• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Filsafat Pendidikan Sains Filsaf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Filsafat Pendidikan Sains Filsaf"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN D

I S U S U N Oleh:

Anju Efreddi Sihombing (4133321013) Dosen Pengampu: Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA AN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Filsafat Pendidikan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu pengertian filsafat pendidikan, filsafat pendidikan sebagai sistem, substansi filsafat pendidikan dan hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 20 November 2015

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

Abstark...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan...3

2.2 Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem...7

2.3 Substansi Filsafat Pendidikan...9

2.4 Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan...11

BAB III PENUTUP...15

3.1 Kesimpulan...15

3.2 Saran...15

(4)

ABSTRAK

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.

Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikandari luar pad hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi dari pada filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha untuk mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya, dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian, dan kesadaran atas keterbatasan. Berfilsafat kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.

(6)

sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat.

Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafat. Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.

Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi-potensi fisik potensi-potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan sebagai suatu sistem?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan substansi filsafat pendidikan?

1.2.3 Apa hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian filsafat pendidikan sebagai suatu sistem.

1.3.2 Mengetahui dan dapat menjelaskan pengertian substansi filsafat pendidikan.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan

Filasafat pendidikan sebagai philosohycal approach to education merupakan suatu bentuk applied philosophy yang bersayap tioritis dan praktis.

 Teoritis- tentang norma- norma hidup

 Praktis- berhubungan dengan tindakan atas norma-norma ( Burhanuddin,2011: 66)

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke akar-akarnya mengenal pendidikan. (Sutisna Oteng,1990). Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang Filsafat pendidikan diantaranya sebagai berikut:

1. Al- syaibany

Filsafat pendidikan adalah aktivitas fikiran yang teratur yang menjadikan filasafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.

2. Jhon dewey

Filasafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya fikir ( intelektual) maupun daya perasaan( emosional), menuju tabiat manusia.

3. Imam barnadid

(8)

4. Brubachen

Filsafat penddikan adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan berdiri secara bebas memperoeh keuntungan karena mempunyai kaitan dengan filsafat umum.

5. Randal curren

Filsafat pendidikan adalah penerapan serangkaian keyakinan-keyakinan filsafat dalam praktik pendidikan

Dengan pengertian konsep pendidikan sehingga dapat dijelaskan mengenai filsafat pendidikan.Hal ini jelas menyangkut suatu pengertian konsep filsafat yang diterapakan kedalam bidang pendidikan.Menurut Dictionary of Education oleh Carter V.Good;filsafat pendidikan itu adalah:

1. Suatu upaya yang hati-hati,kritis dan sistematik secara intelektual untuk melihat pendidikan sebagai suatu keseluruhan dan sebagai satu bagian keseluruhan dari budaya manusia.

2. Suatu filsafat yang menyangkut atau yang diterapkan terhadap proses pendidikan umum atau pendidikan swasta dan digunakan sebagi dasra bagi ketentuan umum,bagi penafsirannya dan untuk mengevaluasi masalah-masalah pendidikan yang menyangkut tujuan,pelaksanaan sehari-hari,hasil-hasilnya,keperluan-keperluan siswa dan masyarakat,bahan-bahan yang digunakan dalam belajar dan semua segi yang diperlukan dilapangan.

(9)

1. Menginspirasikan 2. Menganalisis 3. Mempreskriptifkan 4. Menginvestigasi

Maksud dari menginspirasikan adalah memberi inspirasi kepada para pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan, filosof memaparkan idenya bagaimana pendidikan itu, ke mana diarahkan pendidikan itu, siapa saja yang patut menerima pendidikan, dan bagaimana cara mendidik serta peran pendidik. Sudah tentu ide – ide ini didasari oleh asumsi – asumsi tertentu tentang anak manusia, masyarajat atau lingkungan, dan negara. Salah satu conoh filsafat menginspirasikan adalah buku Emile karya Rousseau. Dia ingin memberi inspirasi kepada para pendidik tentang pendidikan naturalis, atau mempengaruhi para pendidik untuk mengikuti idenya mengenai pendidikan alami. Dalam buku ini Rousseau menceritakan bahwa anak – anak tidak perlu diarahkan atau melalui metode – metode tertentu. Mereka cukup dihindarkan dari kemungkinan kena bencana berat saja. Selebihnya biarlah mereka berkembang sendiri di alam, biar alam yang mendidik mereka, biar mereka mendapatkan pengalaman langsung sendiri – sendiri. Dari pengalaman – pengalaman ini mereka akan belajar banyak dan berkembang secara perlahan – lahan.

Sementara itu yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat pendidikan adalah memeriksa secra teliti bagian – bagian pendidikan agar dapat dikatehui secara jelas validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dalam menyusun konsep pendidikan secara utuh tidak terjadi kerancuan, tumpang tindih, serta arah yang simpang siur. Dengan demikian ide – ide yang kompleks bisa dijernihkan terlebih dahulu, tujuan pendidikan yang jelas, dan alay – alatnya juga dapat ditentukan yang tepat.

(10)

konsep yang telah berlangsung selama bertahun – tahun. Bacon menggunakan logika induktif sebagai teknik kritis atau analisis untuk menemukan arti pendidikan yang dapat diandalkan.

Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan aksiologi.Dapat dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti yang luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan ontology dari pendidikan adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan lingkungan.

Epistemologi menyelidiki secara kritis hakikat,landasan,batas-batas dan patokan kesahihan pengetahuan.Epistemologi pendidikan dimaksudkan mencari sumber-sumber pengetahuan dan kebenaran dalam praktek pelaksanaan pendidikan.Landasan aksiologi dalam praktek pelaksanaan pendidikan didasarkan pada nilia-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 menekankan bahwa pendidikan dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa;warga Negara tua-muda,kaya-miskin,di kota-di desa tanpa memamndang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan kehidupan,kognitif,psikomotor,dan afektif,totalitas dan integratif(Edward Purba dan Yusnadi.2015:13).

Oleh karena filsafat pendidikan mengaitkan pengertian filsafat dan pendidikan maka ada baiknya secara umum dan ringkas dijelaskan batasan dalam rangka memahami arti pendidikan itu sendiri.

(11)

Filsafat pendidikan yang bersifat perenialisme yang berpusat pada pelestarian dan pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif yang berpusat pada pengembangan subjek didik perlu disempurnakan.Filsafat pendidikan yang bersifat perenialisme dan progresif yng melihat subjek didik sebagai bagian dari warga dunia,dan mengingatkan dengan sungguh-sungguh agar warga Negara tidak didikte oleh perubahan tetapi mampu bertindak sebagai bangsa yang mampu member alternative.Dengan dasar itu,maka misi pendidikan nasional dalam hal ini disebabkan sebagai rekonstruksi social.

2.2 Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem

Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan(Hadiwijono Harun,1980:45).

(12)

Filsafat pendidikan terujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealisme. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealisme, adalah sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu, maka pendidikan itu adalam mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan kerohanian pada peserta didik.

Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu menghadapi masalah atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti memerlukan jawaban yang tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelesan dari filsafat. Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang lain, jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam filsafat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan pendidikan bila dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai dalam mengisi fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam ilmu pendidikan umumnya.

(13)

Dari uraian di atas dapat dikemukakan ciri-ciri sebuah system sebagai berikut:

1. Merupakan suatu kesatuan atau holistik.Istilah holistic mengandung makna menyeluruh atau utuh.Pendekatan holistic memandang manusia secara utuh,dalam arti manusia dalam unsure kognitif,afeksi dan perilakunya.Manusia juga tidak bias berdiri sendiri,namun terkait erat dengan lingkungannya.Manusia tidak bias terlepas dari manusia lain,demikian pula dengan lingkungan fisik atau alam sekitarnya.Manusia juga tergantung kepada Tuhan YME selaku pencipta dan penentu hidupnya.

2. Contohnya menghantarkan anak untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok,antara isi dengan proses,antara pengetahuan dengan imajinasi,antara rasional dengan intuisi dan antara kuantitatif dengan kualitatif.

3. Memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki.Artinya bahwa system itu memiliki tingkatan-tingkatan mulai dari yang mendasar sampai tingkatan yang tinggi.Contohnya system dalam lembaga pendidikan ada tingkatan yang disebut mulai dari siswa atau pelajar,tenaga tata usaha,tenaga pengajar(guru)sampai tingkat yang tinggi kepala sekolah. 4. Bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain.Semua yang berada dalam sebuah system akan membentuk hubungan timbale balik antar individu dengan lingkungan.Misalnya system dalam ruangan kelas ada guru dan pelajar yang menimbulkan adanya komunikasi antara guru dan pelajar dalam PBM.

5. Konsem terhadap konteks lingkungannya.

(14)

Sistem itu adalah sebagai suatu strategi,cara berpikir,atau model berpikir.Ini berarti ada model berpikir system dan adapula model berpikir nonsistem.Melaksanakan pendidikan agama secara system akan menekankan pada

semua aspeknya secara berimbang seperti

pemahaman,hafalan,penghayatan,tindakan sehari-hari pergaulan di masyarakat dan sebagainya.Tetapi bila melaksanakan dengan nonsistem mungkin akan menekankan tentang tata cara sembahyang saja.Secara konsep berpikir secara system dipandang lebih baik daripada secara nonsistem dalam melaksankan atau menyelesaikan masalah tertentu(Sidi Gajalba,1973:89).

Pendidikan merupakan sistem terbuka oleh sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungan.Pendidikan berada di masyarakat,ia adalah milik masyarakat.Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikn adalah menjadi tanggung jawab pemerintah/sekolah,orangtua,dan masyarakat.Oleh karena keberadaan pendidikan seperti itu maka apa yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat akan berpengaruh pula terhadap pendidikan.Faktor-faktor itu akan memberikan um[an balik dan atau memberikan tekanan kepada pendidikan(Made Pidarta,2007:30).

Jadi pendidikan sebagai system berada bersama,terikat dan tertenun di dalam suprasistemnya yang terdiri dari tujuh system(filsafat Negara,agama,sosial,kebudayaan,ekonomi,politik dan demografi).Berarti membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbiki lembaga pendidikan lama tidak dapat memisahkan diri dari suprasisitem tersebut.

2.3 Substansi Filsafat Pendidikan

(15)

Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.

Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikandari luar pad hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi dari pada filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut. Roh dan Jiwa Undang-Undang Dasar 1945 harus mendaqsari landasan praksis dan praktik pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga negara dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat pendidikan dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi dan arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan lainnya.

(16)

Nuansa serta tekanan permasalahan dari waktu ke waktu dapat berbeda,sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dalam telaah pendidikan serta filsafat pendidikan.Kalau dewasa ini persoalan yang selalu nampak adalah berkaitan dengan karakter atau perilaku manusia yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Mulia,misalnya,maka sudah sewajarnyalah bila studi tentang filsafat pendidikan dan oraksis serta praktek pelaksanaan pendidikan(Edward Purba dan Yusnadi,2015:15)

2.4 Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan

Menurut James S.Ross bahwa filsafat dan pendidikan pada hakikatnya merupakan hal yang satu.Seperti kedua sisi dari satu mata uang.Filsafat merupakan segi pemikirannya dan pendidikan merupakan segi dinamisnya.

Artinya bahwa filsafat mencakup nilai yang dijunjung dan merupakan pedoman perbuatan.Baik pedoman perbuatan ini dilaksanakan dalam sikap sehari-hari maupun dalam hal mendidik.Jadi,bila nilai-nilai yang dimiliki itu betul-betul merupakan kepercayaan yang vital,maka nilai-nilai itulah yang dijadikan dasar dan pedoman bagi segala perbuatan termasuk mendidik.Dengan kata lain perbuatan mendidik merupakan realisasai dari nilai-nilai yang dimilikinya.

Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau masyarakat tersebut atau bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang pendidikan. Segala usahan atau aktifitas yang dilakukan dengan mempedomani filsafat yang dianutnya.

(17)

Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan reality);hakikat kenyataan alam semesta(kosmologi,ontology)

 Dasar-dasar pendidikan;tujuan hakikat mutlak(altimate aims);tujuan hakikat manusia = tujuan analitis(antropogi metafisika)tujuam hakikat pendidikan. Etika

 Filsafat moral

kesusilaan(theory of

moral)aksiologi(axiology);theory of value),teori nilai-nilai estetika dan etika

 Tujuan intermidit(intermediate aims),tujuan etis normative,tujuan normative operasional,isi moral pendidikan,nilai-nilai spiritual etis,nilai-nilai pendidikan.

Logika

 Epistemologi(theory of knowledge)=filsafat ilmu penetahuan;logika formal teoritis

dan logika materil

praktis(instrumental dan simbolis)

Science of education;sistem pendidikan;sistem

pendidikan(kepemimpinan,metode,organisa si dan politik pendidikan);behavioural pattern = pola-pola tingkah laku perbuatan dalam rencana pelajaran terurai;the art of education.

(H.Burhanuddin Salam,2011:42)

(18)

pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita.

Semuanya itu dapat disampaikan

kepada filsafat untuk dijadikan bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.

2. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya

3. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan (Burhanuddin Salam,2011:66)

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena berisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.Filsafat pendidikan sudah seharusnya dipelajari dan didalami oleh setiap orang yang memperdalam ilmu pendidikan, terlebih mereka yang memilih profesi sebagai tenaga pendidik. Ada beberapa alasan yang mendasarnya antara lain;

(19)

2. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan pandangan yang jangkauannya melampaui hal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik. Maka dari itu filsafat pendidikan dapat diharapkan merupakan bekal untuk meninjau pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis.

3. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik dengan landasan asas bahwa berfilsafat adalah berfikir logis yang nuntut teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidikan mempunyai kemampuan semacam itu.

Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran sebagai hasil pengkajian secara teratur dan mendalam yang menyelaraskan dan mengharmonisasikan dana menerangkan nilai-nilai dan tujuan kesatuan yang utuh antara filsafat,filsafat pendidikan,dan pengalaman mnusian atau pendidikan.Filsafat menemukan ide-ide,nilai-nilai,dan cita-cita yang lebih baik dan pendidikan merupakan kegiatan untuk merealisasikan ide-ide menjadi kenyataan berupa tingkah laku,perbuatan bahkan membina perilaku manusia(Edward Purba dan Yusnadi,2015:16).

Dari uraian tersebut,dapat dikatakan bahwa hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah:

1. Filsafat alam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.

2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memilki relevansi dengan kebutuhan yang nyata.

3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan,mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan(Jalaluddin,1997:23).

Dari penjelasan tersebut bahwa ada kaitan yang sangat kuat antara filsafta dan filsafat pendidikan bahwa filsafat merupakan segi pemikirannya dan filsafat pendidikan merupakan segi dinamisnya.

(20)

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat pendidikan itu adalah usaha-usaha untuk memahami sedalam-dalamnya hakikat pendidikan dari berbagai segi seperti eksistensi,fungsi,ciri-ciri,kegunaan,pelaku,hasil-hasil,tujuan,kurikulum,masalah-masalah serta cara-cara memecahkan masalah ituSubstansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasa pendidikan.

Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan aksiologi.Dapat dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti yang luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan ontology dari pendidikan adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan lingkungan.

Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.

(21)

Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.

Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :

4. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.

5. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya

Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

3.2 Saran

Menyadari peran penting pendidikan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami terlebih dahulu filsafat dan hakikat filsafat pendidikan.Pemahaman tersebut akan menyebabkan kita memahami peran,mendudukkannya,dan menilai pendidikan secara proporsional.

(22)

Arthur,K.Ellis dkk.1986.Introduction to The Foundation of Education.New Jersey:Prentice Hall

Bacon,F.1605.The Advencement of Learning.Chicago:Encyclopedia Britania

Brubacher.1950.Modern Philosophyes of Education.New York:Mac Graw Hill Book Company

Carter V.Good.1959.Dictionary of Education.New York:Grew Hill Book

D,Emile.1991.Filsafat dan Ideologi(Terjemahan).Jakarta:Amartapura

Gajalba,Sidi.1973.Sistematika Filsafat,Buku I.Jakarta:Bulan Bintang

Harun,Hadiwijono.1980.Sari Sejarah Filsafat 2.Yogyakarta:Yayasan Kanisius

Immegart,Glenn L.1972.An Introduction to System For to Educational Administrator.California:Addison Wesley Publishing Company

Jalaluddin,H.2001.Teologi Pendidikan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada

McAshan,Hildreth.Hoke.1983.Comprehensive Planning For School Administration.USA:Advocate Publishing Group

Pidarta,Made.2007.Landasan Kependidikan(Stimulis Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).Jakarta:Rineka Cipta

Purba,Edward.dan Yusnadi.2015.Filsafat Pendidikan.Medan:Unimed Press

Salam,B.2011.Pengantar Pedagogik(Dasar-Dasar Ilmu Mendidik).Jakarta:Rineka Cipta

Sukardjo,M.dan Komaruddin,Ukim.2009.Landasan Pendidikan,Konsep dan Aplikasinya.Jakarta:RajaGrafindo Persada

Sutisna,Oteng.1990.”Filsafat dan Ilmu Pendidikan”,Jurnal Pendidikan.Nomor 4,Tahun IX,Desember

Referensi

Dokumen terkait

alat yang digunakan untuk memungut hasil tanaman Menjelaskan fungsi dari alat pemungut hasil dan contoh alat pemungut hasil.. Mengamati alat-alat yang digunakan untuk memungut

• DR = Detection Risk = Resiko Deteksi = resiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi..

Selain Interview, Observasi juga dilakukan untuk pengumpulan data dengan meninjau langsung kelapangan tempat penelitian, peneliti melakukan survei pada lokasi dengan

Genus Lactobacillus mempunyai beberapa kelebihan yang berpotensi untuk digunakan sebagai agen probiotik, diantaranya adalah mampu bertahan pada pH rendah, tahan

Sikap siswa terhadap media sosial berpengaruh paling kuat sebesar 51% dalam meningkatkan minat penggunaan media sosial dalam berwirausaha, dibandingkan dengan

Kebudayaan dan pendidikan: bersatulah Fakultas Sastra , Universitas Indonesia, 1987.. Badudu

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan.. Universitas

• Anak usia 3 thn yg bermain kelereng dg teman-temannya umumnya belum mengembangkan aturan permainan sendiri, Ada kecenderungan anak bermain sendiri2 tanpa