BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI MALUKU
Nomor : LKIN-06/PW25/6/2018
Laporan KinerjaTahun 2017
vi Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
Laporan KinerjaTahun 2017
vi Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi
Maluku menyusun Laporan Kinerja sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan
yang baik (good governance) dan akuntabel serta bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
BPKP tahun 2015-2019, yang selanjutnya dijabarkan setiap tahunnya dalam dokumen
Penetapan Kinerja (Tapkin).
Pelaksanaan program dan kegiatan serta pencapaian kinerja dilakukan demi
mendukung terwujudnya visi Perwakilan BPKP Provinsi Maluku Tahun 2015-2019:
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah
Provinsi Maluku”.
Untuk mewujudkan visinya, Perwakilan BPKP Provinsi Maluku melaksanakan tiga
misi, yaitu:
1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional guna mendukung Tata Kelola
Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif;
2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang
Efektif;
3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
menetapkan tiga tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu
1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional yang Bersih dan Efektif di wilayah Provinsi Maluku;
2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) di wilayah Provinsi Maluku;
3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Laporan KinerjaTahun 2017
vii Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
Untuk mencapai tujuan strategis diatas, Perwakilan BPKP Provinsi Maluku telah
merumuskan delapan sasaran program dan lima sasaran kegiatan yaitu tujuh sasaran
program pengawasan dengan tiga sasaran kegiatan dan satu sasaran program
dukungan pengawasan dengan dua sasaran kegiatan.
Laporan Kinerja ini telah membandingkan antara realisasi kinerja dengan penetapan
kinerja (Tapkin) Perwakilan BPKP Provinsi Maluku tahun 2017. Hasil pembandingan
menunjukkan bahwa rata-rata kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Maluku telah
memuaskan, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Dari 8 sasaran program, sebanyak 5 sasaran program yang terdiri dari 13 IKU telah
tercapai sepenuhnya sedangkan 3 sasaran program belum sepenuhnya memenuhi
target dikarenakan sebanyak 5 IKU belum tercapai, diantaranya:
a. Sasaran program efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian dengan IKU
persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K,
b. Sasaran program kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi dengan
IKU persentase komunitas pembelajar anti korupsi (KPAK) yang
mengimpelementasikan pengaduan masyarakat,
c. Sasaran program kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi dengan IKU
Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2), IKU persentase BUMD
yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina, dan IKU
persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina.
Secara garis besar sasaran program dan kegiatan yang menjadi tujuan strategis
perwakilan BPKP telah terpenuhi, diantaranya: perbaikan pengelolaan program
prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi, penyelesaian
hambatan pelaksanaan pembangunan nasional, meningkatnya kualitas tata kelola
pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi, peningkatan kualitas
penerapan SPIP, dan meningkatnya kapabilitas pengawasan intern.
2. Berdasarkan sasaran kegiatan pengawasan yang terdiri dari 124 Laporan Hasil
Pengawasan dan 13 Surat kepala Perwakilan atas rekomendasi bimtek/ penilaian
maturitas SPIP dan Kapabilitas APIP, terdapat 1 penugasan yang belum tercapai
dikarenakan tidak adanya permintaan atas kegiatan pengawasan tersebut
sehingga capaian atas kegiatan pengawasan mencapai 99,3%. Sementara untuk
kegiatan dukungan manajemen terdapat 2 indikator kegiatan yaitu layanan
Laporan KinerjaTahun 2017
viii Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku capaian kedua kegiatan dukungan manajemen
mencapai 100%.
Keberhasilan ini dicapai berkat dukungan seluruh pegawai organisasi dan kerja sama
dengan pihak-pihak lain (stakeholders) dalam memberikan layanan jasa pengawasan
kepada pemerintah daerah, instansi penyidik, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal
ini sejalan dengan perubahan paradigma BPKP sebagai auditor internal pemerintah
yang dapat memberikan jasa konsultasi perbaikan manajemen, khususnya sebagai
auditor yang mendukung akuntabilitas Presiden.
Dalam pencapaiannya, belum seluruhnya sasaran output program telah tercapai, masih terdapat IKU (outcome) yang belum mencapai target yang ditentukan. Untuk itu, diperlukan upaya dan kerja yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian
semua sasaran strategis di masa mendatang.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Maluku Tahun 2017 ini merupakan salah
satu media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah
ditetapkan. Laporan Kinerja juga dimanfaatkan sebagai alat kendali dan alat
pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan
negara yang berkualitas serta diharapkan dapat menjadi sarana peningkatan
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
9 Laporan KinerjaTahun 2017
Perencanaan Kinerja
A. Rencana Strategis 2015-2019
Perencanaan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Maluku periode Tahun
2015-2019 telah disusun dalam bentuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang
mengacu pada Rencana Strategis BPKP tahun 2015-2019 dan telah digunakan
sebagai acuan dalam menyusun Perencanaan Kinerja Tahun 2017.
Lebih lanjut Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Maluku untuk tahun 2015 -
2019 dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pernyataan Visi
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Maluku adalah:
Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Barat ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah
berwujud menjadi visi pembangunan nasional.
Pernyataan visi juga merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus
dihadapi oleh segenap jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat.
Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Barat.
2. Pernyataan Misi
Misi merupakan menjabarkan lebih lanjut visi dan berisi pernyataan tentang
apa yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu
kepada tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP.
Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-06.00.00-286/K/2001
tanggal 30 Mei 2001 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala
BPKP Nomor 13 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan
BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas:
1) Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral; Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia Untuk Meningkatkan
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
10 Laporan KinerjaTahun 2017
2) Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;
3) Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
dan atau atas permintaan Kepala Daerah;
4. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Peperintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan
5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Tugas tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan pencapaian tiga misi
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku adalah:
a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan guna Mendukung Tata
Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Provinsi Maluku;
b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
yang Efektif di Wilayah Provinsi Maluku; dan
c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Maluku.
Penjelasan masing-masing misi, adalah:
Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat
BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan”, sedangkan manfaatnya adalah “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif”.
Tugas Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan dapat diartikan bahwa: MISI I
Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan guna Mendukung
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
11 Laporan KinerjaTahun 2017
a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
1) Akuntabilitas
Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon
pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan
kepada penyelenggara pemerintahan.
Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun
2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi
pengawasan, maka BPKP Perwakilan Provinsi Maluku menjadi mitra kerja
bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Maluku
melalui jasa assurance, jasa consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden melalui BPKP Pusat tentang capaian
pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP di wilayah Provinsi Maluku.
Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja pemerintah pusat/daerah wilayah maluku
sebagai mitra kerja BPKP Perwakilan Provinsi Maluku.
2) Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP
Perwa maluku melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan di Wilayah Maluku.
Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada
aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan,
kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode
2015 2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern BPKP
Maluku termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program
pembangunan nasional yang ada di Wilayah Provinsi Maluku dapat
mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.
3) Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan BPKP Perwakilan akan
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
12 Laporan KinerjaTahun 2017
kerja yang ada di wilayah Prov Maluku untuk memenuhi persyaratan
minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini
WTP dari audit BPK atas LK Pemerintah Daerah di Prov Maluku. Kegiatan
pengawasan intern ini akan diarahkan bagi Pemerintah Daerah yang
LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK.
Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepada
penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang
diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan
pembiayaan. Untuk itu, kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan
negara/daerah akan mencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan
terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan
ruang fiskal, (b) Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c)
Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan
Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f)
Pengelolaan Korporasi.
b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif
Pengawasan BPKP Perwakilan Provinsi Maluku terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan di wilayah Prov maluku
diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan
efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan ini diarahkan untuk
memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif,
akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur
organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan
pembangunan termasuk korporasi.
Misi kedua BPKP yaitu “Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Maluku”.
MISI II
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
13 Laporan KinerjaTahun 2017
Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk menjamin pelaksanaan
seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu
organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan,
dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi
keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti
dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman
dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60
Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP
tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
BPKP Perw sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan
pengawasan di BPKP Perw diarahkan untuk meningkatkan kualitas
pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan
pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di
seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen Pemerintah Daerah di
wilayah Prov Maluku.
Misi ini juga terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur
penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan
instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya
pembentukanbudaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui
perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang
efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern
diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan
serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan
penjabaran atau impelementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. MISI III
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
14 Laporan KinerjaTahun 2017
Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Maluku tercermin dalam
tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan yang Bersih dan Efektif di wilayah Provinsi Maluku;
b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di wilayah Provinsi Maluku;
c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di wilayah Provinsi Maluku;
d. Terselenggaranya Dukungan Teknis Pengawasan BPKP di wilayah
Provinsi Maluku.
4. Indikator Kinerja Utama
Keberhasilan pencapaian program dan kegiatan diukur dengan
menggunakan indikator kinerja yang terdiri dari indikator hasil (outcome) dan indikator keluaran (output). Indikator kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Maluku merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif
manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan
BPKP Provinsi Maluku dalam pengawasan akuntabilitas pengelolaan
keuangan Negara dan pembangunan nasional, pembinaan SPIP dan
pembinaan APIP.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Maluku mengacu
pada Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2016 tentang Indikator
Kinerja Utama di Lingkungan BPKP Tahun 2015-2019.
Indikator-indikator kinerja utama sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 – Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
No. Indikator Kinerja Utama
Program A. Pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah
Tujuan 1. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan yang Bersih dan Efektif di wilayah Provinsi Maluku
Sasaran Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional Dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
1.1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
1.2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern
pengelolaan korporasi
Sasaran Program 2: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
2.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh aparat penegak hukum
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
15 Laporan KinerjaTahun 2017
No. Indikator Kinerja Utama
Sasaran Program 3: Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan
3.1 Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan
Sasaran Program 4: Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi 4.1 Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
Sasaran Program 5: Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1 Persentase komunitas Pembelajaran Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan pengaduan
masyarakat
Tujuan 2. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di wilayah Provinsi Maluku
Sasaran Program 6: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi 6.1 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)
6.2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 2)
6.3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2)
6.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
6.5 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
Tujuan 3. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di wilayah Provinsi Maluku
Sasaran Program 7: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
7.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)
7.4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)
Program B: Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Tujuan 4. Terselenggaranya Dukungan Teknis Pengawasan BPKP di wilayah Provinsi Maluku
Sasaran Program 8: Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
8.1 Persepsi kepuasan layanan ketatausahan perwakilan BPKP Provinsi Maluku (skala likert 1-10)
Sasaran Kegiatan 9: Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah 9.1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan
Sasaran Kegiatan 10: Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/ Kab/ Kota
10.1 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan
10.2 Surat kepala Perwakilan kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian
maturitas Penyelenggaraan SPIP di Provinsi/ Kab/ Kota
Sasaran Kegiatan 11: Terlaksananya Bimtek dan Penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/ Kab/ Kota 11.1 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan
11.2 Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian
kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota
Sasaran Kegiatan 12: Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
12.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Sasaran Kegiatan 13: Termanfaatkannya Aset secara optimal
13.1 Terlaksananya rehabilitas berat rumah negara perwakilan BPKP
5. Program dan Kegiatan
Program Perwakilan BPKP Provinsi Maluku merupakan penjabaran dari
kebijakan sesuai dengan visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Perwakilan
BPKPProvinsi Maluku dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil
pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini
sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
16 Laporan KinerjaTahun 2017
Program dan kegiatan pada Perwakilan BPKP Provinsi Maluku adalah
sebagai berikut:
Program A: Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Kegiatan 1: Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah
1.1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan
Sasaran Kegiatan 2: Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/ Kab/ Kota
2.1 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan
2.2 Surat kepala Perwakilan kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas Penyelenggaraan SPIP di Provinsi/ Kab/ Kota
Sasaran Kegiatan 3: Terlaksananya Bimtek dan Penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/ Kab/ Kota
3.1 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan
3.2 Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota
Program B: Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Sasaran Kegiatan 4: Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
4.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Sasaran Kegiatan 5: Termanfaatkannya Aset secara optimal
5.1 Terlaksananya rehabilitas berat rumah negara perwakilan BPKP
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas
kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan
demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang
dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja (revisi) tahun 2017 Perwakilan
BPKP Provinsi Maluku telah ditetapkan tujuh sasaran program teknis dan satu
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
17 Laporan KinerjaTahun 2017
BPKP Perwakilan, yang diukur dalam Indikator Kinerja Output,. Penyajian target
kinerja tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel2.2.
PerjanjianKinerja Tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
Sasaran Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional Dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
% 70
Sasaran Program 2: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
2.1
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
2.3 Persentase hasil audit penyesuaian harga
yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K % 100
Sasaran Program 3: Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan
3.1 Persentase penyelesaian hambatan
kelancaran pembangunan % 100
Sasaran Program 4: Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi
4.1
Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
% 50
Sasaran Program 5: Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1
Sasaran Program 6: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi
6.1 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (level 3) % 27
6.2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level
2) % 100
6.3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota
(level 2) % 73
6.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina % 55
6.5 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal
baik dari BLUD yang dibina % 50
Sasaran Program 7: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level 3) % 27
7.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi
(Level 2) % 100
7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 2) % 46
7.4 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level 1) % 27
Sasaran Program 8: Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
8.1 Persepsi kepuasan layanan ketatausahan
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
18 Laporan KinerjaTahun 2017
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
likert 1-10)
Sasaran Kegiatan 9: Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah 9.1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan Laporan 95
Sasaran Kegiatan 10: Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/ Kab/ Kota
10.1 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan Laporan 16
10.2
Surat kepala Perwakilan kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas Penyelenggaraan SPIP di Provinsi/ Kab/ Kota
Surat 6
Sasaran Kegiatan 11: Terlaksananya Bimtek dan Penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/ Kab/ Kota
11.1 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP
Perwakilan Laporan 13
11.2
Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota
Surat 7
Sasaran Kegiatan 12: Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
12.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP Laporan 12
Sasaran Kegiatan 13: Termanfaatkannya Aset secara optimal
13.1 Terlaksananya rehabilitas berat rumah negara
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian kinerja organisasi
Pengukuran capaian kinerja Tahun 2017 merupakan bagian dari penyelenggaraan
akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Maluku. Pengukuran
dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap target kinerja yang terdapat
dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 dengan capaian kinerja selama Tahun 2017.
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku menyempurnakan rumusan sasaran program
dengan memilih Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dinilai signifikan bagi Perwakilan
BPKP Provinsi Maluku dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran program
secara langsung dengan mengacu pada indikator capaian program BPKP secara
keseluruhan.
Pengukuran pencapaian sasaran program, dihitung berdasarkan jumlah IKU yang
tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan yang ditetapkan (outcome) dengan
capaian maksimal setiap IKU adalah sebesar 100%. Hal ini dilakukan untuk
menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran program Perwakilan BPKP
Provinsi Maluku.
Capaian Sasaran Program =
Jumlah IKU yang tercapai
x 100%
Jumlah IKU dominan yang
ditetapkan (outcome)
Perwakilan BPKP Provinsi Maluku telah melaksanakan delapan sasaran program
pengawasan dengan sebelas indikator kinerja dan satu sasaran program mengenai
layanan dukungan manajemen dengan tiga indikator kinerja pada Tahun 2017
sebagaimana dituangkan dalam revisi perjanjian kinerja tahun 2017. Capaian kinerja
masing-masing program beserta indikator kinerja disajikan pada tabel 3.1:
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian Sasaran Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian Sasaran Program 2: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
2.1
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
Persentase hasil audit penyesuaian
harga/Audit Klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 100 67 67
Sasaran Program 3: Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan
3.1 Persentase penyelesaian hambatan
kelancaran pembangunan % 100 100 100
Sasaran Program 4: Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi
4.1
Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP (termasuk
FRA)
% 50 50 100
Sasaran Program 5: Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1
Sasaran Program 6: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi
6.1 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (level 3) % 27 27 100
6.2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level
2) % 100 100 100
6.3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota
(level 2) % 73 18 24,65
6.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina % 55 42,86 77,92
6.5 Persentase BLUD yang kinerjanya minimal
baik dari BLUD yang dibina % 50 0 0
Sasaran Program 7: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level 3) % 27 27 100
7.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi
(Level 2) % 100 100 100
7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 2) % 46 46 100
7.4 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level 1) % 27 27 100
Sasaran Program 8: Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
8.1
Persepsi kepuasan layanan ketatausahan perwakilan BPKP Provinsi Maluku (skala likert 1-10)
Skala 7 7,2 100
Uraian rinci terhadap capaian kinerja sasaran program beserta realisasi anggaran
B. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran program,
khususnya terhadap IKU dominan pada tiap-tiap sasaran program. Analisis juga
dilakukan terhadap indikator yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja
sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran program.
Analisis tentang delapan sasaran program yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat
untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra 2015-2019, disajikan
sebagai berikut:
Sasaran Program 1
Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi
Sebagai Auditor Intern Pemerintah, BPKP mendapat amanah untuk mengawal
pembangunan nasional, menjadi sistem peringatan dini, memberikan solusi atas
permasalahan melalui penerapan SPIP dan pelaksanaan pengawasan intern. Agar
dapat mengawal pelaksanaan pembangunan nasional maka disusunlah Program
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP dengan salah satu sasaran adalah Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi.
Meningkatnya tata kelola program prioritas nasional serta pengelolaan keuangan
negara/korporasimerupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Maluku dalam rangka
melaksanakan pengawalan program pembangunan nasional dengan fokus strategi
pengawasan untuk mendorong perbaikan governance system dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat secara akuntabel.
Upaya strategis yang dilaksanakan dalam pencapaian sasaran ini adalah
melaksanakan kegiatan assurance dan consulting. Outcome yang diharapkan adalah perbaikan sistem dan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Sasaran Program “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” diindikasikan oleh capaian dua IKU yang terkait langsung dengan perbaikan tata kelola keuangan pada Kementerian/Lembaga
dan Korporasi.
Capaian dua indikator kinerja utama Sasaran Program 1 pada tahun 2017 dan 2016
Tabel 3.2
Capaian IKU Sasaran Program 1
No Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun 2017 Tahun
2016
Target 2019 Target Realisasi Capaian
1 Perbaikan tata kelola,
manajemen risiko dan
pengendalian intern
tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian pengelolaan korporasi *)
% 70 71,57 102,24 75 70
Dari tabel 3.2 diketahui bahwa kedua IKU yang mengindikasikan sasaran program
“Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi,” seluruhnya memiliki nilai capaian di atas 100%. Dengan demikian
nilai capaian strategis “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi,” adalah sebesar 100%.
Capaian sasaran Program “Perbaikan
Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/ Korporasi”
= x100% = 100%
Uraian masing-masing capaian IKU “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” adalah sebagai berikut:
IKU 1 - Sasaran Program 1
Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Program Nasional
Sesuai amanah Presiden dalam Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, bahwa
BPKP diberikan tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara maupun daerah dan pembangunan nasional
bersama dengan aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) lainnya. Untuk
memenuhi tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Maluku telah melaksanakan
berbagai macam kegiatan pengawasan dalam bentuk audit, evaluasi, monitoring,
verifikasi, dan sosialisasi terhadap program prioritas pembangunan nasional yang
Salah satu indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur capaian tesebut
adalah perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan
keuangan negara dengan cara pengukuran indikator sebagai berikut:
Realisasi IKU “Perbaikan Tata Kelola,
Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Program Nasinal”
=
Jumlah tindak lanjut atas
rekomendasi 2017
x 100%
Jumlah rekomendasi yang
diberikan tahun 2017
Kinerja perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan
keuangan negara diukur dengan menghitung persentase jumlah perbaikan hasil
tindak lanjut dibandingkan dengan persentase jumlah rekomendasi/rencana tindak.
Target IKU “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional” yang ditetapkan untuk tahun 2017 adalah sebesar 55%.
Capaian IKU “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional” pada tahun 2017 adalah sebesar 66,67% atau 121,21% dari target sebesar 55%, dengan perhitungan 14 rekomendasi telah
ditindaklanjuti dari 21 rekomendasi yang diberikan.
Dibandingkan capaian IKU “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional” tahun 2016 sebesar 174,40%, maka capaian IKU “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional”tahun 2017 lebih sedikit di bawah tahun 2016.
Namun demikian, capaian IKU untuk dua tahun tersebut sudah berada di atas 100%.
Hal ini menunjukkan sebagian besar satuan kerja pengelola keuangan negara telah
memiliki kesadaran untuk memperbaiki tata kelola pemerintah yang baik.
Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra periode 2015-2019 disajikan
Bagan 3.1.
Perbandingan Realisasi IKU 1 Sasaran Program 1 dengan Target Renstra periode 2015-2019
Jika dibandingkan dengan target 2019 sebesar 50%, maka realisasi IKU tahun 2017
mencapai 66,67%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mengarah
tercapainya target tahun 2019 Pencapaian sasaran program “Perbaikan Tata Kelola,
Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional”
didukung dengan dana sebesar Rp455.543.275,00 atau 90,70% dari anggaran
sebesar Rp502.227.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.521 OH atau
87,69% dari rencana sebanyak 2.875 OH. Di samping itu, pencapaian sasaran
program “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional” juga didukung dengan Anggaran Mitra Kerja sebesar Rp298.908.979,00.
Dari sisi penggunaan dana, capaian sasaran program “Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara” telah dicapai secara
efisien. Hal ini terlihat bahwa dengan realisasi penggunaan dana sebesar 91,31% dari
anggaran sudah dapat mencapai sasaran program sesuai target.
Dari sisi penggunaan SDM, capaian sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara” telah tercapai secara
efisien. Hal ini terlihat dari capaian sasaran program tahun 2017 sebesar 121,21%
lebih besar dari capaian penggunaan SDM sebesar 87,69%.
0
Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan
Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional
Pencapaian IKU “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara” sebesar 121,21% dari target didukung beberapa hal, antara lain:
1. Komitmen yang tinggi dari auditan untuk memperbaiki tata kelola kepemerintahan
yang baik;
2. Dorongan dari auditor agar auditan dapat menindaklanjuti temuan hasil
pemeriksaan sebelum pemeriksaan berakhir;
3. Peningkatan fungsi consulting dan assurance dalam setiap penugasan yang dilakukan dengan melakukan pendekatan yang intensif kepada satuan kerja/mitra
kerja sehingga tercapainya perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalian intern.
Dalam mewujudkan perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern
pengelolaan keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Maluku telah berperan
dalam bentuk memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang pengelolaan program nasional, sebagai berikut:
Selama tahun 2017, Bidang IPP Perwakilan BPKP Provinsi Maluku telah menetapkan
target output sebanyak 21 rekomendasi, yang meliputi rekomendasi pengawasan oleh
perwakilan BPKP terhadap kegiatan audit, reviu, evaluasi, dan monitoring.
Realisasi atas target output yang telah ditetapkan sebanyak 21 rekomendasi atau
mencapai 100%, sedangkan dari realisasi output telah ditindaklanjuti (outcome) oleh
satuan kerja instansi pemerintah pusat atau satuan kerja yang menggunakan dana
APBN sebanyak 14 tindak lanjut, sehingga outcome untuk Bidang Instansi
Pemerintah Pusat adalah 66,67%.
Uraian ringkas tindak lanjut rekomendasi, adalah sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan audit atas PHLN, diberikan 13 rekomendasi terhadap kegiatan
audit dukungan keuangan atas kegiatan Program SOLID, CCDP, dan GSC.
Terdapat delapan rekomendasi yang telah ditindaklanjuti, yaitu:
a. Satuan Kerja SOLID Provinsi Maluku telah melakukan penyetoran ke kas
negara sejumlah Rp7.890.000,00 atas pembayaran uang transportasi yang
tidak sesuai ketentuan dan sebesar Rp5.280.000,00 atas kelebihan
b. Satuan Kerja CCDP Kota Ambon telah melakukan penyetoran ke kas negara
sejumlah Rp107.648.000,00 atas pembayaran uang perjalanan dinas tidak
sesuai ketentuan.
c. Satuan kerja CCDP Kabupaten Maluku Tenggara telah menindaklanjuti
dengan melakukan penyetoran ke kas negara sebesar Rp10.304.750,00
dengan rincian:
1) Sebesar Rp2.694.600,00 atas denda keterlambatan penyelesaian
pekerjaan pengadaan rumpon.
2) Sebesar Rp5.800.000,00 atas kelebihan pembayaran sewa kamar hotel.
3) Sebesar Rp1.810.150,00 atas kelebihan pembayaran perjalanan dinas.
d. Satuan Kerja PNPM GSC Kabupaten Maluku Tengah telah melakukan
penyetoran ke kas negara sebesar Rp18.879.700,00, terdiri atas: (1)
Pengeluaran yang tidak didukung dengan bukti yang sah sejumlah
Rp6.000.000,00; dan (2) Kelebihan pembayaran perjalanan dinas luar kota
sebesar Rp12.879.700,00.
2. Dalam kegiatan audit operasional terhadap Dana Siap Pakai pada BPBD dan
pembangunan sarana dan prasarana yang berasal dari SBSN, dari dua
rekomendasi yang diberikan, telah ditindaklanjuti sebanyak dua kejadian, yaitu:
a. BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat telah menindaklanjuti dengan
melakukan penyetoran ke kas negara sejumlah Rp10.902.800,00 atas
pembayaran biaya perjalanan dinas tidak sesuai dengan ketentuan.
b. IAIN Ambon telah melakukan penyetoran kembali atas kelebihan pembayaran
jasa konsultan perencanaan pembangunan gedung Student Center dan
Auditorium sebesar Rp47.000.000,00.
3. Dalam kegiatan Audit Tujuan Tertentu atas Biaya Operasional Perguruan Tinggi
Negeri (BOPTN) dan Beasiswa Bidikmisi, telah ditindaklanjuti empat kejadian dari
lima rekomendasi yang diberikan, yaitu:
a. Universitas Pattimura telah menindaklanjuti dengan melakukan penyetoran ke
kas negara atas kelebihan pembayaran kegiatan workshop item CBT UKMPPD sebesar Rp2.009.200,00.
b. Universitas Pattimura telah menindaklanjuti dengan melakukan penyetoran
c. Politeknik Perikanan Tual telah menindaklanjuti dengan melakukan penyetoran
ke kas negara sebesar Rp3.500.040,00, dengan rincian: (1)Atas pemberian
beasiswa terhadap tiga mahasiswa yang menerima dua jenis beasiswa pada
saat bersamaan sebesar Rp1.500.000,00; dan (2) Pemberian bantuan kepada
mahasiswa yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp2.040.000,00.
d. Politeknik Perikanan Tual telah menindaklanjuti dengan melakukan penyetoran
ke kas negara sebesar Rp8.200.000,00 atas penggunaan dana BOPTN yang
tidak didukung dengan bukti.
Upaya-upaya perbaikan ke depan yang akan dilakukan, antara lain pemenuhan
rencana tindak atas rekomendasi yang belum ditindaklanjuti, yaitu:
1. Mendorong Satuan Kerja SOLID Provinsi Maluku untuk segera melakukan
penyetoran ke kas negara untuk kemahalan harga atas pengadaan barang dan
pembayaran kegiatan studi banding yang tidak sesuai dengan prestasi pekerjaan.
2. Mendorong Satuan Kerja SOLID Kabupaten Buru Selatan untuk segera
melakukan penyetoran ke kas negara atas kelebihan pembayaran biaya
transportasi dan akomodasi kegiatan, kelebihan pembayaran pembuatan film
dokumenter kegiatan SOLID, dan kelebihan pembayaran biaya kegiatan pameran;
3. Mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur untuk segera
melakukan penyetoran ke rekening kas daerah atas bunga/jasa giro yang masih
terdapat pada rekening milik FKTP, FKRTL, serta rekening bendahara BPJS Dinas
Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur.
IKU 2 - Sasaran Program 1
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi
Setiap perusahaan/korporasi menghadapi risiko yang dapat menjadi penghambat
dalam usaha mencapai tujuan. Penerapan manajemen risiko yang efektif pada
perusahaan merupakan salah satu alat penting bagi manajemen untuk menciptakan
tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Tata kelola perusahaan yang baik merupakan struktur dan proses yang digunakan dan
ditetapkan oleh organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham/Pemilik, Dewan
Komisaris/Pengawas, dan Direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil
peraturan perundang-undangan dan etika perusahaan. Pengendalian Intern adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi mencerminkan
upaya Perwakilan BPKP Provinsi Maluku dalam rangka mendukung peningkatan
kinerja korporasi pada beberapa BUMD dan BLUD di Provinsi Maluku. Semakin tinggi
persentase tindak lanjut rekomendasi sebagai bahan pengambilan keputusan oleh
stakeholders, maka semakin efektif pelaksanaan pengawasan intern oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Maluku.
Persentase ini didapatkan dari perhitungan jumlah perbaikan/tindak lanjut yang
dilaksanakan oleh korporasi dibandingkan dengan jumlah rekomendasi/saran hasil
pengawasan intern pada sektor korporasi.
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko,
dan Pengendalian Intern Pengelolaan
Korporasi
=
Jumlah rekomendasi/saran
yang ditindaklanjuti
x100% Jumlah rekomendasi/saran
yang diberikan
Realisasi indikator kinerja sasaran program “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi”
pada Perwakilan BPKP Provinsi Maluku tahun 2017 sebesar 71,57% berasal dari
target 35 output. Persentase realisasi tersebut berasal dari perhitungan 102 rekomendasi/saran yang diberikan dan telah ditindaklanjuti sebanyak 73
rekomendasi/saran. Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra periode
Bagan 3.2.
Perbandingan Realisasi IKU 2 Sasaran Program 1 dengan Target Renstra periode 2015-2019
Dibandingkan dengan target tahun 2017 sebesar 70% dan realisasi tahun 2017
sebesar 71,57%, maka realisasi capaian IKU tahun 2017 adalah 102,24 %. Jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 sebesar 75%, terjadi penurunan sebesar
3,43 namun tidak mempengaruhi target tahun 2019 sesuai Renstra yaitu sebesar
70%, maka capaian IKU tahun 2017 telah menuju pencapaian target tahun 2019.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa target IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan
Korporasi” telah terpenuhi/tercapai. Hal ini merupakan dampak dari cukup intensifnya
kegiatan monitoring tindak lanjut oleh mitra kerja (manajemen BUMD/BLUD) atas
saran/rekomendasi yang telah disampaikan. Namun demikian, capaian IKU tersebut
belum mampu mendukung capaian dua IKU lainnya yaitu “Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang dibina” dan “Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang dibina”. Hal ini disebabkan masih cukup
banyak tindak lanjut yang belum tuntas ditindaklanjuti oleh mitra kerja, utamanya atas
kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi/kebijakan dengan instansi
lainnya/Kepala Daerah, seperti misalnya:
0
70 70 70 70
0
75
71,57
0 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola,
Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan
Korporasi
a. Kegiatan pengamanan/penghijauan areal sekitar sumber air PDAM untuk
mendukung kontinuitas sumber air yang memerlukan koordinasi dengan Dinas
Pekerjaan Umum maupun Dinas Kehutanan (PDAM).
b. Penetapan Direksi BUMD definitif tidak dilakukan oleh Kepala Daerah, tetapi
hanya dilakukan perpanjangan penugasan melalui sebagai Pelaksana Tugas
(Plt.) Direksi.
c. Usulan pengangkatan Badan Pengawas BLUD maupun penerbitan berbagai
SK Kepala Daerah sebagai aspek pendukung legalisasi implementasi
penerapan Pola Pengelonaan Keuangan (PPK) BLUD RSUD belum direspon
oleh Kepala Daerah.
Beberapa alternatif solusi yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
adalah dengan mengirimkan surat atensi kepada para Kepala Daerah terkait agar
para Kepala Daerah terkait mendorong dan menginstruksikan para manajemen
BUMD/BLUD melaksanakan tindak lanjut atas saran/rekomendasi hasil evaluasi
kinerja/ tata kelola BUMD/BLUD dalam rangka peningkatan kinerja BUMD/BLUD di
provinsi Maluku.
Secara umum tidak ada kegiatan yang secara khusus diarahkan sebagai pelaksanaan
IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi”. Kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap tindak lanjut atas hasil-hasil pengawasan dilakukan secara simultan selama
tahap penyelesaian laporan hasil kegiatan pengawasan yang bersangkutan maupun
kegiatan consulting seperti bimbingan teknis/asistensi berikutnya pada korporasi yang
sama. Beberapa kegiatan lain dilakukan melalui komunikasi informal, namun tetap
dapat dipertanggungjawabkan, karena beberapa diantaranya menyampaikan
data/informasi tindak lanjut secara tertulis.
Berdasarkan uraian di atas, atas pencapaian IKU “Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan
Korporasi” tidak dapat dilakukan analisis atas efisiensi penggunaan dana muapun
SDM.
Sebagaimana diuraikan pada butir 3 di atas, selama ini Perwakilan BPKP Provinsi
Maluku tidak melakukan kegiatan yang secara khusus ditujukan untuk melakukan
hasil-hasil pengawasan. Di lain pihak, terdapat ketentuan yang sampai dengan saat
ini masih berlalu terkait tindak lanjut hasil-hasil pengawasan yaitu Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP-530/K/IP/2004
tentang Prosedur Baku Pengelolaan Database Hasil Pengawasan pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka
seharusnya secara periodik dilakukan monev tindak lanjut hasil-hasil pengawasan
melalui penerbitan Surat Penegasan (SP).
Meskipun demikian, kegiatan yang bersifat penegasan supaya tindak lanjut hasil-hasil
pengawasan dilakukan oleh manajemen BUMD/BLUD telah dilakukan yaitu melalui
surat Atensi kepada para Kepala Daerah selaku atasan manajemen BUMD/BLUD.
Sasaran Program 2
Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka
panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi
dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1) Pencegahan tindak pidana korupsi;
2) Penegakan hukum atas tindak pidana korupsi;
3) Harmonisasi peraturan perundang-undangan;
4) Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor;
5) Pendidikan dan budaya anti korupsi; serta
6) Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi.
Terkait dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Perwakilan BPKP
Provinsi Maluku telah mengambil peran untuk mendukung keenam strategi
pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut melalui Implementasi Fraud Control Plan (FCP). Terkait dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Maluku telah melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian
keuangan negara serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana
Capaian Sasaran Program “Meningkatnya Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian” pada Perwakilan BPKP Provinsi Maluku pada tahun 2017 terdri dari
3 Indikator Kinerja Utama (IKU) disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Capaian IKU Sasaran Program 2
No Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun 2017 Tahun
2016
Target 2019 Target Realisasi Capaian
1 Persentase Hasil
Catatan: Sasaran Program dan IKU serta Formula Pengukuran Kinerja tahun 2016 berbeda dengan
tahun 2017.
Dari tabel 3.3 diketahui bahwa ketiga IKU yang mengindikasikan sasaran program
“Meningkatnya Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian” belum seluruhnya
mencapai target 100%. Dengan demikian nilai capaian strategis “Meningkatnya Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian adalah sebesar 67%.
Capaian sasaran Program “Meningkatnya
Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian”
= x100% = 67%
Uraian masing-masing capaian IKU “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” adalah sebagai berikut:
IKU 1 - Sasaran Program 2
Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan
di Persidangan
Definisi indikator outcome dari indikator kinerja ini adalah Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan adalah tingkat
dalam rangka Penghitungan Keugian Keuangan Negara (LHPKKN) pada sidang di
pengadilan. Sedangkan indikator outcome adalah persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
Sasaran Kinerja outcome yaitu dalam kurun waktu tahun 2017-2019 sasaran
persentase hasil pengawasan keinvestigasian dimanfaatkan di persidangan minimal
40% merupakan sasaran dari penugasan Pemberian Keterangan Ahli (PKA) dan Audit
dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara.
Tujuannya adalah untuk mengukur manfaat pengawasan BPKP dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi.
Formula cara pengukuran kinerja:
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian dimanfaatkan di
Persidangan
=
Jumlah Pemberian
Keterangan Ahli (PKA) di
sidang Pengadilan pada
tahun 2017
x100% Jumlah laporan hasil
pengawasan keinvestigasian
(LHPKKN) dalam tiga tahun
terakhir
Pencapaian IKU Sasaran Program 2.1 Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan tahun 2017 sebesar 116,07%
yaitu dari target sebesar 70% dan realisasi sebesar 81,25%. Dibandingkan dengan
capaian IKU tahun 2016 tidak dapat diperbandingkan, karena sasaran program dan
IKU tahun 2016 menggunakan formula yang berbeda dengan formula tahun 2017.
Pencapaian IKU Sasaran Program 2.1 tersebut didukung dengan dana sebesar
Rp151.250.000,00 atau 88,73% dari anggaran sebesar Rp170.463.000,00 dan SDM
sebanyak 610 OH.
Efisiensi penggunaan dana tersebut disebabkan antara lain untuk penugasan
pemberian keterangan ahli di persidangan tindak pidana korupsi di Pengadilan Negeri
Ambon dan penugasan audit penghitungan kerugian keuangan negara di dalam kota
Ambon yang tidak menggunakan biaya transport lokal. Sedangkan penggunaan OH
SDM yang lebih efisien disebabkan adanya penggunaan tenaga yang lebih sedikit
IKU 2 - Sasaran Program 2
Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
Definisi indikator outcome dari indikator kinerja ini adalah Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh Aparat Penegak Hukum (APH)
adalah tingkat penyelesaian penugasan bidang investigasi berupa audit Investigatif
yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh APH. Sedangkan indikator outcome
adalah persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH.
Sasaran Kinerja Outcome yaitu dalam kurun waktu tahun 2017-2019, sasaran Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH minimal
70% merupakan sasaran dari penugasan audit investigatif.
Tujuannya adalah untuk mengukur manfaat BPKP khususnya Deputi Bidang
Investigasi dalam pemberantasan korupsi.
Formula pengukuran kinerja:
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH
=
Jumlah Laporan Hasil Audit
Investigatif (LHAI) yang
ditindaklanjuti dan
dimanfaatkan oleh APH
pada tahun 2017
x100%
Jumlah LHAI yang
diterbitkan pada tahun 2017
Pencapaian IKU Sasaran Program 2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan oleh APH tahun 2017 sebesar 142,86% yaitu dari target sebesar
70% dan realisasi sebesar 100%. Dibandingkan dengan capaian IKU tahun 2016 tidak
dapat diperbandingkan, karena sasaran program dan IKU tahun 2016 menggunakan
formula yang berbeda dengan formula tahun 2017.
Pencapaian IKU Sasaran Program 2.2 tersebut didukung dengan dana sebesar
Rp45.203.000,00 atau 90,27% dari anggaran sebesar Rp50.078.000,00 dan SDM
sebanyak 134 OH atau 53,60% dari rencana sebanyak 250 OH.
Efisiensi penggunaan dana tersebut disebabkan antara lain adanya efisiensi biaya
hotel. Sedangkan penggunaan OH SDM yang lebih efisien disebabkan adanya
IKU 3 - Sasaran Program 2
Persentase hasil audit penyesuaian harga/Audit Klaim yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Definisi Indikator Outcome dari indikator kinerja ini adalah Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh penanggungjawab kegiatan atau
pengguna barang/jasa. Sedangkan Indikator Outcome adalah Persentase hasil audit penyesuaianharga yang dimanfaatkanoleh K/L/P/K.
Sasaran Kinerja Outcome yaitu Dalam kurun waktu tahun 2017-2019, sasaran
PenyerahanHasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Kementerian, Lembaga,
Pemerintah Daerah, Korporasi minimal 70% merupakan sasaran rata-rata dari
penugasan Audit Penyesuaian Harga. Sedangkan Indikator Outcome adalah
Persentasehasil audit penyesuaianharga yang dimanfaatkanoleh K/L/P/K.
Tujuannya adalah untuk mengukur manfaat BPKP khususnya Deputi Bidang
Investigasi dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta
tercapainya kelancaran pembangunan yang berkesinambungan.
Formula pengukuran kinerja:
Persentase hasil audit penyesuaian
harga/Audit Klaim yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
=
laporan hasil audit
penyesuaian harga/audit
klaim yang ditindaklanjuti
oleh penanggung jawab
kegiatan atau pengguna
barang/jasa pada tahun
2017
x100%
jumlah laporan audit
penyesuaian harga/audit
kalim pada tahun 2017
Persentase hasil audit penyesuaian harga yang ditindaklanjuti oleh penanggungjawab
kegiatan atau pengguna barang/jasa pada tahun 2017 dibandingkan jumlah laporan
audit penyesuaian harga pada tahun 2017.
Pencapaian IKU Sasaran Program 2.4 Persentase hasil audit penyesuaian harga
100% dan realisasi sebesar 67%. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan tidak
adanya permintaan audit penyesuaian harga dari stakeholder. Namun terdapat dua
penugasan audit klaim yang telah diselesaikan dan hasilnya telah dimanfaatkan oleh
stakeholders. IKU tahun 2017 tidak dapat diperbandingkan dengan IKU Tahun 2016
karena sasaran program dan IKU tahun 2016 menggunakan formula yang berbeda
dengan formula tahun 2017.
Realisasi penggunaan dana untuk pelaksanaan dua penugasan audit klaim sebesar
Rp60.602.600,00 yang berasal dari anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Maluku
sebesar Rp38.798.600,00 dan anggaran Deputi Bidang Investigasi BPKP sebesar
Rp21.804.000,00 dari anggaran sebesar Rp0,00. Sedangkan realisasi penggunaan
SDM sebesar 236 OH dari target 0 OH.
Realisasi penggunaan dana audit penyesuaian harga sebesar 0,00% dari target
sebesar Rp20.039.000,00 dan OH SDM sebesar 0,00% dari target sebesar 120 OH
SDM.
Pencapaian sasaran program “Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian” didukung dengan dana sebesar Rp196.453.000,00 atau 81,66% dari anggaran sebesar Rp240.580.000,00 dan SDM sebanyak 744 OH atau 75,15% dari
rencana sebanyak 990 OH.
Dari sisi penggunaan dana, capaian sasaran program “Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian” telah dicapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian sasaran program sebesar 86,31% lebih besar dari capaian penggunaan dana sebesar
81,66%.
Dari sisi penggunaan SDM, capaian sasaran program “Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian” telah tercapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian sasaran program tahun 2017 sebesar 86,31% lebih besar dari capaian penggunaan
SASARAN PROGRAM 3
Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional
IKU 1 - Sasaran Program 3
Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan
Sasaran program meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan
nasional berupa capaian IKU persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran
pembangunan. Definisi Indikator Outcome dari indikator kinerja ini adalah persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan. Sedangkan Indikator
Outcome adalah Persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan.
Sasaran Kinerja Outcome yaitu Dalam kurun waktu tahun 2017-2019, sasaran Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Kementerian, Lembaga,
Pemerintah Daerah, Korporasi minimal 70% merupakan sasaran rata-rata dari
penugasan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.
Tujuan yaitu untuk mengukur manfaat BPKP khususnya Deputi Bidang Investigasi
dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta tercapainya
kelancaran pembangunan yang berkesinambungan.
Formula pengukuran kinerja:
Persentase laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (EHKP) yang
ditindaklanjuti kesepakatannya oleh para pihak pada tahun 2017 dibandingkan jumlah
laporan EHKP pada tahun 2017.
Capaian indikator kinerja utama sasaran program 3 pada tahun 2017 dan 2016
disajikan dalam Tabel 3.4:
Tabel 3.4
Capaian IKU Sasaran Program 3
No Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun 2017 Tahun
2016
Target 2019 Target Realisasi Capaian
1 Persentase penyelesaian
hambatan kelancaran
pembangunan
% 100 100 100 100 80
Catatan: Sasaran Program dan IKU serta Formula Pengukuran Kinerja tahun 2016 berbeda dengan
tahun 2017.
Pencapaian IKU Sasaran Program 3 meningkatnya penyelesaian hambatan
pelaksanaan pembangunan nasional, dengan capaian IKU Persentase penyelesaian
target sebesar 100% telah terealisasi 100%. Dibandingkan dengan capaian IKU tahun
2016 tidak dapat diperbandingkan, karena sasaran program dan IKU tahun 2016
menggunakan formula yang berbeda dengan formula tahun 2017.
Dari tabel 3.4 diketahui bahwa IKU yang mengindikasikan sasaran program
“Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan” telah mencapai
target 100%. Dengan demikian nilai capaian strategis “Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan” adalah sebesar 100%.
Capaian sasaran Program “Persentase
penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan”
= x100% = 100%
Pencapaian IKU Sasaran Program 3 tersebut didukung dengan dana sebesar
Rp16.575.800,00 atau 98,75% dari anggaran sebesar Rp16.786.000,00 dan SDM
sebanyak 115 OH atau 95,83% dari rencana sebanyak 120 OH.
Sedangkan penggunaan OH SDM yang lebih efisien disebabkan adanya penggunaan
OH yang lebih sedikit dibanding rencana awal.
Pencapaian sasaran program “Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan
pembangunan nasional” didukung dengan dana sebesar Rp16.575.800,00 atau 98,75% dari anggaran sebesar Rp16.786.000,00 dan SDM sebanyak 115 OH atau
95,83% dari rencana sebanyak 120 OH.
Dari sisi penggunaan dana, capaian sasaran program “Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional” telah dicapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian sasaran program sebesar 100% lebih besar daripada capaian
penggunaan dana sebesar 98,75%.
Dari sisi penggunaan SDM, capaian sasaran program “Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional” telah tercapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian sasaran program tahun 2017 sebesar 100% lebih besar dari