• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Pembelajaran Di Kalangan Guru SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Pembelajaran Di Kalangan Guru SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah Dasar Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, dapat dijelaskan tentang profil yang sekolah yang tergabung dalam Gugus Ki Hajar Dewantara, meliputi: Sekolah Dasar Negeri Plalangan 01, SD Negeri Plalangan 02, SD Negeri Plalangan 03, SD Negeri Plalangan 04, dan SD Negeri Gunungpati 01.

Kelima SD Negeri tersebut berada di wilayah Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Secara rinci berikut ini profil masing-masing sekolah.

4.1.1.1. SD Negeri Plalangan 01

(2)

bersertifikat pendidik. Sumber daya tersebut ditunjang oleh satu tenaga administrasi dan satu orang penjaga sekolah. Sekolah ini juga memiliki enam rombel dengan jumlah siswa 235 orang. Sekolah dengan NPSN 20328747 dan akreditasi A ini dilengkapi fasilitas telepon dengan nomor

(024)70772346 dan email:

sdnplalangan01@yahoo.co.id.

Visi SD Negri Plalangan 01 adalah : “Unggul dalam Prestasi, Cerdas, Trampil Berdasarkan Iman dan Takwa. Dari visi dijabarkan dalam misi sekolah yaitu : (1) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK, (2) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan jaman, dan (3) Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

4.1.1.2. SD Negeri Plalangan 02

(3)

bersertifikat pendidik. Sumber daya tersebut ditunjang oleh jumlah tenaga administrasi sebanyak satu orang dan satu orang penjaga. Sekolah ini memiliki enam rombel dengan jumlah siswa 71 orang. Sekolah pemilik NPSN 20328746 ini dapat dihubungi melalui telepon 085740914777 dan surat elektronik sdplalangan02@yahoo.co.id.

Sekolah dengan akreditasi B memiliki visi yaitu: Menjadikan Peserta Didik yang Beriman,Bertaqwa,Cerdas dan Berprestasi. Adapun misi yang hendak diwujudkan erdasarkan visi sekolah adalah: (1) Menjadikan peserta didik yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Menjadikan peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (3) Menjadikan peserta didik yang cerdas dan trampil dalam segala bidang, dan (4) Menjadikan peserta didik yang berprestasi dan berbudi pekerti yang luhur.

4.1.1.3. SD Negeri Plalangan 03

(4)

sekolah. Sekolah ini memiliki 11 guru, sembilan orang diantaranya berkualifikasi S1, dan tujuh orang bersertifikat pendidik yang ditunjang dengan satu orang tenaga administrasi dan satu orang penjaga. Sekolah ini memiliki enam rombel dengan jumlah siswa 59 orang dan status akreditasi masuk kategori B.Sekolah dengan NPSN 20328732 ini dapat dihubungi melalui telepon 0817295318 dan surat elektronik sdplalangan03@yahoo.co.id.

(5)

menunjang program pemerintah melaksanakan otonomi daerah.

4.1.1.4. SD Negeri Plalangan 04

(6)

lima tahun, (2) Membekali peserta didik baik iman, ilmu dan ketrampilan agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan sebagai bekal hidup di masyarakat, dan (3) Menyiapkan tunas-tunas bangsa yang berdisiplin tinggi dan berbudi pekerti luhur.

4.1.1.5. SD Negeri Gunungpati 01

(7)

“Mampu Berprestasi, Cerdas,Terampil Berlandaskan Iman dan Taqwa”. Adapun misinya meliputi: (1) menyiapkan generasi yang memiliki potensi dibidang iman dan taqwa, (2) menyiapkan generasi yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, (3) membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman, (4) membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

4.1.2 Perencanaan Supervisi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati oleh Pengawas

Perencanaan merupakan ciri dari suatu pengelolaan atau “management”. Setiap kegiatan agar berhasil harus diawali dengan perencanaan. Seperti halnya supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas SD.

(8)

Perencanaan supervisi pembelajaran menurut pendapat pengawas sekolah adalah suatu program dalam bentuk dokumen atau buku yang berisi tentang tujuan, sasaran, langkah-langkah pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, dan instrumen yang digunakan. Tujuan memuat tentan maksud dilakukan supervisi pembelajaran, sedangkan sasarannya adalah guru-guru di SD Gugus Ki Hajar Dewantara. Langkah-langkah memuat pendekatan, prosedur dan tehnik, sedangkan jadwal memuat tentang hari tanggal pelaksanaan dan sasaran. Adapun instrumen adalah perangkat yang berisi komponen dan indikator tentang perencanaan dan proses serta tindak lanjut pembelajaran.

Program perencaan supervisi pembelajaran disusun oleh pengawas SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, berdasarkan analisis dan evaluasi hasil supervisi pembelajaran tahun lalu. Adapun tujuan perencanaan dibuat adalah memudahkan pelaksanaan, pemetaan pelaksanaan, tujuan, sasaran, langkah-langkah,dan instrumen dipakai tepat.

(9)

Dewantara dengan pertanyaan yang disampaikan : “Bagaimanakah bapak melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran di SD Gugus Ki Hajar Dewantara, mohon penjelasannya ?”.

“Terima kasih sebelumnya, saya dalam melaksanakan supervisi pembelajaran ke sekolah-sekolah khususnya di Gugus Ki Hajar Dewantara dan gugus lain saya awali

dengan membuat program perencanaan yang

didalamnya berisi tentang tujuan, sasaran, prosedur, jadwal dan instrument. Tujuan saya membuat perencanaan adalah memudahkan pelaksanaan terkait

waktu dan sasaran’. Kemudian saya dapat

melaksanakan sesuai jadwal dan instrumen”.

(10)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Jumadi, S.Pd.selaku Pengawas bahwa yang paling banyak dihadapi oleh guru adalah masalah instrumen penilaian.Berikut petikan hasil wawancara oleh peneliti dengan pertanyaan yang disampaiakan “Apakah permasalahan yang bapak temukan pada waktu melakukan supervisi pembelajaran khususnya di SD gugus Ki Hajar Dewantara ?”.

“Sekarang ini sekolah kan menggunakan Kurikulum 2013, di lapangan yang saya temukan para guru banyak yang mengeluh terkait dengan instrumen penilaian Kurikulum 2013. Walaupun sudah diberikan Diklat, pelatihan di Gugus tetap semua guru masih merasa kesulitan”

Pengawas telah menyusun prosedur supervisi pembelajaran dan menetapkan sumberdaya (manusia, informasi, peralatan, dana) yang dibutuhkan. Bapak Jumadi, S.Pd. selaku Pengawas menjelaskan bahwa sasaran utama pada individu guru, informasi terkini sesuai petunjuk teknis yang ada, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Berikut petikan pernyatan yang disampaikan :

(11)

oleh pengawas yang diterbitkan oleh pemerintah”. Sasaran dalam instrumen tentang proses pembelajaran, penggunaan alat peraga dan pembelajaran dan sistem penilaian”.

Setelah menyusun rancangan supervisi pembelajaran, pengawas mengkomunikasikannya kepada kepala sekolah. Setelah itu pengawas membuat jadwal supervisi pembelajaran. Hal ini berdasarkan pernyataan Jumadi, S.Pd. selaku Pengawas SD Kecamatan Gunungpati bahwa:

“Program saya susun kemudian memberitahukan kepada sekolah melaluirapat dinas maupun via SMS, dan pertemuan pra supervisi. Hasil informasi yang saya sampaikan kepala sekolah memberikan respon kesiapannya. Pada pra supervisi saya memberikan informasi langsung kepada para guru prosedur kedatangan disekolah disampaikan karena ada yang terencana ada yang tidak. Kemudian tahapan berikutnya adalah menyusun jadwal yang telah ditentukan dengan persetujuan kepala sekolah yang akan dikunjungi baik yang terencana atau tidak. Jadwal yang terencana diinformasikan kepada kepala sekolah untuk juga disampaikan kepada guru”.

(12)

“Dalam penyusunan rencana supervisi pembelajaran di sekolah pengawas selalu melibatkan kepala sekolah. Hal ini tidak menjadi masalah bagi saya sebagai kepala sekolah karena kepala sekolah juga memiliki program supervisi sebagai tugas dan fungsi seorang kepala sekolah, sehingga dapat disinkrokan dengan program supervisi yang dibuat kepala sekolah”.

Kepala SD Negeri Plalangan 03dan Kepala SD Negeri Gunungpati 01 menyatakan tidak pernah dilibatkan. Kepala sekolah SD Negeri Plalangan 03 tidak memberi penjelasan. Sementara menurut Kepala Gunungpati 01, biasanya pengawas menyusun sendiri, kadangkala ada pemberitahuan jika akan supervisi

Gambaran umum perencanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di unit kerja yang dipimpin oleh Kepala SD Negeri Plalangan 01 sudah baik, namun tidak memberikan gambaran yang terperinci. Hal ini diperkuat dengan pernyataanKepala SD Negeri Plalangan 02 sebagai berikut:

“Supervisi oleh pengawas terhadap guru dilaksanakan setelah kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi terhadap guru tersebut. Sesuai dengan program dan jadwal yang dibuat kepala sekolah.”

(13)

supervisi kelas (tertentu).Menurut Kepala SD Negeri Plalangan 04, Pengawas merencanakan supervisi kemudian dikonsultasikan dengan kepala sekolah, kemudian supervisi ke kelas sasaran.

(14)

4.1.3Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara.

Tahap kedua dari supervisi pembelajaran yang dilakukan pengawas sekolah ke sekolah-sekolah adalah pelaksanaan. Pertama kali yang dilakukan dalam kegiatan pelaksanaan adalah sosialisasi program. Sosialisasi program dilaksanakan dengan tujuan agar program supervisi pembelajaran yang dilakukan pengawas dipahami dan di mengerti oleh kepala sekolah dan guru-guru di SD gugus Ki Hajar Dewantara. Selain itu adalah koordinasi, tujuan menyamakan persepsi dengan kepala sekolah karena kepala sekolah juga mempunyai program supervisi. Tiga dari lima kepala sekolah menyatakan dilibatkan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi pembelajaran terhadap guru di unit kerja yang dipimpinnya. Kepala sekolah SD Negeri Gunungpati 01 menyatakan tidak dilibatkan. Berikut petikan pernyataan yang disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Gunungpati 01:

(15)

Kepala SD Negeri Plalangan 03menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dilibatkan. Sementara itu, Kepala SD Negeri Plalangan 04 membenarkan telah dilibatkan dengan tanpa memberi penjelasan. Berikut ini pernyataan Kepala SD Negeri Plalangan 02:

“Ya. Secara langsung maupun tidak langsung kepala sekolah terlibat antara lain mengkondisikan guru yang

bersangkutan.Terus pasca kunjungan kelas

mengkondisikan teman-teman untuk dibina termasuk yang tidak disupervisi”

Gambaran umum pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di unit kerja yang dipimpin oleh Kepala SD Negeri Plalangan 01 sudah baik. Beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi terlaksana sesuai rencana. Gambaran umum pelaksananaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas tersebut diperkuat pernyataan oleh Kepala SD Negeri Plalangan 03 yaitu sebagai berikut:

(16)

Hal tersebut juga diperkuat oleh Kepala SD Negeri Plalangan 04 memberi penjelasan sebagai berikut:

“Pengawas supervisi administrasi guru kelas, pengawas menunggui guru kelas yang disupervisi, pengawas memberi arahan pada guru, jika ada hal-hal yang penting dan untuk tindak lanjut.”

Pernyataan di atas diperkuat oleh Kepala SD Negeri Plalangan 02 melalui Fucus Group Discassion (FGD) ia memberikan gambaran umum pelaksanaan supervisi pembelajaran di sekolahnya.

“Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh pengawas sanggat membantu kepala sekolah. Karena di SD Negeri Plalangan 02 ada guru yang tidak membuat administrasi dan rencana pembelajaran, bahkan datangnya sering terlambat. Dengan adanya supervisi maka guru yang bersangkutan merasa risih dengan guru lain akhirnya membuat dan pengawas memberikan tugas untuk selalu dibina dan dipantau...”

(17)

kunjungan kelas. Keempat, pengawas menyampaikan arahan kepada guru mengenai hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru sebagai tindak lanjut.

Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru-guru di SDN Ki Hajar Dewantara berikut ini disajikan keterangan yang disampaikan oleh para guru. Hal-hal yang diuraikan meliputi tiga belas kemampuan guru dalam aspek pembelajaran sesuai Permenpan nomor 16 tahun 2009 pengembangan kemampuan guru yang harus dilakukan oleh pengawas.

(18)

Alasannya, penyusunan kurikulum dan pembelajaran mengacu pada pedoman kurikulum yang sudah ada. Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 mengharapkan, fungsi pengawas dalam aspek tersebut perlu ditingkatkan. Dalam penyusunan kurikulum, menurutIbu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01,pengawas berperan aktif untuk memotivasi Kepala Sekolah, guru maupun tokoh masyarakat yang punya kepentingan dengan pendidikan. Dengan demikian pada aspek ini fungsi pengawas cukup membantu guru-guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dan perlu ditingkatkan.

Dalam menjalankan fungsi pengawas berkaitan dengan peningkatan kemampuan menyusun silabus, supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas sangat membantu kalangan guru.

(19)

dalam merevisi penyusunan silabus. Menurut Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 kemampuan menyusun silabus sangat penting karena dengan menyusun silabus, maka guru dapat melaksanakan pembelajaran secara optimal. Hal itu dibenarkan olehIbu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Berikut ini pernyataan Ibu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01:

“Pada waktu penyusunan silabus, pengawas

memberikan pendampingan secara khusus, sehingga kalau ada kesulitan teratasi.”

Dalam hal peningkatan kemampuan menyusun RPP, fungsi pengawas sangat membantu. Hal itu sesuai pernyataan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02. Berikut ini adalah pernyataan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02.

“Banyak membantu dalam menyusun RPP dan memberi

support untuk selalu menyusun RPP setiap

semesternya.”

(20)

“Pengawas pada waktu mengadakan supervisi telah mengoreksi RPP yang dibuat oleh guru, apabila ada kesalahan, pengawas mengadakan pembinaan atau pembetulan.”

Menyusun RPP merupakan kewajiban setiap guru dalam merancang pembelajaran. Hal itu disadari oleh Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Namun, pengawas tidak perlu berlebihan dalam melakukan supervisi pembelajaran dalam kaitannya penyusunan RPP oleh guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 sebagai berikut:

“Pengawas cukup memberikan masukan-masukan dalam penyusunan RPP ketika supervisi menemukan hal-hal yang kurang tepat dalam perangkat RPP yang telah dibuat guru.”

(21)

“Setelah selesai supervisi KBM, pengawas akan memberikan saran dan masukkan secara lisan/tertulis kepada guru dengan cukup baik sehingga memotivasi guru dalam KBM.”

Pernyataan itu dikuatkan oleh Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02. Menurutnya, supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas banyak membantu dalam pelaksanaan proses proses pembelajaran, karena selalu melakukan supervisi dan memberikan pengarahan. Hal itu juga didukung oleh Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Menurut Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03, guru melakukan pembelajaran sesuai dengan proses pembelajaran yang ditetapkan disertai dengan penilaian, silabus, dan mengevaluasi anak. Hal itu diperkuat oleh Ibu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01. Berikut ini pernyataannya:

“Pengawas pada waktu mengadakan supervisi

pembelajaran telah memberi saran pada waktu guru mengajar yang tidak menggunakan alat peraga.”

(22)

sangat membantu guru. Pengawas telah memberi contoh instrument penilaian kepada guru. Hal itu sesuai dengan pernyataan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 bahwa pengawas banyak membantu menyusun dan membuat alat/instrument penilaian dengan memberikan contoh instrumen penilaian. Hal itu dibenarkan oleh Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01. Berikut ini pernyataannya.

“Cukup terbantu dengan saran-saran yang disampaikan serta sharing penyusunan instrumen penilaian di KKG.”

Menurut Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 kemampuan guru menyusun instrument penilaian sangat berguna. Alasannya, menyusun alat/instrument penilaian perlu sekali untuk melihat kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut ini pernyataan Ibu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01:

(23)

Dalam hal peningkatan kemampuan menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran, fungsi pengawas cukup membantu. Hal itu sesuai dengan pernyataan Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 berikut ini:

“Ya, cukup membantu dengan memberikan saran kepada guru untuk merenungkan dan introspeksi diri setelah selesai KBM.”

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01, Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02. Menurut Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02, fungsi pengawas cukup membantu dalam menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran dan mengajak sharing dengan memberikan pengarahan. Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 memberi masukan bagi pengawas sebagaimana pernyataan berikut:

“Perlu ditingkatkan. Karena menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran bukti bahwa kita sudah melakukan pembelajaran yang lebih baik.”

(24)

Hajar Dewantara. Berikut ini pernyataan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01:

“Ya. Dengan memberikan contoh-contoh dan penjelasan sehingga cukup membantu guru dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis hasil penilaian.”

Pernyataan itu dikuatkan oleh Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dengan pernyataan berikut:

“Cukup membantu dalam menganalisis hasil penilaian agar kita dapat melaksanakan tindak lanjut yang dibutuhkan siswa.”

(25)

Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 sebagai berikut:

“Secara umum dalam menganalisis hasil penilaian masih perlu penyempurnaan, sehingga pengawas memotivasi guru yang belum melaksanakan secara maksimal.”

Fungsi pengawas sudah cukup banyak membantu guru-guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dalam peningkatan kemampuan melaksanakan pembelajaran remedial dan pengayaan sesuai hasil evaluasi. Menurut Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01, fungsi pengawas cukup membantu dengan mengadakan supervisi penilaian administrasi dan pembelajaran, guru membuat buku perbaikan dan pengayaan. Sedangkan menurut Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 fungsi pengawas sudah sangat membantu. Berikut ini pernyataan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02:

(26)

Menurut Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04, perbaikan dan pengayaan sangat penting. Alasannya, supaya siswa dapat tuntas dalam melaksanakan pembelajaran untuk itu diadakan remedial sehingga anak yang kurang kemampuannya dapat tuntas. Fungsi pengawas telah nyata seperti yang disampaikan olehIbu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01 berikut ini:

“Pengawas telah memeriksa pengayaan siswa serta mengkonfirmasi teknik pelaksanaan remedial bagi anak yang masih belum tuntas pada pelajaran tertentu.”

Dalam hal peningkatan kemampuan membimbing guru pemula dalam program induksi, fungsi pengawas sudah cukup banyak membantu. Meski Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 menyatakan sedikit membantu, namun menurut Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD NegeriPlalangan 02 sudah banyak membantu. Berikut pernyataan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02:

(27)

Menurut Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03, guru pemula perlu mendapat bimbingan. Menurutnya, guru pemula kurang pengalamannya dan perlu banyak bimbingan. Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Mengenai teknis pemberian bimbingan bagi guru pemula, Ibu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01 memberi masukan kepada pengawas sebagai berikut:

“Pengawas menunjuk guru / kepala sekolah yang dianggap senior untuk memberi bimbingan pada guru pemula.”

Dalam upaya peningkatan kemampuan membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, fungsi pengawas dalam kategori cukup. Berikut ini pendapat Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01:

“Ya, cukup dengan memantau kegiatan eksra kurikuler yang diadakan di sekolah yang didokumentasikan dalam buku kegiatan ekstrakurikuler.”

(28)

pengawas telah banyak membantu dan memberi support dalam membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan rebana.Pendapat itu didukung oleh Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02. Ini berarti bahwa fungsi pengawas dalam pengembangan bakat dan minat siswa di bidang lainnya masih kurang. Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 berpendapat bahwa perlu peningkatan kemampuan membimbing siswa agar sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki siswa.

(29)

selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 mengajukan saran kepada pengawas sebagai berikut:

“Perlu ditingkatkan pengembangan diri untuk meningkatkan kemampuan/wawasan guru dengan mengikuti KKG, workshop, seminar, dan lain-lain.”

Dalam upaya peningkatan kemampuan melaksanakan publikasi ilmiah, semua guru yang dijadikan informan sependapat bahwa fungsi pengawas dalam aspek tersebut masih sedikit. Berikut ini pernyataan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02:

“Sedikit membantu dan memberi support dalam membuat PTK/karya ilmiah”.

(30)

Negeri Plalangan 04 bahkan menyarankan kepada pengawas pada waktu mengadakan supervisi juga memotivasi Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01gar mampu berinovasi sesuai dengan kemampuan guru yang bersangkutan. Alasannya, guru dituntut untuk meningkatkan proses pembelajaran, salah satunya dengan berinovasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04.

4.1.4Tindak lanjut supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

(31)

pembelajaran dan pengembangan pembelajaran. Perbaikan dan pengembangan pembelajran dapat diseminasikan oleh guru dalam pertemuan kelompok di sekolah maupun KKG.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan fakta pengawas dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara melibatkan semua pihak, termasuk guru yang disupervisi dan kepala sekolah. Hal itu dibenarkan oleh Kepala SD Negeri Plalangan 01. Menurutnya,bapak/ibu guru di unit kerja yang dipimpinnya dilibatkan. Alasannya karena tindak lanjut hasil supervisi itu melibatkan guru dan pengawas.

Kepala SD Negeri Plalangan 02 memberikan keterangan mengenai pelaksanaan tindak lanjut supervisi pembelajaran sebagaimana kutipan berikut ini:

“Dilaksanakan di dalam kelas saat pembelajaran sesuai jadwal yang diberikan terlebih dahulu dan dievaluasi dengan mengumpulkan guru yang bersangkutan.”

(32)

Plalangan 04dengan tegas menyatakan bahwa wujud hasil tindak lanjut supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara adalah dengan memantau guru dalam perkembangannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tindak lanjut supervisi pembelajaran pengawas telah melibatkan guru-guru dan Kepala SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara. Bentuk tindak lanjut supervisi pembelajaran dilakukan dengan cara mengumpulkan guru yang bersangkutan, dihadapkan dengan kepala sekolah lalu diberi arahan sesuai hasil supervisi pembelajaran serta memantau perkembangan guru yang besangkutan.

Gambaran umum tindak lanjut hasil supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di unit kerja yang dipimpinKepala SD Negeri Plalangan 01sudah baik. Alasannya, setelah ada tindak lanjut tentu ada perubahan ke arah lebih baik. Hak tersebut diperkuat oleh pernyataan Kepala SD Negeri Plalangan 02 sebagai berikut:

(33)

Pernyataan tersebut didukung oleh Kepala SD Negeri Plalangan 03. Menurutnya,jika dianggap masih ada kekurangannya pengawas memberi bimbingan. Sedangkan menurut Kepala SD Negeri Plalangan 04 adalah sebagai berikut:

“Dilain hari pengawas akan mengecek hasil supervisi yang pernah dilaksanakan, apakah ada perubahan perbaikan kedepannya.”

Dari uraian pelaksanaan tindak lanjut supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru-guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dapat disimpulkan bahwa tindak lanjut yang telah dilakukan secara umum sudah baik. Pengawas melibatkan guru-guru dan kepala sekolah.

(34)

pemantauan pada masa datang. Dengan begitu, pengawas akan mengetahui saran-saran manakah yang telah dilaksanakan Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 atau yang belum dilaksanakan pada pertemuan supervisi pembelajaran berikutnya.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1Perencanaan supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

Menurut Usman (2014: 77) perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Pengertian itu mengandung empat unsur, meliputi: (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

(35)

pengawasan, (2) rencana kepengawasan akademik, (3) rencana kepengawasan manajerial, dan (4) jadwal pengawasan tatap muka.

Dalam merencanakan supervisi pembelajaran, Pengawas sekolah Gugus Ki Hajar Dewantara berupaya untuk menyesuaikan dengan karakteristik permasalahan yang dihadapi oleh guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara. Dalam membuat perencanaan, Pengawas sekolah Gugus Ki Hajar Dewantara melibatkan semua pihak, termasuk kepala sekolah dan guru, meski ada kepala sekolah yang merasa kurang dilibatkan. Rancangan supervisi dikomunikasikan kepada kepala sekolah. Setelah mendapat persetujuan, dibuatlah jadwal supervisi berdasarkan bulan dan dilaksanakan setelah kepala sekolah melakukan supervisi terhadap guru. Hal itu mengindikasikan bahwa dalam membuat perencanaan supervisi pembelajaran, pengawas tidak kaku. Pengawas lebih mengedepankan komunikasi, terutama kepada kepala sekolah. Komunikasi yang baik ini tentunya akan merangsang terciptanya kerja sama yang baik.

(36)

mengembangkan kompetensi profesinya, (2) memberi motivasi guru agar menjalankan tugasnya secara efektif, (3) membantu guru mengelola kurikulum dan pembelajaran berbasis KTSP secara efektif; (4) membantu guru membina peserta didik agar potensinya berkembang secara maksimal. Tujuan ini sebagai besar telah dijadikan pijakan oleh pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dalam menyusun perencanaan supervisi pembelajaran di kalangan guru. Pengawas sekolah Gugus Ki Hajar Dewantara menetapkan tujuan supervisi pembelajaran yaitu meningkatkan profesional guru dalam (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3) mengevaluasi pembelajaran. Sasaran pengawas dalam merencanakan supervisi pembelajaran adalah (1) perencanaan (RPP, silabus, promes, prota), (2) proses pembelajaran, dan (3) evaluasi.

(37)

Rancangan ini didiskusikan dengan kepala sekolah untuk mendapat masukan dan persetujuan. Setelah itu barulah ditetapkan jadwal supervisi pembelajaran. Pengaturan mengenai supervisi pembelajaran oleh pengawas juga dilakukan setelah supervisi yang menjadi tanggungjawab kepala sekolah dilaksanakan. Hal itu menunjukkan bahwa perencanaan supervisi pembelajaran yang dibuat oleh pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara telah sesuai dengan karakteristik perencanaan supervisi yang disampaikan oleh Rivai dalam (Masaong, 2013: 64) yakni meliputi: (1) supervisi tidak ada rencana yang standar, (2) perencanaan supervisi memerlukan kreativitas, (3) komprehensif, (4) kooperatif, dan (5) fleksibel.

(38)

pencapaian tujuan itu adalah guru-guru dapat menyusun silabus dan RPP dalam KTSP yang mengintegrasikan pendidikan karakter. Strategi dan teknik supervisi yang digunakan adalah studi dokumen dan IHT. Kegiatan supervisi dilakukan dengan mengkaji KTSP, silabus dan RPP dan melaksanakan IHT. Sumber daya yang dilibatkan meliputi pengawas dan tim pengembang kurikulum sekolah. Penilaian menggunakan instrumen KTSP, silabus dan RPP. Sebagai tindak lanjutnya, akan dilakukan revisi KTSP, silabus dan RPP berkarakter.

Dengan demikian berdasarkan konsep perencanaan supervisi pembelajaran dan hasil penelitian bahwa perencanaan supervisi pembelajaran oleh pengawas sekolah di gugus Ki Hajar Dewantara sudah terprogram tetapi belum maksimal karena berdasarkan hasil penelitian belum seluruh kepala sekolah terlibat dalam penyusunan.

4.2.2 Pelaksanaan supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

(39)

guru mengenai perencanaan, pelaksanaan dan hasil tindak lanjut supervisi pembelajarannya. Pada dasarnya sosialisasi berkenaan dengan kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi menurut Usman (2014: 470) adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa non-verbal. Pengawas yang baik idealnya adalah orang yang komunikatif yaitu orang yang mampu berkomunikasi secara efektif.

(40)

sebagainya. Dengan demikian, guru dan kepala sekolah mendapat dan mengetahui informasi terkini yang bermanfaat dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Pengawasan akademik atau supervisi pembelajaran, berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran atau bimbingan dan kualitas hasil belajar. Dalam pelaksanaannya supervisi pembelajaran memiliki fungsi yang berkenanaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan, profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.

(41)

dikomunikasikan kepada para kepala sekolah, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, juga disampaikan secara berkelompok kepada guru dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gedung pertemuan atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan kepada kepala sekolah dalam pertemuan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), terutama pada saat awal semester atau tahun pelajaran baru.

Komunikasi juga dilakukan pada saat dilangsungkannya kegiatan supervisi pembelajaran. Komunikasi itu dilakukan Pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara kepada siswa, guru, dan kepala sekolah. Pengawas juga mengonikasikan hasil supervisi pembelajaran sebagai tindak lanjut. Komunikasi yang dilakukan oleh Pengawas SD NegeriGugus Ki Hajar Dewantara dilakukan sebagai sarana pencapaian tujuan supervisi pembelajaran secara lebih efektif.

(42)

tindakan) melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, (5) mengubah keadaan social, (6) saran untuk menyampaikan perintah, pengarahan, pengendalian, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, negoisasi, dan pelaporan.

Usman (2014: 488) menyimpulkan bahwa koordinasi ialah proses mengintegrasikan (memadukan), menyinkronisasikan, dan menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan adanya koordinasi yang baik, guru, kepala sekolah dan pengawas itu sendiri akan menyadari akan fungsi dan tugasnya masing-masing serta melaksanakannya dengan penuh tanggungjawab.

(43)

tersebut melakukan kegiatan yang mengarah pada keinginan dan kepentingan pribadi (ego sektoral) dan mengorbankan sasaran-sasaran supervisi yang lebih utama, yaitu peningkatan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan professional guru dalam pembelajaran.

(44)

pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model pendekatan, dll) yang tepat dan berdaya guna (12) melakukan penelitian praktis untuk perbaikan pembelajaran/bimbingan dan (13) mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan.

(45)

Dalam melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan/profesionalisme guru, pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut: (1) Pengawas melaksanakan bimbingan tentang penyusunan dan pembuatan administrasi kelas atau perangkat pembelajaran; (2) Menekankan agar warga sekolah, terutama kepada guru supaya selalu memperhatikan disiplin kerja dalam melaksanakan tugas mengajarnya sebagai guru; (3) Memberikan bimbingan kepada guru tentang cara-cara mengajar yang menarik dan menyenangkan; (4) Melakukan pembinaan dan bimbingan kepada guru dalam menggunakan media pembelajaran, teknik/metode mengajar; (5) Memberikan format-format perangkat pembelajaran yang baru kepada guru, dan dibimbing cara mengisinya; dan (6) Melalui kegiatan IHT sekolah dilakukan pelatihan pengembangan diri guru, yakni kegiatan penulisan karya ilmiah (Penelitian Tindakan Kelas).

(46)

observasi kelas, wawancara dengan siswa, kepala sekolah maupun guru. Kemudian melakukan pertemuan dan diskusi. Kunjungan pengawas sekolah dilakukan sebagai upaya untuk membantu Guru SD Negeri Plalangan 01 baik melalui kegiatan pembinaan, pemantauan, dan pembimbingan. Dalam melaksanakan supervisi pembelajaran, pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara berpegang prinsip demokratis, prinsip kerjasama, dan prinsip konstruktif.

(47)

Dari temuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagaimana diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas pengawas dalam peningkatan kemampuan guru dalam aspek pembelajaran sesuai Permenpan Nomor 16 tahun 2009 sebagai berikut: Pertama, pengawas berkategori sangat membantu Guru SD Negeriberkaitan dengan peningkatan kemampuan guru dalam hal: menyusun silabus, menyusun RPP, menyusun alat/instrumen penilaian, dan menganalisis hasil penilaian.

Kedua, pengawas berkategori baik atau cukup banyak membantu Guru berkaitan dengan peningkatan kemampuan guru dalam hal: menyusun kurikulum dan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran remedial dan pengayaan dan membimbing guru pemula dalam program induksi.

(48)

berkaitan dengan peningkatan kemampuan guru dalam hal: melaksanakan publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif.

Pengawas dalam peningkatan kemampuan guru yang masih beragam tingkat capaiannya disebabkan oleh masalah-masalah yang menjadi penghambat. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2013: 324) mengungkapkan masalah-masalah yang masih menjadi penghabat implementasi supervisi pembelajaran: (1) sistem kerja sentralisasi yang masih melekat, (2) persaingan mutu sekolah semakin terasa berat, (3) masih adanya mental anak emas untuk guru, (4) tuntutan akuntabilitas penyelenggaraan sekolah, (5) transparasi manajemen sekolah yang berbenturan dengan kebijakan komite sekolah, (6) transaparasi pengelolaan keuangan sekolah yang pembukuan dan bukti-buktinya menyita banyak waktu.

(49)

pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas.

4.2.3 Tindak lanjut supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

Hasil penelitian ditemukan setelah melaksanakan supervisi pembelajaran pengawas menyampaikan hasil supervisi pembelajaran sambil menunjukkan dokumen Laporan Pelaksanaan Pengawasan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di sekolah binaannya dengan penyesuaian program yang ingin dicapai dan disusun oleh pengawas yang bersangkutan, maka dapat dilihat beberapa hasil.

Pertama, perencanaan proses pembelajaran yang berlangsung masih ada yang kurang maksimal. Alasannya karena ada beberapa sekolah dalam pengerjaan administrasi pembelajaran masih mengalami kekurangan. Penyusunannya pun dilakukan tidak secara kontinyu, tapi menyusun saat mendekati ada pemeriksaan administrasi oleh pengawas.

(50)

mengelola pembelajaran dengan baik dan efektif. Hal itu terjadi di beberapa sekolah. Penyebabnya adalah guru tersebut belum memahami kurikulum dengan baik. Sebagian besar guru lainnya sudah mampu mengelola PBM dengan baik dan didukukung dengan kelengkapan sarana prasarana yang memadai.

Ketiga, penilaian hasil pembelajaran yang dilaksanakan sekolah binaan masih terdapat kekurangan dengan adanya beberapa guru yang memiliki kinerja kurang maksimal, sehingga hasil belajar bagi siswa juga terdapat pengaruh negatif dari kinerja guru.

Pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara menyimpulkan hasil pelaksanaan supervisi pembelajaran bahwa walaupun masih ada beberapa guru yang kurang, namun secara keseluruhan proses pembelajaran sudah baik, dan masih ada beberapa sekolah binaan yang memerlukan pembinaan lebih lanjut agar hasil yang dicapai sesuai program yang telah disusun pengawas. Simpulan hasil pelaksanaan supervisi pembelajaran itu dapat dimaklumi karena supervisi pembelajaran adalah suatu proses.

(51)

menyatakan bahwa Supervisi merupakan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan membawa guru ke tingkat kemampuan yang lebih tinggi. Jadi, supervisi tidak dapat diselesaikan dengan satu kegiatan berupa kunjungan kelas saja, atau hanya dengan mengadakan wawancara saja, atau hanya menyuruh guru mengikuti penataran saja.

(52)

sekolah yang masih kurang, dan (8) penataan lingkungan yang perlu ditingkatkan.

Supervisi yang dilakukan pengawas di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati bukan tanpa kendala dan masalah. Masalah dalam supervisi yang menjadi penghambat adalah: (1) pemahaman guru-guru dan kepala sekolah terhadap kurikulum yang masih kurang optimal, (2) kemampuan dan kemauan kepala sekolah dan guru masih kurang maksimal, (3) masih rendahnya kinerja guru dan kepala sekolah, (4) pengerjaan administrasi ada beberapa yang belum berjalan dengan baik dan teratur, dan (5) peran komite sekolah masih belum optimal.

Dalam melakukan tindak lanjut supervisi pembelajaran, pengawas telah melibatkan guru-guru dan kepala sekolah di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara. Bentuk tindak lanjut supervisi pembelajaran dilakukan dengan cara mengumpulkan guru yang bersangkutan, dihadapkan dengan kepala sekolah lalu diberi arahan sesuai hasil supervisi pembelajaran serta memantau perkembangan guru yang bersangkutan.

(53)

satu rangkaian tahapan supervisi. Laporan supervisi tersebut terdiri dari laporan keseluruhan pelaksanaan sekaligus feedback yang didapatkan dari seluruh rangkaian supervisi. Balikan atau feedback diberikan dalam bentuk laporan tertulis dan diungkap dalam diskusi.

Hasil tindak lanjut supervisi pembelajaran dijadikan bahan oleh pengawas untuk melakukan pembinaan dan pemantauan. Pembinaan dilakukan dengan cara menyampaikan hasil evaluasi kepada guru yang bersangkutan dengan memberi tahu kelebihan dan kelemahannya dalam pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran. Bahan ini juga dijadikan sebagai acuan untuk melalukan pemantauan pada masa datang. Dengan begitu, pengawas akan mengetahui saran-saran manakah yang telah dilaksanakan atau yang belum dilaksanakan pada pertemuan supervisi pembelajaran berikutnya.

(54)

semua hasil kerja para pengawas disimpan dan diarsipkan.

Ketika dinas pendidikan menyusun rencana strategis hasil kerja pengawas tidak menjadi bahan pertimbangan yang penting untuk menyusun rencana kerja selanjutnya sebagai upaya perbaikan mutu pendidikan yang lebih baik. Karena penyusunan rencana strategis pendidikan lebih mementingkan Rencana Anggaran Pembiayaan Belanja Sekolah (RAPBS) dan program kerja sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Peserta akan dikenakan sanksi dad Pusbindiklatren jika dalam proses seleksi, penempatan, maupun selama mengikuti diklat diketemukan ketidaksesuaian data yang

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak, atau

To be successful an organisation should consider all of the following factors, which lead to best practices: high-level framework, independent assurance, performance management

Menghitung hubungan antara kasus (mis. penyakit) dengan populasi terancam tertentu dalam jangka waktu yang ditetapkan Rate = a (“a” termasuk dalam “x”).. x

Untuk itu penulis mengajukan judul “PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2017 (Studi di Komisi Pemilihan

Hal ini dibuktikan oleh berat umbi segar ha -1 yang tinggi (19,70 t ha -1 ) yaitu 16,9% lebih tinggi diberikan oleh perlakuan dosis 30 t ha -1 dibandingkan perlakuan tanpa pupuk

Peran Ibu Sebagai Pendidik Remaja dengan Kesiapan Menghadapi Menarche Pada Siswi Usia 10-12 Tahun di SD Negeri 3 Sedayu Bantul. Yogyakarta Tahun 2009

Torsi yang timbul pada bangunan dapat disebankan oleh beberapa hal yaitu : bentuk bangunan, efek gangguan bangunan lain, dan pengaruh dinamis, ketidaksimetrisan