ABSTRAK
EFEK BUAH APEL (Pyrus malus Sylvestris Mill.) SEBAGAI ANTI DIARE PADA MENCIT
GALUR SWISS WEBSTER
Raden Ahyar Nugraha, 2006
Pembimbing I : Endang Evacuasiany, dra., Apt., MS., AFK Pembimbing II :Lusiana Darsono, dr., M.Kes
Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill) telah lama dikenal sebagai buah yang memiliki banyak khasiat sebagai obat, salah satunya sebagai anti diare. Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, dengan kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya, yaitu lebih dari 200 ml/24 jam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan efektifitas pemberian buah apel sebagai anti diare pada mencit dengan melihat pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas defekasi serta motilitas usus.
Metode penelitian ini adalah laboratorium eksperimental menggunakan 40 ekor mencit galur Swiss Webster yang dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit yaitu, kontrol positif (diberikan loperamid), kontrol negatif (diberikan akuades), dan 3 kelompok uji yang diberikan variasi dosis dari apel, yaitu 15 mg, 75 mg, dan 150 mg.
Hasil penelitian menunjukkan waktu transit intestinal dan perubahan konsistensi memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok uji (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada frekuensi defekasi (p>0,05).
ABSTRACT
INFLUENCE OF APPLE (PYRUS MALUS SYLVESTRIS MILL.) AS ANTI DIARRHEA TOWARD SWISS WEBSTER STRAIN MICE
Raden Ahyar Nugraha, 2006
Tutor I : Endang Evacuasiany, dra., Apt., MS., AFK
Tutor II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes
Apple fruit (Pyrus Malus Sylvestris Mill.) are long known as the fruit which has many effects as medicine, one of which are as anti diarrheals Diarrhea is a condition where the consistency of faeces is liquid or half liquid, with water composition is more than 200 ml/24 hours, usually occurs for less than 15 days..
The purpose of this research is to know the influence and effectivity of apple fruit as anti diarrheal agents toward mice by comparing its effects on the quality and quantity of defecation and intestine motility.
The method used a laboratory experimental research using 40 Swiss Webster
mice which are divided into five groups, each group consist of four mice which is positive control (which is given loperamid), negatif control (which is given aquadest), and 3 test group which has a dose variaton of apple, 15 mg, 75 mg, and 150 mg.
The result shows that there is a significant difference of transit intestinal time and consistency between the negatif control group and the test group (p<0,05). Meanwhile there is no significant difference on the frequency of defecation( p>0,05).
The conclusion is that apple has an influnce towards mice as an anti diarrhea agents by decreasing the motility of large intestine and increase the solidity of faeces, meanwhile apple has no effects decreasing the frequencies of defecation.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 2
1.3. Maksud dan Tujuan... 2
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3
1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2. Hipotesis... 4
1.6. Metodologi ... 4
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4
2.1.4.1. Gejala Klinik ... 10
2.1.4.2. Komplikasi ... 11
2.2. Anatomi Fisiologi Usus Besar, Rektum, dan Anus Manusia... 11
2.2.1. Anatomi Usus Besar, Rektum, dan Anus Manusia... 11
2.2.1.1. Sekum ... 12
2.2.1.2. Kolon... 12
2.2.1.3. Rektum dan Anus... 13
2.2.2. Fisiologi Usus Besar ... 13
2.2.2.1. Fungsi Usus Besar... 13
2.2.2.2. Absorbsi dan Sekresi pada Usus Besar ... 14
2.2.2.3. Motilitas Usus dan Mekanisme Defekasi ... 14
2.3. Pengobatan Diare ... 15
2.3.1. Obat Intra Luminal... 16
BAB III ALAT BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat Dan Bahan... 25
3.1.1. Alat... 25
3.1.2. Bahan ... 25
3.1.3. Hewan Coba... 25
3.2. Metode Penelitian ... 26
3.2.4.2. Persiapan Bahan Uji... 28
3.2.4.3. Metode Transit Intestinal ... 28
3.2.4.4. Metode Proteksi Terhadap Diare Oleh Oleum Ricini... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 30
4.2. Pembahasan... 36
4.3. Uji hipotesis ... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 38
5.2 Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA... 39
LAMPIRAN... 42
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Pengamatan Rasio yang Ditempuh Oleh Norit Terhadap Panjang
Usus Seluruhnya ... 30 Tabel 4.2 Frekuensi Defekasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Uji ... 31 Tabel 4.3 Konsistensi Feses Mencit 1 Kelompok Kontrol dan Kelompok
Uji ... 32 Tabel 4.4 Konsistensi Feses Mencit 2 Kelompok Kontrol dan Kelompok
Uji ... 32 Tabel 4.5 Konsistensi Feses Mencit 3 Kelompok Kontrol dan Kelompok
Uji ... 33 Tabel 4.6 Konsistensi Feses Mencit 4 Kelompok Kontrol dan Kelompok
Uji ... 33
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Anatomi Usus Besar, Rektum, dan Anus Manusia ... 11 Gambar 2.2 Buah Apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) ... 19 Gambar 2.3 Tanaman Buah Apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) ... 19
DAFTAR LAMPIRAN
42
Lampiran 1 :
PERHITUNGAN DOSIS
Perhitungan Dosis Apel :
Dosis Apel untuk manusia adalah 5.75 g.
Faktor konversi untuk menit adalah 0,0026
Dosis yang digunakan adalah 1, 5, dan 10 kali dosis manusia.
Aquadest yang digunakan 0,5 ml
Perhitungan dosis : dosis 1 : 5.75 g x 0,0026 x 1 = 0,015 g/0,5 ml
= 15 mg/0,5 ml
dosis 5 : 5.75 g x 0,0026 x 5 = 0,075 g/0,5 ml
= 75 mg/0,5 ml
dosis 10 : 5.75 g x 0,0026 x 10 = 0,15 g/0,5 ml
= 150 mg/ 0,5 ml
Perhitungan dosis Loperamid :
Dosis Loperamid untuk mencit 0,06 mg/ml
1 tablet Loperamid = 2 mg
Dilarutkan dalam CMC 1%
2 mg + x ml CMC 1 %
0,06 mg : ml = 2 mg : x ml
x = 33.3 ml
43
Lampiran 2 :
Hasil Pengolahan Data Rasio Usus Menggunakan Program SPSS dengan
Metode Uji Anova Satu Arah dan Analisis Multiple Comparison Test dari Tukey
HSD
Frequencies
Statistics
4 4 4 4 4
0 0 0 0 0
,7675 ,5425 ,6375 ,5850 ,6375
2,062E-02 3,862E-02 3,304E-02 5,802E-02 3,594E-02
,75 ,49 ,60 ,53 ,59
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
44
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Oneway
Descriptives
statistik
4 ,7675 2,062E-02 1,031E-02 ,7347 ,8003 ,75 ,79
4 ,5425 3,862E-02 1,931E-02 ,4810 ,6040 ,49 ,58
4 ,6375 3,304E-02 1,652E-02 ,5849 ,6901 ,60 ,68
4 ,5850 5,802E-02 2,901E-02 ,4927 ,6773 ,53 ,66
4 ,6375 3,594E-02 1,797E-02 ,5803 ,6947 ,59 ,67
20 ,6340 8,506E-02 1,902E-02 ,5942 ,6738 ,49 ,79
kon.neg
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval for Mean
45
Test of Homogeneity of Variances
statistik
1,152 4 15 ,371
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
statistik
,114 4 2,862E-02 18,665 ,000
2,300E-02 15 1,533E-03
Squares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: statistik Tukey HSD
,2250* 2,769E-02 ,000 ,1395 ,3105
,1300* 2,769E-02 ,002 4,450E-02 ,2155
,1825* 2,769E-02 ,000 9,700E-02 ,2680
,1300* 2,769E-02 ,002 4,450E-02 ,2155
-,2250* 2,769E-02 ,000 -,3105 -,1395
-9,5000E-02* 2,769E-02 ,026 -,1805 -9,4985E-03
-4,2500E-02 2,769E-02 ,557 -,1280 4,300E-02
-9,5000E-02* 2,769E-02 ,026 -,1805 -9,4985E-03
-,1300* 2,769E-02 ,002 -,2155 -4,4498E-02
9,500E-02* 2,769E-02 ,026 9,498E-03 ,1805
5,250E-02 2,769E-02 ,360 -3,3002E-02 ,1380
,0000 2,769E-02 1,000 -8,5502E-02 8,550E-02
-,1825* 2,769E-02 ,000 -,2680 -9,6998E-02
4,250E-02 2,769E-02 ,557 -4,3002E-02 ,1280
-5,2500E-02 2,769E-02 ,360 -,1380 3,300E-02
-5,2500E-02 2,769E-02 ,360 -,1380 3,300E-02
-,1300* 2,769E-02 ,002 -,2155 -4,4498E-02
9,500E-02* 2,769E-02 ,026 9,498E-03 ,1805
,0000 2,769E-02 1,000 -8,5502E-02 8,550E-02
5,250E-02 2,769E-02 ,360 -3,3002E-02 ,1380
(J) perlakuan
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval
46
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000. a.
Hasil Pengolahan Data Frekuensi Defekasi Menggunakan Program SPSS
dengan Metode Uji Chi Square
NPar Tests
47
Hasil Pengolahan Data Konsistensi Feses Menggunakan Program SPSS dengan
Metode Uji Chi Square
NPar Tests
Chi-Square Test
Frequencies
PERLAKUAN
Observed N Expected N Residual
DM 1 88 80.8 7.2
DM 5 58 80.8 -22.8
DM 10 66 80.8 -14.8
Kon.neg 133 80.8 52.2
Kon.Pos 59 80.8 -21.8
Total 404
Test Statistics
PERLAKUAN
Chi-Square 49.391 df 4
Asymp. Sig. .000
48
RIWAYAT HIDUP
Nama : Raden Ahyar Nugraha
Nomor Pokok Mahasiswa : 0210065
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 1 November 1984
Alamat : Jl.Kembar Mas IV no.29
Bandung 40254
Riwayat Pendidikan :
• 1996 lulus SDN Banjarsari V Bandung • 1999 lulus SMPN 5 Bandung
• 2002 lulus SMUN 5 Bandung
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare merupakan gejala penyakit yang cukup sering terjadi di masyarakat. Dahulu
bahkan diare merupakan penyebab tertinggi angka kematian di Indonesia. Separuh
dari pasien anak di rumah sakit menderita penyakit tersebut, dan semakin lama
semakin banyak masalah yang terkait dengan diare (Yati, 2005). Diare memiliki
pengaruh yang berlainan baik di negara maju maupun di negara yang berkembang,
yang mana diare di negara ketiga telah menyebabkan sekitar 5-8 juta kematian per
tahun. Lebih dari satu miliar orang di dunia mengalami diare setiap tahunnya, dan
hampir separuhnya terganggu aktivitas sehari-harinya (Ahlquist, 2001).
Diare adalah keadaan yang mana frekuensi buang air besar seseorang melebihi
normal dengan konsistensi yang encer atau tidak berbentuk. Selain itu, berat feses
pada orang dewasa >200g/kgBB, sedangkan pada bayi >10g/kgBB (Ahlquist, 2001).
Kebanyakan diare disebabkan oleh karena malabsorbsi cairan dan elektrolit oleh
saluran pencernaan. Diare merupakan gejala suatu penyakit, bukan penyakit
tersendiri, dan umumnya timbul karena passage bolus makanan terlalu cepat dan
terganggunya resorpsi air dan elektrolit di dalam usus besar (Sujono Hadi, 1999).
Diare dapat disebabkan oleh virus, keracunan makanan karena bakteri, dan reaksi
alergi. Selain itu diare juga dipengaruhi oleh keadaan emosi dan psikis seseorang
(Goldfinger, 1977).
Pengobatan dalam menanggulangi diare perlu memperhatikan adanya dehidrasi
pada penderita, sehingga diperlukan pengganti elektrolit dan cairan selain itu juga
dengan pengaturan diet yang berguna untuk mengurangi frekuensi buang air besar.
Terapi dengan obat atau zat aktif tertentu juga diperlukan untuk mengurangi bahkan
2
digunakan untuk mengurangi gejala diare tersebut adalah dengan zat pektin. Zat ini
umum ditemukan pada buah-buahan, diantaranya buah apel (Pyrus malus). Buah apel
memiliki kandungan pektin yang cukup tinggi, kurang lebih 2 gram pektin per buah
apel (Parziale, 2005). Pektin merupakan suatu serat yang mampu mengikat cairan.
Pektin bekerja dengan membentuk gumpalan seperti gel saat zat pektin ini berikatan
dengan cairan. Selain itu pektin juga dapat bekerja melawan bakteri tertentu yang
dapat menyebabkan diare, dan pektin oleh flora normal di usus dapat membentuk
suatu lapisan yang dapat menutupi bagian usus yang mengalami iritasi, selain itu
juga, pektin bekerja dengan menghambat motilitas usus (Yajima, 1985)
Berdasarkan pengetahuan yang didapat dari keterangan diatas, penulis tertarik
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pektin yang terdapat di dalam buah apel
dapat mengurangi atau bahkan mengatasi gejala yang disebabkan oleh diare.
1.2 Identifikasi Masalah
• Apakah buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) mengurangi motilitas usus • Apakah buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) mengurangi frekuensi
defekasi
• Apakah buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) memperpadat konsistensi feses mencit.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian : Untuk mengetahui pengaruh buah apel terhadap mencit yang
telah dibuat diare.
3
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui efektivitas apel untuk mengurangi gejala
diare pada mencit dengan menggunakan metode transit intestinal dan metode proteksi
terhadap diare oleh Oleum ricini
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis yang didapat dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan buah apel sebagai pengobatan
tradisional.
Manfaat praktis yang didapat dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk meyakinkan
masyarakat untuk menggunakan buah apel sebagai terapi alternatif diare.
1.5 Kerangka Pemikiran dan hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Diare merupakan keadaan yang mana frekuensi buang air besar seseorang
melebihi normal, disertai nyeri dan kejang perut, dapat juga disertai dengan muntah
dan mual. Obat anti diare pada umumnya bekerja dengan memperlambat gerak
peristaltik usus dan mengurangi pengeluaran cairan yang berlebih sehingga frekuensi
defekasi berkurang dan memperbaiki konsistensi feses. Selain itu ada juga yang
menghilangkan spasme dan nyeri., dan juga yang bersifat menenangkan., dapat juga
diusahakan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang selama proses diare tersebut
(Goldfinger, 1977).
Kandungan aktif apel adalah pektin, tannin dan flavonoid (www.dnet.net.id, 2005).
Kandungan yang terpenting untuk penanganan diare adalah pektin. Pektin bekerja
4
usus dapat membentuk suatu lapisan yang dapat melapisi dinding permukaan usus
yang mengalami iritasi, serta menghambat motilitas usus, sehingga fungsi intestinal
dapat ditingkatkan (Yajima,1985). Berdasarkan efek-efek diatas, apel dapt digunakan
sebagai anti diare
1.5.2. Hipotesis
• Apel mengurangi motilitas usus mencit • Apel menurunkan frekuensi defekasi • Apel memperpadat konsistensi feses.
1.6 Metodologi
Metode penelitian merupakan laboratorium eksperimental sungguhan yang
dilakukan dengan menggunakan metode transit intestinal dan metode proteksi
terhadap pada mencit yang dibuat diare oleh Oleum ricini. Analisis data
menggunakan metode Anova dan Tukey HSD untuk rasio, sedangkan frekuensi
defekasi dan konsistensi menggunakan metode Chi Square.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha. Penelitian tersebut dimulai pada bulan Februari
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
• Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) mengurangi motilitas usus
• Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) tidak menurunkan frekuensi defekasi. • Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) memperpadat konsistensi feses.
5.2 Saran
Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas buah apel sebagai
antidiare dengan menambah jumlah hewan coba, dan mencoba variasi dosis yang
lain.
Selain itu bisa juga dilakukan uji toksisitas dari buah apel. Selain itu, dapat
dilakukan penelitian lain untuk mengetahui efek lain dari buah apel selain sebagai
39
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://www.ansci.cornell.edu, 2005.
Anonim, http://www.dnet.net.id, 2005.
Anonim, http://www.interna.or.id, 2005
Anonim, http://www.iptek.net.id, 2005
Anonim, http://www.pdrhealth.com, 2005
Anonim, http://www.ppmplp.depkes.go.id, 2005
Anonim, http://www.worldconsortium.com, 2005
Anonim, http://halfreycottage.com/logs/00000041.html, 2005
Anonim, http://halfreycottage.com/logs/00000041.html, 2005
Ahlquist, David A., Camillen, Michael. 2001. Harrison Principle of Internal
Medicine. USA : McGraw-Hill. 240-242.
Azalia A., Udin S. 2003. Obat Lokal. dalam : Sulistia G.G., editor : Farmakologi dan
Terapi. Edisi 4. Jakarta : Universitas Indonesia. 511-512.
Carbone John V., Grandborg Lloyd L., Silverman Sol. 1984. Current Medical
40
Ganong Willian.F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta : EGC. 491-499.
Goldfinger S.E. 1977. Harrison’s Principle o f Internal Medicine. 8th. Edition. London : McGraw Hill. 210-214.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta : Yayasan Wana Jaya.
852-853.
Jafri Syed., Pasricha Pankaj J. 2001. Goodman’s and Gilman’s : The
Pharmacological basis of Therapeutics. 10th Edition. New York : McGraw-Hill. 1037-1041.
Martini Frederic. 2004. Fundamental of Anatomy and Physiology. 6th Edition. Pearson Educational International. 914, 910-919.
Mills Simon., Bone Kerry. 2000. Principles of Pythotherapy : Modern Herbal
Medicine. British : Churchill Livingstone. 31-37.
Mycek Mary J., Harvey Richard A., Champe Pamela C. 1995. Farmakologi Ulasan
Bergambar. Edisi 2. Jakarta : Widya Medika. 137, 248.
Parziale E. 2000. http://earthnotes.tripod.com/apple.htm. 2005.
Price Sylvia., Wilson Lorraine M., 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. 410-411.
Schultze V., Hansel R., Tyler V.E. 1988. Rational Pythotherapy : A physician Guide
to Herbal Medicine. 3rd Edition. Berlin : Springer. 194-195.
Singgih Santoso. 2004. Spss versi 10 : Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. 261, 393-400.
41
Srisupar Yati Soenarto. 2005. http://www.republika.co.id. 2005.
Sujono Hadi. 1999. Gastroenterologi. Bandung : Alumni. 37-42.
Taizo Watanabe. 1995. Medical Herb Index in Indonesia. 2nd Edition. Jakarta : P.T Eisai Indonesia. 130.