• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI CMC-NA DAN KARBOPOL 940 PADA SEDIAAN GEL EKSTRAK BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "OPTIMASI CMC-NA DAN KARBOPOL 940 PADA SEDIAAN GEL EKSTRAK BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI CMC-NA DAN KARBOPOL 940 PADA SEDIAAN GEL EKSTRAK BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Carolin Vivian Maura NIM : 178114041

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2022

(2)

ii

OPTIMASI CMC-NA DAN KARBOPOL 940 PADA SEDIAAN GEL EKSTRAK BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Carolin Vivian Maura NIM : 178114041

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2022

(3)

iii

Persetujuan Pembimbing

OPTIMASI CMC-NA DAN KARBOPOL 940 PADA SEDIAAN GEL EKSTRAK BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Skripsi yang diajukan oleh : Carolin Vivian Maura

NIM : 178114041

telah disetujui oleh

Pembimbing utama

Dr. apt. Agatha Budi Susiana Lestari Tanggal : 20 Januari 2022

(4)

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

OPTIMASI CMC-NA DAN KARBOPOL 940 PADA SEDIAAN GEL EKSTRAK BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Oleh :

Carolin Vivian Maura NIM : 178114041

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 14 Maret 2022

Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr.apt. Yustina Sri Hartini

Panitia Penguji : Tanda tangan

1. Dr. apt. Agatha Budi Susiana Lestari Penguji 1 ………

2. Dr. apt. Dewi Setyaningsih Penguji 2 …………....

3. Dr. apt. Yustina Sri Hartini Penguji 3 …………....

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 20 Januari 2021 Penulis ,

Carolin Vivian Maura

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Carolin Vivian Maura

Nomor Mahasiswa : 178114041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Optimasi CMC-Na dan Karbopol 940 pada Sediaan Gel Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum L.) menggunakan Metode Simplex Lattice Design Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 April 2022 Yang menyatakan

Carolin Vivian Maura

(7)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Bagiku Hidup adalah Kristus”

Jika saya tidak mempunyai kasih kepada sesama, tidak ada keinginan untuk melayani sesama, dan hanya memikirkan kebutuhan sendiri, saya seharusnya bertanya apakah

kristus benar – benar ada dalam kehidupan saya.

Hati yang telah diselamatkan adalah hati yang ingin melayani.

- Rick Warren

(8)

viii PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penguatan-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Optimasi CMC-Na dan Karbopol 940 pada Sediaan Gel Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum L.) menggunakan Metode Simplex Lattice Design” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukkan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.

2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti, selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M. Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama masa perkuliahan.

4. Ibu Dr. apt. Agatha Budi Susiana Lestari selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang membimbing dan memberikan saran kepada penulis, dalam proses penulisan skripsi.

5. Ibu Dr. apt. Dewi Setyaningsih, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran

dan masukkan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.

6. Bapak Wagiran dan Bapak Musrifin, selaku laboran di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang sangat membantu penulis selama proses penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.

7. Ibu, Bapak, dan kakak, yang selalu mendengar dan memberikan dukungan mental serta finansial.

(9)

ix

8. Rekan seperjuangan selama proses penelitian skripsi (Anita, Bergita, Grescia, Echa) atas segala bantuan selama proses penulisan proposal, penelitian, dan penyusunan naskah skripsi.

9. Dwiki Kurniawan untuk bantuan dan saran selama penulisan naskah skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan 2017 (Fera, Erika, Feby), teman – teman angkatan 2018 (Bella, Juvita, Widia), teman – teman angkatan 2019 (Kania, Lusi, Wuri, Lingga, Jovan), serta teman – teman penulis dalam kegiatan kepanitiaan dan organisasi. Terimakasih untuk dukungan yang tidak pernah berhenti dalam setiap tahap perkuliahan.

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

KESIMPULAN ...27

SARAN ... 27

DAFTAR PUSTAKA ...28

LAMPIRAN ...32

BIOGRAFI PENULIS ...57

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I.Formula gel ekstrak buah delima merah ... 6

Tabel II.Hasil pengukuran aktivitas antioksidan vitamin C ...11

Tabel III. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak delima merah ...11

Tabel IV. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan gel ekstrak delima merah ...12

Tabel V.Data orientasi waktu dan kecepatan mixer ...14

Tabel VI.Hasil uji pH sediaan ...16

Tabel VII.Hasil uji daya sebar gel ...17

Tabel VIII.Hasil uji viskositas gel ...19

Tabel IX.Hasil uji pergeseran daya sebar gel ...21

Tabel X.Hasil uji pergeseran viskositas gel ...23

Tabel XI.Hasil validasi persamaan ...27

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva operating time vitamin C ... 9

Gambar 2. Kurva operating time ekstrak buah delima merah ... 9

Gambar 3. Contour plot daya sebar gel ...18

Gambar 4. Contour plot viskositas gel ...20

Gambar 5. Contour plot pergeseran daya sebar gel ...22

Gambar 6. Contour plot pergeseran viskositas gel ...24

Gambar 7. Desirability formula optimum sediaan gel...26

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kental Buah Delima Merah ...33

Lampiran 2. Dokumentasi Ekstrak Buah Delima Merah ...34

Lampiran 3. Dokumentasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Delima Merah ...34

Lampiran 4. Data Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak ...34

Lampiran 5. Data Uji Aktivitas Antioksidan Gel ...40

Lampiran 6. Data Penimbangan Bahan Gel ...48

Lampiran 7. Hasil Uji Organoleptis Gel ...49

Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas Gel...49

Lampiran 9. Hasil Uji pH Gel ...50

Lampiran 10. Hasil Uji Daya Sebar Gel ...50

Lampiran 11. Hasil Uji Viskositas Gel ...50

Lampiran 12. Dokumentasi Uji Fisika Gel ...51

Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Uji T Satu Sampel...51

Lampiran 14. Persamaan dan Uji ANOVA dari Respon Daya Sebar ...53

Lampiran 15. Persamaan dan Uji ANOVA dari Respon Viskositas ...54

Lampiran 16. Persamaan dan Uji ANOVA dari Respon Pergeseran Daya Sebar...55

Lampiran 17. Persamaan dan Uji ANOVA dari Respon Pergeseran Viskositas ...56

(14)

xiv ABSTRAK

Delima merah (Punica granatum L.) adalah salah satu sumber antioksidan dikarenakan kandungan senyawa fenoliknya yang tinggi. Ekstrak kental buah delima merah diformulasikan dalam sediaan gel dengan variasi konsentrasi basis CMC-Na dan Karbopol 940. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi optimum CMC-Na dan karbopol 940 sebagai gelling agent sehingga menghasilkan gel yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design. Uji aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak kental buah delima merah menggunakan 1,1 diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH).

Analisis data dilakukan menggunakan software Design Expert Version 13 Trial untuk menentukan area optimum gel. Hasil respon uji daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, dan pergeseran daya sebar digunakan untuk menentukan area optimum gel. Pada penelitian ini formula optimum adalah formula 2 dan formula 3 dengan komposisi CMC-Na dan karbopol 940 berturut-turut adalah 0,875 gram dan 0,625 gram, serta 0,75 gram dan 0,75 gram.

Kata kunci : Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum L.), Gel, CMC-Na, Karbopol 940, Simplex Lattice Design

(15)

xv ABSTRACT

Red pomegranate (Punica granatum L.) is a source of antioxidants due to its high content of phenolic compounds. The thick red pomegranate extract was formulated into gel preparations with variations in the base concentrations of CMC-Na and Carbopol 940. This study aimed to obtain the optimum composition of CMC-Na and carbopol 940 as gelling agents to produce a gel that meets the requirements of good physical properties and physical stability using Simplex Lattice Design method.

Antioxidant activity test was carried out on the thick red pomegranate extract using 1,1 diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH).

Data analysis was carried out using Design Expert Version 13 Trial software to determine the optimum area of the gel. The results test response of dispersion, viscosity, viscosity shift, and spreadability shift were used to determine the optimum area of the gel. In this study, the optimum formulas were formula 2 and formula 3 with the compositions of CMC-Na and carbopol 940 being 0.875 grams and 0.625 grams, respectively, and 0.75 grams and 0.75 grams.

Keywords : Red Pomegranate Fruit Extract (Punica granatum L.), Gel, CMC-Na, Carbopol 940, Simplex Lattice Design

(16)

1 PENDAHULUAN

Seiring dengan bertambahnya umur, kulit akan mengalami proses penuaan.

Salah satu faktor yang berperan dalam proses penuaan tersebut adalah radikal bebas.

Radikal bebas dapat terbentuk dengan adanya pajanan sinar ultraviolet yang terus menerus pada kulit. Pajanan sinar ultraviolet yang terus-menerus tersebut akan menyebabkan timbulnya kerutan akibat kerusakan kolagen oleh reactive oxygen species (ROS) yang terbentuk selama paparan. Proses terbentuknya kerutan tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan (Soejanto, 2017).

Antioksidan adalah zat yang menetralkan radikal bebas dan efek negatifnya.

Antioksidan dapat menghambat atau menunda oksidasi substrat yang dapat teroksidasi.

Oleh karena itu, antioksidan dapat berperan untuk mencegah stress oksidatif yang menyebabkan banyak penyakit terkait oksidasi (Jelodarian, Ebrahimabadi, Khalighi, dan Batooli, 2011). Antioksidan ditemukan dalam dua bentuk yaitu antioksidan enzimatik dan non–enzimatik. Contoh antioksidan enzimatik adalah superokside dismutase (SOD), katalase, dan gluthathione peroksidase, sedangkan contoh antioksidan non–enzimatik antara lain polifenol, vitamin E, vitamin A, dan vitamin C (Mita, Tarini, dan Damayanti, 2015).

Delima merah (Punica granatum L.) adalah tanaman yang dikenal memiliki khasiat sebagai antioksidan. Hal ini disebabkan kandungan senyawa fenoliknya yang tinggi. Karena hal tersebut, delima merah (Punica granatum L.) menarik banyak perhatian sehingga penelitian tentang delima merah berfokus pada aktivitasnya sebagai obat tradisional (Shaygannia, Bahmani, Zamanzad, dan Kopaei, 2016).

Belakangan ini ada banyak penggunaan produk dari bahan alam. Diperkirakan sekitar 80% orang di negara berkembang menggunakan produk alam untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Penggunaan produk dari bahan alam menjadi popular disebabkan toksisitasnya dan efek sampingnya yang lebih sedikit, sehingga produk dari bahan alam mempunyai peranan penting sebagai alternatif terapi (Dey, Karuna, dan Bhakta, 2014).

(17)

2

Bentuk sediaan gel banyak digunakan karena sifat gel yang memberikan rasa sejuk pada kulit saat digunakan, penampilannya yang jernih dan elegan, elastis, daya lekat tinggi, tidak menyumbat pori, serta mudah dicuci dengan air (Husnani dan Muazham, 2017). Penggunaan gelling agent dalam suatu formulasi gel sangat mempengaruhi sifat fisika dan stabilitas gel yang dihasilkan. Salah satu basis yang sering digunakan pada sediaan gel adalah basis CMC-Na dan karbopol 940.

Basis gel Carboxymethylcellulose Sodium (CMC-Na) memiliki kemampuan untuk memberikan viskositas yang stabil (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009). Namun, seiring dengan kenaikan konsentrasi CMC-Na, daya sebar gel akan menurun serta penggunannya sebagai basis gel dapat membentuk larutan koloida yang membuat gel tidak jernih (Susianti, Juliantoni, dan Hanifa, 2021). Menurut Usman (2018) kombinasi basis CMC-Na dan karbopol dapat direkomendasikan sebagai bahan pembawa karena karbopol mempunyai daya sebar yang baik, dan membentuk gel dengan penampilan yang jernih. Oleh karena itu, diberikan penambahan basis karbopol 940 untuk memperbaiki kekurangan dari CMC-Na, sehingga gel yang dihasilkan memenuhi syarat daya sebar yang baik.

Metode Simplex Lattice Design dipilih karena metode ini dapat digunakan untuk optimasi dan keuntungan metode ini lebih praktis dan cepat karena bukan merupakan penentuan formula dengan metode coba–coba (trial dan error). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula sediaan gel ekstrak delima (Punica granatum L.) yang memenuhi parameter sifat fisik dan stabilitas fisik menggunakan metode Simplex Lattice Design.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian

Alat–alat yang digunakan dalam penelitian adalah glassware, pH meter (Ohaus), timbangan analitik (Ohaus), Viskometer Rheosys Merlin VR, Spektrofotometer UV–Vis (Shimadzu), mixer (Hand River) oven dan kulkas. Bahan–

(18)

3

bahan yang digunakan adalah ekstrak kental buah delima merah (Punica granatum L.), CMC-Na, karbopol 940, trietanolamin, gliserin, metil paraben, akuades, metanol (Merck Pro Analysis), DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) (Sigma Aldrich), vitamin C, dan aluminium foil.

Tata Cara Penelitian

Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum L.)

Ekstrak kental buah delima merah dibeli dari Eteris Nusantara Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia yang ditunjukkan dengan CoA (Certificate of Analysis).

Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH Pembuatan larutan baku DPPH

Larutan DPPH dibuat dengan konsentrasi 160 µg/mL. DPPH ditimbang sebanyak 4 mg dan dilarutkan dalam 25 mL metanol. Larutan disimpan dalam ruangan gelap dan dibungkus dengan alumunium foil (Resti, Utami, dan Arsyad, 2020).

Penyiapan larutan seri vitamin C

Larutan stok vitamin C dibuat dengan konsentrasi 200 µg/mL. Vitamin C ditimbang sebanyak 10 mg dan dilarutkan dalam 50 mL metanol. Dibuat larutan intermediet 100 µg/mL. Diambil 12,5 mL dari larutan stok kemudian dilarutkan dalam 25 mL. Lalu, dibuat larutan dengan konsentrasi 20 µg/mL. Diambil 5 mL dari larutan stok dan dilarutkan dalam 25 mL metanol. Lalu, dibuat larutan seri dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm. Diambil masing – masing 1, 2, 3, 4 dan 5 mL dari larutan vitamin C dengan konsentrasi 20 µg/mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas dan digojok (Resti dkk., 2020).

Pembuatan larutan seri ekstrak

Larutan stok ekstrak buah delima merah dibuat dengan konsentrasi 2000 µg/mL. Ekstrak kental buah delima merah ditimbang sebanyak 50 mg dan dilarutkan dalam 25 mL metanol. Kemudian, dibuat larutan intermediet dengan konsetrasi 100 µg/mL. Diambil 2,5 mL dari larutan stok dan dilarutkan dalam 50 mL metanol. Lalu dibuat larutan seri dengan konsentrasi 74, 76, 78, 80, dan 82 ppm. Diambil masing –

(19)

4

masing 7,4; 7,6; 7,8; 8, dan 8,2 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas dan digojok (Resti dkk., 2020).

Penentuan operating time

Operating time larutan pembanding dilakukan dengan mengambil larutan baku DPPH sebanyak 1 mL dan ditambahkan dengan 4 mL larutan vitamin C dari konsentrasi 2, 6 dan 10 ppm. Kemudian, larutan tersebut diukur absorbansinya pada panjang gelombang teoritis 517 nm dengan interval waktu 5 menit selama 60 menit hingga diperoleh absorbansi yang stabil (Resti dkk., 2020).

Operating time larutan uji dilakukan dengan mengambil larutan baku DPPH sebanyak 1 mL dan ditambahkan dengan 4 mL larutan ekstrak buah delima merah dari konsentrasi 74, 78 dan 82 ppm. Kemudian, larutan tersebut diukur absorbansinya pada panjang gelombang teoritis 517 nm dengan interval waktu 5 menit selama 60 menit hingga diperoleh absorbansi yang stabil (Resti dkk., 2020).

Penentuan panjang gelombang serapan maksimum DPPH

Larutan DPPH diambil sebanyak 0,5, 1, dan 2 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 4 mL metanol. Larutan tersebut diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400-600 nm. Pengukuran panjang gelombang dilakukan 3 kali replikasi untuk masing-masing larutan. Penentuan panjang gelombang maksimum

dilakukan dengan melihat absorbansi tertinggi dari tiap konsentrasi (Rastuti dan Purwati, 2012).

Pengukuran aktivitas antioksidan

Pada larutan uji diambil 4 mL dari larutan ekstrak buah delima merah dengan konsentrasi 74, 76, 78, 80 dan 82 ppm dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Kemudian, ditambahkan 1 mL larutan DPPH dan diinkubasi selama 60 menit.

Pengukuran antioksidan dilakukan dengan membaca absorbansinya pada panjang gelombang 515,4 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Resti dkk., 2020).

Pada larutan pembanding diambil 4 mL dari larutan ekstrak buah delima merah dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm dan dimasukkan ke dalam tabung

(20)

5

reaksi. Kemudian, ditambahkan 1 mL larutan DPPH dan diinkubasi selama 30 menit.

Pengukuran antioksidan dilakukan dengan membaca absorbansinya pada panjang gelombang 515,4 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Resti dkk., 2020).

Pengukuran aktivitas antioksidan gel

Larutan stok gel dibuat dengan konsentrasi 8000 µg/mL. Gel ditimbang sebanyak 200 mg dan dilarutkan dalam 25 mL metanol. Larutan stok tersebut dibuat untuk masing – masing formula gel. Kemudian, dibuat larutan intermediet dengan konsentrasi 1000 µg/mL. Diambil 3 mL dan 125 µL, dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL kemudian ditambahkan metanol sampai tanda batas. Lalu, dibuat larutan dengan konsentrasi 100 µg/mL. Diambil 5 mL larutan intermediet dan dimasukkan dalam labu ukur 50 mL, kemudian ditambahkan metanol sampai tanda batas. Larutan seri dibuat dengan konsentrasi 74, 76, 78, 80, dan 12 ppm. Diambil masing – masing 7,4; 7,6; 7,8;

8 dan 8,2 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, kemudian ditambahkan metanol sampai tanda batas.

Diambil 4 mL dari larutan setiap larutan seri kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu, ditambahkan 1 mL larutan DPPH dan diinkubasi selama 60 menit.

Pengukuran antioksidan dilakukan dengan membaca absorbansinya pada panjang gelombang 515,4 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Pembuatan Gel

Gel dibuat sesuai dengan komposisi pada tabel I. Pembuatan gel dibuat dengan mengembangkan basis gel yaitu CMC-Na dan karbopol 940 dengan akuades selama 24 jam (campuran A : CMC-Na dalam akuades, campuran B : karbopol 940 dalam akuades). Setelah mengembang, campuran B ditambahkan dengan TEA lalu diaduk menggunakan mixer. Kemudian, campuran B ditambahkan ke campuran A (campuran C). Setelah itu, campuran C ditambahkan gliserol, lalu dicampurkan hingga homogen. Metil paraben dilarutkan dengan etanol 90% sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam campuran C. Ekstrak kental buah delima merah yang sudah dilarutkan dengan akuades dimasukkan kemudian dicampurkan hingga homogen. Lalu,

(21)

6

campuran tersebut diaduk menggunakan mixer pada skala kecepatan 2 selama 10 menit (Kunaedi dan Sulastri, 2020).

Tabel I. Formula Pembuatan Gel Ekstrak Buah Delima Merah

Komposisi F1 F2 F3 F4 F5

Ekstrak Kental (g) 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08

CMC-Na (g) 1 0,875 0,75 0,625 0,5

Karbopol 940 (g) 0,5 0,625 0,75 0,875 1

Gliserol (g) 8 8 8 8 8

Metil paraben (g) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

Trietanolamin (g) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Aquadest ad (mL) 100 100 100 100 100

(Kunaedi dan Sulastri, 2020) Kontrol Kualitas

Uji Organoleptis

Uji ini meliputi uji warna, bau dan konsistensi gel untuk mengetahui secara fisik keadaan gel (Yudhianto, Rejeki, dan Ekowati, 2013).

Uji Homogenitas Gel

Sediaan gel dioleskan pada sekeping kaca datar dan ditutup kembali menggunakan kaca datar lainnya. Lalu, kaca tersebut diamati dibawah cahaya lampu. Homogenitas sediaan dapat terlihat dengan tidak adanya butiran kasar yang tampak. Cara tersebut diulangi untuk setiap formula gel yang diperiksa masing–masing 3 kali replikasi. Uji ini dilakukan setelah 48 jam dari proses pembuatan gel ekstrak buah delima merah.

(Aprilianti, Hajrah, dan Sastyarina, 2020).

Uji pH

Diambil 1 g sediaan gel, dimasukkan ke dalam gelas beker dan ditambahkan dengan 10 mL aquadest lalu diaduk. Kemudian dilihat dan dicatat nilai pH yang muncul pada pH meter. Cara tersebut diulangi untuk setiap formula gel yang diperiksa masing–

(22)

7

masing 3 kali replikasi. Uji ini dilakukan setelah 48 jam dari proses pembuatan gel ekstrak buah delima merah (Yudhianto dkk., 2013).

Uji Daya Sebar

Ditimbang 0,5 g gel, lalu diletakkan pada kaca dan kemudian kaca tersebut ditutup dengan kaca lagi, dan dibiarkan selama 1 menit. Diameter gel yang menyebar (dengan mengambil panjang rata–rata diameter dari beberapa sisi) diukur. Kemudian ditambah 50 g, 100 g, 150 g, dan 200 g, diatas kaca sebagai beban tambahan. Setiap kali penambahan beban didiamkan selama 1 menit sesudah itu dicatat diameter gel yang menyebar seperti sebelumnya, cara tersebut diulangi untuk setiap formula gel yang diperiksa masing–masing 3 kali replikasi. Uji ini dilakukan setelah 48 jam dari proses pembuatan gel ekstrak buah delima merah (Yudhianto dkk., 2013).

Uji Viskositas

Pengukuran dilakukan menggunakan viskometer rheosys. Sebanyak 2 g gel diletakkan pada permukaan silinder, kemudian viskositasnya diukur menggunakan spindle dengan kecepatan 10 rpm. Cara tersebut diulangi untuk setiap formula gel masing–masing 3 kali replikasi. Uji ini dilakukan setelah 48 jam dari proses pembuatan gel ekstrak buah delima merah (Aprilianti dkk., 2020).

Uji Stabilitas Sediaan

Stabilitas sediaan fisik gel dievaluasi melalui metode freeze thaw cycling. Freeze thaw cycling dilakukan dengan menyimpan sediaan gel pada suhu 4℃ selama 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40℃ selama 24 jam, perlakuan ini dihitung sebagai satu siklus dan diulang sebanyak 6 siklus selama 12 hari (Lasut, Tiwow, Tumbel, dan Karundeng, 2019). Kemudian, dihitung nilai pergeseran viskositas dan daya sebar setelah 6 siklus tersebut. Perhitungan tersebut diulangi untuk setiap formula gel yang diperiksa masing–masing 3 kali replikasi. Uji ini dilakukan setelah uji siklus selesai.

% Pergeseran =|𝑏−𝑎|

𝑎 × 100%

(23)

8 Keterangan :

a = nilai viskositas/daya sebar setelah 48 jam pembuatan b = nilai viskositas/daya sebar setelah uji siklus

Analisis Data

Penentuan formula optimum menggunakan metode Simplex Lattice Design dengan bantuan software Design Expert® Version 13 Trial terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik dari 5 formula modifikasi. Pada setiap respon akan didapat nilai desirability yang menunjukkan contour plot dan area optimum. Hasil penelitian akan divalidasi dengan ANOVA satu arah menggunakan aplikasi Design Expert® Version 13 Trial.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Aktivitas Antiokosidan Ekstrak Penentuan Operating Time

Operating time dilakukan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan agar terjadi reaksi sempurna antara larutan yang diuji dan senyawa DPPH sehingga menghasilkan nilai serapan yang cukup stabil. Pengukuran operating time dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan pembanding dan uji pada konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang teoritis DPPH.

Larutan pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah vitamin C, sedangkan untuk larutan ujinya adalah ekstrak buah delima merah dan pelarut yang digunakan adalah metanol pa. Pada larutan pembanding digunakan konsentrasi 2, 6, dan 10 ppm sedangkan pada larutan uji digunakan konsentrasi 74, 78, 82 ppm. Kemudian absorbansi masing-masing larutan diukur pada panjang gelombang teoritis yaitu 517 nm dari menit ke-5 hingga menit ke-60 menggunakan Spektrofotometer UV–Vis.

(24)

9

Gambar 1. Kurva Operating Time Vitamin C

Gambar 2. Kurva Operating Time Ekstrak Buah Delima Merah

Berdasarkan kurva operating time vitamin C dapat dilihat bahwa absorbansinya mulai stabil pada rentang menit ke-30. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada menit ke-30 vitamin C sudah bereaksi dengan pelarutnya secara sempurna, sehingga OT yang didapatkan untuk larutan pembanding adalah 30 menit. Berdasarkan kurva operating time ekstrak buah delima merah dapat dilihat bahwa absorbasinya mulai stabil pada rentang menit ke-60. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada menit ke-60 ekstrak buah delima sudah bereaksi dengan

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Absorbansi (nm)

Waktu (menit)

Operating Time Larutan Pembanding

2 ppm 6 ppm 10 ppm

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Absorbansi (nm)

Waktu (menit)

Operating Time Larutan Uji

74 ppm 78 ppm 10 ppm

(25)

10

pelarutnya secara sempurna, sehingga OT yang didapatkan untuk larutan uji adalah 60 menit. OT yang digunakan dalam penelitian ini berbeda untuk larutan pembanding dan larutan uji. Pada larutan pembanding digunakan OT selama 30 menit, sedangkan pada larutan uji digunakan OT selama 60 menit.

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan karena panjang gelombang teoritis dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi percobaan yang dilakukan (Chandra, Sari, Misfadhila, Azizah, dan Asra, 2019). Panjang gelombang teoritis DPPH adalah 517 nm (Flieger dan Flieger, 2020).

Penentuan panjang gelombang maksimum larutan DPPH dilakukan pada 3 tingkat konsentrasi dengan menggunakan pelarut metanol. Larutan tersebut kemudian diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400-600 nm sebanyak 3 kali replikasi. Pada penelitian ini panjang gelombang yang didapatkan setelah melakukan pengecekan adalah 515,4 nm. Panjang gelombang ini dapat digunakan karena masih memenuhi selisih nilai (±2 nm) yang diperbolehkan dalam Farmakope Indonesia edisi VI (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode penangkapan radikal bebas menggunakan DPPH. Pada metode ini, DPPH akan bereaksi dengan antioksidan melalui mekanisme donasi atom hidrogen. Larutan DPPH memiliki atom nitrogen yang tidak berpasangan yang akan bereaksi dengan atom hidrogen yang terdapat pada senyawa antioksidan dan membuat reaktivitas larutan DPPH menjadi berkurang. Hal ini dapat dilihat dengan memudarnya warna ungu menjadi merah muda atau kuning (Chandra dkk., 2019). Pembanding yang digunakan pada uji ini adalah vitamin C. Vitamin C adalah antioksidan alami yang berasal dari buah dan sayuran. Vitamin C larut dalam air dan mudah teroksidasi serta mudah rusak oleh pengaruh cahaya dan suhu tinggi (Sayuti dan Yenrina, 2015). Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan membuat masing-masing 5 seri konsentrasi larutan vitamin C (2, 4, 6, 8, dan 10 ppm) dan ekstrak buah delima merah (74, 76, 78, 80 dan

(26)

11

82 ppm). Dari hasil uji yang dilakukan, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas antioksidan seiring dengan kenaikan konsentrasi larutan pembanding dan larutan uji.

Hal tersebut dapat dilihat dari IC50 yang didapatkan. IC50 atau median inhibitory concentration adalah konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat 50% aktivitas oksidasi radikal bebas. IC50 didapatkan melalui regresi linear antara konsentrasi senyawa uji (x) dan % inhibisi (y) (Resti dkk., 2020). Semakin kecil IC50 yang didapat maka semakin besar aktivitas antioksidan suatu senyawa. Aktivitas antioksidan suatu zat aktif dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, sangat kuat (IC50 <50 µg/mL), kuat (IC50 : 50-100 µg/mL), sedang (IC50 : 101-150 µg/mL), dan lemah (IC50 >150 µg/mL) (Winarsih, 2007). Hasil pengujian aktivitas antioksidan dapat dilihat pada tabel II dan III.

Tabel II. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Vitamin C pada Panjang Gelombang 515,4 nm

Nilai IC50 Vitamin C

Replikasi IC50 (ppm) Rata-rata (ppm)

1 4,081

4,191

2 4,266

3 4,225

Tabel III. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Delima Merah pada Panjang Gelombang 515,4 nm

Nilai IC50 Ekstrak Buah Delima Merah

Replikasi IC50 (ppm) Rata-rata (ppm)

1 78,021

77,825

2 77,677

3 77,777

Dari uji yang dilakukan, didapatkan nilai IC50 rata–rata vitamin C sebesar 4,191 ppm dan nilai IC50 rata-rata ekstrak buah delima merah sebesar 77,825 ppm. Nilai

(27)

12

IC50 vitamin Cyang diperoleh pada penelitian ini mendekati nilai IC50 pada penelitian lain yaitu sebesar 3,902 ppm (Pratiwi, Wahdaningsin dan Iskandar, 2013). Jika dibandingkan dengan aktivitas antioksidan vitamin C, aktivitas antioksidan ekstrak buah delima merah lebih rendah. Hal tersebut dapat dikarenakan perbedaan kadar fenolik pada vitamin C dan ekstrak buah delima. Berdasarkan nilai IC50 yang didapatkan pada larutan uji maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah delima merah memiliki potensi sebagai antioksidan karena nilai IC50 yang didapatkan termasuk ke dalam kategori aktivitas antioksidan yang kuat (IC50 : 50-100 µg/mL).

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Gel

Uji aktivitas antioksidan pada sediaan gel dilakukan pada formula 1 sampai formula 5 dengan 3 kali replikasi. Hasil yang pengujian yang didapatkan dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Buah Delima Merah pada Panjang Gelombang 515,4 nm

Formula IC50 Rata–rata (ppm)

1 197,956

2 191,133

3 178,916

4 198,018

5 193,064

Berdasarkan data pada tabel IV aktivitas antioksidan paling besar terdapat pada formula 3 dengan nilai IC50 178,916 ppm. Namun, semua formula mengalami perbedaan aktivitas antioksidan setelah diformulasikan menjadi sediaan gel. Hal ini disebabkan terdapat perbedaan konsentrasi larutan uji sebelum dan sesudah diformulasikan. Konsentrasi larutan uji yang digunakan dalam bentuk ekstrak berada pada rentang 74-82 ppm, sedangkan dalam bentuk sediaan 100 kali lebih kecil dibandingkan sebelumnya, karena adanya kesalahan perhitungan ekstrak saat

(28)

13

formulasi. Oleh karena itu, terdapat perbedaan nilai IC50 saat diukur kembali dalam bentuk sediaan. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik. Dilakukan uji T (satu sampel) dengan taraf kepercayaan 95%. Dari uji ini didapatkan nilai signifikansi 0,000 untuk formula 1 sampai dengan formula 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai IC50 dalam bentuk ekstrak dan setelah diformulasikan dalam bentuk sediaan. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan level aktivitas antioksidan dikarenakan perbedaan konsentrasi larutan uji yang dibuat sebelum dan sesudah diformulasikan, sehingga menyebabkan adanya perbedaan hasil nilai IC50.

Pembuatan Sediaan Gel Ekstrak Buah Delima Merah

Pada penelitian ini, formula yang digunakan mengacu pada penelitian Kunaedi dan Sulastri (2020) dengan beberapa modifikasi. Perbedaan formula dari penelitian ini dengan formula acuan terletak pada jenis dan jumlah zat aktif yang digunakan, jumlah CMC-Na dan karbopol 940, serta jumlah TEA yang digunakan.

Perbedaan tersebut dilakukan berdasarkan hasil orientasi uji fisik sediaan gel yang telah dilakukan. Zat aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak kental buah delima sebesar 0,08 g. Bahan yang dioptimasi pada sediaan ini adalah gelling agent yaitu CMC-Na dan Karbopol 940. Basis gel CMC-Na dipilih karena kemampuan untuk memberikan viskositas yang stabil (Rowe dkk., 2009). Namun, seiring dengan kenaikan konsentrasi CMC-Na, daya sebar gel akan menurun serta penggunaannya sebagai basis gel dapat membentuk larutan koloida yang membuat gel tidak jernih (Susianti dkk., 2021). Oleh karena itu dipilih karbopol 940 untuk melengkapi kekurangan tersebut karena daya sebarnya yang baik, dan membentuk gel dengan penampilan yang jernih. Rentang konsentrasi CMC-Na dan karbopol 940 yang digunakan adalah 0,5-1%. Sebelum digunakan CMC-Na dan karbopol 940 dikembangkan terlebih dahulu selama 24 jam. Pada sediaan ini juga ditambahkan gliserol, trietanolamin, dan metil paraben. Gliserol digunakan sebagai humektan (menjaga kelembaban sediaan) dan emollient (menjaga kehilangan air dari sediaan).

Konsentrasi gliserol yang dapat digunakan sebagai humektan dan emollient adalah <

(29)

14

30%. Trietanolamin digunakan sebagai agen penetral pH untuk mengurangi tegangan permukaan dan meningkatkan kejernihan sediaan. Metil paraben digunakan sebagai bahan pengawet atau preservatif untuk mencegah kontaminasi dan perusakan oleh bakteri atau fungi dalam sediaan (Widyawati, Mustariani, dan Purmafitriah, 2017).

Semua bahan tersebut dicampurkan menggunakan mixer pada skala kecepatan dan lama waktu pencampuran yang telah ditentukan. Penentuan skala kecepatan mixer dan lama waktu pencampuran didasarkan pada hasil orientasi sediaan.

Orientasi sediaan dilakukan pada formula 1 dan formula 5 dengan mengukur viskositas dan daya sebar sediaan. Hasil orientasi ditunjukkan pada tabel V.

Tabel V. Data Orientasi Waktu dan Kecepatan Mixer

Formula Formula 1 Formula 5

Kecepatan Skala 1 Skala 2 Skala 1 Skala 2 Waktu

(menit)

5 10 5 10 5 10 5 10

Daya sebar (cm)

5,4 5,5 5,7 5,9 4,0 4,1 4,3 4,5

Viskositas (Pa.s)

2,1 2,3 2,4 2,5 4,6 4,8 4,4 4,4

Berdasarkan tabel V skala kecepatan mixer yang digunakan adalah skala 2 dan waktu yang dipilih untuk mencampurkan sediaan adalah 10 menit. Pemilihan waktu pencampuran dan skala kecepatan mixer didasarkan pada data daya sebar dan viskositas yang diperoleh. Pada formula 1 didapatkan data daya sebar 5,9 cm dengan viskositas 2,5 Pa.s, sedangkan pada formula 5 didapatkan daya sebar 4,5 cm dengan viskositas 4,4 Pa.s.

Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Buah Delima Merah

Uji sifat fisik dilakukan untuk menjamin bahwa sediaan yang dibuat memiliki karakteristik yang diinginkan. Uji ini meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya

(30)

15

sebar, dan viskositas. Uji sifat fisik dilakukan setelah 48 jam pembuatan gel karena dianggap pengaruh gaya dari pengadukan yang diberikan selama proses pembuatan gel sudah tidak ada sehingga tidak akan mempengaruhi hasil respon uji.

Uji Organoleptis

Uji organoleptis bertujuan untuk melihat penampilan fisik gel yang dibuat.

Dari uji organoleptis yang dilakukan, sediaan gel dari formula 1 hingga formula 5 memiliki warna bening, tidak berbau, dan konsistensinya kental. Setelah gel disimpan pada suhu 4℃ dan 40℃ selama 6 siklus, gel tidak menunjukkan adanya perubahan organoleptis. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan gel stabil karena tidak mengalami perubahan baik dari bentuk, bau, dan warna.

Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat ketercampuran antar bahan penyusun gel. Homogenitas sediaan yang dibuat dapat dilihat dengan ada atau tidaknya butiran kasar yang tampak (Yati, Jufri, Gozan, Mardiastuti, dan Dwita, 2018). Dari uji homogenitas yang dilakukan, semua formula memiliki warna yang merata serta tidak terlihat adanya gumpalan atau butiran kasar pada sediaan gel sehingga dapat disimpulkan bahwa semua formula sediaan gel memiliki homogenitas yang baik.

Uji pH

Uji pH bertujuan untuk mengetahui pH sediaan yang dihasilkan dan melihat apakah pH sediaan berubah setelah penyimpanan. Range pH sediaan yang baik harus berada pada rentang 4,5-6,5 karena jika terlalu asam akan dapat mengiritasi kulit dan jika terlalu basa akan membuat kulit menjadi kering (Kunaedi dan Sulastri,2020)..

Berikut hasil uji pH yang dilakukan.

(31)

16

Tabel VI. Hasil pengukuran pH sediaan Formula pH Setelah 48 jam

(Rata-rata ± SD)

pH setelah uji siklus (Rata-rata ± SD)

1 6,7±0 6,7±0,058

2 6,3±0 6,3±0,058

3 6,1±0,058 6,1±0

4 6,0±0 6,0±0

5 5,9±0,058 5,9±0

Berdasarkan hasil uji pH yang dilakukan, pH sediaan pada formula 1 tidak masuk ke dalam rentang pH yang diinginkan. Nilai pH sediaan juga mengalami penurunan dari formula 1 ke formula 5 yaitu dari 6,7 ke 5,9. Hal ini dapat disebabkan kenaikan konsentrasi karbopol, karena sifatnya yang asam (pH karbopol 2-4) kenaikan konsentrasi karbopol dapat mempengaruhi pH sediaan yang dibuat (Susianti dkk., 2021). Setelah melalui uji siklus sediaan gel tidak mengalami perubahan pH sehingga dapat disimpulkan bahwa formula 2 hingga formula 5 memenuhi persyaratan pH yang baik.

Uji Daya Sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan sediaan gel saat diaplikasikan pada kulit. Daya sebar gel yang baik adalah 5-7 cm (Kunaedi dan Sulastri, 2020). Hasil daya sebar masing – masing formula dapat dilihat pada tabel dibawah.

(32)

17

Tabel VII. Hasil Uji Daya Sebar Gel

Formula Daya sebar (cm)

(Rata-rata ± SD)

1 5,6±0,1

2 5,4±0,173

3 5,167±0,115

4 4,5±0,1

5 4,3±0,2

Berdasarkan tabel VII hasil uji daya sebar menunjukkan bahwa formula 1-3 masuk kedalam rentang daya sebar yang diinginkan yaitu 5-7 cm, sedangkan formula 4-5 tidak masuk ke dalam range tersebut. Pada formula 4 didapatkan daya sebar 4,5 cm dan pada formula 5 didapatkan daya sebar 4,3 cm. Semua formula sediaan gel menunjukkan peningkatan daya sebar seiring dengan menurunnya viskositas. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas (Rosari, Fitriani, dan Prasetya, 2021). Efek karbopol 940 dan CMC-Na terhadap uji daya sebar dapat dilihat menggunakan menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial. Persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh untuk respon daya sebar adalah sebagai berikut:

Y = 1,119A + 3,830B + 2,451AB

Persamaan di atas menunjukkan Y sebagai nilai respon daya sebar, A sebagai konsentrasi karbopol 940, dan B sebagai konsentrasi CMC-Na. Persamaan diatas memiliki koefisien positif yang menunjukkan bahwa komponen yang dioptimasi dapat menaikkan daya sebar sediaan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa CMC-Na memiliki pengaruh paling besar terhadap daya sebar sediaan. Karbopol 940 serta kombinasi karbopol 940 dan CMC-Na juga mempunyai koefisien positif yang berarti dapat menaikkan daya sebar sediaan, walaupun pengaruhnya tidak sebesar CMC-Na.

Berdasarkan data tersebut diperoleh profil daya sebar dari persamaan menggunakan

(33)

18

menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial yang ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Contour Plot Daya Sebar Gel

Berdasarkan contour plot daya sebar gel pada gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi CMC-Na maka daya sebar sediaan akan meningkat. Hal ini dikarenakan basis CMC-Na memiliki rentang viskositas yang lebih kecil (13.000 cps) dibandingkan basis karbopol 940 (20.000-40.000 cps). Rentang viskositas yang lebih kecil dari basis CMC-Na tersebut, akan menghasilkan daya sebar yang lebih besar jika dibandingkan dengan basis karbopol 940 (Fachrurrozi, Syamsurizal, dan Maharini, 2020). Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi CMC-Na dalam sediaan, daya sebar sediaan tersebut juga akan semakin tinggi.

Uji Viskositas

Uji viskositas dilakukan untuk melihat kekentalan dari sediaan gel yang dihasilkan. Viskositas sediaan yang baik adalah 2,0-4,0 Pa.s (Sari, Fadraersada, dan Prasetya, 2020). Uji viskositas gel dilakukan menggunakan viskometer Rheosys dengan spindle Cone&Plate 2/30 mm pada kecepatan 10 rpm. Hasil uji viskositas kelima formula gel ditunjukkan pada tabel di bawah.

(34)

19

Tabel VIII. Hasil Uji Viskositas Gel

Formula Viskositas (Pa.S)

(Rata-rata ± SD)

1 2,374±0,078

2 3,071±0,064

3 3,165±0,027

4 4,242±0,006

5 4,544±0,044

Berdasarkan tabel VIII hasil uji viskositas sediaan gel menunjukkan kenaikan nilai viskositas dari formula 1 hingga formula 5. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa formula 1-3 mempunyai viskositas yang baik dan masuk dalam rentang viskositas yang baik, sedangkan formula 4 dan formula 5 tidak masuk ke dalam rentang tersebut. Pada formula 4 rata-rata viskositas yang didapatkan yaitu 4,242 Pa.s dan pada formula 5 rata-rata viskositas yang didapatkan yaitu 4,544 Pa.s. Efek penambahan CMC-Na dan karbopol 940 terhadap uji viskositas dapat dilihat menggunakan menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial. Persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh untuk respon viskositas adalah sebagai berikut:

Y = 5,211A + 0,832B – 2,081AB

Persamaan diatas menunjukkan Y sebagai respon viskositas, A sebagai konsentrasi karbopol 940 dan B sebagai konsentrasi CMC-Na. Persamaan diatas memiliki koefisien positif dan negatif yang menunjukkan bahwa komponen tersebut dapat menurunkan dan menaikkan viskositas. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa karbopol 940 memiliki nilai koefisien positif paling besar terhadap viskositas sediaan. CMC-Na juga dapat menaikkan viskositas sediaan walapun perannya tidak sebesar karbopol 940.

Kombinasi karbopol 940 dan CMC-Na memiliki koefisien negatif yang menunjukkan bahwa kombinasi keduanya dapat menurunkan viskositas sediaan. Berdasarkan data tersebut diperoleh profil pergeseran viskositas dari persamaan Simplex Lattice Design

(35)

20

menggunakan menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial yang ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Contour Plot Viskositas Gel

Berdasarkan gambar 4 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi karbopol 940 maka viskositas sediaan yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan basis karbopol 940 memiliki rentang viskositas 40.000-60.000 cps, sedangkan basis CMC-Na memiliki viskositas 13.000 cps (Fachrurrozi dkk., 2020).

Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi karbopol dalam sediaan, viskositas sediaan tersebut juga akan semakin tinggi.

Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Buah Delima Merah

Uji stabilitas dilakukan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan selama masa penyimpanan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan daya sebar dan viskositas setelah masa penyimpanan. Sediaan dianggap memiliki stabilitas yang baik jika persen pergeseran >10% (Nurdianti, Rosiana, dan Aji, 2018). Rumus untuk menghitung persen pergeseran adalah:

% Pergeseran =|𝑏−𝑎|

𝑎 × 100%

(36)

21 Keterangan :

a = nilai viskositas/daya sebar setelah 48 jam pembuatan b = nilai viskositas/daya sebar setelah uji siklus

Pergeseran Daya Sebar

Pada penelitian ini pengukuran daya sebar dilakukan setelah 48 jam pembuatan gel dan setelah dilakukan uji siklus. Pengukuran pergeseran ini diperlukan untuk melihat apakah gel mengalami perubahan daya sebar selama masa penyimpanan.

Hasil yang didapatkan dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel IX. Hasil Uji Pergeseran Daya Sebar Gel Formula 48 jam (cm)

(Rata-rata ± SD)

Setelah Uji Siklus (cm) (Rata-rata ± SD)

% Pergeseran Daya Sebar

1 5,6±0,1 5,733±0,058 2,375

2 5,4±0,173 5,533±0,115 2,463

3 5,167±0,115 5,3±0 2,574

4 4,5±0,1 4,7±0,1 4,444

5 4,3±0,2 4,533±0,058 5,419

Berdasarkan hasil yang didapatkan, semua formula mengalami pergeseran daya sebar. Formula 5 memiliki pergeseran daya sebar yang paling besar setelah dilakukannya uji siklus yaitu sebesar 5,419. Suatu sediaan dikatakan mempunyai stabilitas fisik yang baik jika jika persen pergeseran <10% (Nurdianti dkk., 2018). Dari data tersebut menunjukkan bahwa semua formula memenuhi kriteria yang diinginkan, dikarenakan nilai semua pergeserannya kurang dari 10%. Efek penambahan CMC-Na dan karbopol 940 terhadap respon pergeseran daya sebar dapat dilihat dengan Software Design Expert Version 13 Trial. Persamaan Simplex Lattice Design yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Y= 11,681A + 5,389B – 17,725AB

(37)

22

Persamaan diatas menunjukkan Y sebagai respon pergeseran daya sebar, sedangkan A sebagai konsentrasi karbopol 940 dan B sebagai konsentrasi CMC-Na.

Persamaan diatas memiliki koefisien positif dan negatif yang menunjukkan bahwa komponen tersebut dapat menurunkan dan menaikkan pergeseran daya sebar. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa karbopol 940 memiliki pengaruh paling besar terhadap kenaikan pergeseran daya sebar sediaan. Berdasarkan data tersebut diperoleh profil persamaan pergeseran daya sebar dari persamaan Simplex Lattice Design menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial yang ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Contour Plot Pergeseran Daya Sebar Gel

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa hasil pergeseran daya sebar tidak linear karena setiap formula mempunyai pergeseran daya sebar yang berbeda- beda. Pergeseran daya sebar paling besar terjadi pada formula 5. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi hidrolisis pada polimer karbopol 940. Reaksi hidrolisis yang terjadi pada ikatan cross-link karbopol akan menyebabkan ikatan antar polimer

(38)

23

menurun sehingga daya sebar sediaan menjadi lebih besar daripada sebelumnya (Yuliani dkk., 2012). Dari hasil uji pergeseran daya sebar yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sediaan gel memenuhi kriteria yang diinginkan.

Pergeseran Viskositas

Uji ini dilakukan untuk membandingkan perbedaan viskositas gel setelah 48 jam dan setelah dilakukan uji siklus. Pergeseran ini diperlukan untuk melihat apakah gel mengalami perubahan viskositas selama masa penyimpanan. Hasil yang didapatkan ditunjukkan pada tabel di bawah.

Tabel X. Hasil Uji Pergeseran Viskositas Gel Formula 48 jam (Pa.s)

(Rata-rata ± SD)

Setelah Uji Siklus (Pa.s) (Rata-rata ± SD)

Pergeseran Viskositas (%)

1 2,374±0,078 2,257±0,065 4,928

2 3,071±0,068 2,896±0,093 5,698

3 3,165±0,027 3,007±0,038 4,992

4 4,242±0,006 3,997±0,014 5,776

5 4,544±0,044 4,231±0,088 6,888

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua formula mengalami perubahan viskositas setelah uji siklus. Suatu sediaan dinyatakan memiliki stabilitas yang baik jika persen pergeseran >10% (Nurdianti, dkk., 2018). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semua formula mempunyai nilai pergeseran yang kurang dari 10%.

Pergeseran viskositas paling besar terjadi pada formula 5 dengan nilai 6,888 Pa.s. Dari data tersebut menunjukkan bahwa semua formula memenuhi kriteria yang diinginkan, dikarenakan nilai semua pergeserannya kurang dari 10%. Efek penambahan karbopol 940 dan CMC-Na dapat dilihat menggunakan menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial. Persamaan Simpex Lattice Design yang didapatkan sebagai berikut :

Y= 9,531A + 6,012B -11,418AB

(39)

24

Persamaan diatas menunjukkan Y sebagai respon pergeseran viskositas, sedangkan A sebagai konsentrasi karbopol 940 dan B sebagai konsentrasi CMC-Na.

Dari persamaan diatas didapatkan koefisien positif dan koefisien negatif yang menunjukkan bahwa komponen tersebut dapat menaikkan dan menurunkan pergeseran viskositas. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa karbopol 940 memiliki pengaruh paling besar terhadap kenaikan pergeseran viskositas sediaan. Berdasarkan data tersebut diperoleh profil pergeseran viskositas dari persamaan Simplex Lattice Design menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial yang ditunjukkan oleh gambar di bawah.

Gambar 6. Contour Plot Pergeseran Viskositas Gel

Berdasarkan gambar 6 dapat disimpulkan bahwa grafik hasil pergeseran viskositas tidak linear karena setiap formula memiliki nilai pergeseran viskositas yang berbeda-beda. Pergeseran viskositas paling besar terjadi pada formula 5 dimana konsentrasi komponen yang paling besar adalah karbopol 940. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi hidrolisis pada polimer karbopol 940. Reaksi hidrolisis yang

(40)

25

terjadi pada ikatan cross-link akan menyebabkan ikatan antar polimer menurun dan pada akhirnya menurunkan viskositas sediaan (Yuliani dkk., 2012). Dari hasil uji pergeseran viskositas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sediaan gel memenuhi kriteria yang diinginkan.

Optimasi Formula

Optimasi formula bertujuan untuk menentukan komposisi yang optimum dari faktor yang digunakan yaitu CMC-Na dan karbopol 940 sebagai gelling agent.

Optimasi formula ditentukan berdasarkan uji sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel dengan memenuhi parameter yang diinginkan. Prediksi formula optimum menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial terhadap paramater sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel. Formula yang dipilih adalah formula yang memiliki nilai desirability mendekati maksimum. Nilai desirability adalah nilai fungsi untuk optimasi yang menunjukkan kemampuan program untuk memenuhi keinginan berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada produk akhir. Nilai desirability biasanya berada dalam rentang 0-1. Nilai desirability yang semakin mendekati nilai 1,000 menunjukkan kemampuan program untuk menghasilkan produk yang dikehendaki semakin sempurna (Susianti dkk., 2021). Hasil desirability formula optimum pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 7.

(41)

26

Gambar 7. Desirability Formula Optimum Sediaan Gel

Kriteria desirability pada sediaan ini didasarkan pada formula yang memenuhi hasil uji kontrol kualitas yang diinginkan yaitu, pH sediaan 4,5-6,5; daya sebar gel 5-7 cm, viskositas sediaan 2-4 Pa.s, dan uji stabilitas sediaan memenuhi kriteria dimana persen pergeseran >10%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komposisi optimum pada formula terdapat pada formula 2 dan 3 karena memiliki nilai desirability 1 dan memenuhi parameter sifat fisik yang diinginkan.

Validasi Persamaan

Validasi persamaan dilakukan untuk melihat apakah persamaan dari hasil penelitian ini valid atau tidak. Hasil penelitian ini divalidasi dengan uji ANOVA satu arah menggunakan Software Design Expert Version 13 Trial sehingga didapatkan nilai p-value. Dari validasi yang dilakukan, didapatkan nilai p-value dari masing-masing respon, nilai p-value dapat dilihat pada tabel XI.

(42)

27

Tabel XI. Hasil Validasi Persamaan

Respon p-value

Daya sebar (cm) p 0,0001

Viskositas (Pa.s) p 0,0003

Pergeseran Daya sebar (%) p 0,0002

Pergeseran Viskositas(%) p 0,0073

Nilai p<0,05 menunjukkan hasil yang signifikan sehingga persamaan yang didapatkan dari setiap respon uji valid. Hasil validasi menunjukkan bahwa semua respon uji yaitu daya sebar, viskositas, pergeseran daya sebar, dan viskositas memiliki p-value <0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan semua respon uji valid.

KESIMPULAN

1. Ekstrak buah delima merah (Punica granatum L.) yang diformulasikan dalam sediaan gel memiliki aktivitas antioksidan yang lemah (IC50 >150 µg/mL). IC50 pada kelima formula gel berturut-turut adalah 197,956 ppm; 191,133 ppm; 178,916 ppm;

198,018 ppm dan 193,064 ppm.

2. Komposisi optimum dari sediaan gel ekstrak buah delima merah yang memenuhi parameter sifat fisik (organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas dan pergeseran daya sebar) sediaan gel yang baik yaitu berada pada formula 2 dan 3. Pada formula 2 komposisi CMC-Na dan karbopol 940 berturut-turut adalah 0,875 gram dan 0,625 gram, sedangkan pada formula 3 adalah 0,75 gram dan 0,75 gram.

SARAN

Perlu dilakukan kajian ulang terkait jumlah ekstrak yang ditambahkan pada sediaan gel, sehingga pengujian aktivitas antioksidan sebelum dan sesudah diformulasikan berada pada rentang konsentrasi yang sama.

(43)

28 DAFTAR PUSTAKA

Andarina, R., Djauhari, T., 2017. Antioksidan dalam Dermatologi. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 4(1), 39-48.

Aprila, I., F., Dasrul, Azhar, A., 2018. Aktivitas Superoxide Dismutase (SOD) Tikus Putih (Ratus novergicus) Wistar Diabetes setelah Pemberian Ekstrak Kulit Buah Delima Merah (Punica granatum L.). Prosiding Seminar Nasional Biotik, 643-648.

Aprilianti, N., Hajrah, Sastyarina, Y., 2020. Optimasi Polivinilalkohol (PVA) sebagai Basis Sediaan Gel Antijerawat. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 11(1), 17–21.

Aufiya, D., Pramono, S., Mufrod, 2012. Optimasi Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Stuntz) dengan Kombinasi Bahan Pemanis Manitol dan Sukrosa menggunakan Metode Simplex Lattice Design. Majalah Obat Tradisional, 17(3), 39-46.

Bolton, S., dan Bon, C., 2010. Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application 5th edition. Informa Healthcare, New York, pp. 439-440.

Chandra, B., Sari, R., Misfadhila, S., Azizah, Z., dan Asra, R., 2019. Skrinning Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kemangi (Ocimum tenuiflorum L.) dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Journal of Pharmaceutical and Sciences, 2(2), 1-8.

Chasanah, U., 2020. Studies on Antioxidant Activity of Red, White, and Black Pomegranate (Punica granatum L.) Peel Extract using DPPH Radical Scavenging Method. Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan, 5(2), 51-55.

Dey, P., Karuna, D., S., dan Bhakta T., 2014. Medicinal Plants used as Anti-Acne Agents by Tribal and Non Tribal People of Tripura, India. American Journal of Phytomedicine and Clinical Therapeutics, 2(5), 556-570.

Djajadisastra, J., dan Amin, J., 2012. Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas Antioksidan Formula Krim yang Mengandung Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L.). Majalah Ilmu Kefarmasian, 9(2), 75–86.

Fachrurrozi, R., A., Syamsurizal, Maharini, I., 2020. Optimasi Formula dan uji Aktivitas Antibakteri Oral Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) menggunakan Metode Simplex Lattice Design. 1-14.

Flieger, J., dan Flieger, M., 2020. The DPPH/DPPH-H)-HPLC-DAD Method on Tracking the Antioxidant Activity of Pure Antioxidants and Goutweed (Aegopodium podagraria L.) Hydroalcoholic Extracts. Molecules, 25 (24) 6005, 1-17.

Hernawati, S., 2019. Daya Hambat Obat Kumur Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum L.) terhadap Jumlah Koloni Bakteri Rongga Mulut. Forum Ilmiah Kesehatan, Jawa Timur, hal. 6

Husnani, Muazham, M., F., A., 2017. Optimasi Parameter Fisik Viskositas Daya Sebar dan Daya Lekat pada Basis Natrium CMC dan Carbopol 940 pada Gel Madu

(44)

29

dengan Metode Simplex Lattice Design. Akademi Farmasi Yarsi Pontianak, 11–18.

Jelodarian, S., Ebrahimabadi, A., H., Khalighi, A., Batooli, H., 2011. Evaluation of Antioxidant Activity of Malus domestica Fruit Extract from Kashan Area.

Avicenna Journal Of Phytomedicine, 2(3), 139–145.

Jones, D., 2008. Pharmaceutics Dosage Form and Design. London : Pharmaceutical Press.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI.

Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kunaedi, A., Sulastri, L., 2020. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Jarak Merah (Jatropha gossypiifolia L.) dengan Gelling Agent Karbopol 940 dan CMC Na.

Medimuh, 1(1), 61–78.

Lasut, T., M., Tiwow, G., A., R., Tumbel, S., L., dan Karundeng, E., Z., Z., S., 2019.

Uji Stabilitas Fisik Sediaan Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocapus heterophyllus L.). Jurnal Biofarmasetikal Tropis, 2(1), 63-70

Mita, N., Tarini, S., D., dan Damayanti, S., 2015. Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode ß- Carotene Bleaching. J Trop Pharm Chem, 3(2), 109–119.

Nurdianti, L., Rosiana, D., dan Aji, N., 2018. Evalusi Sediaan Emulgel Anti Jerawat Tea Tree (Melaleuca alternifolia) Oil dengan Menggunakan HPMC sebagai Gelling Agent. Journal of Pharmacopolium, 1(1), 23-31.

Pakaya, D., 2014. Peranan Vitamin C pada Kulit. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 1(2), 45–

54.

Pratiwi, D., Wahdaningsih, S., Isnindar, 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Daun Bawang Mekah (Eleutherine Americana M.) dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhydrazil). Traditional Medicine Journal, 18(1), 9-16.

Rahmawan, J., B., Y., dan Dwiatmaka, Y., 2013. Penetapan Kandungan Fenolat Total dan Uji Aktivitas Antioksidan menggunakan Radikal DPPH Fraksi Etil Asetat Sari Buah Apel Beludru (Diosyros lancoi A. DC.). Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 10(2), 101–110.

Rastuti, U., dan Purwati, 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kalba (Albicia falcataria) dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekundernya. Molekul, 7(1), 33-42

Resti, P.V., Utami, S., dan Arsyad, 2020. Antioxidant Activity Potential of Red Pomegranate (Punica granatum L.) Peel as Herbal Tea. Mutiara Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 20 (2), 79-84.

Rismana, E., Rosidah, I., Prasetyawan, Y., Bunga, O., Erna, Y., 2013. Efektivitas Khasiat Pengobatan Luka Bakar Sediaan Gel mengandung Fraksi Ekstrak Pegagan berdasarkan Analisis Hidroksiprolin dan Hisopatologi pada Kulit Kelinci. Buletin Penelitian Kesehatan, 41(1), 45–60.

Rosari, V., Fitriani, N., Prasetya, F., 2021. Optimasi Basis Gel dan Evaluasi Sediaan Gel Antijerawat Ekstra Daun Sirih Hitam (Piper betle L.). Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences. 13, 204-212

(45)

30

Rowe, R., C., Sheskey, P., J., Quinn, M., E., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi 6. America : Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.

Salamah, N., Widyaningsih, W., Izati, I., Susanti, H., 2015. Aktivitas Penangkap Radikal Bebas Ekstrak Etanol Ganggang Hijau Spirogyra sp. dan Ulva lactuca dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 13(2), 145-150.

Samber, L. N., Semangun, H., Prasetyo, B., 2013. Karakteristik Antosianin sebagai Pewarna Alami. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS, 10(3), 1- 4.

Sari, K., P., Fadraersada, J., Prasetya, F., 2020. Karakteristik Gel Sariawan Ekstrak Daun Sirih Hitam sebagai Antimikroba dengan Variasi Konsentrasi Karbopol.

Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 11 61-69

Sari, R., Nurbaeti, S., N., Pratiwi, L., 2016. Optimasi Kombinasi Karbopol 940 dan HPMC terhadap Sifat Fisik Gel Ekstrak dan Fraksi Metanol Daun Kesum (Polygonum minus H.) dengan Metode Simplex Lattice Design. Pharmaceutical Sciences and Research, 3(2), 72–79.

Sayuti, K., dan Yenrina, R., 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang : Andalas University Press.

Shaygannia, E., Bahmani, M., Zamanzad, B., dan Kopaei., M. R., 2016. A Review Study on Punica granatum L.. Journal of Evidence – based Complementary &

Alternative Medicine, 21(3), 221-227.

Silva, J., A., T., D., Rana, T., K., Narzary, D., Verma, N., Meshram D., T., Ranade, S., A., 2013. Pomegranate Biology and Biotechnology : A Review. Scientia Horticulturae, 160(2013), 85–107.

Soejanto, A. S., 2017. Pemberian Krim Ekstrak Metanolik Buah Delima Merah (Punica granatum L.) Menghambat Penurunan Jumlah Kolagen Dermis Kulit Mencit (mus gusculus) yang Dipapar Sinar Ultraviolet B. Indonesia Jurnal of Anti Aging medicine, 1(1), 1-9.

Susianti, N., Juliantoni, Y., Hanifa, N., I., 2021. Optimasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan Variasi Basis Karbopol 940 dan CMC-Na. Acta Pharm indo, 9(1), 44-57.

Towaha, J., 2014. Kandungan Senyawa Polifenol pada Biji Kakao dan Kontribusinya terhadap Kesehatan. SIRINOV, 2(1), 1-16.

Usman, Y., 2018. Perbandingan Uji Stabilitas dan Aktivitas Gel Lidah Buaya (Aloe vera L.) pada Basis Na-CMC dan Karbopol. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(6), 621-625.

Wattimena, J. K., Darsono, F. L., Hermanu, L. S., 2020. Formulasi Ekstrak Kering Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) sebagai Masker Wajah dalam Bentuk Peel–Off Gel. Journal of Pharmacy Science and Practice, 71(2), 74–80.

Widyawati, L., Mustariani, B., A., A., dan Purmafitriah, 2017. Formulasi Sediaan Gel Hand sanitizer Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) sebagai Antibakteri terhadap staphylococcus aureus. Jurnal Farmasetis. 6(2), 47-57.

(46)

31

Winarsih, H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Jogjakarta : Kanisius.

Yati, K., Jufri, M., Gozan, M., Mardiastuti, Dwita, L., P., 2018. Pengaruh Variasi Konsentrasi HPMC terhadap Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Tembakau (Nicotiana tabaccum L.) dan Aktivitasnya terhadap Streptococcus mutans.

Pharmaceutical Science and Research. 5(3), 133-141.

Yudhianto, I. Y., Rejeki, E., S., dan Ekowati, D., 2013. Optimasi Formula Gel Ekstrak Buah Apel (Pyrus malus L.) sebagai Antioksidan dengan Kombinasi Basis Metil Selulosa dan Gliserin secara Simplex Lattice Design. Biomedika, 6(2), 7- 13.

Yuliani, S., H., Fudholi, A., Pramono, S., dan Marcahaban, 2012. The Effect of Formula to Physical Properties of Wound Healing Gel of Ethanolic Extract of Binahong (Anredera cordifolia S.). International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 3(11), 4254-4259.

(47)

32

LAMPIRAN

(48)

33

Lampiran 1. Certificate of analysis (CoA) Ekstrak Kental Buah Delima

(49)

34

Lampiran 2. Dokumentasi Ekstrak Kental Buah Delima Merah

Lampiran 3. Dokumentasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Delima Formula

F1 F2 F3 F4 F5

Lampiran 4. Data uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Penentuan operating time vitamin C

Waktu konsentrasi

2 ppm 6 ppm 10 ppm

Replikasi 1

5 0,755 0,310 0,103

10 0,749 0,312 0,085

15 0,745 0,311 0,087

20 0,739 0,308 0,084

25 0,737 0,310 0,086

30 0,731 0,304 0,085

35 0,731 0,308 0,084

40 0,732 0,307 0,085

45 0,732 0,306 0,086

50 0,730 0,307 0,085

Referensi

Dokumen terkait

Pemohon berpendapat bahwa hak-hak konstitusional yang secara tidak langsung diberikan oleh norma Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, itu

Untuk melihat apaakah kaidah yang digunakan dalam penulisan manuskrip mushaf al-Qur‟an daun lontar koleksi Kiai Abdurrochim, Pengkaji memberikan beberapa contoh seperti

Kurva TGA Sekam Padi yang telah dicuci menggunakan HCl dan pemanasan (sampel 2) dengan laju pemanasan 1 ◦ C/menit diolah dengan menggunakan persmaan 8 untuk mendapatkan

Rasio yang digunakan untuk mengukur laba / keuntungan ( profit ) yang diperoleh dari modal yang digunakan untuk operasi tersebut / kemampuan perusahaan untuk memperoleh

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi eksportir kopi sumsel, khususnya PT Inti Baru Sejati dalam menembus pasar

Berdasarkan hasil analisis data, persentase daya hambat pada uji antagonis secara in vitro antara isolat bakteri anggota spesies Streptomyces spp.. Berdasarkan uji

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrostruktur paduan Zr-0,4%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr pasca perlakuan panas dan pengerolan dingin memperlihatkan apabila semakin tinggi

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk (kualitas, gaya dan desain, merek, kemasan, harga dan jaminan) secara parsial terhadap keputusan