• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR DASAR DASAR AGRONOMI KACAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR DASAR DASAR AGRONOMI KACAN (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Dasar-dasar Agronomi merupakan suatu mata kuliah yang mempelajari prinsip-prinsip dasar dalam berbudidaya tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman terhadap teori yang diberikan dalam perkuliahan. Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di lahan percontohan yang berisikan materi identifikasi dan praktikum kegiatan budidaya tanaman. Dengan praktikum ini mahasiswa diharapkan akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan pengenalan tanaman, penggunaan sarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeliharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen.

Adapun praktikum budidaya tanaman yang dilakukan adalah pembudidayaan tanaman kacang tanah. kacang tanah merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh para petani. Jumlah kacang tanah yang diproduksi oleh para petani belum mampu untuk memenuhi permintaan pasar, karena masih banyak petani yang belum mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman kacang tanah yang baik, serta bagaimana cara pengolahan tanah atau lahan untuk pembudidayaan tanaman kacang tanah.

Selain kacang tanah, pada praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini mahasiswa dibagi dalam lima keompok dalam setiap shift. Dimana setiap kelompok mendapat tugas dalam membudidayakan tanaman yang berbeda-beda. Adapun tanaman yang dibudidayakan adalah kacang tanah, kacang hijau, padi gogo, mentimun, dan jagung. Setiap tanaman memiliki perlakuan yang berbeda-beda dalam pembudidayaannya.

1.2.Tujuan praktikum

(2)

1.3.Manfaat

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman kacang tanah dikenal dengan nama ilmiah

Arachis hipogaea L merupakan jenis tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan (Fabeceae). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut (Rukmana, 1996):

Klasifikasi Ilmiah:

Kingdom/Regnum : Plantae (Tumbuh-tumbuhan) Divisi/Fillum : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Kelas : Dicotyledoneae (Tumbuhan dengan Biji Berkeping Dua) Ordo/Bangsa : Leguminales

Famili/Suku : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies/Jenis : Arachis Hypogeae L.

Tanaman kacang tanah memiliki 3 bagian utama, yaitu daun, akar, dan batang. Sedangkan bagian organ reproduktif kacang tanah yaitu bunga, buah, dan biji . Akibat hubungan simbiosis mutualisme antara tanaman kacang tanah dengan bakteri N. Rhizobium Sp. menyebabkan akar pada tanaman kacang tanah memiliki nodul atau berbintil. Bentuk perakaran tanaman kacang tanah adalah akar tunggang, dengan akar cabang tumbuh pada akar tunggang tersebut (Rukmana, 1996).

(4)

tanaman kacang tanah berwarna putih kecoklatan dengan cangkang yang keras, setiap polong pada kacang tanah memiliki 1 hingga 4 biji.Pembentukan polong pada kacang tanah terjadi setelah masa pembuahan, bakal buah tersebut tumbuh secara memanjang, hal ini disebut sebagai ginopor. Ginopor merupakan tangkai polong pada kacang tanah yang terbentuk di udara, sedangkan di dalam tanah terbentuk polong. Selain itu biji yang dimiliki oleh kacang tanah berbentuk bulat atau lonjong, dengan terbungkus oleh suatu lapisan tipis berwarna putih dan juga merah (Rukmana, 1996).

Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan pertumbuhan yang seragam (Rukmana, 1996).

Lahan yang baik adalah lahan yang kering, berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh dan berproduksi dengan baik Jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam (Rukmana, 1996).

Meskipun idealnya memerlukan pH 6,8 tetapi jagung bisa toleran terhadap lahan tanaman pH 5,5 – 7.0. Apabila ada tanah yang pH nya terlalu rendah bisa dinaikkan dengan menaburkan kapur. Kemudian agar lebih efisien, aplikasinya bisa dilakukan bersama dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram agar kapur bisa tercampur secara merata. Kebutuhan kapur sangat bergantung pada nilai pH awal lahan. Sebagai patokan, untuk satu hektar lahan yang memiliki pH 5,0 dibutuhkan kapur antara 2 sampai 4 ton. Apabila pH lahan terlalu tinggi atau basa, maka dapat diturunkan dengan menaburkan belerang. Namun hal ini dilakukan jika nilai pH lahan memang sangat tinggi yakni 8,0 atau 9,0 (Rukmana, 1996).

Sebelum kacang tanah ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar akarnya (Rukmana, 1996).

(5)

Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Pitojo, 2005).

Kacang tanah merupakan salah satu kelompok tanaman legum yang secara morfologis memiliki suatu keunikan tersendiri, yaitu pada proses pembentukan polongnya. Kalau pada tanaman legum yang lain polong terbentuk di atas permukaan tanah (berada pada posisi yang sama dengan tajuk tanaman) tetapi untuk kacang tanah, polong baru akan terbentuk manakala ginofor (calon bakal buah yang memanjang) sudah mencapai dan masuk ke dalam tanah. Oleh karena itu, agar ginofor tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tanah maka tanah yang akan ditembus oleh ginofor harus dalam kondisi yang cukup gembur. Upaya yang selama ini banyak dilakukan untuk menggemburkan tanah adalah dengan pengolahan, baik dengan cangkul, bajak ataupun dengan mesin bajak. Namun sesungguhnya pengolahan tersebut bukanlah tindakan yang cukup bijaksana jika dilihat terhadap dampak jangka panjangnya. Pengolahan yang terus menerus terhadap lahan pertanaman justru dapat mengakibatkan berkurangnya pori-pori makro tanah karena partikel tanah yang semakin kecil dan pada akhirnya tanah akan menjadi semakin padat (Sanchez, 1987).

Kacang tanah digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi kacang tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah, sehingga produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang banyak. bahan baku industri yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek, manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005).

Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak dipakai dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga seluruh bagian dari kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan industri maupun pakan ternak. Peningkatan produksi kacang tanah dilakukan dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti kendala lahan yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, et al, 2004).

Tanaman kacang tanah membutuhkan unsur hara esensial seperti N, P, dan K untuk pertumbuhan dan produksinya. Fosfor merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak oleh tanaman ( Kartasapoetra dan Sutedja 2005).

(6)

akan terhambat, bahkan kerdil, kelembaban udara yang diperlukan kacang tanah berkisar 65-75 %, penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang. Sementara itu media tanah yang digunakan adalah jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur/bertekstur ringan dan subur dengan pH antara 6.0 – 6.5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Ketinggian penanaman optimum bagi budidaya kacang tanah 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl (Hayati, 2012).

Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang gembur, memiliki bahan organik tanah dalam jumlah cukup. Tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang tanah adalah jenis tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu dengan drainase yang baik, penggenangan dapat menimbulkan penyakit busuk batang dan polong menjadi rusak. Semakin sedikitnya luas lahan pertanian di Indonesia mendorong petani bercocok tanam di tanah yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh optimal tanaman. Salah satu jenis tanah yang ada di Indonesia adalah tanah bertekstur liat. Tanah ini dicirikan oleh rekahan tanah yang lebar pada musim kemarau akibat mengerutnya liat tanah. Tanah-tanah semacam ini mempunyai kadar liat yang cukup tinggi. Bahan organik dan nitrogen yang sangat rendah. Kandungan liat yang tinggi mengakibatkan bobot isi tanah kedap air, laju infiltrasi rendah dan aliran permukaan dan erosi meningkat (Faronika dkk., 2013).

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Sebelum jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar akarnya (Danarti dan Sri Nujiyati, 1998).

(7)

dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang lebih tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masa, dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6 – 6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Padi yang nama latinnya adalah Oryza sativa L. merupakan tanaman pangan yang sangat penting karena hingga kini beras masih merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Di samping itu, beras juga merupakan komoditas strategis karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap kestabilan ekonomi dan politik. Berbagai usaha peningkatan produktivitas padi telah dilakukan namun hasil yang diperolah belum optimal. Kendala yang ditemui dalam usaha peningkatan produktivitas padi antara lain terbatasnya input teknologi serta alih fungsi lahan subur untuk kepentingan industri, perumahan dan penggunaan lahan non pertanian lainnya. Kemampuan negara dalam mencetak lahan sawah baru belum dapat mengimbangi laju alih fungsi lahan sehingga produksi padi nasional terus mengalami penurunan (Apriyantono, 2010).

Penggunaan benih bermutu tinggi adalah prasyarat penting untuk menghasilkan

produksi tanaman yang menguntungkan secara ekonomis. Oleh karena itu persiapan dan perlakuan benih untuk meningkatkan mutunya sangat penting dilakukan, terlebih lagi dengan adanya permasalahan dormansi fisiologis (after ripening) pada benih padi gogo pasca dipanen di lapangan. Alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui teknologi invigorasi benih yang diintegrasikan dengan agensia hayati kelompok rizobakteri (mikroorganisme yang mampu berperan sebagai biofertilizer dan biopestisides) (Loon, 2007).

(8)

Tanaman mentimun (Cucumis sativa L.) termasuk dalam tumbuhan merambat atau merayap merupakan salah satu jenis tanaman sayuran buah Famili labu - labuan (cucurbitaceae) yang sudah popular dan digemari masyarakat luas. Menurut sejarah, tanaman mentimun berasal dari benua Asia, yaitu dari Asia Utara dan Asia Selatan (Wijoyo, 2012).

Di Indonesia, Tanaman mentimun ditanam didataran rendah. Daerah penyebaran yang menjadi pusat pertanaman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak di konsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Meskipun bukan tanaman Indonesia, tetapi mentimun sudah sangat di 2kenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran ini dengan mudah ditemukan hampir seluruh pelosok Indonesia (Putra, 2011).

Mentimun mempunyai prospek yang cerah untuk dibudidayakan, karena mentimun dapat dipasarkan di dalam negeri dan diluar negeri. Produksi mentimun masih sangat rendah, yaitu rata-rata 10 ton per ha, hal ini disebabkan karena budidaya mentimun masih dianggap usaha sampingan diantara tanaman budidaya lainnya (Abdurrazak, 2013).

Pembudidayaan mentimun meluas seluruh dunia, baik daerah beriklim panas (tropis) maupun didaerah beriklim sedang (sub tropis). Di Indonesiatanaman mentimun ditanam di daerah daratan rendah dan dataran tinggi 0–1000 meter di atas permukaan laut. Daerah yang menjadi pusat perta-naman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat,Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur danJawa Tengah. Buah mentimun dibutuhkan masyarakat baik untuk pemenuhan gizi bagi tubuh, juga dibutuhkan bagi industri kosmetik dalam negeri. Dewasa ini Indonesia telah mengekspor buah mentimun ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Inggris, Perancis, dan Belanda (Samadi,2002).

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting di Indonesia yang posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Untuk masa tanam tahun ini, pada periode Januari hingga April 2010 produksi kacang hijau nasional diprediksi sebesar 77.000 ton, Mei hingga Agustus sebesar 127.000 ton dan September hingga Desember sebesar 131.000 ton.Sejauh ini India merupakan produsen utama (1,2 juta ton dari 2,8 juta ha), diikuti oleh Thailand (0,2 juta ton dari 0,4 juta ha), dan Indonesia (0,20 juta ton dari 0,3 ha) (Somaatmadja, 1993).

(9)

chinensis. Hama ini tersebar di seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis. Hama ini bersifat polifag, namun imagonya lebih menyukai komoditas kacang hijau (Swibawa et al., 1997).

Tanaman kacang hijau dari segi agronomis memiliki kelebihan jika dibandingkan

dengan tanaman kacang-kacangan lainnya. Kacang hijau lebih tahan kekeringan, hama dan penyakit yang menyerang relatif sedikit, dipanen pada umur 55-60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, budidayanya mudah serta harga jual yang lebih tinggi dan stabil bila ditinjau dari segi ekonomi (Sumarno, 1991).

Peran strategis lain dari kacang hijau komplementer dengan beras, sebab protein beras yang miskin lisin dapat diperkaya oleh kacang hijau yang kaya akan lisin. Implikasi dari sosialisasi konsumsi kacang hijau hingga mencapai 2,5 kg/tahun/kapita, bila dikonversi untuk 225 juta penduduk, maka memerlukan tambahan produksi kacang hijau sebasar 200.000-215.000 ton. Tambahan produksi tersebut otomatis memerlukan tambahan areal tanam, yang berarti akan menampung tenaga kerja yang diperlukan untuk pengembangan lahan kering, (Agus et al, 2011).

(10)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan tempat

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dilaksanakan di lahan percontohan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Praktikum dilaksanakan mulai pada tanggal 3 Oktober sampai dengan tanggal 24 Desember 2016.

3.2.Alat dan bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah cangkul, parang, sabit, tali rafia, ajir, meteran, tugal, map plastik, jangka sorong dan ATK. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah dan pupuk (urea,SP36,KCL) serta Furadan 3G.

3.3.Metode praktikum

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi untuk mengamati pertumbuhan tanaman. Membuat contoh sampel tanaman untuk diamati laju pertumbuhan tanaman setiap minggunya selama praktikum dalam hal ini ada 5 kali pengamatan. Menghitung nilai rataan perubahan tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun pertanaman setiap jenis tanaman pada setiap pengamatan. Membuat hasil pengamatan kedalam sebuah tabel agar memudahkan untuk membedakan setiap data pengamatan. Menghitung berat daun, berat batang, dan berat akar pada tanaman kacang tanah.

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Acara I Persiapan Tanam

1. Membuat alat Bantu Jarak Tanam (Cablak/Caplak)

a Menyiapkan 2 utas tali rafia sepanjang 3,5 meter dan 1 utas tali rafia sepanjang 2,5 meter. Kedua tali ini akan menjadi tali utama.

b Menyiapkan potongan tali rafia sepanjang 15 cm. Warna tali rafia yang berbeda dari tali yang digunakan pada nomor 1 akan lebih baik, tali – tali kecil ini berfungsi sebagai tali penanda jarak tanam.

(11)

– masing komoditi dapat dilihat di tabel jarak tanam pada buku panduan praktikum di halaman 2.

d Pada setiap titik spidol yang telah diberi tanda, membuat simpul – simpul dengan tali rafia penanda jarak tanam.

2. Persiapan Benih

a Mengambil benih yang akan ditaman sesuai dengan jenis komoditi yang menjadi tanggung jawab..

b Membersihkan benih dari kotoran biji lain, pasir dan sebagainya. c Memilih benih yang utuh, tidak berlubang, dan tidak berjamur.

d Merendam benih dalam air, membiarkan beberapa saat. Memperhatikan benih yang tenggelam dan mengapung. Benih yang tenggelam menandakan kualitas benih yang lebih baik dibandingkan benih yang mengapung.

3. Menghitung Dosis Pupuk

a Mendosis pupuk umumnya disebut untuk luasan area perhektar.

b Menghitung kebutuhan pupuk pada luasan lahan yang kita tanami sebagai berikut. Kebutuhan pupuk = luaslahan yang ditanamiluas lahan1hektar X dosis pupuk perhektar

c Menghitung dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCL pada lahan sesuai dengan komoditi yang di tanami.

4. Penanaman

a Membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh

b Menentukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan dengan menetapkan letak tanaman sudut = 1/2 x jarak tanam.

c Merentangkan tali cablak ukuran 3,5 meter ysng telah disiapkan sebelumnya pada kedua sisi lahan saudara lalu diikatkan bagian ujungnya pada ajir.

d Merentangkan tali cablak ukuran 2,5 meter pada sisi lahan tegak lurus dan sesuai dengan penanda lubang tanam.

e Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam.

f Memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanaman

g Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 1 atau 2 butir sesuai intruksi Co.Assisten pada setiap lubang tanam.

h Setelah selesai, lalu memindahkan tali cablak 2,5 m ke tanda jarak tanam berikutnya. Jangan memindahkan tali cablak 3,5 m.

(12)

j Melakukan pemupukan dasar dengan dosis sebagaimana pada tabel halaman 11 dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman, kemudian menaburkan pupuk lalu menimbunnya.

k Melakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga tanah cukup basah.

l Membuat tabel dan memberi nama praktikan, NPM, Shift Praktikum, nama tanaman pada petakan dengan map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.

3.4.2. Acara II Daya Tumbuh, Penjarangan, Penyulaman Tanaman dan Penetuan Sampel

a. Melakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman meliputi tipe perkecambahan, daya tumbuh tanaman Σ tanaman yang tumbuhΣ benih yang ditanam X100 %

populasi tanaman Jarak TanamLuas Area

b Membuat diagram tanaman pada petakan masing-masing di kertas.

c Membuat nomor 1 sampai seterusnya, namun tidak termasuk tanaman yang berada di pinggir setelah menentukan berapa sampel (10 % dari populasi).

d Membuat tanda pada tanaman dilapangan sesuai sampel yang dipilih. e Merawat tanaman dengan baik sampai panen.

f Mengumpulkan data yang peroleh untuk ditandatangani oleh co-ass.

3.4.3. Acara III Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman dan Pengendalian OPT 1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman

a Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan tanaman vegetatif tanaman sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Melakukan pengamatan peubah perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah masuk fase generatif.

b Mevariabelkan pertumbuhan yang diamati yaitu Mengukur Tinggi Tanaman, Menghitung Jumlah Daun, Menghtung Jumlah Anakan.

c Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan vegetatif tanaman sejak tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (3 MST). Melakukan pengamatan peubah perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah memasuki fase generatif. d Mengukur tinggi tanaman pada tanaman monokotil mengukur tinggi dari pangkal

(13)

e Menghitung jumlah daun dari seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna pada setiap tanaman sampel.

f Menghitung anakan tanaman dengan teliti, lalu mencatat hasil untuk di tanda tangani Coass.

2. Pengamatan Pengendalian OPT

a Mengamati jenis gulma yang tumbuh (gulma daun lebar atau gulma daun sempit) lalu memfotokan jenis gulma tersebut.

b Melakukan pengendalian gulma secara manual (mekanik) dengan cara mencabuti atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar petakan, mengumpulkan semua gulma dan buang jauh dari petakan tanaman.

c Mengamati gejala dan kelainan dijumpai yang disebabkan oleh hama atau penyakit. d Melakukan pengendalian terhadap organisme penggangu tanaman. Jika

memungkinkan pengendalian hama melakukannya secara mekanik dengan cara menangkap dan membunuh hama yang menggangu tanaman. Jika serangan sudah diatas ambang batas, mengendalikan dengan pestisida sesuai dengan kebutuhan. Mengkondultasikan dengan co. Asisten atau dosen pembimbing.

3.4.4. Acara IV Teknik Pengamatan Dan Metode Analisis Pertumbuhan Tanaman a Mengambil sampel sebagai objek pengamatan dengan cara mencabut batang padi

gogo (akar dan batang) yang telah bersih oleh tanah.

b Memotong padi gogo sehingga akar dan batang yang masih memiliki daun terpisah 2 bagian.

c Menimbang batang yang masih memiliki daun lalu menimbang akar seterusnya begitu hingga sampel 5.

d Mencatat hasil pengamatan dalam suatu tabel yang sistematis.

e Melakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data dengan rumus NPA = bobot bagian tanaman dibawah permukaantanahbobot bagiantanaman diatas permukaantanah ,

Luas daun = P X L X Indeks (67 % belum berbunga dan 76% sudah berbunga) 3.4.5. Acara V Panen

a Melakukan pemanenan bagian vegetatif dan bagian ekonomis tanaman apabila sudah menunjukkan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya panen.

b Melakukan pengukuran:

Menimbang jumlah bobot basah perumpun (akar dan batangnya).

(14)

Menghitung NPA dari jumlah bobot basah perumpun.

(15)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Daya tumbuh dan Penentuan Sampel  Daya Tumbuh Tanaman

No Tanggal Pengamatan Jumlah Tanaman Tumbuh Daya Tumbuh Tanaman 1. 1 Oktober 2016 87 tanaman 43,5 %

2. 14 Oktober 2016 121 tanaman 60,5 % Daya tumbuh tanaman tanggal 1 oktober 2016

Daya Tumbuh Tanaman =

Benih tumbuh

Benih ditanam x 100%

Daya Tumbuh Tanaman = 20087 x 100% Daya Tumbuh Tanaman = 43,5 %

Daya tumbuh tanaman tanggal 14 oktober 2016 Daya Tumbuh Tanaman =

Benih tumbuh

Benih ditanam x 100%

Daya Tumbuh Tanaman = 121200 x 100% Daya Tumbuh Tanaman = 60,5 %

 Pertumbuhan Tanaman

Tipe perkecambahan kacang tanah : Tipe epigeal (kotiledon terdorong ke atas)

 Populasi Tanaman

Populasi Tanaman = Jarak TanamLuas Area Populasi Tanaman = 0,22m xm x30,3mm Populasi Tanaman = 0,066mm Populasi Tanaman = 100 populasi

Dikarenakan setiap lubang ditanami 2 benih kacang tanah, jadi populasinya bertambah 100 x 2 = 200 populasi

(16)

Sampel = 10% x populasi Sampel = 10010 x 100 Sampel = 10 sampel

4.1.2 Pengamatan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah 4.1.2.1 Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Sampel Tinggi tanaman (cm) pengamatan ke- Rata-rata

1 2 3 4 5

Rata-rata 18,2 24,7 26,7 30,4 31,6

4.1.2.2 Grafik Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah

1 2 3 4 5

(17)

0 5 10 15 20 25 30 35

Rata-Rata

Rata-Rata

4.1.2.4 Tabel Pengamatan Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

Sampel Jumlah cabang tanaman pengamatan ke- Rata-rata

1 2 3 4 5

1 11 12 12 12 13 12

2 9 10 10 10 11 10

3 6 7 7 7 8 7

4 7 10 10 10 11 9,6

5 6 15 16 15 16 13,6

6 7 7 10 8 8 8

7 6 9 8 8 9 8

8 11 13 19 14 15 14,4

9 9 10 10 9 11 9,8

10 7 15 17 16 18 14,6

Rata-rata 7,9 10,8 11,9 10,9 12

(18)

1 2 3 4 5

4.1.2.6 Grafik Rata-Rata Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

0

(19)

Sampel Jumlah daun tanaman pengamatan ke- Rata-rata

Rata-rata 38 55,4 67,2 72,8 75,6

4.1.2.8 Grafik Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

1 2 3 4 5

(20)

0

4.1.2.10 Tabel Pengamatan Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah Sampel Bobot Batang

(21)

0

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa teknik berbudidaya tanaman kacang tanah tidak sulit. Dalam berbudidaya tanaman kacang tanah ini banyak hal yang harus diperhatikan agar kacang tanah yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan dapat memperoleh hasil yang baik pula.

Awal mula dalam pembudidayaan kacang tanah adalah penyiapan lahan untuk taman. Dimana petak lahan ini sudah ditentukan dan kami tinggal mengolah lahan agar siap ditanami, mulai dari membersihkan lahan dari gulma dan mencangkul tanah agar lebih gembur dan siap untuk ditanami. Sebelum tanam benih kacang harus dipilah-pilah dan diambil benih yang bagus untuk tanam supaya kacang yang tumbuh bagus. Namun saat pembagian benih pada waktu tanam, banyak benih yang rusak dan kualitasnya tidak terlalu bagus. Dalam kasus ini dalam satu bungkus benih ada beberapa benih yang rusak bahkan tidak layak untuk ditanam.

Agar kacang bisa tumbuh dengan baik dan mendapat nutrisi dan penyinaran matahari yang cukup maka dibuatlah cablak dari tali rafia yang sudah diberi tanda untuk jarak tanam kacang tanah (20 cm x 30 cm). Setelah diberi tanda barulah dibuat lubang dan menanam 2 benih kacang tanah dan beberapa butir furadan dalam setiap lubang. Setelah itu diberi pupuk Urea, SP36, dan KCL (dilarik).

(22)

Setelah satu minggu maka daya tumbuh benih sudah bisa dihitung dimana perhitungan daya tumbuh pertama hasilnya yaitu 43,5 % dan yang kedua 60,5 %. Tanaman kacang tanah kelompok kami sedikit yang tumbuh karena benih yang ditanam di dalam tanah dimakan oleh semut itu karena pada petak tanaman tidak diberi Furadan yaitu insektisida pencegah serangga memakan/ mengganggu benih yang ditanam jumlahnya kurang sehingga kelompok kami tidak kebagian Furadan dan mengakibatkan tanaman kami banyak yang tidak tumbuh dan memerlukan banya penyulaman pada tanaman yang tidak tumbuh.

Tanaman kacang tanah harus disiram agar tanahnya tidak kering dan tanaman tidak kekurangan air karena kondisi cuaca yang pada saat itu musim panas. Setelah beberapa minggu barulah menentukan sampel tanaman kacang tanah sebanyak 10 tanam. Dan seetiap minggunya ada pengamatan vegetatif tanaman.

Pada variabel mengukur tinggi tanaman pada pengamatan ke- 1 sampai pengamatan ke- 5 dari sampel 1 sampai 10 mengalami peningkatan dan ada kalanya pertumbuhannya terhenti karena sudah memasuki masa generatif tanaman untuk berbunga dan kemudian berbuah dan menghasilkan polong kacang tanah.

0 5 10 15 20 25 30 35

Rata-Rata

Rata-Rata

Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah

(23)

Pada variabel mengukur banyaknya cabang tanaman kacang tanah kasusnya tidak jauh beda dari kasus pada tinggi tanaman. Awalnya cabang tanaman terus bertambah setiap minggunya namun pada pengamatan ke4 dan ke5 pertumbuhan jumlah cabang mulai sedikit. Yang tumbuh hanya cabang sekunder kacang tanah pada ketiak daun. Agar lebih jelas dapat dilihat pada grafik rata-rata pertumbuhan cabang tanaman dibawah ini.

0 2 4 6 8 10 12 14

Rata-Rata

Rata-Rata

Grafik Rata-Rata Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

(24)

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Rata-Rata

Rata-Rata

Grafik Rata-Rata Jumlah DaunTanaman Kacang Tanah

Pada saat panen variabel yang dihitung yaitu bobot batang, bobot akar, bobot daun dan bobot polong kacang tanah. Perhitungan ini menggunakan timbangan cabe yang telah disediakan oleh laboratorium.

(25)
(26)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Gambar

Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Grafik Rata-Rata Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah
Grafik Rata-Rata Jumlah DaunTanaman Kacang Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan usaha pertanian dibutuhkan berbagai jenis bahan dan alat penunjang yang diperlukan pada proses produksi pertanian, sejak persiapan lahan hingga penanganan

Peningkatan produksi kacang hijau dapat dilakukan dengan cara perbaikan teknik budidaya yaitu seperti penggunaan pupuk kandang dan jumlah benih perlubang tanam

Kegiatan budidaya tanaman kacang panjang yang dilakukan oleh STA Baliak Mayang meliputi : persiapan benih, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan (penyulaman,

(peningkatan produksi dengan cara perluasan areal penanaman) - ketersediaan lahan.. (ketersediaan lahan arabika (>1.000 mdpl) terbatas - persaingan dengan komoditas

Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian Berbagai Dosis Kotoran Ayam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogae L).Skripsi.. Departemen

Menguraikan tentang berbagai aspek budidaya pada tanaman hias daun dan bunga yang meliputi: cara perbanyakan tanaman, pemilihan bibit, penanaman, pemeliharaan,

Bertolak dari uraian di atas, maka dalam upaya meningkatkan pemahaman petani tentang teknik budidaya kacang tanah dan meningkatkan produksi kacang tanah di

CARA KERJA Cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu 1bersihkan lahan dari sersa-sersa tumbuhan atau gulma, 2ukurlah luas tanah atau lahan sesuai dengan ukuran bedengan