ABSTRAK
PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, DAN TRUST TERHADAP
BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY
(Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret)
Filipus Damas Angga Kusuma NIM : 102114095 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, dan trust terhadap behavioral intention to use e-money, serta mengetahui pengaruh perceived risk dan perceived ease of use terhadap perceived usefulness. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena e-money merupakan perkembangan teknologi dalam bidang ekonomi yang sangat memberikan keuntungan, namun minat masyarakat untuk menggunakannya masih rendah.
Jenis penelitian merupakan penelitian empiris. Penelitian ini menggunakan 94 responden sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas konvergen, uji validitas diskriminan, dan uji reliabilitas model pengukuran serta pengujian hipotesis dilakukan dengan uji inner model menggunakan SmartPLS 2.0M3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa behavioral intention to use e-money dipengaruhi oleh perceived ease of use, perceived usefulness, dan trust. Perceived risk tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use e-money. (3) Perceived risk dan perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulness e-money.
Kata kunci : Perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, trust,
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, AND TRUST TO BEHAVIORAL
INTENTION TO USE E-MONEY
(THE EMPIRICAL STUDY OF: POTENTIAL USERS OF ELECTRONIC MONEY OF INDOMARET CARD)
Filipus Damas Angga Kusuma perceived usefulness, perceived risk, and trust to behavioral intention to use e-money, as well as the influence of perceived risk and perceived ease of use to perceived usefulness. This research is important because e-money is the development of technology in the economic field. This product is useful, but the customer intention to use it is low.
The type of this research was empirical research. The Samples were obtained through questionnaire. There were 94 respondents that obtained through purposive sampling method. Testing of the hypotheses was conducted by inner model smartpls 2.0m3.
The results showed that behavioral intention to use e-money was influenced by perceived ease of use, perceived usefulness, and trust. On the other hand perceived risk was not influenced the behavioral intention to use e-money. Perceived risk and perceived ease of use influenced perceived e-money usefulness.
Keyword: Perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, trust
i
PENGARUHPERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK,DANTRUSTTERHADAPBEHAVIORAL
INTENTION TO USE E-MONEY
(Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Filipus Damas Angga Kusuma
NIM : 102114095
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
“Hidup Tidak Menghadiahkan Barang Sesuatupun Kepada
Manusia Tanpa Bekerja Keras”
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapak dan Ibu tercinta
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
“PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED
USEFULNESS, PERCEIVED RISK, DAN TRUST TERHADAP
BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY (Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret)”
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Oktober 2014 adalah hasil karya saya
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 28 November 2014 Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Filipus Damas Angga Kusuma
Nim : 102114095
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, DAN TRUST TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY (Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 28 November 2014 Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan rahmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena hal tersebut penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Ilsa Haruti Suryandari S.E.,S.IP.,M.Sc., Ak., C.A. selaku Dosem
Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Nicko Kornelius Putra S.E. yang membantu memberikan referensi-referensi
yang sangat berguna pada saat penulis mengerjakan skripsi.
4. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak AL. Cipto Wardoyo, Ibu Ch. Suyatmini dan Dionisius Dimas Andi
Wijaya yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam
viii
6. Mbak Emer, Cleo, Yosa, Punk, Hade, Toko, Zinedine, Seta .A dan semua
rekan-rekan yang membantu penulis dalam berdiskusi bersama mengenai
materi.
7. Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2010 terutama teman-teman
kelas MPT yang selalu bersama dalam menghadapi masalah.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 28 November 2014
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Smart Card ... 10
1. Definisi Smart Card ... 10
2. Tipe Smart Card ... 11
B. Teknologi Informasi ... 12
1. Pengertian Teknologi Informasi ... 12
2. Jenis jenis Sistem Teknologi Informasi ... 13
x
C. Konsep Adopsi Teknologi (TAM) ... 16
D. Perceived Usefulness ... 18
E. Perceived Ease of Use ... 18
F. Trust ... 19
G. Perceived Risk ... 20
H. Bihavioral Intention to Use... 21
I. Penelitian Sebelumnya ... 22
J. Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Subjek dan Objek Penelitian... 35
B. Metode dan Desain Penelitian ... 35
1. Metode Penelitian... 35
2. Jenis Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel... 36
1. Populasi ... 36
2. Sampel ... 36
3. Teknik Sampling ... 37
C. Metode Pengumpulan Data ... 38
1. Jenis Data... 38
2. Teknik Pengumpulan Data ... 38
D. Definisi Operasional Variabel ... 40
1. Variabel Eksogen (Independen) ... 41
2. Variabel Endogen (Dependen) ... 43
E. Teknik Analisis Data ... 46
1. Model Pengukuran (Outer Model)... 48
a) Uji Validitas... 48
1) Uji Validitas Konvergen... 48
2) Uji Validitas Diskriminan ... 49
b) Uji Reliabilitas... 49
xi
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 54
A. Instrumen Pembayaran di Indonesia ... 54
1. DefinisiE-money ...54
2. ManfaatE-money ...56
B. Sejarah Perkembangan Indomaret ... 57
C. Visi dan Budaya Indomaret ... 58
D. Produk dan Layanan Indomaret... 59
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 62
A. Gambaran Umum Responden... 62
B. Model Pengukuran (Outer Model) ... 65
1. Uji Validitas... 65
2. Uji Reliabilitas ... 70
C. Model Struktural (Inner Model) ... 72
D. Analisis Efek Langsung Dan Total Efek ... 78
E. Hasil Penelitian... 81
BAB VI PENUTUP ... 89
A. Kesimpulan... 89
B. Keterbatasan Penelitian ... 90
C. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indikator Variabel SetelahPre-test...45
Tabel 2 Skor Jawaban Kuesioner... 46
Tabel 3 Responden Menurut Jenis Kelamin ... 62
Tabel 4 Responden Menurut Umur... 63
Tabel 5 Tingkat Pendidikan Responden ... 63
Tabel 6 Jenis Pekerjaan Responden... 64
Tabel 7 Uji Validitas DenganOuter Loading...67
Tabel 8 Uji Validitas DenganCommunalitydan AVE... 68
Tabel 9 Uji Validitas DenganCross Loading...69
Tabel 10 Uji Reliabilitas DenganComposite Reliability ...71
Tabel 11 Koefisien Determinasi ... 72
Tabel 12 Analisis Hubungan dan Uji Hipotesis... 75
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Technology Acceptance Model(TAM) ... 17
Gambar 2 Model Penelitian Setiawan (2006) ... 23
Gambar 3 Model Penelitian Ainur Rofiq (2007)... 24
Gambar 4 Model Penelitian Candraditya dan Idris (2013) ... 25
Gambar 5 Model Penelitian Meuthia (2011)... 26
Gambar 6 Hipotesis Penelitian ... 29
Gambar 7 Model Pengukuran Setelah ProsesAlgorithm ...66
xiv
ABSTRAK
PENGARUHPERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK,DANTRUSTTERHADAPBEHAVIORAL
INTENTION TO USE E-MONEY
(Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret)
Filipus Damas Angga Kusuma NIM : 102114095 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhperceived ease of use,perceived usefulness,perceived risk, dantrust terhadapbehavioral intention to use e-money, serta mengetahui pengaruh perceived risk dan perceived ease of useterhadapperceived usefulness. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena e-money merupakan perkembangan teknologi dalam bidang ekonomi yang sangat memberikan keuntungan, namun minat masyarakat untuk menggunakannya masih rendah.
Jenis penelitian merupakan penelitian empiris. Penelitian ini menggunakan 94 responden sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas konvergen, uji validitas diskriminan, dan uji reliabilitas model pengukuran serta pengujian hipotesis dilakukan dengan ujiinner modelmenggunakanSmartPLS 2.0M3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwabehavioral intention to use e-money dipengaruhi oleh perceived ease of use, perceived usefulness, dan trust. Perceived risk tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use e-money. (3) Perceived risk dan perceived ease of use berpengaruh terhadapperceived usefulness e-money.
xv
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED
USEFULNESS, PERCEIVED RISK, AND TRUST TO
BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY
(THE EMPIRICAL STUDY OF: POTENTIAL USERS OF
ELECTRONIC MONEY OF INDOMARET CARD)
Filipus Damas Angga Kusuma NIM : 102114095 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
This research aims to determine the influence of perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, and trust to behavioral intention to use e-money, as well as the influence of perceived risk and perceived ease of use to perceived usefulness. This research is important because e-money is the development of technology in the economic field. This product is useful, but the customer intention to use it is low.
The type of this research was empirical research. The Samples were obtained through questionnaire. There were 94 respondents that obtained through purposive sampling method. Testing of the hypotheses was conducted by inner model smartpls 2.0m3.
The results showed that behavioral intention to use e-money was influenced by perceived ease of use, perceived usefulness, and trust. On the other hand perceived risk was not influenced the behavioral intention to use e-money. Perceived risk and perceived ease of use influenced perceived e-money usefulness.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi yang semakin berkembang merambah berbagai
konsentrasi bidang, tidak terkecuali bidang ekonomi akuntansi.
Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki banyak cabang
membuatuhkan aplikasi-aplikasi teknologi yang berbasis pada ekonomi
akuntansi, sehingga transfer informasi semakin cepat. Salah satu
perkembangan teknologi yang dimanfaatkan dalam bidang ekonomi
akuntansi adalah e-money. Aplikasi e-money ini menggunakan teknologi
dari kartu pintar (smart card)
Kartu pintar (smart card) memiliki chip dan komponen prosesor
sehingga kartu pintar ini dapat digunakan untuk melakukan penyimpanan
data serta dapat menambah, menghapus, dan merubah informasi yang ada
didalamnya. Perusahaan-perusahaan banyak yang mulai menggunakan
kartu pintar ini sebagai e-money dengan bekerjasama dengan pihak
perbankan dan dengan tujuan untuk mempermudah konsumen dalam
melakukan transaksi.
Produk e-moneymerupakan alat pembayaran yang diterbitkan atas
dasar nilai uang yang disetor lebih dahulu oleh pemegang produke-money
kepada penerbit. Nilai uang akan disimpan secara elektronik dalam suatu
media yang akan digunakan sebagai alat pembayaran. Produk e-money
khususnya untuk bisnis ritel karena transaksi akan menjadi lebih mudah,
cepat, dan murah sehingga di masa yang akan datang produk e-money
memiliki potensi untuk menggeser uang tunai.
Penggunaane-moneydi Indonesia memang kian marak belakangan
ini, hal ini terjadi karena e-money dirasa sangat dibutuhkan oleh
masyarakat karena dianggap memberikan berbagai manfaat dalam
melakukan transaksi yang cepat, mudah dan dapat digunakan untuk
pembayaran yang bernilai kecil seperti pada pembayaran berbagai macam
tagihan, pembelian BBM di SPBU, membayar biaya tol, biaya parkir, dan
transaksi pembelanjaan lainya. Bank Indonesia telah memberikan izin
kepada beberapa penerbit e-moneyyaitu Bank Mandiri dengan kartu e-toll
dan bekerjasama dengan Indomaret dengan Kartu Indomaret, BCA dengan
produk Flazz Card dan Gaz Card, BRI dengan produk Brizzi dan berbagai
macam produk yang lain.
Secara khusus Bank Indonesia mengeluarkan perijinan No.
11/12/PBI/2009 yang mengatur tentang e-money. Peraturan ini didasari
oleh keinginan untuk memisahkan Peraturan tentang E-money dan
Peraturan tentang Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)
yang mempunyai karakteristik berbeda dengan e-money sehingga dirasa
memerlukan peraturan tersendiri.
Dalam implementasinya dari sisi masyarakat, pengembangan
sistem pembayaran e-money ini terkendala pada kesiapan masyarakat
kemudahan dan manfaat dan kepercayaan terhadap vendor (penerbit)
ditawarkan oleh e-money masih sangat kurang, selain itu persepsi
masyarakat akan resiko darie-moneyyang melekat. Masyarakat Indonesia
masih lebih memilih menggunakan uang tunai sebagai alat bayar, dimana
memegang uang masih merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia.
Persepsi dari pengguna smart card yang dipergunakan untuk
e-money sebagai bagian dari perkembangan teknologi dapat dilihat dengan
teori TAM (Technology Accepted Model). Teori TAM (Technology
Acceptance Model) digunakan untuk melihat persepsi dari pengguna
e-moneykarena TAM merupakan model perilaku pemanfaatan teknologi dan
literatur sistem informasi manajemen.
TAM ini dikemukakan oleh Davis (1986) yang mengembangkan
kerangka pemikiran tentang niat pemanfaatan teknologi informasi. TAM
berfokus pada sikap terhadap pemakaian teknologi informasi oleh pemakai
dengan mengembangkanya berdasarkan perceived usefulness dan
perceived ease of use. Menurut model TAM ini perceived usefulness dan
perceived ease of use dalam sebuah teknologi oleh seseorang merupakan
persepsi seseorang yang dapat mempengaruhi kemauan seseorang untuk
menerima atau tidak sebuah teknologi dalam kehidupanya.
Selain dariperceived ease of usedanperceived usefulness, persepsi
seseorang terhadap resiko (perceived risk) juga merupakan faktor orang
untuk menggunakan teknologi smart card yang diaplikasikan sebagai
kapital seseorang maka resiko atau keamanan dari teknologi tersebut akan
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap teknologi tersebut. Hal yang
paling mendasar dalam persepsi seseorang untuk menggunakan suatu
teknologi adalah unsur trust seseorang terhadap suatu teknologi dan juga
merupakan dasar seseorang untuk menerima sebuah teknologi baru dalam
kehidupanya.
Penelitian ini menganalisis tentang Kartu Indomaret yang
merupakan kartu prabayar contactless smart yang diterbitkan oleh Bank
Mandiri dengan bekerjasama dengan PT Indomarco Prismatama
(Indomaret). Fungsi utama dari Kartu Indomaret ini adalah sebagai
pengganti uang cash untuk transaksi belanja dan pembayaran tagihan
bulanan. Keunikan dari Kartu Indomaret ini adalah bahwa kartu dapat
dipindahtangankan, saldo terdapat di kartu dan dapat diisi ulang. Kartu
Indomaret memiliki saldo maksimal Rp. 1.000.000,00 dan saldo minimum
Rp. 10.000,00.
Kartu Indomaret tidak hanya dapat digunakan untuk transaksi di
dalam outlet Indomaret namun juga dapat digunakan di luar outlet
Indomaret sebagai SPBU, beberapa merchant F& B, dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa pembayaran tagihan rutin yang dapat dilakukan dengan
menggunakan menggunakan Kartu Indomaret antara lain adalah PLN,
Telkom, Indovision, Astro, Frist Media, Oto Mutiartha.
Fenomena yang terjadi baru-baru ini bahwa banyak cabang
semakin banyak terutama di Yogyakarta, sehingga masyarakat tidak asing
dengan produk teknologi Kartu Indomaret yang merupakan e-money yang
dikeluarkan oleh Indomaret dan Bank Mandiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money?
2. Apakah perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap
perceived usefulness(PU)e-money?
3. Apakah perceived usefulness (PU) berpengaruh terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money?
4. Apakah perceived risk (PR) berpengaruh terhadap behavioral
intention to use(ITU)e-money?
5. Apakah perceived risk (PR) berpengaruh terhadap perceived
usefulness(PU)e-money?
6. Apakahtrust (T) berpengaruh terhadapbehavioral intention to use
(ITU)e-money?
C. Batasan Masalah
Agar sasaran pembahasan dalam penelitian ini dapat tercapai, maka
terbentuk dalam penelitian ini adalah perceived ease of use yang
merupakan tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan
teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha yang
keras dari pemakainya. Perceived ease of use dibatasi dengan indikator
teknologi yang mudah untuk digunakan, mudah untuk dipahami,
penggunaanya praktis, layanan dari merchant yang memuaskan, dan
jaringanmerchantyang luas.
Perceived usefulness merupakan suatu tingkat dimana seseorang
percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan
kinerja. Perceived usefulness dibatasi pada persepsi dengan menggunakan
kartu indomaret diharapkan dapat menjadikan proses transaksi menjadi
cepat, pembayaran yang lebih teliti, rasa aman dalam bertransaksi, dan
promosi menarik yang mungkin didapatkan. Perceived risk merupakan
keyakinan trustor tentang kemungkinan keuntungan dan kerugian yang
diperoleh. Variabel perceived risk dibatasi pada persepsi bahwa dengan
menggunakan kartu indomaret memungkinkan terjadinya kegagalan dalam
transaksi, kerugian saat kehilangan kartu, dan sistem keamanan dari kartu
tersebut.
Perceived trust dalam penelitian ini merupakan kepercayaan calon
pengguna terhadap penerbit dari kartu. Variabel ini dibatasi pada persepsi
responden bahwa vendor memberikan kenyamanan dalam bertransaksi,
vendor memberikan kepuasan, dan tanggungjawab dari vendor tersebut.
menggunakan. Variabel behavioral intention to use merupakan variabel
endogen (dependen) dan dibatasi dengan indikator minat untuk
menggunakan, kemauan untuk menggunakan, dan berencana untuk
menggunakan.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use (PEOU)
terhadapbehavioral intention to use(ITU)e-money.
2. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use (PEOU)
terhadapperceived usefulness(PU)e-money.
3. Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness (PU) terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money.
4. Untuk mengetahui pengaruh perceived risk (PR) terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money.
5. Untuk mengetahui pengaruh perceived risk (PR) terhadap
perceived usefulness(PU)e-money.
6. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan (T) terhadap behavioral
intention to use(ITU)e-money.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
tentang pengaruh lingkungan eksternal calon pengguna e-money,
trust, dan perceived riskcalon penggunae-moneyterhadapbehavioral
intention to use e-money sebagai suatu sistem pembayaran elektronik.
Selain itu juga menjadi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan serta referensi
koleksi bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dimasa
mendatang.
3. Bagi Peneliti Lainya
Bagi peneliti lainya yang tertarik pada topik penelitian tentang
e-money, penelitian ini dapat menjadi referensi dan data tambahan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun dengan urutan sebagai
berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan dasar-dasar teoritis yang berasal dari
beberapa sumber yang digunakan sebagai dasar acuan
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang subjek dan objek penelitian,
metode penelitian, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan
teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam bab ini akan membahas hal-hal yang mengenai
gambaran umum kartu Indomart sejarah singkat Kartu
Indomaret.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini mendeskripsikan hasil dari analisis data serta
pembahasan.
Bab VI : Penutup
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis data,
keterbatasan penelitian, serta saran bagi penelitian
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Smart Card
1. DefinisiSmart Card
Smart card sering disebut sebagai chip card atau integrated
circuit (IC) card. Definisi chip card adalah kategori umum yang
mencakup antara smart card dan memori card. Smart card adalah
plastic card yang mengandung memory chip dan microprocessor.
Kartu ini memiliki fungsi menambah, menghapus, dan mengubah
informasi yang terdapat didalamnya. Menurut Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No.
07/PER/M.KOMINFO/03/2012 mendefinisikan Kartu Cerdas (smart
card) adalah sebuah perangkat yang memiliki satu atau lebih chip
rangkaian terintegrasi (integrated circuit chip/IC chip) yang terbentuk
dari komponen prosesor, memori, dan antarmuka komunikasi.
Sedangkan Kartu Cerdas Nirkontak (contactless smart card) adalah
kartu cerdas yang menggunakan gelombang frekuensi radio (radio
frequency/RF) dan dilengkapi dengan antena untuk melakukan
2. TipeSmart Card
Smart Card berdasarkan cara membacanya dibedakan menjadi 5
(lima) tipe yaitu :
a. Contact Cards
Smart card yang masuk dalam kategori contact cards adalah
jika dalam penggunaan smart card ini kartu harus melakukan
kontak fisik dengan mesin pembaca, sehingga chip yang
berada dalam smart card menerima tenaga listrik dan sinyal
jam. Tenaga listrik akan mengaktifkan smart card dan mesin
pembaca akan mengunci kartu untuk menjaga agar kartu tidak
dipindahkan selama proses transaksi.
b. Contactless Card
Smart cardyang masuk dalam kategoricontactless cardadalah
jika dalam penggunaan smart card ini kartu tidak perlu
melakukan kontak fisik pada mesin pembaca, melainkan cukup
dengan diarahkan atau didekatkan ke alat pembaca (tanpa
harus menyentuh).
c. Hybrid Cards
Kartu hybrid merupakan kartu dimana terdapat beberapa tipe
kartu yang berbeda diimplementasikan dalam satu kartu. Kartu
hybrid mengacu pada jenis kartu contactless interface
menggunakan mikroprocessor chip module dan contact
terdapat koneksi antara dua chip tersebut sehingga tidak
berbagimemoryyang tersedia.
d. Combi Cards/Dual Interface Cards
Kartu jenis ini memiliki dua tipe pembaca contactless interface
dan contact interface dimana hanya dikendalikan oleh satu
mikroprosesor.
e. Optical Cards
Kartu ini memiliki keunggulan dapat menyimpan data dengan
kapasitas yang sangat besar seperti gambar sinar –X dari
pasien. Kartu ini memiliki chip mikroprosesor dan
menggunakan keamanan dari smart card untuk melindungi
data dari akses yang tidak sah. (Jorge Ferrari, Robert
Mackinnon, Susan Poh dan Lakshman Yatawara, 1998:45-46)
B. Teknologi Informasi
1. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer,
tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Kadir dan Triwahyuni
(2003) menjelaskan yang disebut dengan Teknologi Informasi adalah
gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi telekomunikasi.
Dalam Kadir dan Triwahyuni (2003), Hang dan Keen (1996)
mendefinisikan Teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang
tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi . Sedangkan
Williams dan Sawyer(2003) mendefinisikan Teknologi Informasi
kedalam konsep teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,
suara, dan video. Secara lebih umum Martin (1999) mendefinisikan
Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
(perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk
memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
2. Jenis jenis Sistem Teknologi Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2014) menjelaskan bahwa penerapan
sistem informasi yang diterapkan dalam bisnis dewasa ini dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa cara. Beberapa jenis sistem
informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem kegiatan operasi dan
manajemen.
a. Sistem pendukung operasi, menghasilkan berbagai informasi
produk untuk penggunaan internal dan eksternal. Sistem
pendukung operasi digolongkan dalam beberapa bagian :
1) Sistem pengolahan transaksi, yaitu memproses data yang
dihasilkan dari transaksi bisnis, memperbarui basis data
operasional, dan menghasilkan dokumen bisnis. Contoh :
2) Sistem kendali proses, yaitu mengawasi dan mengendalikan
proses industri. Contoh sistem penyulingan minyak tanah.
3) Sistem Kolaborasi Perusahaan, yaitu mendukung tim, kelompok
kerja dan komunikasi serta kolaborasi perusahaan. Contoh
sistem surat elektonik dan konferensi video.
b. Sistem pendukung manajemen, yaitu sistem informasi yang
berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan untuk
pengambilan keputusan yang efektif dan efisien oleh manajer.
Sistem pendukung manajemen dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Sistem manajemen informasi, yaitu sistem yang bertujuan
memberikan informasi dalam bentuk laporan yang sudah yang
mendukung untuk pengambilan keputusan. Contoh laporan
analisis penjualan.
2) Sistem pendukung keputusan, yaitu sistem yang memberikan
dukungan khusus interaktif bagi proses pengambilan keputusan
dari manajer dan pelaku bisnis lainya. Contoh penentuan harga
produk dan sistem analisis resiko.
3) Sistem informasi eksekutif, yaitu sistem yang memberikan
informasi penting dari MIS, DSS, dan sumber lain yang
3. Pengelompokan Teknologi Informasi
Teknologi informasi dapat dikelompokkan kedalam 6 teknologi (Kadir
dan Triwahyuni, 2003) yaitu :
a. Teknologi komunikasi
Teknologi komunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan
komunikasi jarak jauh. Termasuk dalam teknologi ini adalah
telefon, radio, televisi.
b. Teknologi Masukan
Teknologi masukan adalah teknologi yang berhubungan dengan
peralatan untuk memasukkan data ke dalam sistem komputer.
c. Mesin Pemroses
Mesin pemroses lebih dikenal dengan sebutan CPU (Central
Processing Unit) yang merupakan bagian dalam sistem komputer
yang menjadi pusat pengolahan data dengan cara menjalankan
program yang mengatur pengolahan tersebut.
d. Teknologi Penyimpanan
Teknologi penyimpanan merupakan segala alat yang digunakan
untuk menyimpan data. Teknologi penyimpanan dikelompokkan
menjadi memori internal dan memori eksternal.
e. Teknologi Keluaran
Teknologi keluaran adalah teknologi yang berhubungan dengan
segala peranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil
f. Teknologi Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau yang sering dikenal dengan sebutan program
adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan
komputer sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai
yang dikehendaki pembuatnya.
C. Konsep Adopsi Teknologi (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan teori yang
diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA). TAM merupakan
teori tindakan yang beralaskan dengan satu premis bahwa reaksi dan
persepsi seorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan
perilaku orang tersebut (Arief . W : 2006). Menurut Jogiyanto (2007)
TAM merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang
akan digunakan oleh pemakai.
Menurut David (1989) tujuan dari TAM adalah untuk menyediakan
penjelasan tujuan peneriamaan seseorang atas teknologi secara umum,
mampu menjelaskan tingkah laku pengguna teknologi komputer dan
populasi pengguna. Tujuan kunci dari TAM adalah menyediakan dasar
untuk melacak dampak dari faktor eksternal terhadap kepercayaan internal,
sikap dan tujuan. TAM mengasumsikan bahwa penerimaan seseorang atas
teknologi informasi dipengaruhi oleh dua variabel utama yaitu perceived
usefulness dan perceived ease of use. David (1989:987) menggambarkan
Gambar 1 :Technology Acceptance Model(TAM) Davis, Bagozzi dan Warshaw (1989)
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa Eksternal Variabels
berpengaruh terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use.
perceived usefulness dan perceived ease of use akan mempengaruhi
attitude toward using , sedangkan perceived ease of use akan
mempengaruhi perceived usefulness karena suatu sistem yang mudah
untuk digunakan atau tidak membuatuhkan waktu yang lama untuk
dipelajari sehingga membuat individu memiliki kesempatan untuk
mengerjakan sesuatu yang lain. Attitude Toward Using dikonsepkan
sebagai sikap terhadap pengguna sistem yang berbentuk penerimaan atau
penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan sesuatu teknologi
dalam pekerjaanya. Behavioral intention to use adalah kecenderungan
perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Actual system usage
adalah kondisi nyata pengguna sistem yang dikonsepkan dalam bentuk
pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi
D. Perceived Usefulness
Menurut Davis (1989) perceived usefulness didefinisikan sebagai
tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem
tertentu dapat meningkatkan kinerja. Persepsi ini meyakini bahwa dengan
menggunakan suatu teknologi tertentu akan bermanfaat bagi seseorang.
Manfaat yang dirasakan dari penggunaan sebuah teknologi bisa secara
langsung ataupun tidak langsung. Dengan demikian jika seorang merasa
bahwa suatu teknologi berguna maka dia akan menggunakannya.
Sebaliknya jika seorang merasa menggunakan suatu teknologi tidak
berguna maka dia tidak akan menggunakannya.
E. Perceived Ease of Use
Perceived ease of use merupakan persepsi dimana tingkat individu
percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari kesalahan.
Menurut Davis (1989) perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat
dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan hal
yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya. Semakin
mudah suatu teknologi untuk digunakan dalam hal ini dipelajari dan
digunakan maka akan meningkatkan perceived usefulness sebuah
teknologi. Berbagai penelitian telah menggunakan TAM untuk
menjelaskan berbagai pola penerimaan masyarakat terhadap teknologi
F. Trust
Trust atau kepercayaan merupakan dasar utama dalam melakukan
bisnis. Dalam menjalankan bisnis dibutuhkan dasar kepercayaan agar
semua pihak memiliki rasa saling mempercayai. Hal tersebut didukung
oleh Ainur Rofiq (2007) dengan berpendapat bahwa Trust merupakan
pondasi dari bisnis. Suatu transaksi bisnis antara dua pihak atau lebih akan
terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan tidak
begitu saja dapat diakui oleh pihak lain, melainkan harus dibangun mulai
dari awal dan dapat dibuktikan.
Menurut Yousafzai et al. (2003) dalam Ainur Rofiq (2007)
terdapat beberapa difinisi Trust yaitu : menurut Morgan dan Hunt (1994)
mendefinisikan kepercayaan (trust) akan terjadi apabila seseorang
memiliki kepercayaan dari dalam sebuah pertukaran dengan mitra yang
memiliki integritas dan dapat dipercaya ; Rousseau et al. (1998) dalam
Ainur Rofiq (2007) mendefinisikan trust adalah wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan
perhatian atau perilaku yang baik dari orang lain dan ; Geffen (2000)
dalam Ainur Rofiq (2007) mendefinisikan trust sebagai kemauan untuk
membuat dirinya peka pada tindakan yang diambil oleh orang yang
dipercayainya berdasarkan pada rasa kepercayaan dan tanggung jawab.
Berdasarkan beberapa definisi Trust dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepercayaan (trust) adalah kemauan seseorang untuk melakukan
yang dipercaya akan memberikan perhatian atau perilaku yang baik
memiliki integritas dan bertanggung jawab. Jogiyanto (2007)
menyebutkan bahwa kapercayaan terhadap sistem informasi merupakan
anteseden, sehingga merubah perilaku dapat dilakukan dengan merubah
kepercayaan dari individu menjadi kepercayaan yang positif untuk
menerima sistem teknologi informasinya. Dalam konsep pertukaran
menggunakan e-money dengan menggunakan media smart card akan
mengacu pada kepercayaan pada vendor sebagai pihak yang diharapkan
memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan dari produke-money.
G. Perceived Risk
Perceived risk pada umumnya didefinisikan kedalam hal
keyakinantrustortentang kemungkinan dan kerugian yang akan diperoleh.
Menurut Pavlou (2011) resiko sebagai perkiraan subjektif konsumen untuk
menderita kerugian dalam menerima hasil yang diinginkan. Menurut
Bauer dalam Hai Peng (2003) dalam jurnal Akhmad Ikhwan
Setiawan(2006) mendefinisikanperceived risk sebagai ketidakpastian dan
konsekuensi yang berhubungan dengan perilaku pembeli. Lee & Park
(2001) dalam Akhmad Ikhwan Setiawan (2006) membagi perceived risk
ke dalam percieved risk on transaction dan perceived risk with
product/services. Perceived risk dalam konteks transaksi didefinisikan
sebagai suatu resiko transaksi yang dapat dicapai oleh konsumen ketika
dengan kemungkinan risiko transaksi yang dapat dihadapi oleh seseorang
ketika dihadapkan pada suatu teknologi dengan maksud akan melakukan
proses transaksi sedangkan peresepsi risiko pada produk/pelayanan
didefinisikan sebagai seluruh ketidakpastian yang dirasakan oleh
konsumen pada situasi pembelian tertentu (Cox & Rich dalam Lee & Park
dalam Ahmad Ikhwan. 2006 ). Dalam penelitian ini resiko pada produk
dan pelayanan serta resiko pada transaksi dijadikan satu kesatuan. Variabel
perceived risk dalam penelitian ini memuat percieved risk on transaction
danperceived risk with product/servicesdari teknologie-money.
H. Behavioral Intention to Use
Behavioral intention to use merupakan perilaku seseorang untuk
melibatkan diri dalam suatu kegiatan tertentu. Dalam penelitian ini
behavioral intention to use diartikan kedalam kemauan untuk
menggunakan alat pembayaran e-moneydengan mediasmart cardsebagai
bentuk nyata dari penerimaan sistem pembayaran elektronik.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
behavioral intention to use adalah sikap dan keinginan seseorang untuk
menggunakan suatu sistem tertentu dengan berbagai faktor yang
mendasari keinginan tersebut. Jogiyanto (2007) mengambil kesimpulan
dari berbagai penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa minat
intention to use merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi
oleh pemakai sistem.
I. Penelitian Sebelumnya
Beberapa studi yang meneliti mengenai faktor-faktor yang
mendorong penggunaan e-money dalam melakukan pembayaran dengan
menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Setiawan A.I (2006), penelitiannya berjudul Peran Persepsi Resiko
dalam Technology Acceptance Model pada Teknologi Sistem
Akademik Terkomputerisasi. Berikut model penelitian dari Setiawan
A.I (2006) pada gambar 2. Dalam model penelitian terdapat delapan
variabel. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa:
a. Persepsi kemanfaatan suatu sistem akademik terkomputerisasi
(SAT) dipengaruhi secara negatif oleh persepsi resiko pada
produk atau pelayanan dan persepsi resiko atas transaksi.
b. Persepsi resiko pada transaksi dan persepsi resiko pada
produk/pelayanan saling mempengaruhi atau berkorelasi.
c. Perhatian untuk menggunakan SAT dipengaruhi oleh persepsi
pengguna mengenai kemudahan, kemanfaatan, kenyamanan dan
variabel keamanan dan kerahasiaan dan keempatmya simultan
d. Model penelitian mampu menjelaskan fenomena sebesar 79,6
persen atau mendekati 80 persen.
Gambar 2 : Model Penelitian Setiawan (2006) Sumber : Data Sekunder
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Setiawan (2006)
adalah dalam penelitian ini variabel TAM yang digunakan sampai
pada behavioral intention to use (ITU) sedangkan pada Setiawan
(2006) sampai pada penggunaan teknologi. Dalam penelitian ini
perceived riskdijadikan satu atas persepsi resiko pada transaksi dan
persepsi resiko pada produk atau pelayanan. Sedangkan variabel
persepsi kenyamanan, variabel keamanan & kerahasiaan dan
penggunaan teknologi tidak diikutkan dalam model penelitian.
2. Rofiq, Ainur (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan
E-commerce. Penelitian ini menggunakan studi kasus pada pelanggan
menjelaskan bahwa kepercayaan terbentuk dari variabel ability,
variabelbenevolelnce, variabelintegritas. Berikut merupakan model
penelitian Rofiq, Ainur (2007)
Gambar 3: Model Penelitian Rofiq, Ainur (2007) Sumber : Data Sekunder
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
bahwa kepercayaan (Trust) masing masing dipengaruhi oleh
variabel ability, benevolence, dan integrity secara positif dan
signifikan. Sedangkan ability, integrity, dan benevolence masing
masing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
partisipasi pelanggane-commerce.
Perbedaan dengan penelitian Rofiq, Ainur (2007) adalah
dalam penelitian ini hanya mengambil variabel kepercayaan (Trust)
yang dihubungkan dengan behavioral intention to use (ITU).
dengan vendor. Pengubahan pengaruh dari partisipasi menjadi
behavioral intention to use relevan, karena behavioral intention to
use (ITU) merupakan perdiksi yang baik untuk berperan dan
berpartisipasi.
3. Candraditya dan Idris (2013) melakukan analisis terhadap
penggunaan kartu Flazz BCA tidak hanya sebagai kartu identitas
tetapi juga sebagai alat pembayaran untuk transaksi ekonomi, model
penelitiannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4 : Model Penelitian Candraditya dan Idris (2013) Sumber : Data Sekunder
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa pengguna kartu
Flazz BCA di lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro. Sampel yang dipilih menggunakan teknik
stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel
dengan cara menyusun populasi berdasar strata atau kelompok dan
kemudian sampel dipilih dari masing masing strata atau kelompok.
Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 125 responden dan
diambil dengan metode purposive sampling. Instrument
reliabilitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, linear, analisis
regresi, F-test, t-test, dan koefisien determinasi.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat
menghasilkan hasil regresi positif dan signifikan dengan nilai yang
lebih kecil daripada variabel kesesuaian harga namun lebih besar
dari variabel pengetahuan produk. Sehingga faktor persepsi manfaat
merupakan faktor yang menjadi perhatian kedua untuk
membangkitkan minat menggunakan kartu Flazz BCA sebagai alat
pembayaran oleh responden. Semakin besar persepsi manfaat yang
dimiliki mahasiswa terhadap produk terkait maka semakin besar
minat mahasiswa dalam menggunakannya.
4. Meuthia (2011) melakukan penelitian keterkaitan antara kepercayaan
dan kepuasan pengguna smart card, model penelitiannya adalah
sebagai berikut :
Kepercayaan
Risiko Persepsian
Kepuasan Pengguna Partisipasi
Pengguna
Gambar 5 : Model Penelitian Meuthia (2011) Sumber : Data Sekunder
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui
online survey terhadap 117 responden yang menjadi pengguna kartu
mengumpulkan data adalah memlui penyebaran kuesioner secara
online melalui email survey dan menggunakan free online survey,
seperti kwiksurveys dan my3q. Pemilihan sampel dilakukan dengan
metoda purposive sampling karena individu yang menjadi sampel
adalah hanya pengguna yang pernah menggunakan kartu Flazz BCA.
Alat analisis yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah
Structural Equation Modelling(SEM) denganSoftware Partial Least
Square (PLS). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kepercayaan
ternyata bukan menjadi perhatian utama dalam konteks smart card.
Terdapat faktor lain yang menjadi stimulan bagi pemenuhan
kepuasan pengguna kartu Flazz BCA, yaitu yang berfokus pada
kualitas informasi, kualitas sistem, dan partisipasi pengguna dengan
mempertimbangkan risiko persepsian. Risiko persepsian yang tinggi
ketika diikuti oleh tingkat kepercayaan yang tinggi ternyata juga
menjadi stimulan tingginya tingkat partisipasi yang akhirnya
meningkatkan kepuasan pengguna.
5. Baihaqi (2011) melakukan penelitian yang berkaitan dengan
pengguna T-cash terhadap sistem pembayaran elektronik. Dalam
melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM). Alat pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner yang diajukan kepada 100 responden pengguna
telkomsel cash. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
kuesioner yang dikembalikan sebanyak 94 eksemplar. Dalam
penelitian ini menggunakan metode Partial Lease Square (PLS).
Hasil dari penelitian ini adalah konstruk persepsi pengguna terhadap
kemudahan (PEOU) dalam menggunakan layanan telkomsel cash
berpengaruh secara positif terhadap persepsi pengguna terhadap
kegunaan (PU) telkomsel cash tersebut dan PEOU atas layanan
telkomsel cash memiliki pengaruh terhadap sikap pengguna (ATU)
secara signifikan (positif), namun PU atas layanan telkomsel cash
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap pengguna (ATU)
atas layanan telkomsel cash. Konstruk persepsi pengguna terhadap
kegunaan (PU) berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan
(AEM) atas layanan telkomsel cash sebagai alat pembayaran
sedangkan sikap pengguna telkomsel cash (ATU) terhadap
penggunaan telkomsel cash mempengaruhi penerimaan pembayaran
J. Hipotesis Penelitian
Gambar 6 : Hipotesis Penelitian
Pada gambar 6 dapat dilihat dalam penelitian ini terdapat enam
hipotesis yang dibentuk berdasarkan pada variabel yang digunakan.
Berikut penjelasan tiap hipotesis yang terbentuk :
1. Perceived ease of use (PEOU) dan behavioral intention to use(ITU)
e-money.
Perceived ease of use dalam TAM merupakan pandangan
seseorang dimana diharapkan untuk menggunakan suatu teknologi
akan memberikan kemudahan dalam penggunaanya. Sesuai dengan
teori Davis (1989) dimana perceived ease of use sebagai tingkat
dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan
hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras untuk
menggunakannya. Produk e-money yang menggunakan teknologi
menggunakannya. Dalam produk e-money tidak dibutuhkan PIN atau
kata sandi serta menggunakan teknologi contactless card. Sehingga
dalam penggunaanya pemilik e-money hanya harus menunjukkan
kartu yang sebagai e-money ke mesin pembaca dan secara otomatis
saldo dalam kartu akan berkurang. Pengetahuan seseorang akan
kemudahan penggunaan dari e-money tentunya akan membangun
persepsi seseorang tentang kemudahan yang diberikan dari e-money
yang mempengaruhi orang untuk memilikibehavioral intention to use
e-money. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
perceived ease of use dari e-money memiliki pengaruh terhadap
behavioral intention to use e-money.
Ho: Perceived ease of use (PEOU) tidak berpengaruh terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money
Ha: Perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money
2. Perceived ease of use(PEOU) danperceived usefulness(PU)e-money
Perceived usefulness menurut David (1989) sebagai tingkat
dimana seseorang percaya dengan menggunakan sistem tertentu dapat
meningkatkan kinerja dan kemudahan yang diberikan dari e-money
tentunya diharapkan pengguna dapat melakukan pembayaran dengan
cepat dan praktis, dengan menggunakan teknologi contactless smart
card mendukung proses pembayaran dengan menggunakan e-money
menunjukkan kartu pada mesin pembaca,dan saldo akan berkurang
sesuai dengan jumlah penggunaan. Perceived ease of use akan
mempengaruhi perceived usefulness, karena sistem yang tidak
menyulitkan penggunanya bisa meningkatkan kinerja pengguna sistem
tersebut serta dirasakan lebih bermanfaat (Davis et al,.1989). Dalam
konteks penggunaane-money yang penggunaanya tidak sulit sehingga
dapat meningkatkan kinerja seseorang ketika menggunakan kartu
tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini
dibentuk hipotesis sebagai berikut:
Ho: Perceived ease of use (PEOU) tidak berpengaruh terhadap
perceived usefulness(PU)e-money
Ha: Perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap
perceived usefulness(PU)e-money
3. Perceived usefulness (PU) dan behavioral intention to use (ITU)
e-money.
Perceived usefulness, merupakan persepsi seseorang terhadap
manfaat yang akan dirasakan dalam penggunaan e-money. E-money
yang tidak menyulitkan penggunanya akan memberikan dampak
terhadap behavioral intention to usenya. Pada prinsipnya seseorang
akan berkeinginan untuk menggunakan teknologi yang sangat mudah
untuk digunakan, namun memberikan manfaat yang begitu tinggi.
Pembayaran menggunakan e-money lebih cepat dan praktis daripada
dimana saldo akan berkurang sesuai dengan jumlah tagihan
merupakan beberapa manfaat yang ditawakan penggunaan e-money,
sehingga akan membangkitkan minat seseorang untuk menggunakan
e-money, maka hipotesis yang dibentuk
Ho: Perceived usefulness (PU) tidak berpengaruh terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money
Ha: Perceived usefulness (PU) berpengaruh terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money
4. Perceived risk(PR) danbehavioral intention to use(ITU)e-money.
Perceived risk merupakan dasar dalam menentukan suatu
keputusan. Perceived risk merupakan keyakinan seseorang terhadap
kemungkinan akan suatu kerugian. Perceived risk dalam konteks
e-moneymerupakan resiko yang melekat dalam teknologie-moneyyang
digunakan, kemungkinan terjadinya kehilangan kartu dan dapat
digunakan oleh orang lain karena tidak dilengkapi kata sandi, atau
dengan resiko gagal melakukan pembayaran yang dikarenakan
kesalahan sistem atau kesalahan yang dilakukan dari pelayanan
merchant. Oleh karena hal tersebut resiko akan selalu
dipertimbangkan dalam pengadopsian suatu teknologi. Pada dasarnya
orang akan menghindari resiko agar tidak merasakan adanya kerugian.
Perceived riskakan menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan
e-money. Berdasarkan pada uraian tersebut maka dibentuk hipotesis
Ho: Perceived risk (PR) tidak berpengaruh terhadap
behavioral intention to use(ITU)e-money
Ha: Perceived risk (PR) berpengaruh terhadap behavioral
intention to use(ITU)e-money
5. Perceived risk(PR) danperceived usefulness(PU)e-money
Perceived risk memberikan rasa khawatir terhadap suatu
teknologi. Persepsi akan resiko yang mungkin diakibatkan dari
penggunaan suatu teknologi tentunya akan memberikan dampak
terhadap manfaat yang dirasakan. Persepsi akan resiko memberikan
pandangan bahwa suatu teknologi akan menjadi tidak berguna dan
tidak memberikan manfaat apapun. Hal serupa juga melekat pada
e-money. Dicontohkan misalkan perceived risk yang terbentuk pada
seseorang adalah menggunakan alat pembayaran e-money berpotensi
gagal melakukan pembayaran, maka orang tersebut tidak merasakan
manfaat darie-money.
Hal ini juga didukung oleh Lee dan Park (2001) dalam Ikhwan
Setiawan (2006) menyatakan bahwa pemakai akan merasa khawatir
ketika menggunakan suatu teknologi karena karakteristiknya yang
kompleks. Karakteristik yang kompleks dan membentuk perceived
risk memberikan pengaruh terhadap manfaat dari kartu tersebut. Oleh
karena itu dibentuk hipotesis berikut :
Ho: Perceived risk (PR) tidak berpengaruh terhadap perceived
Ha: Perceived risk (PR) berpengaruh terhadap perceived
usefulness(PU)e-money
6. Trust(T) danbehavioral intention to use(ITU)e-money
Dalam Rofiq (2007), menurut Gefen (2000) mendefinisikan
trust sebagai kemauan untuk membuat dirinya peka pada tindakan
yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa
kepercayaan dan tanggung jawab. Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa orang akan menggunakan suatu jika orang
tersebut memiliki sikap percaya dan bertanggungjawab. Sedangkan
menurut Davis (1989)behavioral intention to use merupakan prediksi
yang baik terhadap adopsi teknologi.
Dalam konteks e-money, kepercayaan orang memberikan
pengaruh orang untuk memiliki behavioral intention to use(ITU) alat
pembayaran e-money. Konsep trust (T) dalam penelitian ini berfokus
pada kepercayaan calon pengguna uang elektronik terhadap penerbit
dari uang elektronik. Tanggung jawab penerbit kartu dan pelayanan
yang dirasa memuaskan memberikan nilai tersendiri bagi seseorang
untuk memiliki minat memilih produk e-money, berdasarkan hal
tersebut maka dibentuk hipotesis sebagai berikut :
Ho: Trust (T) tidak berpengaruh terhadap behavioral intention
to use(ITU)e-money
Ha: Trust(T) berpengaruh terhadapbehavioral intention to use
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah calon pengguna e-money Kartu
Indomaret di DIY, untuk pengguna Kartu Indomaret bukan merupakan
subjek dalam penelitian ini . Sedangkan objek penelitian adalah pengaruh
perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, persepsi
kepercayaan terhadap behavioral intention to use, yang didasarkan pada
persepsi seseorang sebagai calon pengguna e-money Kartu Indomaret.
Penelitian ini dilakukan di lingkungan gerai Indomaret di Daerah Istimewa
Yogyakarta pada bulan Juli – Agustus 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif, karena sesuai dengan definisi metode kuantitatif menurut
Sugiono (2009:13):
Metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan merupakan jawaban
sementara dari rumusan masalah berdasar teori yang digunakan untuk
sementara terhadap rumusan masalah, selanjutnya diuji untuk
mendapatkan kebenaran dari teori. Jadi tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk melakukan pengujian hipotesis sehingga termasuk dalam
metode kuantitatif.
2. Jenis Penelitian
Metode empiris merupakan metode penelitian terhadap fakta
empiris yang diperoleh berdasarkan observasi pengalaman, objek yang
diteliti lebih ditekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi
orang mengenai kejadian (Sugiyono, 2009). Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris, karena dalam
penelitian ini untuk pembuktian fakta dan teori pengadopsian
teknologi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”
(Sugiyono 2009:115). Populasi dalam penelitian ini adalah calon
penggunae-moneyKartu Indomaret.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
(1982) dalam Sugiyono (2009) ukuran sampel yang layak dalam
penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam Wiyono,
(2011:80) menurut Umar (2008) yang mengutip dari Hairet al. (1998)
menyatakan bahwa penentuan sampel dapat dilakukan melalui jumlah
item-item pertanyaan pada kuesioner dengan cara mengalikan 5 kali
jumlah item pertanyaan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel
minimum sejumlah 80 responden yang dikarenakan jumlah item
pertanyaan kuesioner yang digunakan adalah 16 item. Dalam
penelitian ini kuesioner yang disebar sebanyak 200 kuesioner, dan
yang memenuhi kriteria ada 94 kuesioner.
3. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian ini
menggunakan pengambilan sampel nonprobabilitas berupa purposive
sampling atau pengambilan sampel bertujuan. “Teknik purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu” (Sugiyono, 2009 :122). Pengambilan sampel bertujuan ini
berdasarkan pertimbangan (judgment). Pertimbangan dalam
pengambilan sampel adalah orang yang telah mengetahui tentang
Kartu Indomaret sebagai produke-money, namun belum menggunakan
D. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini data sangat diperlukan untuk menjawab rumusan
masalah. Pengertian sumber data adalah informasi yang memiliki arti
bagi penggunanya. Menurut sumbernya data dibagi menjadi dua yaitu
sumber primer dan sumber sekunder (Wiyono,2011:131).
a. Sumber Primer
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengepul data” (Wiyono, 2011:131). Data primer
yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data identitas
responden serta persepsi responden terkait dengan penelitian ini.
b. Data Sekunder
“Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara”
(Wiyono,2011:131). Data sekunder yang dibutuhkan dalam
penelitian ini berupa buku-buku dan jurnal penelitian yang terkait
dengan penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data primer adalah melakukan survey, yaitu dengan
mengambil sampel langsung dari populasi dengan menggunakan
ini dipilih karena peneliti dapat mengetahui dengan pasti variabel
yang akan diukur dan mengetahui apa yang diharapkan dari
responden. Selain itu menurut Sugiyono (2009:199) kuesioner juga
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
di wilayah yang luas. Kuesioner yang disusun adalah kuesioner
tertutup dimana jawaban telah tersedia pada kolom yang
ditentukan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert.
Skala likert ini digunakan karena menurut Sugiyono (2009 : 132)
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial”. Skalalikertdengan kriteria sebagai berikut :
1) Sangat Setuju (SS)
2) Setuju (S)
3) Ragu-ragu (R)
4) Tidak Setuju (TS)
5) Sangat Tidak Setuju (STS)
Kuesioner yang digunakan ini menggunakan pertanyaan
screening, agar memperoleh data dari responden yang akurat
dengan kebutuhan penelitian. Kuesioner yang diolah adalah
kuesioner yang telah memenuhi pertanyaan screening bahwa
responden merupakan sumber data primer yang mengetahui
tentang e-money Kartu Indomaret, namun tidak menggunakan
Dalam penelitian ini dilakukan pre-test kuesioner untuk
melakukan identifikasi dan melakukan eliminasi masalah –
masalah yang mungkin muncul sebelum penelitian sesungguhnya
dilakukan. Pre-Test dilakukan untuk mendapatkan keyakinan
bahwa instrumen dalam kuesioner harus benar-benar dapat
mengukur senyatanya (actually) dan seakuratnya (accurated)
(Wiyono, 2011).
b. Studi Literatur
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh
melalui studi literatur yang relevan dengan masalah yang diteliti,
tujuannya adalah untuk memperkuat teori dan pemahaman peneliti
atas masalah yang diteliti. Studi literatur diperlukan untuk
memperolah teori-teori tentang perceived ease of use, perceived
usefulness, perceived risk, trust, dan behavioral intention to use
dalam penggunaane-money.
E. Definisi Operasional Variabel
Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2008)
menjelaskan bahwa variabel adalah “(...) atribut seseorang, atau obyek,
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang lain atau satu
obyek dengan obyek lain”. Dalam penelitian ini menggunakan variabel