• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KEPALA KELUARGA

TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN

KOTA SURAKARTA Ika Ayuning Tyas

(030113a040)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Program Studi Diploma IV Kebidanan

ABSTRAK

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pengetahuan yang merupakan hasil dari tahu seseorang yang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu akan mempengaruhi sikap seseorang untuk melakukan sesuai dengan apa yang didapat dari pengetahuan. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang JKN maka akan semakin mendukung dengan adanya program JKN dari pemerintah.

Penelitian ini bersifat korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah kepala keluarga yang bertempat tinggal di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified proportional random sampling dengan taraf kesalahan 0,1%. Jumlah sampel sebanyak 96 responden. Alat ukur pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional menggunakan kuesioner. Uji statistiknya menggunakan uji chi square. Analisis datanya menggunakan Analisis Univariat dan Bivariat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahaun dengan sikap masyarakat terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakata dengan p-value 0,060.

Demikian diharapkan pihak BPJS dengan pemberi sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada masyarakat lebih ditingkatkan supaya masyarakat tahu pentingnya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan dapat mempengaruhi masyrakat untuk segera mendaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Kata kunci : pengetahuan, sikap, Jaminan Kesehatan Nasional Kepustakan : 31 kepustakaan (2005-2014)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka pembangunan

kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud (Depkes RI, 2009). Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kerangka mencapai

(2)

tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik berupa dokumen perencanaan maupun metode dan cara penyelenggaraannya (Depkes RI, 2009).

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia. Pernyataan tersebut juga telah tercantum arah pembangunan kesehatan dalam 20 tahun ke depan sampai dengan tahun 2025 yang metetapkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin.

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan dalam perubahan keempat UUD 1945, tanggal 10 Agustus 2002, Pasal 34 ayat 2. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia bermartabat yang diterangkan dalam UUD 1945 Amandemen II pasal 28 H, ayat 3. Diterangkan juga dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.

Mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upaya-upaya kesehatan.Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah dengan diadakannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Badan hukum yang dibentuk

untuk menyelenggarakan program JKN disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial disebut Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) (JKN, 2014). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari SJSN yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah yang sudah terlaksana mulai 1 Januari 2014 untuk masyarakat umum. Jaminan Kesehatan Nasional yang ditawarkan berupa; jaminan kesehatan, jaminan kecelekaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian (JKN, 2014).

Pada Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2014-2019 yang telah disepakati semua pihak, menyatakan bahwa semua penduduk telah terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan dengan manfaat medis yang sama. Pentahapan Kepesertaan telah disepakati yaitu pada 1 Januari 2014 akan dimulai migrasi kepesertaan Jamkesmas, JPK Jamsostek, sebagian Jamkesda, dan perluasan kepesertaan penerima upah. Peserta bukan penerima upah dapat mendaftar dengan besaran iuran jumlah nominal per keluarga yang diharapkan semuanya telah terdaftar pada akhir September 2019.Pemerintah dan atau pemerintah daerah dapat mensponsori keluarga pekerja bukan penerima upah untuk menjadi peserta dengan membayarkan iuran kepada BPJS. Pekerja penerima upah yang kini telah menikmati jaminan kesehatan melalui pemberi kerjanya atau membeli asuransi kesehatan komersial diberi kesempatan bermigrasi setiap waktu sampai dengan bulan September 2019 (Kemenkosera dan 13 lembaga, 2012).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memiliki beberapa manfaat untuk masyarakat, berupa: memberikan keuntungan dengan premi yang terjangkau, asuransi jaminan

(3)

3 kesehatan nasional yang menerapkan prinsip

kendali mutu dan biaya, asuransi kesehatan sosial yang menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan serta asuransi kesehatan sosial yang dapat digunakan diseluruh Indonesia (Kemenkes RI, 2013).

Pengetahuan masyarakat tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sangat minim terutama di daerah-daerah perlu diselesaikan secara bertahap. Dalam mengatasi masalah ini, kebijakan kesehatan pemerintah harus hati-hati, cermat dan teliti sehingga investasi yang dilakukan selama ini tidak sia-sia (Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2013).

Banyak masyarakat terutama masyarakat yang sangat kurang mampu memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memeriksakan berbagai keluhan masalah kesehatan. Hal ini bisa kita lihat di pelayanan kesehatan milik pemerintah. Pengetahuan masyarakat yang minim tentang asuransi dan prosedur menjadi peserta JKN menjadi penyebab kurangnya pemahaman masyarakat tentang JKN. Maka untuk itu BPJS lah yang harus melakukan sosialisasi pada masyarakat. Namun begitu, masyarakat yang belum mendaftar menjadi anggota JKN, untuk segera mendaftarkan dirinya. Karena program nasional ini benar-benar sangat membantu masyarakat.

Menurut hasil penelitian Lukiono (2010) mengenai jaminan kesehatan masyarakat pada 46 ibu hamil miskin, sebanyak 23 (50%) responden terdapat pengaruh signifikan (p=0.088) antara pengetahuan ibu hamil miskin terhadap pemanfaatan pelayanan antenataldengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas dan sebanyak 28 (60.90%) responden terdapat pengaruh signifikan (p=0.031) antara sikap ibu hamil miskin terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas. Terdapat pengaruh signifikan (p=0.003) antara pengetahuan dan sikap ibu hamil miskin secara simultan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas.

Begitu juga dengan hasil penelitian Noviansyah, dkk (2006) menunjukan bahwa 56% responden memiliki pengetahuan cukup tentang Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) dan 73.3% responden memiliki persepsi netral terhadap PJKM. Analisis statistik menunjukan hubungan yang signifikan antara faktor-faktor internal (pendidikan formal, pengetahuan, pengalaman dan motivasi) dan persepsi terhadap JPKMM (p<0.05) dengan kekuatan hubungan terhadap motivati (r=0.612), hubungan sedang terhadap pengetahuan (r=0.288) dan pengalaman (r=0.291). Sosialisasi dengan barbagai sumber dan media informasi sebagai faktor eksternal memiliki hubungan signifikan dengan persepsi sedang terhadap JPKMM (p<0.05). Saat penelitian kualitatif menunjukan JPKMM bermanfaat bagi masyarakat miskin yang mencari kesehatan. Dari semua variabel, motivasi untuk menggunakan pelayanan kesehatan merupakan faktor dominan mempengaruhi persepsi terhadap JPKMM.

Kelurahan Purwosari yang berada di wilayah Puskesmas Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta memiliki penduduk yang cukup padat yaitu terdapat 13631 jiwa yang terdiri dari 2284 kepala keluarga dan dibagi menjadi 14 RW dan 51 RT. Pada bulan Januari sampai April 2014 di Wilayah Puskesmas Puwosari terdapat peserta penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah yang sudah terdaftar sebesar 5973 jiwa dan bukan PBI yang sudah terdaftar sebesar 3442 jiwa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan 7 dari 10 kepala anggota keluarga belum mengetahui JKN secara keseluruhan, mereka hanya mengetahui bahwa JKN untuk memeriksakan kesehatan gratis di Puskesmas atau Rumah Sakit Negeri dengan cara membayar iuran setiap bulannya di kantor BPJS. Walaupun sudah ada sosialisasi dari petugas JKN kepada masyarakat Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta namun mereka belum memahami JKN secara mendetail, seperti pengertian JKN, manfaat, keuntungan, besarnya iuran per kapita masih simpang siur dan kesehatan yang akan dijamin oleh program JKN karena pengumuman yang

(4)

disampaikan oleh petugas tersebut kurang jelas dan mendetail. Begitu pula sikap 7 dari 10 kepala anggota keluarga tidak setuju dan tidakakan mendaftarkan diri menjadi peserta JKN secara mandiri, karena dalam mengurus kepesertaan tersebut persyaratannya tidak langsung didata dari kelurahan melainkan harus mendaftar di kantor BPJS, selain itu persyaratan untuk mendapatkan JKN terlalu rumit sehingga masyarakat tidak bersedia meninggalkan pekerjaannya dengan alasan jika sehari tidak masuk kerja maka gaji mereka akan dipotong. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penilitian “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Kepala Keluarga Tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta”.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Arikunto, 2010). Desain penelitian yang digunakan ini adalah penelitian korelasi, yaitu penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek untuk dilihat apakah ada hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005).

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh kepala keluarga terdiri dari 2284 kepala keluarga (diperoleh dari 14 RW di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta pada bulan Agustus tahun 2014.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

1. Pengetahuan tentang Jaminan Kesehatan Nasional

Tabel 1 Distribusi Responden Ber-dasarkan Pengetahuan tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Kepala Keluarga

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang 27 66 3 28,1 68,8 3,1 Total 96 100,0

Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang jaminan kesehatan nasional, sebagian besar dalam kategori cukup, sejumlah 66 orang (68,8%).

2. Sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional

Tabel 2 Distribusi Responden Berda-sarkan Sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional pada Kepala Keluarga Pengetahuan F (%) Mendukung Kurang Mendukung 59 37 61,5 38,5 Total 96 100,0

Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap mendukung terhadap jaminan kesehatan nasional, sejumlah 59 orang (61,5%).

Analisis Bivariat

Tabel 3 Hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional

Pengetahuan

Sikap

Total Uji Chi Square

Mendukung Kurang

Mendukung

f % f % F % χ² value

(5)

5

Kurang + Cukup 37 53,6 32 26,4 69 100 23

7 2

Jumlah 59 61,5 37 17,7 96 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik yang memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional sejumlah 81,5%, sedangkan responden dengan pengetahuan kurang atau cukup yang memiliki sikap mendukung sejumlah 53,6%. Ini menunjukkan bahwa sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional lebih berpeluang terjadi pada responden dengan pengetahuan baik dibandingkan responden dengan pengetahuan kurang atau cukup.

Hasil uji chi square didapatkan nilai χ² = 5,237 dengan p-value = 0,022. Oleh karena p-value 0,022 < α (0,05) maka disimpulkan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap kepala keluarga terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

PEMBAHASAN A. Analisis Univariat

1. Gambaran Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

Hasil penelitian terhadap 96 responden menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional memiliki sebagian besar memiliki pengetahuan cukup (68,8%) daripada kepala keluarga yang memiliki pengetahuan baik (28,1%).

Pada masyarakat di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta sebagian besar memiliki pengetahuan cukup mengenai Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini dibuktikan dengan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi masyarakat yang cukup atau mampu dalam masalah ekonomi, ada budaya menabung pada masyarakat untuk dapat menanggulangi apabila ada musibah sakit, masih adanya masyarakat yang berpikir bahwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

bukan merupakan program pemerintah untuk mencari laba, dan masyarakat ada yang belum tahu mengenai prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diterapkan seperti kegotong royongan, tanpa mencari laba, jaminan sosial yang berkelanjutan, dan kepesertaan wajib seluruh masyarakat Indonesia.

Dari beberapa faktor pengetahuan di atas mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti Jaminan Kesehatan Nasional dengan tujuan supaya masyarakat tersebut jika mengalami sakit tidak akan mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk memeriksakan dan membeli obat. Jadi, Jaminan Kesehatan Nasional bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah (JKN, 2014).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2005). Serta pengetahuan merupakan suatu usaha yang mendasari seseorang berfikir secara ilmiah, sedang tingkatannya tergantung pada ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut (Nursalam dan Pariani, 2010). Sehingga pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, usia, ekonomi, informasi, lingkungan dan kebudayaan.

2. Gambaran Sikap Kepala Keluarga Tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

Hasil penelitian terhadap 96 responden menunjukkan bahwa sebagian besar sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional memiliki sikap mendukung sebesar 61,5% dan yang memiliki sikap kurang mendukung sebesar 38,5%.

Pada masyarakat di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota

(6)

Surakarta sebagian besar memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Masyarakat. Hal ini didapat dibuktikan dengan sebagian besar masyarakat yang sudah memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetapi ada yang belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional tidak segera mendaftarkan sebagai peserta JKN padahal syarat untuk mendapatkan syarat-syarat pendaftaran itu mudah, namun ada juga masyarakat yang menganggap bahwa mendapat syarat utuk mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional masih berbelit-belit dan masih ada juga masyarakat yang menganggap bahwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bukan merupakan jaminan kesehatan masyarakat.

Sebenarnya masyarakat sudah tahu mengenai Jaminan Kesehatan Nasional walaupun hanya sedikit informasi yang diserap masyarakat. Namun masyarakat masih banyak beranggapan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional nanti dapat diurus secara mendadak ketika sedang dibutuhkan untuk memeriksakan kesehatan seperti memeriksakan kesehatan dan membiayai pengobatan yang membutuhkan biaya yang mahal. Padahal Jaminan Kesehatan Nasional memiliki 6 prinsip, yaitu gotong royong, nirlaba, portabilitas, prinsip kepesertaan wajib, dana amanat, dan hasil pengeloaan dana jaminan sosial (Kemenkes RI, 2013).

Sikap merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) seperti kesiapan untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon (Azwar, 2008).

B. Analisis Bivariat

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Kepala Keluarga terhadap Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 responden diketahui bahwa masyarakat dengan sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional memiliki pengetahuan (85,1%) lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang atau cukup (53,6%). Sedangkan masyarakat dengan sikap kurang mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional memiliki pengetahuan baik (18,5%) lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang atau cukup (26,4%).

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square di dapat nilaiχ² = 5,237 dengan p-value = 0,022. Oleh karena p-value 0,022 < α (0,05), maka diputuskan bahwa H0 gagal diterima/ditolak sedangkan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap kepala keluarga terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

Pada sebagian besar masyarakat di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional sehingga masyarakatnya memiliki pengetahuan baik terhadap Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini dikarenakan masyarakatnya terdiri dari masyarakat yang memiliki ekonomi cukup sehingga pengetahuan budaya menabung yang dapat digunakan apabila ada musibah seperti sakit itu ada, selain itu masih ada pula masyarakat berpengetahuan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program pemerintah untuk mencari laba karena Jaminan Kesehatan Nasional tidak memiliki prinsip. Dari hal-hal tersebut akan menimbulkan sikap masyarakat

(7)

7 mendukung terhadap Jaminan Kesehatan

Nasional yang dapat dibuktikan dengan banyak masyarakat yang sudah memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan yang belum mendaftar sudah ada kemauan segera mendaftar untuk mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional tersebut.

Pada masyarakat di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta hanya sebagian kecil memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional dikarenakan masyarakat tersebut memiliki pengetahuan yang cukup. Hal ini dibuktikan bahwa ada masyarakat yang tahu tentang Jaminan Kesehatan Nasional merupakan jaminan sosial yang diselenggarakan dengan cara iuran wajib bagi peserta dalam memenuhi dasar hidupnya untuk memberikan perlindungan jaminan kesehatannya, selain itu mereka juga tahu bahwa Jaminan Kesehatan Nasional memiliki dasar hukum dalam penyelenggaraannya dan memiliki manfaat yang besar bagi dirinya. Dari hal-hal pengetahuan tersebut dapat menimbulkan sikap mereka untuk mendukung adanya program Jaminan Kesehatan Nasional yang dibuktikan dengan sudah memilikikartu peserta Jaminan Kesehatan Nasional.

Pada masyarakat di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap masyarakat terhadap Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang berarti masyarakat kurang mendukung adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diadakan pemerintah. Begitu sebaliknya bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang maka masyarakat tidak akan mendukung adanya program Jaminan Kesehatan nasional.

Penelitian ini mendukung pendapat Walgito (2003) bahwa sikap dipengeruhi pengatahuan. Sehingga individu mempunyai dorongan untuk mengerti

dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukan pengetahuan tersebut mengenai objek bersangkutan.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Lukiono (2010) dengan jumlah responden 46 ibu hamil menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan (p=0.003) antara pengetahuan dan sikap ibu hamil miskin secara simultan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Puspadewi (2013) dengan 64 sampel ibu bersalin menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p=0.00) antara tingkat pengetahuan ibu bersalin pengguna Jampersal dengan sikap tentang program Jampersal .

Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta sebagian besar termasuk kategori cukup sebesar 68,8%.

2. Sikap kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta sebagian besar memiliki sikap mendukung sebesar 61,5%.

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dengan nilai p-value sebesar 0,022 < α (0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

(8)

Azwar, Saifudin. 2008. Sikap dan Manusia: Teori dan Pengukurannya (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta:http://pppl.depkes.go.id/_asset/_r

egulasi/KEPMENKES_374-2009_TTG_SKN-2009.pdf diakses

tanggal 4 Maret 2014 jam 21.10 WIB. Depkes RI. 2010. MDGs Tanggung Jawab

Pemerintah Kepada Rakyat.

http://www.depkes.go.id/index.php?vw=

2&id=1226. Diakses tanggal 2 Maret jam

12.44 WIB.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005 – 2025.

http://bappeda.jabarprov.go.id/assets/ima

ges/berita/uu17_20073.pdf diakses

tanggal 4 Maret 2014 jam 21. 15 WIB. Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan

dan Teknik Analisa Data, Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.

JKN. 2014. FAQ-Apa Itu Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN)?.

http://www.jkn.kemkes.go.id. Diakses tanggal 4 Maret 2014 jam 23.21 WIB. Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2013.

Tantangan Kebijakan Kesehatan di Indonesia dalam Menghadapi Stagnasi

Pencapaian MDG4

dan MDG5, dan Semakin Meningkatnya Penyakit Tidak Menular dan AIDS.http://kebijakankesehatanindonesia

.net/component/content/article/1893.html.

Diakses tanggal 17 Juli 2014 jam 4.27 WIB.

Kemenkes RI. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.

Kemenkes RI. 2013. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.

Kemenkokesra, DJSN, Kemenkes, Kemenperpenas/Deperpenas, Kemenkeu, Kemeneg BUMN, Kemenakertrans, Kemensos, Kemenham, Kemendagri, TNI/POLRI, TNP2K Sekwapres, PT Askes dan PT Jamsostek. 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan

Nasional 2012-2019. Jakarta: Dewan Jaminan Sosial Nasional.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Listiono. 2010. Pengeruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Pemanfaatan Jaminan Kesehatan pada Ibu Hamil Miskin di Kota Blitar. Surakarta: UNS.

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan dan Teori Aplikasinya. Jakarta: Rineke Cipta.

_____________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.

Nursalam, dan Pariani. 2010. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Agung Seto.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Noviansyah, dkk. 2006. Persepsi Masyarakat

Terhadap Program Jaminan Bagi Masyarakat Miskin. Yogyakarta: UGM. Permenkes RI No. 71 Tahun 2013 Tentang

Pelayanan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.

Perubahan keempat UUD 1945, tanggal 10 Agustus 2002, Pasal 34 ayat 2

http://www.mpr.go.id/pages/produk-

mpr/uud-nri-tahun-1945/perubahan-keempat-uud-nri-tahun-1945. diakses

tanggal 4 Maret 2014 jam 23.30 WIB. Riwidikdo. 2008. Statistik Kesehatan.

Yogyakarta: Mita Cendikia Press.

Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta.

Suyanto. (2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta: Nuha Offset. Trisnantoro L, Meliala A, Hort K, Dewi S.

2012. The non State Hospital in Indonesia. Mimeo.

UUD 1945 Amandemen II pasal 28 H, ayat 3

http://www.mahkamahkonstitusi. go.id/Resume/resume_sidang_Resume%

20005PUU2003.pdf.Diakses tanggal 4

(9)

9 Walgito B. 2003. Psikologi Sosial (Suatu

Pengantar). Yogyakarta : Andri Offset. Wawan dan M. Dewi 2011.Teori dan

pengukuran pengetahuan,sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya yaitu dengan memadukan teknik konservasi tanah dan air pada lahan pertanian berbasis kakao, sehingga petani di DAS Krueng

Melalui skripsi ini, penulis ingin memaparkan pengaruh adanya kegiatan wisata di Situs Megalitik Gunung Padang terhadap perekonomian masyarakat lokal,

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik ruang terbuka, kegiatan interaksi sosial masyarakat di ruang terbuka, dan hubungan antara ruang terbuka

Kepercayaan mahasiswa terhadap informasi dari media massa karena media massa dalam proses penyebaran informasi masih melalui proses peliputan, mengumpulkan data dan fakta

Kami memahami : adalah kebanggaan bagi warga Negara Indonesia untuk memberi sumbangsih pada bangsa dan negara melalui tulisan artikel yang bernilai dari delapan belas

Pembangunan ekonomi lokal merupakan usaha untuk penguatan daya saing ekonomi lokal guna pengembangan ekonomi daerah, yang dalam prosesnya pemerintah lokal dan organisasi

Sulistyo-Basuki (1991: 428) mengemukakan bahwa Kebijakan pemilihan buku berdasarkan:; Besar kecilnya koleksi; pemilihan koleksi tergantung pada jumlah anggota serta

Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% memiliki bioaktivitas yang lebih tinggi diantara ekstrak lainnya terhadap larva udang, yang ditunjukkan dengan nilai