• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survei impelentasi program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Survei impelentasi program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Yeni Astuti NIM: 151134093. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Yeni Astuti NIM: 151134093. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: 1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya dalam hidupku. 2. Orang tuaku, Bapak Gunardi dan Mami Jainab yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan yang tak terhingga. 3. Keluarga besar, yang selalu memberikan doa dan dukungan di segala kondisi. 4. Dosen pembimbingku Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. yang selalu membimbingku. 5. Ibu Painem yang telah memberikan semangat, dukungan, dan motivasi. 6. Sahabat hati Wahyu Puja Syam Wijaya yang telah memberikan dukungan dan motivasi. 7. Sahabatku sekaligus teman seperjuanganku Ratna Oktaviani, Fadila dan Resti Puji Lestari yang selalu memberikan semangat dan motivasi. 8. Teman-teman PGSD angkatan 2015. 9. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan menemukan caranya. Namun jika tak serius, kau hanya akan menemukan alasan” (Jim Rohn) “Ragu bukanlah suatu alasan untuk menunda” (Yeni Astuti). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 17 Juni 2019 Peneliti. Yeni Astuti. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Yeni Astuti. Nomor Induk Mahasiswa. : 151134093. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengelolanya dalam. bentuk. pangkalan. data,. mendistribusikan. secara. terbatas,. dan. mempublikasikan di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin memberi royalti, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 17 Juni 2019 Yang menyatakan. Yeni Astuti. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN Yeni Astuti (151134093) Universitas Sanata Dharma 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah dan mendeskripsikan kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar seKecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Jenis penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas I-VI SD Negeri seKecamatan Pakem Kabupaten Sleman yang berjumlah 114 guru. Sampel penelitian 95 guru yang ditetapkan melalui penentuan jumlah sampel minimal menurut tabel Krejcie dan Morgan dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi, dan studi dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di SD Negeri se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman sudah terimplementasikan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase tertinggi mencapai 100% untuk aitem 3 tentang melaksanakan pembiasaan yang terintegrasi dengan nilai-nilai PPK secara konsisten, mulai dari awal masuk s.d. akhir kegiatan sekolah, sedangkan untuk perolehan persentase yang paling rendah terdapat pada aitem 1 tentang pengintegrasian nilai PPK dalam menyusun branding sekolah sebesar 72%. Kata Kunci: Budaya sekolah, Penguatan Pendidikan Karakter, PPK berbasis budaya sekolah.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE SURVEY IMPLEMENTATION OF THE SCHOOL CULTURAL BASIS CHARACTER BUILDING STRENGTHENING PROGRAM IN ALL ELEMENTARY SCHOOLS IN PAKEM SUB-DISTRICT, SLEMAN DISTRICT Yeni Astuti (151134093) Sanata Dharma University 2019 This research aimed to investigate the implementation of the school cultural basis character building strengthening program in all state Elementary Schools in Pakem Sub-district, Sleman District. This research was conducted due to the degradation of students’ positive character which eventually triggered the government to implement the character building strengthening program. This research aimed to investigate the survey results og the school cultural basis character building strengtheing program implementation and describe its conformity in all state Elementary Schools in Pakem Sub-district, Sleman District. The result of the research showed that the school cultural basis character building strengthening program was already being implemented in all state Elementary Schools in Pakem Sub-district, Sleman District. It was proven from the highest score acquisition, 100%, for the third item which was about the consistent integrated implementation of habituation and the character building values from the beginning to the end of the Elementary School program. On the other hand, the lowest score acquisition, 72%, was addressed to the first item which was about the implementation of the integrated character building values in designing the school branding. Keywords : School cultural, character building strengthening program, school cultural basis character building strengthening program.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar SeKecamatan Pakem Kabupaten Sleman” dengan lancar. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian skripsi ini terlaksana dan terselesaikan dengan baik tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan saran peneliti dalam menyusun skripsi ini. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang sudah memberikan dorongan, nasihat, motivasi, dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan masukan saat penyusunan skripsi. 6. Para validator instrumen penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta. 7. Seluruh keluarga besar dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 8. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dan Kepala UPT Kecamatan Pakem yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksankan penelitian ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Semua Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Se-Kecamatan Pakem Sleman Yogyakarta yang telah membantu mendukung penelitian. 10. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabat payung Ratna Oktaviani dan Resti Puji Lestari yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa selama penyusunan skripsi ini. 12. Sahabat curhat Ibu Painem yang selalu memberi dukungan, motivasi dan semangat 13. Sahabat hati Wahyu Puja Syam Wijaya yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doa selama penyusunan skripsi ini. 14. Sahabat “Ndadak” Theresia Septiana, Rotua Desti, Junia Elsahana, dan Theresia Puput yang selalu memberi dukungan, semangat dan motivasi. 15. Sahabat “akrab dan renggang” suster Maria, M. Nia Wardani, Ranny Mirlayanti, Sepriana Yeni, Dila, Agatha, Oviwasat, Intan, Sangsang, PNW, Intan Nawangwulan terima kasih semua. 16. Semua teman-teman kelas B PGSD angkatan 2015. 17. Teman-teman angkatan 2015 PGSD yang selalu mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan. 18. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang baik dan berlimpah dari Allah SWT. Demikian ucapan terima kasih yang peneliti sampaikan kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan masukan dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.. Peneliti. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... HALAMAN MOTTO................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................... ABSTRAK..................................................................................................... ABSTRACT.................................................................................................... KATA PENGANTAR................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................. DAFTAR TABEL......................................................................................... DAFTAR GAMBAR..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................................... B. Identifikasi Masalah............................................................................ C. Batasan Masalah................................................................................. D. Rumusan Masalah............................................................................... E. Tujuan Penelitian................................................................................ F. Manfaat Penelitian.............................................................................. G. Definisi Operasional........................................................................... BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka.................................................................................... 1. Pendidikan Karakter...................................................................... a. Karakter................................................................................... b. Pengertian pendidikan karakter............................................... c. Tujuan pendidikan karakter.................................................... 2. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)......................................... a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)..................... b. Basis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)......................... c. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter.................................. 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Budaya Sekolah............................................................................ a. Pengertian Budaya Sekolah b. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah.................................................................................... c. Langkah-langkah Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah......................................... B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................ C. Kerangka Berpikir............................................................................... D. Pertanyaan Penelitian........................................................................... xii. i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv xvi 1 7 7 8 8 8 9 11 11 11 13 14 16 16 22 26 27 27 29 30 38 46 47.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.................................................................................... B. Setting Penelitian................................................................................ 1. Tempat Penelitian......................................................................... 2. Subjek Penelitian.......................................................................... 3. Objek Penelitian............................................................................ 4. Waktu Penelitian........................................................................... C. Populasi dan Sampel........................................................................... 1. Populasi......................................................................................... 2. Sampel........................................................................................... D. Variabel Penelitian.............................................................................. E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 1. Angket atau Kuesioner.................................................................. 2. Observasi....................................................................................... 3. Studi Dokumenter.......................................... .............................. F. Instrumen Penelitian........................................................................... 1. Pertanyaan Tertutup...................................................................... 2. Pertanyaan Terbuka...................................................................... 3. Pedoman Observasi....................................................................... G. Teknik Pengujian Instrumen............................................................... 1. Validitas Muka.............................................................................. 2. Validitas Isi................................................................................... H. Teknik Analisis Data........................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian................................................................................... 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................. 2. Deskripsi Responden Penelitian................................................... 3. Deskripsi Data Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Sleman.............................. a. Deskripsi Pertanyaan Tertutup................................................ b. Deskripsi Pertanyaan Terbuka................................................ B. Pembahasan......................................................................................... 1. Aspek Branding Sekolah.............................................................. 2. Aspek Pembiasaan........................................................................ 3. Aspek Kegiatan Ekstrakurikuler................................................... 4. Aspek Peraturan Sekolah.............................................................. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... B. Keterbatasan Penelitian....................................................................... C. Saran................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... DAFTAR PUSTAKA SUMBER ONLINE................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... BIOGRAFI PENELITI................................................................................. xiii. 48 49 49 49 50 50 52 52 54 58 58 58 59 59 60 61 62 64 65 65 67 74 77 77 78 79. 79 104 105 108 108 109 110 123 125 125 126 128 130 188.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1. Contoh Bagan Kegiatan Mingguan............................................... 32. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian........................................................................... Tabel 3.2. Jumlah populasi penelitian............................................................ 53. Tabel 3.3. Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krecjie dan. 50. Morgan.......................................................................................... 55 Tabel 3.4. Populasi Penelitian dan Sampel Setiap Sekolah............................ 57. Tabel 3.5. Dasar Kisi-kisi Instrumen Penelitian. 61. Tabel 3.6. Kisi-kisi Pertanyaan Terbuka........................................................ 61. Tabel 3.7. Kisi-kisi Pertanyaan Tertutup........................................................ Tabel 3.8. Kisi-kisi Observasi........................................................................ 64. Tabel 3.9. Hasil Validitas Muka..................................................................... Tabel 3.10. Konversi Nilai Skala Lima............................................................ 68. Tabel 3.11. Konversi Nilai Skala Lima............................................................ 68. Tabel 3.12. Kriteria Skor Skala Lima............................................................... 71. Tabel 3.13. Rekapitulasi Validitas Instrumen................................................... 71. Tabel 4.1. Rerata Persentase Aspek Branding Sekolah.................................. 108. Tabel 4.2. Rerata Persentase Aspek Pembiasaan............................................ 109. Tabel 4.3. Rerata Persentase Aspek Kegiatan Ekstrakurikuler...................... 109. Tabel 4.4. Rerata Persentase Aspek Peraturan Sekolah................................. 110. Tabel 4.5. Rekapitulasi Persentase dari 4 Aspek............................................ xiv. 63. 66. 111.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 4.1. Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15. Filosofi Pendidikan Karakter.......................................................... Literature Map Penelitian-penelitian Relavan................................ Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Sleman................................................................................. Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah............................................................................................ Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah............................................................................................ Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah............................................................................................ Contoh Kegiatan Pembiasaan di Sekolah....................................... Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah........................................................................................... Contoh Program yang Mendukung Gerakan Literasi.................... Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah........................................................................................... Contoh melaksanakan Program yang Mendukung Gerakan Literasi............................................................................................ Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah........................................................................................... Contoh Ekstrakurikuler Wajib........................................................ Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah........................................................................................... Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah........................................................................................... Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah........................................................................................... Persentase Implementasi Program PPK Berbasis Budaya Sekolah............................................................................................ xv. 17 44 80. 82 84 86 88 89 91 92 94 95 96 97 99 101 103.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma......... 131. Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan 132 Bangsa dan Politik................................................................ Lampiran 3. Surat izin Perpanjang Penelitian dari Universitas Sanata 133 Dharma................................................................................. Lampiran 4. Surat Rekomendasi Izin Perpanjang Penelitian dari Kantor 134 Kesatuan Bangsa dan Politik.................................... Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD 135 Kecamatan Pakem................................................................ Lampiran 6. Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian 136 kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik....................... Lampiran 7. Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Pakem, 137 Kabupaten Sleman............................................................... Lampiran 8. Coding Data 37 Sekolah Dasar Negeri................................ 138. Lampiran 9. Rekap Data Implementasi Pertanyaan Tertutup.................. 139. Lampiran 10. Rekap Data Implementasi Pertanyaan Terbuka................... 143. Lampiran 11. Rekap Data Implementasi Instrumen Observasi.................. 146. Lampiran 12. Kisi-kisi Pertanyaan Tertutup.............................................. 148. Lampiran 13. Kisi-kisi Pertanyaan Terbuka.............................................. 149. Lampiran 14. Kisi-kisi Instrumen Observasi............................................. 150. Lampiran 15. Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen.......... 151. Lampiran 16. Instrumen Pertanyaan Tertutup, Pertanyaan Terbuka dan 153 Observasi.............................................................................. Lampiran 17. Surat Permohonan Validasi Instrumen................................ 156. Lampiran 18. Data mentah 10 Validasi Ahli.............................................. 157. Lampiran 19. Hasil Rekap Validasi Instrumen Soal.................................. 187. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini.. A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat saling tukar dan berbagi pengetahuan, ilmu yang dapat digunakan sebagai bekal hidup. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan pemerintah Indonesia yang dituangkan pada pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003, yaitu “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan penuh tanggung jawab.” Haryanto (2013: 33) mengungkapkan jika untuk mencapai tujuan pendidikan, pemerintah banyak melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan dalam berbagai aspek pendidikan. Perubahan dimulai dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) agar menjadi SDM yang mumpuni, artinya sebuah perubahan dan perkembangan potensi peserta didik merupakan hal yang perlu diperhatikan dan tujuan dari pendidikan tidak cukup hanya dengan program yang dibuat, tetapi harus diiringi dengan sumber daya manusia yang memiliki keinginan untuk berkembang.. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pengembangan. pendidikan. karakter. melalui. program. Penguatan. Pendidikan Karakter (PPK). PPK merupakan program Penguatan Pendidikan Karakter yaitu gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (Etik), olah pikir (Literasi), olah rasa, dan olah raga (Kinestetik) dengan dukungan keterlibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Mulai Tahun Ajaran 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merencanakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kemudian pada tahun 2017-2018 pemerintah sedang gencar menerapkan pada satuan pendidikan khususnya satuan pendidikan tingkat dasar (SD). Tujuan dari PPK ini yaitu agar menghasilkan generasi bangsa yang beriman dan taqwa, berilmu, sehat, mandiri, nasionalis dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan bagi negara Indonesia saat ini. Hal ini tidak lepas dari “booming” sosialisasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya memperbaiki karakter generasi muda bangsa. Sebagaimana yang telah diketahui, karakter bangsa ini sedang ramai dipertanyakan. Keprihatinan dengan kondisi yang terjadi, peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih dalam terkait dengan implementasi Program Pendidikan Karakter (PPK) terutama pada wilayah SD Negeri seKecamatan Pakem. Selain itu hasil dari penelitian ini nantinya dapat dijadikan motivasi untuk melakukan perubahan kemajuan dalam pengimplementasian program PPK. Adapun faktor yang terjadi di lapangan masih banyaknya.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. penyimpangan karakter yang dilakukan oleh generasi muda, hal tersebut peneliti temui saat melakukan observasi. Peneliti melakukan observasi secara random pada beberapa SD Negeri kecamatan Pakem saat melakukan perizinan dengan disuguhi kondisi sekolah yang sebenarnya. Berdasarkan hasil observasi pada wilayah Kecamatan Pakem bagian Selatan, peneliti menemukan adanya penyimpangan seperti rendahnya etika siswa, sopan santun, bullying terhadap teman sebaya, kurangnya rasa percaya diri, dan kurangnya rasa menghormati perbedaan keyakinan. Penyimpangan yang terjadi tersebut merupakan penyimpangan pada nilai utama PPK yaitu nilai religiusitas. Penyimpangan lainnya juga terjadi pada wilayah Kecamatan Pakem bagian Utara, seperti pada saat berlangsungnya upacara bendera masih terdapat siswa yang asik mengobrol dengan teman di sampingnya. Selain itu terdapat juga siswa yang tidak fokus dengan jalannya upacara sehingga saat arahan untuk hormat kepada bendera merah putih, siswa tersebut tidak serta ikut hormat dan terdapat siswa yang tidak ikut menyanyikan lagu nasional lantaran dia lebih menyukai lagu asing. Hal tersebut termasuk pada penyimpangan nilai nasionalisme. Penyimpangan lainnya terjadi pada wilayah Kecamatan Pakem bagian Barat, seperti pelanggaran peraturan sekolah. Contohnya banyaknya siswa yang mengeluarkan bajunya, diam-diam membawa HP saat sekolah meskipun pihak sekolah sudah melarangnya. Penyimpangan-penyimpangan tersebut termasuk pada penyimpangan nilai integritas. Tidak berhenti pada observasi, peneliti mengkaji lebih dalam lagi berbincang dengan guru dan siswa diselasela observasi kedua. Peneliti mendapatkan jawaban atas faktor yang membuat penyimpangan-penyimpangan terjadi seperti dari orang tua, lingkungan.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. sekolah, tempat tinggal, dan keluarga broken home. Hal tersebutlah sekian banyak dari faktor penyebab terjadinya penyimpangan karakter yang dilakukan oleh siswa. Selain itu kurangnya dukungan pendidikan karakter dari sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan teman sepergaulan. Karakter merupakan suatu hal yang memegang peran penting dalam bangsa Indonesia. Pendidikan karakter merupakan segala sesuatu yang bernilai positif atau sebuah nilai dalam suatu tindakan. Dewantara (1977: 25) mengungkapkan bahwa hakikat pengembangan pendidikan karakter adalah memperbaiki budi pekerti atau watak yang merupakan bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang menghasilkan tenaga, dimana budi berarti pikiran, perasaan, dan kemauan, sedangkan pekerti berarti tenaga. Oleh karena itulah, jika dibiarkan lemahnya karakter bangsa Indonesia akan membawa dampak buruk bagi generasi penerus bangsa. Pendidikan karakter memiliki fungsi sebagai penggerak dan kekuatan suatu bangsa, sehingga karakter merupakan suatu kualitas dari bangsa itu sendiri. Karakter tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan harus dibangun dan dibentuk untuk menjadikan sebuah karakter yang ideal bagi suatu bangsa. Implementasi PPK dilakukan dengan 3 (tiga) pendekatan utama, yaitu: PPK berbasis kelas, PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat. PPK berbasis kelas dilaksanakan melalui pengintegrasikan PPK dalam kurikulum, optimalisasi muatan lokal, dan manajemen kelas. PPK berbasis budaya sekolah dilaksanakan melalui pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan pendidik, ekosistem sekolah, norma, peraturan, dan tradisi sekolah. Sedangkan PPK berbasis masyarakat,.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. dilaksanakan dengan melibatkan mitra yang ada di masyarakat yaitu dengan orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelaku usaha, akademisi, seniman, pegiat pendidikan, budayawan, sastrawan. Pada penelitian ini, peneliti akan fokus pada PPK berbasis budaya sekolah. Gruenert (dalam Effendy, 2018: 24) mengungkapkan bahwa budaya sekolah merupakan sekumpulan harapan yang diberikan oleh komunitas sekolah secara bersama-sama dalam periode waktu tertentu. Ekspetasi sekolah ini pun juga terkait dengan sekumpulan aturan tak tertulis yang memuat masing-masing individu menyesuaikan diri satu sama lain agar dapat bekerja sama dengan baik. Dengan cara tersebut, budaya sekolah kolektif mengembangkan dan mentransmisikan informasi dari satu generasi ke generasi yang lain. Artinya, budaya sekolah merupakan sekumpulan harapan bersama dari suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu dan diharapkan setiap individu mampu menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan baik supaya sekumpulan harapan tersebut dapat tercapai. Adapun contoh budaya sekolah yaitu melaksanakan piket sesuai jadwal, datang ke sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, dan melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin. Contoh budaya sekolah tersebut sering dilaksanakan di sekolah-sekolah karena mudahnya penerapan dan merupakan suatu cara yang lebih mudah. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah disebut sebagai perluasan dan pengembangan dari pendidikan karakter berbasis kelas. Hal ini dikarenakan ruang lingkup dan bentuk interaksinya lebih luas, menyeluruh, dan melibatkan pelaku-pelaku lain di luar guru dan peserta didik, dimana seluruh konteks jalinan terarah pada satu tujuan yaitu peningkatan kualitas.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. pembelajaran dan pengajaran di lingkungan pendidikan. Budaya sekolah terbentuk dari berbagai peristiwa di dalam dunia pendidikan, seperti adanya berbagai macam norma, nilai, peraturan sejarah, praksis pembiasaan seharihari, dan kehadiran sosok keteladanan. Peneliti melakukan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Pakem. Kecamatan Pakem merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kecamatan Pakem merupakan kecamatan paling utara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibu kota provinsi daerah istimewa Yogyakarta. Wilayah Kecamatan Pakem berbatas wilayah dengan sebelah Timur kecamatan Cangkringan, sebelah Barat kecamatan Turi, Utara Gunung Merapi dan Selatan kecamatan Ngemplak. Letak SD Negeri Kecamatan Pakem yang menyebar, ada yang di pinggir keramaian, dan ada yang di dekat lahan pertanian warga, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berupa survei di Kecamatan tersebut. Beberapa alasan di atas membuat peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul penelitian sebagai berikut “Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman”..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini didasari pada beberapa masalah, adapun masalah-masalah tersebut adalah: 1. Minimnya moral siswa sekolah dasar saat ini. 2. Banyaknya penyimpangan-penyimpangan karakter yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar. 3. Pendidikan karakter di sekolah tidak menjamin siswa memiliki karakter yang memenuhi nilai-nilai utama karakter yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan integritas. C. Batasan Masalah Agar penelitian tidak terlalu luas, maka masalah yang akan diteliti akan dibatasi sebagai berikut: 1. Subyek penelitian ini adalah guru kelas I sampai dengan guru kelas VI satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. 2. Fokus penelitian ini merupakan survei dan kesesuaian implementasi pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. D. Rumusan Masalah 1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman sudah terimplementasi? 2. Bagaimana kesesuaian implementasi pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. 2. Mendeskripsikan. kesesuaian. implementasi. pelaksanaan. program. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah Mengetahui sejauh mana implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter sudah berhasil diimplementasikan dalam budaya sekolah. Selain itu, melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan karakter..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2. Bagi guru Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi guru agar kedepannya lebih memperhatikan dalam mengembangkan implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter khususnya basis budaya sekolah. 3. Bagi Peneliti Mengetahui kesesuaian implementasi pelaksanaan program Pengutan Pendidikan Karakter (PPK) di satuan pendidikan sekolah dasar seKecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Selain itu, dapat dijadikan sebagai bekal peneliti untuk mengembangkan pendidikan karakter khususnya PPK berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar. G. Definisi Operasional 1. Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang khas oleh setiap individu untuk dapat hidup secara berdampingan dalam lingkup yang sempit maupun lingkup luas, seperti pada lingkup keluarga, lingkup tempat tinggal, dan lingkup masyarakat. 2. Pendidikan karakter adalah kegiatan penerapan dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai karakter yang dimilikinya sehingga peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religiusitas, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah suatu gerakan pendidikan yang dilakukan di satuan pendidikan untuk memperkuat, memperbaiki dan mengembangkan karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (Etik), olah pikir (Literasi), olah rasa dan olah raga (Kinestetik) dengan dukungan.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. keterlibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). 4. PPK berbasis budaya sekolah adalah program pendidikan di sekolah guna membantuk karakter siswa melalui budaya sekolah yang menekankan nilai-nilai, aturan, norma, dan tradisi sekolah pada ekosistem pendidikan. 5. Implementasi adalah kegiatan terencana yang dilakukan secara sungguhsungguh diterapkan secara tepat untuk mencapai tujuan tertentu. 6. Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal dan sekolah dasar biasanya ditempuh dalam waktu 6 tahun. Sekolah dasar terdiri dari 6 kelas yaitu kelas I sampai dengan kelas VI. 7. Kecamatan Pakem adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Sleman bagian wilayah Utara dan berbatasan dengan Kecamatan Cangkringan..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II pada penelitian ini membahas tentang empat sub bab yaitu kajian pustaka, penelitian yang relavan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.. A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka misalnya dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut. 1. Pendidikan Karakter a) Karakter Ki Hadjar Dewantara (dalam Suparno, 2015: 28) mengungkapkan bahwa karakter atau watak adalah panduan daripada segala tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan orang yang satu dengan orang yang lain. Artinya, karakter itu terjadi karena suatu perkembangan dasar yang terpengaruh oleh pengajaran. Jika perkembangan seseorang tergantung pada bakat awalnya dan pengaruh pendidikan yang dialaminya akan menjadi suatu watak yang tetap pada diri seseorang. Berarti, pendidikan memegang peran yang dapat mempengaruhi karakter atau watak seseorang. Koesoema (dalam Suyadi, 2013: 6) mengungkapkan bahwa karakter atau akhlak merupakan ciri khas seseorang yang bersumber dari bentukan-. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa karakter seseorang itu menjadi ciri khas tersendiri bagi setiap individu. Dimana ciri khas seseorang, dapat dibentuk atau diperoleh dari lingkungan ataupun seperti saat masih kecil, bawaan lahir atau keluarga lainnya. Hal tersebut dapat membantu seseorang dalam pembentukan karakter atau akhlak. Karakter menurut Zubaedi (dalam Syamsul, 2013: 29) meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang baik, kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral. Perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya. Artinya karakter seseorang akan terbentuk karena kebiasaan-kebiasaan yang memang sudah dilakukan. Contohnya saja seperti sikap yang diambil dalam menghadapi suatu masalah atau keadaan. Nantinya karakter itu sendiri, akan melekat pada diri seseorang dan orang lain juga dapat lebih mudah menilai karakter seseorang. Berdasarkan dari tiga pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa, karakter merupakan ciri khas dari seseorang. Dimana setiap seseorang memiliki ciri khas sendiri, dan melekat pada dirinya. Karakter seseorang akan terbentuk dari sejak lahir, bawaan, dan akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, keluarga dan pendidikan yang seseorang dapatkan. Karakter seseorang juga akan terlihat pada bagaimana cara seseorang.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. menghadapi suatu keadaan, dan bagaimana cara seseorang berbicara dengan orang lain. b) Pengertian pendidikan karakter Lickona (dalam Suyadi, 2013: 6) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter mencakup tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Dengan demikian, pendidikan karakter dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan secara sadar, terencana dalam mengetahui kebaikan, melakukan kebaikan, dan mencintainya. Ketiga unsur pokok tersebut perlu diperhatikan agar tidak hanya sebagai pengetahuan saja, namun juga dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Elkind dan Sweet (dalam Zubaedi 2011: 15) character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical value (pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk membantu manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika inti). Artinya, pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk membantu seseorang memahami, peduli dan mampu melaksanakan nilai-nilai etika yang dianggap penting atau inti. Karakter sebagaimana yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah “ngerti-ngerasa-ngelakoni” (mengerti, merasakan, melakukan). Hal tersebut selaras dengan pendapat menurut Tilaar (dalam Larasati, dkk, 2014: 5) yang mengungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan bentuk pendidikan dan pengajaran yang menitikberatkan pada perilaku dan.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. tindakan siswa dalam mengapresiasikan dan mengimplementasikan nilainilai karakter ke dalam tingkah lakunya sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha dan proses untuk belajar mengambil. keputusan. dengan. bijak. dan. harus. berakhir. pada. berkembangnya suatu pemahaman dan juga perubahan perilaku yang awalnya baik menjadi semakin lebih baik. Selain itu, pada akhir proses juga diharapkan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari dan membawa pengaruh untuk orang-orang yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Pada pendidikan karakter juga ada tiga unsur pokok yaitu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan. Hal tersebut perlu diperhatikan, agar tidak hanya sebagai pengetahuan saja namun juga dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. c) Tujuan Pendidikan Karakter Tujuan pendidikan karakter menurut Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Kementerian Pendidikan Nasional, (dalam Laraswati, 2014: 7), yang ditetapkan Kementerian Pendidikan Nasional meliputi: 1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebgai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, 2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious, 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa, 4) Mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan, dan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Sementara itu menurut Mulyasa (dalam Ariani, 2014: 6), jika tujuan pendidikan karakter yaitu untuk meningkatkan kualitas mutu, proses, dan hasil pendidikan dimana harus mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak yang mulia bagi peserta didik secara utuh dan seimbang yang sesuai dengan kompetensi kelulusan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Jika dilihat tujuan pendidikan karakter menurut Novan (2013: 70) dalam setting sekolah yaitu ada tiga diantaranya: 1) menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan; 2) mengoreksi perilaku peserta didik yang belum sesuai dengan nili-nilai karakter yang dikembangkan pada suatu satuan pendidikan; 3) membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab bersama. Penjelasan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari pendidikan karakter yaitu untuk mengembangkan potensi, kebiasaan dan perilaku, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab, menjadi manusia yang mandiri, dan mampu mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah. Selain itu tujuan dari pendidikan juga memperbaiki nilai-nilai yang belum sesuai dan meningkatkan kualitas nilainilai yang sudah baik agar tercapai karakter yang utuh, menjadi manusia yang memiliki kualitas baik. Dalam satuan pendidikan tujuan pendidikan karakter yaitu, sebagai wadah dimana di dalamnya terjadi adanya pengembangan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan kehidupan,.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. memperbaiki perilaku peserta didik yang belum sesuai, dan membangun kerja sama yang baik dengan orang tua dan masyarakat lingkungan sekolah. 2. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Masalah-masalah seputar karakter yang terjadi belakangan ini, sangat memprihatinkan dan menjadi bahan perbincangan yang harus segera diatasi. Kritis karakter ini ditandai dengan meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan orang dewasa, meningkatnya angka jumlah kematian yang dipicu oleh pertengkaran dan rasa kecemburuan, dan menyalahgunakan obat-obatan. Beberapa alasan di atas membuat para pejabat negara tergerak untuk memperbaiki karakter bangsa Indonesia. Gerakan PPK menempati kedudukan fundamental dan strategis pada saat pemerintah merencanakan revolusi karakter bangsa sebagaimana tertuang dalam Nawacita (Nawacita 8), menggelorakan Gerakan Nasional Revolusi Mental, dan menerbitkan RPJMN 2014-2019 berlandaskan Nawacita (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 5). Sedangkan menurut Jendela Pendidikan dan Kebudayaan, VII/Desember 2016 (dalam Koesoema, 2017: 6), gerakan PPK menempatkan pendidikan karakter sebagai inti pendidikan nasional sehingga pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan pendidikan dasar. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yaitu program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Memperkuat karakter peserta didik melalui nilai-nilai pendidikan karakter yaitu olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga menjadi hal yang sangat penting. Keempat nilai tersebut, jika diintegrasikan secara menyeluruh maka akan membuahkan hasil yang maksimal. Berikut ini merupakan filosofi pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara. Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara. Nilai-nilai. yang dikembangkan dalam pendidikan karakter. diidentifikasikan dari empat sumber yaitu: agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan keempat nilai tersebut, ada 18 nilai yang dapat dikembangkan melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa. nilai-nilai tersebut yaitu: nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Puskur, dalam Suparno, 2015: 35). Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. memberadabkan para pelaku pendidikan. Dari 18 nilai-nilai karakter di atas, ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan dalam membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter tersebut yaitu sebagai berikut: 1) Religiusitas Religiusitas dalam kurikulum 2013 menurut Yaumi (2014: 86), religiusitas diarahkan pada aspek sikap spiritual yang dipahami sebagai cara pandang tentang hakikat diri termasuk menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut. Artinya religiusitas merupakan sikap spiritual yang dipahami oleh individu sebagai cara pandang, menghargai dan menghayati apa yang ada pada ajaran agamanya. Subnilainya seperti rasa senang dalam menjalankan ibadah shalat, berdoa, berterimakasih dan bersyukur atas nikmat Tuhan, dan mengucapkan salam. Tim PPK Kemendikbud (2017: 8) mengungkapkan bahwa nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Sedangkan menurut Yaumi (2014: 85) mengungkapkan bahwa religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, religiusitas merupakan sikap dan perilaku yang.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. mencerminkan kepatuhan terhadap ajaran agama atau kepercayaan yang dianutnya, serta menghargai segala bentuk perbedaan dengan pemeluk agama lainnya. Tim PPK Kemendikbud (2017: 8) mengungkapkan bahwa nilai karakter religiusitas ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligusitas, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Sedangkan Yaumi (2014: 85) mengungkapkan jika religiusitas dibagi menjadi tiga yaitu kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama, toleransi, dan kerukunan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga dimensi religiusitas yaitu hubungan dan kepatuhan individu dengan ajaran agama, toleransi dengan sesama, dan kerukunan dengan orang lain. Nilai karakter religiusitas ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religiusitas antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih. Contohnya seperti, ketulusan dalam mengerjakan tugas sekolah. Lalu contoh lainnya seperti menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, misalnya pada saat umat islam sedang beribadah maka umat yang beragama lain menghargai dengan cara tidak ribut, mengganggu atau ramai, begitupun sebaliknya..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 2) Nasionalisme Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman agama, ras, dan budaya. Contohnya yaitu disiplin, artinya siswa datang sekolah tepat waktu atau tidak terlambat, tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas. contoh lainnya menjaga lingkungan, hal ini bisa dilakukan dengan cara tidak mencabut tanaman atau merusaknya. 3) Kemandirian Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 9). Subnilai kemandirian antara lain kerja keras, profesional, kreatif, dan keberanian. Contohnya yaitu keberanian, artinya siswa berani berbicara di tempat umum, atau berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan meminta maaf. 4) Gotong Royong Nilai karakter. gotong royong mencerminkan tindakan. menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 9). Contoh dari subnilai gotong royong seperti tolong-menolong, artinya saat siswa melihat temannya sedang kesusahan seperti tinta penanya habis dan tidak memiliki pena lian, maka dapat menolongnya dengan meminjamkan pena lain miliknya. Contoh lainnya yaitu kerja sama, misalnya siswa dapat bekerja secara bersama-sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. 5) Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 7-10). Misalnya siswa diberikan amanah guru untuk menjadi ketua kelas, maka sebagai ketua kelas harus dapat menyampaikan amanah dari gurunya dengan apa adanya tidak menambahi maksud amanah gurunya, lalu cepat dalam bertindak artinya tidak menunda jika diberikan amanah langsung dikerjakan, dan berkomitmen, jadi seorang ketua kelas harus komitmen dengan apa yang sudah dikatakan. Kelima nilai tersebut tidak berjalan secara terpisah, namun berjalan secara bersamaan dan menjadi satu kesatuan agar dapat mengembangkan karakter..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. b. Basis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 1) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Kelas merupakan tempat terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan. Kelas menjadi salah satu hal tempat interaksi antara guru dan siswa yang berpengaruh pada berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan. Selain itu, bagaimana hubungan siswa dengan guru mampu membuat lingkungan kelas menjadi nyaman dan menyenangkan ketika terjadinya proses pendidikan. Ciri sebuah kelas adalah relasionalitas, di dalam kelas yang terjadi yaitu relasi antara guru dan murid, dan antar murid sendiri (Koesoema, 2012: 106). Artinya, relasi yang terjadi dapat mempengaruhi hasil sebuah kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Peran guru di sekolah sangatlah besar. Guru dalam pengajarannya dan juga sikapnya, dapat mengajarkan yang baik dan tidak baik (Suparno, 2015: 67). Dalam hal ini, sikap dan pengajarannya yang guru berikan akan berdampak pada karakter siswa. Karakter berbasis sekolah lebih menekankan pada dinamika dan interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas. Selain itu interaksi antara siswa dengan siswa yang lain. PPK berbasis kelas memiliki unsur-unsur penting meliputi integrasi kurikulum, metode pembelajaran, manajemen kelas, relasi pedagogis dan muatan lokal (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 27-34). Penerapan PPK berbasis kelas dapat diintegrasikan pada kulikulum. Hal tersebut dapat membantu penerapan PPK berbasis sekolah secara utuh dan optimal..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Penerapan PPK berbasis kelas melalui kegiatan pembelajaran selama di kelas. 2) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Keberhasilan pendidikan karakter sangat terpengaruh oleh budaya suatu sekolah itu sendiri. Karakter yang ada di sekolah biasanya terlihat dari suasana, dan lingkungan sekolah itu sendiri. Lingkungan sekolah dengan suasana yang khas mempunyai pengaruh pada pendidikan dan pengembangan karakter anak (Suparno, 2015: 70). Artinya, jika suasana sekolah yang tidak sesuai dengan nilai karakter yang akan dikembangkan pada siswa, maka hal tersebut jelas tidak akan membantu perkembangan siswa. Jadi pengembangan karakter harus diikuti dengan suasana sekolah yang sesuai dengan pengembangan karakter yang akan dilakukan. Hal tersebut supaya karakter yang diharapkan dapat terwujud. Pendidikan karakter berbasis kultur sekolah adalah sebuah lingkungan lebih luas dari corak interaksi dan relasi yang terjadi di dalam kelas (Koesoema, 2017: 26). Artinya pendidikan karakter berbasis budaya mencakup keseluruhan mulai dari interaksi, melibatkan pelaku-pelaku lain di luar guru dan peserta didik. Dimana seluruh konteks jalinan relasional tetap mengarah pada satu tujuan, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran di lingkungan pendidikan. Selain itu pendidikan karakter berbasis budaya bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan sebagai.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. lingkungan pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi berkembang. Sedangkan menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 35), pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah. Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola sekolah, mendesain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah. Hal ini berarti, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah bertujuan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung PPK. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah lingkungan yang memiliki ciri khas dan suatu lingkungan yang merupakan tempat terjadinya interaksi anatara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun orang lain di luar mereka. Jika suasana lingkungan sekolah yang tidak sesuai dengan nilai karakter yang akan di kebangkan pada siswa, maka hal tersebut jelas tidak akan membantu perkembangan siswa. Sebaliknya jika suasana lingkungan sekolah sesuai dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada siswa maka hal tersebut akan membantu perkembangan siswa..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 3) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Suatu pendidikan tidak dapat terlepas dari menjalin kolaborasi dengan lembaga lainnya yang ada di sekitarnya. Suparno (2015: 71) mengungkapkan bahwa pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak dipengaruhi oleh keadaan, situasi, dan karakter masyarakat atau lingkungan sekitar anak-anak itu. Hal tersebut berarti, jika pembentukan karakter siswa di sekolah akan dipengaruhi oleh situasi, kondisi dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Sedangkan Koesoema (2012: 144), mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan memiliki ikatan yang erat dengan komunitas yang menjadi bagian dari keluarga besar sebuah lembaga pendidikan. Ada banyak komunitas yang terlibat, secara langsung ataupun tidak langsung yang akan mempengaruhi keberhasilan desain pendidikan karakter. Artinya, dalam pembentukan karakter siswa, kolaborasi dengan komunitas dan masyarakat sangat dibutuhkan. Satuan. pendidikan. tidak. dapat. menutup. diri. dari. kemungkinan berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama antarkomunitas dan satuan pendidikan di luar sekolah sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter. Satuan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 41-42). Artinya, menjalin sebuah kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah merupakan hal yang dapat mendukung dalam pembentukan karakter pada peserta didik. c. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 16), Penguatan Pendidikan karakter (PPK) memiliki tujuan, di antaranya sebagai berikut: 1) Mengembangkan. platform. pendidikan. nasional. yang. meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan. 2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21. 3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik). 4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter. 5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah. 6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Dari keenam tujuan PPK di atas, adanya PPK diharapkan dapat menghasilkan generator dalam penyelenggara pendidikan yang memiliki nilai karakter sebagai jiwa pendidikan. Selain itu juga, dapat membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21 dan mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati, memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan, jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sember belajar, dan juga melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Budaya Sekolah a. Pengertian Budaya Sekolah Budaya sekolah terbentuk dari berbagai macam pola perilaku, norma, sikap, dan keyakinan yang dimiliki oleh para anggota komunitas suatu. pendidikan.. Kemdiknas. (dalam. Koesoema,. 2012:. 125). mengungkapkan budaya sekolah sangatlah penting karena “nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa”..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Artinya, budaya sekolah merupakan sumber nilai dalam pendidikan karakter. Sedangkan Schein (dalam Koesoema, 2018: 22), mengungkapkan bahwa apa yang dirasakan dalam sebuah budaya, sering kali mengacu pada bagaimana individu merasa tentang organisasi itu berjalan, sistem kekuasaan yang ada, tingkat keterlibatan dan komitmen anggotaanggotanya. Ketika individu merasa ada yang menjanggal terkait dengan organisasi pengelolaan sekolah, maka pada saat itulah individu sedang merasakan bagaimana kultur atau budaya sekolah mempengaruhi dirinya. Sedangkan menurut Koesoema (2018: 22), kultur (budaya) sekolah terbentuk dari berbagai macam peristiwa di dalam dunia pendidikan, seperti adanya berbagai macam norma, nilai, peraturan, sejarah, praksis pembiasaan. sehari-hari,. dan. kehadiran. sosok. keteladanan.. Nilai. pembentukan karakter dapat terasakan sejenak ketika seseorang memasuki pintu gerbang sekolah. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah merupakan sumber nilai karakter. Sumber nilai karakter yang terbentuk dari berbagai norma, peraturan, nilai, sejarah, kehadiran sosok keteladanan yang dapat dirasakan oleh individu ketika berada di lingkungan suatu lembaga pendidikan. Meski hanya sejenak berada di lingkungan lembaga pendidikan tertentu, individu akan dapat merasakan bahwa dirinya terpengaruh oleh budaya yang ada..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. b. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Tim PPK Kemendikbud (2017: 35) mengungkapkan bahwa, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah. Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola sekolah, desain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah. Hal ini berarti, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah bertujuan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis PPK. Pendidikan karakter berbasis kultur sekolah adalah sebuah lingkungan lebih luas dari corak interaksi dan relasi yang terjadi di dalam kelas (Koesoema, 2017: 26). Artinya pendidikan karakter berbasis budaya mencakup keseluruhan mulai dari interaksi, melibatkan pelaku-pelaku lain di luar guru dan peserta didik. Dimana seluruh konteks jalinan relasional tetap mengarah pada satu tujuan, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran di lingkungan pendidikan. Selain itu pendidikan karakter berbasis budaya bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan sebagai lingkungan pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi berkembang. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang memuat nilainilai utama PPPK. Nilai-nilai utama PPK tersebut menjadi prioritas suatu satuan pendidikan. Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. kegiatan di sekolah yang tercermin dari mulai suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 35). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah suatu kondisi yang diciptakan kolerasi, hubungan, melibatkan seluruh sistem, struktur, yang pelaku pendidikan di sekolah. Agar terwujudnya tujuan utama PPK berbasis budaya sekolah, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran di lingkungan pendidikan, serta menciptakan lingkungan pendidikan sebagai lingkungan pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi berkembang. c. Langkah-langkah Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah yaitu sebagai berikut: 1) Menentukan Nilai Utama PPK Satuan pendidikan memilih nilai utama yang akan menjadi fokus dalam pengembangan pembentukan dan penguatan karakter di lingkungan mereka.. Pemilihan nilai. utama ini. didiskusikan,. dimusyawarahkan, dan didialogkan dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah (kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan peserta didik). Bersamaan dengan itu, dirumuskan pula sejumlah nilai pendukung yang dipilih dan relevan. Sekolah mendeskripsikan bagaimana jalinan antarnilai utama tersebut, yaitu antarnilai utama yang dipilih dengan nilai pendukung. Seluruh pemangku kepentingan menyepakati nilai utama yang menjadi prioritas.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. serta nilai pendukung, dan jalinan antar nilai dalam membentuk karakter warga sekolah, dan sekaligus tertuang dalam visi dan misi sekolah (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 35-36). Nilai utama yang dipilih oleh satuan pendidikan menjadi fokus dalam rangka pengembangan budaya dan identitas sekolah. Satuan pendidikan menjabarkan nilai utama ini dalam indikator dan bentuk perilaku objektif yang bisa diamati dengan menentukan indikator, satuan pendidikan dapat menumbuhkan nilai-nilai pendukung yang lain melalui fokus pengalaman komunitas sekolah terhadap implementasi nilai tersebut. Nilai-nilai pendukung yang sudah disepakati oleh suatu satuan pendidikan dapat dijadikan sebuah motto satuan pendidikan dengan kekhasan, keunikan, dan keunggulan sekolah. Contoh: “Sekolah Cinta”, “Membentuk Pemimpin Berintegritas”, “Sekolah Budaya”. Selain itu, satuan pendidikan dapat membuat logo sekolah, hymne sekolah yang sesuai dengan branding masing-masing. Branding berasal dari kata brand (bahasa Inggris) yang berarti merek. Menurut Kolter (dalam Nastain, 2017: 16) mengungkapkan bahwa branding adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi semua unsur yang digunakan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau sebuah kelompok penjual dari pesaingnya. Berdasarkan UU merek no. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Sedangkan menurut Nicolino (dalam Riyono, 2018: 51), mengungkapkan bahwa brand adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, branding adalah sebuah nama, istilah, gambar, atau kombinasi semua unsur yang digunakan untuk mudah dikenali, menjanjikan nilai-nilai tertentu pada produk atau jasa. 2) Menyusun Jadwal Harian/ Mingguan Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 36-37) satuan pendidikan dapat menyusun jadwal kegiatan harian atau mingguan untuk memperkuat nilai-nilai utama PPK yang telah dipilih sebagai upaya penguatan secara terintegrasi. Tabel 2.1 Contoh Bagan Kegiatan Mingguan Hari. Senin. Nilai karakter. Selasa. Rabu. Kamis. Jumat. Penguatan nilai-nilai utama: religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.. Sabtu. Minggu. Kegiatan intrakurikuler: kegiatan belajarmengajar. Layanan bimbingan dan konseling.. Contoh kegiatan pembiasaan: Pada hari Senin memulai hari dengan upacara bendera. Pada hari Selasa-Kamis. dilakukan. pembiasaan seperti apel pagi hari, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu-lagu nasional, berdoa bersama, dan membaca buku non-pelajaran yang berisi nilai-nilai karakter. Kegiatan PPK bersama orang tua dapat.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. dilakukan apabila jadwal sekolah hanya lima hari (Jumat dan Sabtu): Interaksi dengan orang tua dan lingkungan, serta sesama. 3) Mendesain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP tersebut memuat dan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK serta nilai-nilai pendukung lainnya (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 38). Adapun langkah-langkah dalam mendesain KTSP yaitu, yang pertama memeriksa kelengkapan dokumen kurikulum yang terdiri dari dokumen 1 disebut Buku I Kurikulum Sekolah, berisi visi, misi, tujuan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2 disebut Buku II Kurikulum Sekolah, beriisi silabus. Dokumen 3 disebut Buku III Kurikulum Sekolah, berisi RPP yang disusun sesuai kompetensi dasar, potensi, minat, bakat dan kemampuan peserta didik. Yang terakhir yaitu, penyusunan atau pengembangan KTSP yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan. Yang kedua, melaksanakan sosialisasi penguatan pendidikan karakter (PPK) kepada seluruh komunitas sekolah (kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, komite sekolah dan komponen yang ada di sekolah). Selanjutnya langkah ketiga membuat dan menyepakati komitmen bersama antar semua pihak (kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, komite sekolah dan komponen yang ada di sekolah), dan pemangku kepentingan pendidikan untuk mendukung dan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. melaksanakan PPK sesuai strategi implementasi yang direncanakan, baik secara intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 38). Dalam penelitian ini, hanya mengambil bagian dari visi dan misi sekolah sebagaimana termasuk pada bagian langkah pertama kelengkapan dokumen kurikulum. 4) Evaluasi Peraturan Sekolah Budaya. sekolah. yang. baik. terlihat. dalam. konsep. pengelolaan sekolah yang mengarah pada pembentukan dan penguatan karakter. Sebagai sebuah gerakan nasional, setiap lembaga pendidikan wajib melakukan koreksi dan evaluasi atas berbagai peraturan yang mereka miliki dan menyelaraskannya dengan nilai-nilai revolusi mental yang ingin diarahkan pada penguatan pendidikan karakter (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 40). Sedangkan Suparno (2015: 155) berpendapat bahwa tujuan evaluasi adalah untuk melihat, meninjau kembali, dan menilai apakah program dan kegiatan pendidikan karakter yang dilakukan dan dikembangkan sekolah dan luar sekolah secara keseluruhan berjalan lancar dan sesuai dengan yang diinginkan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu program pendidikan karakter, jika ingin terus berkembang maka harus dievaluasi. Tanpa evaluasi suatu program tidak dapat diketahui apakah sudah berhasil atau belum program yang sudah dikembangkan. Rahman (dalam Daely, 2014: 2) mengemukakan bahwa peraturan sekolah biasanya diwujudkan dalam sebuah peraturan pelaksanaan yang merinci prilaku peserta didik yang diharapkan dan.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. dilarang. Artinya, peraturan sekolah ini diharapkan dapat tercermin pada perilaku peserta didik baik yang diharapkan maupun yang dilarang.. Sedangkan. Mulyasa. (dalam. Rahman,. 2016:. 17). mengungkapkan bahwa, peraturan adalah suatu tata cara yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menertibkan dan menyelaraskan dengan keperluan suatu pihak tersebut. Arikunto (dalam Daely, 2014: 2) mengungkapkan bahwa peraturan merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diiharapkan terjadi pada diri peserta didik. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa peraturan sekolah merupakan peraturan yang di tetapkan oleh sekolah guna untuk memberikan batasan atau menciptakan ketertiban, dan mengatur tingkah laku peserta didiknya. Peraturan sekolah secara umum harus dipatuhi oleh warga sekolah. Dengan dipatuhinya peraturan sekolah, akan membuat proses belajar mengajar yang berlangsung menjadi efektif. Adapun contoh peraturan yang dievaluasi adalah peraturan kedisplinan tentang sakit, izin, dan alpa, peraturan terkait kegiatan mencontek dan penerapan kebijakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selain peraturan kedisiplinan, sekolah juga harus melakukan evaluasi pada peraturan lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan peraturan yang sudah dibuat, apakah sudah berjalan semestinya atau justru tidak berjalan atau terlaksana. Dalam upaya pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, sekolah dapat merevisi atau membuat peraturan dan tata.

Gambar

Gambar 2.1  Filosofi Pendidikan Karakter.........................................................
Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar  Dewantara
Tabel 2.1 Contoh Bagan Kegiatan Mingguan
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian-Penelitian Relevan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengarah/Ketua Pegawai Pengurusan Fasiliti, Pusat Pembangunan & Pengurusan Harta

Nutrisi yang harus dipenuhi mencakup senyawa anorganik, sumber energy (sucrose atau gula pasir), vitamin (misalnya asam.. nikotinat), pH yang tepat dan agar

3 1 Rahfendika Berninanto Sidomulyo, RT 24/01, Ngembat Padas, Gemolong, Sragen SMK Akuntansi 003. 4 8 Yuanita Komalasari Karang, RT 011, Karanganyar, Plupuh, Sragen SMK

Didasari hasil penelitian ini, maka pemeriksaan dengan metode imunokromatografi yang diperbandingkan dengan uji mikroskopis yang merupakan pemeriksaan standar emas,

Salah satu dari konsep yang didefinisikan memiliki atribut default object identifier (id) yang digunakan oleh web crawler untuk mengkoordinasikan atribut objek yang sama

Berkaitan dengan persiapan mitra memulai produksi angklung yang lebih banyak selama 3 tahun kedepan dengan jumlah yanga sama5.  Menerapkan standar pengerjaan angklung yang

Guru menerapkan model pembelajaran “ular tangga PAI ( SKI dan Fiqih )” untuk memahami konsep materi sistem yang akan diberikan dengan tahapan sebagai berikut :. • Permainan ini