• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA

PETERNAK SAPI PERAH

(Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

THE CORRELATION BETWEEN INTERNAL AND EXTERNAL FACTORS AND ADOPTION LEVEL OF BIOGAS TECHNOLOGY IN DAIRY FARMERS GROUP

(Case Study on Wargi Saluyu Farmers Group Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

Fitriana Suciani*, Marina Sulistyati**, Syahirul Alim**

Universitas Padjadjaran

*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

e-mail: fitriana.suciani@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian tentang hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat adopsi teknologi biogas pada peternak sapi perah telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi teknologi biogas pada peternak sapi perah dan mengetahui seberapa besar hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat adopsi teknologi biogas. Penelitian ini menggunakan metode survei. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja karena konsentrasi kegiatan pengembangan teknologi biogas terdapat di Desa Haurngombong pada kelompok peternak Wargi Saluyu dan sampel yang diambil berjumlah 30 responden dengan metode sample acak sederhana. Untuk menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat adopsi teknologi biogas menggunakan korelasi Rank Spearman (Rs) dengan program SPSS versi 21 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi biogas oleh kelompok peternak Wargi Saluyu termasuk dalam kategori tinggi. Sementara, hasil uji korelasi Rank Spearman untuk hubungan antara faktor internal dengan tingkat adopsi teknologi biogas menunjukkan bahwa terdapat hubungan cukup berarti dan signifikan dengan nilai Rs sebesar 0,55 dan tidak terdapat hubungan antara faktor eksternal dengan tingkat adopsi teknologi biogas.

Kata kunci : faktor internal, faktor eksternal, tingkat adopsi

ABSTRACT

Research the correlation between internal and external factors and adoption level of biogas technology in dairy farmers group was conducted in January 2015 in Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. The aims research are to investigate the adoption level of biogas technology in diary farmers group and to know correlation between internal and external factors and adoption level of biogas technology. This research used survey technique and the location of the research activity was choosed an accidental sampling deliberately due to the fact that biogas technology development has been consentrated in Wargi Saluyu Farmer Group in Desa Haurngombong with 30 respondence used simple random sampling technique. In order to

(2)

analyze correlation between internal and external factors and adoption level of biogas technology in dairy farmers group used Rank Spearman Correlation (Rs) with SPSS program 21 version for windows. The results of research showed that adoption level of biogas technology in dairy farmers group can be categorized a high level. Meanwhile, result of Rank Spearman correlation shows significant relation with Rs 0,55 value for correlation between internal factor and adoption level of biogas technology and not correlation between external factor and adoption level of biogas technology

Keywords : internal factor, external factor and adoption level

PENDAHULUAN

Peternakan sebagai aset bagi masyarakat terutama di daerah pedesaan karena peternakan merupakan salah satu bidang yang menjadi mata pencaharian di pedesaan. Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping itu juga dihasilkan feses dan urin yang di produksi secara kontinyu setiap hari. Urin dan feses yang dihasilkan dapat menimbulkan permasalahan limbah. Limbah merupakan hasil buangan dari ternak berupa padat maupun cair. Feses ternak sapi perah merupakan salah satu limbah peternakan yang bila tidak dimanfaatkan dan tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak terhadap penurunan mutu lingkungan dan mengganggu kesehatan hidup masyarakat.

Teknologi biogas merupakan salah satu teknologi pilihan tepat guna untuk menangani limbah feses ternak sapi perah. Teknologi biogas dapat memanfaatkan feses ternak menjadi bahan bakar berupa gas yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerob oleh mikroorganisme dari feses tersebut. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbondioksida. Peternak yang sudah melakukan pengolahan biogas adalah peternak anggota kelompok Wargi Saluyu yang merupakan kelompok peternak terbesar di Desa Haurngombong dan memiliki 90 anggota peternak. Teknologi biogas telah diadopsi oleh peternak kelompok Wargi Saluyu, namun sampai saat ini masih ditemukan beberapa kendala seperti kurangnya keterampilan peternak terhadap teknologi biogas sehingga beberapa peternak belum mampu memperbaiki kerusakan pada instalasi biogas.

Pada dasarnya proses adopsi teknologi biogas oleh kelompok peternak melalui tahapan-tahapan sebelum peternak menerima atau menerapkan teknologi biogas dan selang waktu antar tahapan satu dengan yang lainnya tidak sama. Kemauan dan kecepatan proses adopsi teknologi

(3)

biogas dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, namun faktor yang berpengaruh terhadap proses adopsi tersebut dapat berasal dari faktor internal dan faktor faktor eksternal peternak.

Faktor-faktor internal tersebut antara lain umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, jumlah ternak, pengalaman beternak dan tingkat kosmopolitan serta ada juga faktor eksternal yang meliputi peran agen penyuluh dan dukungan kelembagaan. Faktor-faktor inilah yang akan menentukan tingkat adopsi inovasi teknologi biogas oleh kelompok peternak. Tingkat adopsi teknologi biogas setiap peternak berbeda-beda dalam mengadopsi suatu teknologi misalnya cara menanggapi suatu teknologi, tingkat pemahaman terhadap suatu teknologi dan sebagainya.

OBJEK DAN METODE OBJEK PENELITIAN

Objek Penelitian adalah anggota kelompok peternak Wargi Saluyu, di Desa Haurngombong, kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survei. Teknik penentuan lokasi secara purposive yaitu di wilayah keanggotaan kelompok peternak Wargi Saluyu, Desa Haurgombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan metode pengambilan sampel penelitian adalah pengambilan sampel acak sederhana. Metode pengambilan ditempuh melalui cara undian. Jumlah sampel keseluruhan yang diambil adalah sebanyak 30 peternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005), dengan ukuran sampel sebanyak n ≥ 30, maka nilai pengamatan akan mendekati sebaran normal.

Operasional Variabel

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).

(4)

1. Variabel Bebas (Xi)

Variabel bebas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi (Xi). faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri atau latar belakang sosial. Indikator yang diukur, meliputi umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, jumlah ternak, pengalaman beternak dan tingkat kosmopolitan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dari hasil perhitungan berlaku kelas interval untuk faktor internal sebagai berikut:

Faktor internal rendah : 7 – 11 Faktor internal sedang : 12 – 16 Faktor internal tinggi : 17 – 21

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar lingkungan individu yang bersangkutan, tetapi secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi individu yang bersangkutan, meliputi peran agen penyuluh dan dukungan kelembagaan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dari hasil perhitungan berlaku kelas interval untuk faktor eksternal sebagai berikut:

Faktor eksternal rendah : 10 – 16 Faktor eksternal sedang : 17 – 23 Faktor eksternal tinggi : 24 – 30

2. Variabel Terikat (Yi)

Variabel terikat (Yi) dalam penelitianadalah tingkat adopsi peternak terhadap teknologi biogas yaitu tahapan yang menunjukkan tingkat penerimaan teknologi biogas oleh peternak meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dari hasil perhitungan berlaku kelas interval untuk tingkat adopsi teknologi biogas sebagai berikut:

(5)

Tingkat adopsi teknologi biogas sedang : 17,8 – 24,5 Tingkat adopsi teknologi biogas tinggi : 24,6 – 33

MODEL ANALISIS

Keseluruhan data yang dikumpulkan, ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan dalam pembahasan. Langkah awal yaitu mengkaji faktor internal dan faktor eksternal peternak dengan analisis deskriptif. Sedangkan untuk mengkaji tingkat adopsi teknologi biogas dengan menghitung jumlah skor dan analisis deskriptif.

Untuk mengetahui hubungan faktor internal dan faktor eksternal peternak dengan tingkat adopsi teknologi biogas adalah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman menggunakan program SPSS 21 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Faktor Internal Kelompok Peternak Wargi Saluyu

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu, dimana individu menerima, mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta menentukan mana yang akan diterima dan mana yang tidak. Faktor internal sebagianbesar responden termasuk dalam kategori faktor internal sedang (46,67%).

Faktor internal responden anggota kelompok Wargi Saluyu ditinjau dari segi umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, kepemilikan ternak, pengalaman beternak dan tingkat kosmpolitan.

Umur

Pembagian umur menurut Hurlock (2001) menunjukkan bahwa responden yang paling banyak menerapkan teknologi biogas adalah responden yang berumur dewasa madya yaitu umur 41 – 60 tahun sebanyak 21 orang (70%).Peternak yang menerapkan teknologi biogas merupakan

(6)

peternak yang masih produktif dan masih memiliki kemampuan motorik serta psikomotorik yang masih kuat.

Pendidikan Formal

Pendidikan formal responden yang terdiri dari mulai SD hingga SMA. responden paling banyak adalah lulusan SD sebanyak 18 orang (60%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan yang rendah, hal tersebut disebabkan oleh peternak berasal dari keluarga yang tidak atau kurang mampu. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah adalah mereka yang mempunyai usia tua sedangkan untuk peternak yang usia muda cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal sebagian besar responden termasuk dalam kategori rendah sebanyak 15 orang (50%). Hal ini terjadi karena kurangnya kesempatan yangdiberikan kepada responden untuk mengikuti berbagai pelatihan atau banyak responden yang merasa malas mengikuti pelatihan karena menyita waktu dan lebih baik bekerja daripada mengikuti pelatihan.

Pendapatan

Mayoritas responden bekerja sebagai peternak dan petani. Data tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki status ekonomi yang relatif sedang. Menurut Mardikanto (1993) peternak dengan tingkat pendapatan tinggi biasanya akan semakin cepat mengadopsi inovasi.

Jumlah Ternak

Jumlah ternak yang dimiliki dibagi dalam tiga kategori skala usaha menurut Erwidodo (1993) yaitu skala besar, skala menengah dan skala kecil. tingkat kepemilikan sapi perah paling banyak adalah pada skala menengah (4–7 ekor) sebanyak 13 orang (14,33%). Tingkat kepemilikan ternak di kelompok Wargi Saluyu cukup berpotensi untuk mengembangkan teknologi biogas karena berkaitan dengan jumlah limbah yang akan dihasilkan sebagai bahan baku utama pembuatan biogas.

(7)

Pengalaman Beternak

Dominasi responden menunjukkan bahwa peternak memiliki pengalaman beternak dengan kategori sedang yaitu peternak yang beternak selama 13–19 tahun sebanyak 12 peternak (40%). Hal ini sesuai dengan pendapat Mubyarto (2000) yang menjelaskan bahwa pengalaman dan kemampuan bertani yang telah dimiliki sejak lama merupakan cara hidup (way of life) yang memberikan keuntungan dalam hidup para petani.

Tingkat Kosmopolitan

Sebagian besar tingkat kosmopolitan responden adalah kosmopolitan kategori rendah yaitu kosmopolitan 1x/bulan sebanyak 14 peternak (46,67%). Peternak yang suka bergabung dengan orang-orang di luar sistem sosialnya umumnya lebih inovatif dibanding mereka yang hanya melakukan kontak pribadi dengan warga masyarakat setempat.

2. Faktor Eksternal Kelompok Peternak Wargi Saluyu

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk membentuk dan mengubah sikap. Faktor eksternal sebagian besar responden termasuk dalam kategori faktor internal tinggi sebesar 100,00%. Faktor eksternal responden anggota kelompok Wargi Saluyu dalam penelitian ini yaitu peran agen penyuluh dan dukungan kelembagaan. Peran Agen Penyuluh

Penyuluh sebagai agen pembaharu adalah individu yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi orang lain (client) selaras dengan yang diinginkan oleh lembaga penyuluh (Rogers,1983). Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwaapat diketahui bahwa peran agen penyuluh termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 96,67%. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran agen penyuluh telah melakukan penyuluhan secara teratur dan bertindak sebagai fasilitator dengan baik

(8)

Dukungan Kelembagaan

Dukungan kelembagaan merupakan dukungan bagi peternak, baik dukungan dari koperasi atau kelompok peternak yang berperan dalam proses difusi inovasi kepada peternak. Dukungan koperasi sebagai lembaga ekonomi swadaya masyarakat berperan dalam proses difusi inovasi kepada peternak yaitu mengenalkan inovasi, memfasilitasi modal, pengadaan dan pelayanan sarana produksi serta pemasaran susu (Sularso, 2001).

Dukungan kelembagaan yang ada di kelompok peternak Wargi Saluyu termasuk dalam kategori tinggi. Pengembangan usaha peternakan sapi perah tidak terlepas dari adanya peran kelompok peternak, koperasi serta lembaga sosial lainnya yang secara langsung menjadi wadah kegiatan usaha peternakan sapi perah. Selain itu juga, keberadaan dukungan kelembagaan dapat menjadi media transformatif bagi peningkatan kualitas peternak, khususnya dalam pengadopsian teknologi biogas.

3. Tingkat Adopsi Teknologi Biogas oleh Kelompok Peternak Wargi Saluyu

Dalam proses pengambilan keputusan apakah seseorang menolak atau menerima suatu inovasi adalah tergantung pada sikap mental dan perbuatan yang dilandasi oleh situasi internal serta situasi eksternal orang tersebut (Soekartawi, 1988).

No Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

………%... 1 2 3 Pengetahuan Sikap Tindakan 90.00 100.00 73.33 10.00 0.00 26.67 0.00 0.00 0.00

Tingkat Adopsi Teknologi Biogas 93.33 6.67 0.00

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat adopsi peternak terhadap teknologi biogas oleh kelompok peternak Wargi Saluyu dapat dikategorikan kedalam tingkat adopsi tinggi (93,33%), hal

(9)

tersebut dapat terjadi karena adanya pengaruh dari faktor internal dan faktor eksternal dalam mengubah pengetahuan, sikap serta tindakan peternak untuk mengadopsi teknologi biogas.

4. Hubungan Antara Faktor Internal dengan Tingkat Adopsi Teknologi Biogas

Faktor internal dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, kepemilikan ternak dan pengalaman beternak. Berdasarkan hasil korelasi

Rank Spearman dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti dan sangat

signifikan antara faktor internal dengan tingkat adopsi teknologi biogas dengan nilai Rs 0,555**. Soekartawi (1988) mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan apakah seseorang menolak atau menerima suatu inovasi banyak tergantung pada sikap mental dan perbuatan yang dilandasi oleh situasi internal orang tersebut misalnya pendidikan, pengalaman, umur, dan sebagainya

Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor internal memiliki peranan yang penting bagi peternak dalam mengambil keputusan untuk mengadopsi teknologi biogas. Hubungan antara faktor internal dengan tingkat adopsi biogas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan Antara Faktor Internal dengan Tingkat Adopsi Teknologi Biogas

Faktor Internal Rs Keterangan

Umur Pendidikan formal Pendidikan nonformal Pendapatan Jumlah ternak Pengalaman beternak Tingkat kosmopolitan 0,121 0,373* 0,286 0,312* 0,409* 0,267 0,266 NS S NS S S NS NS *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed)

5. Hubungan antara Faktor Eksternal Responden dengan Tingkat Adopsi Teknologi Biogas

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk membentuk dan mengubah sikap. Faktor eksternal dalam penelitian ini yaitu peran agen penyuluh dan dukungan kelembagaan. Berdasarkan hasil korelasi Rank Spearman dapat diketahui tidak terdapat hubungan antara faktor eksternal dengan tingkat adopsi teknologi biogas meskipun memiliki nilai Rs sebesar 0,151.

(10)

Tidak adanya hubungan antara faktor eksternal dengan tingkat adopsi teknologi biogas tersebut dikarenakan faktor internal peternak yang lebih kuat pengaruhnya terhadap tingkat adopsi teknologi biogas. Meskipun diketahui bahwa peran agen penyuluh dan dukungan kelembagaan tinggi atau baik namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap tingkat adopsi teknologi biogas. Penyuluhan yang rutin dilaksanakan tiga bulan sekali dan pertemuan kelompok yang rutin satu bulan sekali tidak memberikan pengaruh kepada peternak dalam mengadopsi teknologi biogas.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Faktor internal yang ada pada kelompok peternak Wargi Saluyu meliputi pendidikan formal, pendapatan dan jumlah ternak. Sementera faktor eksternal yang ada pada kelompok peternak Wargi Saluyu yaitu peran agen penyuluh dan dukungan kelembagaan.

2. Tingkat adopsi teknologi biogas oleh kelompok peternak Wargi Saluyu termasuk kedalam kategori tinggi.

3. Terdapat hubungan yang positif dancukup berarti antara faktor internal dengan tingkat adopsi teknologi biogas dengan nilai Rs sebesar 0,555 dan tidak terdapat hubungan antara faktor eksternal dengan tingkat adopsi teknologi biogas.

SARAN

1. Hendaknya penyuluh diharapkan lebih aktif lagi dalam memberikan kegiatan penyuluhan kepada peternak terkait dengan teknologi biogas.

2. Peran dukungan kelembagaan ikut membantu melakukan pendampingan kepada peternak sampai peternak benar-benar mengadopsi teknologi biogas secara kontinyu.

3. Bagi peternak, diharapkan lebih rajin untuk mengikuti kegiatan penyuluhan, agar peternak dapat menambah informasi dan wawasan tentang teknologi biogas.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada para pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran dalam penulisan karya ilmiah ini serta para pembahas yang telah memberikan sarannya. Terima kasih penulis ucapkan pula kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam dalam menyelesaikan penelitian ini.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Erwidodo dan F.Hasan. 1993. Evaluasi Kebijakan Industri Persusuan Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor

Hurlock, E. B. 2001. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Erlangga. Jakarta

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ketiga. LP3ES. Jakarta Rogers, E.M. 1983. Diffusion Of Innovations. The Free Press. London

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung

Referensi

Dokumen terkait

The unit of analysis of the study, the researcher identifies word or phrase containing pun expressing humor and its translation strategies used for each pun in Deadpool

Sebagai konsumen dari jasa yang diberikan oleh seseorang, pasien tentunya memiliki harapan-harapan terhadap pemberi pelayanan kesehatan tersebut, yang terdiri dari reliability

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengungkap proses penyelenggaran pendidikan karakter berbasis nilai-nilai keislaman di SMAIT Nur Hidayah, (2) Untuk

[r]

Ianya mengkaji sejauh mana kurikulum Bahasa Inggeris menyediakan belia vokasional supaya berdaya saing dalam penggunaan Bahasa Inggeris di era global ini, dan menunjukkan

Termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif. Laporan hasil pemeriksaan

Tesis Hibah wasiat yang dilakukan dengan.... Ida Bagus

“Undang -undang ini mengatur penyelesaian sengketa atau beda pendapat antar para pihak dalam suatu hubungan hukum tertentu yang telah. mengadakan perjanjian arbitrase yang