• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I."

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Metode Kooperatif Model Jigsaw II dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W.

Oesman untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I. Skripsi. Yogyakarta:

PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga data yang dihasilkan berupa kutipan kata-kata.

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan implementasi langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw II dalam tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Langkah-langkah tersebut terbentuk dari enam langkah, yaitu; (1) orientasi (2) membaca sinopsis novel 728 Hari dalam kelompok asal; (3) diskusi kelompok ahli; (4) presentasi kelompok; (5) guru memberikan penguatan hasil diskusi; (6) guru membimbing siswa mengambil kesimpulan.

Dalam hasil kajian penelitian, peneliti menemukan tokoh dan penokohan dalam novel 728 Hari, yaitu Eva Meliana Santi yang menjadi tokoh utama. Eva digambarkan sebagai gadis yang pintar dan kuat menjalani sisa hidupnya untuk berbuat kebaikan pada sesama. Tokoh tambahan dalam novel tersebut, yaitu Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, dan dr Anton. Sedangkan, teknik analitik dan teknik dramatik penokohan tersebut ditandai dengan pernyataan langsung dan tidak langsung.

Berkaitan dengan analisis tokoh dan penokohan novel 728 Hari tersebut, peneliti menyesuaikan isi yang tertera di dalam standar isi, yaitu SK/KD matapelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester I mengenai keterampilan membaca yang ada dalam SK. 7 dan KD. 7.2 tentang menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan, kemudian merelevansikannya dengan bahan ajar berupa silabus dan RPP. Kemudian peneliti akan mendeskripsikan pembelajaran sastra tersebut, kedalam langkah-langkah pembelajaran metode kooperatif model jigsaw II.

(2)

ABSTRACT

Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Cooperative Method of Jigsaw II Model in Character and Characterization Learning by Djono W. Oesman's 728

Hari for 11th Grade Semester 1 Senior High School Students. Thesis.

Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University.

This research aimed to describe cooperatif method of Jigsaw II model in character and characterization learning by Djono W. Oesman's 728 Hari for 11th Grade, Semester 1, Senior High School Students. This research also used qualitative descriptive method, so that the produced data will be citation of words.

The result of this research showed the implementation of Jigsaw II model cooperative learning steps in character and characterization by Djono W. Oesman's 728 Hari. Those steps are formed from six steps, which are; (1) orientation; (2) reading the novel's synopsis; (3) expert group discussion; (4) group presentation; (5) teacher gives reinforcement of discussion result; (6) teacher guides students to make conclusion.

The researched result is, the researcher found the character and characterization of 728 Hari, Eva Meliana Santi who is the main character. Eva was ilustrated as smart girl who was strong in facing the rest of her life to do good things for others. The additional characters at that novel, which are Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, and dr Anton. Meanwhile, characterization analytic technique and characterization dramatic technique was marked by direct and indirect questions.

Related to the character and characterization analysis from 728 Hari, the researcher adjusted the content with the content standard, which are Competency Standard/Basic Compentence of Bahasa Indonesia subject for 11th grade, semester 1 related to reading skills which exists in Competency Standard 7 and Basic Compentenc 7.2 about analyzing intrinsic and extrinsic elements of Indonesia or translated novel.

(3)

METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II

DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN PENOKOHAN

NOVEL 728 HARI KARYA DJONO W. OESMAN

UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Theresia Novita Dwi Puspitasari NIM: 121224104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II

DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN PENOKOHAN

NOVEL 728 HARI KARYA DJONO W. OESMAN

UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Theresia Novita Dwi Puspitasari NIM: 121224104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terima kasih saya ucapkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kelancaran dalam penyusunan skripsi. Karya ini akan saya persembahkan untuk:

(8)

v MOTO

“Aku berpikir terus menerus berbulan-bulan

dan bertahun-tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah.

untuk yang keseratus aku benar.”

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Metode Kooperatif Model Jigsaw II dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya

Djono W. Oesman untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I. Skripsi.

Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga data yang dihasilkan berupa kutipan kata-kata.

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan implementasi langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw II dalam tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Langkah-langkah tersebut terbentuk dari enam langkah, yaitu; (1) orientasi (2) membaca sinopsis novel 728 Hari dalam kelompok asal; (3) diskusi kelompok ahli; (4) presentasi kelompok; (5) guru memberikan penguatan hasil diskusi; (6) guru membimbing siswa mengambil kesimpulan.

Dalam hasil kajian penelitian, peneliti menemukan tokoh dan penokohan dalam novel 728 Hari, yaitu Eva Meliana Santi yang menjadi tokoh utama. Eva digambarkan sebagai gadis yang pintar dan kuat menjalani sisa hidupnya untuk berbuat kebaikan pada sesama. Tokoh tambahan dalam novel tersebut, yaitu Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, dan dr Anton. Sedangkan, teknik analitik dan teknik dramatik penokohan tersebut ditandai dengan pernyataan langsung dan tidak langsung.

Berkaitan dengan analisis tokoh dan penokohan novel 728 Hari tersebut, peneliti menyesuaikan isi yang tertera di dalam standar isi, yaitu SK/KD matapelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester I mengenai keterampilan membaca yang ada dalam SK. 7 dan KD. 7.2 tentang menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan, kemudian merelevansikannya dengan bahan ajar berupa silabus dan RPP. Kemudian peneliti akan mendeskripsikan pembelajaran sastra tersebut, kedalam langkah-langkah pembelajaran metode kooperatif model jigsaw II.

(12)

ix ABSTRACT

Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Cooperative Method of Jigsaw II Model in Character and Characterization Learning by Djono W. Oesman's

728 Hari for 11th Grade Semester 1 Senior High School Students.

Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University.

This research aimed to describe cooperatif method of Jigsaw II model in character and characterization learning by Djono W. Oesman's 728 Hari for 11th Grade, Semester 1, Senior High School Students. This research also used qualitative descriptive method, so that the produced data will be citation of words. The result of this research showed the implementation of Jigsaw II model cooperative learning steps in character and characterization by Djono W. Oesman's 728 Hari. Those steps are formed from six steps, which are; (1) orientation; (2) reading the novel's synopsis; (3) expert group discussion; (4) group presentation; (5) teacher gives reinforcement of discussion result; (6) teacher guides students to make conclusion.

The researched result is, the researcher found the character and characterization of 728 Hari, Eva Meliana Santi who is the main character. Eva was ilustrated as smart girl who was strong in facing the rest of her life to do good things for others. The additional characters at that novel, which are Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, and dr Anton. Meanwhile, characterization analytic technique and characterization dramatic technique was marked by direct and indirect questions.

Related to the character and characterization analysis from 728 Hari, the researcher adjusted the content with the content standard, which are Competency Standard/Basic Compentence of Bahasa Indonesia subject for 11th grade, semester 1 related to reading skills which exists in Competency Standard 7 and Basic Compentenc 7.2 about analyzing intrinsic and extrinsic elements of Indonesia or translated novel.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Kooperatif Model Jigsaw II Dalam Pembelajaran Tokoh Dan Penokohan Novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan gelar kesarjanaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi PBSI yang selalu

memberikan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi PBSI yang selalu memberikan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing pertama yang telah mengarahkan dan membimbing dengan telaten dalam penulisan skripsi.

5. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah mengarahkan dan membimbing dengan telaten dalam penulisan skripsi. 6. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan pengetahuan, wawasan, dan

ilmu yang dapat menjadi bekal masa depan bagi penulis.

7. Bapak Robertus Marsidiq, selaku sekretaris PBSI yang telah memberikan pelayanan administrasi di Prodi PBSI.

(14)
(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Sistematika Penyajian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

(16)

xiii

B. Landasan Teori ... 12

1. Metode Kooperatif ... 12

a. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif... 13

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ... 14

c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif ... 15

2. Model Jigsaw II ... 16

a. Kegiatan Pembelajaran Jigsaw II ... 17

b. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw II ... 20

3. Metode Pembelajaran ... 22

4. Pembelajaran Sastra di SMA ... 23

5. Pelaksanaan Pembelajaran KTSP ... 24

a. Silabus ... 25

9. Pendekatan Struktural ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian... 34

1. Pendekatan ... 34

2. Metode... 35

C. Data dan Sumber Data Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

(17)

xiv

A. Deskripsi Data ... 38

B. Pembahasan Metode Kooperatif model Jigsaw dalam Pembelajaran Novel 728 Hari ... 39

1. Hasil Penelitian ... 40

a. Orientasi ... 41

b. Membaca ... 41

c. Diskusi Kelompok Ahli ... 42

(1) Tokoh Utama/Sentral ... 42

(2) Tokoh Tambahan ... 54

(3) Teknik Analitik ... 75

(4) Teknik Dramatik ... 76

d. Diskusi Kelompok Asal ... 95

(1) Tokoh Utama/Sentral ... 95

(2) Tokoh Tambahan ... 96

(3) Teknik Analitik ... 97

(4) Teknik Dramatik ... 98

e. Laporan Kelompok... 100

f. Guru Memberi Penguatan ... 100

g. Guru Membimbing Siswa Mengambil Kesimpulan ... 101

C. Bahan Ajar ... 103

1. Silabus ... 103

2. RPP ... 111

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 142

B. Saran ... 147

DAFTAR PUSTAKA ... 148

LAMPIRAN ... 150

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai

dengan situasi dan kondisi sehingga, pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal. Dengan menggunakan metode kooperatif model jigsaw II, siswa

akan lebih efektif dan optimal dengan hasil belajarnya.

Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam

pembelajaran kooperatif. Karena mereka beranggapan, telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya

tidak semua belajar kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan (dalam Rusman, 2011: 218) bahwa “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.”

(dalam Rusman, 2011: 216) mengemukakan lima unsur dasar model

(19)

muka, dan (5) evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana, siswa dapat bekerja sama dalam kelompok. Tujuan

kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa, untuk mencapai tujuan kelompok siswa harus merasakan bahwa mereka akan

mencapai tujuan maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan. Artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota

kelompoknya (Rusman, 2011: 219).

Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni: (1) cooperative tesk atau tugas kerja sama dan (2) cooperative incentive structure, atau struktur

insentif kerja sama. Tugas kerja sama berkenaan dengan suatu hal yang, menyebabkan anggota kelompok kerja sama dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. sedangkan stuktur insentif kerja sama, merupakan suatu hal yang

membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut.

Pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena, anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Setiap utusan dalam

kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya hasil

(20)

Media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah, menggunakan sebuah buku bacaan novel. Media diartikan sebagai perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Arsyad,2007: 1-4).

Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra berawal dari kesusastraan

Inggris pada awal abad ke-18. Pada perkembangannya hakikat novel diungkapkan oleh beberapa pengamat sastra lain, yaitu novel diartikan sebagai suatu cerita

dengan suatu alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif. Sedangkan untuk tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. (dalam Nurgiantoro, 2002 : 165),

memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin

disampaikan pengarang kepada pembaca (Wahyuningtyas dan Santoso, 2011: 3).

Penokohan sebagian besar tokoh-tokoh yang ada dalam karya fiksi adalah

tokoh-tokoh rekaan. Kendati berupa rekaan atau hanya imajinasi pengarang, masalah penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah

(21)

tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema. Semakin

berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa, merupakan salah satu alasan pentingnya peranan tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang

Sumardjo (dalam Zainuddin, 2002: 86).

Metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam menganalisis suatu

cerita yang tertulis di dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman akan digunakan oleh peneliti untuk penelitiannya yang berjudul “Metode Kooperatif Model Jigsaw II dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman Untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Unsur yang

disampaikan berupa unsur intrinsik yaitu tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Agar penggunaan kooperatif model jigsaw II

lebih mendalam, peneliti hanya akan berfokus pada tokoh dan penokohannya saja.

Gambaran cerita dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah, tokoh

bernama Eva Meliana Santi yang mengidap penyakit Lupus. Penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya dan dokter memvonis hanya bisa bertahan

hidup dalam waktu 728 hari. Selama hidupnya Eva sudah banyak melakukan pengobatan sampai ia harus beberapa kali berganti dokter dan rumah sakit suatu ketika penyakit Eva diketahui oleh pihak dokter saat melakukan pengeboran

dibagian tulang punggung Eva untuk mengambil sempel cairan tulang sumsum. Yang dilakukan oleh dr Chaterine. Berdasarkan cerita novel 728 Hari karya

(22)

sungguh menginspirasi bagi banyak orang. Kisah cintanya sungguh dramatis. Kisah perjuangan ibu Sugiarti yang merawat sungguh membuat haru. Alasan

peneliti menggunakan novel ini karena banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita novel 728 Hari karya Djono W. Oesman tentang inspirasi kehidupan.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih analisis struktural untuk menganalisis novel 728 Hari karya Djono W. Oesman yang kemudian akan dikaitkan dengan pembelajaran sastra menggunakan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw

untuk siswa SMA kelas XI semester I.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas ialah

bagaimana penerapan dengan metode koopretif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah mendeskripsikan penerapan metode koopretif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W.

(23)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, mahasiswa dan

peneliti sendiri.

1. Manfaat bagi guru bahasa Indonesia

Membantu guru dalam mengajarkan pembelajaran sastra khususnya dalam menganalisis unsur intrinsik tokoh dan penokohan dengan

menggunakan metode kooperatif model jigsaw II. 2. Manfaat bagi siswa

Membantu siswa untuk lebih memahami tentang unsur intrinsik dalam

novel, khususnya tokoh dan penokohan. 3. Manfaat bagi mahasiswa

Memberikan sumbangan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan

dengan metode kooperatif model jigsaw II dan objeknya. 4. Manfaat bagi peneliti

(24)

E. Batasan Istilah

Sebagai penelitian, peneliti membuat beberapa batasan istilah yaitu:

1. Metode Kooperatif

Kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama

saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Ngalimun, 2014: 161).

2. Model Jigsaw

Termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintaks pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri

dari beberapa bagian sesuai banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan ajar membuat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga

terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi (Ngalimun, 2014: 169).

3. Metode Pembelajaran

Seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran (dalam Taniredja, 2014: 1).

4. Pengajaran Sastra di SMA

Pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori

(25)

5. Silabus

Seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum, yang

mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas (Muslich, 2007:

23). 6. RPP

Rancangan pembelajaran mata pelajaran perunit yang akan diterapkan guru

dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 45). 7. Novel

Bentuk sastra yang paling populer di dunia (Sumardjo, 1988: 37). 8. Tokoh

Orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu, seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan (Nurgiantoro, 2002: 165). 9. Penokohan

Individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (dalam Ismawati, 2013: 70).

10.Strukrtural

Karya sastra yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang

(26)

F. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian ini terdiri dari lima bab. Bab I pada penelitian ini

berisi pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan 6 hal, yaitu: (1) latar belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5)

manfaat penelitian, dan (6) sistematika penyajian, selanjutnya bab II dalam penelitian ini berisi landasan teori. Pada bab ini, akan diuraikan mengenai, (1) penelitian yang relevan, (2) kajian teori, dan (3) kerangka berpikir, selanjutnya

bab III dalam penelitian ini berisi metodologi penelitian. Pada bab ini akan diuraikan mengenai, (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data penelitian,

(3) metode penelitian, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik analisis data, selanjutnya bab IV dalam penelitian ini berisi hasil pembahasan dan penelitian. Pada bab ini akan diuraikan 2 hal, yaitu: (1)

(27)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam penelitian relevan ini, peneliti menemukan beberapa penelitian yang menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw sebagai strategi pembelajaran dan pengajaran sastra. Penelitian tersebut dilakukan oleh

Benediktus Brian Prasetyo (2011), Delsiana Yos Sudarso Ngaga (2011), dan Utari Irmina Budi (2009).

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Benediktus Brian Prasetianto (2011) berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”. Melalui

penelitiannya, Benediktus berfokus pada jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI jurusan Bahasa

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 25 orang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhasil dilaksanakan, dan dapat meningkatkan motivasi

belajar sejarah siswa yang ditandai, dengan meningkatnya nilai rata-rata dan presentase motivasi belajar dan prestasi siswa.

(28)

Novel Hilangnya Halaman Rumahku Karya Gregorius Budi Subanar Untuk Pembelajaran Sastra Di SMA Kelas XI Semester I”. Tujuan dari

penelitian Delsiana, yaitu mendeskripsikan metode inkuiri terhadap tokoh dan alur novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk

siswa SMA kelas XI semester I. Hasil dari penelitiannya berupa penelitian deskriptif kualitatif, karena isi dari penelitian tersebut berupa gambaran

metode inkuiri dan data diperoleh dari novel Hilangnya Halaman Rumahku.

Penelitian yang ketiga, yaitu Utari Irmina Budi (2009) berjudul “Peningkatan Kemampuan Kerja Sama Dalam Pembelajaran Menulis Siswa

Kelas X SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw”. Hasil penelitian Utari merupakan jenis Penelitian Tindak Kelas (PTK). Bertujuan untuk

mendeskripsikan peningkatan kemampuan kerja sama siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2008/2009, dalam pembelajaran menulis dan

mengetahui peningkatan aspek tatap muka antar anggota kelompok dalam pembelajaran menulis di SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2008/2009. Peneliti menggunakan subjek penelitiannya, yaitu siswa sebanyak 18 siswa

kelas X di SMA Stella Duce Bantul.

Perbedaan penelitian yang saya buat dengan peneliti sebelumnya, yaitu

Benediktus Brian Prasetyo (2011), Delsiana Yos Sudarso Ngaga (2011), dan Utari Irmina Budi (2009), adalah lebih kepada pembelajaran membaca novel dengan menggunakan metode koopertif model jigsaw II. Kemudian di dalam

(29)

kooperatif model jigsaw II. Dengan merelevansikannya menggunakan bahan ajar berupa silabus dan RPP untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI

semester I. Peneliti juga merasa bahwa penelitiannya, dapat dijadikan bahan pengajaran sastra di SMA kelas XI semester I, karena sesuai dengan standar

isi, yaitu SK/KD pada keterampilan membaca 7 dan KD. 7.2 tentang analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Kemudian saya menggunakan novel berjudul 728 Hari karya Djono W. Oesman dengan tahun

terbit pada bulan oktober 2015, sebagai media untuk menganalisis unsur intrinsik tokoh dan penokohannya. Penulis dalam novel 728 Hari juga

termasuk seorang tokoh wartawan yang bekerja di kantor Jawa Pos Surabaya. Dalam penelitian, peneliti juga menggunakan analisis struktural tujuannya,

agar lebih mudah untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.

B. Landasan Teori

1. Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif dibagi menjadi empat model yang dikembangkan dari pendekatan kooperatif ini, yaitu: (a) model STAD (Student

Teams Achivement Division); (b) model jigsaw; (c) model investigasi kelompok; dan (d) pendekatan struktural. Model yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah model Jigsaw (Muhammad Nurdin, 2011: 120). Model jigsaw adalah sebuah metode belajar kooperatif, yang menitikberatkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang

(30)

model jigsaw ini merupakan model belajar yang kooperatif, dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas lima sampai dengan enam

orang secara heterogen. Kemudian siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

a. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran, yang

lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian

penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif, yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu

untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok; 2) perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam

belajar. Karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan; 3) perspektif perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan

(31)

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif menurut (Ibrahim Muslimin, 2000: 3),

terdapat empat ciri-ciri yang menjadi dasar keberhasilan kelompok belajar, yaitu:

1) Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh

karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswanya kompak dan mencapai keberhasilan belajar secara bersama-sama. Setiap anggota

tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempunyai tiga fungsi, yaitu: (a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa

yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya; (b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif; (c) Fungsi manajemen sebagai

(32)

ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.

3) Kemampuan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan

secara kelompok, oleh karenanya prinsip keberhasilan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajar kooperatif tidak akan mencapai hasil yang

optimal.

4) Keterampilan Bekerja Sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa

perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Pembelajaran kooperatif adalah

suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan

dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah.

c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2005: 4) terdapat tujuh unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:

(33)

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

6) Siswa dibagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7) Siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual meteri yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

2. Model Jigsaw

Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle

yaitu menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah gergaji (zig-zag), yaitu siswa

melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas

kooperatifnya dalam: (a) belajar dan menjadi ahli dalam sub topik bagiannya; (b) merencanakan bagaimana mengajarkan sub topik

(34)

kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam sub topiknya dan mengajarkan informasi penting dalam sub topik tersebut

kepada temannya. Ahli dalam sub topik lainnya juga bertindak serupa, sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan

penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

a. Kegiatan Pembelajaran Jigsaw II

Kegiatan pembelajaran jigsaw menurut Rusman (2011: 217) yang

dilakukan oleh para siswa menyangkut beberapa hal, yaitu:

1) Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh

topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut.

2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik

permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan

tersebut.

3) Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.

(35)

Agar lebih jelas peneliti membuat contoh skema model jigsaw sebagai berikut:

Model pembelajaran jigsaw dibedakan lagi menjadi tiga bagian, yaitu jigsaw I, jigsaw II, dan jigsaw III. Peneliti disini akan lebih berfokus dengan menggunakan

model jigsaw II (Slavin, Isjoni, 2007: 75). Jigsaw II dapat digunakan manakala bahan yang akan dipelajari ditulis dalam bentuk narasi. Jigsaw II amat cocok digunakan pada pelajaran Ilmu Sosial, Sastra, beberapa bagian IPA. Dalam jigsaw

II, siswa-siswa bekerja dalam kelompok-kelompok heterogen, sama seperti dalam STD. Kepada siswa diberikan bab-bab atau unit-unit lainnya untuk dibaca, dan juga diberikan “lembar ahli” yang memuat topik-topik yang berbeda untuk setiap

anggota team dimana setiap anggota itu harus memusatkan perhatian pada apa yang diterimanya ketika ia membaca. Bila semua anggota telah selesai membaca, maka siswa dari team-team yang berbeda bertemu dalam suatu “kelompok ahli”

untuk mendiskusikan topik mereka selama 30 menit. Kunci untuk keberhasilan

(36)

temannya yang ada dalam kelompoknya untuk menyediakan informasi yang

diperlukan untuk dapat berhasil dalam asesmen atau kuis (Isjoni dkk, 2007: 75).

Berdasarkan teori dan beberapa pengertian yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pembelajaran

jigsaw yang dikembangkan oleh tokoh pertama kali, yaitu bernama Elliot Aronson. Kemudian, beberapa kali dikembangkan lagi oleh Slavin menjadi tiga bagian model jigsaw. Jigsaw I dan jigsaw II pada dasarnya sebenarnya sama,

namun ada beberapa aspek yang membedakannya.

Jigsaw II merupakan sebuah adaptasi dari teknik jigsaw Elliot Aronson

(1978). Jigsaw II dalam hal ini juga membantu siswa belajar setiap matapelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Seperti halnya pada jigsaw I, setiap siswa menjadi ahli dalam materi yang ditugaskan.

Berikut adalah, sintaks langkah-langkah pembelajaran jigsaw I yang pertama kali dikembangkan oleh Elliot Aronson:

1. Peserta didik dikelompokkan, dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang.

(37)

3. Tiap peserta didik dalam tim berbagi tugas untuk membagi materi (sub bab mereka).

4. Peserta didik masuk ke dalam kelompok ahli masing-masing.

5. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli peserta didik kembali ke

alam kelompok asal.

6. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya. 7. Guru memberi evaluasi.

8. Penutup.

Setelah peneliti mengerti, dan tahu beberapa langkah-langkah pembelajaran

yang terdapat di dalam pembelajaran model jigsaw I. Peneliti kemudian membandingkannya, dengan langkah-langkah pembelajaran model jigsaw II yang telah dimodifikasi oleh Slavin ke dalam langkah-langkah pembelajaran jigsaw II.

Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran model kooperatif jigsaw II yang telah dimodifikasi:

1. Orientasi

Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw

dalam proses belajar mengajar.

(38)

2. Membaca

Peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok dasar/asal. Setiap anggota

kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari.

3. Diskusi kelompok ahli

Peserta didik yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli.

4. Presentasi kelompok asal

Setelah berdiskusi sebagai tim ahli setiap kelompok kembali ke dalam

kelompok asal untuk mepresentasikannya, dan anggota kelompok yang lain mendengarkan.

5. Pendidik memberikan penguatan pada hasil diskusi 6. Guru membimbing peserta didik mengambil kesimpulan.

Sepintas sintaks model pembelajaran kooperatif model jigsaw II hampir sama

dengan jigsaw I, seperti yang telah dipaparkan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw di atas. Salah satunya, dalam model jigsaw II membaca semua materi dapat membantu siswa untuk mendapat gambaran besar

sebelum, mereka membaca kembali dan menemukan informasi yang berkaitan dengan topik yang ditugaskan. Kemudian apabila siswa harus membaca di kelas,

(39)

Kelebihan dari model jigsaw II adalah bahwa semua siswa membaca, semua materi yang membuat konsep-konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah

dipahami. Sedangkan, dalam jigsaw I siswa menerima penjelasan potongan materi dari teman kelompok asalnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa jadi

siswa tersebut belum memahami materi.

Jigsaw II sangat cocok digunakan apabila materi yang dipelajari berbentuk narasi tertulis seperti pelajaran sosial, sastra, beberapa bagian sains, dan

pembelajaran lain yang lebih menekankan pada konsep daripada keterampilan. Oleh karena itu, peneliti memilih metode pembelajaran model jigsaw II dalam

bahan ajar pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Menurut, peneliti model jigsaw II bisa dipakai dalam pemberian materi ajar seperti sebuah bab suatu

cerita, biografi, dan bahan deskriptif lainnya.

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan, dan prosedur maupun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan

pembelajaran.

Pengertian seluruh perencanaan itu jika dikaitkan dengan konsep yang

berkembang dewasa ini meliputi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, persiapan pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Mulai dari kegiatan pembuka/ awal, kegiatan inti dan penutupnya,

(40)

penilaian pembelajaran. Dekat dengan istilah metode pembelajaran adalah sintaks, sintaks adalah urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan

strategi dan metode yang dipilih (Suyono dan Hariyanto, 2011: 19).

4. Pembelajaran Sastra di SMA

Yang dimaksud dengan pengajaran sastra adalah, pengajaran yang

menyangkut seluruh aspek sastra yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati E, 2013:

1). Pengajaran sastra haruslah, menjadi bahan pembelajaran yang sesuai berdasarkan tingkatannya dalam kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran

dijabarkan berdasarkan tujuan, yaitu yang berupa kompetensi yang akan dicapai dan sebaliknya tujuan itu sendiri, dimungkinkan tercapai jika ditunjang oleh bahan yang sesuai.

Tujuan pembelajaran sastra sebagaimana terlihat dalam standar kompetensi dasar di kurikulum KTSP sekolah tidak perlu lagi diperdebatkan.

Sesuatu tersebut bermacam jenisnya, yang jika dipilih menurut Saryono (2009: 52-219) dapat berupa pengalaman, pengetahuan, kesadaran, dan hiburan. Kejelasan tujuan pembelajaran sastra, sebab dapat memberikan acuan

bagi pemilihan bahan yang sesuai. Teks kesastraan adalah aspek bahan, maka pemilihan bahan pembelajaran haruslah yang memungkinkan berbagai tujuan

(41)

5. Pelaksanaan Pembelajaran KTSP

Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni

bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Dengan demikian, implementasi

kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum (SK-KD) yang dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) sebagai rencana tertulis (Mulyasa, 2008: 178).

Berikut ini, merupakan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai

dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester I:

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/

novel terjemahan.

7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/ terjemahan.

Berdasarkan SK-KD yang ditentukan, peneliti dapat merumuskan indikator

sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:

(42)

2) Mampu mengidentifikasi unsur tokoh berdasarkan langkah-langkah penentuan tokohnya.

3) Mampu mengidentifikasi unsur penokohan berdasarkan teknik penokohannya.

4) Mampu menganalisis tokoh dan penokohan berdasarkan langkah penentu dan teknik penyampainnya dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.

a. Silabus

Silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan,

ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (dalam Muslih, 2007:

23). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk

pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian

standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Silabus (Mulyasa, 2008: 133), merupakan kerangka inti dari setiap

kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut: 1) Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik, melalui suatu

kegiatan pembelajaran.

2) Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut.

(43)

b. RPP

RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan guru, dalam

pembelajaran matapelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP ini seorang guru diharapkan, bisa

menerapkan pembelajaran secara terprogram baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan. RPP juga harus memiliki daya terap yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai

secara maksimal (Muslich Masnur, 2007: 45).

Langkah-langkah penyusunan RPP yang dilakukan guru (Muslich, 2007: 46)

adalah:

1) Ambillah satu unit pelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. 2) Tulislah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam

unit tersebut.

3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. 4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan

5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut

6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa

7) Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung materi dan tujuan pembelajaran

8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran. 10)Sebutkan sumber/ media belajar yang akan digunakan dalam

pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/ unit pertemuan. 11)Tentukan teknik penilaian, bentuk dan contoh instrumen penilaian yang

(44)

sertakan kata kunci jawabannya. Jika penilaian berbentuk proses susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.

6. Novel

Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa fiksi, yang

banyak mengungkapkan masalah-masalah kehidupan. Novel adalah suatu cerita fiksi yang melukiskan para tokoh gerak serta adegan kehidupan, reprentatif dalam suatu alur ( Tarigan, 2012:16). Novel merupakan bentuk

karya sastra sekaligus disebut fiksi, novel berarti sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang, tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek. Oleh

sebab itu novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak

melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Novel sebagai karya sastra dapat memberikan hiburan dan manfaat bagi pembaca (Nurgiantoro, 1995: 11).

Novel dikatakan sebagai hiburan, karena didalamnya tersaji suatu cerita yang indah. Pemilihan bahasa yang estetis dapat memberikan katarsis terhadap

pembaca. Novel juga memberikan kegunaan bagi pembaca, karena di dalam karya sastra banyak terkandung pesan moral yang dapat diresapi, dan mempengaruhi pembaca dalam kehidupan sehari-hari dalam berperilaku

(45)

Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi unsur intrinsik tokoh dan penokohannya saja. Karena tokoh dan penokohan memiliki sub bab yang

penting untuk diteliti maka peneliti menguraikan tokoh menjadi dua, yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh menurut sifatnya, yaitu tokoh

protagonis dan antagonis, sedangkan tokoh bawahan di bagi menjadi tokoh andalan dan tokoh tambahan. Selain tokoh peneliti juga akan meneliti penokohannya, yaitu dengan cara menentukan teknik analitik dan teknik

dramatik dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman karena peneliti merasa bahwa unsur intrinsik tokoh dan penokohan serta sub-sub bab dalam

materi tersebut penting untuk dianalisis dengan pendekatan kooperatif model jigsaw untuk siswa SMA kelas XI semester I.

7. Tokoh

Tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. Abrams (dalam

Nurgiantoro, 2002: 165), memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu. Seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan

penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Berdasarkan fungsi tokoh dalam

(46)

a. Tokoh Sentral

Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai

kejadian.

Syarat tokoh utama (Nurgiantoro, 2007: 176), yaitu: 1) Menjadi pusat penceritaan

2) Paling terlibat dalam konflik dan klimaks

3) Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain 4) Membawakan moral dan tema cerita

5) Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang 6) Didukung oleh frekuensi kemunculan

Di dalam tokoh sentral atau tokoh utama terdapat (a) tokoh protagonis dan (b) tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan pimpinan dalam cerita. Tokoh ini ialah, tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai

dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, dan merupakan perwujudan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang

dari tokoh protagonis sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Konflik antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis ini akan berkembang terus.

b. Tokoh Bawahan

Tokoh bawahan atau tokoh sampingan adalah tokoh-tokoh yang membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan (Waluyo, 2011: 19) dibedakan lagi

menjadi dua, yaitu:

(47)

2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh

utama.

Istilah “tokoh” menunjukkan pada orangnya, dalam hal ini berperan sebagai

pelaku cerita. Penggunaan istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur

bahasa Inggris menyarankan pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan,

emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut (Staton dalam Waluyo dan Santosa). Dengan demikian character dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dan perwatakan yang

dimilikinya memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang

dimilikinya (Wahyuningtyas dan Santosa, 2011: 3-5).

8. Penokohan

Individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita menurut Sudjiman (dalam Ismawati, 2013: 70).

Penokohan tokoh cerita mempunyai watak atau karakter yang mewarnai

cerita tersebut. Ada yang berwatak jujur, penolong, humor, lucu, rajin, hormat, pengasih, penyayang, sabar. Atau berwatak keras, penantang, mudah

(48)

Pelukisan sang tokoh dengan wataknya akan mempermudah kita memahami alur cerita.

Teknik penggambaran tokoh menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Waluyo, 2011: 3) adalah sebagai berikut.

1) Secara analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung.

2) Secara dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap, sifat, dan tingkah laku tokoh. Melainkan membiarkan karakternya muncul sendiri lewat gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau penilaian tokoh maupun pelaku lain. Watak tokoh disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan dan lakuan tokoh. Bahkan dari penampilan fisik dan gambaran lingkungan maupun tempat tokoh. Cakapan maupun lakuan tokoh dan pikiran tokoh yang dipaparkan oleh pencerita bisa menyiratkan sifat wataknya. Metode ini membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri watak tokohnya.

9. Pendekatan Struktural

Struktur pada dasarnya adalah seperangkat unsur, yang antarunsur atau

seperangkat unsur itu terjalin satu hubungan. Menurut Pradopo (1987: 118), struktur adalah bangunan unsur-unsur yang bersistem dan antar

masing-masing unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik yang saling menentukan, sedangkan struktural adalah cara kerja pendekatan terhadap karya sastra secara ilmiah.

(49)

Analisis strukrtural karya sastra dalam hal ini fiksi dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan

antar unsur intrinsic fiksi yang bersangkutan (Nurgiantoro, 1995: 37).

Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi, dan

keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah keseluruhan. Analisis struktural tidak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi. Namun, yang lebih

penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan

yang ingin dicapai.

Berbicara tentang struktur karya sastra bila dikaitkan dengan novel

Pradopo mengatakan bahwa, novel merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa novel itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antar unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, dan

saling menentukan, Oleh karena itu, unsur-unsur dalam novel bukan hanya berupa kumpulan hal-hal yang berdiri sendiri melainkan hal-hal yang saling

terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung (Pradopo, 1987: 118).

Strukturalisme merupakan cara berpikir tentang dunia karya sastra yang diciptakan pengarang terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi

struktur-struktur novel tersebut. Oleh karena itu, kodrat tiap unsur dalam struktur itu tidak mempunyai makna dengan sendirinya, melainkan maknanya

(50)

adalah analisis novel ke dalam unsur-unsurnya dan fungsinya dalam novel, penguraian bahwa setiap unsur mempunyai makna hanya dalam kaitannya

dengan unsur-unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam struktur.

Penerapan tinjauan struktural ini diprioritaskan untuk menganalisis novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Unsur-unsur intrinsik, seperti tokoh dan penokohan yang ada dalam novel ini akan diulas secara mendalam dengan

menganalisis secara struktural. Analisis struktural dimaksudkan untuk menentukan tokoh utama dan teknik penokohannya yang ada dalam novel

(51)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, karena data utama dalam penelitian ini berupa kata-kata dan bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan. Penelitian ini menggunakan media bahan bacaan berupa novel

yang berjudul 728 HARI karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Hal ini selanjutnya dijelaskan oleh Moleong (2006: 6), penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

B. Metode Penelitian 1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan, dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural.

Pendekatan struktural bertujuan untuk menganalisis unsur tokoh dan penokohan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Dalam analisis itu diuraikan,

mengenai siapakah tokoh utamanya dan cara menentukan tokoh utama. Serta peneliti juga menentukan, bagaimana teknik penokohannya dan peneliti mencoba mengimplementasikannya dengan metode kooperatif model jigsaw II pada siswa

(52)

2. Metode

Metode yang dipakai oleh peneliti menggunakan metode deskriptif,

karena penelitiannya menghasilkan data tertulis berupa pendeskripsian tokoh dan penokohan yang terkandung di dalam novel 728 Hari karya

Djono W. Oesman. Metode deskriptif diartikan, sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya (Hadari, 2005: 73).

Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitiannya dengan cara

teknik membaca pada karya sastra berupa karya sastra novel berjudul 728 Hari karya Djono W. Oesman. Kemudian mencatat hal-hal yang menurut peneliti penting untuk diteliti.

C. Data dan Sumber Data

Judul : 728 HARI

Pegarang : Djono W. Oesman Halaman : 336

Penerbit : Best Media

Tahun terbit : 2015

Cetakan I : Oktober 2015

(53)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, lebih cermat, lengkap, sistematis, dan mudah untuk diolah (Arikunto,2002: 136). Instrumen

penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut (Sugiono,2013: 240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, dengan menggunakan teknik simak dan mencatat atau menggaris bawahi bagian yang

dianggap penting untuk dianalisis tokoh dan penokohan dalam bacaan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Mencari dan mengutip kalimat yang menunjukkan bahwa ada bukti tokoh dan penokohan di dalam bacaan novel tersebut. Mengelompokkan bagian-bagian tokoh dari tokoh utama, tambahan, teknik analitik, teknik dramatik. Kemudian, peneliti juga banyak membaca

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA. Peneliti juga mengambil beberapa reverensi sebagai gambaran

(54)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu berupa data kualitatif.

Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu:

1) Peneliti mendeskripsikan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman,

menggunakan pendekatan struktural yang berupa unsur instrinsik novel tokoh dan penokohannya. Kemudian, peneliti menentukan siapa saja yang dianggap sebagai tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, teknik dramatik dan apa

hubungannya di antara tokoh-tokoh tersebut.

2) Peneliti mendeskripsikan tokoh utama yang dilakoni di dalam novel berjudul

728 Hari karya Djono W. Oesman, sebagai terjadinya konflik dan cara penyelesaiannya.

3) Peneliti merelevansikan penggunaan metode kooperatif model jigsaw, dalam bentuk silabus dan RPP pada siswa SMA kelas XI semester I. peneliti lalu menganalisis tokoh dan penokohan dari novel 728 Hari karya Djono W.

(55)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam bab ini peneliti mengemukakan data implementasi metode kooperatif model jigsaw II, terhadap pembelajaran tokoh dan penokohan untuk SMA kelas XI semester I dalam novel 728 Hari karya Djono W.

Oesman. Novel ini terdiri dari tiga puluh dua bab. Dari tiga puluh dua bab, tersebut peneliti menggunakan analisis struktural yang diimplementasikan

untuk menganalisis tokoh dan penokohan pada bab empat belas, pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman dengan metode kooperatif model jigsaw II. Dalam tahapan ini, siswalah yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam

melaksanakan pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.

Tujuan dari jigsaw II ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari

semua materi tokoh dan penokohan sendirian. Setiap siswa yang ada di “kelompok asal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit

pembelajaran, yang terdiri dari tokoh sentral/utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik. Para siswa, kemudian bertemu dengan anggota

(56)

B. Pembahasan Metode Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Novel 728 Hari karya Djono W. Oesman

Melalui langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw II. Peneliti akan melakukan implementasi, terhadap unsur intrinsik tokoh dan penokohan

yang terdiri dari tokoh sentral/utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik dalam bab empat belas novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Berikut ini adalah

langkah-langkah metode jigsaw II dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. 1) Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan mengenai unsur intrinsik tokoh dan penokohan, dan memberikan

penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw II dalam proses belajar mengajar.

2) Membaca

Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok dasar/asal, dan diminta untuk membaca sinopsis novel 728 Hari. Setiap anggota kelompok

(57)

3) Diskusi kelompok ahli

Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok

ahli.

4) Diskusi kelompok asal

Peserta didik kembali berkumpul ke dalam kempok asal, dan bergantian mengajarkan teman kelompoknya tentang hasil diskusi dari kelompok ahli.

5) Presentasi kelompok asal

Setelah berdiskusi sebagai tim ahli setiap kelompok kembali ke

dalam kelompok asal untuk mepresentasikannya, dan anggota kelompok yang lain mendengarkan.

6) Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi kelompok. 7) Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan.

C. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian pembahasan di atas, peneliti akan

mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran metode jigsaw II, tersebut ke dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.

(58)

1. Orientasi

Di dalam orientasi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. kepada siswa

untuk dipelajari hari ini, yaitu:

a. Siswa dapat menjelaskan pengertian tokoh dan penokohan.

b. Siswa dapat menganalis 6 langkah penentu tokoh utama. c. Siswa dapat menganalisis tokoh tambahan.

d. Siswa dapat menganalisis penokohan berdasarkan teknik analitik.

e. Siswa dapat menganalisis penokohan berdasarkan teknik dramatik.

Setelah guru selesai menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan hari ini, kemudian guru memberikan penekanan pada siswa tentang manfaat yang di dapat dengan menggunakan metode jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Manfaat yang diharapkan oleh guru kepada siswa,

yaitu:

1. Meningkatkan pencapaian prestasi siswa untuk lebih aktif, dan kreatif

di dalam kelas.

2. Mengembangkan hubungan antar kelompok.

3. Memberi kesempatan untuk siswa dapat menerapkan dan

mengembangkan ide yang dimiliki.

2. Membaca

Dalam kegiatan membaca, siswa dikelompokkan menjadi kelompok dasar/asal. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari. Materi tersebut berupa unsur intrinsik tokoh

(59)

bahas oleh kelompok ahli, yaitu: (1) tokoh utama; (2) tokoh tambahan; (3) teknik analitik dan; (4) teknik daramatik.

3. Diskusi Kelompok Ahli

Dalam kelompok ahli, siswa yang mendapat topik materi yang sama

berkumpul dan membentuk kelompok baru yang disebut sebagai tim ahli. A. Tokoh

1. Tokoh Utama/ Sentral

Berdasarkan penelusuran tokoh dan penokohan pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, peneliti menemukan adanya tokoh utama dalam novel

tersebut, yaitu Eva Meliana Santi atau Eva, karena tokoh ini menjadi sorotan utama dalam penceritaan keseluruhan novel. Penelusuran ini juga didasarkan

pada intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa yang membangun cerita dari peristiwa awal hingga akhir cerita. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam kutipan di bawah ini:

a. Pusat penceritaan

Pusat Penceritaan pada novel dimulai saat dr Yudha memeriksa Eva dan

melihat ruam-ruam merah di bagian pipi dan tanda-tanda lainnya termasuk rambut Eva yang sering rontok. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan:

(60)

(2) Dokter memungut sesuatu di atas bantal. Ternyata rambut, sekitar lima puluh helai Eva rontok (Oesman, 2015: 45).

Pusat penceritaan juga muncul ketika Eva diminta dokter Chaterine untuk perencanaan BMP atau pengeboran dibagian tulang sumsum. pengeboran tersebut

dibantu oleh dokter ahli bernama dr Abidin Widjanarko karena ruam merah kini

sudah berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:

(3) “Eva sudah matap BMP, ya?” tanya dr Chaterine. “Seratus persen, Dok.” (Oesman, 2015: 109).

(4) Eva menekuk tubuh sedikit lagi. Meringkuk, tulang punggung melengkung (Oesman, 2015: 110).

(5) Dr Abidin Widjanarko masuk, menyapa ramah Eva. Dokter membuka kancing jubah Eva bagian belakang. Lantas mengoleskan cairan warna ungu di kulit tulang belakang (Oesman, 2015: 112).

Pada tahun 1992 Eva di rawat di RSCM selama dua bulan dan wajah Eva mengalami pembengkakan akibat banyak minum obat serta infus. Hal ini

dibuktikan dalam kutipan:

(6) Wajah Eva tembem, bengkak bundar seperti bulan, akibat kebanyakan obat (Oesman, 2015: 200).

Kutipan di atas, menjadi pusat dan awal penceritaan tokoh utama Eva. Pusat peceritaannya bermula saat tanda-tanda Lupus mulai muncul. Eva mengalami

sakit berketerusan demam sampai dikira menderita sakit DBD dan tipus. Sampai akhirnya Sugiarti membawa Eva berpindah-pindah dokter untuk mengetahui hasil

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana penokohan dan konflik batin tokoh utama yang bernama Karla dalam novel Forgiven dengan mempergunakan teori psikologi sastra

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan tokoh, penokohan, alur, latar, tema, dan nilai kesetiaan tokoh utama dalam novel ibuk, karya Iwan Setyawan dalam bentuk kata-kata

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan psikologi tokoh utama (Agus) dalam drama “Pinangan” karya Anton Chekov?. Tujuan penelitian ini adalah

Rumusan masalah pada pelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja sebelum dan sesudah diterapkan

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel Hujankarya Tere Liye dan mendeskripsikan implikasi hasil

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “ Apakah penerapan metode jigsaw

Berdasarkan masalah yang dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bentuk masalah kejiwaan tokoh Jaleswari dalam novel Batas, (2) Mendeskripsikan penyebab