• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Oleh PUTRI NINGSIH NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Oleh PUTRI NINGSIH NIM."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ( DECISION MAKING ) MELALUI ANALISIS

SWOT DI MAS MA’ARIF AS-SA’ADIYAH BATU NAN LIMO KOTO TANGAH SIMALANGGANG

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

PUTRI NINGSIH NIM. 1630103066

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

BIODATA PENULIS

Nama : PUTRI NINGSIH

NIM : 1630103066

Tempat/ Tanggal Lahir : Pangkalan/ 12 Agustus 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

No Hp : 082288027209

Email : [email protected]

Alamat : Jr. Pasar Baru kenagarian pangakalan kec. Pangkalan koto baru kab. Lima puluh kota Pendidikan

1. SDN 05 Pangkalan Koto Baru 2. MTsS Ma’arif As-Sa’adiyah 3. MAS Ma’arif As-Sa’adiyah 4. PT IAIN Batusangkar Nama Orang Tua

1. Ayah

a. Nama : Joni Siswandi b. Pekerjaan : Tani

2. Ibu

a. Nama : Asnita

(6)

v HALAMAN PERSEMBAHAN                        



Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia yang mengajarkan manusia dengan pena, dia mengajarkan

apa yang tidak diketahui(Q.S Al-Alaq 1-5)

    

Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? (Q.S Ar-Rahman 13)

        

Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat(Q.S Al-Mujadilah 11)

Ya allah,

Tiada terasa waktu yang kujalani, kini telah sampai pada puncak perjuangan yang ditunggu-tunggu. Susah, senang telah kulewati dan sudah menjadi jalan hidupku, tiada henti ku bersyukur pada-MU Ya Allah, dengan nikmat dan kesempatan-MU aku merasakan lika-liku dibangku perkuliahan yang sedari dulu

ku inginkan, memang perjalan setiap orang berbeda-beda. Tidak semua berjalan mulus dan tidak semua sesuai rencana kita karena kita bisa berencana Allah lah yang akan memutuskan segalanya. Kubersujud dihadapan-MU Ya Allah, dengan keyakinanku pada-MU aku bisa membuktikan kepada Ayah dan Ibu bahwa

setiap kemauan pasti ada jalannya.

Alhamdulillahirroblil’alamin....

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Ya Allah Tuhan Yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu,

(7)

vi

beriman, dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Teristimewa Ayahanda dan Ibunda Tercinta, lantunan Al-Fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan do’a dalam syukur yang tiada terkira, terimakasih untukmu, kupersembahkan sebuah karya kecil ini untukmu Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, do’a, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan

hingga aku selalu selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Ayah, Ibu terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas lelahmu, dalam lapar berjuang separuh nyawa, melawan teriknya matahari, menyongsong derasnya hujan...semua kau lakukan hanya demi keluargamu

yang kau cintai.. Maafkan anakmu Ayah, Ibu sampai saat ini belum bisa meringankan bebanmu. Setiap kubertemu Ayah dan Ibunda tercinta, kumelihat dari wajahnya secercah harapan kepadaku, agar aku bisa menjadi orang yang sukses, setiap kali ku balik kerumah, ketika kulihat ayah dan ibu yang sedang

tidur, selalu kupandangi lama sambil menahan kesedihan...ada rasa takut dihati kecilku, aku takut mereka tak akan terbangun lagi...aku takut semua itu terjadi, memang semua yang bernyawa akan mati, akan tetapi aku berharap semoga mereka dapat melihatku sukses dengan pengorbanan yang mereka berikan.

Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam...seraya tanganku menadah “Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim..terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu

ikhlas menjagaku, mendidikku, membimbingku dengan baik, Ya Allah panjangkanlah umur mereka selamatkanlah mereka dimanapun mereka berasa, berikanlah balasan setimpal syurga Firdaus untuk

mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu... Untukmu Ibu (Asnita)...Ayah (Joni Siswandi)...Terimakasih.

Dalam setiap langkahku aku berusaha menjadi yang terbaik untuk mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semuanya dapat kuraih, insya allah atas dukungan dan do’a serta restu semua mimpi itu terjawab dimasa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kepersembahkan ungkapan terimakasihku kepada kakak tercinta “Wina Anggraini dan Weni Anggraini” serta kepada adik tercinta

(8)

vii

Untuk yang kuhormati dosen pembimbing skripsi Bapak Drs. Hafulyon, MM dan juga selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan Islam seseorang yang hebat, yang tidak akan pernah lelah membimbing serta mengarahkanku, yang tiada lelah mengorbankan waktunya, terimkasihku untukmu pak yang sangat luar biasa pengorbanannya, yang sangat luar biasa semangatnya Ayahanda tercinta mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam, semoga semua pengorbananmu menjadi amal jariyah bagimu pak..dan juga Bapak Firman, M.Pd.I dosen muda luar biasa yang menjadi dosen favorit mahasiswa, tiada lelah mendukung dan

membimbing, dengan mengerahkan semua waktunya agar mashasiwa-mahasiswanya sukses, terimakasihku untukmu pak. Selanjutnya, kepada dosen penguji skripsi ananda Bapak Dr. Abhanda Amra,

M.Ag dan Bapak Dr. David, S.Ag., M.Pd juga selalu PA yang sangat ananda hormati, terimakasih ananda ucapkan untuk mu yang telah membagi ilmu dan memotivasi ananda sehingga ananda bisa menyelesaikan

perkuliahan ananda dan juga kepada seluruh dosen-dosen MPI yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada ananda.

Teristimewa juga kepada teman sedari dulu yang senantiasa setia menemani perjuangan ini (Wahyu Gustanca), terimakasih untukmu yang sudah menjadi sahabat dan juga teman dalam melewati lika-liku

perjuangan ini, selanjutnya kepada Mama Lela dan Ibu Rahmawati selaku orang tua juga bagi ananda terimakasih atas pengorbananmu.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan agar hidup lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat air sungai, mengalir tanpa tujuan,

teruslah belajar, berusaha dan berdo’a untuk menggapainya. Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal bangkit lagi. Jangan pernah takut gagal, takutlah jika tidak pernah mau mencoba.

Yakinkan pada diri bahwa kita bisa.

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan kepada semuanya..terimakasih beribu terimakasih kuucapkan atas segala kekhilafan salah dan kekurangan,

kurendahkan hati menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah. -by” PUTRI NINGSIH

(9)

viii KATA PENGANTAR











Dengan mengucapkan puji syukur penulis kehadirat Allah Swt, yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi yang berjudul “STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ( DECISION MAKING ) MELALUI ANALISIS SWOT DI MAS MA’ARIF AS-SA’ADIYAH BATU NAN LIMO KOTO TANGAH SIMALANGGANG”

Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis doakan kepada Allah Swt agar disampaikannya kepada nabi besar nabi Muhammad saw, yang telah meninggalkan dua pedoman hidup bagi kebahagiaan hidup umat manusia dunia dan akhirat, yakninya Al-qur’an dan Hadits.

Dengan selesainya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu selayaknyalah jika pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing I Bapak Drs. Hafulyon, MM. dan pembimbing II Bapak Firman, M.Pd. I. yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Penasehat Akademik Dr. David, S.Ag.,M.Pd. yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.

3. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang memberi segala fasilitas kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini 4. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Dr. Sirajul Munir,

M,Pd.

5. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Bapak Drs. Hafulyon, M.M. 6. Kepala Madrasah Aliyah Swasta Ma’arif As-Sa’adiyah Bapak Ahmad Maulid, S.Pd.I yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian disana.

(10)
(11)

x ABSTRAK

PUTRI NINGSIH. NIM, 1630103066 Judul SKRIPSI “Strategi Kepala Madrasah dalam Pengambilan Keputusan (Decision Making) Melalui Analisis SWOT di MAS Ma’arif As-Sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang”. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Pokok permasalahan dalam SKRIPSI ini adalah strategi kepala madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1) Bagaimana strategi kepala Madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT di MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang, 2) Bagaimana dampak strategi kepala Madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT di MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk menjelaskan bagaimana strategi kepala madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis swot di mas ma’arif as-sa’adiyah batu nan limo koto tangah simalanggang, 2) Untuk menjelaskan bagaimana dampak strategi kepala madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis swot di mas ma’arif as- sa’adiyah batu nan limo koto tangah simalanggang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif dan mengambil lokasi di MAS Ma’arif As-Sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang. Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah berupa hand phone, buku catatan, pena dan pensil. Hand phone digunakan sebagai alat perekam suara dari informan dan pengumpulan data apabila tidak tercatat semuanya oleh peneliti. Sedangkan buku catatan, pena dan pensil digunakan untuk mencatat informasi yang didapatkan dari informan. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil Kesiswaan, dan Kaur Tu yang juga merupakan guru di MAS Ma’arif As-Sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi serta teknik mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan Triangulasi Sumber. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data dan penyajian data. Teknik penjaminan keabsahan data yang digunakan dalam penelian ini adalah trianggulasi dan menggunakan bahan referensi.

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, bahwasanya kepala madrasah belum maksimal dalam menerapkan strategi dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT, sehingga hal tersebut berdampak kepada keputusan yang tidak berjalan dan tujuan dari keputusan tersebut tidak tercapai, dikarenakan kepala sekolah belum bisa meminimalisir kelemahan-kelemahan yang ada dan belum bisa memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk meminimalisir kelemahan yang ada.

(12)

xi DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... i

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

BIODATA PENULIS ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Kegunaan Dan Manfaat Penelitian ... 9

F. Defenisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Kepala Madrasah ... 11

1. Pengertian Strategi ... 11

2. Kepala Sekolah/ Madrasah ... 16

B. Hakikat pengambilan keputusan ... 25

1. Pengertian Pengambilan Keputusan ... 25

2. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan ... 29

3. Tekhnik-Tekhnik Dalam Pengambilan Keputusan ... 33

4. Model-Model Pengambilan Keputusan ... 35

5. Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan ... 40

6. Strategi Kepala Madrasah Dalam Pengambilan Keputusan (Decision Making) ... 41

C. Teori Analisis SWOT ... 49

(13)

xii

2. Tujuan Dan Peranan Penerapan Analisis SWOT ... 51

3. Unsur-unsur SWOT ... 52

4. Faktor Internal dan Eksternal dalam Perspektif SWOT ... 56

5. Pentingnya Analisis SWOT dan Dokumen SWOT ... 57

D. Penelitian Relevan ... 61

BAB III METODE PENELITIAN A . Jenis Penelitian ... 65

B. Latar dan Waktu penelitian ... 66

C. Instrumen Penelitian ... 67

D. Sumber Data ... 67

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

F. Teknik Analisis Data ... 70

G. Teknik Penjaminan Keabsahan ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum ... 73 B. Temuan Khusus ... 81 C. Pembahasan ... 99 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 111 B. Saran ... 113 DAFTAR PUSTAK

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

Tabel I Matriks SWOT 58

Tabel II Waktu Penelitian 66

Tabel III Profil MAS Ma’arif As-sa’adiyah 73 Tabel IV Keadaan Tenaga Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan MAS Ma’arif As-Sa’adiyah.

78

Tabel V Keadaan Santri MAS Ma’arif As-sa’adiyah

79

Tabel VI Keadaan Sarana dan Prasarana MAS Ma’arif As-Sa’adiyah

(15)
(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Ada banyak indikator yang menunjukkan bahwa pendidikan indonesia kurang berhasil atau bahkan secara ekstrem telah gagal dalam menjalankan peran dan fungsinya. Salah satu indikator yang sangat tampak dari hal tersebut adalah kekurang mampuan lulusan sekolah untuk menjadi manusia yang kritis , mandiri, kreatif dan mampu menjadi motor penggerak dalam perubahan. Fenomena umum ditemukan menunjukkan bahwa lulusan sekolah justru banyak yang menjadi penganggur dan menjadi beban masyarakat. Dalam konteks inilah, kritik dan komentar kritis dari berbagai pihak bermunculan, terutama dari kalangan praktisi pendidikan dan pemerhati pendidikan pada umumnya.

Persoalan pendidikan bermula pada kemampuan manajerial yang tidak tepat, yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, dilakukan oleh yang bukan ahlinya, maupun persoalan-persoalan kelembagaan lainnya. Usaha perbaikan tampaknya menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindarkan lagi. Oleh karena itu, diperlukan suatu langkah yang tepat dan strategis dalam memanajemi atau menanganinya sehingga kritik terhadap pendidikan semakin menemukan relevansinya. Penggunaan strategi yang tepat dalam manajemen pendidikan menurut sebagian besar para ahli dapat menciptakan pendidikan menjadi berkualitas, efektif, dan relevan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga memahami konsep strategi dalam konteks manajemen menjadi suatu keharusan. (Andang, 2014 : 65-66)

Manajemen strategi merupakan proses suatu organisasi/ pendidikan menata, merumuskan dan pengimplementasian strateginya. Keputusan strategi merupakan keputusan yang berkenaan dengan pengembangan organisasi pendidikan jangka panjang, dalam rangka peningkatan kompetensi yang nyata berbeda dari organisasi pendidikan tersebut. strategi pendidikan merupakan konsep keputusan yang berorientasi, terpusat dan terintegrasi, serta juga berorientasi pada eksternal, yang

(17)

menekankan bagaimana organisasi menjalankan aktifitas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasinya. ( Syaiful Sagala, 2017 :129 )

Dengan demikian, dapat dikatan bahwa manajemen strategis merupakan kegiatan mengambil keputusan atau merencanakan tindakan-tindakan strategis untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Strategi berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk menetapkan arah organisasi yang ingin dicapai. (Andang, 2014: 66)

Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian, di mana kata “pendidikan” menerangkan di lapangan apa dan di mana kepemimpinan itu berlangsung dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri kepemimpinan, yaitu bersifat mendidik, membimbing, dan mengayomi. Sebagaimana kata pendidikan yang menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi yaitu : (1) Pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari, dan (2) Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas sebagai masalah tentang hakekat dan kegiatan mendidik, mengajar dari zaman ke zaman atau yang membahas prinsip-prinsip dan praktik-praktik mendidik dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam. Dari hal itu, maka kepemimpinan pendidikan pada dasarnya terdapat dan berperan pada usaha-usaha yang berhubungan dengan proses mendidik dan mengajar satu pihak, dan pada pihak lain berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya dan ilmu-ilmu pembantunya.

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah/ Madrasah. Karena ia merupakan pemimpin di lembaganya, maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah di tetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masadepan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala madrasah harus bertanggungjawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang

(18)

telah menitipkan anak didiknya. Kepala sekolah sebagai seorang pendidik, admdinistrator, pemimpin, dan supervisor, diharapkan dengan sendirinya yang lebih baik dan dapat menjanjikan masa depan.

Kepala sekolah/ Madrasah berperan sebagai penggerak dalam pelaksanaan pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepala sekolah/ Madrasah adalah agen berbagai komponen. Salah satu dari unsur tersebut adalah negara. Kepala sekolah/ Madrasah memiliki tanggungjawab untuk melakasanakan kebijakan haluan negara dalam mengupayakan pendidikan paling baik bagi anak sekolah.

Kepala sekolah/ Madrasah sangat berperan dalam meningkat mutu pendidikan disekolah. Konsekuansi dari penerapan kepala sekolah tersebut dituntut profesional dengan mengedepankan kreatifitas dan mampu mengambil keputusan dengan tepat sesuai dengan perkembangan zaman.

Pengambilan keputusan tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan. Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manager dan menggambarkan proses melalui serangkaian kegiatan yang dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah. Selanjutnya pengambilan keputusan menentukan serangkaian kegiatan pencapaian tujuan organisasi. (Aprilda Reski Sahati Munthe, 2018 : 13)

Pentingnya pengambilan keputusan juga diperkuat oleh beberapa penelitian yakni Nurkolis menyatakan “ kepemimpinan adalah salah satu bagian terpenting dalam manajemen. Tanpa adanya pengambilan keputusan maka tidak ada kepemimpinan dan tanpa adanya kepemipinan maka manajemen tidak berfungsi”( Nurkolis, 2008:174). Myriam Lewkowicz and Manual Zackland menyebutkan bahwa “rasionaliasi dalam pengambilan keputusan perlu dilakukan untuk perubahan yang lebih maju, dari berbagai versi solusi yang ada dalam kelompok. Ini menunjukkan bahwa pertimbangan dalam pengambilan keputusan sangat penting”( Myriam Lewkowicz & Manual Zackland, 2001: 396).

(19)

Berdasarkan penjelasan beberapa ahli tersebut menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam organisasi khususnya sekolah perlu didukung oleh proses dan strategi pengambilan keputusan yang baik oleh kepala sekolah agar sistem yang ada disekolah dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu jika sekolah tidak didukung oleh proses pengambilan keputusan yang baik, maka semua sistem yang ada disekolah tersebut tidak akan berjalan lancar atau banyak hambatan sehingga tujuan pendidikan tidak dapat dicapai secara maksimal. Misalnya dalam sistem hal budaya sekolah yaitu disekolah tersebut membudayakan disiplin waktu, yang mana pukul 07.30 para guru sudah wajib memulai pembelajaran di kelas, dan proses pembelajaran dikelas harus menggunakan alat peraga. Ini merupakan salah satu contoh bentuk pengambilan keputusan yang didapatkan dari kebijakan kepala sekolah dalam suatu keputusan untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan juga seorang kepala sekolah melakukan strategi-strategi yang cocok untuk mengambil sebuah keputusan, misalnya dengan melakukan rapat/ musyawarah, setelah itu mendengarkan masukan-masukan yang ada dan juga menggunakan feeling/ intuisi dalam pengambilan keputusannya, sehingga keputusan yang diambil dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan dapat mengatasi masalah yang dihadapi serta dapat menanggulangi masalah-masalah yang terjadi.

Pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan yang berfikir kritis dan mengembangkan dirinya. Berdasarkan penjelasan tersebut untuk itu kepala sekolah sebagai pemimpin harus memahami teori maupun aplikasi pengambilan keputusan sebab pengambilan keputusan merupakan salah satu unsur terpenting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah/ Madrasah didalam menjalankan kepemimpinannya harus membuat berbagai strategi dalam pengambilan keputusan untuk memajukan sekolah.

Namun pada kenyataannya secara praktik banyak problema-problema dan pro serta kontra yang terjadi dalam pengambilan keputusan,

(20)

tidak sedikit kepala sekolah/ Madrasah yang hanya berperan sebagai pimpinan formalitas dalam sebuah sistem alias hanya sekedar sebagai pemegang jabatan struktural sambil menunggu masa purna tugas. Tidak sedikit kepala sekolah/ Madrasah yang dalam pengambilan keputusannya tidak berfikir secara mendalam dan terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tanpa melihat konsekuensi dari keputusan yang diambil tersebut. Ada juga kepala sekolah/ Madrasah dalam mengambil keputusan hanya berdasarkan intuisinya saja. Bahkan dalam kenyataannya peneliti melihat kepala sekolah/ Madrasah dalam 1 minggu hampir hanya sekali mengunjungi sekolah sehingga kecil kemungkinan dia tidak akan mampu membuat keputusan dengan berkualitas karna dia jarang berada di sekolah tersebut sehingga kurang mengetahui keadaan dari sekolah tersebut. Padahal peranan kepala sekolah merupakan tombak dari keberhasilan mutu pendidikan. Jika kepala sekolah mampu mengambil keputusan dengan cara yang efektif dan efisien dan memiliki strategi yang mantap dalam pengambilan keputusan maka terciptalah pendidikan yang bermutu. Dan pengambilan keputusan yang tepat dan dengan strategi yang benar akan menghasilkan suatu perubahan terhadap sekolah ke arah yang lebih baik begitu juga sebaliknya keputusan yang salah akan berdampak buruk pada sekolah.

Kepala madrasah sebagai pimpinan lembaga pendidikan harus dapat mengenal situasi dan kondisi lembaga pendidikan, dimana dia diangkat atau ditunjuk sebagai pimpinan. Hal yang pertama kali yang harus dia lakukan saat memimpin lembaga pendidikan, tentunya harus melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT digunakan agar apa yang akan dilakukan pimpinan lembaga pendidikan kedepan tidak mengalami masalah, sehingga dengan mengenal situasi dan kondisi sekolah dan tenaga pendidik dan

(21)

kependidikan, dia mampu merencanakan dan bekerjasama yang baik untuk mewujudkan tujuan institusi tersebut. Di sisi lain, kepala madrasah dapat dipandang sebagai pejabat formal, manajer, pemimpin, tenaga pendidik dan sebagai pelayan masyarakat madrasah. Betapa banyak variabel arti kandungan dalam kata memimpin memberikan indikasi betapa luas tugas dan peran kepala sekolah, sebagai seorang pemimpin suatu organisasi yang bersifat kompleks dan unik.

Tentunya dalam pengambilan keputusan agar mendapatkan keputusan yang baik dan agar dapat meminimalisir kegagalan dalam keputusan kepala madrasah dapat melakukan strategi dalam mengambil sebuah kputusan melalui analisis SWOT, yang mana nantinya kepala sekolah dapat melihat kekuatan yang dimiliki untuk mengambil sebuah keputusan sehingga dapat meminimalisir ancaman yang terjadi, dan juga dapat memperhatikan kelemahan yang dimiliki sehingga nantinya dapat melihat peluang yang ada. Dengan demikian keputusan yang diambil dapat memuaskan.

Berdasarkan observasi peneliti ke MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh kota yang merupakan salah satu Pondok Pesantren swasta berakreditasi C, di pondok pesantren tersebut terdiri dari MTs S dan MAS, disini peneliti hanya meneliti madrasah aliyahnya saja, yang mana berdiri sejak 15 Juli 1995, sudah 24 tahun yang lalu. Tetapi meskipun sudah lama berdiri pondok pesantren tersebut sangat minim peminat untuk sekolah disana, ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala madrasah disana yaiu Bapak Ahmad Maulid S. Pd bahwa peminat sangat minim untuk bersekolah dipondok pesantren tersebut. Hal ini dibuktikan dengan jumlah santri dari kelas 10 sampai dengan kelas 12 hanya berjumlah 28 orang santri. Kepercayaan masyarakat sekitar juga kurang terhadap pondok pesantren tersebut hal ini dibuktikan dengan santri yang bersekolah disana adalah berasal dari daerah yang jauh dari sana, sangat minimnya masyarakat disekitar sana yang menyekolahkan

(22)

anaknya kepondok pesantren tersebut. Masyarakat lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya kesekolah lain. Hal diatas disebabkan karena kurangnya strategi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan (decision making) dalam membuat kebijakan atau menyelesaikan suatu masalah, karena sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan kepala madrasah tersebut, bapak tersebut mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan jarang dengan melakukan rapat/ musyawarah, biasanya kepala sekolah mamutuskan sendiri dan nantinya hasil dari keputusan tersebut baru diumumkan kepada guru-guru dan staf disana, tidak adanya musyawarah yang dilakukan oleh kepala madrasah tersebut. salah seorang guru dan kepala TU disana juga berkata demikian bahwasanya kepala sekolah jarang sekali memusyawarahkan keputusan yang akan diambilnya, kepala sekolah juga sering dikendalikan oleh pimpinan yayasan sehingga kelihatannya kepala yayasanlah yang lebih banyak memutuskan perkara disekolah tersebut, padahal seharusnya kepala sekolahlah yang akan memimpin dan mengayomi madrasah tersebut karena kepala madrasahlah pimpinan tertinggi di madrasah itu, apapun masalah hendaknya kepala madrasah mengajak semua guru-guru beserta staf disana untuk membicarakan masalah yang terjadi, dan membiarkan guru-guru dan staf memberikan dan mengeluarkan masukan mereka meskipun pada akhirnya kepala sekolahlah yang memutuskan, seharusnya kepala sekolah memberikan pasrisipasi tersebut kepada guru-guru dan staf sehingga nantinya keputusan yang diambil dapat mengatasi masalah dan dapat mengambil keputusan yang tepat, seharusnya kepala Madrasah memperbaiki strateginya dalam pengambilan keputusan (Desicion Making).

Dengan kelemahan-kelemahan tersebut seharusnya kepala madrasah menggunakan strategi pengambilan keputusan melalui analisis SWOT, sehingga nantinya keputusan yang diambil dapat meningkatkan mutu madrasah dan juga dapat meminimalisir resiko-resiko yang buruk yang akan terjadi.

(23)

Untuk mengetahui sejauh mana strategi kepala madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT tersebut dilapangan, maka peneliti mengambil sampel salah satu sekolah. Sekolah yang diambil sebagai tempat penelitian tentang strategi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT adalah MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh kota .

Dari masalah dan fenomena diatas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ” Strategi Kepala Madrasah dalam Pengambilan Keputusan ( Decision Making ) Melalui Analisis SWOT Di MAS Ma’arif As-Sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang”.

B. Fokus Penelitian

Dari latar belakang masalah diatas, masalah utama dalam penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan strategi kepala Madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT di MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh kota.

C. Rumusan Masalah

Dari fokus penelitian maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi kepala Madrasah dalam pengambilan keputusan

(decision making) melalui analisis SWOT di MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang?

2. Bagaimana dampak strategi kepala Madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT di MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang?

(24)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menjelaskan strategi kepala Madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT di MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang.

2. Untuk menjelaskan dampak strategi kepala Madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT di MAS Ma’arif As-sa’adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang.

E. Kegunaan Dan Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang strategi kepala sekolah/ Madrasah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT .

2. Manfaat praktis a. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang produktif bagi kepala sekolah/ Madrasah dalam meningkatkan strategi dan peran sebagai pengambil keputusan (decision making) melalui analisis SWOT.

b. Bagi guru

Sebagai pedoman untuk lebih memahami keterlibatannya dalam pengambilan keputusan dan sebagai pedoman untuk mengambil inisiatif dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan pengambilan keputusan (decision making).

c. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman, pengetahuan, dan pembaharuan tentang strategi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan (decision making) melalui analisis SWOT .

(25)

d. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan rujukan dan perbandingan untuk penelitian yang sejenis.

F. Defenisi Operasional

strategi merupakan suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Jadi strategi merupakan kerangka dasar tempat suatu organisasi melanjutkan kehidupannya dengan penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungannya.

kepala Madrasah adalah personil sekolah yang bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan-kegiatan sekolah, kepala sekolah/ madrasah merupakan top leader yang dijadikan sebagai penggerak, pembimbing, pengarah, pembina, memberikan teladan, memberikan bantuan.

strategi kepala madrasah adalah serangkaian keputusan yang telah disusun melalui rencana sebagai tujuan yang ditetapkan oleh kepala madrasah dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses menetapkan alternatif yang terbaik yang dilakukan secara komprehensif untuk memecahkan suatu permasalahan dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh manajer puncak, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang yang berkepentingan didalamnya.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi organisasi atau sebuah lembaga pendidikan. Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis yang andal dalam usaha mengembangkan lembaga pendidikan. Analisis SWOT bertumpu pada kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam internal lembaga pendidikan. Sedangkan peluang dan tantangan didasarkan kepada faktor eksternal lembaga pendidikan.

(26)

11 BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Kepala Madrasah

1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan suatu pernyataan yang mengarahkan bagaimana masing-masing individu dapat bekerja sama dalam suatu organisasi, dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran organisasi tersebut. Pada dasarnya strategi yang dijalankan oleh suatu organisasi adalah sekumpulan komitmen atas tindakan atau aksi terintegrasi dan terkoordinasi, untuk mengusahakan atau mengolah kompetensi dan sekaligus guna mendapatkan keunggulan bersaing organisasi (Assauri, 2013: 4). Menurut Rangkuti ( 2009 ), strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu organisasi, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumber daya yang penting mencapai tujuan tersebut. (Rahmat Hidayat dan Ricky Rahmat, 2018: 97)

Menurut Fattah dan Ali, strategi merupakan suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Jadi strategi merupakan kerangka dasar tempat suatu organisasi melanjutkan kehidupannya dengan penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungannya. Kemudian Mulyasa, menekankan bahwa rencana yang dibuat harus menggambarkan aspek-aspek mutu proses yang ingin dicapai, kegiatan yang dilakukan, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, serta biaya yang diperlukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di waktu perang dan damai, ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh perang dalam kondisi yang menguntungkan , rencana yang cermat untuk mencapai sasaran khusus. Strategi juga dapat dipahami dengan suatu

(27)

rencana dan juga memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan efisiensi dan juga efektivitas didalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagaimana dalam Q.S Ash Shaf 4 tentang strategi:



         



Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Penyusunan strategi dapat dilakukan tiga tahap, yaitu diagnosis, perencanaan dan penyusunan dokumen rencana. Tahap diagnosis dimulai dengan pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian. Kajian lingkungan internal bertujuan untuk memahami kekuatan dengan mengatahui apa faktor yang menjadi penyebabnya. Kedua, perumusan strategi. Setelah suatu masalah dan faktor penyebabnya diketahui, langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi. Perumusan strategi dilakukan untuk menentukan langkah-langkah kerja sekaligus meramalkan faktor pendukung strategi yang dijalankan kedepannya. Ketiga mengimplementasikan startegi, yaitu melaksanakan strategi. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah rencana strategis yang dirumuskan dapat dijalankan dan berhasil tanpa kendala. Keempat melakukan evaluasi dan pengendalian.

Model strategi yang digunakan untuk melaksanakan komponen-komponen tersebut adalah melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknes, Opportunities, and Threats).

Hal itu dapat dilakukan untuk mempermudah pihak madrasah dalam memperoleh dukungan moril dan financial dari masyarakat madrasah maupun masyarakat luar untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran di dalam institusi pendidikan. Selanjutnya Glucck mendefinisikan Strategi adalah satu kesatuan rencana yang komperehensif dan terpadu yang menghubungkan

(28)

kekuatan strategi organisasi dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan organisasinya tercapai. Sedangkan Lashway mendefinisikan Strategi ialah pola perilaku yang dirancang untuk mencapai kerjasama dan para anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Lalu Dirawat mendeskripsikan kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menereima pengaruh untuk selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud dan tujuan.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan wadah organisasi untuk melaksanakan kegiatan. Dalam meningkatkan mutu, dibutuhkan peran penting anggota organisasi guna menghubungkan satu kesatuan rencana dan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pemimpin sangat berpengaruh pada bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga pendidikan. Artinya tugas kepala madrasah dipengaruhi oleh strategi apa yang dia terapkan dalam kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mendorong, mengajak, menggerakkan dan mempengaruhi orang lain melaksanakan sesuatu untuk membentuk proses mencapai tujuan yang telah ditetapkan di dalam organisasi atau lembaga pendidikan.

Hoy dan Miskel mengemukakan Kehidupan organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Meskipun peran seorang pemimpin sangat menentukan, pemimpin tidak dapat berkerja sendiri tanpa dukungan dari bawahannya.Gordon, Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang anggota kelompoknya merasa kebutuhannya juga telah terpuaskan. Kepemimpinan yang efektif selalu memanfaatkan kerja sama dengan para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Kreitner dan Kinicki mendefinisikan

(29)

kepemimpinan sebagai proses di mana seorang individu memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. (Linda Sari Rambe, 2018 :12-14)

Kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan yang berada di madrasah memiliki peran yang sangat penting dalam memperoleh kualitas pembelajaran yang baik.Tujuan tersebut dapat diperoleh apabila kepala madrasah mampu menciptakan strategi yang relevan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah serangkaian keputusan yang telah disusun melalui rencana sebagai tujuan yang ditetapkan oleh kepala madrasah dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

1) Bentuk Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Seorang kepala madrasah adalah pimpinan pengajaran. Tugasnya adalah melaksanakan dan mengawasi aktivitas sekolah dengan menyusun tujuan, memelihara disiplin dan mengevaluasi hasil pembelajaran dan pengajaran yang dicapai. Pada saat ini kepala sekolah didorong untuk menjadi pemimpin yang memudahkan personil sekolah dengan membangun kerjasama, menciptakan jaringan kerja dan mengatur semua komponen dengan komunikasi yang baik. Ada sebagian pendapat menyebutkan bahwa hal tersebut adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ada tiga, yaitu : karismatik, transaksional dan transformasional.

(30)

Sehebat apapun seorang pimpinan jika ia tidak memiliki strategi yang baik dan jitu maka programnya tak akan berarti. Kepemimpinan tidak hanya mengandalkan kemampuan sang pemimpin namun juga strategi sang pemimpin (Muhammah Hadi, Djailani AR dan Sakdiah Ibrahim, 2014: 42)

Sebagian ahli menggunakan istilah strategi kepemimpinan. Intinya adalah pilihan terhadap pemikiran dan perilaku kepala sekolah dalam mempengaruhi staf, para guru, personil dan murid-murid sekolahnya, Saat ini kepala madrasah memiliki sekurang-kurangnya tiga strategi luas, yaitu : hirarkial, transformasional dan fasilitatif. Setiap strategi memiliki keuntungan penting dan memiliki keterbatasan.

1) Strategi Hirarki

Strategi hirarki memberikan cara pandang luas, cara penerimaan luas dalam mengelola organisasi, menyampaikan janji efisiensi, pengawasan dan rutinitas yang direncanakan. Bagaimanapun strategi hirarki cenderung untuk mrnghambat kreativitas dan komitmen, mengembalikan hubungan pegawai sekolah ke dalam suatu keteraturan yang ketat.

2) Strategi Transformasional

Strategi transformasional memiliki kapasitas untuk memotivasi dan memberikan informasi kepada anggota. Khususnya bila organisasi menghadapi dan melakukan perubahan utama. Mereka memberikan suatu pengertian akan tujuan dan makna bahwa pimpinan dapat menyatukan personilnya dalam suatu tindakan bersama untuk kemajuan. Di sisi lain strategi transformasional sukar, karena itu sejak awal mereka memerlukan pengembangan keterampilan intelektual yang tinggi.

(31)

3) Strategi Fasilitatif

Strategi fasilitatif sebagai suatu perilaku yang menggunakan kemampuan kebersamaan dari sekolah untuk beradaptasi, memecahkan masalah dan peningkatan kinerja. Tindakan kepala madrasah yang menggunakan strategi fasilitatif bila mereka menangani hambatan sumber daya, membangun tim kerja memberikan umpan balik, koordinasi, manajemen konflik, menciptakan jaringan komunikasi melaksanakan kerjasama politik dan sebagai model dalam visi madrasah. Strategi fasilitatif menciptakan suatu peran baru kepemiminan untuk memudahkan pegawai dalam menjalankan pekerjaannya, terutama melalui hubungan kerjasama baik. Fasilitatif mengambil waktu untuk mencapai kepuasan kerja administratif dan menciptakan sumber daya yang ada.

2. Kepala Sekolah/ Madrasah

a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah/ Madrasah

Dalam sebuah lembaga atau organisasi formal, baik kecil maupun besar dapat dijumpai adanya seorang pemimpin tanpa terkecuali, termasuk pada lembaga pendidikan. Dalam lembaga pendidikan khususnya persekolahan ditingkat dasar dan menengah, orang yang memimpin atau menjadi pemimpin terkenal dengan sebutan nama kepala sekolah/ Madrasah. Pemimpin merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah organisasi. Maju mundurnya sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam mengelola organisasinya. Demikian juga dalam organisasi pendidikan, pemimpinnya disebut sebagai kepala sekolah/ madrasah.

Kepala sekolah/ madrasah adalah seorang fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggrakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi

(32)

interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. (Jerry H. Makawimbang, 2012 : 62).

Kepala Madrasah/ pemimpin pendidikan merupakan teladan yang baik untuk mengarahkan seseorang atau kelompok kearah yang benar. Al-Qur’an juga berbicara tentang kepemimpinan, Allah berfirman dalam Q. S An-nisa’ : 59

                               Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Nabi muhammad SAW secara jelas menyebut soal kepemimpinan dalam salah satu sabdanya, “setiap orang diantara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya..” (Masduki Duryat, 2016 : 1-2)

Setelah ditelusuri dari Al Qur‟an dapat diperhatikan bahwa ada empat sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin dirujuk kepada kepemimpinan para nabi yang pada hakikatnya adalah pemimpin umatnya. Adapun empat sifat tersebut adalah sebagai berikut:

1) Ash-Shidq

Ash-Shidq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap, dalam kepemimpinan berjuang melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Dari sifat Ash-Sidq dimiliki pemimpin maka pemimpin tersebut akan dicintai bawahannya, sehingga dengan

(33)

tercipta kepemimpinan yang sukses sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama.

2) Amanah

Amanah, berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Pemimpin seharusnya memelihara sebaik-baiknya apa yang diserahkan kepadanya, baik amanah dari Allah SWT maupun dari orang-orang yang dipimpinnya, sehingga tercipta rasa aman bagi semua kalangan.

3) Fathanah

Fathanah, yaitu kecerdasan dalam kepemimpinan sifat cerdas dari seorang pemimpin yang melahirkan kepampuan menghadapi dan menganggulangi persoalan atau konflikyang muncul dalam kepemimpinannya. Konflik adalah

sesuatu yang wajar dalam proses kepemimpinan untuk itu diperlukan kepandaian dalam menghadapinya dan ketepatan dalam mengambil keputusan.

4) Tabligh

Tabligh, yaitu penyampaian yang jujur dan bertanggungjawab, atau dapat diistilahkan dalam kepemimpinan sebagai keterbukaan. Sifat tabligh ini dapat diterapkan sebagai cara komunikasi dan dialog yang baik dalam kepemimpinan. Pemimpin yang baik harus pandai memilih komunikasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam proses kepemimpinan yang dilakukan. Tabligh, berarti mengajak sekaligus mempberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila dalam suatu organisasi berjalan dengan tidak baik, orang-orang tertuju pada kepemimpinannya, seperti pemimpin lemah, pemimpin kurang bijaksana, pemimpin tidak pernah masuk

(34)

kantor, tidak memperhatikan anggota dan seterusnya. Tetapi kalau organisasi itu berjalan dengan baik dan berkembang pesat, orang seringkali lupa membicarakan kepemimpinan. Kehadiran seorang pemimpin dalam suatu organisasi ialah untuk menggerakkan orang-orang dalam organisasi itu. Berikut beberapa defenisi kepemimpinan menurut para ahli :

1) Bass, kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok.

2) Jacobs dan jacques, kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.

3) kottler, kepemimpinan adalah proses menggerakkkan seseorang atau sekelompok orang pada tujuan yang umumnya ditempuh dengan cara-cara yang tidak memaksa. (Engkoswara Dan Aan Komariah, 2010:177)

4) Stephen P. Robbins (2006) mengatakan kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

5) Bafadal (2003) menjelaskan kepemimpinan sebagai keseluruhan proses memengaruhi, mendorong, mengajak dan menggerakkan serta menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mulyadi, 2010 :38-39)

(35)

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memlihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi. (Mulyadi, 2010:1)

Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa hakikat kepemimpinan diantaranya:

1) Proses memengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

2) Seni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.

3) Kemampuan untuk memengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

4) Melibatkan tiga hal, yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu.

5) Kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. (Mulyadi, 2010 : 39)

Kepala sekolah/ madrasah adalah pemimpin dan penanggung jawab dalam terlaksananya seluruh kegiatan belajar mengajar disuatu sekolah. Kemajuan dan keberhasilan suatu sekolah dalam menjalankan peran dan fungsinya sebabai lembaga pendidikan sering dijadikan indikator bagi keberhasilan tugas kepala sekolah/ madrasah. Kepala sekolah/ madrasah berperan sebagai penggerak dalam pelaksanaan pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan

(36)

efisien. Kepala sekolah/ madrasah adalah agen berbagai komponen. Salah satu unsur tersebut adalah negara.

Fungsi utama pemimpin pendidikan (kepala sekolah/ madrasah) adalah untuk belajar memutuskan dan bekerja antara lain :

1) Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerja sama dengan penuh kebebasan.

2) Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan ransangan dan bantuan kepada kelompok dalam menciptakan dan menjelaskan tujuan.

3) Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja.

4) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.

5) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi. ( Syafaruddin Dan Asrul, 2013:140-141 )

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hakikatnya kepala sekolah/ madrasah adalah personil sekolah yang bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan-kegiatan sekolah, kepala sekolah merupakan top leader yang dijadikan sebagai penggerak, pembimbing, pengarah, pembina, memberikan teladan, memberikan bantuan.

Kepala sekolah/ madrasah sebagai penentu kebijakan disekolah juga harus memfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin sekolah dengan bijak dan terarah serta mengarah kepada pencapain tujuan yang maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan disekolahnya yang tentu saja akan berimbas pada kualitas lulusan anak didik sehingga membanggakan dan menyiapkan masa depan yang cerah.

(37)

Kepemimpinan seseorang dapat digolongkan ke dalam salah satu tipe dan mungkin setiap tipe bisa memiliki berbagai macam gaya kepemimpinan. Di dalam Islam, arti pentingnya kepemimpinan antara lain ditegaskan dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar, Artinya : Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.“Hal yang paling mendasar yang dapat diambil dari hadits diatas adalah bahwa dalam level apapun, manusia adalah pemimpin termasuk bagi dirinya sendiri. Setiap perbuatan dan tindakan memiliki resiko yang harus dipertanggungjawabkan.Gaya kepemimpinan lebih cenderung kepada situasi. Salah seorang pemimpin yang memiliki salah satu tipe bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dalam melaksanakan kepemimpinannya.

Seorang pemimpin pendidikan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap, tingkah laku dan sifat kegiatan kepemimpinan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan atau unit administrasi pendidikan yang dipimpinnya akan mempengaruhi situasi kerja. 1) Tipe Otokrasi/Otoriter

Otokrasi berasal dari kata oto yang berarti sendiri dan kratos berarti pemerintah. Jadi otokratis adalah mempunyai

(38)

pemerintah dan menentukan sendiri. Otokrasi merupakan pemerintahan atau kekuasaan yang dipegang oleh seseorang yang berkuasa secara penuh dan tidak terbatas masanya.Sedangkan yang memegang kekuasaan disebut otokrat yang biasanya dijabat oleh pemimpin yang berstatus sebagai raja atau yang menggunakan system kerajaan. Sedangkan dilingkungan sekolah bukan raja yang menjadi pemimpin akan tetapi kepala sekolah yang memiliki gaya seperti raja yang berkuasa mutlak dan sentral dalam menentukan kebijakan sekolah.

2) Tipe/Gaya Laissez-Faire

Kepala sekolah sebagai pemimpin bertipe laissez-faire menghendaki semua komponen pelaku pendidikan menjalankan tugasnya dengan bebas. Oleh karena itu tipe kepemimpinan bebas merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapaii tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan di serahkan kepada bawahan.

Karena arti laissez-faire adalah memberikan kepada orang lain dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan untuk melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan dan tipe ini dapat dilaksanakan di sekolah yang memang benar-benar mempunyai sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu merancang semua kebutuhan sekolah dengan mandiri.

3) Tipe/Gaya Karismatik

Beberapa orang pemimpin yang tergolong dalam tipe di bawah ini adalah Iskandar Zulkarnaen, F. Kennedy, Soekarno, serta Gandhi.Pemimpin tergolong tipe ini pada umumnya memiliki kewibawaan yang sangat besar terhadap pengikutnya. Kewibawaan memancar dari pribadinya, yang wibawanya

(39)

sejak lahir. Dengan demikian, pemimpin yang karismatik itu biasanya memiliki kekuatan gaib. Dari penampilannya memancar kewibawaan yang menyebabkan pengikutnya merasa tertarik dan kagum serta patuh.

4) Tipe/Gaya Demokratis

Tipe kepemimpinan ini paling tepat untuk memimpin organisasi modern. Beberapa sifat dari tipe ini adalah:

a) Selalu bertitik tolak dari rasa persamaan hak dan persamaan kewajiban sebagai manusia.

b) Berusaha menyingkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahan c) Senang menerima sara, pendapat, dan kritik

d) Mengutamakan kerja sama kelompok dalam pencapaian tujuan organisasi

e) Memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahan untuk

melakukan tugas, pekerjaan dalam arti bahwa ada toleransinya terhadap kesalahan yang diperbuat oleh bawahan

f) Berusaha memberikan kesempatan untuk berkembang kepada bawahan

g) Membimbing bawahan untuk lebih berhasil daripadanya ( Masduki Duryat, 2016 : 57-63)

Dalam aplikasinya, peran kepemimpinan yang dicontohkan oleh rasulullah, dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a) Servant (pelayan).

Memberikan pelayanan kepada anak buahnya untuk mencari kebahagiaan dan membimbing mereka menuju kebaikan.

(40)

b) Guardian (penjaga)

Menjaga komunitas islam dari tirani dan tekanan. (Veithzal Rivai Dan Deddy Mulyadi, 2012:156).

B. Hakikat Pengambilan Keputusan (Decision Making) 1. Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Decision making atau pengambilan keputusan merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan tiap individu, termasuk dalam sebuah organisasi. Pengambilan keputusan juga mempengaruhi kesuksesan ataupun kegagalan sebuah organisasi. Begitupun dalam organisasi atau lembaga pendidikan, pengambilan keputusan merupakan keharusan yang hampir selalu dilakukan oleh pengambil keputusan-pemimpin (Ermi Sola, 2018: 208).

Pengambilan keputusan dapat dilihat sebagai salah satu fungsi seorang pemimpin. Pengambilan keputusan adalah soal yang berat karena sering menyangkut kepentingan banyak orang. Tidak ada sesuatu yang pasti dalam pengambilan keputusan. Pemimpin harus memilih diantara alternatif yang ada dan kemungkinan implikasi atau akibat suatu pengambilan keputusan tertentu. Sebagai seorang pemimpin, para pemimpin dalam bidang pendidikan harus memiliki kemampuan dalam melakukan pengambilan keputusan, tapi terlebih dahulu pemimpin tersebut harus memahami dan mengetahui tentang defenisi pengambilan keputusan. Q.S Ali Imran : 159 Tentang pengambilan keputusan:                                   

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

(41)

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambil keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision). (Jerry H. Makawimbang, 2012: 152-153).

Pengambilan keputusan merupakan proses utama dalam mengelola organisasi. Proses pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan penetapan suatu alternatif yang ada. Untuk itu diperlukan teknik pengambilan keputusan dengan membuat langkah-langkah yang logis dan sistematis, yang meliputi merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, memilih pemecahan yang paling layak, dan melaksanakan keputusan. Karena pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang selalu dilakukan oleh seorang pemimpin, seorang pemimpin sering menghadapi berbagai masalah karenanya ia harus mengambil tindakan yang tepat. Inilah yang disebut proses pengambilan keputusan.

Adapun beberapa pendapat dan pandangan tentang pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:

a. Agus sabardi (2001: 67), pengambilan keputusan adalah proses identifikasi dan pemilihan alternatif serangkaian kegiatan yang sesuai dengan situasi yang ada.

b. G. R. Terry, berpendapat bahwa, pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “ pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.

c. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak dan pengambilan keputusan merupakan inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat

(42)

dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

d. The Haiman berpendapat bahwa inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.

e. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, memberikan pendapat bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.

f. Chester I. Barnard, mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

g. Thewa dan Newport, yang dikutip menurut Engkoswara (2010: 166), mendefenisikan pengambilan keputusan sebagai proses memilih rangkaian/tindakan diantara dua alternatif yang ada guna mencapai pemecahan atas problem tertentu.

h. Siagian, yang dikutip menurut Engkoswara (2010: 166), pengambilan keputusan adalah pilihan yang secara sadar dijatuhkan atas satu alternatif dari berbagai alternatif yang tersedia.

i. Stoner, yang dikutip menurut Engkoswara (2010: 166), pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

j. Engkoswara (2010: 166) memberikan defenisi pengambilan keputusan merupakan suatu proses menetapkan alternatif yang terbaik yang dilakukan secara komprehensif untuk memecahkan suatu masalah. (Jerry H. Makawimbang, 2012: 153-154)

(43)

k. Dermawan (2004) mengatakan : “ pengambilan keputusan merupakan ilmu dan seni yang harus dicari, dipelajari, dimiliki, dikembangkan secara mendalam oleh setiap orang”. Dikatakan seni karena kegiatannya selaludihadapkan pada sejumlah peristiwa yang memiliki karakteristik keunikan tersendiri. Sedangkan dikatakan ilmu karena aktivitasnya memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan yang bersifat sistematis, teratur dan terarah. (Mulyadi, 2010 : 56-57)

Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang tersembunyi karena faktor ketidak hati-hatian dalam melakukan pengkajian masalah. (Irham Fahmi, 2013:2)

Robbins menjelaskan hakikat pengembilan keputusan ialah proses memilih dua alternatif atau lebih. Pilihan ditetapkan didasarkan pada pertimbangan rasional yang memiliki keutamaan lebih banyak bagi organisasi daripada alternatif lainnya. Trewtha dan Newport: pengambilan keputusan sebagai proses pemilih rangkaian/ tindakan diantara dua macam alternatif yang ada (atau lebih) guna mencapai pemecahan atas problem tertentu. Siagian menjelaskan pembuatan keputusan adalah pilihan yang secara sadar dijatuhkan atas saru alternatif dari berbagai alternatif yang ada. Stoner menjelaskan pembuatan keputusan merupakan proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. (Syafaruddin Dan Asrul, 2013 : 72)

Menurut Handoko pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manager dan menggambarkan proses melalui

(44)

serangkaian kegiatan yang dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah. Selanjutnya pengambilan keputusan menentukan serangkaian kegiatan pencapaian tujuan organisasi. Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan berbagai alternatif dan merupakan kegiatan dinamis yang setiap saat dilakukan seorang pemimpin.( Nurul Cakur Chaniago, 2011 : 111)

Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik untuk pemecahan suatu masalah melalui metode dan teknik tertentu. Dalam pengambilan keputusan pemimpin hendaknya memberikan tempat kepada bawahan baik sebagai penimbang, patisipan maupun sebagai informan. Sebagai penimbang, pemimpin perlu berlapang dada karena pada kenyataannya bawahan merupakan orang yang paling mengetahui segala pekerjaan atau tugas yang dihadapi. Sebagai partisipan, hendaknya pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam mengambil keputusan sampai tingkat yang memadai, supaya bawahan merasakan keputusan itu sebgai keputusannya juga agar supaya bawahan tersebut bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya. Sebagai informan, bawahan diberi kesempatan untuk memberikan laporan yang bermutu dan benar sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. (Mulyadi, 2010 :58)

2. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin terikat pada suatu tempat, situasi, orang dan waktu tertentu. Masalah dalam pengambilan keputusan senantiasa dihubungkan dengan tujuan yang jelas. Jenis-jenis masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin berdasarkan internitas masalahnya dapat digolongkan menjadi masalah yang sederhana dan masalah yang komplek.

Masalah yang sederhana ialah masalah yang mengandung ciri-ciri: kecil, berdiri sendiri dan tidak/kurang mempunyai kaitan dengan

Gambar

Tabel I  Matriks SWOT  58
Tabel I   Matriks SWOT  IFAS  EFAS  STRENGTHS (S) Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal  WEAKNESSES (W) Menentukan 5-10 faktor kelemahan internal
Tabel II   Waktu Penelitian  No  Uraian
Tabel III
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Shoimin dalam Nasruddin (2015:18) menyatakan bahwa reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman orang tua berada pada kategori paham dengan jumlah 48 orang tua (98.0%), yang terlihat dari hasil masing-masing

Adapun yang menjadi fokus pengembangan dalam penelitian ini adalah Pengembangan media komik berbasis pendekatan scientific pada materi makanan dan minuman yang

Yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan soal. Aktivitas siswa dalam memecahkan soal yang diberikan guru merupakan aktivitas yang penting ditekankan karena dalam

Berdasarkan rancangan penelitian, langkah-langkah dan pertimbangan guru PAI maka dalam penetapan sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol

Intellectual Capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang mana ia dapat mengubah pengetahuan dari aset tak berwujud menjadi suatu yang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2017 belum bertransformasi dari bank konvensional ke

Kemandirian sosial dan emosional merupakan langkah yang besar bagi anak yang sudah siap usianya untuk terjun kelingkungan luar rumah. Mereka akan menghadapi banyak