaringan jalan yang sudah ada dengan cara memperbaiki kondisi jaringan jalan yang sudah ada dengan cara memperbaiki kondisi perkerasan jalan, menambah lebar jalan, atau dengan rekayasa perkerasan jalan, menambah lebar jalan, atau dengan rekayasa lalu lintas. Pengembangan jaringan jalan juga bisa diarahkan lalu lintas. Pengembangan jaringan jalan juga bisa diarahkan pada kawasan yang tidak padat kegiatan pergerakan
pada kawasan yang tidak padat kegiatan pergerakan pada kawasan yang tidak padat kegiatan pergerakan pada kawasan yang tidak padat kegiatan pergerakan
pemberian disinsentif untuk jumlah kendaran yang lebih dari pemberian disinsentif untuk jumlah kendaran yang lebih dari satu kendaraan pribadi tiap KK, bisa berupa pemberian pajak satu kendaraan pribadi tiap KK, bisa berupa pemberian pajak
4. Fasilitas Industri
4. Fasilitas Industri
p p , p p p j
p p , p p p j
kendaraan yang lebih tinggi. kendaraan yang lebih tinggi.
Penetapan kawasan peruntukan industri, dan diarahkan agar Penetapan kawasan peruntukan industri, dan diarahkan agar semua kegiatan industri, baik yang baru maupun yang sudah semua kegiatan industri, baik yang baru maupun yang sudah ada untuk berlokasi pada kawasan peruntukan industri tersebut. ada untuk berlokasi pada kawasan peruntukan industri tersebut.
Pembagian kawasan industri berdasarkan jenisPembagian kawasan industri berdasarkan jenis--jenis industri jenis industri yang sudah ada dan jenis industri yang lebih berkembang Hal yang sudah ada dan jenis industri yang lebih berkembang Hal yang sudah ada dan jenis industri yang lebih berkembang. Hal yang sudah ada dan jenis industri yang lebih berkembang. Hal ini dilakukan agar pertumbuhannya teratur, dapat diawasi dan ini dilakukan agar pertumbuhannya teratur, dapat diawasi dan mudah dalam pembuatan aturan
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian disinsentif terhadap industri yang menghasilkan Pemberian disinsentif terhadap industri yang menghasilkan pencemaran udara tinggi, terutama yang menghasilkan gas pencemaran udara tinggi, terutama yang menghasilkan gas pencemaran udara tinggi, terutama yang menghasilkan gas pencemaran udara tinggi, terutama yang menghasilkan gas rumah kaca berlebih. Diarahkan untuk mengganti mesin
rumah kaca berlebih. Diarahkan untuk mengganti mesin produksi yang lebih ramah lingkungan atau pengendalian produksi yang lebih ramah lingkungan atau pengendalian t h d li b h b d dih ilk
t h d li b h b d dih ilk terhadap limbah buangan udara yang dihasilkan. terhadap limbah buangan udara yang dihasilkan.
5. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
5. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Penyediaan barier kawasan hijau sepanjang jalanPenyediaan barier kawasan hijau sepanjang jalan--jalan utama di jalan utama di Kota Surabaya sebagai RTH (jalur hijau)
Kota Surabaya sebagai RTH (jalur hijau)
Kebutuhan luasan RTH didasarkan pada kemampuan tumbuhanKebutuhan luasan RTH didasarkan pada kemampuan tumbuhan
Kebutuhan luasan RTH didasarkan pada kemampuan tumbuhan Kebutuhan luasan RTH didasarkan pada kemampuan tumbuhan dan pe
dan pe--pohonan dalam menyerap karbondioksida (emisi COpohonan dalam menyerap karbondioksida (emisi CO22) ) terhadap besaran emisi yang dihasilkan.
terhadap besaran emisi yang dihasilkan.
Fasilitas RTH diarahkan dalam bentuk kawasan konservasi, Fasilitas RTH diarahkan dalam bentuk kawasan konservasi, RTH (berupa sarana olahraga, makam dan taman), dan hutan RTH (berupa sarana olahraga, makam dan taman), dan hutan k t
k t kota. kota.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan lokasi penyediaan fasilitas RTH, terutama Hutan Penentuan lokasi penyediaan fasilitas RTH, terutama Hutan Kota dapat dianalisis dengan menggunakan model sumber Kota dapat dianalisis dengan menggunakan model sumber Kota dapat dianalisis dengan menggunakan model sumber Kota dapat dianalisis dengan menggunakan model sumber pencemar emisi CO
pencemar emisi CO22
Kawasan Industri harus memiliki RTH berupa hutan kota yang Kawasan Industri harus memiliki RTH berupa hutan kota yang tersebar dalam kawasan tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Persampahan
6. Persampahan
Pengelolaan sampah dilakukan mulai dari sumber (perumahan)Pengelolaan sampah dilakukan mulai dari sumber (perumahan)
Pengelolaan sampah dilakukan mulai dari sumber (perumahan) Pengelolaan sampah dilakukan mulai dari sumber (perumahan) sampai dengan lokasi pengelolaan akhir di LPA Benowo,
sampai dengan lokasi pengelolaan akhir di LPA Benowo,
Pembangunan pabrik/industri pengolahan sampah di LPA Pembangunan pabrik/industri pengolahan sampah di LPA
Benowo. Pembangunan pabrik ini bisa berupa pembangkit listrik Benowo. Pembangunan pabrik ini bisa berupa pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber energi dari gas metan (emisi
dengan memanfaatkan sumber energi dari gas metan (emisi CH
CH44) yang dihasilkan atau berupa pabrik pembuatan kompos) yang dihasilkan atau berupa pabrik pembuatan kompos CH
CH44) yang dihasilkan, atau berupa pabrik pembuatan kompos ) yang dihasilkan, atau berupa pabrik pembuatan kompos dari sampah organik maupun berupa pabrik pengolahan sampah dari sampah organik maupun berupa pabrik pengolahan sampah plastik
plastik
Melakukan daur ulang terhadap jenis sampah plastik yang ada, Melakukan daur ulang terhadap jenis sampah plastik yang ada, baik dalam skala rumahan maupun dalam skala besar pada
baik dalam skala rumahan maupun dalam skala besar pada lokasi TPS maupun TPA
lokasi TPS maupun TPA lokasi TPS maupun TPA. lokasi TPS maupun TPA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Membuat kompos dari sampah organik. Kegiatan ini dapat Membuat kompos dari sampah organik. Kegiatan ini dapat
dilakukan dalam skala rumahan. Walaupun dengan pembuatan dilakukan dalam skala rumahan. Walaupun dengan pembuatan dilakukan dalam skala rumahan. Walaupun dengan pembuatan dilakukan dalam skala rumahan. Walaupun dengan pembuatan kompos mampu mengurangi emisi dan hasilnya tidak terlalu kompos mampu mengurangi emisi dan hasilnya tidak terlalu signifikan, tapi emisi yang dihasilkan dari kompos lebih kecil signifikan, tapi emisi yang dihasilkan dari kompos lebih kecil d i d tid k dil k k l h k li (diti b ) d i d tid k dil k k l h k li (diti b ) daripada tidak dilakukan pengolahan sama sekali (ditimbun). daripada tidak dilakukan pengolahan sama sekali (ditimbun).
6. Lingkungan Hidup Kota
6. Lingkungan Hidup Kota
Pemasangan alat tambahan pemantauan digital atau manual Pemasangan alat tambahan pemantauan digital atau manual pengukur kualitas udara pada titik
pengukur kualitas udara pada titik--titik yang sudah ditentukan titik yang sudah ditentukan (berupa grid teratur)
(berupa grid teratur) (berupa grid teratur). (berupa grid teratur).
Pemeriksaan dan perhitungan emisi GRK pada sumberPemeriksaan dan perhitungan emisi GRK pada sumber--sumber sumber emisi atau alat pemantauan dilakukan secara berkala (dalam emisi atau alat pemantauan dilakukan secara berkala (dalam rentang waktu tiap 6 bulan atau 1 tahun sekali) dan membuat rentang waktu tiap 6 bulan atau 1 tahun sekali) dan membuat pemetaan sumber pencemar emisi GRK dari hasil pemantauan pemetaan sumber pencemar emisi GRK dari hasil pemantauan tersebut
tersebut tersebut. tersebut.
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
Hasil pemodelan persebaran emisi gas rumah kaca dapatHasil pemodelan persebaran emisi gas rumah kaca dapat
Hasil pemodelan persebaran emisi gas rumah kaca dapat Hasil pemodelan persebaran emisi gas rumah kaca dapat
digunakan dalam analisis keruangan dalam analisis aspek fisik digunakan dalam analisis keruangan dalam analisis aspek fisik dan lingkungan sebagai aspek sumber daya udara.
dan lingkungan sebagai aspek sumber daya udara.
Kawasan Kota Surabaya terdiri dari 4 nilai klasifikasi ruang emisi Kawasan Kota Surabaya terdiri dari 4 nilai klasifikasi ruang emisi gas rumah kaca, yaitu nilai ruang emisi cukup tinggi, emisi
gas rumah kaca, yaitu nilai ruang emisi cukup tinggi, emisi
sedang emisi cukup rendah dan emisi rendah Nilai/klasifikasi sedang emisi cukup rendah dan emisi rendah Nilai/klasifikasi sedang, emisi cukup rendah, dan emisi rendah. Nilai/klasifikasi sedang, emisi cukup rendah, dan emisi rendah. Nilai/klasifikasi emisi gas rumah kaca tertinggi untuk Kota Surabaya tergolong emisi gas rumah kaca tertinggi untuk Kota Surabaya tergolong
dalam kategori emisi cukup tinggi, yang terletak disekitar kawasan dalam kategori emisi cukup tinggi, yang terletak disekitar kawasan gg pp gg ygg y gg Darmo Trade Center dan Jalan Ahmad Yani.
Darmo Trade Center dan Jalan Ahmad Yani.
Klasifikasi ruang terbesar sumber emisi gas kaca di Kota Klasifikasi ruang terbesar sumber emisi gas kaca di Kota
S b t l d l k t i i i d h t t d S b t l d l k t i i i d h t t d Surabaya tergolong dalam kategori emisi rendah, terutama pada Surabaya tergolong dalam kategori emisi rendah, terutama pada kawasan surabaya bagian Barat dan Timur.
PENUTUP
PENUTUP
Saran
Saran
Hasil pemodelan sumber pencemar emisi dan persebaran emisiHasil pemodelan sumber pencemar emisi dan persebaran emisi
Hasil pemodelan sumber pencemar emisi dan persebaran emisi Hasil pemodelan sumber pencemar emisi dan persebaran emisi gas rumah kaca dapat dijadikan masukan dalam analisis
gas rumah kaca dapat dijadikan masukan dalam analisis
keruangan dalam penyusunan penataan ruang di Kota Surabaya. keruangan dalam penyusunan penataan ruang di Kota Surabaya.
Hasil perumusan dan pemodelan sumber emisi gas rumah kaca Hasil perumusan dan pemodelan sumber emisi gas rumah kaca dapat dijadikan acuan sebagai penyusunan aspek sumber daya dapat dijadikan acuan sebagai penyusunan aspek sumber daya udara dalam penataan ruang di Indonesia
udara dalam penataan ruang di Indonesia udara dalam penataan ruang di Indonesia. udara dalam penataan ruang di Indonesia.
Hasil pemodelan sumber emisi Karbon dioksida (COHasil pemodelan sumber emisi Karbon dioksida (CO22) di Kota ) di Kota Surabaya dapat dijadikan acuan dalam penentuan lokasi dan Surabaya dapat dijadikan acuan dalam penentuan lokasi dan Surabaya dapat dijadikan acuan dalam penentuan lokasi dan Surabaya dapat dijadikan acuan dalam penentuan lokasi dan luasan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Surabaya. luasan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Surabaya.
Untuk pencemaran udara lainnya (seperti COx, NOx, SOx, PMUntuk pencemaran udara lainnya (seperti COx, NOx, SOx, PM1010, , dan lainnya), dapat menggunakan metode dan alat analisis dalam dan lainnya), dapat menggunakan metode dan alat analisis dalam penelitian ini untuk membuat pemodelan kualitas udara, dan
penelitian ini untuk membuat pemodelan kualitas udara, dan
nantinya dapat digabungkan dengan pemodelan emisi gas rumah nantinya dapat digabungkan dengan pemodelan emisi gas rumah nantinya dapat digabungkan dengan pemodelan emisi gas rumah nantinya dapat digabungkan dengan pemodelan emisi gas rumah kaca untuk dijadikan aspek sumber daya udara dalam penataan kaca untuk dijadikan aspek sumber daya udara dalam penataan ruang.