• Tidak ada hasil yang ditemukan

1950_Perpindahan Kalor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1950_Perpindahan Kalor"

Copied!
488
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEnpTNDAHAN

KaLoR

UNTUK MAHASISWA TEKNIK

Raldi

Artono

Koestoer

Penerbit

(3)

"-1

I i . :l I :ll

i

'..,

I

i

r

,.,

M

wtthtklUq-PERPI N

DAHAN

KALOR

UNTUK MAHASISWA

TEKNIK

Relor AnroNo KoEsroER

@ 2002,

Penerbit

Salemba Teknika

Grand Wijaya Center Blok D-7

Jl. Wijaya 2, Jakafta 12160 Telp. Faks. Email Website (021) 721-0238, 7 25-8239 (02t) 721-0207 salemba@centrin. net. id http ://www.salembateknika,com

H ak cip t a dilin ilun gi llndang-un dang. Di la ra n g mem perba nya k

apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari

Penerbit.

;

sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk

memfotokopi, merekam, atau dengan sistem

Koestoer, Raldi Aftono

Perpindahan Kalor Untuk Mahasiswa Teknik /

RaldiArtono Koestoer

-

Edisi Peftama - Jakarta: Salemba Teknika, 2002

1jil.: 26 cm

ISBN :979-9549-20-5

(4)

KATA

PENGANTAR

BUKU

PERPINDAHAN

KALOR

UNTUK

MAHAS'SWATEKNIK

Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya

buku

Perpindahan Kalor

untuk

Mahasiswa Teknik

ini

naik cetak juga.

Mulai

dari usaha pertama tahun 1992

kami

memulainya

dengan membuat

diktat

Perpindahan

Kalor

Konveksi

yang

digunakan

untuk

keperluan internal di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Uni-versitas Indonesia. Buku ini disusun berdasarkan pengalaman mengajar Perpindahan

Kalor

Dasar sejak

tahun

1985.

Awalnya

di

dua

jurusan

yaitu

Teknik

Mesin dan

Teknik

Gas Petrokimia. Dengan bertambah banyaknya

jumlah

mahasiswa yang

mengikuti kuliah, maka pengajaran untuk mata kuliah ini pun dipisah untuk

masing-masing jurusan, dan kami melanjutkannya

untuk

jurusan Teknik Mesin.

Dengan

didukung

penelitian

di

bidang Perpindahan Kalor yang dilaksanakan

di laboratorium, baik melalui skripsi tingkat 51 maupun sekarang juga untuk tingkat

52, bertambahlah pengetahuan

kami, baik

dalam

bidang teori maupun praktik.

Berdasarkan peralatan yang tersedia

di

laboratorium. Penelitian kami berkembang

pada poros-poros

tertentu

yaitu:

Konduktivitas Kalor

bahan padat,

pendidikan

(boiling), pengembunan (condensation), Penukar

Kalor

(Heat Exchanger). Banyak

hal

yang telah

dilakukan

dalam pengembangan perpindahan

Kalor

sebagai

ilmu

dan

Penukar

Kalor

sebagai

peralatan

industri.

Di

antaranya

melalui

kegiatan

laboratorium inilah dibentuk Himpunan AhIi Perpindahan Kalor Indonesia (HAPKI)

tahun 1.994,bersama rekan-rekan peneliti dari LTMP (Laboratorium Termodinamika

dan Mesin Propulsi) Serpong dan ITB.

Beberapa seminar dan konperensi

di

Indonesia yang erat kaitannya dengan

Perpindahan

Kalor

menjadi sumber

yang tiada

habis

untuk

acuan

buku ini, di

antaranya Seminar Perpindahan

Kalor

dan Massa biasanya diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, biasanya diselenggarakan setahun sekali. Konperensi internasional yang patut dicatat dalam bidang

ini,

diselenggarakan oleh

ITB yaitu,

Fluid

and Thermal Energy Conference (1994,1997 dan2000, tiga

tahun

]

sekaii;.

' a

I

Beberapa mantan

murid di UI

yang Tugas

Akhirnya

menjadi bahan juga

dari

I

(5)

vi

KATA PENGANTAR

ini,

Zulkifli

dan Budi Setiyawan. Masih banyak lagi yang tak mungkin kami sebutkan satu persatu. Kepada mereka

kami

ucapkan banyak terima kasih semoga mereka

berhasil dalam menapaki

karier

sebagai professional sejati. Daftar

publikasi

atau

makalah yang pernah kami buat dalam kurun waktu 1984 sampai dengan 1998 dapat

dilihat

pada webpage http: / /www.ene.ui.ac.idl-koestoer.

Tentu buku ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami telah berusaha semaksimal

mungkin untuk berkontribusi, baik pada perkembangan

ilmu

pengetahuan maupun

khususnya pada perkembangan

ilmu

Perpindahan

Kalor

di

Indonesia.

Kritik

dan saran yang membangun sangat kami harapkan

untuk

menyempurnakan

buku

ini

di masa yang akan datang. Semoga yang telah dirintis ini dapat berguna bagi generasi

muda bangsa

kita

yang akan menghadapi tantangan berat nanti.

Depok, 2002

(6)

DAFTAR

ISI

KATA

PENGANTAR

...v

DAFTAR ISt

...,...

...

vii

DAFTAR GAMBAR

...

...

xiii

DAFTAR

TABEL

..

xxi

DAFTAR

SIMBOL

xxiii

BAGIAN

SATU

BAB

1

1.1

Aliran

Viskos

... 1

1.2

Lapisan Batas Laminar Pada PIat Rata

...

... 2

1.3

Persamaan Energi Lapisan

Batas

...,..6

1.4

Lapisan Batas Kalor

...

... g

1.5

Bilangan

Nusselt

...12

BAB

2

KONVEKSI PAKSA

MELALUI

PERMUKAAN

LUAR...

...15

2.1

Aliran Melalui Plat

Rata

... 15

2.1.1 Logam Cair Dalam Aliran

Laminar

... 15

2.1.2Fluida Umum Dalam Aliran

Laminar

... 16

2.1 .3 Aliran

Turbulen

... 20

2.2

Alian

Menyilang

Silinder

....29

2.2.1 Koefisien

Seret

...23

2.2.2Koetisien Perpindahan

Kalor

...29

2.2.3Variasi h (e) Di Sekitar

Sitinder

... 31

2.3

Aliran Menyilang Bola

...

... 39

2.3.1 Koefisien

Seret.

...

gg

I l 2.3.2 Koefisien Perpindahan

Kalor

...

g4

I

2.4

AlianMenyilang SitinderTak

Bundar...

...

36

I

2.5

Aliran Menyilang Berkas

Tabung

...

40

)

(7)

r

Viii

PERPINDAHAN KALOR

2.5.1 KorelasiPerpindahan

Kalor

... 42

2.S.2Korelasi

PenukaranTekanan...

...45

2.5.3 Logam

Cair

... 46

2.6

Perpindahan Kalor Dalam Aliran Kecepatan

Tinggi

... 51

BAB

3

KONVEKSI PAKSA

DALAM

PIPA

DAN

SALURAN

....57

3.1

Aliran Laminar 3.1.1 Panjang Masuk Kalor dan Hidrodinamik ... 3.1.2 Aliran Berkembang Penuh 3.1.3 Aliran Berkembang Penuh

3.2

AliranTurbulen 3.2.1 Faktor Gesekan dan Penurunan Tekanan... 3.2.2Korelasi Empiris

3.3

Aliran PadaTabung Non Silinder

3.4

Perpindahan Kalor Logam Cair,..,... 3.4.1 Fluks Kalor seragam..., 3.4.2 Temperatur Dinding Seragam 3.4.3 Daerah Masuk Ka|or... 3.4.4 Efek Konduksi Kalor Aksial ...,...

3.5

Saluran Dengan Penampang Berubah 57 57 59 62 65 65 67 72 75 76 77 77 77 83

BAB

4

KONVEKSI

BEBAS

...85

4.1

Korelasi PlatVertikal

...,...

...85

4.1.1 Temperatur Dinding

Seragam

... 86

4.1.2 Fluks Kalor Seragam

...

..,... 89

4.2

Korelasi Plat Horizontal

...,..

... 90

4.2.1Temperatur Dinding

Seragam

... 91

4.2.2Fluks

Kalor Seragam

.,...

... 91

4.3

Korelasi Plat

Miring

... 93

4.4

Korelasisilinder

Panjang

.... 94

4.4.1

SilinderVertikal

...94

4.4.2 Silinder

Horizontal...

... 95

4.5

KorelasiBola...

... 98

4.6

Korelasi Logam Cair

...

... 99

4.7

SilinderBerputar

... 100

(8)

DAFTAR

ISI

ix

4.7.2 Gabungan Konveksi Alamiah, Rotasi dan Aliran

Bebas

... 103

DAFTAR

PUSTAKA

...10s

BAGIAN

DUA

BAB

5

KONDUKTIVITAS

KALOR

GAS

DAN

UAP

...109

5.1

Mekanisme Konduksi

KalorZalGas

dan

Uap...

...,... 109

5.2

Teori Konduktivitas Kalor Pada Gas

Monoatomik...

... 110

5.3

Teori Konduktivitas Kalor PadqGas

Poliatomik

... 111

5.4

Pengaruh TemperaturTerhadap Konduktivitas Kalor Gas PadaTekanan Rendah... 116

5.5

Pengaruh Tekanan Terhadap Konduktivitas Kalor Gas

...

..

117

5.6

Konduktivitas Kalor Gas Campuran PadaTekanan

Rendah

.... 1 1g

5.7

Pengaruh Temperatur dan Tekanan Terhadap Konduktivitas Kalor Campuran Gas ... 121

BAB

6

KONDUKTIVITAS

KALOR

ZAT

CAIR

...

...123

6.1

Mekanisme Konduksi Kalor Pada

ZalCai

... 129

6.2

Perkiraan Konduktivitas Kalor PadaZatCair

Murni

...124

6.3

Pengaruh TemperaturTerhadap Konduktivitas Kalor

ZalCa'r

... 126

6.4

Pengaruh Tekanan Terhadap Konduktivitas Kalor Zat

Cair

... 127

6.5

Konduktivitas Kalor

DariCampuranZalCair...

... 129

BAB

7

KONDUKTIVITAS

KALOR ZAT

PADAT

...

...133

7.1

Mekanisme KonduksiKalorZat

Padat

... 133

7.2

Konduktivitas Kalor Logam dan Paduan

...

... 134

7.2.1Logam

Murni

... 134

7.2.2Logam

Paduan

... 135

7.2.3Persamaan-Persamaan Konduktivitas Kalor Logam dan Paduan... 139

7.3

Konduktivitas Kalor Non

Logam

... 140

7.3.1

Materiallsolasi

...141

T.3.2MalerialBangunan

(Keramik)...

....

.

...149

BAB

8

EKSPERIMEN

DAN

PERANGKAT

LUNAK

KONDUKTIVITAS

KALOR

...1.45

8.1

Pengaruh Unsur Nikel Antara 3

-

5 % Terhadap Konduktivitas Kalor Perunggu Aluminium Pada Kondisi As Cast dan Solution Treatment (Gunawan, A., 1992). ... 145

(9)

r

PERPINDAHAN KALOR

BAB

9

Pengaruh Variabel Komposisi Fe (1"/", 4"h,6/o) Terhadap Konduktivitas Kalor

Perunggu Aluminium (Sari, D.G.,

1995)

... 147

Perbandingan Angka Konduktivitas Kalor Material Bangunan lndonesia Standar Ashrae (Darwan, A,.

1991)

,..

.

..149

Penelitian Konduktivitas Kalor Material Bangunan dan Pengaruh Pemakaian Jenis KeramikTerhadap Beban Pendingin (Winarno, A.,

1994)

... 1SO Pen garu h Pe ru bahan Stru ktu r M ikro Terhadap Konduktivitas Kalor Al-Zn (Nasser, S.A., 1996)

...

...,... 1S3 Ulasan Perangkat Lunak Data Base Konduktivitas Kalor

"Therm"

... 155

6.6.1 Cara Pengoperasian

...

... 156

6.6.2 Ulasan

...

... 161

sTUDr

KASUS

1...

ros

8.2 8.3 8.4 8.5 8.6

9.1

Karakteristik Konduktivitas Kalor Campuran Gas N, dan

CO,

163 9.1.1

Perhitungan

... 163

9,1.2 Gambar Hasil Perhitungan (Hasil

PerhitunganTerlampir)

... ... 169

9.1.3

Pembahasan

... 120

9.2

Karakteristik Konduktivitas Kalor Campuran Cairan Benzena dan Aseton ... 171

9.2.1 Contoh Perhitungan

...

...

111

9.2.2Gambar Hasil Perhitungan (Hasil

PerhitunganTerlampir)...

.

.

... 179

9.2.3

Pembahasan

...174

BAB

10

KESIMPULAN

...177

DAFTAR PUSTAKA

...181

BAGIAN

TIGA

BAB

ll

TEORI DASAR

RADIASI

...183

1 1 .1 Pengertian Radiasi

...

... 183

'l 1 .2 Sifat-sifat

Radiasi

... 185 11 .2.1 Hukum Perpindahan

Wien

... 186

11.3 Daya Emisi

...

... 187

11.3.1 Spektrum Daya Emisi Benda

Hitam

... 1BZ 11.3.2 Daya EmisiTotal Benda

Hitam

... 189

1 1 .3.3 Spektrum Daya Emisi Benda atau Permukaan Tidak

Hitam

... 191

(10)

l

DAFTAR

ISI

xi

1 1 .5 Distribusi

Planck

... 194

11.6 Emisi Band

...

... 195

11.71rradiasi...

...,.... 198

1 1.8 Karateristik Radiasi dari Permukaan yang Bertingkah Laku Seperti Benda Hitam ... 199

11.8.1 Emisi

Permukaan

... 1gg 11.8.2 Absorpsivitas

(penyerapan)

... 2Og 11.8.3 Refleksivitas (Pemantulan)

...

... 2Os

l

l.S.4Transmisivitas

... 2Og 11.9 Radiositas

...

... 210

BAB

12

RADIASI

PADA BENDA PADAT, CAIR

DAN

GAS

....211.

12.1 Radiasi Pada Benda Padat dan

Cair

...211

12.1.1Sifat-Sifat Radiasidari

Logam

...211

12.1.2 Sifat-Sifat Radiasidari Non

Logam

...214

12.2 Radlasi Pada Gas

...

...216

BAB

13FAKTORPANDANG...

...221.

13.1 Faktor Bentuk

Radiasi

...221

13.2 Hubungan Antara Berbagai Faktor

Bentuk

...227

13.3 Pertukaran Kalor antara Benda

-TakHitam

...291

13.4Bidang SejajarTak

Berhingga

...241

,

13.5 Perisai

Radiasi

...249

13.6Jaringan Radiasi Untuk Medium yang bersifat Absorpsi dan Transmisi ...

...249

l3.TPertukaran Radiasi dengan Permukaan

Spekular

... 255

l3.SPertukaran Radiasi dengan Mediayang BersifatTransmisi, Refleksi, dan Absorpsi

.263

BAB

14

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN FORMULASI

NUMERIK

DAN

SOFTWARE

...

...267

14.1 Formulasi untuk Penyelesaian

Numerik

...267

14.2 Perhitungan dengan Menggunakan Metode

Numerik

...221

14.3 Perhitungan dengan Menggunakan Software

...

... 2Zs

BAB 15HUBUNGAN EMISIVITAS DENGAN

KONDUKTIVITAS

...,....277

15.1 Latar Belakang Penelitian 15.2Tujuan Penelitian

15.3 Metode Penelitian

277 277

(11)

I

Xii

PERPINDAHAN KALOR

15.4 Ruang

Lingkup

...278

15.5 Deskripsi Peralatan dan Prosedur Pengambilan

Data

... 279

15.6 Batasan

Pengujian

... 281

15.7 Pengolahan dan Analisa

Data...

... 282

15.8 Kesimpulan Hasil Penelitian

...

... 286

BAB

15RANGKUMAN...

...289

DAFTAR

PUSTAKA

...291

soAL-soAL...

...293

LAMPIRAN...

....374

TENTANG

PENULIS...

.,....465

INDEX

...467

(12)

L--1

BAGIAN

SATU

Gambar 1-1 Gambar 1-2 Gambar 1-3 Gambar 1-4 Gambar 1-5 Gambar 1-6 Gambar 1-7 Gambar 2-1 Gambar 2-2

Gambar2-3

Gambar2-4

Gambar 2-5 Gambar 2-6 Gambar 2-7 Gambar 2-8 Gambar 2-9 Gambar 2-10 Gambar 2-11

Gambar2-12

Gambar 2-13 Gambar 2-14

DAFTAR

GAMBAR

Lapisan

batas

di

atas

plat

rata

(19)...

... 1

Unsur

volume kendali untuk

neraca gaya pada

lapisan

besar

laminar...

3

Unsur

volume kendali untuk analisis energi lapisan

batas

laminar...

6

Profilsuhu

pada

lapisan

batas

kalor...

...

I

Volume

kendali untuk analisis energi

lapisan batas

laminar

...

I

Lapisan

batas

hidrodinamika

dan

lapisan

batas kalor

diatas

plat rata...

11

Distribusi suhu

lapisan batas

turbulen

untuk

fluida

yang

mengalir melalui

plat datar panas (13)

...

....14

Lapisan

batas kalor dan kecepatan

untuk perpindahan kalor

logam

cair

diatas

plat

rata (19)

...

... 15

Lapisan batas kalor dan kecepatan

untuk fluida

umum (19) ... 17

Aliran

di

sekitar

silinder

t

19I

...

... 23

Aliran melintasi baii

[9]

...23

Koefisien seret untuk

silinder

[21]

...

...24

Angka Nusselt

rata-rata

untuk aliran udara menyilang

silinder

tunggal

[16]...

... 28

Nilai Nu

untuk aliran menyilang

silinder

1241...

... 29

Variasi

Nu pada Re yang rendah

t4l

...

... 31

Variasi

Nu pada Re yang

tinggi

t41...

... 32

Variasi

nilai Nusselt

lokaldarisilinder

dalam

aliran silang

[19] ...32

Foto-foto interferometer aliran

udara menyilang

silinder

17] ...

Koefisien

seret untuk

bola [21]. .r...

Nilai Nu

untuk aliran menyilang

bola [24]

Nilai Nusselt

untuk

berbagai

geometri saluran

33 33 34 38

(13)

r

XiV

PERPTNDAHAN KALOR

Gambar2-15 Gambar2-16 Gambar2-17 Gambar2-18 Gambar2-19 Gambar 2-20 Gambar2-21 Gambar 2-22 Gambar 2-23 Gambar3-1 Gambar 3-2 Gambar 3-3 Gambar 3-4

Gambar3-5

Gambar3-6

Gambar 3-7 Gambar 3-8 Gambar 3-9 Gambar 3-10 Gambar 3-11 Gambar 3-12 Gambar 3-13 Gambar 3-14 Gambar 3-15 Gambar3-16 Gambar3-17

Nilai

Nusselt

rata-rata pada * = 0*

t8]...

... 3g

Nilai

Nusselt

rata-rata pada * = 45*

18]...

... gg

Variasi

nilai

Nusselt rata-rata

terhadap

berbagai

sudut

serang

.

[g]... 39

Visualisasialiran disekitar

prisma

t8]

...

... 40

Nu VS Re

untuk

* = 10* dan 20*

t81...

... 40

Susunan

berkas

tabung

(a) Segaris (b)

Selang-seting

... 41

Faktor

koreksiuntuk

persamaan (2-38)

[25]...

... 45

Faktor

gesekan fdan

faktor koreksiZuntuk

susunan

berkas

tabung

segaris

[19]

...

... 45

Faktor gesekan f dan

faktor

koreksiZuntuk

susunan

berkas

tabung

selang-seling

[19]

... 46

Panjang

masuk

kalor dan

hidrodinamik

[19] (a) Perpindahan kalor

dimulai

pada

sisi

masuk

saluran

(b) Perpindahan kalor

dimulaisetelah

daerah pemanasan... Sg Perkembangan lapisan batas

hidrodinamik untuk

aliran dalam

tabung

[19]...

... s9

Angka Nusselt

lokal dan rata-rata

untuk alira

laminar dalam

sitinder

11g] 60

Angka Nusselt

lokaldan

rala-rata

untuk

laminar antara dua

plat

sejajar

t91l

...

... 61

Angka Nusselt

lokaldan

rata-rata

untuk aliran

dalam

tabung

segi empat

t911...

... 61

Angka Nusselt

rata-rata

untuk aliran berkembang

penuh dalam

silinder

[91]...

... 62

Angka Nusselt

rata-rata

untuk aliran berkembang

penuh dua

plat

sejajar

t19l

...

... bs Faktor gesekan

untuk aliran

dalam

silinder

t19]...

... 66

Korelasibilangan

Nusselt logam

cair

[19]

... 76

Efek

Konduksikaloraksial[19]...

....7A

Nusselt lokal

untuk

fluks

kalor seragam [14]

...

... 78

Nu

vs

Pe

untuk

f

luks

kalor seragam

t14]...

... Z9 Nusselt

lokal untuk suhu dinding

seragam

[14]

... 79

Nu

vs

Pe

untuk suhu dinding

seragam

[14]

... Zg

Perbandingan beberapa

korelasi

[19]

...

gI

Perkembangan aliran dalam

saluran

tl5]...

... g3

(14)

Gambar 4-1 Gambar 4-2 Gambar 4-3 Gambar 4-4 Gambar 4-5 Gambar 4-6 Gambar 4-7 Gambar 4-8 Gambar 4-9 Gambar 4-10 Gambar 4-11 Gambar 4-12

DAFTARGAMBAR

XV

Lapisan

batas

di

atas plat rata

vertikal [19]

...

... 86

Korelasi untuk plat

vertikal

[16]

... 90

Konsep

positif

dan negatif

pada

plat

miring

tsl

...

... 93

Rasio bilangan Nusselt untuk

silinder

vertikal terhadap plat

vertikal

[19]95

Korelasi untuk

silinder

horisonta! t2]

...

... 96

Perbandingan

korelasisilinder horisontal

[16]

...

... 98

Nusselt rata-rata untuk logam cair

[23]

... 99

Beberapa

korelasi logam cair

[23]

... 100

Nu

vs

Re

untuk aliran yang dominan

[11]

...

... 101

Nu

vs

Re

untuk rotasi yang dominan

[11]...

... 102

Gabungankonveksialamiahdanrotasit11l...

... 103

Gabungan ketiga mekanisme

[11]

... 103

BAGIAN

DUA

Gambar 5-1 Gambar 5-2 Gambar 5-3 Gambar 5-4 Gambar 5-5 Gambar 6-1 Gambar 6-2 Gambar 6-3

Gambar6-4

Gambar 7-1

GambarT-2

Gambar 7-3

GambarT-4

GambarT-5 GambarT-6 GambarT-7

Hubungan antara

Eucken

terhadap temperatur

...

... 111

Hubungan antara berat molekul dan konstanta

...

... 116

Hubungan

antara

temperatur terhadap

konduktivitas

kalor gas...

117

Hubungan antara

kerapatan gas

dengan

konduktivitas

kalor

gas...

118

Hubungan

antara

fraksi molterhadap konduktivitas

gas

campuran

... 120

Hubungan temperatur terhadap

konduktivitas

kalor

pada

cairan

klorotrifluo

rometan

...127

Pengaruh

tekanan terhadap

konduktivitas

kalor

zal

cair

...127

Korelasi Missenard untuk

konduktivitas

kalor zal

cair pada

tekanan

tinggi

... 128

Konduktivltas

kalor campuran zat

murni

... 129

konduktivitas

kalor dari beberapa logam

murni

... 135

Laju

penurunan nilai konduktivitas

kalor

akibat

kenaikan

temperatur

pada logam

murni

...,.. 136

Beberapa

bentuk,

ukuran dan

orientasibutir.

... 137

Arah hantaran kalor

pada

butir

dan batas

butir...

... 137

Pengaruh

temperatur terhadap

logam

paduan

... 138

Konduktivitas kalor

beberapa

materialisolasi

dan bahan

bangunan ...141

Hubungan antara kerapatan dan

nilaikonduktivitas

kalor

...142

(15)

XVi

PERPINDAHAN KALOR Gambar 8-1 Gambar 8-2 Gambar 8-3 Gambar 8-4 Gambar 8-5 Gambar 8-6 Gambar 8-7 Gambar 8-8 Gambar 8-9 Gambar 8-10 Gambar 8-11 Gambar 9-1 Gambar 9-2 Gambar 9-3 Gambar 9-4 Gambar 9-5 Gambar 9-G 175

BAGIAN

TIGA

Gambar 11-1 Gambar 11-2

Konduktivitas

kalor

perunggu aluminium

pada

kondisi

as Cast... 146

Konduktivitas

kalor

perunggu aluminium

pada

kondisi

solution

treatment

... 146

Konduktivitas

kalor

perunggu aluminium

pada

kondisi

as Cast... ... 147

Konnduktivitas perunggu Alumunium

pada

kondisi solution treatment .

1 48

Konduktivitas

kalor

perunggu alumunium

pada

kondisi

Homogenisasi.

148 Perbandingan antara

hasilpengukuran

dan ASHRAE... 149

Konduktivitas

kalor

kayu...

... 150

Konduktivitas

kalor

kaca...

... 151

Konduktivitas

kalor

keramik

... 152

Konduktivitas

kalor

semen

.. 153

Harga

konduktivitas

kalor pada

berbagaijenis

pendingin

... 154

Harga

konduktivitas kalor

N2-CO2 pada berbagai

komposisi

...'t 69 Hubungan antara

temperatur terhadap konduktivitas kalor

N2

-

CO2

.

.. ..169

Hubungan tekanan

terhadap

konduktivitas

kalor gas N.

-

COr... 170

Harga antara

konduktivitas

kalor Benzena-Aseton pada berbagai

komposisi

...

... 173

Hubungan

temperatur terhadap konduktivitas

kalor Benzena-Aseton .... 174

H ubungan antara tekanan

terhadap

kondu

ktivitas kalor

Benzena-Aseton

Spektrum gelombang elektromagnet (sumber

ref:6

hal 13)... 185

Hubungan antara panjang gelombang terhadap

temperatur

(sumber

:

ret

4hal711)...

... 186

Gambar

11-3

lrradiasi

matahari yang

memasuki

bumi (

sumber:

ref. 6 hal 16

)...

187

Gambarll-4

Metodepembuatanruangtertutupbendahitam

... 190

Gambar

11-5

Proyeksi

sinar

radiasi yang mengenai

suatu

permukaan

seluas dApada

....

panjang gelombang

/dan

arah

(q,fl

[sumber

:

ref.6

hal

15]

...192

Gambar

11-6

Hubungan antara daya

emisi

benda hitam dengan

intensitas

[sumber

:

ref.6

hal

17]

... 193

Gambar

11-7

Hubungan antara panjang gelombang terhadap

temperatur

[sumber:

ret2hal

T]...

... 194

Emisi

radiasi dari

benda

hitam

pada

panjang gelombang

0

-

I

[sumber

:

ret.4

hal 713

]

...

... 195

(16)

DAFTAR

GAMBAR

XVii

Gambar 11-9

Fraksi

daritotalemisi

benda

hitam

pada

panjang gelombang

( 0

-

!)

sebagaifungsi

lT I

sumber:

ref.

4hal716 ]

...

...

I96

Gambar

11-10

Hubungan antara

nilaiemisivitas

spectrat

benda

konduksiatau

non

konduksi terhadap

g

[sumber

:

ret.4hal720l

... 201

Gambar

11-11

Nilai normal

emisivitas

dari beberapa material

terhadap

arah

datangnya

sinar.

[Sumber

:

ref.4

hal720l

...202

Gambar 11-12a Hubungan antara

temperatur

terhadap total, normal

emisivitas

untuk

beberapa

material [sumber

:ret.4hal721l

...2O2

Gambar 11-12b

Nilaitotal, normalemisivitas

dari beberapa benda

[sumber

:

ret.4hal722)

... 203

Fungsipemantulan

bidirectional

...

... 206

Refleksidiffuse

... 206

Refleksispecular

... 206

Proses penyerapan, pemantulan dan

transmisioleh

sebuah

permuka4n

...r..r.r..,... 209

Spektral,

normal refleksivitas

pada

temperatur

ruang

untuk aluminium,

tembaga [sumber

:

ref.6

hal93]

...212

Total,

normal emisivitas dari

beberapa logam yang

dilapisi

sebagai

fungsi daritemperatur

[sumber

:

ref.6

hal

101].

....212

Spectral, normal

emisivitas

untuk

aluminium

dengan permukaan yang

mempunyaiperbedaan perlakuan

[sumber: ref.6

hal114]...213

Total,

hemispherical emisivitas

dari beberapa logam yang

dilapisi

sebagaifungsi daritemperatur

[sumber

:

ref.6

hal

97]

...213

Emisivitas dari

bahan-bahan

konduktor

dan non

konduktor

(a) es basah;

(b)

kayu;(c)

gelas (d) kertas; (e)

tanah

liat; (f)

oksida

tembaga; (g)

oksida

aluminium

[sumber: ref.6

hal93]

...214

Spectral, normal refleksivitas

dari MgO pada

temperatur ruang

[sumber: ref.6

hal

103]

...214

Spectral,

normal refleksivitas

darisilikon

pada

temperatur ruang

[sumber

:

ref.6

hal

105]

...215

lndeks refraktif dari

beberapa

material [sumber

:

ref.6

hal 106] ... 215

Absorpsidalam

lapisan

gas...

...218

Absorpsivitas

monokromatik untuk

uap air. Untuk panjang

gelombang

antara 0,8

sampai4

m,

suhu

uap 127o

C,tebal lapisan

109

cm;gelombang

4

sampai34

m; (a)

suhu

127"

C,tebal

lapisan

109

cm;

(b)

suhu 127"C,tebal

lapisan

104

cm;

(c)

suhu

127o C,

tebal lapisan32,4

cm;(d)

suhu

81o C,

tebal

lapisan

32,4 cm,

campuran arus

udara dengan

lapisan

uap

air kira-kira

setebal4

cm;(e)

suhu kamar,lapisan

udara basah dengan

lapiasn

uap

kira-kira

setebal 7

cm...

..

219 Gambar 11-13 Gambar 11-14 Gambar 11-15 Gambar 11-16 Gambar 12-17 Gambar 12-18 Gambar 12-19a Gambar 12-19b Gambar 12-20 Gambar 12-21 Gambar 12-22 Gambar 12-23 Gambar 12-24 Gambar 12-25

-Al

(17)

Xviii

PERPINDAHAN KALOR Gambar 13-26 Gambar 13-27 Gambar 13-28 Gambar 13-29 Gambar 13-30 Gambar 13-31 Gambar 13-32a Gambar 13-32b Gambar 13-33 Gambar 13-34 Gambar 13-35 Gambar 13-36 Gambar 13-37 Gambar 13-38 Gambar 13-39 Gambar 13-40 Gambar 13-41 Gambar 13-42 Gambar 1'3-43

Bagan

unsur

bidang yang

digunakan untuk menurunkan faktor bentuk

radiasi [sumber

:

ret.2

hal

405]

... 221

Sistem koordinat

bola yang

digunakan untuk menurunkan

faktor

bentuk radiasi [sumber

:ret.2

hal407]

...,...221

Pandangan elevasi luas yang

ditunjukkan

dalam gambar (26)

[sumber

:

ret.2

hal

406]

... 221

Faktor

bentuk radiasiantara

dua

siku-empat sejajar

[sumber

:

rel.4

hal

799]

... 222

Faktor

bentuk radiasi untuk radiasiantara

dua

piring sejajar

{sumber

:rel.4

hal799l

...223

Faktor

bentuk

radiasi antara dua

siku-empat tegak lurus

dengan satu

sisi

bersama I

sumber

:

rel.4

hal 800

]

...

... 223

Faktor

bentuk radiasi untuk

dua

silinder

konsentrik

dengan

panjang

berhingga

(

silinder

luar

ke

silinder

itu sendiri)

[

sumber

= ref

.2

hal 411 1224 Faktor

bentuk radiasi untuk

dua

silinder konsentrik

dengan panjang

berhingga

(silinder

luar

ke

silinder

dalam) [

sumber

:

ret.2

hal 4111... 224

Bagan yang

menuniukkan

beberapa hubungan antara

faktor bentuk

... 226

Bagan

siku

empat

tegak lurus

dengan

sisi

bersama

... 226

Gambar bagan

siku

empat

tegak lurus

dengan dua

sisi

bersama

...,227

Unsur yang menggambarkan " tahanan permukaan " dalam

metode

jaringan

radiasi

...231

Unsur yang menggambarkan "

tahanan

ruang " dalam metode

jaringan

radiasi

...r.

... 231

Jaringan radiasi untuk

dua permukaan yang

saling melihat

dan

tidak

melihat

permukaan yang

lain

...232

Jaringan radiasi

untuktiga

permukaan yang

saling melihat

satu sama lain,

tetapi tidak

melihat

sesuatu

permukaan

lain.

... 233

(a)skema(b)

jaringan...

...235

Jaringan radiasi untuk

dua permukaan yang

melingkungi

permukaan

krtiga

yang

tidak

melakukan

konduksitetapi

melakukan

radiasi

kembali

...237

(a)skematik(b)

jaringan

radiasi

...238

Radiasi antara dua bidang sejajar tak

berhingga

dengan

perisai

dan tanpa

perisai

...242

Gambar

13-44

Jaringan radiasi

antara dua bidang sejajar yang

dipisahkan

oleh sebuah

perisai

radiasi.

...,243

(18)

Gambar 13-46 Gambar 13-47 Gambar 13-48 Gambar 13-49 Gambar 13-50 Gambar 13-51 Gambar 13-52 Gambar 13-53 Gambar 13-54 Gambar 13-55 Gambar 13-56 Gambar 13-57 Gambar 13-58 Gambar 13-59 Gambar 13-60 Gambar 13-61 Gambar 13-62 Gambar 13-63 Gambar 13-64 Gambar 13-65 Gambar 15-66 Gambar 15-67 Gambar 15-68 Gambar 15-69 Gambar 15-70 Gambar 15-71 Gambar 15-72 Gambar 15-73

DAFTAR

GAMBAR

XiX

Sistem

radiasi yang

terdiri

dari

medium yang

bersifat transmisi diantara

dua

bidang

(a) skema (b), (c)

jaringan

radiasi

...248

Jaringan

radiasitotal

untuk sistem

pada gambar 45

...

... 250

Sistem radiasiyang

terdiri

dari dua lapisan

transmisiantara

dua

bidang250

Unsur

jaringan untuk

radiasi yang

ditransmisi

antara dua

bidang

... 251

Unsur

jaringan untuk

radiasiyang ditransmisioleh

medium

ke

bidang1252

Unsur

jaringan untuk pertukaran

radiasi antara dua lapisan

transparan

253

Jaringan

radiasi

total untuk sistem

dalam gambar 48 ... 253

Unsur

jaringan

yang

menggambarkan

persamaan

(133)

... 255

...255

Unsur

jaringan

yang

menggambarkan

persamaan

(136)

... 256

l Sistem dengan sebuah permukaan

spekular baur

...

... 256

Unsur

jaringan untuk

persamaan 141

...

...'... 257

Jaringan radiasi

lengkap

untuk sistem

dalam gambar 56 ...257

Sistem dengan dua permukaan

spekular

baur

... 258

Unsur

jaringan

yang

menuniukkan pertukaran

antara permukaan 1 dan 4 dalam gambar

59

...

... 259

Unsur

jaringan

yang

menunjukkan pertukaran

antara permukaan 1 dan 3

sesuai

dengan gambar 59

...

... 259

Jaringan radiasi

lengkap

untuk sistem

pada gambar 59 ... 259

Sistem

fisis

untuk menganalisis lapisan-lapisan

yang bersifat

transmisi

dan

refleksi...

... 261

Unsur

jaringan

yang menggambarkan persamaan

(1a9)

...262

Jaringan radiasi

lengkap

untuk sistem

dalam gambar 63 ... 263

Peralatan

perpindahan

kalor

radiasi

...277

Konstruksi

radiometer

termopil

pada peralatan

...

... 278

Konstruksi

termopil

... 278

Keterangan data

ukuran

...279

Grafik

fungsi emisivitas

terhadap

temperatur

...

... 281

Grafik

fungsi konduktivitas

terhadap

temperatur...

... 281

Grafik

emisivitas

terhadap

konduktivitas...

.... 282

Grafik

emisivitas

lawan

konduktivitas

pada

temperatur

konstan

... 282

(19)

BAGIAN

Tabel 2-1

Tabel2-2

Tabel2-3

Tabel2-4

Tabel2-5

Tabel 2-6 Tabel 3-1

Tabel3-2

Tabel 3-3 Tabel 4-1

Tabel4-2

Tabel 4-3

Tabel4-4

BAGIAN

Tabel 5-1

Tabel5-2

Tabel5-3

Tabel5-4

Tabel 6-1

Tabel6-2

DAFTAR

TABEL

SATU

Harga C

untuk

persamaan

(2-16)

....---.--.-...-..24

Konstanta

C dan n

untuk

persamaan

(2'24)

.... 36

Perbandingan

harga Nusselt

untuk

berbagaigeometri

... 37

Konstanta

Co dan n

untuk

persamaan

(2'34)

... 43

Faktor

koreksi

C1

untuk

persamaan

(2-61)

....'. 43

Konstanta

C2 dan

eksponen

m

untuk

persamaan

(2-37)

....-..--..---..--- 44

Panjang masuk

kalor

Lt dan

hidrodinamik

Lh

untuk aliran laminar

dalam

tabung

...' 59

Perbandingan

korelasiteoritis

dan

empiris

angka Nusselt rata-rata

untuk

aliran

dalam

silinder

...'.

65

Angka

Nusselt dan

faktor

gesekan

untuk aliran laminar berkembang

penuh pada berbagai

bentuk

penampang...

.---- 73

Konstanta

C dan n

untuk

persamaan 4'2

...

... 87

Konstanta

C dan n

untuk

persamaan

(4'12)

... 91

Bilangan Grashof

transisi

... 94

Konstanta

C dan n

untuk persamaan 4'20

...

... 96

DUA

Harga

konduktivitas

kalor beberapa gas dan uap

berdasarkan

kenaikan berat

molekul(Jacob,

Max.,1957).

... 110

Kapasitas

panas

darienergidalam

C,,...

'.

.

...'...114

Persamaan f =

(Tr

)...

... 115

Hubungan antara

fraksi molterhadap faktor

q

...

...--.,--.-...-- 121

Konduktivitas kalor

beberapa

zalcair

pada

tekanan

1

atm

...124

(20)

XXii

PERPINDAHAN KALOR Tabel 6-3

Tabel6-4

Tabel 8-1 TabelS-2 TabelS-3 Tabel 8-4 Tabel 9-1

Tabel9-2

Tabel 10-1 Tabel 10-2

Harga-harga A dalam persamaan

Missenard

... 129

Harga-harga Si

untuk Anion

dan Kation dalam persamaan

Jamieson

dan

Tudhope

... 191

Konduktivitas

kalor beberapa bahan

bangunan

... 149

Komposisimaterial

Al-Zn

... 1Sg Jenis

fluida

pendingin

... 154

Harga

konduktivitas

kalor pada berbagai

pendingin

...

... 154

Sifat-sifat

darigas

N2 dan CO2

...

... 163

Sifat-sifat cairan

Benzena dan

Aseton

murni

... 171

Harga

konduktivitas

kalor zat

cair...

... 178

Harga

konduktivitas

kalor zat

[adat

... 178

BAGIAN

TIGA

I Tabel

11-l

Nilai

F (0 D I ) sebagai

fungsi

dari

IT

... 196

(21)

BAGIAN

SATU

Simbol

DAFTAR

SIMBOL

Keterangan

Satuan

A c CD cp cv

d

D DH

f

h n L m Luas penampang Paneis spesifik

Koefisien gaya hambat

Panas spesifik pada tekanan konstan Panas spesifik pada volume konstan Diameter

Kedalaman atau diameter Diameter hidraulik

Koefisien gaya gesek

Percepatan gravitasi

Kecepatan massa

Koefisien perpindahan kalor

Koefisien perpindahan kalor rata'rata

Panjang Massa

Laju aliran massa Tekanan

Laju perpindahan kalor Kalor m kJ/kg.K kJ/kg.K kJ/kg.K m m m

g

m (7=-A m P q

o

mls2 Kg/m2.s Wm2.oC Wm2.oC m kg kg/s Pa Watt KJ

-4

(22)

XXiV PERPINDAHAN KALOR t

t,T

u U V Greeks

a

p

Ar

n

lt

v

p

Group dimensional

Ec u2 Ketebalan Temperatur Kecepatan

Koefisien perpindahan panas total Kecepatan

Difusivitas termal

Ekspansi termal volumetrik Perbedaan temperatur Efisiensi Viskositas Viskositas kinematik Massa jenis m m/s W/m2.K m/s m2ls K-1 K kg/s.m m2ls kg/m3 Bilangan Eckert Bilangan Grashof Bilangan Graetz Bilangan Nusselt Bilangan Peclet Bilangan Prandtl Bilangan Rayleigh G, c

o(T*

-

T*)

g.g(f. -T*)*'

2 7) d I.

G,

=

Re'Pr

^r -

h'x

tv, - k Pe

=

Re.Pr

o

-cov

," --

,k

Ba=Gr.Pr

(23)

E--DAFTAR

SIMBOL

XXV

D -

pu'x

O"

=?

BitanganReynolds

s,

'

=! -

BilanganStanton p.c pu

Subscript

b

d

f

i

L o m

Dievaluasi pada kondisi borongan Berdasarkan diameter

Berdasarkan kondisi film Kondisi awal atau sisi dalam Berdasarkan panjang Plat

Kondisi akhir atau sisi luar dalam Kondisi aliran rata-rata

Dievaluasi pada kondisi sekitar Dievaluasi pada suhu dinding

Dievaluasi pada kondisi aliran bebas s

(24)

BAGIAN

DUA

Simbol

DAFTAR

SIMBOL

Keterangan

Satuan

A c cD cp cv

d

D DH

f

Luas penampang Panas spesifik

Koefisien gaya hambat

Panas spesifik pada tekanan konstan Panas spesifik pada volume konstan Diameter

Kedalaman atau diameter Diameter hidraulik

Koefisien gaya gesek Percepatan gravitas

Kecepatan massa

Koefisien perpindahan kalor

Koefisien perpindahan kalor rata-rata Panjang

Massa

Laju aliran massa Tekanan

Laju perpindahan kalor Kalor m kJ/kg.K kJ/kg.K kJ/kg.K m m m h n L m

g

m (z=-A m P q

o

m/s2 Kg/m2.s Wm2.oC Wm2.oC m kg kg/s Pa Watt KJ

(25)

xxvilt

t

t,T

u U V Greeks

a

p

Ar

rl

p

v

p

Group

dimensional

EC u'-PERPINDAHAN KALOR Ketebalan Temperatur Kecepatan

Koefisien perpindahan panas total Kecepatan

Difusivitas termal

Ekspansi termal volumetrik Perbedaan temperatur Efisiensi Viskositas Viskositas kinematik Massa jenis m m/s W/m2.K m/s m2ls K-1 K kg/s.m m2ls kg/m3 Bilangan Eckert Bilangan Grashof Bilangan Graetz Bilangan Nusselt Bilangan Pecklet Bilangan Prandtl Bilangan Rayleigh

Gr=

Gr=

c

r(T*.

-

T,)

gF$*

-

T*) x3 v2

aePr!

L

N..

=

hx

K

Pe=

He

Pr

o

-cr\

,

-

'k

--Ra=

Gr

Pr

>_.

(26)

R"

=9!)(

p

DAFTAR

SIMBOL

XXiX

Bilangan Reynolds Bilangan Stanton h

Dt

=-9cpu

Subscript

b d

f

i

L o m

Dievaluasi pada kondisi borongan Berdasarkan diameter

Berdasarkan kondisi film Kondisi awal atau sisi dalam Berdasarkan panjang plat Kondisi akhir atau sisi luar dalam Kondisi aliran rata-rata

Dievaluasi pada kondisi sekitar Dievaluasi pada suhu dinding

Dievaluasi pada kondisi aliran bebas

s

w

e

(27)

DAFTAR

SIMBOL

BAGIAN

TIGA

Simbol

Keterangan

Satuan

Kalor Konduktivitas Konveksi Temperatur Energi Massa Kecepatan cahaya Frekuensi Panjang gelombang Emissivitas Absorsivitas Transmisivitas Vektor posisi Vektor arah Sudut polar Sudut azimut Sudut solid lntensitas energi Luas permukaan W

Wm.K

W/m2 K K Wlm2 kg m/s Hz um derajat derajat deralat Wlmz m2 r I

)

(28)

I

XXXii PERPINDAHAN KALOR

F*,

Faktorpandang KONSTANTA H ca 6 Konstanta Planck Konstanta Radiasi Konstanta Boltzman 6.625

x 1fis

Js 2897.8 pm 5.669

x 10{Wm2

Ka

(29)

Perpindahan

Kalor

Konveksi

BAGIAN

SATU:

BAB

1

DASAR.DASAR

KONVEKSI

BAB

2

KONVEKSI PAKSA

MELALUI PERMUKAAN

LUAR

BAB

3

KONVEKSI PAKSA DALAM

PIPA DAN

SALURAN

BAB

4

KONVEKSI BEBAS

DAFTAR

PUSTAKA

(30)

BAB

1

Perhatikan aliran

di

atas

piat

rata seperti terlihat pada gambar

di

bawah

ini.

Dari

tepi

depan

plat

terbentuk

suatu daerah

di

mana

pengaruh

gaya

viskos makin

meningkat. Gaya-gaya viskos ini biasa diterangkan dengan tegangan geser f, antara

lapisan-lapisan fluida. Jika tegangan ini dianggap berbanding lurus dengan gradien kecepatan normal, maka

kita

dapatkan persamaan dasar

untuk

viskositas,

DASAR-DASAR

KONVEKSI

( 1-1)

1.1

ALIRAN VISKOS

Gambar

1-1

Lapisan atas

di

atas

plat

rata

(19)

du

,_vdv

Konstanta proporsionalitas,r.r disebut viskositas dinamik.

Lapisan Batas

Laminar

Lapisan Batas Turbr"rlen

u

Tebal Lapisa Lapisan Buff

Batas 6(I)

i+

-+

+

--+

-+

..>

Tebal Lapisan Batas 6 (x)

l+-.-!

t

U*xc a Rr, Lapisan Turbulen ,-+ ,+

-)

r,ffi$

)

(31)

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Daerah aliran yang terbentuk dari tepi depan plat itu, di mana terlihat pengaruh

viskositas disebut lapisan batas.

Untuk

menandai posisi

y di

mana lapisan batas

itu

berakhir,

dipilih

suatu

titik

sembarang.

Titik ini

biasanya

dipilih

sedemikian

rupa pada koordinat

y di

mana kecepatan menjadi 99 persen dari

nilai

arus bebas

u*,

jadi u

= 0,99

tt*

Pada permulaan, pembentukan lapisan batas

itu

laminar, tetapi

pada suatu

jarak

kritis

karena

sifat-sifat

fluida,

gangguan-gangguan

kecil

pada

aliran itu

membesar dan

mulailah terjadi

proses

transisi hingga akhirnya aliran

menjadi

turbulen. Karakteristik aliran

ini

ditentukan

oleh

kuantitas

suatu besaran yang

disebut bilangan Reynolds.

Untuk

aliran

melintas

plat

rata seperti pada gambar

di

atas, bilangan Reynolds

didefinisikan

sebagai:

R ='*'

tl

Dengan u-

=

kecepatan

aliran

bebas

(m/s)

a

= jarak

dari

tepi

depan

plat

(m)

a

=

viskositas

kinematik

fluida (m'/s)

(1-2)

Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen terjadi

apabila

Re

>

5.10s.

Walaupun

untuk tujuan

analisis

angka Reynolds

kritis

untuk transisi

di

atas

plat rata

biasa

dianggap

5.10s,

namun dalam situasi praktis

nilai kritis

ini

sangat

bergantung

pada kekasaran

permukaan

dan

tingkat

keturbulenan

arus

bebas.

Tapi untuk aliran

sepanjang

plat

rata,

Iapisan batas

selalu turbulen

untuk

Re

>

4.106.

Pada daerah

aliran turbulen,

lapisan yang

sangat

tipis

dekat

plat

bersifat

laminar

(laminar

sublayer),

dan

di

sini

aksi viskos dan perpindahan kalor

berlangsung

dalam

keadaan seperti

laminar. Lebih

jauh dari

permukaan

plat,

terdapat aksi

turbulen, tetapi

aksi viskos

molekul

dan

konduksi kalor

masih

penting.

Daerah

ini

disebut

lapisan

buffer

(buffer layer). Lebih

jauh

lagi,

aliran

menjadi

sepenuhnya

turbulen,

dan mekanisme utama penukaran

kalor

dan

momentum melibatkan bongkah-bongkah makroskopik

fluida

yang

bergerak

kemana-mana

di

dalam

aliran

itu.

Dalam bagian yang sepenuhnya

turbulen ini,

terdapat

viskositas

pusaran

(eddy aiscosity) dan

konduktivitas kalor

pusaran

(eddy

thermal conductiaity).

Kesulitan pokok dalam penyelesaian analisis aliran turbulen ialah bahwa

sifat-sifat pusaran

ini

berbeda-beda dalam lapisan batas, dan variasinya hanya dapat

ditentukan dari data percobaan. Semua analisis aliran turbulen pada akhirnya harus

mengandalkan data percobaan karena

tidak

ada teori yang benar-benar memadai

untuk

meramalkan tingkah

laku

aliran turbulen.

1,.

!

,r,l1,

Lglp,iSANrl

BATAS

LA

M I NArB,:,l,:rPA

DA

Perhatikanlah

unsur volume kendali

seperti tampak pada gambar

di

bawah

ini.

Persamaan gerakan

untuk

lapisan batas dapat

kita

turunkan

dengan membuat neraca gaya dan momentum pada

unsur volume itu.

(32)

l-Gambar

1-2

Unsur

volume

kendali

untuk

neraca

gaya

pada lapisan

besar

laminar. BAB

1

'

DASAR.DASAR

KONVEKSI

3

Untuk

menyederhanakan analisis

kita

andaikan:

1.

Fluida tak

mampu mampat dan

aliran

tunak

2.

Tidak

terdapat perubahan tekanan

diarah

tegak

lurus

plat.

3.

Viskositas tetap

4.

Gaya geser-viskos

di

arah

y

dapat diabaikan.

Kita

terapkan

hukum

kedua

Newton

tentang gerak.

sE

_d(mV)x

UT

dT

Hukum

Newton

kedua tentang gerak dalam

bentuk

seperti

di

atas. Berlaku

untuk

sistem yang massanya tetap. Dalam

dinamika

fluida tidak

selalu mudah

bekerja dengan unsur massa, oleh sebab itu kita menggunakan unsur volume kendali seperti pada Gambar L-2,

di

mana massa dapat mengalir

ke

dalam

dari

satu sisi

dan keluar

dari

sisi

lain

volume

itu

yang

mempunyai kedudukan tetap

dalam

ruang.

Untuk

sistem

ini

neraca gaya dapat

dituliskan

sebagai berikut:

:

F,

-

tambahan

fluks

momentum pada arah

r

Fluks momentum pada arah

x

adalah

hasil perkalian aliran

massa

melalui

satu

sisi tertentu

dari

volume kendali

dan komponen

r

kecepatan pada

titik

itu.

Massa yang masuk

dari

muka

kiri

unsur

itu

per

satuan

waktu

adalah:

pu

dy

Jika

kita

andaikan satu-satuan kedalaman pada arah

z.

Jadi momentum masuk

pada

muka

kiri

per

satuan

waktu

adalah:

l_.

L

I

*Lao

0u"

.lau a(ar).'l

ujxt_+_t_tdu I

lav

avlav)"

) u

--)

0u ^dx dx

*

il.ar\a

ox)

-0u

-udx_

'0y

u + p pdy

(33)

PERPINDAHAN

KALOR KONVEKSI

Massa yang

pudyu=pu2dy

keluar dari muka

kanan:

of,

*

*0.l*

dan momentum yang

keluar

dari

muka kanan adalah:

ol_,

*#o-f",

Aliran

massa yang masuk

dari

muka

bawah adalah:

Pts dx

Aliran

massa

keluar

dari

muka

atas adalah:

ol,

*

Pn,

lnr

L

ay

',

j"^

Neraca massa

pada unsur

itu

memberikan

pudy

+pudx

=ol

,

**nrl*

_pl o *

L ay l"

,1"_

atau

**9=n

dx dy -

(1_3) Persamaan

ini

adalah

p.ersamaan

kontinuitas

untuk

Iapisan batas.

r?ii

ii[f

iiil***fl"j*1,h

dur

;#,;,i#"ntum

pada arah

x

yang

keluar

dari

muka

atas

iarah:

pau dx dan

mome"r"*

f,rl;.;;i'J ir",

of'

*

*r,

lr*

n ol

,

*

!0,

lr.

L

dy

"j

L

dy-)

Bagi

kita

hanya mo

p".n,,i

u"'

I#

Hi:il"#:,t,:

ii?

llXt

:f

s penting. k arena say a

y

ansmeni a d

i

s ay

a

y an

I

d i s e b a b k a

n

"

r

"h

;;;;;T,,'u::T

# g:;,i:,l

f:*"H,1ffi

,

#;;

!r,

lo,

(34)

BAB

1 N

DASAR.DASAR

KONVEKSI

5

tekanan pada muka

kiri

p dy, d.anpada muka kanan

-

[,

.

(*)-)-

sehingga

gaya tekanan

netto

pada arah gerakan adalah:

-

Lor

o,

dx

Gaya geser-viskos pada

muka

biwah

adalah:

0u

- u-clx

'0y

Dan gaya geser pada

muka

atas:

^,

d'u

F-;

dy'

t-*

pl,

L dx

dy

-

** *

=

olu

*

{a*

)'

,,

-

puzdy

oo.lt

du

-l

?dv

ll

,

*

?ay

lar

-

puudx

dy .lL dy l

ua*l

L

.

i-(L)0,1

lav

aylav

)"

l

Gaya geser-viskos

netto

pada arah gerakan adalah

jumlah

kedua gaya

di

atas:

02u

Gaya geser-viskos

netto

=

V

UaxAY

Dengan menyamakan

jumlah

gaya geser-viskos

dan

gaya

tekanan

dengan

perpindahan momentum pada arah x,

kita

dapatkan:

Disederhanakan dengan menggunakan

persamaan

kontinuitas

(1-3)

dan

mengabaikan

diferensial order

kedua,

kita

dapatkan:

F__-I

I

du

dul

d'u

do

Olu

+-+Lt

-

l-u----l-'t

0x

av

) 0y'

0x (1-4)

Persamaan

ini

adalah persamaan momentum

untuk

lapisan batas laminar dengan

sifat-sifat

tetap.

Persamaan

ini

dapat diselesaikan secara eksak

untuk

berbagai kondisi batas.

Metode aproksimasi

yang disajikan oleh von

Karman (1946) memberikan hasil

(35)

r

6

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

6

4,64

-

,

=

---i--i

(1_5)

Rei,.

Perhatikanlah

unsur volume kendali seperti tampak pada gambar

di

bawah

ini.

Untuk

menyederhanakan analisis,

kita

andaikan:

L.

Aliran

tunak tak

mampu-mampat

2.

Viskositas,

konduktivitas

kalor, dan

kalor

spesifik

tetap

3.

Konduksi kalor

pada arah

aliran

(arah

x)

dapat diabaikan

Lalu,

untuk

unsur

tersebut dapat

kita

buat

neraca energi:

Energi dikonveksikan pada muka

kiri

+

energi dikonveksikan pada

muka

bawah

+

kalor dikonduksikan

pada muka bawah + kerja viskos netto pada unsur

+

energi dikonveksikan

pada

muka kanan + energi dikonveksikan

pada

muka

atas

+

kalor

dikonduksikan

dari

muka

atas.

Besaran energi konduksi dan konveksi ditujukan pada Gambar 1-3

di

atas, dan suku energi untuk kerja viskos dapat diturunkan sebagai berikut, kerja viskos dapat

1.3

PERSAMAAN

ENERGI i.LAPISAN

B,ATAS

Gambar

1-3

Unsur

volume

kendali

untuk

analisis

energi

Iapisan

batas

laminar.

l_,

I

l

r

*

{ay\a,

dvl

(,

*

Lor\,,

I

dx

)-),

dy

ar)

-lay) do 0y 0u F_ 0x dy

,)[

d.)

tly

l

AT _K AU ^ dy p vcrT dx

(36)

L--BABl

*

DASAR.DASAR KONVEKSI

dihitung

sebagai

hasil perkalian antara

gaya geser-viskos

netto

dengan

jarak

perpindahan gaya

ini

dalam satuan waktu. Gaya geser-viskos ialah hasil perkalian

gaya geser dengan luas dx.

0u

uuro*

Dan

jarak

perpindahan

per

satuan

waktu

terhadap

unsur volume kendali

dx dy

adalah:

du

urro'

Sehingga energi viskos

netto

yang diserahkan pada

unsur

itu

adalah: --2

*l

+

|

oroy

'lav)

Neraca energi dengan besaran-besaran yang

ditunjukkan

pada Gambar 1-3, dan

mengandalkan satu satuan tebal pada arah z, serta mengabaikan diferensial orde

kedua, menghasilkan

r2-ko'=drdu

+

oy'

J

eC

rl,

-tU-=-AT dy

.(#|

AT

i

.r(Y.9l]0,

n,

=

[a'

tu

))

persamaan kontinuitas: dx dy Dengan menggunakan

Dan membagi dengan

AT

n-

+

'0y

9=o

dy peroleh:

a2T u la,

=N-r---l-l-0y'

pcp

l)y

+ ita du

a.

Pcr'k

AT

0-0y (1-6) (1-7)

Persamaan

ini

adalah

persamaan

energi lapisan

batas

laminar.

Bagian

kiri

menunjukkan energi netto ke dalam volume

kendali,

dan bagian

kanan

menunjukkan

jumlah kalor

netto yang dihantarkan ke

luar volume kendali

dan

kerja viskos yang

dilakukan

atas

unsur

itu.

Suku kerja-viskos hanya penting

pada

kecepatan

tinggi

karena

nilainya

relatif kecil dibanding

suku-suku lain,

(37)

[8

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

1

;4''LAPISAN

BATAS KALOR

Lapisan batas

kalor

(thermal boundary layer)

kita

definisikan

sebagai daerah

di

mina

terdapat gradien suhu dalam aliran. Gradien suhu

itu

adalah akibat Proses

pertukaran kalor

antara

fluida

dan

dinding.

Perhatikanlah sistem pada gambar

di

bawah

ini.

Suhu pada

dinding

adalah 7,,,

dan suhu pada

fluida di

luar

lapisan batas

kalor

adalah

T-

sedang tebal lapisan

batas kalor adalah d,.

Gambar

1-4

Profil suhu

pada

lapisan

batas

kalor.

_T

(x,y)

-7," tu 0 Kalor Tebal Laplsan Batas

Pada

dinding

kecepatan

aliran

berlangsung

secara

konduksi.

adalah:

adalah

noI,

dan

Jadi fluks

kalor

perpindahan

kalor ke fluida

setempat persatuan h)as

q",

4 -

^,

-;-4

A -K-

,AT

0y ]

0.0.,

(1-8)

(1-e)

Dengan menggabungkan

Dari hukum pendinginan

Newton,

4"=h(T,,-7*)

Di mana h adalahkoefisien perpindahan kalor konveksi.

kedua persamaan tersebut,

kita

dapatkan:

I I I t.-I I { 't

k (ar

ftv)

tL - -Tr, -T

*

' Sehingga kita hanya perlu menemukan gradien suhu pada dinding untuk menilai

koefisien

perpindahan kalor, Hal

ini

berarti kita harus

mendapatkan

suatu

persamaan tentang

distribusi

suhu.

(38)

T

=

T,

pada

07 =

0

pada

T

=

Too

pada

Dan

dengan

menuliskan

Persamaan

maka

BAB

1.i.

DASAR-DASAR KONVEKSI

A=0

A=6,

A=6,

(1-7)padaU=0tanpa

pemanasan viskos,

(a) (b) (c) azT

-=0

dy'

paday=g

(d)

karena kecepatan harus sama dengan

noi

pada

dinding.

Kondisi

(a) sampai

(d)

dapat

dipenuhi

oleh

polinominal

dalam hal

profil

kecepatan, sehingga

kubus sebagaimana

T_To

=

T*_T,U

(1-10)

di mana 0

_= T

-

{,.

sekarang

kita

hanya

tingal

menemukan persamaan

untuk

d,,

yaitu

tebal lapisan batas

kalor.

Persamaan

itu

bisa

didapatkan

dengan analisis

integral

persamaan energi

untuk

lapisan batas.

Perhatikan

volume kendali

yang dibatasi oleh

bidang-bidang 1,2,A-A,

dan

dinding seperti pada gambar di bawah ini, Kita andaikan bahwa lapisan batas kalor

lebih

tipis dari

lapisan batas

hidrodinamik,

seperti pada gambar. Suhu

dinding

adalah 7,,, suhu aliran bebas

T*

dan kalor yang dilepaskan ke

fluida

pada panjang

dx

adalah dq_.

Sekarang

kita

buat neraca energi:

Energi yang

dikonversikan ke

dalam

+

kerja viskos dalam

unsur

+ perpindahan

kalor

pada

dinding

+

energi

yang dikonversikan

ke

luar

r r3

3u 1l a

I _L__tLt

26,

ZLa,

] 0 0_

Gambar

1-5

Volume kendali

untuk

analisis

energi

lapisan

batas

laminar. v

L_-,

d,

q-)

dul

(39)

1O

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKSI

Energi

yang dikonversikan ke

dalam

melalui bidang

1 adalah:

H

,r,

[ur

dy

Aliran

massa

melalui bidang

A-A

adalah:

Dan energi yang

dikonversikan

ke

luar melalui bidang

2

pcpl'1

ur

dy

I

-

+[

pcp'lur

ay

fax

Lb

"

) drl' 6

J

Dan perpindahan kalor

Kerja viskos

netto

yang

Dan

perpindahan kalor melalui dinding:

klio,

av

)a*

melalui

dinding

dengan energi yang sama dengan

Cp

r,#lio,,

ay

far

dilakukan

di

dalam

unsur

itu

adalah:

f

,

,2

I

-L

t[#)"

l*

dq*

=

-o

o-

#l

J IID

Dengan menggabungkan besaran-besaran

energi

ini

sesuai

dengan

Persamaan

(1-10)

dan mengumpulkan suku-sukunya,

kita

dapatkan:

(r

*

-

r

t,,

*

).

#ll(*\

*

l=

ATay

d

lH.

d-l

!

(1-1 1 )

Persamaan

ini

adalah persamaan

energi integral lapisan

batas

untuk

keadaan

sifat-sifat tetap dan suhu aliran

bebas tetap.

Plat yang dalam perhatian

kita tidak perlu

dipanaskan

pada

keseluruhan

panjangnya. situasinya dapat

kita lihat

pada Gambar L-6

di

bawah

ini, di

mana

lapisan batas

hidrodinamik

terbentuk pada

tepi

depan

plat,

sedang pemanasan

(40)

Gambar

1-6

Lapisan

batas

hidrodinamika

dan

lapisan

batas

kalor

di

atas

plat

rata.

BAB

1

*

DASAR.DASAR

KONVEKS!

11

1__.

u

_.-.--..-.>

T

Penyelesaian akhir dari persamaan

untuk

tebal lapisan batas kalor adalah sebagai

berikut:

(7-1,2)

Pr disebut

sebagai angka

Prandtl yakni parameter yang

menghubungkan

ketebalan

relatif

antara lapisan batas

hidrodinamika

dan lapisan batas kalor.

Angka Prandtl juga merupakan penghubung antara medan kecepatan dan medan suhu.

n.. u

tllp

_CpV

'''=a=klpcp= k

(1-13)

dengan

C,

=

kapasitas

kalor

lr

= viskositas

dinamik

k

= konduktivitas

kalor

Kembali

pada analisis

kita, kita

mempunyai

E=L=

1

pr_1t31

,_(&)',n)'''

"5 7.026 L [r]

l

,.

k(arlay)

ar

3k

h

=

r;

-i:

=

,t

=

,

ss

(1-14)

Dengan memasukkan

tebal lapisan

batas

hidrodinamik dari

Persamaan (1-5)

dan

menggunakan Persamaan (1.-12),

kita

dapat

'3/+ l-1/3

I |

1r-rs;

))

an mengalikan kedua

belah

Iompok

tak

berdimensi pada

h,

=

0,332k

Pr(1.

l"'1,

-(

'

[r,, L \,

Persamaan

ini

dapat

dibuat tak

berdimensi

deng

persamaan dengan

x/k,

sehingga menghasilkan ke

Gambar

Gambar  1-2 Unsur  volume kendali  untuk neraca  gaya pada  lapisan besar  laminar. BAB  1  '  DASAR.DASAR  KONVEKSI  3
Gambar  1-3 Unsur  volume kendali  untuk analisis  energi Iapisan  batas laminar. l_, Il r  *  {ay\a,dvl(, *  Lor\,,I dx  )-),dyar)-lay)do0yF_0u0xdy,)[d.) l tly _K  AU  AT ^ dy p  vcrT  dx
Gambar  2-9 Variasi  Nu  pada Be  yang  tinggi  [4]. Gambar  2-10 Variasi  nilai Nusselt  lokal dari silinder dalam  aliran silang  [19].
Tabel 2-2  Konstanta  C  dan  n  untuk  Persamaan  (2-24)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan mcnyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-:-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang

Somogyi (1976a, valamint in Chikán - né Jedlovszky & Kókai, 1980) finom-aprószemű homo - kot és ebbe települő 10-30 cm vastag, durvakavicsos ho - mokbetelepüléseket ír

Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi, dengan nilai Z hitung Wilcoxon Match Pairs Test sebesar - 2,646 dan nilai

Berdasarkan kelompok komoditi pengeluaran konsumsi rumahtangga (kelompok pengeluaran), pada bulan ini kelompok pengeluran yang mengalami kenaikan indeks harga dari terendah

 Orang yang Orang yang sukses sukses sesungguhnya sesungguhnya adalah yang adalah yang ketika disana ketika disana namanya namanya diumumkan diumumkan kepada semua

Berdasarkan hasil analisis dan temuan selama pembelajaran diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan

Pengaruh perlakuan jenis dan konsentrasi filler terhadap organoleptik bubuk mangga podang menghasilkan perhitungan tidak berbeda nyata dan perlakuan terbaik