• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.PEMB.PENGUKURANLUASBGNDATAR&VOL.BGNRUANGDISD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "5.PEMB.PENGUKURANLUASBGNDATAR&VOL.BGNRUANGDISD"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Matematika SD Program BERMUTU

PEMBELAJARAN PENGUKURAN LUAS

BANGUN DATAR DAN VOLUM BANGUN RUANG

DI SD

Penulis:

Pujiati

Sigit TG

Penilai:

Ahmad Thalib

Mulyati HP

Editor:

Jakim Wiyoto

Lay out:

Eko Wasisto Adi

Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

bimbingan-Nya akhirnya PPPPTK Matematika dapat mewujudkan modul

program BERMUTU untuk mata pelajaran matematika SD sebanyak

sembilan judul dan SMP sebanyak sebelas judul. Modul ini akan

dimanfaatkan oleh para guru dalam kegiatan di KKG dan MGMP. Kami

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah

membantu terwujudnya modul-modul tersebut.

Penyusunan modul melibatkan beberapa unsur yaitu PPPPTK Matematika,

LPMP, LPTK, Guru SD dan Guru Matematika SMP. Proses penyusunan

modul diawali dengan workshop yang menghasilkan kesepakatan tentang

judul, penulis, penekanan isi (tema) modul, sistematika penulisan, garis besar

isi atau muatan tiap bab, dan garis besar isi saran cara pemanfaatan tiap judul

modul di KKG dan MGMP. Workshop dilanjutkan dengan rapat kerja teknis

penulisan dan penilaian draft modul yang kemudian diakhiri rapat kerja

teknis finalisasi modul dengan fokus editing dan layouting modul.

Semoga duapuluh judul modul tersebut dapat bermanfaat optimal dalam

memfasilitasi kegiatan para guru SD dan SMP di KKG dan MGMP,

khususnya KKG dan MGMP yang mengikuti program BERMUTU sehingga

dapat meningkatkan kinerja para guru dan kualitas pengelolaan pembelajaran

matematika di SD dan SMP.

Tidak ada gading yang tak retak. Saran dan kritik yang membangun terkait

(3)

Jalan Kaliurang Km 6 Condongcatur, Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta atau

Kotak Pos 31 Yk-Bs 55281 atau telepon (0274) 881717, 885725 atau nomor

faksimili: (0274) 885752.

Sleman, Oktober 2009

a.n. Kepala PPPPTK Matematika

Kepala Bidang Program dan Informasi

Winarno, M.Sc.

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Ruang Lingkup ... 3

D. Cara Pemanfaatan Modul ... ... 4

BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD ... 5

A. Pengantar ... 5

B. Tujuan Pembelajaran ... 5

C. Materi Pembelajaran ... 6

D. Latihan ... 31

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 32

BAB III PEMBELAJARAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD ... 34

A. Pengantar ... 34

B. Tujuan Pembelajaran ... 35

C. Materi Pembelajaran ... 35

D. Latihan ... 46

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 48

BAB IV PENUTUP ... 50

A. Rangkuman ... 50

B. Tes ... 51

(5)

LAMPIRAN ... 56

Lampiran 1 ... 56

Lampiran 2 ... 57

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan

dibangun melalui melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar

konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Kurikulum 2004: 5). Selain

itu, dalam Standar Isi mata pelajaran matematika disebutkan bahwa: matematika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen,

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,

aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan

menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat

sejak dini (Standar Isi, 2006: 416). Oleh karena itu, mata pelajaran matematika perlu

diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar

peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,

tidak pasti, dan kompetitif.

Pengukuran merupakan bagian dari ruang lingkup mata pelajaran matematika di

sekolah dasar (Standar Isi, 2006: 417). Konsep-konsep dan keterampilan dalam

pengukuran di dalam kurikulum matematika semuanya berkaitan dengan

membandingkan apa yang diukur dengan apa yang menjadi satuan ukuran standar.

Kunci untuk mengembangkan keterampilan dalam pengukuran adalah pengalaman

(7)

disyaratkan mempunyai keterampilan mengukur melalui latihan. Selain itu, peserta

didik hendaknya juga dikondisikan untuk menemukan kembali rumus, konsep, atau

prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru agar peserta didik terbiasa

melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu.

Banyak di antara kita yang mungkin bertanya-tanya mengapa pengukuran perlu

diajarkan bagi peserta didik di sekolah dasar? Ditinjau dari segi kemanfaatan,

alat-alat pengukuran dan keterampilan dalam pengukuran dapat digunakan dalam

kehidupan peserta didik di masa mendatang. Peserta didik diharapkan juga dapat

menghubungkan antara pengukuran dengan lingkungan, seperti menggunakan

penggaris, termometer, gelas ukur, skala, dan sebagainya. Pengukuran memberikan

peserta didik aplikasi yang praktis untuk keterampilan berhitung yang telah mereka

pelajari. Pengukuran juga menyediakan suatu cara untuk menghubungkan antara

konsep-konsep dasar geometri dengan konsep-konsep bilangan. Dengan kata lain,

pengukuran akan sangat bermanfaat untuk mempelajari mata pelajaran lainnya,

seperti: geografi, sains, seni, musik, dan sebagainya.

Menurut standar isi mata pelajaran matematika materi pengukuran terdiri dari 12

standar kompetensi (SK) dan 36 kompetensi dasar (KD), meliputi: pengukuran

waktu, panjang, berat, sudut, dan kuantitas menghitung keliling, luas, dan volum,

satuan ukuran dan hubungan antar satuan ukuran, serta menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan.

Berdasarkan identifikasi masalah pada saat kegiatan diklat di PPPPTK Matematika

banyak guru yang merasa kesulitan dalam membelajarkan luas daerah bangun datar

dan volum bangun ruang. Hal itu sesuai dengan hasil Training Need Assesment

(TNA) yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika bagi guru sekolah dasar pada tahun

2007 dengan jumlah responden sebanyak 120 orang dari 15 propinsi di Indonesia

menunjukkan bahwa 95,4% responden masih memerlukan materi pengukuran

volum dan 94,1% responden masih memerlukan materi luas daerah bangun datar

(8)

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka perlu kiranya disusun modul untuk

pembelajaran luas daerah bangun datar dan volum bangun ruang di sekolah dasar

agar guru tahu bagaimana cara membelajarkan pengukuran sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik, menarik, dan menyenangkan, serta dapat diaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan

Modul ini merupakan bahan pelengkap (suplemen), sebagai salah satu usaha untuk

memfasilitasi para guru matematika yang sedang mengikuti program BERMUTU di

KKG. Adapun tujuan dari penyusunan modul ini adalah sebagai bahan diskusi bagi

para guru dalam hal pembelajaran pengukuran khususnya kemampuan untuk

menemukan dan menentukan luas daerah bangun datar dan volum bangun ruang di

sekolah dasar. Selain itu modul ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

para instruktur/pengembang matematika SD khususnya dan bagi para pemerhati

matematika pada umumnya agar dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah

wawasan mereka dalam melaksanakan tugas.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dibahas dalam modul dengan judul: “Pembelajaran Luas

Bangun Datar dan Volum Bangun Ruang di Sekolah Dasar”, adalah sebagai berikut.

1. Bab I membahas tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan cara

pemanfaatan modul.

2. Bab II berisi tentang luas bangun datar, meliputi luas persegi panjang,

jajargenjang, segitiga, trapesium, layang-layang, dan lingkaran.

3. Bab III membahas tentang volum balok dan kubus, volum prisma, serta volum

tabung

(9)

D. Cara Pemanfaatan Modul

Modul ini disusun untuk para guru matematika yang sedang mengikuti program

BERMUTU di KKG sebagai bahan pelengkap (suplemen) dan hendaknya dipelajari

secara mandiri atau dapat pula mendiskusikannya dengan teman sejawat.

Pada tiap bab dalam modul disusun dalam beberapa kegiatan belajar (KB). Setiap

Bab akan diakhiri dengan latihan atau tugas untuk mengukur ketercapaian tujuan.

Hasil pekerjaan tersebut dapat dicocokkan dengan kunci jawaban yang terdapat

pada lampiran sebagai bahan refleksi. Para pembaca modul ini, disarankan untuk

membaca terlebih dahulu materi yang terdapat pada kegiatan belajarnya sebelum

mengerjakan latihan atau tugas tersebut. Jika para pemakai modul ini mengalami

kesulitan, maka dapat menghubungi penulis melalui: email: pujiati06@yahoo.co.id,

handphone: 08157919102, atau melalui lembaga PPPPTK Matematika dengan

(10)

BAB II

PEMBELAJARAN LUAS DAERAH

BANGUN DATAR DI SD

A. Pengantar

Pengukuran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

sehari-hari. Bayangkan jika kita tidak tahu tentang ukuran tinggi, jarak, berat, volum, luas

dan lain sebagainya maka kita tidak akan dapat membandingkan satu hal/objek

dengan hal/objek yang lainnya. Oleh karena pentingnya pengukuran, maka sangat

diperlukan untuk dipelajari. Khusus dalam bab ini akan dibahas mengenai

pengertian luas dan pengukuran luas daerah bangun datar.

Selanjutnya, karena telah menjadi istilah umum maka kata ’luas daerah’ akan

disingkat menjadi ’luas’ saja. Sehingga jika tertulis ’luas persegi panjang’ maka

yang dimaksud adalah ’luas daerah persegi panjang’

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan tentang:

pengertian luas, luas persegi panjang, luas jajargenjang, luas layang-layang, luas

trapesium, luas segitiga dan luas lingkaran. Untuk membantu Anda menguasai

kemampuan tersebut, maka pada pembahasan bab ini akan diuraikan dalam

beberapa kegiatan belajar (KB).

1. KB 1: Pengertian Luas

2. KB 2: Luas Persegi panjang

3. KB 3: Luas Jajargenjang

4. KB 4: Luas Segitiga

5. KB 5: Luas Trapesium

(11)

C. Materi Pembelajaran

1. KB 1: Pengertian Luas

Suatu tikar berbentuk persegi panjang mempunyai panjang 4 m dan lebar 1,5 m. Kita sudah tahu bahwa luas tikar tersebut adalah 6 m2 ( dibaca: enam meter persegi). Apakah boleh kita mengatakan bahwa luas tikar tersebut adalah 6 meter persegi panjang?

Sebagai pengantar dalam memahami konsep luas, dapat dimulai dengan kegiatan

berikut.

a. Menutup benda yang memiliki permukaan datar (misalnya meja) dengan

berbagai bangun datar yang lebih kecil sebagai satuan luas, Misalnya

terlihat pada Gb. 2.1

untuk

Kemudian hitunglah banyaknya satuan luas penutupnya. Hasil hitungan

tersebut merupakan luas daerah yang diukur dengan satuan yang tidak

baku.

Setelah itu lanjutkan dengan benda yang memiliki permukaan datar

lainnya, misalnya papan tulis dan sebagainya.

menutup hasil

untuk

menutup hasil

(12)

Catatan:

Meskipun hasil ini belum menunjukkan luas secara tepat tetapi cukup

untuk mengantarkan siswa menuju pengertian luas yang sebenarnya.

b. Menggambar bangun datar kemudian ditutup dengan gambar bangun datar

yang lain yang lebih kecil sebagai satuan luas, misal seperti pada Gb 2.2

berikut.

Kemudian hitunglah banyaknya satuan luas penutupnya. Hasil hitungan

tersebut merupakan luas daerah yang diukur dengan satuan yang tidak

baku.

Setelah itu lanjutkan dengan bangun datar lainnya, misalnya jajargenjang,

segitiga dan sebagainya.

c. Setelah itu buatlah tabel seperti di bawah ini untuk mempermudah

pemahaman mengenai luas.

ditutup dengan

ha

s

il

ditutup dengan

ha

s

il

Gb.2.2

(13)

Tabel 2.1

Satuan luas Daerah yang di

ukur luasnya Hasil Keterangan

(Lingkaran)

Dari Tabel 2.1 di atas, maka akan terlihat bahwa ’persegi’ merupakan

(14)

Dalam pembicaraan selanjutnya, kita tidak mesti mencantumkan satuan

luas yang sudah baku seperti cm2, m2 dan sebagainya, tetapi satu persegi satuan secara umum.

Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat menyimpulkan bahwa luas

bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang dapat digunakan

untuk menutup (secara rapat) daerah tersebut.

2. KB 2: Luas Persegi panjang

Langkah-langkah dalam menemukan luas daerah persegi panjang adalah

sebagai berikut.

Langkah 1

Melakukan apersepsi, yaitu dengan mengenal bentuk persegi panjang dan

memahami apa itu panjang dan lebar

Langkah 2

Sebuah plat besi berbentuk persegi panjang mempunyai panjang 10 cm dan lebar 7 mm. Apakah luas plat besi terebut 10 cm × 7 mm = 70 cm mm, atau 70 cm2 atau 70 mm2 atau yang lain?

 menutup bangun persegi panjang dengan satuan luas berupa persegi

satuan seperti pada contoh

Contoh 2.1

(15)

Selanjutnya dibuat variasi persegi satuan lain

dan seterusnya (dikembangkan sendiri dengan berbagai ukuran persegi

panjang dan berbagai ukuran persegi satuan)

Catatan:

Untuk pengertian awal, buatlah persegi panjang yang luasnya dapat

ditutup oleh persegi satuan secara pas (persegi satuan semuanya utuh),

baru kemudian dikembangkan dengan berbagai macam variasi.

Contoh 2.2

persegi panjang persegi satuan hasil

 Setelah itu hitung banyaknya persegi satuan yang menutupi daerah persegi

panjang tersebut. Dalam contoh 2.1 di atas luas persegi panjang adalah 32 persegi satuan sedangkan pada contoh 2.2 luas persegi panjang adalah 8 persegi satuan.

Langkah 3

Melanjutkan langkah 2, masing-masing persegi panjang dalam berbagai variasi

ukuran ditutup oleh persegi dalam berbagai ukuran, hanya pada satu baris dan

satu kolom saja.

Untuk contoh 2.1 di atas diperoleh:

8

(16)

Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan panjang dan lebar persegi panjang

dalam persegi satuan yang digunakan. Dalam contoh 2.1 di atas panjangnya 8 satuan dan lebarnya 4 satuan. Jika dihitung hasil kali dari 8 dan 4 adalah 32

yang berarti senilai dengan luas persegi panjang yang telah dihitung langsung

seperti langkah 2. Secara jelasnya adalah:

L = (8 x 4) persegi satuan

= 32 persegi satuan

Lanjutkan proses seperti ini dengan berbagai variasi persegi panjang dan

persegi satuan penutupnya. Untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan

sebaiknya di buat tabel seperti di bawah:

Tabel 2.2

Persegi panjang panjang (p)

lebar

(l)

Luas

(L)

Variasi I

Variasi II

Variasi III

...

Diharapkan setelah mengamati hasil-hasil yang telah diperoleh pada tabel 2.2

di atas, siswa menemukan hubungan antara kolom 2, 3, dan 4 yaitu:

Luas persegi panjang = panjang × lebar

atau

(17)

Contoh:

1). Perhatikan persegi panjang di bawah

Jawab:

Sesuai dengan hasil (1) maka luasnya adalah 9

4

L = p×l = 4 × 9 = 36

2). Seorang petani mempunyai tanah berbentuk persegi panjang dengan

panjang 25 m dan lebar 20 m. Berapa luas tanah petani tersebut?

Jawab:

Karena satuannya sama yaitu meter (m) maka persegi satuan yang

dipakai adalah meter persegi. Jadi luas tanah petani tersebut adalah

L = (25 × 20) meter persegi

= 500 meter persegi

= 500 m2.

3. KB 3: Luas Jajargenjang

Sawah Pak Amir akan dilalui jalur rel kereta api seperti gambar di bawah:

(18)

Sebelum membahas mengenai luas jajargenjang perlu diingat kembali

(apersepsi) mengenai

 suatu jajargenjang tidak harus alasnya lebih panjang dari tingginya dan

juga tidak harus alasnya horisontal

 jajargenjang pasti memiliki alas dan tinggi

Terkait dengan itu, Gb.2.3 semuanya merupakan jajargenjang

Untuk menentukan luas suatu jajargenjang dapat diturunkan dari luas persegi

panjang.

Caranya sebagai berikut.

(i) (ii) (iii)

Gb. 2.3

1). Gambarlah jajargenjang dengan menggunakan pensil atau alat tulis lain

yang dapat dihapus seperti contoh gambar di bawah

Contoh 2.2

t

a

2). Setelah itu buatlah garis tinggi yang melalui titik sudut jajargenjang seperti

pada gambar, pindahkan (hapus) segitiga yang terbentuk ke sebelah kiri

(19)

a

t t

a

3). Gambar terakhir menghasilkan bentuk persegi panjang. Karena luas

persegi panjang sudah diperoleh yaitu (1) maka

Luas jajargenjang = Luas Persegi panjang

= p × l , dengan p = alas = a

l = tinggi = t

= a × t

Jadi

Luas jajargenjang = a × t

Bagaimana untuk jajar genjang seperti gambar berikut?

Gb 2.4 a

t

Untuk jajargenjang seperti Gb. 2.4 di atas dapat menggunakan cara sebagai

berikut:

1). Gambarlah jajargenjang bentuk di atas dengan menggunakan pensil atau

(20)

horisontal secara bersambung mulai dari titik sudut jajargenjang seperti

pada gambar di bawah

t

a

2). Kemudian pindahkan (hapus) segitiga-segitiga yang terbentuk ke sebelah

kiri seperti pada gambar berikut:

a a

3). Dari gambar terakhir pindahkan (hapus) sekali lagi untuk mendapatkan

(21)

t t

a a

4). Gambar terakhir menghasilkan bentuk persegi panjang sehingga dapat

disimpulkan bahwa

Luas jajargenjang = Luas Persegi panjang

= p × l , dengan p = alas = a

l = tinggi = t

= a × t

Jadi

Luas jajargenjang = a × t

Kesimpulan:

Bagaimanapun bentuk jajargenjang maka

Luas jajargenjang = alas × tinggi atau

... (2)

(22)

Contoh:

1). Hitunglah luas jajargenjang berikut:

15 6

Jawab:

Sesuai dengan hasil di atas maka luasnya adalah

L = a × t = 15 × 6 = 90

1km

10 m

2). Suatu lahan persawahan akan dilalui jalur rel kereta api seperti pada

gambar berikut:

Berapa luas lahan yang terkena jalur rel tersebut?

Jawab:

Satuan ukuran disamakan dahulu sehingga ukurannya menjadi alas 10 m

dan tinggi 1000 m. Dengan menggunakan hasil di atas maka luas lahan

yang terkena jalur rel adalah

L = a × t

= (10 × 1000) meter persegi

(23)

4. KB 4: Luas Segitiga

Perlu diingat kembali bahwa suatu segitiga selalu mempunyai alas dan tinggi

dan alasnya tidak harus pada sisi yang mendatar (horizontal), tetapi semua sisi

dapat dijadikan sebagai alas. Perhatikan berbagai posisi alas segitiga berikut:

Untuk menentukan luas suatu segitiga dapat diturunkan dari luas jajargenjang.

Caranya sebagai berikut:

a. Gambarlah segitiga dengan menggunakan pensil atau alat tulis lain yang

dapat di hapus seperti gambar di bawah

b. Setelah itu buatlah segitiga dengan ukuran sama dengan posisi diputar 180o

kemudian sisi yang bersesuaian digabung sehingga terbentuk jajargenjang

seperti gambar berikut

a t

a t a

t

a

t

a t

t

a

(24)

a

Dengan memperhatikan gambar terakhir maka

Luas segitiga =

Selanjutnya perhatikan segitiga-segitiga dan jajargenjang yang terbentuk

berikut.

Dari sini jelas terlihat bahwa dari segitiga dapat dibentuk menjadi jajargenjang

dengan menduplikasi (membentuk sama persis) segitiga tersebut kemudian

diputar 180o selanjutnya digabung pada sisi yang sesuai.

Kesimpulan:

Bagaimanapun bentuk segitiga maka

Luas segitiga =

2 1

(25)

Contoh:

1. Berapa luas segitiga di bawah

Jawab:

Sesuai dengan hasil (3) maka luasnya adalah 4

2. Gambar di bawah menunjukkan salah satu sayap pesawat terbang yang

mirip bentuk segitiga seperti gambar di bawah.

Berapa Luas daerah sayap tersebut?

Jawab:

(26)

5. KB 5: Luas Trapesium

Sebelum membahas mengenai luas trapesium perlu diingat kembali (apersepsi)

mengenai

 suatu trapesium pasti mempunyai paling tidak sepasang sisi sejajar dan

sepasang sisi tersebut tidak harus horisontal.

 selain mempunyai paling tidak sepasang sisi sejajar, suatu trapesium juga memiliki tinggi dan tingginya tidak harus vertikal.

Terkait dengan keterangan di atas, gambar berikut ini semuanya merupakan

trapesium.

(i) (ii) (iii)

(iv t

t

t

t

t

(v)

Suatu pintu air pada selokan berbentuk seperti gambar berikut:

40cm 60cm

30cm

Untuk keperluan menghitung debit air maksimal, maka perlu diketahui dahulu luas pintu air tersebut. Bagaimana

(27)

Untuk menentukan luas trapesium dapat diturunkan dari luas jajargenjang

Caranya sebagai berikut:

1). Gambarlah trapesium dengan menggunakan pensil atau alat tulis lain yang

dapat dihapus seperti gambar di bawah

Setelah itu buatlah trapesium dengan ukuran sama dengan posisi diputar

180o kemudian sisi yang bersesuaian digabung seperti Gb. 2.8 di bawah

Dari gabungan dua trapesium akan terbentuk jajargenjang, Dengan

mengingat luas jajargenjang maka diperoleh: a

Seringkali rumus luas trapesium tersebut dinyatakan dengan

Luas trapesium =

2 1

× jumlah panjang garis sejajar× tinggi

(28)

Selanjutnya perhatikan jajargenjang yang terbentuk dari trapesium berikut.

t t t t

(i)

Dari sini jelas terlihat bahwa dari trapesium dapat dibentuk menjadi

jajargenjang dengan menduplikasi (membentuk sama persis) trapesium

tersebut kemudian diputar 180o selanjutnya digabung pada sisi yang

sesuai.

Kesimpulan:

Untuk menghitung luas trapesium digunakan rumus

... (4)

Luas trapesium =

2 1

(a + b) t

t t

t

t (ii

t t

t

(iii)

t

(29)

Contoh:

1. Berapa luas trapesium di bawah

6 3

8

Jawab:

Sesuai dengan hasil (4) maka luasnya adalah

L =

2. Perhatikan gambar paralayang berikut.

8 m

4 m 1,5 m

Berapa luas sayap paralayang tersebut?

Jawab:

Sesuai dengan ukuran paralayang yang berbentuk trapesium maka

(30)

6. KB 6: Luas Layang-layang

Sebelum membahas mengenai luas layang-layang perlu diingat kembali

(apersepsi) mengenai mengenai bentuk layang-layang dan sifat layang-layang.

Selain itu perlu diingatkan lagi bahwa layang-layang tidak harus pada posisi

vertikal atau horisontal. Oleh karena itu, gambar berikut ini semuanya

merupakan layang-layang.

(i) (ii)

(iii) (iv)

Gb. 2.10

Untuk menentukan luas dapat diturunkan dari luas segitiga dengan caranya

sebagai berikut.

Gambarlah layang-layang dan namakan layang-layang ABCD seperti gambar di

bawah

B

T

D

(31)

Perhatikan bahwa layang-layang dapat dibagi menjadi dua buah segitiga yang

bentuk dan ukurannya sama. Dalam hal ini adalah segitiga ABC dan segitiga

ACD. Karena bentuk dan ukurannya sama, jelas bahwa

Luas segitiga ABC = Luas segitiga ACD

Dengan demikian maka

Luas Layang-layang ABCD = Luas segitiga ABC + Luas segitiga ACD

Diagonal-diagonal pada layang-layang sering ditulis dengan d1 dan d2 seperti

gambar berikut.

d2

d1

Dengan memperhatikan hasil di atas maka

... (5)

Luas Layang-layang =

2 1

(32)

Contoh:

1. Berapa luas layang-layang di bawah

8

Jawab:

Sesuai dengan hasil (5) maka luasnya adalah

L =

2. Berapa luas persegi di bawah

Jawab:

Karena persegi dapat dipandang sebagai layang-layang maka luasnya

(33)

7. KB 7: Luas Lingkaran

Sebelum membahas mengenai luas lingkaran perlu diingatkan kembali

beberapa hal mengenai lingkaran yaitu:

 Setiap lingkaran pasti memiliki jari-jari yang biasanya dilambangkan dengan r

 Setiap lingkaran mempunyai keliling K = 2 r

Tahap dalam menemukan luas lingkaran sebagai berikut.

a. Buat lingkaran dengan jari-jari r, setelah itu bagi lingkaran menjadi

bagian-bagian (juring) sebanyak 8, 10 dan 12.

(34)

b. Dari bagian-bagian (juring) lingkaran seperti pada Gb. 2.11 di atas

kemudian disusun menjadi bentuk menyerupai jajargenjang sebagai

berikut.

Dari Gb. 2.12 dan mengingat hasil (2) maka dapat disimpulkan bahwa:

Luas Lingkaran = Luas jajargenjang

r

= a × t , a =r , t = = r ×r

= r2

K = 2 r

r

r

(i)

K = 2 r

r

r

(ii)

r

(iii)

(35)

Catatan:

Semakin banyak juringnya maka semakin baik bentuk jajargenjang yang

dihasilkan.

Kesimpulan

Dari hasil di atas diperoleh kesimpulan bahwa

... (6)

Luas Lingkaran= r2

Contoh:

1. Berapa luas lingkaran di bawah? (Ambil pendekatan  = 7 22

)

r= 7

Jawab:

Sesuai hasil (6) maka luas lingkaran tersebut adalah

L =  r2

=

7 22

× 72= 154

2. Perhatikan gambar di bawah:

60 cm 80 cm

(36)

Jawab:

Sesuai dengan hasil (6) maka

L1 = (3,14 × 402) cm2

= 5024 cm2

dan

L2 = (3,14 × 302) cm2

= 2826 cm2

Jadi Luas yang diarsir

L = L1 – L2

= 5024 cm2 – 2826 cm2

= 2198 cm2

D. Latihan

1. Suatu papan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 1,2 m dan

luas 4800 cm2? Berapa lebar papan tersebut?

2. Gambar berikut menunjukkan dua perahu dengan layar berbentuk segitiga.

Untuk menambah/mengetahui efek

angin, layar perahu dibuat bentuk

berbeda. Jika dihitung luas layarnya,

apakah perahu tersebut memiliki luas

layar yang berbeda? Jelaskan!

3. Perhatikan layang-layang berikut. B

T

A C

(37)

4. Hitunglah luas daerah di bawah

4

4

5

4 15

5. Perhatikan trapesium berikut ini.

Jika luas trapesium tersebut 24, berapa tingginya? 4

8

t

6. Perbandingan keliling dua lingkaran adalah 1:2. Berapa perbandingan luas

kedua lingkaran tersebut?

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Latihan yang telah tersedia di

belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian tentukan

tingkat penguasaan Anda terhadap materi di KB ini dengan menggunakan rumus

berikut.

Rumus:

Tingkat penguasaan = 100%

6 

benar jawaban

(38)

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% : baik sekali

80% - 89% : baik

70% - 79% : cukup

< 69% : kurang

Apakah Anda sudah berhasil menyelesaikan latihan pada bab ini? Selamat, bagi

Anda yang telah berhasil. Bagi Anda yang belum berhasil, jangan jemu untuk

mencermati kembali uraian pada bab ini atau berdiskusilah dengan teman sejawat

atau fasilitator Anda tentang bagian-bagian yang belum Anda pahami terkait

uraian pada bab ini. Bantulah sejawat atau kawan Anda sekiranya Anda telah

(39)

BAB III

PEMBELAJARAN VOLUM

BANGUN RUANG DI SD

A. Pengantar

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa yang

berhubungan dengan pengukuran, khususnya pengukuran tentang volum. Contoh:

berapa gelas air yang Anda minum sehari, berapa sendok gula yang Anda

masukkan ke dalam satu gelas teh, dan sebagainya. Selain itu, suatu saat setiap

orang pasti akan menemui beberapa masalah mengenai volum. Misalnya jika pergi

ke suatu toko atau supermarket, Anda mungkin perlu membandingkan antara harga

dan isi dari beberapa merek yang berbeda dari suatu produk untuk mencari harga

yang terbaik.

Untuk memberikan penanaman konsep mengenai pengukuran volum kepada

peserta didik, dapat dilakukan dengan menakar berbagai macam bangun ruang

berongga dengan satuan takaran yang berbeda-beda dan merupakan satuan ukuran

yang tidak baku, sehingga anak tahu makna dari volum. Bangun ruang yang

dimaksud adalah bangun ruang yang memiliki keteraturan, dapat berupa: toples,

(40)

satuan penakar dapat berupa bangun ruang lain yang ukurannya lebih kecil dari

bangun ruang yang akan diukur. Satuan penakar dapat berupa: cangkir, gelas,

mangkuk, gayung, dan lain-lain. Dari kegiatan tersebut diharapkan siswa/peserta

didik dapat mendefinisikan bahwa volum suatu bangun ruang ialah banyaknya

takaran yang dapat menempati bangun ruang tersebut dengan tepat.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan tentang:

volum balok dan kubus, volum prisma, serta volum tabung lingkaran. Untuk

membantu Anda agar menguasai kemampuan tersebut, pada pembahasan bab ini

akan diuraikan dalam tiga kegiatan belajar (KB) seperti berikut.

1. KB 1: Volum balok dan Kubus

2. KB 2: Volum prisma

3. KB 3: Volum tabung lingkaran

C. Materi Pembelajaran

1. KB 1: Volum Balok dan Kubus

Berapakah banyaknya kubus satuan

yang dapat diisikan ke dalam balok

transparan tanpa tutup hingga

penuh?

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, berikut ini akan dibahas

materi tentang volum balok dan kubus.

a. Volum Balok

Volum bangun ruang yang pertama dipelajari oleh peserta didik di SD

adalah volum balok. Volum balok diajarkan pertama kali karena banyak

(41)

seharihari yang berbentuk balok, misalnya ruang kelas, rumah, kotak

kapur, kotak pasta gigi, kotak susu, dan sebagainya. Belajar mengenal

volum balok bagi peserta didik di SD dapat dilakukan secara induktif, yaitu

dengan cara mengisi balok tanpa tutup dengan kubus satuan. Secara umum

hal itu dapat ditunjukkan dengan sebuah balok berongga tanpa tutup dan

transparan serta kubus-kubus satuan seperti pada Gb. 3.2 di bawah.

Kemudian, kubus satuan diisikan ke kotak tersebut sampai penuh yang

diperagakan di hadapan peserta didik dengan membilang satu demi satu

sampai hitungan terakhir 20. Berarti volum balok = 20 kubus satuan.

Balok transparan kosong Balok setelah diisi kubus satuan Kubus satuan

Gb. 3.2

Setelah peserta didik mempunyai pengalaman menghitung volum balok

dengan cara membilang banyaknya kubus satuan yang dapat memenuhi

balok berongga tersebut, selanjutnya peserta didik dapat mencoba

melakukannya sendiri. Penurunan rumus volum balok sebaiknya dapat

ditemukan sendiri oleh peserta didik secara berkelompok maupun

berpasangan, dengan melihat volum beberapa balok seperti dalam lembar

(42)

LEMBAR KERJA SISWA

MENEMUKAN RUMUS VOLUM BALOK

Nama Kelompok : ...

Isikan jawabanmu pada bagian bertitik-titik di bawah ini, setelah itu amatilah isian pada tiap kolom.

volum

Dari kegiatan pengisian tabel di atas, dapatkah Anda menghubungkan antara kolom 3 untuk volum dengan kolom-kolom 4 (panjang), 5 (lebar), dan 6 (tinggi)? Apa yang dapat Anda simpulkan?

Kesimpulan:

(43)

Diharapkan setelah mengamati hasil-hasil yang telah diperoleh pada tabel

3.1 di atas, peserta didik dapat menemukan hubungan antara kolom 3

dengan 4, 5, dan 6, yaitu: Volum = plt. Jadi volum balok:

V = p l t

Apabila pl menyatakan luas alas balok, maka volum balok dapat juga

dinyatakan sebagai berikut.

Volum balok = p × lt

= (p × l) × t

= luas alas × tinggi

Untuk mengukur panjang suatu ruas garis diperlukan satuan panjang,

satuan ukuran luas diperlukan untuk

mengukur luas suatu daerah.

Demikian juga untuk mengukur

volum suatu bangun ruang diperlukan

satuan volum, yang biasanya berupa

kubus satuan. Kubus satuan adalah kubus yang panjang rusuknya satu

satuan panjang, misalnya 1 cm, 1 dm, 1 m. Satu sentimeter kubik (1 cm3)

adalah suatu kubus yang memiliki panjang rusuk 1 cm.

1 cm3 1 cm

1 cm

1 cm

Gb. 3. 3

Untuk menentukan volum suatu cairan digunakan satuan khusus. Satuan

ini adalah mililiter (ml), liter (l), dan kiloliter (kl). Biasanya apabila Anda

membeli susu atau bensin digunakan satuan liter, sedangkan obat dengan

satuan mililiter.

Contoh:

Jika suatu balok memiliki ukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan tinggi 4

cm. Berapa cm3 volum balok tersebut?

Penyelesaian:

(44)

b. Volum Kubus

Pada hakekatnya sebuah kubus adalah sebuah balok

yang semua rusuknya sama panjang atau p = l = t,

sehingga rumus volum kubus dapat diturunkan dari

rumus volum balok.

Jika s menyatakan panjang rusuk kubus, maka:

Contoh:

Sebuah kontainer berbentuk kubus dengan panjang rusuknya 20 cm.

Tentukan banyak cairan (dalam liter) yang dapat dimuat kontainer tersebut

(hal ini sering disebut sebagai kapasitas kontainer).

Penyelesaian:

Volum kontainer = (20 × 20 × 20) cm3 = 8000 cm3

1.000 cm3 = 1 l

Jadi volum kontainer = 8 l.

2. KB 2: Volum Prisma

Volum kubus (V) = sss atau V = s3

s

s

s

Gb 3.4

Banyak pertanyaan yang muncul dari para guru SD: ”Bagaimana

cara menurunkan rumus volum prisma segi banyak beraturan?”

Setelah mempelajari KB 2 ini Anda diharapkan dapat menurunkan rumus

volum prisma. Untuk mencari volum prisma dimulai dengan volum prisma

tegak segitiga siku-siku, volum prisma tegak segitiga sama kaki, volum prisma

(45)

a. Volum Prisma tegak segitiga siku-siku

(iii)

(i) (ii)

Gb 3.5

Prisma tegak segitiga siku-siku diperoleh dengan

membelah balok menjadi dua bagian melalui salah satu

bidang diagonalnya. Sehingga:

Volum prisma tegak segitiga siku-siku = 2

pl ) adalah luas alas prisma segitiga siku-siku, jadi

volum prisma tegak segitiga siku-siku = luas alas  tinggi Gb. 3.6

volum prisma tegak segitiga siku-siku =luas alas × tinggi

b. Volum Prisma tegak segitiga sama kaki

Untuk mencari volum prisma tegak segitiga sama kaki

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

(i) (ii) (iii)

(46)

a. Potonglah sebuah balok sepanjang salah satu bidang diagonalnya

(Gb. 3.7 (i)).

b. Potongan yang terbentuk adalah dua buah prisma segitiga siku-siku

yang sama bentuk dan ukurannya seperti pada Gb. 3.7. (ii).

c. Gabungkan dua prisma tersebut pada sisi siku-sikunya, sehingga akan

terbentuk sebuah prisma segitiga sama kaki seperti tampak pada

Gb. 3.7 (iii).

d. Volum prisma segitiga sama kaki = volum balok

Luas alas prisma segitiga sama kaki = luas alas balok

Tinggiprisma segitiga sama kaki = tinggi balok

Dari uraian tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa:

c. Volum Prisma Tegak Segitiga Sembarang

Volum prisma segitiga sama kaki = luas alas tinggi

a1

Prisma tegak segitiga sembarang diperoleh dengan

menggabungkan dua buah prisma segitiga siku-siku.

Bidang alas kedua prisma itu berupa dua segitiga

siku-siku yang tingginya sama, yaitu b dan panjang

alasnya berlainan, yaitu a1 dan a2. Sehingga volum

prisma segitiga sembarang tersebut dapat diperoleh

dengan cara:

b

a1 a2

(47)

Volum prisma segitiga sembarang = jumlah volum dua prisma segitiga

siku-siku

= jumlah luas alas  tinggi

Karena gabungan kedua alas segitiga siku-siku tersebut berupa alas

segitiga sembarang, sehingga:

Volum prisma segitiga sembarang = luas alas tinggi

Dari uraian B.1, B.2 dan B.3 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

untuk sembarang prisma segitiga:

Volum prisma segitiga = luas alas tinggi

d. Volum Prisma Tegak Segi-n

Untuk mencari volum prisma yang alasnya bukan segitiga,

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Misalkan volum yang akan dicari adalah volum prisma segienam

beraturan seperti nampak pada Gb 3.10 (i)

Gb 3.10 (ii)

(i)

2) Untuk menentukan volumnya, potong prisma tersebut menjadi enam

bagian yang sama. Masing-masing potongan merupakan prisma

(48)

3) Sehingga:

Volum prisma segienam = 6  volum prisma segitiga

= 6  luas alas  tinggi

(alas berupa segitiga sama sisi)

= luas segienam  tinggi

= luas alas  tinggi

Untuk mencari prisma tegak segi-n dapat kita lakukan dengan cara yang

sama pada prisma tegak segi enam. Jadi untuk mencari volum sembarang

prisma tegak sebagai berikut.

Contoh 1:

Tentukan volum prisma seperti gambar di

samping.

Penyelesaian:

Luas alas prisma berbentuk segitiga.

Luas alas =

Volum prisma segitiga = luas alas × tinggi

= (96 × 9) cm3 = 864 cm3

Contoh 2:

Bak mandi milik Danar berbentuk prisma

segienam seperti gambar di sebelah. Berapakah

banyaknya air yang dibutuhkan untuk

memenuhi bak mandi tersebut?

Volum prisma segi-n = luas alas tinggi

(49)

Penyelesaian:

6 dm

5 dm

t

s

6 dm

3 dm

t

Alas prisma berupa segienam beraturan, yang terdiri dari enam buah

segitiga sama sisi, sehingga:

tinggi segitiga (t)  62 - 32  36 9  27

t 27

Sehingga luas alas  6  luas segitiga

 6  2 1

 6  27 18 27

Volum prisma  luas alas  tinggi

= (18 27  5) dm3 90 27 dm3

Volum prisma = 467,6 dm3

Banyak air yang diperlukan  467,6 liter

Jadi banyak air yang diperlukan untuk mengisi bak mandi  467,6 liter

3. KB 3: Volum Tabung

Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui benda-benda

berbentuk tabung. Dapatkah Anda menghitung volumnya?

Melalui materi ini Anda diharapkan akan dapat mengetahui bagaimana cara

(50)

Beberapa benda yang berbentuk tabung adalah tissue gulung, gelas, cangkir,

makanan kaleng, minuman kaleng, dan sebagainya seperti yang ditunjukkan

gambar di bawah ini.

Tabung mirip dengan prisma, yaitu suatu

bangun ruang yang dibatasi bidang atas dan

bidang alas yang sama bentuk dan

ukurannya. Bidang alas dan bidang atas

tabung berbentuk lingkaran. Tinggi tabung

adalah panjang dari sumbu, yaitu ruas garis

yang menghubungkan titik pusat bidang

alas dan titik pusat bidang atas. alas

sumbu atas

Gb. 3.12

Suatu tabung dapat dipikirkan sebagai suatu prisma yang banyak sisi dari

bidang alasnya banyak sekali tidak berhingga.

Perhatikan gambar 3.13, yaitu adanya persesuaian antara sisi tegak dan alas

tabung dengan sisi tegak dan keliling prisma segi-14.

keliling lingkaran

(51)

Dari uraian-uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tabung adalah

suatu prisma yang alasnya berbentuk lingkaran, sehingga volum (V) tabung

dapat dinyatakan sebagai berikut.

V = luas alas  tinggi

V = r2t alas berupa lingkaran

V = r2 t

Jadi untuk setiap tabung berlaku rumus:

V tabung = r2 t, dengan V = volum

r = jari-jari alas tabung

t = tinggi tabung

D. Latihan

Coba Anda kerjakan sendiri latihan-latihan berikut ini. Latihan yang ada meliputi

volum balok, kubus, prisma, dan tabung.

1. Panjang rusuk kubus di samping 6 cm. Hitunglah

volum kubus tersebut.

2. Suatu kardus berbentuk

balok dengan ukuran

panjang 48 cm, lebar

30 cm dan tinggi 18

cm. Digunakan untuk

mengepak kotak jus

jeruk berbentuk balok dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 18

cm. Berapa banyak kotak jus jeruk yang dapat masuk?

(52)

3. Keluarga Pak Badu membeli sebuah

rumah dengan halaman yang sangat

luas. Pak Badu ingin mempunyai kolam

renang di halaman rumahnya. Ukuran

kolam renang Pak Badu berturut-turut

panjang, lebar, dan kedalamannya

adalah 6 m, 3 m, dan 2 m.

a. Berapakah volum kolam tersebut?

b. Berapa liter air yang dapat diisikan ke dalam kolam tersebut?

4. Tono mempunyai sebuah aquarium dengan ukuran panjang 1 m, lebar 40 cm,

dan tinggi 35 cm.

a. Berapa liter air yang dapat diisikan ke

dalam aquarium tersebut?

b. Jika Tono ingin mengisi air di aquarium

tersebut menggunakan ember dengan

kapasitas 10 liter, berapa kali dia harus

mengisikan air di ember?

5. Hitunglah volum prisma segitiga

seperti tampak pada gambar di

samping.

6. Gambar di samping adalah gambar

sebuah rumah. Rumah tersebut

merupakan gabungan dari prisma

segitiga dan balok. Hitunglah volum

(53)

7. Tiap kotak jus seperti terlihat pada gambar di

samping berisi 120 ml jus. Desainlah suatu kaleng

berbentuk tabung yang dapat menampung ketiga

seluruh jus dari kotak jus tersebut.

14 cm

10cm 8. Garis tengah lingkaran alas sebuah tabung 14

cm dan tingginya 10 cm. Tentukan volum

tabung.

9. Diketahui sebuah tangki air berbentuk tabung

yang tingginya 200 cm. Tabung tersebut dapat

menampung air sampai penuh sebanyak 1.570

liter. Jika  = 3,14, hitunglah panjang jari-jari

alasnya.

10.Pada sebuah kaleng minuman berbentuk

tabung tertera tulisan isi 300 ml. Jika tinggi

kaleng tersebut 10 cm dan nilai  = 3,14

(dengan anggapan isi penuh). Hitunglah

panjang jari-jari kaleng tersebut.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Latihan yang telah tersedia di

belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian tentukan

tingkat penguasaan Anda terhadap materi di KB 1 ini dengan menggunakan rumus

(54)

Rumus:

Tingkat penguasaan = jumlah jawabanbenar 100%

10 ×

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% : baik sekali

80% - 89% : baik

70% - 79% : cukup

< 69% : kurang

Apakah Anda sudah berhasil menyelesaikan latihan pada bab ini? Selamat, bagi

Anda yang telah berhasil. Bagi Anda yang belum berhasil, jangan jemu untuk

mencermati kembali uraian pada bab ini atau berdiskusilah dengan teman sejawat

atau fasilitator Anda tentang bagian-bagian yang belum Anda pahami terkait

uraian pada bab ini. Bantulah sejawat atau kawan Anda sekiranya Anda telah

(55)

BAB IV

PENUTUP

A. Rangkuman

Dalam pembelajaran pengukuran luas bangun datar dan volum bangun ruang

siswa hendaknya dapat menemukan sendiri rumus luas bangun datar dan volum

bangun ruang dengan cara membilang banyaknya satuan ukuran, menakar,

maupun menurunkan dari rumus yang sudah ada dengan bantuan guru. Dengan

mengonstruksi sendiri pengetahuannya diharapkan pemahaman mengenai

pengukuran luas bangun datar dan volum bangun ruang dapat bertahan lama di

benak siswa.

Terkait dengan luas bangun datar, diharapkan siswa dapat menyimpulkan dan

mengerti bahwa luas bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang dapat

digunakan untuk menutup (secara rapat) daerah tersebut. Hasil yang diperoleh

adalah

Luas trapesium =

2 ) (abt

5. Luas layang-layang = 2 1

× diagonal × diagonal, biasa disingkat

Luas layang-layang=

2 1

× d1×d2

(56)

Volum suatu bangun ruang ialah banyaknya takaran yang dapat digunakan untuk

memenuhi bangun ruang tersebut.

1. Volum balok = p × l × t, apabila luas alas p l, maka dapat juga dituliskan

Volum balok = luas alas × tinggi

2. Jika s menyatakan panjang rusuk kubus, maka rumus volum kubus,

Vs s s s3

3. Volum prisma = luas alas tinggi, alas dapat berbentuk segi-n 4. Volum tabung = r2 t, dengan r = jari-jari alas tabung

t = tinggi tabung

Hendaknya dalam pembelajaran pengukuran luas bangun datar dan volum bangun

ruang tersebut dikaitkan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

dapat membekali siswa memecahkan persoalan hidup sehari-hari, selain itu siswa

dapat mengetahui/mengerti manfaat hal yang mereka pelajari bagi hidupnya nanti.

B. Tes

1. Untuk menghitung luas suatu papan berbentuk persegi panjang dengan ukuran

panjang 120 cm dan lebar 40 cm digunakan cara

Luas papan = p x l

= (120 cm) x (40 cm)

= (120 x cm) x (40 x cm)

= 120 x (cm x 40 ) x cm (sifat asosiatif perkalian) = 120 x 40 x cm x cm (sifat komutatif perkalian) = (120 x 40) x (cm x cm) (sifat asosiatif perkalian)

= 4800 cm2

Dipandang dari perkembangan pemikiran anak, bolehkah dikerjakan demikian?

(57)

2. Hitunglah luas daerah di bawah

6

t 5

15

6 6

3. Jika suatu segitiga alas dan tingginya dijadikan dua kali lipat, apakah luasnya

juga dua kali luas semula? Jelaskan!

4. Di bawah ini adalah gambar penampang pintu air yang berbentuk trapesium

dengan luas 14.400 cm2. Saat air penuh ternyata penunjuk ketinggian air

menunjuk angka 120 cm. Jika diketahui lebar selokan dipermukaan 150 cm,

berapa lebar dasar selokan?

120 cm

5. Gambar di bawah ini menunjukkan dua benda berbentuk layang-layang dan

segitiga. Tunjukkan bahwa luas kedua benda ini sama.

p

p q

6. Jika suatu lingkaran jari-jarinya dilipat-duakan, apakah kelilingnya juga dua

(58)

7. Suatu kolam renang

berbentuk seperti gambar

di samping. Berapa liter air

yang dibutuhkan untuk

memenuhi kolam tersebut?

10 m

1,5 m 6 m

5 m

4 m

8. Suatu tabung dengan diameter 28 cm

dipotong dari kayu utuh yang

berbentuk kubus dengan panjang tiap

sisinya 28 cm. Carilah volum tabung

tersebut.

9. Kotak berikut ini berisi enam buah kaleng jus.

Berapakah perbandingan antara volum kotak dan

volum enam buah kaleng jus tersebut? (tebal

kaleng sangat tipis, sehingga tebal kaleng bisa

diabaikan).

10. Suatu perak batangan berbentuk

seperti gambar berikut. Alas dan

tutup perak batangan tersebut

berbentuk trapesium sama kaki.

Berapakah volumnya?

2 cm

2 cm

10 cm

4 cm

11. Suatu aquarium dengan lebar 5 cm, panjang

12 cm dan berisi air dengan kedalaman 9

cm. Sebuah batu dimasukkan dalam air dan

ketinggian air naik 2,5 cm. Berapakah

volum batu tersebut?

9 cm

(59)

12. Jika dua buah kertas dengan ukuran sama akan dipakai untuk membentuk suatu

balok. Kertas pertama dilipat menjadi 4 bagian yang sama menurut lebarnya

untuk membentuk suatu balok seperti Gambar i.

20 cm

32 cm

Gambar i

Kertas yang kedua dilipat menjadi empat bagian yang sama menurut

panjangnya untuk membentuk balok seperti Gambar ii. Apakah kedua balok

tersebut akan mempunyai volum yang sama? Volum mana yang lebih besar

daripada yang lain?

20 cm

32 cm

Gambar ii

13. Sebuah kaleng bedak tabur, diameter

alasnya 2 kali diameter kaleng bedak

lainnya, tetapi tingginya hanya setengah

kaleng satunya. Manakah yang mempunyai

volum lebih, ataukah kedua kaleng tersebut

mempunyai volum yang sama?

14. Suatu tangki bensin berbentuk tabung dengan

diameter 1,4 meter dan tinggi 2 meter. Berapa

literkah bensin yang diperlukan untuk mengisi

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Mustaqim dan Ari Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD san MI

Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

Clemens, S.R., O’Daffer, P.G., dan Cooney, T.J. 1984. Geometry With Applications

and Problem Solving.California: Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Emile van der Eijk. 2003. Moderne Wiskunde. Netherlands: Wolters-Noordhoff Groningen

Jurgensen, R.C., Brown R.G., dan king, Alice M. 1983. Geometry Teacher’s Edition. Boston: Houghton Mifflin Company

Kurikulum 2006. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Masduki. Bangun Ruang Sisi Lengkung. http://files.ictpamekasan.net/bse/BS-

e%20SMP_MTs/116-MTK%20IX%20WAHYUDIN.%20D/03-Bab%202.pdf. Diakses tanggal 2 September 2009

Pujiati. 2001. Pembelajaran Geometri Ruang di SLTP tentang Luas Sisi dan Volum. Yogyakarta: PPPG Matematika

Serra, Michael. 1997. Discovering Geometry: An Inductive Approach.California: Key Curriculum Press

---. 2007. Laporan Kegiatan training Need Assessment dan Recruitment SD Tahun 2007. Yogyakarta: PPPPTK Matematika

Y.D. Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

(61)

LAMPIRAN 1

KUNCI LATIHAN LUAS BANGUN DATAR

1. 40cm.

2. Luas layar tetap sama sebab dua segitiga akan memiliki luas yang sama asalkan

alas dan tingginya berukuran sama. (Lihat paparan awal).

3. 25 cm2.

4. 110

5. t = 4

(62)

LAMPIRAN 2

KUNCI LATIHAN VOLUM BANGUN RUANG

1. Volum kubus = (6 × 6 × 6) cm3 = 216 cm3

2. Alternatif cara penyelesaian

Volum kardus = (48 × 30 × 18) cm3 = 25.920

Volum kotak jus = (6 × 10 × 18) cm3 = 1.080

Banyaknya kotak jus yang dapat masuk kardus = 080

Jadi banyaknya kotak jus yang dapat masuk kardus = 24 buah

3. a. Volum kolam renang = (6 × 3 × 2) m3 = 36 m3 = 36.000 dm3

b. Banyaknya air yang diisikan ke dalm kolam = 36.000 dm3 = 36.000 liter

4. panjang aquarium 1 m = 100 cm

a. Volum aquarium = (100 × 40 × 35) cm3 = 140.000 cm3 = 140 dm3 = 140 liter.

Banyaknya air yang dapat diisikan ke dalam aquarium = 140 liter

b. Tono akan mengisikan air ke dalam aquarium sebanyak = 140 : 10 = 14 kali.

(63)

r2t 114,65

Ukuran tabung harus memenuhi persamaan r2t 114,65. Beberapa desain tabung

yang bisa dibuat adalah sebagai berikut:

No. r t

1. 5 4,59

2. 7 2,34

3. 9 1,41

4. 11 0,95

Mash banyak lagi kemungkinan ukuran tabung yang bisa dibuat.

8. Volum tabung = r2t

Jadi, panjang jari-jari alas tangki adalah 50 cm.

(64)

LAMPIRAN 3

KUNCI TES

1. Pengerjaan tersebut tidak benar. Anak akan kebingungan dengan cm × 40 =

40 × cm , karena mereka hanya paham perkalian bilangan dengan bilangan.

2. 168

3. Luasnya menjadi empat kali lipat.

4. 90 cm

5. Luas layang-layang = 2 1

p×q , demikian pula dengan luas segitiga = 2 1

p×q

6. Keliling menjadi dua kali lipat sedangkan luas menjadi empat kali lipat.

7. Dengan memberikan garis pertolongan, maka kolam renang tersebut nampak

berbentuk balok dan prisma

trapesium.

Banyaknya air yang diperlukan

untuk mengisi kolam  232.500 liter

(65)

Volum kotak = 24r2

Tern dua balok tidak sama dan Volum balok II

13.dI 2 dII rI = 4rII

I

Volum kotak : volum ka

3

Volum batu  volum keseluruhan – volum

Volum batu  150 cm3.

3

yata volum ke balok I > volum

Gambar

Tabel 2.1 Satuan luas Daerah yang di
Tabel 2.2
gambar berikut:
gambar berikut.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. 3.1 Menghitung luas trapezium dan

Jika jumlah luas daerah yang diarsir pada bangun tersebut adalah 14 cm 2 , maka luas seluruh daerah.. yang tidak diarsir

Sisi bangun datar adalah ruas garis yang membatasi bangun tersebut.. Sudut pada bangun datar adalah daerah

Kesimpulannya: luas persegi panjang adalah banyaknya persegi satuan yang dibutuhkan untuk menutup suatu daerah atau dapat kita tulis. sebagai perkalian sisi-sisinya = sisi ”panjang”

Untuk menghitung luas gabungan bangun datar tersebut yaitu dengan menjumlahkan luas bangun-bangun sederhana yang membentuknya.. Sebelum kita mempelajari tentang menghitung

 Disajikan gambar beberapa bangun datar, peserta didik diminta menentukan banyaknya simetri putar yang dimiliki bangun datar tersebut. C 3

Dalam perhitungan luas daerah bangun datar yang tidak beraturan menggunakan algoritma Monte Carlo, semakin banyak jumlah titik random yang digunakan, maka luas hasil perhitungan

Urutan luas daerah yang diarsir pada bangun datar di atas mulai dari yang paling besar ialah.. Luas bangun datar persegi panjang di atas