• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN BID-ASK SPREAD, TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2012).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN BID-ASK SPREAD, TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2012)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN BID-ASK SPREAD, TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN

SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2012)

SKRIPSI

OLEH

ANDI SURYA LEONARDO 1010522075

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(2)

No. Alumni Universitas Andi Surya Leonardo No. Alumni Fakultas

a). Tempat/Tgl Lahir: Padang Panjang/ 5 Agustus 1992, b). Nama Orang Tua: Ratna Sari c). Fakultas: Ekonomi, d). Jurusan: Manajemen e). No. BP: 1010522075, f). Tanggal Lulus: 21 Maret 2014, g). IPK : 3,25. h). Prediksi Kelulusan: Sangat Memuaskan, i). Lama Studi: 3 Tahun 6 Bulan,j). Alamat Orang Tua: Jl. Yulius Usman No.50 RT.13 Kel. Koto Panjang, Kec. Padang Panjang Timur, PadangPanjang, Sumatera Barat.

Analisis Perbedaan Bid-ask Spread, Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split

Skripsi oleh Andi Surya Leonardo Pembimbing: Laela Susdiani, SE., M.Com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai perbedaan bid-ask spread, trading volume activity dan abnormal return sebelum dan sesudah stock split.Jumlah sampel pada penelitian ini 25 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan stock split tahun 2009-2012 dengan metode pengambilan data purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test dengan program SPSS (Statistical Program for Social Science). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara bid-ask spread dan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Untuk trading volume activity terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Stock split tidak begitu besar mempengaruhi investor terhadap pembelian saham.

Kata Kunci : Stock Split, Bid-ask Spread, Trading Volume Activity, dan Abnormal Return

Skripsi ini telah dipertahankan di depan seminar hasil skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 21 Maret 2014dengan pembimbing dan penguji:

Tanda Tangan

Nama Terang Laela Susdiani, SE., M.Com Sari Surya, SE., MM Idamiharti, SE., Msi

Mengetahui : Ketua Jurusan

Dr. Vera Pujani, SE., MM. Tech

NIP : 196611152000032001 Tanda Tangan

lumnus telah mendaftar ke Fakultas/Universitas dan Mendapat Nomor Alumnus: Petugas Fakultas/Universitas

No. Alumni Fakultas Nama: Tanda Tangan

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya

transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

adanya dampak positif pada peningkatan perekonomian Indonesia. Globalisasi sektor

keuangan dan investasi sebagai salah satu tuntutan perkembangan ekonomi indonesia,

memiliki andil dalam mendorong perubahan iklim investasi dan perkembangan pasar modal.

Sebagai salah satu mediator sarana investasi di pasar modal, perusahaan efek dituntut untuk

mengikuti suatu perubahan dan perkembangan guna memenuhi kebutuhan investor dan

menjaga keselarasan dengan keinginan pasar. Perkembangan itu secara langsung maupun

tidak langsung akan berdampak kepada kegiatan investasi. Semakin luasnya cakupan

kegiatan investasi dan semakin besarnya kapasitas investasi. Dalam rangka peningkatan

peran swasta, maka kegiatan pasar modal harus ditingkatkan. Hal ini berarti bahwa kebijakan

di bidang pasar modal disamping untuk mendorong meningkatnya jumlah perusahaan yang

go publik juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilikan surat surat berharga,

guna mempercepat pengarahan dana masyarakat untuk menunjang pembangunan. Pasar

modal adalah salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana masyarakat serta

sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik modal.

Pasar modal Indonesia yang termasuk dalam pasar yang sedang berkembang menjadi

salah satu sasaran investasi dari pemodal asing maupun domestik. Semakin berkembang

maka peranan pasar modal Indonesia sebagai salah satu sumber pembiayaan mempunyai

prospek yang cukup cerah. Melalui bursa saham ini setiap perusahaan bisa menjual sahamnya

(4)

pabrik, menambah investasi, untuk pengembangan produk baru sampai rencana akuisisi dan

merger.

Tujuan pokok pasar modal Indonesia yaitu sebagai penghimpunan dana dan juga sebagai

alternatif bagi masyarakat yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi guna

disalurkan ke sektor-sektor yang lebih produktif. Dengan menanamkan dana melalui bursa

saham, masyarakat akan memperoleh laba dengan mendapatkan capital gain dan deviden dari

saham yang dibelinya tersebut.

Tetapi selain memperoleh capital gain atau deviden masyarakat juga akan menghadapi

tingkat resiko tertentu. Para pemodal dalam berinvestasi di pasar modal mengandung unsur

ketidakpastian. Dalam keadaan semacam ini dapat dikatakan pemodal mengalami resiko

dalam investasi pada saham yang dilakukannya dan pemodal tidak tahu pasti hasil yang akan

diperoleh dari investasi saham tersebut.

Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi investor dalam pengambilan

keputusan karena informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga

keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam

pasar modal banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik informasi yang

tersedia publik maupun informasi pribadi (privat). Salah satu informasi yang ada di pasar

modal adalah informasi tentang corporate action yang dilakukan perusahaan diantaranya

pembagian deviden saham (stock dividend), right issue, pemecahan saham (stock split), dan

sebagainya. Informasi mengenai corporate action ini bernilai jika keberadaaannya

menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin dalam perubahan

harga saham, volume perdagangan, dan indikator lainnya.

Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

saham. Misalnya pada stock split atas dasar satu-jadi-dua (two-for-one-stock), setiap

(5)

dipegang sebelumnya dengan nilai nominal saham baru adalah setengah dari nilai nominal

saham sebelumnya. Dengan demikian, total ekuitas perusahaan adalah tetap atau tidak

mengalami perubahan, dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Oleh

karena itu, stock split merupakan suatu kosmetika saham yang dilakukan oleh perusahaan

sebagai upaya pemolesan saham agar terlihat lebih menarik di mata investor. (Hartono,

2003:177).

Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman stock split, bukan berarti bahwa pasar

bereaksi karena informasi stock split tersebut tidak mempunyai nilai ekonomis, tetapi

bereaksi karena mengetahui informasi yang menguntungkan tentang prospek perusahaan

yang disinyalkan melalui stock split.

Selain memberikan sinyal positif, adanya pemecahan saham diharapkan meningkatkan

likuiditas saham, karena investor dapat membeli saham dengan harga yang relatif rendah dan

hal tersebut tentu saja akan meningkatkan volume perdagangan. Volume perdagangan yang

besar menunjukkan bahwa saham tersebut digemari investor yang berarti saham tersebut

cepat diperdagangkan sehingga likuiditas saham meningkat.

Tingkat likuiditas saham juga dapat dilihat dari perubahan bid-ask spread. Harga saham

yang lebih rendah setelah dilakukan stock split menyebabkan pertemuan antara harga

penawaran dan permintaan relatif besar. Hal ini mengakibatkan perbedaan antara besarnya

harga penawaran dan permintaan saham (bid-ask spread) semakin kecil. Sehingga apabila

bid-ask spread suatu saham lebih rendah, maka hal tersebut mengindikasikan likuiditas

sahamnya meningkat.

Pengetahuan tentang bid-ask spread sangat perlu bagi investor terutama yang

mengharapkan memperoleh capital gain, karena hal ini dipandang sebagai komponen biaya

(Ambarwati, 2008). Bid-ask spread dapat menjadi cerminan seberapa besar biaya yang

(6)

karena pemilikan suatu saham, dan seberapa besar biaya informasi yang harus dikeluarkan

karena adanya asimetri informasi. Harga saham yang rendah sesudah stock split

menyebabkan komponen biaya tersebut berkurang dan berdampak pada penurunan bid-ask

spread.

Mohanty dan Moon (2007) meneliti pengaruh stock split terhadap volume perdagangan

dengan menggunakan dua tipe sampel: perusahaan industri dan depository institution

(institusi keuangan, diantaranya commercial banks, savings and loan associations, credit

unions, dan saving banks) untuk tahun 1981 sampai 2000. Hasil temuannya menunjukkan

terjadi kenaikan volume perdagangan yang signifikan setelah stock split dibanding sebelum

stock split pada kedua tipe sampel. Sementara itu, Lestari dan Sudaryono (2008) menemukan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan Trading Volume Activitysebelum dan sesudah

stock split pada ketiga tipe sampel: perusahaan tidak bertumbuh, besar, dan kecil.

Kurniawati (2003) dan Lubis (2010) sama-sama menggunakan tingkat bid-ask spread

untuk mengukur likuiditas saham akibat peristiwa stock split. Kurniawati (2003) melakukan

penelitian pada Bursa Efek Jakarta periode 1994-1997 dan memperoleh hasil bid-ask spread

yang berbeda sebelum dan setelah stock split tetapi tidak signifikan. Lubis (2010)

mengkhususkan penelitian pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode

2004-2008 dan memperoleh hasil terdapat perbedaan bid-ask spread yang signifikan sebelum

dan setelah stock split.

Dampak split terhadap keuntungan investor dijelaskan oleh Grinblatt, Masulis dan Titman

(1984) bahwa disekitar pengumuman split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang

abnormal. Diyakini pula bahwa peningkatan harga yang terjadi tidak disebabkan karena

adanya pengumuman deviden yang meningkat seperti yang dikemukakan oleh Fama dan

(7)

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang masih menunjukkan perbedaan hasil,

maka dari itu perlu dilakukan penelitian kembali mengenai perbedaan bid-ask spread, trading

turnover dan abnormal return sebelum dan sesudah stock split, dengan periode penelitian

yang belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2012. Dengan demikian penelitian ini akan

mengambil judul : ANALISIS PERBEDAAN BID-ASK SPREAD,TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURNSEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara bid-ask spread sebelum dan

sesudah stock split?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara trading volume activity

sebelum dan sesudah stock split?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan

sesudah stock split?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara bid-ask spread sebelum

dan sesudah stock split.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara trading volume

activitysebelum dan sesudah stock split.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum

(8)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang berguna untuk investor

sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam pengambilan keputusan investasi.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dalam melihat perbedaan bid-ask

spread, trading turnoverdan abnormal return sebelum dan sesudah stock split.

3. Bagi pihak lain dan masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada para pembaca dan

Referensi

Dokumen terkait

We analyze amplitude variations with offsets and azimuths AVO-A of an anisotropic half-space bounded by a dipping surface. By analyzing the response of a dipping reflector instead of

[r]

Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu dapat meliputi : kerangka teori, penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus atau generalisasi

Seiring dengan kemajuan teknologi yang berjalan, dikembangkan pula sistem yang dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih

Komputer sebagai alat pemrosesan dan penyimpanan data yang handal, sangat tepat jika digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola data persediaan pada gudang. Penulisan Ilmiah

Sistim jaringan serta jenis â jenis perangkat yang digunakan dalam menunjang komunikasi data dalam perancangan jaringan yang dikhususkan pada jaringan Lokal Area Network

Penulisan ilmiah ini menjelaskan cara membuat website P.D.Jayaremaja dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX untuk merancang tampilan website bahasa pemrograman PHP

2) Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi Usaha Kecil, dengan klasifikasi Bangunan Gedung - Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Komersial (BG004) yang masih