• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Model Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard pada PTPN VIII Cabang Goalpara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Model Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard pada PTPN VIII Cabang Goalpara."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is to develop a Balanced Scorecard framework for PTPN Goalpara which is consisted of strategy map, performance indicators and any necessary initiatives in order to achieve company's targets. There are six steps in developing balanced scorecard on PTPN Goalpara. Those steps are organization's foundation assessment, the development of overall business strategy, decomposing any business strategies into objectives, developing Strategy Map, performance measurement to observe any progress both strategically and operationally and the last step is identifying whether any initiatives taken requires some funds to ensure the strategies taken will be successful. Researcher hopes this balanced scorecard model can be useful for the company in developing any strategic planning in the future.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk menyusun suatu kerangka Balance Scorecard bagi PTPN Goalpara yang terdiri atas peta strategi, indikator kinerja, dan inisiatif yang diperlukan untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Terdapat enam langkah yang digunakan untuk menyusun Balanced Scorecard pada PTPN VIII Cabang Goalpara, yaitu penilaian fondasi suatu organisasi, pengembangan strategi bisnis secara keseluruhan, penguraian dari strategi bisnis ke dalam tujuan, pembuatan peta strategi (Strategy Map), pengukuran kinerja dikembangkan untuk mengamati kemajuan baik secara strategis maupun operasional dan terakhir adalah proses identifikasi apakah inisiatif yang akan diambil memerlukan sejumlah dana saat diimplementasikan untuk memastikan bahwa strategi yang diambil akan berhasil. Diharapkan model ini dapat digunakan sebagai acuan bagi perusahaan untuk menyusun perencanaan strategik ke depan.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Balanced Scorecard ... 9

2.1.1 Definisi Balance Scorecard ... 11

2.1.2 Manfaat Penerapan Balance Scorecard ... 11

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Empat Perspektif Kinerja Bisnis dalam Balance Scorecard ... 15

2.1.4.1 Perspektif Keuangan ... 16

2.1.4.2 Perspektif Pelanggan ... 16

2.1.4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal ... 19

2.1.4.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 19

2.1.5 Strategy Map (Peta Strategi) ... 20

2.2 Pengertian Manajemen Strategi... 22

2.2.1 Peran Manajemen Strategi dan Hubungannya dengan Balance Scorecard ... 22

2.3 Hubungan Balance Scorecard dengan Visi, Misi dan Strategi Perusahaan23 2.4 Hubungan antara Berbagai Sasaran Strategik yang Dihasilkan dalam Perencanaan Stratejik dengan Kerangka Balance Scorecard ... 26

2.5 Kinerja ... 28

2.5.1 Pengertian Pengukuran Kinerja ... 28

2.5.2 Tujuan Pengukuran Kinerja ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 30

3.3 Metode Prosedur Pengumulan Data ... 31

3.3.1 Experience Survey ... 31

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.4 Teknik Analisa Data ... 32

3.4.1 Analisa Visi, Misi Perusahaan ... 32

3.4.2 Menterjemahkan Visi Menjadi Sasaran Strategis Kemudian Strategy Map ... 32

3.4.3 Penentuan Objektif serta Penentuan Ukurannya ... 32

3.4.4 Penjabaran Program ... 33

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN... 34

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 34

4.1.1 Keadaan Geografis ... 35

4.1.2 Kapasitas, Produksi dan Produktivitas Teh, Kina dan Tanaman Pendukung Lainnya ... 35

4.1.3 Karakteristik Mutu Produk ... 36

4.1.4 Sumber Daya Manusia ... 36

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 38

4.1.6 Visi, Misi dan Tujuan ... 43

4.2 Analisa Data ... 43

4.2.1 Analisa Visi Perusahaan ... 43

4.2.2 Analisa Misi Perusahaan ... 44

4.2.3 Menurunkan Visi dan Misi menjadi Sasaran Strategis dan Tujuan ... 46

4.2.4 Tujuan dari Perusahaan Dilihat dari Empat Perspektif ... 48

4.2.4.1 Perspektif Keuangan ... 48

4.2.4.2 Perspektif Pelanggan ... 49

4.2.4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal ... 51

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.2.5 Analisis Hubungan Sebab Akibat dalam Empat Perspektif

(Strategy Map) ... 59

4.2.5.1 Deskripsi Strategy Map ... 60

4.2.6 Penjabaran Program ... 61

4.3 Pembahasan... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 104

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Balanced Scorecard Performance Management System ... 11

Gambar 2.2 Langkah – Langkah Balanced Scorecard ... 13

Gambar 2.3 Strategic Map ... 21

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis terus berkembang dari waktu ke waktu hingga saat ini menjadi

semakin kompleks. Hampir sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan

menitikberatkan pada sisi keuangan (financial perspective). Padahal dalam

menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat ini, pengukuran

kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah tidak lagi memadai dan

dapat menyesatkan karena mempunyai banyak kelemahan, antara lain:

1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan

bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan

mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalnya, untuk menaikkan profit

atau ROI (Return on Investment), seorang manajer bisa saja mengurangi

komitmennya terhadap pengembangan atau pelatihan bagi karyawan, termasuk

investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untuk kepentingan perusahaan

masa depan. Dalam jangka pendek kinerja keuangan meningkat, namun dalam

jangka panjang akan menurun.

2. Diabaikannya aspek pengukuran non-finansial dan intangible asset pada

(9)

BAB I – Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

pandangan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan di masa sekarang

terlebih lagi di masa datang.

3. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu

sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah tujuan perusahaan.

Sistem pengukuran kinerja yang demikian dianggap sudah tidak memadai

lagi bagi kebutuhan pengukuran kinerja saat ini, dimana lingkungan persaingan

bergerak dengan cepat, dan tidak menginformasikan upaya-upaya apa yang harus

diambil saat ini dan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja

perusahaan.

Menurut Kaplan & Norton (1996), ditengah persaingan yang semakin ketat

ini pemahaman yang akurat tentang tujuan serta metode untuk mencapainya adalah

hal yang amat vital. “Perusahaan adalah suatu institusi yang menciptakan kekayaan

melalui bisnis yang dijalankannya” (Mulyadi , 2000). Oleh karena itu perusahaan

harus memiliki sebuah langkah-langkah untuk menciptakan kekayaan itu dan setiap

langkah diawali dengan sebuah visi, misi, target, strategi, tujuan, dan ukuran kinerja

yang jelas. Agar setiap langkah yang dilakukan perusahaan menjadi serangkaian

langkah yang komprehensif maka perusahaan membutuhkan sebuah alat manajemen

yang mampu menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan kedalam seperangkat

ukuran dan kerangka yang jelas.

Balanced Scorecard merupakan kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan

ukuran yang diperoleh dari strategi. Dengan tetap mempertahankan ukuran

(10)

BAB I – Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

driver tambahan yang meliputi konsumen, proses bisnis internal, dan perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan.

Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran. Perusahaan dapat

menggunakan Balanced Scorecard sebagai dasar untuk mengatur kerangka kerja

untuk proses manajemen mereka (Gaspersz. 2003). Perusahaan dapat membangun

Balanced Scorecard mula-mula dengan tujuan yang terbatas, misalnya untuk

mendapatkan klarifikasi, konsensus, dan fokus terhadap strategi mereka, lalu

mengkomunikasikan strategi tersebut kepada seluruh anggota perusahaan.

Dengan kata lain, Balanced Scorecard mendidik manajemen dan organisasi

pada umumnya untuk memandang perusahaan dari kurang lebih empat perspektif:

keuangan, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal, yang

menghubungkan pengendalian operasional jangka pendek ke dalam visi dan strategi

bisnis jangka panjang.

Kekuatan sebenarnya Balanced Scorecard terjadi saat mentransform sistem

pengukuran menjadi sistem manajemen. Dengan kata lain Balanced Scorecard dapat

digunakan untuk:

1. Mengklasifikasi dan mendapatkan konsensus (persetujuan) mengenai strategi.

2. Mengkomunikasikan strategi pada anggota perusahaan.

3. Menjelaskan tujuan tiap departemen dan individu terhadap strategi.

4. Menghubungkan tujuan strategis dengan target jangka panjang dan anggaran

(11)

BAB I – Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

5. Mengidentifikasi dan menjelaskan inisiatif strategis.

6. Melakukan peninjauan strategis secara berkala dan sistematis.

7. Memperoleh umpan balik untuk mempelajari dan mengembangkan strategi.

Seperti yang telah disebutkan diatas, Balanced Scorecard mengklasifikasikan

pengukuran kinerja ke dalam 4 perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis

internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif ini menawarkan

suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu

hasil yang diinginkan, pemicu kinerja, dan tolak ukur kinerja.

PTPN VIII merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi

teh. PTPN VIII saat ini masih mengukur kinerja perusahaannya dengan

menggunakan metode tradisional yang berfokus pada perspektif finansial yang tidak

dapat diandalkan dalam persaingan bisnis dimasa sekarang. PTPN VIII sudah

memiliki visi, misi, dan strategi namum belum di terjemahkan dan dijalankan dengan

baik sehingga kurang memberikan dampak positif untuk membantu perusahaan di

tengah persaingan. Visi, misi dan strategi perusahaan seharusnya diterjemahkan

dalam sebuah kerangka kerja yang jelas sehingga perusahaan dapat memiliki suatu

langkah-langkah yang strategis untuk dapat mencapai visi perusahaan. Selama ini

PTPN VIII Goalpara melakukan aktivitasnya hanya berdasarkan masalah-masalah

yang muncul dan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan sebelumnya. Perusahaan

sangat membutuhkan suatu metode baru ditengah persaingan yang begitu ketat.

Balanced Scorecard memperluas sasaran strategik yang ditetapkan dalam

(12)

BAB I – Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian, Balance Scorecard

menjadikan tahap perencanaan strategik menghasilkan sasaran strategik dan inisiatif

strategik yang komperenhensif, sehingga rencana strategik yang dihasilkan dapat

digunakan untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan dapat dirumuskan.

Bagaimana menyusun Balance Scorecard pada PTPN VIII Goalpara sehingga dapat

dihasikan kerangka kerja yang dapat mendorong keberhasilan perusahaan di masa

depan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari proses penelitian ini adalah menyusun Balance Scorecard

yang ditunjukkan bagi PTPN VIII yang diharapkan dapat menolong perusahaan

sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yaitu dengan :

1. Memberikan perusahaan kerangka manajemen yang lebih modern yang

berfokus pada strategi

2. Merancang peta strategi dan kunci indikator kinerja (key performance

(13)

BAB I – Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

3. Menyediakan ukuran-ukuran yang jelas tidak hanya dari sisi finansial juga

non finansial agar dapat dijadikan acuan keberhasilan tujuan strategis

perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan berupa ukuran kinerja untuk

dapat mencapai visi perusahaan.

2. Dapat menjadi masukan bagi perusahaan berupa kerangka kerja yang

komprehensif untuk mencapai keberhasilan perusahaan di masa mendatang.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah lingkup objek penelitian :

1. Visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan dianggap sudah

memadai, baik, dan menjadi ujung acuan awal penelitian

2. Pengukuran kinerja yang dilakukan akan terfokus pada keseluruhan

perusahaan dan tidak untuk unit bisnis tertentu dalam perusahaan

3. Pembahasan rancangan Balance Scorecard yang dilakukan hanya sampai

pada tahap usulan berupa kerangka instrumen pengukuran kinerja dan action

(14)

BAB I – Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha

4. Pengukuran awal Balance Scorecard tidak akan mencakup semua tolak ukur

yang ada karena keterbatasan data yang diberikan perusahaan

1.6 Sistematika Penulisan

1. BAB I : Pendahuluan

Dalam pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian , manfaat penelitian dan sistem penulisannya.

2. BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat teori yang melandasi penelitian ini atau yang ada

hubungannya dengan studi pada penelitian ini, serta ukuran-ukuran atau

indikator yang digunakan dalam membuat suatu evaluasi dan analisa tentang

kinerja sebuah perusahaan dengan menggunakan konsep Balance Scorecard

yang diperkenalkan oleh David Norton dan Robert S.Kaplan (1996).

3. BAB III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang jenis penelitian, metode dan

prosedur pengumpulan data, sumber data, teknik analisa data.

4. BAB IV : Analisa dan Pembahasan

Pada bab ini, penulis menguraikan gambaran umum tentang perusahaan

kemudian melakukan analisis data, dan yang terakhir mengajukan usulan

(15)

BAB I – Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha

5. BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir berisikan kesimpulan dari pembahasan dan rancangan pada bab

(16)

98 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Balanced scorecard merupakan bagian dari sistem manajemen strategis, yang

perlu dirumuskan oleh setiap organisasi, agar dapat mencapai visi dan misinya secara

efektif. Balanced Scorecard telah bermigrasi dari waktu ke waktu untuk menjadi

sebuah sistem manajemen kinerja yang penuh dan berlaku baik untuk sektor swasta

dan umum. Penekanan telah bergeser dari hanya sebagai pengukur kinerja finansial

dan non finansial, menjadi manajemen suatu strategi bisnis. Sistem Balanced

Scorecard memberikan kita kemampuan untuk melihat tiga dimensi yang berbeda

dari kinerja organisasi: Hasil (finansial dan pelanggan), Operasi, dan Kapasitas.

Setelah menganalisa visi dan misi perusahaan, serta memproses data dan

informasi yang ada, penulis menyimpulkan akan lebih baik jika PTPN Goalpara

memfokuskan sasaran strategi dalam bidang produksi. Hal ini menjadikan kerangka

Balanced Scorecard untuk PTPN Goalpara dibuat lebih terarah pada sisi produksi

dan manajemen biaya dimana hal ini terdapat di dalam perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif keuangan.

Selanjutnya, peta strategi (Strategy Map) dirancang dengan tujuan agar PTPN

Goalpara dapat melihat bagaimana suatu strategi dalam sebuah perspektif

berhubungan dengan strategi lainnya dalam perspektif yang berbeda dimana pada

ujungnya akan terlihat tujuan akhir yang akan dicapai oleh perusahaan, yaitu

(17)

BAB V – Kesimpulan dan Saran 99

Universitas Kristen Maranatha

Ukuran-ukuran yang dijadikan acuan keberhasilan dari tujuan strategis

perusahaan yang tidak hanya dilihat dari sisi finanasial saja tetapi juga sisi

non-finansial. Ukuran strategis ini terdapat dua macam yaitu ukuran yang menunjukkan

keberhasilan pecapaian dari sasaran strategi yang ada (Lag Indicator) dan ukuran

yang menunjukkan penyebab atau pemicu ketercapaian ukuran hasil (Lead

Indicator). Sebagai contoh ukuran dari sisi finansial adalah pencapaian target dan

realisasi anggaran biaya tidak langsung (ukuran dari strategi “Efisiensi da efektivitas

biaya tidak langsung”). Sedangkan dari sisi non-finanasial adalah jumlah program

pelestarian lingkungan (ukuran dari strategi “Menjaga dan melestarikan lingkungan

sekitar”).

Balanced Scorecard memang membutuhkan waktu untuk dirancang dan

dibuat. Terdapat beberapa proses yang harus dilalui untuk mendapatkan informasi

yang jelas dan berimbang. Walaupun demikian, kegunaan Balanced Scorecard akan

sangat terasa ada akhirnya. Dengan ini, perusahaan dapat melihat dengan nyata

kemana arah strategi yang akan diambil dan mendapatkan ukuran yang dapat

menjadi pemicu keberhasilan.

5.2 Saran

Setelah melakukan pengamatan selama kurang lebih 4 bulan, dengan bekal

pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh penulis, penulis menyarankan agar

PTPN Goalpara untuk terlebih dahulu membuat Balance Scorecard dalam

menentukan strategi bisnis yang akan diambil. Walaupun pembuatan Balance

(18)

BAB V – Kesimpulan dan Saran 100

Universitas Kristen Maranatha

dengan meminimalisir kesalahan dan memaksimalkan setiap potensi bisnis yang ada.

Perusahaan akan terlebih dahulu menilai apa-apa saja yang dibutuhkan atau apa

tujuan yang akan dicapai. Kemudian perusahaan akan membuat strategi lengkap

dengan indikator penentu keberhasilan bersama dengan target yang akan dicapai.

Dengan begini, perusahaan dapat meningkatkan kinerja bisnisnya karena segala

(19)

101 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Advanced Performance Institute (API) Website, diakses pada tanggal 2 Januari 2012, http://www.ap-institute.com/Balanced%20Scorecard.html.

Atkinson, A. A., Kaplan, R. S. & Young, S. M. (2004). Management Accounting. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Castetter, W. B.; dan R. S. Heisler. (1984). Developing and Defending A Disertation Proposal. Pennsylvania: Graduate School of Education, University of Pennsylvania, Philadelphia.

David, F. R. (1999) Strategic Management: Concept and Cases. NJ: Prentice Hall

Gaspersz, V. (2003). Balanced Scorecard Dengan Six Sigma : Untuk Organisasi Bisnis Dan Pemerintahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kaplan, R. S And David P. N. Menggunakan Balanced Scorecard sebagai Sistem Manajemen Strategis. Harvard Business Review (Januari-Februari 1996): 76

Kaplan, R. S dan David P. N. (2000). Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.

Las, I., A.K. Makarim, Sumarno, S. Purba, M. Mardikarini, dan S. Kartaatmadja. (1999). Konsepsi dan Prospek Implementasi Sistem Usaha Pertanian Berbasis Sumber Daya. Badan Litbang Pertanian.

Mulyadi. (1999). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen : Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. Edisi satu. Yogyakarta : Adiya Media.

Mulyadi. (2001). Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi dua. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya. Edisi Enam. Yogyakarta: STIE YKPN.

Purnama, C.M Lingga, MM. (2004). Strategic Marketing Plan : Panduan Lengkap Dan Praktis Menyusun Rencana Pemasaran Yang Strategis Dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rohm, H. (2004). A Balancing Act : Developing and Using Balanced Scorecard. Diakses tanggal 10 Februari 2012 dalam

http:\\www.performance-measurement.net.

(20)

Daftar Pustaka 102

Universitas Kristen Maranatha

Sukirno, S. (1996). Pengantar Teori Makroekonomi : Edisi kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Supriyono. (2000). Akuntansi Biaya. Edisi Dua. Yogyakarta: BPFE.

Teguh, W. (2004). Cara Mudah Melakukan Analisa Statistik Dengan SPSS : Studi kasus, Pembahasan dan Teknik Membaca Output. Yogyakarta: Gava Media.

Umar, H. (2003). Evaluasi Kinerja Perusahaan : Teknik Evaluasi Bisnis dan Kinerja Perusahaan Secara Komprehensif, Kuantitaif, Dan Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Umar, H. (2003). Strategic Management In Action : Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business Unit, Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

 Demensia Alzheimer; adanya hendaya memori dan dikaitkan dengan adanya sedikitnya satu dari gejala lain penurunan fungsi kognitif (afasia  Pasien ngomong tp kt tdk

(3) Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah..

1) Teman ataua famili pekerja; dengan memerikan kesempatan kepada pekerja untuk mencalonkan seseorang yang dikenalnya, dengan ketentuan harus melalui seleksi agar

Syarat-syarat lateks kebun yang baik yaitu telah disaring menggunakan saringan berukuran 40 mesh, bebas dari kotoran atau benda-benda lain seperti serpihan kayu atau

Hasil dari penelitian ini adalah terumuskan 5 strategi dan kebijakan IS/IT yang sebaiknya diterapkan di FIT Tel-U berdasarkan pertimbangan 3 hal, pertama kebutuhan

Hasil analisis dapat diambil kesimpulan yaitu: 1) Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel konsumsi di Sumatera Utara mampu dijelaskan

Peneliti dalam hal ini mengutip pendapat Boyd yang terdapat dalam jurnal ini yang menyatakan bahwa Facebook sebagai sebuah situs jaringan sosial memudahkan individu untuk