• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DESA BINAAN UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DESA BINAAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL H

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DESA BINAAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PELATIHAN PENGUATAN MODAL SOSIAL DAN EKONOMI KREATIF KELOMPOK PETANI HUTAN TALANG MULYA

KABUPATEN PESAWARAN

TIM PENGUSUL

Ketua:

Dr. R. Pitojo Budiono., M.Si (0008056401, Sinta ID: 6014322)

Anggota:

Darmawan Purba., S.I.P., M.I.P (0001068106, Sinta ID:6680874) Bendi Juantara., S.I.P.,M.A (0023098804, Sinta ID: 6699465)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

(2)

RINGKASAN

PELATIHAN PENGUATAN MODAL SOSIAL DAN EKONOMI KREATIF DI DESA TALANG MULYA KECAMATAN PADANG CERMIN

KABUPATEN PESAWARAN Oleh:

Dr. R. Pitojo Budiono., M.Si

Desa Talang Mulya merupakan salah satu desa di Kecamatan Padang cermin yang posisinya menjorok di tengah kawasan Hutan Lingung Gunung Betung Register 19. Lokasi yang cenderung terisolasi maka menjadikan informasi yang ada tidak begitu cepat. Kesungguhan masyarakat untuk maju dari ketertinggalan dengan desa desa lainnya patut mendapat apresiasi. Kerusakan lingkungan yang terus tumbuh karena di desak kebutuhan hidup menjadikan meningkatkatnya tekanan terhadap lingkungan khususnya hutan lindung.

Ketergantungan pada hutan sangat tinggi sepanjang tahun selain MPTS (multi purpose trees species) yakni tanaman kopi. Modal social sangat penting dan strategis untuk di kembangan di desa Talang Mulya, Aparat desa dapat sebagai pioneer dalam mengembangkan modal social dan ekonomi kreatif, sehingga bisa mendorong kemampuan BUMdes lebih baik lagi. Hasil observasi lapangan menunjukan dua hal: Pertama, kesadaran terhadap kelestarian lingkungan sangat rendah, serta belum adanya upaya yang serius dalam menangani modal social dan ekonomi kreatif sehingga masyarakat belum mampu di berdayakan secara optimal.

Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Desa Talang Mulya maka diadakan pelatihan tetang penguatan kapasitas Modal Social dan ekonomi kreatif dengan tujuan memperkuat rasa solideritas sesame warga dan menguatkan pengaanan lingkungan / Hutan LIndung dari pengrusakan orang luar dan memberikan ketrampilan alternative di bidang ekonomi guna mengurangi tekanan kerusakan pada hutan

Kata Kunci: Desa Talang Mulya , Modal Sosial, Ekonomi Kreatif

(3)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Modal social yang ada di Desa Talang Mulya belum menunjukkan keharomisan yang tinggi, masih bersifat individu yang kental. Kehidupan social yang bersuku campuran dan lebih dominan dari Jawa Barat menjadikan kehidupan khas sunda cukup kuat. Adanya kolam dan tanaman sayur sayuran di sekitar kolam dan rumah menjadu ciri khasnya. Tidak adanya lokasi umum untuk berkumpul menjadikan salah satu pemicu rendahnya modal social. Secara geografis Desa Talang Mulya yang memiliki lokasi yang unik dan spesifik yaitu berada paling ujung dari suatu akses menuju kawasan hutan lindung Gunung Betung. Salah satu potensi yang sedang di kembangkan adalah menjadi desa wisata. dalam kenyataan yang ada saat ini, wisatawan lebih tertarik dengan pariwisata yang menyuguhkan alam pedesaan, berdasarkan hal tersebut kemudian muncul dan berkembang konsep pariwisata yang kemudian disebut dengan desa wisata. Desa wisata merupakan sebuah kawasan pedesaan yang memiliki keunikan dan karakteristik khusus untuk menjadi destinasi wisata, antara lain lingkungan bernuansa alami, tradisi dan budaya masih dipegang masyarakat, makanan khas, sistem pertanian, dan sistem kekerabatan (http://www.ampta.aca.id/desa-wisata). Salah satu desa wisata yang dimaksud adalah desa wisata Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

Masalah ekonomi kreatif menjadi sangat relevan dengan pengembangan

Desa wisata Talang Mulya dalam pengembangannya tidak terlepas dari tantangan

yang harus dihadapi. Ekonomi kreatif di Desa wisata Talang Mulya memiliki

potensi yang luar biasa salah satunya adalah wisata yang unik dan spesifik yakni

perpaduan desa dan hutan serta kesejukan karena berda di dataran tinggi. Untuk

akses jalan perlu dikembangkan, namun sayangnya akses wisatawan untuk

berkunjung ke desa wisata Talang Mulya masih cukup sulit untuk akses jalan

sudah di aspal naum sudah rusak, sehingga cukup membuat wisatawan kesulitan

(4)

untuk berkunjung ke desa wisata Talang Mulya. Selain itu, pengembangan desa wisata Talang Mulya masih belum di sentuh dengan ekonomi kreatif, yang seharusnya menjadi pendampaing pembangunan desa Talang Mulya.

Masalah kemasan jenis usaha belum sepenuhnya termanfaatkan dengan baik, karena keterbatasan SDM yang ada dan akses menjadikan lambat perkembangannya. Hubngan dengan pasar yang sudah berjalan masih sebatas hasil hutan bukan kayu (HHBK) saja namun yang bukan hasil hutan masih kecil.

Implemntasi dari modal social salah satunya dengan terbentuknya kelompok sadar wisata tersebut membuat warga desa setempat berharap nantinya potensi wisata alam yang ada di tempat dapat dikelola dengan lebih baik dan keberlangsungannya dapat terjaga saat kelak nanti diramaikan oleh padatnya pengunjung yang datang ke Desa Talang Mulya dan mereka juga berharap Desa wisata Talang Mulya dapat menjadi desa wisata yang dikenal masyarakat luas dan menjadi tujuan wisata masyarakat Lampung hingga ke mancanegara agar nantinya mampu menambah penghasilan para warga desa setempat yang selama ini bergantung pada usaha ternak dan pertanian.

1.2 Permasalahan Mitra

Salah satu yang mampu mendorong berkembangnya ekonomi mikro adalah maslah mitra, posisi mitra yang masih dalam konteks tengkulak menjadikan warga desa Talang Mulya sulit untuk lepas dari sirkulasi kekuasaannya, maka ketergantungan akan terus terjadi. Tipologi masyatkat sekitar hutan pada umumnya memiliki hubungan social yang kuat dengan tengkulak ataupun warung, karena kedua tempat tersebut menjadi tempat

“berhutang” untuk menyambung hidup. Pemenuhan kebutuhan hari demi hari yang didasarkan pada kebaikan dan belaskasihan. Hal inilah yang perlu di tingkatkan modal social untuk membangun kebersamaan.

Terbatasnya jejaring yang di bangun menjadikan akslerasi pembangunan tidak bisa pesat, di tambah kondisi global ekonomi yang sedng lesu karena pandemic Covid 19 menjadi aspek ekonomi mengalamai tantangan yang lebih berat.

(5)

Road Map Utama Pengabdian Kepada Masyarakat

Program Tahun 2021 Pelaku Desa Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

Pesawaran

Produk Penguatan Modal Sosial dan Ekonomi kreatif Dosen Pemerintahan FISIP Unila

Teknologi Berbasis Pembelajaran tatap muka, diskusi, FGD

Dosen Pemerintahan FISIP Unila

Metode Deskripsi masalah dan solusi penguatan serta ekonomi kreataif

Dosen Pemerintahan FISIP Unila

1.3 Tujuan kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pelatihan Penguatan Modal Sosial dan ekonomi keatif pada aparatur desa beserta kelompok masyarakat desa di Desa Talang Mulya, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran.

1.4 Manfaat kegiatan

Manfaat darikegiatan pelatihan ini yaitu untuk memberikan penguatan Modal sosial masyarakat dan ekonomi kreatif, terutama kaitannya dalam upaya membangun kesadaran bersama memajukan desa wisata. Dengan adanya pelatihan ini dapat berdampak pada tingginya tingkat motivasi dan kesadaran aparatur desa dan kelompok masyarakat dalam mengelola modal sosial dan mempersiapkan diri mengembangkan ekonomi kreatif yang dapat berbasis dari potesi local.

1.4 Khalayak Sasaran

Sasaran kegiatan pelatihan ini adalah seluruh aparatur perangkat desa dan

kelompok masyarakat yang ada di Desa Talang Mulya, Kecamatan Padang Cermin,

Kabupaten Pesawaran.

(6)

BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Konsep tentang Modal Sosial

Perkembangan konsep modal sosial dimulai sejak pertengahan 1990 (Patrick et al., 2006).Coleman dalam sebuah tulisan yang berjudul “Social Capital in the Creation of Human Capital” (1988) menyajikan modal sosial sebagai sarana konseptual untuk memahami orientasi teoritis tindakan sosial dengan mengaitkan komponen-komponen dari perspektif sosiologi dan ekonomi. Disampaikan oleh Coleeman dalam Marfai dkk (201;603) yang menjelaskan bahwa modal sosial (social capital) merupakan kemampuan masyarakat untuk bekerjasama, demi untuk mencapai tujuan bersama-sama didalam berbagai kelompok dan organisasi. Menurut Bourdieu (Jenkins, 2004) modal sosial adalah sekumpulan sumberdaya aktual atau potensial yang terkait dengan pemilikan suatu jejaring yang tahan lama dari hubungan-hubungan yang sudah terlembagakan yang berawal dari pengenalan dan pengakuan yang saling menguntungkan. Penjelasan lain mengenai modal sosial dikemukakan oleh Lawang (2005:30) yang menggunakan istilah kapital sosial. Kata sosial dalam kapital sosial menurut pandangannya harus bersifat positif. Ada dua alasan yaitu bahwa pertama kapital sosial harus mendorong adanya pertumbuhan ekonomi, jika tidak demikian maka bukan disebut capital kedua kapital sosial harus mampu membuat pertumbuhan itu berdampak pada peningkatan kesejahteraan sosial yang meluas kemasyarakat.

Tiga jenis tipologi utama menurut Woolock dalam Marfai dkk (2013:65) yaitu

social capital bonding (modal sosial terikat),social capital bridging (modal sosial

menjembatani), dan social capital linking (modal sosial menghubungkan). Social capital

bonding biasanya ditunjukkan melalui nilainilai yang dianut, kultur, persepsi, dan tradisi

atau adat istiadat (custom) yang disepakati. Social capital bridging dalam hal ini berupa

institusi maupun mekanisme merupakan ikatan sosial yang timbul sebagai reaksi atas

berbagai macam karakteristik kelompoknya. Jembatan sosial tersebut dapat muncul

karena adanya berbagai kelemahan sehingga memutuskan untuk membangun kekuatan

diluar dirinya. Sedangkan social capital linking dapat berupa hubungan atau jaringan.

(7)

A. Bentuk Modal Sosial

Menurut Coleman (2011) ada enam bentuk dari modal sosial, yaitu : 1. Kewajiban dan Ekspektasi.

Jika X melakukan sesuatu untuk Y dan percaya bahwa Y akan membalasnya pada masa depan, hal ini menciptakan ekspektasi di pihak X dan kewajiban di pihak Y untuk memelihara kewajiban tersebut. Kewajiban ini dapat dipahami sebagai slip kredit yang dipegang oleh X. Slip kredit yang akan ditebus dengan beberapa tindakan dati Y. Jika X memegang sejumlah besar slip kredit ini dari sejumlah orang yang memiliki relasi dengannya, maka ada analogi langsung dengan modal uang: slip kredit merupakan sejumlah besar kredit yang dapat ditarik A jika diperlukan– kecuali kalau pemberian kepercayaan tersebut tidak bijaksana, dan slip tersebut menggambarkan piutang sanksi yang tidak akan dilunasi.

Dalam beberapa struktur sosial dikatakan bahwa orang-orang selalu melakukan sesuatu untuk satu sama lain. Ada sejumlah besar slip kredit ini yang belum dilunasi, seringkali pada kedua sisi relasi (karena slip kredit ini seringkali tidak dapat ditukarkan dalam bidang aktivitas berbeda maka slip kredit dari Y yang dipegang oleh X dan slip kredit X dipegang oleh Y tidak digunakan sepenuhnya untuk saling melunasi). Ada dua elemen kritis pada bentuk modal sosial ini: tingkat kredibilitas lingkungan sosial, yang berarti bahwa kewajiban akan dilunasi dan tingkat kewajiban aktual tersebut dipegang. Struktur-struktur sosial berbeda pada kedua dimensi ini, dan para pelaku dalam struktur tertentu berbeda dengan pelaku dalam struktur lain.

Menurut Coleman, perbedaan dalam struktur sosial dalam kedua dimensi yang disebutkan di atas, muncul karena beberapa alasan :

1) ada perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan aktual yang dimiliki seseorang untuk membantu di tengah ketersediaan sumber-sumber bantuan lainnya;

2) tingkat kemakmuran mengurangi bantuan yang diperlukan oleh orang lain;

3) Perbedaan dalam kultur terkait dengan kecenderungan untuk memberikan

bantuan dan meminta bantuan dalam jaringan-jaringan sosial yang tertutup.

(8)

2. Saluran Informasi.

Bentuk modal sosial yang penting adalah potensi informasi yang melekat pada relasi-relasi sosial. Informasi penting untuk mendasari tindakan, tetapi akuisisi informasi merugikan. Informasi sekurang-kurangnya memerlukan perhatian, yang selalu cepat diberikan. Alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi adalah penggunaan relasi sosial yang dipertahankan untuk tujuan-tujuan lain.

Misalnya seorang ilmuwan sosial yang tertarik penelitiannya menjadi terdepan di bidang yang terkait dapat menggunakan interaksinya setiap hari dengan kolega yang juga melakukan penelitian, jika ia dapat mengandalkan kolega yang terdepan di bidangnya.

3. Norma dan Sanksi Efektif.

Coleman menegaskan bahwa ketika norma efektif terbentuk, norma tersebut menjadi bentuk modal sosial yang kuat tetapi kadang rapuh. Norma-norma preskriptif yang merupakan bentuk modal sosial sangat penting dalam kolektivitas adalah norma yang membuat seseorang melepaskan kepentingan diri sendiri untuk bertindak demi kepentingan kolektivitas. Norma tersebut diperkuat dengan dukungan sosial, status, kehormatan, dan penghargaan lain.

4. Relasi Wewenang.

Jika pelaku X mengalihkan hak kendali beberapa tindakan kepada pelaku lain, Y, maka Y menyediakan modal sosial dalam bentuk hak kendali tersebut. jika sejumlah pelaku mengalihkan hak kendali yang sama pada Y, maka Y menyediakan kumpulan modal sosial yang besar, yang dapat dikonsentrasikan pada beberapa aktivitas. Pengalihan kendali ini tentu saja meletakkan kekuasaan yang besar ke tangan Y.

5. Organisasi Sosial yang Dapat Disesuaikan.

Organisasi yang didirikan untuk satu rangkaian tujuan juga dapat membantu tujuan lainnya, karenanya menjadi modal sosial yang dapat digunakan

6. Organisasi yang Disengaja.

Penggunaan konsep modal sosial tergantung pada keberadaan hasil sampingan

aktivitas yang diikutsertakan untuk tujuan-tujuan lain. Bagian selanjutnya akan

(9)

menunjukkan mengapa demikian, mengapa sering ada investasi modal sosial kecil atau tidak langsung. Namun ada bentuk-bentuk modal sosial yang merupakan hasil langsung investasi dari para pelaku yang bertujuan mendapat keuntungan dari investasinya. Contoh paling menonjol adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh pemilik modal uang untuk tujuan mendapat penghasilan

Bentuk-bentuk modal social menurut ( Pantoja 2000 ) sebagai berikut :

1. Hubungan-hubungan keluarga dan kekerabatan, meliputi: rumah tangga, keluarga luas, atau klien berdasarkan pada kuatnya pertalian darah dan afinitas

2. Jejaring sosial atau kehidupan asosiasional, meliputi: jejaring yang dimiliki individu, kelompok dan organisasiorganisasi yang menghubungkan individu dari keluarga-keluarga yang berbeda, atau kelompok-kelompok yang memiliki kesamaan aktivitas untuk berbagai maksud;

3. Keterkaitan lintas sektor, termasuk jejaring yang menghubungkan organisasi- organisasi dari berbagai sektor di dalam masyarakat (LSM, organisasi akar rumput, perwakilan pemerintah, perusahaan swasta) yang memungkinkan kombinasi sumberdaya dan tipe pengetahuan yang berbeda-beda guna menemukan pemecahan masalah dari masalahmasalah yang kompleks. Bentuk modal sosial ini menyediakan artikulasi antara asosiasi dan organisasi yang bersifat horisontal dan vertikal;

4. Norma-norma dan nilai- nilai sosial, mencakup kepercayaan budaya yang luas dan pengaruh kepercayaan yang dimaksud terhadap berfungsinya masyarakat secara umum. Norma-norma dan nilai-nilai mendukung bentuk-bentuk modal sosial lainnya sekaligus merepresentasi bentuk paling umum dan paling sulit dari modal sosial.

B. Modal Sosial Sebagai alat Pembangunan 1. Modal Sosial dan Pembangunan Manusia

Bangsa yang memiliki modal sosial tinggi cenderung lebih efisien dan efektif

dalam menjalankan berbagai kebijakan untuk mensejahterakan dan memajukan

kehidupan rakyatnya (Putnam dalam Hasbullah. 2006). Dalam konteks

pembangunan manusia, modal sosial mempunyai pengaruh yang besar sebab

beberapa dimensi pembangunan manusia sangat dipengaruhi oleh modal sosial

(10)

antara lain, kemampuan untuk menyelesaikan kompleksitas berbagai permasalahan bersama, mendorong perubahan yang cepat di dalam masyarakat, menumbuhkan kesadaran kolektif untuk memperbaiki kualitas hidup dan mencari peluang yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan. Hal ini terbangun oleh adanya rasa saling mempercayai, kohesifitas, tindakan proaktif, dan hubungan internal-eksternal dalam membangun jaringan sosial didukung oleh semangat kebajikan untuk saling menguntungkan sebagai refleksi kekuatan masyarakat. Situasi ini akan memperbesar kemungkinan percepatan perkembangan individu dan kelompok dalam masyarakat.

2. Modal Sosial dan Pembangunan Sosial

Adanya modal sosial akan membuka kemungkinan menyelesaikan kompleksitas persoalan dengan lebih mudah. Dengan saling percaya, toleransi, dan kerjasama mereka dapat membangun jaringan baik di dalam kelompok masyarakatnya maupun dengan kelompok masyarakat lainnya. Hasbullah (2006) memaparkan mengenai jaringan-jaringan yang memperkuat modal sosial akan memudahkan saluran informasi dan ide dari luar yang merangsang perkembangan kelompok masyarakat. Hasilnya adalah lahirnya masyarakat peduli pada berbagai aspek dan dimensi aktifitas kehidupan, masyarakat yang saling memberi perhatian dan saling percaya.

Situasi yang mendorong kehidupan bermasyarakat yang damai, bersahabat, dan tenteram. Pada masyarakat tradisional, diketahui memiliki asosiasi-asosiasi informal yang umumnya kuat dan memiliki nilai-nilai, norma, dan etika kolektif sebagai sebuah komunitas yang saling berhubungan. Hal ini merupakan modal sosial yang dapat mendorong munculnya organisasi-organisasi modern dengan prinsip keterbukaan, dan jaringan- jaringan informal dalam masyarakat yang secara mandiri dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan untuk terciptanya peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup bersama dalam kerangka pembangunan masyarakat.

Di tingkat lokal, modal sosial dapat menjembatani hubungan pemerintah

daerah dan masyarakat dalam menyebarkan informasi dan mengimplementasikan

programprogram pembangunan. Kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,

(11)

keterbukaan pemerintah pada masyarakat, adanya komitmen dan keinginan yang kuat antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk membangun, serta adanya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan akan mendorong terciptanya pembangunan sistem pemerintahan yang baik dimana akuntabilitas dan transparansi pemerintahan berimbang dengan akses dan kontrol masyarakat terhadap pemerintahan. Hal ini juga dapat mendorong demokrasi tumbuh dari bawah dan memungkinkan pembangunan politik tidak hanya pada aras pusat tapi juga aras lokal.

Modal Sosial yang tinggi, menurut Putnam (2002) membawa dampak pada tingginya partisipasi masyarakat sipil dalam berbagai bentuknya. Akibat positif yang dihasilkan adalah pemerintah akan memilki akuntabilitas yang lebih kuat (Hasbullah, 2006) .Negara melalui sistem pemerintahan yang baik dapat mendorong menguatnya modal sosial yang mendukung berkembangnya kepercayaan, nilai-nilai, dan norma yang baik dengan menciptakan situasi yang kondusif dalam mempererat jaring- jaring sosial di dalam masyarakat dan merangsang tumbuhnya sikap proaktif masyarakat dalam pembangunan.

2.2 Konsep tentang Ekonomi Kreatif.

Ekonomi kreatif sendiri memiliki pengertian dimana gagasan baru dalam dunia perekonomian yang mengutamakan kreativitas dan informasi. Hal ini merujuk pada kreativitas manusia yang tidak terbatas sehingga bisa dimanfaatkan sebagai faktor produksi. Inti dari ekonomi kreatif ditujukan pada mereka yang mengedepankan kreatifitas, pengetahuan, serta ide ide cemerlang seseorang untuk memajukan roda perekonomian.

Era globalisasi yang mendukung kemajuan teknologi sangat menguntungkan industri yang bergerak pada sektor ekonomi kreatif. Beberapa ciri ekonomi kreatif diantaranya berbasis pada ide dan juga gagasan, pengembangannya bersifat terbuka dan unlimited, merupakan hasil kreasi intelektual, mampu membuat relasi dengan berbagai pihak, konsep yang dibangun bersifat sementara dan mudah tergantikan.

Ekonomi kreatif adalah gelombang ekonomi baru yang lahir ada awal abad

ke-21. Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai kekayaan

yang dapat menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan.

(12)

Inti dari ekonomi kreatif teretak pada indusri kreatif, yaitu Industi yang digerakkan oleh para kreator dan innovator. Rahasia eonomi kreatif terletak pada kreativitas dan keinovasian.

Saat ini, ekonomi kreatif selalu ramai apalagi setelah mengetahui betapa besarnya sumbangan industri ekonomi kreatif seperti seni, musik, fashion, dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, industri ekonomi kreatif ini merupakan hasil dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu.

Industri ekonomi kreatif merupakan basis dari karakter dan simbol kehadiran Bangsa Indonesia di tengah pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia.

Dengan memperkuat struktur industri berbasis tradisi dan budaya, kekayaan intelektual dan warisan budaya bangsa dapat dilestarikan sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan produk-produk inovatif baru bernilai tambah dan berdaya saing tinggi dan umumnya berskala kecil menengah seperti industri rumah tangga.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Deskripsi dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan 2 tahapan, pertama tahapan pra acara yang berkenaan dengan ijin dan undangan ke mitra PKM, kedua, saat pelaksanaan di balai Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Pelaksanaan melibatkan tim dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan sebagai tutor dengan bidang kelimuan masing-masing. Selama presentasi menggunakan media elektronik

3.2 Prosedur Kerja 1) Tahap pra acara

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan mendata seluruh calon peserta, baik

dari perangkat desa maupun perwakilan kelompok masyarakat Desa Talang Mulya.

(13)

Selanjutnya mendistribusikan surat undangan ke desa yang ditunjukan. Hal terakhir mempersiapkan lokasi pelatihan dan segala kebutuhan pelatihan, seperti fasilitas presentasi dan diskusi untuk narasumber dan peserta.

2) Pelaksanaan Acara

Kegiatan ini dimulai dengan pre-test dan post test untuk mengukur keberhasilan pelatihan. Selanjutnya, kegiatan pelatihan ini akan menggunakan presentasi dengan peserta pelatihan secara langsung, sehingga masalah-masalah yang terjadi saat uji coba dapat langsung teratasi oleh para pemateri pelatihan.Selanjutnya kegiatan akan diisi dengan diskusi seputar masalah modal sosial dan ekonomi kreatif

3.3 Pihak Yang Terlibat

Sasaran kegiatan pelatihan ini adalah perangkat desa dan kelompok masyarkat di Desa Bunut Pasar.Masing-masing kelompok masyarakat mengirimkan perwakilan 2-3 orang untuk mengikuti pelatihan ini dan mendistribusikan hasil pelatihan ke kelompok masyarakat masing-masing. Jumlah peserta yang diundang sekitar 30 orang baik dari perangkat desa dan kelompok masyarakat.

3.4 Partisipasi Mitra

Pelatihan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara dosen-dosen

jurusan ilmu pemerintahan dengan mitra yakni Penyuluh Kehutanan Provinsi Lampung

(14)

BAB 4. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN

4.1 Kebutuhan Pakar

Dalam menyelesaikan permasalahan ekdi desa Talang Mulya, kegiatan ini membutuhkan keilmuan dalam mengerjakan setiap teknis persoalan, diantaranya: tentang konsep modal sosial masyarakat, ekonomi kreatif serta penguatan kolaborasi stakholder desa dalam penanggulangan bencana.

4.2 Tim Pengusul

N No Nama Jabatan Kepakaran/pembagian bidang kerja

2. 1 Dr. R. Pitojo Budiono., M.Si Ketua Memaparkan Konsep Penguatan Modal Sosial 2 2 Darmawan Purba., S.I.P.,M.I.P Anggota 1 Memaparkan Konsep ekonomi kreatif dan

UMKM

3 Bendi Juantara., S.I.P.,M.A Anggota 2 Menjalin kolaborasi bersama dan penguatan seluruh stakeholder desa dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif

BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENGABDIAN

5.1 Rencana Anggaran Belanja

Agar pengabdian ini dapat berjalan, berikut rekapitulasi Anggaran Belanja pengabdian yang secara garis besar meliputi empat komponen yakni pengadaan alat dan bahan, Travel Expenditure, ATK/bahan habis pakai, serta laporan/disemenasi/publikasi.

Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp. 22.570.000. Secara

lebih rinci besaran anggaran yang dibutuhkan terlihat pada Tabel berikut ini:

(15)

Tabel 1.

Rekapitulasi Anggaran Pengabdian

No Keterangan Per Unit (Rp) Jumlah (Rp)

I Pengadaan Alat dan Bahan (Max 30%)

Penelusuran Literatur 6.000.000

Fotocopy Literatur 750.000

Pemeliharaan Komputer dan Printer 250.000

Sewa Komputer 250.000

Total Pengadaan Alat dan Bahan 9.250.000

II Biaya Perjalanan 30%

1. Transportasi dan akomodasi ke lokasi

Sewa kendaraan Rp. 550.000 x 2 hari 4.400.000

2. Konsumsi saat survey pengabdian

6 orang x 4 hari x Rp. 50.000 3.200.000

3 Bensin Mobil 1.150.000

Total Biaya Perjalanan 8.750.000

III ATK/BHP (Maks 20%)

Kertas HVS A4 6 rim @ 40.000 720.000

Kertas HVS F4 6 rim @ 40.000 720.000

Tinta Printer 1 pak @ 540.000 2.160.000

Buku Tulis, pena, pensil, penghapus 1 paket 2.125.000

Flasdisk 3 buah @100.000 1.025.000

Total ATK/BHP 6.750.000

III Laporan/Diseminasi/Publikasi (Maks 50%)

1. Laporan pengabdian1 paket 3.250.000

2. Biaya publikasi jurnal 6.000.000

3. Dokumentasi 250.000

Total Laporan/Diseminasi/Publikasi 10.000.000

Total Biaya 35.000.000

5.2 Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan pelatihan ini dilaksanakan selama 6 bulan dengan 2 bulan persiapan,

dimulai dari rencana pembuatan proposal, pelaksanaan sampai laporan kegiatan. Rincian

kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.

(16)

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2021 dan dilaksanakan dmulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB di Balai Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran

Tabel 1. Tabel pelaksanaan dan jadwal pelatihan

0 2 4 6 8 10 12

1 5 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

0

Bar Chart Tahapan PKM

5 Pelaporan 4 Pelaksanaan Kegiatan 3 Penyebaran Undangan 2 Perijinan Pengabdian 1 Pembuatan Proposal No Uraian Kegiatan No Uraian Kegiatan No Uraian Kegiatan

No Alokasi Waktu Kegiatan Pemateri Tempat

pelaksanaan

1

Peserta berkumpul di Balai Desa Talang Mulya

08.00-08.15 Panitia Balai Desa

2

Pembukaan

08.15-08.30 Ketua Pengabdian, Kepala Desa Talang Mulya

Balai Desa

3

Konsep Modal Social

08.30-10.00 Dr. R. Pitojo Budiono., M.Si Balai Desa

4

Konsep Penguatan Modal Sosial Masyarakat dan UMKM

10.15-11.00 Darmawan Purba., S.I.P., M.I.P Balai Desa

5

Diskusi

11.00-11.45 Bendi Juantara., S.I.P., M.A Balai Desa

6

Penutup Hari Pertama 11.45-12.00 Panitia Balai Desa

Pelasanaan Hari kedua

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Acmad Ghazali, (2015) Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019, PT Republik Solusi, Jakarta.

Faturahman, B. M. (2018). Konseptualisasi mitigasi bencana melalui perspektif kebijakan publik. Publisia (Jurnal Ilmu Administrasi Publik), 3(2), 121.

Hasbullah, J. (2006). Social Capital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia.

MR-United Press.

Imaduddina, A. H., Widodo, W. H. S., & Poerwati, T. (2018). Penerapan pelatihan siaga bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan mahasiswa dalam kegiatan pengurangan risiko bencana.

Jenkins, R. (2004). Social Identity. (edisi kedua). London: Routledge.

Lawang R, MZ.2005.Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologi (suatu Pengantar).

Jakarta: Fisip UI Press Jakarta.

Umam, Q., & Rahman, F. (2018). Sena Sakti (Sekolah Bencana; Siaga, Aksi dan Mitigasi). Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 4(1), 06-11.

Purba, J. (2002). Pengelolaan Lingkungan Sosial. Yayasan Obor Indonesia.

Priambodo, S. A. (2009). Panduan praktis menghadapi bencana. Yogyakarta: Kanisius.

1

Peserta berkumpul di Balai Desa Talang Mulya

08.00-08.15 Panitia Balai Desa

2

SImulasi Ekonomi kreatif

08.15-12.30 Ketua Pengabdian, Kepala Desa Talang Mulya

Balai Desa ISOMA

3

Simulasi Konsep Modal Social

13.30-15 00 Dr. R. Pitojo Budiono., M.Si dan Balai Desa

4

Membuat Jejaring Konsep Penguatan Modal Sosial Masyarakat dan UMKM

15.15-16.00 Darmawan Purba., S.I.P., M.I.P dan staf koperindag

Balai Desa

5

Penutupan kegiatan

16.00-16.15 Bendi Juantara., S.I.P., M.A dan pengarjin

Balai Desa

(18)

Pantoja, E. (2000). Exploring the concept of social capital and its relevance for community-based development: The case of coal mining areas in Orissa, India.

World Bank, Social Development Family, Environmentally and Socially Sustainable Development Network.

Rochmad Aldy Purnomo, 2016, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, Media Nulisbuku.com Surakarta

Gambar

Tabel 1. Tabel pelaksanaan dan jadwal pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan ini akan diinformasikan kepada petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu tentang teknologi pemupukan yang tepat

Bila diberikan penyuluhan dan pelatihan cara mengelola dan mengolah limbah jelantah sehingga bisa dipakai sebagai bahan baku pembuatan sabun ramah lingkungan, maka hal

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan tentang gizi anak, wanita hamil, wanita menyusui dan peningkatan ketrampilan ibu balita

Oleh karena itu, dengan tujuan memberdayakan ibu rumah tangga di desa Tanjung Agung untuk meningkatkan pendapatan keluarga, diperlukan pendampingan untuk meningkatkan

Keahlian yang diperlukan dalam kegiatan pelatihan ini adalah keahlian dalam analisis data statistik dalam hal ini statistika deskriptif, keahlian dalam

Sekolah Alam Lampung (SAL) memiliki program unggulan yaitu sebagai pelopor pendidikan lingkungan hijau. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu aksi bersih desa,

Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat mitra dalam upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19 10 melalui pembentukan satuan

Dengan kondisi guru-guru yang belum banyak menguasai teknik analisis data menggunakan SPSS maka perlu diadakan Pelatihan Analisis Data dengan menggunakan aplikasi