• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KECELAKAAN LALU LINTAS PADA SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID 19 DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA PADA JALAN RAYA DAAN MOGOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISA KECELAKAAN LALU LINTAS PADA SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID 19 DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA PADA JALAN RAYA DAAN MOGOT"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KECELAKAAN LALU LINTAS PADA SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID 19 DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA PADA JALAN RAYA DAAN

MOGOT

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Teknik Raihan Afif Sukmana, S.T

Jurusan Teknik Sipil

Disusun oleh :

RAIHAN AFIF SUKMANA (3336170050)

JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON-BANTEN 2023

(2)

ANALISA KECELAKAAN LALU LINTAS PADA SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID 19 DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA PADA JALAN RAYA DAAN

MOGOT

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Teknik Raihan Afif Sukmana, S.T

Jurusan Teknik Sipil

Disusun oleh :

RAIHAN AFIF SUKMANA (3336170050)

JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON-BANTEN 2023

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya sebagai penulis Skripsi berikut:

Judul :Analisa Kecelakaan Lalu Lintas pada Sebelum dan Saat Pandemi Covid 19 dan Alternatif Penanggulangannya pada Jalan Raya Daan Mogot

Nama : Raihan Afif Sukmana

NPM : 3336170050

Fakultas/Jurusan : Teknik / Teknik Sipil

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi tersebut di atas adalah benar benar hasil karya asli saya dan tidak memuat hasil karya orang lain, kecuali dinyatakan melalui rujukan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahwa sebagian atau seluruh karya ini bukan karya saya, maka saya bersedia dituntut melalui hukum yang berlaku. Saya juga bersedia menanggung segala akibat hukum yang timbul dari pernyataan yang secara sadar dan sengaja saya nyatakan melalui lembar ini.

Cilegon, 09 Januari 2023

Raihan Afif Sukmana 3336170050

(4)
(5)

iv PRAKATA

Puji sykur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga Skripsi ini daoat diselesaikan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh derajat kesarjanaan Strata-1 pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah silit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1) Bapak Arief Budiman, S.T.,M.Eng., dan Ibu Dwi Esti Intari, S.T.,M.Sc., selaku dosen pembimbing I dan II.

2) Ibu Dr. Rindu Twidi Bethary, S.T.,M.T., dan Ibu Siti Asyiah, S.Pd.,M.T., selaku dosen penguji I dan II.

3) Bapak Dr. Subekti S.T.,MT., selaku ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4) Ibu Dwi Esti Intari, S.T.,M.Sc., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5) Seluruh dosen Teknik Sipil UNTIRTA yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

6) Bapak Kompol Joko Sembodo, S.E., M.MTR selaku Kasat Lantas Restro Tangerang Kota yang telah membantu dalam proses penelitian.

7) Orang tua (Daru Sukmana & Noeroel Ida Maretanty) yang telah memberikan bantuan dukungan moral dan materil.

8) Rekan-rekan Kontrakan Ciore, BAJRAGINI dan 17ABEST, yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi.

Cilegon, 09 Januari 2023

Raihan Afif Sukmana 3336170050

(6)

v

Analisa Kecelakaan Lalu Lintas pada Sebelum dan Saat Pandemi Covid 19 dan Alternatif Penanggulangannya pada Jalan Raya

Daan Mogot

Raihan Afif Sukmana

INTISARI

Jalan Raya Daan Mogot merupakan jalan nasional yang menghubungkan antara Jakarta Barat dan Kota Tangerang yang setiap harinya selalu dilewati oleh banyak pengguna jalan baik motor, mobil pribadi, truk besar maupun kendaraan umum seperti angkutan kota dan bus. Menurut data dari Satlantas Polres Metro Tangerang Kota pada tahun 2018 terdapat 45 kasus kecelakaan lalu lintas, pada tahun 2019 terdapat 29 kasus kecelakaan lalu lintas, pada tahun 2020 tercatat sebanyak 37 kasus kecelakaan lalu lintas dan pada tahun 2021 tercatat sebanyak 34 kasus kecelakaan lalu lintas pada Jalan Raya Daan Mogot. Dalam waktu 3 tahun tercatat sebanyak 145 kasus kecelakaan lalu lintas yang sudah terjadi pada Jalan Raya Daan Mogot. Oleh karena itu, Jalan Daan Mogot dipilih sebagai daerah yang akan dilakukan evaluasi mengenai keselamatan jalan untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan dan tingkat kecelakaan dilihat dari berbagai aspek sehingga dapat diberikan alternatif pencegahannya.

Metode1 yang1 digunakan1 dalam1 penelitian1 ini1 ada tiga1 metode1 yaitu metode Angka1 Ekivalen1 Kecelakaan1 (AEK)1 dan Upper1 Control1 Limit1 (UCL)1 untuk menganalisis daerah rawan kecelakaan dan metode1 The1 Gross1 Output1 (Human Capital) 1 untuk1 menghitung1 biaya1 kerugian korban1 kecelakaan.

Menurut pemeriksaan data kecelakaan, segmen 3 dan 4, atau Kel. Tanah Tinggi dan Kel. Batuceper di Kota Tangerang memiliki angka kecelakaan tertinggi dari lima ruas Daan Mogot. Faktor manusia adalah faktor utama kecelakaan di setiap ruas. Tabrakan dari depan dengan belakang adalah jenis kecelakaan yang paling umum, diikuti oleh tabrakan samping dan tabrakan pejalan kaki.

Kata kunci : AEK, faktor1 utama1 kecelakaan1, jenis kecelakaan, The1 Gross1 Output1 (Human1 Capital1), UCL

(7)

vi

Analysis of Traffic Accidents Before and During Covid 19 Pandemic and Alternative Countermeasures on Daan Mogot Road

Raihan Afif Sukmana

ABSTRACT

Daan1 Mogot1 Road is1 a1 national1 road1 tha1t connects1 between West Jakarta1 and Tangerang City1 which is always passed by many road users everyday like motorcycles, car, truck as well as public transportation such as city transport and bus. According to the data from Traffic Unit of Tangerang City Police Station in1 the1 year1 of1 2018 there1 is1 45 cases of traffic accident1, in1 the1 year1 of1 20191 there1 is1 29 cases of traffic accident, in1 the1 year1 of1 20201 there1 is1 37 cases of1 traffic1 accident1 and in1 the1 year1 of1 2021 there is 34 cases of traffic accident on Daan Mogot Road. Within 3 years1 there were 145 cases of accidents that had occurred on the Daan Mogot Road. Therefore, Daan1 Mogot1 Road1 was1 chosen1 as1 the1 area1 to be evaluated for1 road1 safety1 to know the1 cause1 of accident and accident rate seen from various aspects so that alternative countermeasures can1 be1 provided.

The1 method1 used1 in1 this1 study1 are three methods, Accident Equivalent Rate and Upper Controtl Limit to analyze accident prone areas and The Gross Output (Human Capital) method to count accident victim costs.

According to the inspection of accident data, segments 3 and 4, or Kel. Tanah Tinggi and Kel. Batuceper in Tangerang City has the highest accident rate of the five Daan Mogot sections. The human factor is the main factor in accidents on every segment. Front-rear collisions are the most common type of accident, followed by side-to-side collisions and pedestrian collisions.

Keyword : Accident Equivalent Rate, Upper Control Limit, The Gross Output (Human Capital), factor of accident, type of accident

(8)

ix DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PRAKATA ... iv

INTISARI ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Batasan Masalah ... 4

1.7 Keaslian Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 6

2.2 Keterkaitan Penelitian ... 13

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Lalu Lintas ... 14

3.2 Kecelakaan Lalu Lintas ... 15

3.3 Jenis dan Dampak Kecelakaan Lalu Lintas ... 15

3.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan ... 17

3.4.1 Manusia ... 17

3.4.2 Kendaraan ... 19

3.4.3 Faktor Jalan ... 20

3.4.4 Faktor Lingkungan ... 21

3.5 Daerah Rawan Kecelakaan ... 22

(9)

ix

3.6 Pembobotan Titik Rawan Kecelakaan ... 23

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian... 24

4.1.1 Tahapan Persiapan ... 24

4.1.2 Tahapan Pengumpulan Data ... 24

4.2 Pengumpulan Data ... 25

4.2.1 Metode Dokumentasi ... 25

4.2.2 Metode Observasi... 25

4.2.3 Metode Studi Kepustakaan ... 25

4.3 Metode Analisa Data ... 26

4.3.1 Metode yang digunakan ... 28

4.4 Bagan Alir Penelitian ... 31

4.5 Jadwal Penelitian ... 32

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Segmen Jalan ... 33

5.1.1 Segmen 1... 34

5.1.2 Segmen 2... 36

5.1.3 Segmen 3... 37

5.1.4 Segmen 4... 38

5.1.5 Segmen 5... 39

5.2 Analisa Karakteristik Kecelakaan... 40

5.2.1 Hari terjadinya kecelakaan ... 40

5.2.2 Waktu terjadinya kecelakaan ... 42

5.2.3 Tingkat kecelakaan... 44

5.2.4 Bulan terjadinya kecelakaan ... 47

5.2.5 Jenis pekerjaan ... 49

5.2.6 Pengguna jalan ... 52

5.2.7 Jenis kelamin ... 54

5.2.8 Kepemilikan SIM (Surat Izin Mengemudi) ... 57

5.2.9 Usia pengendara ... 58

5.3 Faktor Penyebab Kecelakaan ... 61

5.3.1 Subjek faktor penyebab kecelakaan ... 61

(10)

ix

5.3.2 Jenis tabrakan ... 63

5.4 Analisa Angka Ekivalen Kecelakaan... 66

5.4.1 Perhitungan Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) ... 67

5.5 Analisa Upper Control Limit (UCL) ... 68

5.5.1 Perhitungan Upper Control Limit (UCL) ... 69

5.6 Estimasi Biaya Satuan Korban dan Biaya Satuan Kecelakaan LaluLintas . 73 5.6.1 Analisa biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas ... 73

5.6.2 Analisa besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas ... 74

5.7 Upaya dan Solusi Kecelakaan pada Daerah Rawan Kecelakaan (Blacksite) .. ... 77

5.7.1. Segmen 3 ... 79

5.7.2. Segmen 4 ... 84

5.7.3. Roadmap upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Daan Mogot Kota Tangerang ... 89

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 91

6.2 Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

Tabel 4.1 Biaya Satuan Korban Kecelakaan Lalu Lintas BSKOj ... 29

Tabel 4.2 Jadwal Penelitian... 32

Tabel 5.1 Data Geometrik Jalan Raya Daan Mogot Tangerang ... 34

Tabel 5.2 Karakterisitik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Hari ... 40

Tabel 5.3 Perbandingan Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Hari ... 40

Tabel 5.4 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Waktu ... 42

Tabel 5.5 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Tingkat Kecelakaan... 44

Tabel 5.6 Perbandingan Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Tingkat Kecelakaan ... 45

Tabel 5.7 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Bulan Terjadinya Kecelakaan ... 47

Tabel 5.8 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 50

Tabel 5.9 Perbandingan Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 50

Tabel 5.10 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Pengguna Jalan ... 52

Tabel 5.11 Perbandingan Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Pengguna Jalan ... 52

Tabel 5.12 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 5.13 Perbandingan Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 5.14 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Kepemilikan SIM ... 57

Tabel 5.15 Perbandingan Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Kepemilikan SIM ... 57

Tabel 5.16 Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Berdasarkan Usia Pengendara... 59

(12)

xi

Tabel 5.17 Perbandingan Karakteristik Kecelakaan di Jalan Daan Mogot

Berdasarkan Usia Pengendara ... 59

Tabel 5.18 Faktor Penyebab Kecelakaan di Jalan Daan Mogot... 61

Tabel 5.19 Perbandingan Faktor Penyebab Kecelakaan di Jalan Daan Mogot... 61

Tabel 5.20 Jenis Tabrakan di Jalan Daan Mogot ... 64

Tabel 5.21 Perbandingan Jenis Tabrakan di Jalan Daan Mogot ... 64

Tabel 5.22 Jumlah Korban Berdasarkan Tingkat Kecelakaan ... 67

Tabel 5.23 Hasil Analisa Kecelakaan dengan Metode Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) ... 68

Tabel 5.24 Nilai Angka Ekivalen Kecelakaan Untuk Lokasi Penelitian pada Sebelum dan Saat Pandemi ... 69

Tabel 5.25 Hasil Analisa Kecelakaan dengan Metode UCL ... 70

Tabel 5.26 Biaya Satuan Korban Kecelakaan Lalu Lintas BSKOj ... 74

Tabel 5.27 Hasil Perhitungan Biaya Satuan Korban Kecelakaan Meninggal Dunia ... 74

Tabel 5.28 Hasil Perhitungan Biaya Satuan Korban Kecelakaan Luka Berat ... 74

Tabel 5.29 Hasil Perhitungan Biaya Satuan Korban Kecelakaan Luka Ringan ... 74

Tabel 5.30 Hasil Perhitungan Besaran Biaya Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya Daan Mogot ... 76

Tabel 5.31 Penyebab Kecelakaan Secara Umum dan Usulan Penanganan ... 78

Tabel 5.32 Uji Laik Fungsi Teknis Trotoar ditinjau dari Kebutuhan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas ... 81

Tabel 5.33 Situasi Kecelakaan dan Usulan Penanganan pada Segmen 3 ... 82

Tabel 5.34 Situasi Kecelakaan dan Usulan Penanganan pada Segmen 4 ... 86

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian ... 1

Gambar 1.2 Lokasi Penelitian ... 4

Gambar 2.1 Keterkaitan Penelitian Terhadap Penelitian Sebelumnya ... 13

Gambar 4.1 Flowchart Perhitungan Metode AEK dan UCL ... 26

Gambar 4.2 Flowchart Perhitungan Metode The Gross Output (Human Capital) ... 27

Gambar 4.3 Diagram Alir Penelitian ... 31

Gambar 5.1 Lokasi Jalan Raya Daan Mogot ... 34

Gambar 5.2 Peta Lokasi Segmen 1 Sukarasa, Tangerang ... 35

Gambar 5.3 Keadaan Jalan Segmen 1 Sukarasa, Tangerang ... 35

Gambar 5.4 Peta Lokasi Segmen 2 Sukarasa, Tangerang ... 36

Gambar 5.5 Kondisi Jalan Segmen 2 Sukarasa, Tangerang... 36

Gambar 5.6 Peta Lokasi Segmen 3 Tanah Tinggi, Tangerang ... 37

Gambar 5.7 Keadaan Jalan Segmen 3 Tanah Tinggi, Tangerang ... 37

Gambar 5.8 Peta Lokasi Segmen 4 Batuceper, Batuceper ... 38

Gambar 5.9 Keadaan Jalan Segmen 4 Batuceper, Batuceper ... 38

Gambar 5.10 Peta Lokasi Segmen 5 Kebon Besar, Batuceper ... 39

Gambar 5.11 Keadaan Jalan Segmen 5 Kebon Besar, Batuceper ... 39

Gambar 5.12 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Hari di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 41

Gambar 5.13 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Hari di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 41

Gambar 5.14 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Waktu di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 43

Gambar 5.15 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Waktu di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 43

Gambar 5.16 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Tingkat Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 45

(14)

xiii

Gambar 5.17 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan Tingkat Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 46 Gambar 5.18 Diagram Tingkat Kecelakaan di Jalan Daan Mogot ... 47 Gambar 5.19 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Bulan

Terjadinya Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 48 Gambar 5.20 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan Bulan Terjadinya Kecelakaan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 49 Gambar 5.21 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Jenis

Pekerjaan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 50 Gambar 5.22 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 51 Gambar 5.23 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan

Pengguna Jalan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi . 53 Gambar 5.24 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan Pengguna Jalan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 54 Gambar 5.25 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Jenis

Kelamin di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 55 Gambar 5.26 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan Jenis Kelamin di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 56 Gambar 5.27 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan

Kepemilikan SIM di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 57 Gambar 5.28 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan Kepemilikan SIM di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 58 Gambar 5.29 Diagram Persentase Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan Usia

Pengendara di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 59 Gambar 5.30 Diagram Persentase Perbandingan Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan Usia Pengendara di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 60 Gambar 5.31 Diagram Persentase Faktor Penyebab Kecelakaan di Jalan Daan

Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 62

(15)

xiv

Gambar 5.32 Diagram Persentase Perbandingan Faktor Penyebab Kecelakaan di

Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 63

Gambar 5.33 Diagram Persentase Jenis Tabrakan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 64

Gambar 5.34 Diagram Persentase Perbandingan Jenis Tabrakan di Jalan Daan Mogot Sebelum dan Saat Pandemi ... 65

Gambar 5.35 Gambar Ilustrasi Tabrak Depan dengan Belakang ... 66

Gambar 5.36 Grafik Angka Kecelakaan Metode AEK dan UCL ... 71

Gambar 5.37 Lokasi Rawan Kecelakaan Jalan Raya Daan Mogot Kota Tangerang pada periode 2018 - 2019 ... 72

Gambar 5.38 Lokasi Rawan Kecelakaan Jalan Raya Daan Mogot Kota Tangerang pada periode 2020 - 2021 ... 72

Gambar 5.39 Situasi Segmen 3 ... 79

Gambar 5.40 Rambu Tanda Penyeberangan, Trotoar Jalan dan Jembatan Penyeberangan Orang ... 79

Gambar 5.41 Trotoar Jalan Yang Tidak Layak ... 80

Gambar 5.42 Kondisi Jalan Berlubang ... 81

Gambar 5.43 Contoh Pelanggaran Lalu Lintas pada Segmen 3... 83

Gambar 5.44 Posisi Solusi Pemasangan Rumble Strip ... 83

Gambar 5.45 Kondisi Segmen 4 ... 84

Gambar 5.46 Kondisi Rambu yang Tertutup Ranting Pohon ... 84

Gambar 5.47 Tempat Memutar Balik Tanpa Rambu dan Rambu Rawan Kecelakaan ... 85

Gambar 5.48 Kondisi Trotoar Jalan pada Segmen 4... 86

Gambar 5.49 Rambu Dilarang Menyeberang ... 87

Gambar 5.50 Rambu Peringatan Banyak Penyeberang Jalan ... 88

Gambar 5.51 Fasilitas Penyeberangan ... 88

Gambar 5.52 Angkutan Umum yang Berhenti Sembarangan ... 88

Gambar 5.53 Roadmap Usulan Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Daan Mogot ... 89

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Administrasi

2. Data Laka Lantas Jalan Daan Mogot Kota Tangerang 3. Dokumentasi

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, hampir semua masyarakat Indonesia memiliki kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil, yang mengakibatkan pertumbuhan kepadatan lalu lintas setiap tahunnya. Salah satu unsur yang menyumbang terjadinya kecelakaan dari sejumlah aspek lainnya adalah kepadatan lalu lintas.(Intari et al., 2019) Jakarta Barat dan Kota Tangerang dihubungkan oleh jalur nasional Jalan Raya Daan Mogot yang sering dilalui oleh sepeda motor, mobil pribadi, truk besar, dan bus serta pengguna jalan lainnya. Menurut Data Satuan Lalu Lintas Polres Metro Tangerang Kota, pada tahun 2021 terjadi 34 kecelakaan lalu lintas, dibandingkan tahun 2020 terjadi 37 kecelakaan, 2019 terjadi 29 kecelakaan, dan 45 kecelakaan terjadi pada 2018. Di Jalan Raya Daan Mogot, terjadi 145 kasus kecelakaan lalu lintas dalam tiga tahun terakhir. Maka dari itu, diputuskan untuk menilai keselamatan jalan di Jalan Daan Mogot.(Fernanda, 2019)

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian

(Sumber : Google Maps, 2022)

(18)

2

Kecelakaan sering terjadi di perkotaan sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Penduduk merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu kota yang diiringi dengan pertumbuhan wilayah dan perekonomian dan kota-kota pendukung sekitarnya serta kota-kota memiliki pusat-pusat kegiatan tertentu.

Penyebaran kegiatan ekonomi tidak terpusat di satu tempat saja. Hal ini dikarenakan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi di sekitar tempat tinggal.

Pemerintah telah banyak melakukan usaha penanggulangan kecelakaan lalu lintas, diantaranya pemberian rambu-rambu lalu lintas namun masalah tersebut tidak dapat terselesaikan dengan mudah.

Menurut Korlantas Polri (2017), kecelakaan lalu lintas di jalan raya merupakan penyumbang angka kematian terbesar di dunia. Pada tahun 2015 Kepolisian mencatat 80 orang per hari atau 3 orang per jam meninggal di jalan raya akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Data tersebut juga menyatakan bahwa besarnya jumlah keclakaan lalu lintas disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 61%

kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang terkait dengan kemampuan serta karakter pengemudi, 9% disebabkan karena faktor kendaraan dan 30% disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan.(Kominfo, 2017)

Data lainnya dari World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2016 hampir 3.400 orang meninggal di jalan di seluruh dunia setiap hari.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 jumlah kecelakaan lalulintas di Indonesia sebanyak 104.327 kasus, pada tahun 2018 sebanyak 109.215 kasus, pada tahun 2019 sebanyak 116.411 kasus, pada tahun 2020 turun 14% dari jumlah kasus pada tahun 2019 yaitu sebanyak 100.028 kasus.(bps, 2022) Tentu saja, situasi ini menjadi masalah, dan pemerintah serta lembaga terkait akan selalu berupaya untuk mencegahnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dan analisis terhadap tingkat kecelakaan jalan raya Daan Mogot guna mengidentifikasi akar penyebab dan tindakan pencegahan yang tepat.

(19)

3 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Padatnya volume kendaraan pada jalan Daan Mogot menyebabkan meningkatnya resiko kecelakaan lalu lintas.

2. Penanggulangan yang telah dilakukan oleh pemerintah belum dapat menyelesaikan masalah kecelakaan lalu lintas.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka akan dapat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kecelakaan lalu lintas pada jalan Daan Mogot sebelum pandemi pada periode 2018 – 2019 dan saat pandemi pada periode 2020 - 2021 dilihat dari berbagai aspek?

2. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas pada Jalan Raya Daan Mogot?

3. Bagaimana alternatif cara pencegahan kecelakaan lalu lintas di masa mendatang?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat kecelakaan lalu lintas pada jalan Daan Mogot pada saat sebelum pandemi pada periode 2018 – 2019 dan saat pandemi pada periode 2020 - 2021 dilihat dari berbagai aspek.

2. Mengetahui penyebab kecelakaan lalu lintas pada Jalan Raya Daan Mogot.

3. Memberikan alternatif cara pencegahan kecelakaan lalu lintas di masa mendatang.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Untuk penulis, sebagai pemahaman dan pengetahuan tentang tingkat kecelakaan dan faktor-faktor penyebabnya beserta alternatif yang bisa dilakukan di masa yang akan datang untuk menghindari tingkat kecelakaan yang tinggi.

(20)

4

2. Untuk pemerintah setempat, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengetahui faktor penyebab kecelakaan yang terjadi di jalan Daan Mogot sehingga dapat diambil langkah selanjutnya agar kecelakaan tinggi dapat diminimalisir.

3. Untuk pembaca, sebagai informasi dan ilmu pengetahuan tentang kecelakaan, tingkat kecelakaan, dan cara yang dapat dilakukan agar dapat menghindari kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

1.6 Batasan Masalah

Analisa kecelakaan lalu lintas pada Jalan Daan Mogot merupakan suatu penelitian dengan cakupan yang luas, maka dari itu ditetapkan batasan masalah sebagai berikut:

1. Data Kecelakaan menggunakan data sekunder tahun 2018 sampai dengan 2021 yang diperoleh dari Polres Metro Tangerang Kota

2. Metode analisa data menggunakan metode Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK), Upper Control Limit (UCL) dan The Gross Output (Human Capital) 3. Karakteristik kecelakaan berdasarkan hari kejadian, bulan kejadian, waktu

kejadian, lokasi kejadian, jenis kendaraan, jenis kelamin, umur pengendara, jenis pekerjaan, kepemilikan SIM, jenis kecelakaan, faktor kecelakaan, tingkat luka, dan kerugian materi.

4. Lokasi studi terdapat di wilayah Jalan Daan Mogot Kota Tangerang STA 0+000 – STA 7+000.

Gambar 1.2 Lokasi Penelitian

(Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, 2022)

(21)

5 1.7 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai “Analisa Kecelakaan Lalu Lintas dan Alternatif Penanggulangannya pada Jalan Raya Daan Mogot” sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan sebelumnya, hasil dan survei hasil asli penulisan tidak ada unsur plagiasi.

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Jalan nasional disebut sebagai prasarana penghubung wilayah. Pusat kegiatan lalu lintas bagi pendatang yang ingin memasuki wilayah Surabaya bermula dari jalan nasional. Dari setiap ruas jalan nasional di kota Surabaya memiliki perbedaan tingkat kecelakaan sekaligus karakteristik kecelakaannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab utama kecelakaan serta bagaimana cara meminimalisir penyebab kecelakaan tersebut nenbuat Nunung Fadylah pada tahun 2017 melakukan penelitian tentang Analisis Kecelakaan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Nasional di Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode literature dan kepustakaan, metode observasi, dan metode dokumentasi.

Hasil analisa menunjukkan bahwa klasifikasi kecelakaan yang paling banyak terjadi berdasarkan korban adalah luka ringan, berdasarkan hari adalah hari jumat, berdasarkan jam adalah jam 06.00-12.00, berdasarkan bulan adalah bulan Desember, berdasarkan cuaca adalah cuaca cerah, kendaraan SPM vs SPM.

Penyebab kecelakaan berasal dari kondisi eksisting jalan yang kurang mewadai, penanggulan berupa perbaikan jalan.

Pada penelitian Dwi Esti Intari, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, dan Riana Pangestika pada tahun 2019 dengan judul Analisis Kecelakaan Lalu Lintas dan Biaya Kecelakaan Materil pada Ruas Jalan Nasional (Studi Kasus: JL. Raya Serang Km 23 Balaraja – JL. Raya Serang /km 35 Jayanti Kabupaten Tangerang) dilakukan kajian tentang karakteristik dan analisis mengenai daerah rawan kecelakaan di Kecamatan Balaraja untuk dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan metode Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) untuk menghitung angka kecelakaan dan metode Upper Control Limit (UCL) untuk menentukan lokasi rawan kecelakaan. Hasil analisis penelitian ini menghasilkan segmen jalan Raya Serang Km 23 – Km 35 mempunyai daerah rawan kecelakaan yaitu segmen 4 tepatnya pada Km 32- Km 35. Karakteristik yang terjadi yaitu waktu kecelakaan didominasi pada waktu 18.01- 05.59 WIB 58%, tingkat kecelakaan yang terjadi luka berat 64%, faktor

(23)

7

pengguna jalan roda dua 59%, berjenis kelamin laki-laki 72%, usia 21-30 tahun, bentuk kecelakaan tabrak sisi 20%, tidak konsentrasi 26%. Kerugian materil di daerah rawan kecelakaan sebesar Rp. 511.900.006,00.

Pada penelitian Heru Aditriansyah pada tahun 2018 yang berjudul Analisis Kecelakaan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Batu Ampar Kota Batam dengan metode Accident Rate. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Batu Ampar kota Batam selama periode 2012 – 2016, mengetahui faktor – faktor yang menjadi penyebab kecelakaan di ruas jalan Batu Ampar Kota Batam berdasarkan tingkat Accident Rate, dan memberikan alternatif cara pencegahan kecelakaan lalu lintas di masa mendatang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Accident Rate. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan Accident Rate diidentifikasikan dalam tiga ruas jalan memiliki tingkat kecelakaan yang lebih tinggi, yaitu lebih dari 1,0. Tingkat kecelakaan tertinggi pada ruas jalan Batu Ampar – Simpang Baloi sebesar 4,86 kecelakaan/km.tahun. faktor penyebab kecelakaan yang paling dominan adalah faktor manusia sebagai pengemudi yang sering lalai dan tidak disiplin. Alternatif pencegahan dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu Pre- emtif, Prepentif, dan Represif.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Andre J. Sihombing dan Hera Widyastuti pada tahun 2020 dengan judul Analisa Kecelakaan Lalu Lintas di Ruas Jalan Tol Cipularang, Purwakarta yang bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan di ruas Jalan Tol Cipularang. Penelitian ini menggunakan metode uji hipotesis dengan One Way – ANNOVA dari program IBM SPSS 25. Hasil dari Uji hipotesis dengan One Way-ANNOVA dari program IBM SPSS 25, membuktikan bahwa bulan dan hari terjadinya kecelakaan memberikan hasil yang sama identik, tidak berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan, sedangkan jam terjadi kecelakaan, jenis kelamin pelaku, dan kondisi cuaca saat terjadinya kecelakaan memberikan hasil berbeda nyata atau berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan.

Pada penelitian Arvian Zanuardi dan Hitapriya Suprayitno yang dilakukan pada tahun 2018 dengan judul Analisa Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya melalui Pendekatan Knowledge Discovery in Database

(24)

8

dibuat untuk menganalisa karakteristik kecelakaan lalu lintas di Jl. Ahmad Yani Surabaya meliputi analisa situasi, identifikasi blackspot, faktor pemicu dan karakteristik kecelakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Knowledge Discovery in Databases dengan data mining didukung aplikasi SPSS dan RapidMiner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan angka kecelakaan disebabkan oleh faktor kedisiplinan pengguna jalan. Tiga lokasi utama blackspot adalah sekitar Royal Plaza, pertigaan Margorejo dan Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL). Analisa karakteristik kecelakaan mendapati beberapa hasil antara lain : 85,9% kecelakaan jamak; pihak terlibat kecelakaan didominasi sepeda motor (69,61%) ; dan 75,9% tingkat fatalitas masih rendah. Biaya kecelakaan selalu meningkat setiap tahun. Peningkatan terbesar tejadi pada kerugian materiil dari tahun 2015 ke 2016 (466,49%). Perhitungan total biaya kecelakaan selama periode pengamatan mencapai Rp. 10,78 Triliun.

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

No.

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Nunung (2017)

Analisis

Kecelakaan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Nasional di Kota Surabaya

Mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan

Nasional di Kota

Surabaya, Mencari solusi untuk permasalahan kecelakaan lalu lintas

Metode literature dan

kepustakaan, Metode observasi, Metode dokumentasi

Hasil dari penelitian ini merupakan penanggulangan kecelakaan, perawatan

permukaan jalan, penegakan hukum, menyediakan fasilitas bagi pejalan kaki dan penyebrang,

pengecatan ulang marka jalan, merelokasi pedagang kaki lima yang menempati bahu jalan.

2 Dwi, dkk Analisis Diharapkan Angka Hasil dari analisis

(25)

9 No.

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

(2019) Kecelakaan Lalu Lintas dan Biaya Kecelakaan Materil pada Ruas Jalan Nasional (Studi Kasus: JL. Raya Serang Km 23 Balaraja – JL. Raya Serang /km 35 Jayanti Kabupaten Tangerang)

untuk dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi

Ekivalen Kecelakaan (AEK), Upper Control Limit (UCL)

penelitian ini adalah segmen jalan Raya Serang Km 23 – Km 35 mempunyai daerah rawan kecelakaan yaitu segmen 4 tepatnya pada Km 32 – Km 35.Waktu kecelakaan didominasi pada waktu 18.01 – 05.59 WIB 58%, Luka berat 64%, Pengguna jalan roda dua 59%, jenis kelamin laki- laki 72%, dengan usia 21-30 tahun.

Bentuk kecelekaan tabrak sisi 20%, tidak konsentrasi 26%.

Kerugian materil di daerah rawan kecelakaan yang terjadi sebesar Rp.

511.900.006,00 3 Heru

(2018)

Analisis

Kecelakaan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Batu Ampar Kota Batam dengan Metode Accident Rate

Mengetahui tingkat kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Batu Ampar kota Batam selama periode 2012

Penelitian Deskriptif dengan Metode Accident Rate

Hasil analisis kecelakaan

berdasarkan Accident

Rate dapat

diidentifikasikan tingkat Kecelekaan tertinggi pada ruas jalan Batu Ampar – Simpang Baloi sebesar 4,86

(26)

10 No.

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

2016, mengetahui faktor faktor yang menjadi penyebab kecelakaan di ruas jalan Batu Ampar Kota Batam berdasarkan tingkat Accident Rate, dan memberikan alternatif cara pencegahan kecelakaan lalu lintas di masa

mendatang

kecelakaan/km.tahun.

Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas yang paling dominan adalah faktor manusia sebagai pengemudi yang sering lalai dan tidak disiplin dalam berkendara.

Alternatif

pencegahan tingkat kecelakaan dengan menggunakan tiga metode yaitu Pre- emtif, Prepentif dan Represif.

4 Andre dan Hera (2020)

Analisa Kecelakaan Lalu Lintas di Ruas

Jalan Tol

Cipularang, Purwakarta.

Untuk mengurangi angka kecelakaan di ruas Jalan Tol

Cipularang

Uji hipotesis dengan One

Way

ANNOVA dari program IBM SPSS 25

Hasil analisis menunjukan bahwa accident rate di ruas jalan tol Cipularang berdasarkan

klasifikasi

kecelakaan fatal sebesar 3,672/100 JPKP, klasifikasi kecelakaan ringan sebesar 10,890/100 JPKP. Uji hipotesis dengan One Way –

(27)

11 No.

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

ANNOVA dari program IBM SPSS 25, membuktikan bahwa bulan dan hari terjadinya kecelakaan memberikan hasil yang sama identik, tidak berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan,

sedangkan jam terjadi kecelakaan, jenis kelamin pelaku, dan kondisi cuaca saat terjadinya kecelakaan

memberikan hasil berbeda nyata atau berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan.

5 Zanuardi dan Suprayitno (2018)

Analisa Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan

Ahmad Yani

Surabaya melalui Pendekatan

Knowledge

Discovery in Database

Menganalisa karakteristik kecelakaan lalu lintas di Jl. Ahmad Yani

Surabaya meliputi analisa situasi, identifikasi blackspot, faktor pemicu dan karakteristik

Knowledge Discovery in Databases dengan data mining didukung aplikasi SPSS dan RapidMiner.

Hasil analisa menunjukkan peningkatan angka kecelakaan

disebabkan oleh faktor kedisiplinan pengguna jalan. Tiga lokasi utama blackspot adalah sekitar Royal Plaza, pertigaan Margorejo dan Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL). Analisa karakteristik

(28)

12 No.

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

kecelakaan kecelakaan

mendapati beberapa hasil antara lain : 85,9% kecelakaan jamak; pihak terlibat kecelakaan

didominasi sepeda motor (69,61%) ; dan 75,9% tingkat fatalitas masih rendah. Perhitungan

total biaya

kecelakaan selama periode pengamatan mencapai Rp. 10,78 Triliun.

6 Raihan (2022)

Analisa Kecelakaan Lalu Lintas Dan

Alternatif Penanggulangannya

Pada Jalan Raya Daan Mogot

Mengetahui tingkat kecelakaan, penyebab kecelakaan, dan cara pencegahan kecelakaan lalu lintas

Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK), Upper Control Limit (UCL) dan The Gross Output (Human Capital) (Sumber: Analisa Penulis, 2022)

(29)

13 2.2 Keterkaitan Penelitian

Gambar 2.1 Keterkaitan Penelitian Terhadap Penelitian Sebelumnya

(Sumber : Analisa Penulis, 2022)

Keterangan :

: Penelitian Terdahulu : Penelitian Oleh Penulis

(30)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Lalu Lintas

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang mengatur tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang dimaksud dengan “lalu lintas” adalah pergerakan mobil dan orang di dalam kawasan yang diizinkan untuk melakukan pergerakan tersebut, yang meliputi jalan raya dan fasilitas pendukungnya. Seseorang dalam lalu lintas adalah orang yang melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan atau tanpa peralatan pendorong. (Sasambe, 2016)

Lalu lintas, menurut Soekanto, adalah sesuatu yang berkaitan dengan perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lain. Jalur yang dimaksud mencakup perjalanan udara dan laut selain perjalanan darat. (Sumampow, 2013)

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa lalu lintas merupakan manusia dan kendaraan yang bergerak di dalam jalan atau fasilitas pendukung lainnya.

Tata cara berlalu lintas berdasarkan buku panduan praktis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, yaitu sebagai berikut :

a. Ketertiban dan keselamatan yaitu setiap individu diwajibkan untuk tertib dan mencegah perbuatan yang dapat mengganggu dan membahayakan keselamatan dan keamanan sehingga dapat menimbulkan kerugian jalan.

b. Pengendara sepeda motor wajib mematuhi beberapa ketentuan seperti mematuhi marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, gerakan lalu lintas, pemberian alat untuk isyarat lalu lintas, alat utuk berhenti dan parker, kemudian peringatan dalam bentuk bunyi (klakson) dan sinar (lampu), kecepatan minimal dan maksimal, serta tata cara dalam penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain.

c. Setiap pengendara wajib menunjukkan dan memiliki surat tanda kendaraan bermotor (STNK) serta wajib memiliki surat ijin mengemudi (SIM).

d. Pengendara atau penumpang kendaraan bermotor wajib menggunakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia (SNI).

(31)

15

e. Pengendera sepeda motor wajib menyalakan lampu baik siang atau malam hari.

3.2 Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan berasal dari kata dasar celaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia celaka adalah (selalu) mendapat kesulitan, kemalangan, kesusahan dan sebagainya; malang; sial, dan kecelakaan adalah kejadian (peristiwa) yang menyebabkan orang celaka.

Peristiwa yang tak terduga atau tidak diinginkan di jalan yang melibatkan kendaraan dan satu atau lebih pengguna jalan lain yang menyebabkan kematian atau kerusakan properti dikenal sebagai kecelakaan lalu lintas. Korban kecelakaan lalu lintas dapat meliputi korbanmeninggal dunia, luka berat dan luka ringan, diperkirakan selambat-lambatnya 30 hari setelah tabrakan. (Pusat Litbang Prasarana Transportasi, 2004)

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, (2006) dalam Sujanto dan Mulyono (2010), Pengertian kecelakaan yang bersifat filosofis merumuskan kecelakaan sebagai suatu kejadian yang jarang, bersifat acak, melibatkan banyak faktor (multi-faktor), didahului oleh situasi ketika satu orang atau lebih melakukan kesalahan dalam mengantisipasi kondisi lingkungan. Didefinisikan bersifat multi- faktor karena kecelakaan melibatkan banyak faktor yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Secara umum ada tiga faktor utama kecelakaan, yaitu manusia, kendaraan, serta jalan dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut dapat berkombinasi dalam menyebabkan kecelakaan. Pengemudi yang mengantuk dapat bergabung dengan cuaca yang buruk, kondisi perkerasan yang rusak dan tergenang air, lingkugan sisi jalan yang berbahaya atau jarak pandang yang terbatas sehingga terjadi kecelakaan fatal (Sujanto & Mulyono, 2010)

3.3 Jenis dan Dampak Kecelakaan Lalu Lintas

Berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 229, karakteristik kecelakaan lalulintas dapat dibagi kedalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

(32)

16

a. Kecelakaan lalu lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

b. Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

c. Kecelakaan lalu lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

Karakteristik kecelakaan menurut jumlah kendaraan yang terlibat digolongkan menjadi:

a. Kecelakaan tunggal, yaitu kecelakaan yang hanya melibatkan satu kendaraan bermotor dan tidak melibatkan pemakai jalan lain. Contohnya

b. seperti menabrak pohon, kendaraan tergelincir, dan terguling akibat ban pecah.

c. Kecelakaan ganda, yaitu kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami kecelakaan diwaktu dan tempat yang sama.

Karakteristik kecelakaan menurut jenis tabrakan dapat diklarifikasikan menjadi:

a. Angle (Ra), tumbukan antara dua benda bergerak yang tidak bergerak berlawanan arah..

b. Rear-End (Re), dimana satu kendaraan dihalangi oleh kendaraan lain yang berjalan ke arah yang sama.

c. Sideswipe (Ss), terjadi ketika kendaraan yang bergerak ke arah yang sama atau berlawanan arah bertabrakan dengan kendaraan lain dari samping.

d. Head-on (Ho), yang terjadi ketika dua mobil bergerak berlawanan arah (nosideswipe) (Ditjen Perhubungan Darat, 2006).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampak kecelakaan lalu lintas dapat diklasifikasi berdasarkan kondisi korban menjadi 3, yaitu:

a. Meninggal dunia adalah korban kecelaaan yang dipastikan meninggal dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.

(33)

17

b. Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya menderita cacat atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu yang lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat jika sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya.

c. Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari 30 hari.

3.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan 3.4.1 Manusia

Menurut Barbara Sabey yang dikutip oleh Tjahjono (2011) mengatakan bahwa dalam tabrakan lalu lintas, faktor manusia sangat penting. Tingkat keterampilan pengemudi, kemampuannya untuk memprediksi konflik lalu lintas yang akan datang secara akurat, kemampuannya untuk berpikir jernih, dan kondisi fisiknya semuanya berperan dalam kemampuannya untuk menghindari kecelakaan (Tjahjono, 2011).

Faktor yang mempengaruhi dari karakteristik pengemudi/korban, yaitu (Wijayana, 2018):

1. Jenis kelamin 2. Usia

3. Pendidikan 4. Kepemilikan SIM

Menurut Marsaid yang dikutip oleh Wijayana (2018) mengatakan bahwa hubungan faktor manusia dengan kejadian kecelakaan lalu lintas disebabkan karena beberapa hal, yaitu:

1. Lengah. Pengendara yang lengah disebabkan beberapa hal, antara lain:

sedang melamun memikirkan masalah keluarga saat mengemudi, menggunakan handphone, dan bercanda dengan teman yang diboncengnya.

Lengah dapat menyebabkan pengemudi menjadi kurang antisipasi menghadapi situasi lalu lintas, dalam situasi ini pengemudi tidak mampu memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi sehubungan dengan kondisi kendaraan dan lingkungan lalu lintas.

(34)

18

2. Mengantuk. Pengendara yang mengantuk pada umumnya disebabkan karena mereka kurang istirahat, misalnya kerja lembur dan belum sempat tidur namun memaksakan untuk pulang dengan mengendarai kendaraannya.

3. Mabuk. Seseorang yang berada dalam keadaan mabuk akan kehilangan pengendalian diri, gerakan tubuh tidak terkoordinasi, pandangan kabur, berbicara tidak jelas dan hilang kesadaran. Oleh karena itu, sangat berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam keadaan yang terpengaruh alkohol, karena mengganggu konsentrasi, penilaian, penglihatan dan koordinasi.

4. Lelah. Kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh. Tanda-tanda yang ada hubungannya dengan kelelahan, antara lain: perasaan berat dikepala, menjadi lelah seluruh badan, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk, merasa berat pada mata, merasa susah berfikir, tidak berkonsentrasi, tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, dan merasa kurang sehat.

5. Tidak terampil. Faktor pengendara tidak terampil merupakan pengendara yang tidak mampu mengendalikan kendaraannya sehingga menimbulkan kecelakaan, seperti tidak berjalan sesuai jalurnya atau terlalu ke kanan, tidak menjaga jarak aman.

6. Tidak tertib. Pelanggaran yang sering terjadi di lapangan adalah pengendara mengebut karena terburu-buru ingin sampai tempat tujuan dengan mengambil jalur pada arah yang berlawanan sehingga beresiko membahayakan pihak lawan. Pelanggaran terhadap rambu dan lampu lalu lintas juga turut berperan dalam menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

7. Kecepatan tinggi. Kecepatan tinggi akan meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan dan tingkat keparahan dari konsekuensi kecelakaan tersebut.

Kecepatan yang berlebihan adalah kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan yang dimungkinkan atau diizinkan oleh kondisi lalu lintas dan jalan. Hal ini memberikan pengertian yang sangat relatif bagi pengemudi, dan sesungguhnya batas kecepatan tidak akan diperlukan seandainya pengemudi dapat menyesuaikan dengan kondisi di lapangan tanpa adanya peraturan kecepatan. Namun sekalipun terdapat larangan dan pembatasan kecepatan,

(35)

19

banyak pengemudi yang berkendaraan dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Keadaan yang seperti inilah yang membutuhkan diterapkan pengontrolan kecepatan. Pengontrolan kecepatan yang diterapkan bertujuan untuk pengurangan jumlah dan intensitas kecelakaan dan peningkatan kapasitas jalan. (Wijayana, 2018)

3.4.2 Kendaraan

Menurut aturan Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan adalah moda transportasi di jalan yang meliputi kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Berdasarkan pengertian di atas, kendaraan dibagi menjadi:

a. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan selain yang berjalan di atas rel yang digerakkan oleh peralatan mekanis berupa mesin.

b. Kendaraan tidak bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau hewan.

Kendaraan bermotor dapat dibedakan menjadi kendaraan bermotor pribadi/perseorangan dan kendaraan bermotor umum, maksud kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran. Sebab-sebab kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kendaraan antara lain :

a. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh perlengkapan kendaraan : 1) Alat-alat remtidak bekerja dengan baik.

2) Alat-alat kemudi tidak bekerja dengan baik.

3) Ban atau roda dalam kondisi buruk.

4) Tidak ada kaca spion.

b. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh penerangan kendaraan : 1) Syarat lampu penerangan tidak terpenuhi.

2) Menggunakan lampu yang menyilaukan.

3) Lampu tanda rem tidak bekerja.

c. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengaman kendaraan.

d. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh mesin kendaraan, contohnya : mesin tiba-tiba mogok di jalan.

(36)

20

e. Karena hal-hal lain dari kendaraan, contohnya :

1) Muatan kendaraan terlalu berat untuk truk dan lain-lain.

2) Perawatan kendaraan yang kurang baik (perseneling blong, kemudi patah dan lain-lain).

3.4.3 Faktor Jalan

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi keterkaitan jalan dan kecelakaan lalu lintas, seperti yang dikemukakan oleh Marsaid yang dirujuk oleh Wijayana (2018):

a. Jalan Berlubang. Kecelakaan akibat jalan berlubang sering kali disebabkan pengendara berusaha menghindari lubang tersebut, namun melakukan kesalahan dalam penilaian, sehingga menyebabkan kecelakaan. Definisi jalan berlubang berbeda dengan jalan rusak, yaitu kondisi dimana permukaan jalan tidak rata akibat adanya cekungan ke dalam yang memiliki kedalaman dan diameter yang tidak terpola, ini disebabkan system pelapisan yang kurang sempurna. Banyak jalan berlubang memiliki diameter serta kedalaman yang cukup besar, hal ini sangat beresiko menyebabkan kendaraan kehilangan keseimbangan ketika melewatinya, jika pengendara kurang terampil menguasai keadaan, sepeda motor dapat oleng dan terjatuh. Tingkat keparahan yang ditimbulkan akibat kecelakaan karena jalan berlubang cukup parah bergantung pada model kecelakaan dan lubang yang ada.

b. Jalan Rusak. Jalan rusak berbeda dengan jalan berlubang, jalan rusak yaitu kondisi dimana permukaan jalan tidak mulus yang disebabkan jalan belum diaspal, jalan yang terdapat bebatuan, kerikil atau material lain yang berada di permukaan jalan yang mengganggu ketika berkendara, dan jalan aspal yang sudah mengalami kerusakan. Jalan rusak menyebabkan pengendara sulit mengendarai, mengendalikan dan menyeimbangkan kendaraan.

c. Jalan Licin. Pada umumnya jalan yang basah atau licin disebabkan karena air hujan, namun ada juga yang disebabkan faktor lain seperti tumpahan oli kendaraan atau tumpahan tanah/pasir dari truk pengangkut material. Jalan yang basah atau licin sangat erat kaitannya dengan hujan. Jika ditelaah lebih mendalam kecelakaan yang disebabkan jalan yang basah/licin sebenarnya

(37)

21

tidak berdiri sendiri, hal ini berhubungan dengan beberapa faktor penyebab lainnya, contohnya faktor pengendara dan kondisi kendaraan terutama performa ban. Ban yang permukaannya sudah halus dan tipis ketika bertemu dengan jalan yang icin tidak akan menimbulkan daya gesek antara ban dan jalan, sehingga berisiko tinggi terpeleset.

d. Jalan Menikung. Jalan yang memiliki tikungan tajam adalah jalan yang memiliki kemiringan sudut belokan kurang dari atau lebih dari 180 derajat.

Untuk melewati kondisi jalan tersebut dibutuhkan keterampilan dari teknik khusus dalam berkendara agar tidak hilangnya kendali pada kendaraan yang berakibat jatuh dan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

e. Hujan. Cuaca yang buruk seperti hujan mempengaruhi kelancaran berlalu lintas dan memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dalam kondisi hujan pandangan pandangan pengendara sangat terbatas, sehingga mudah sekali terjadi kesalahan antisipasi. Selain itu hujan mengakibatkan jalan menjadi basah dan licin. Hal lain yang dapat memicu terjadinya kecelakaan saat cuaca hujan adalah jika pengendara tidak hati-hati. Hujan juga mempengaruhi kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, dan jarak pandang menjadi lebih pendek karena lebatnya hujan.

(Wijayana, 2018)

3.4.4 Faktor Lingkungan

Lingkungan buatan, khususnya produk rekayasa manusia, dan faktor lingkungan alam memiliki dampak yang signifikan terhadap keselamatan lalu lintas. Elemen alam seperti tanjakan dan turunan yang curam, lingkungan yang tiba-tiba, dan pohon atau bukit yang menghalangi pandangan harus dipertimbangkan saat mengatur lalu lintas. Beberapa dari habitat alami ini dapat diubah untuk memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan lalu lintas, tetapi yang lain tidak dapat diubah karena masalah kelestarian lingkungan atau karena melakukan hal itu akan sangat mahal. Posisi matahari terhadap pengemudi yang menyebabkan gangguan akibat silau merupakan faktor alam yang tidak dapat diatur.

(38)

22

Cuaca buruk mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas, bahkan dalam berbagai peristiwa, kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kondisi cuaca buruk, misalnya : hujan lebat atau berkabut, pandangan pengemudi sangat terbatas sehingga mudah terjadi kesalahan dalam mengantisipasi, disamping itu jalan dapat menjadi licin.

Pada akhirnya semua dikembalikan lagi pada faktor manusia yakni kesadaran dan kehati-hatian pada setiap kondisi cuaca.

Lingkungan binaan, kadang-kadang tanpa disadari dapat pula menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas misalnya: pagar pekarangan yang tinggi, bangunan pada tikungan jalan dapat mengurangi pandangan bebas, ruas jalan yang tiba-tiba menyempit, simpangan tajam (bersudut > 90 derajat), papan iklan yang menutupin pandangan atau mengaburkan arti rambu lalu lintas. Kadang terjadi juga orang/hewan yang menyeberang mendadak atau tidak pada tempat menyeberang yang benar, kendaraan berhenti bukan ditempatnya. (Widorini, 2013)

3.5 Daerah Rawan Kecelakaan

Daerah rawan sangat penting untuk masalah kecelakaan lalu lintas karena membantu mengidentifikasi tempat-tempat yang membutuhkan perhatian lebih.

Jika suatu ruas jalan memiliki daerah dengan tingkat kecelakaan, risiko kecelakaan, atau potensi kecelakaan yang tinggi, maka daerah tersebut memerlukan perawatan tambahan.

Daerah rawan kecelakaan ini dapat diidentifikasi lokasi jalan tertentu (blackspot) maupun pada ruas jalan tertentu (blacksite). Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan blackspot dan blacksite.

a. Blackspot, ketentuan yang dipakai adalah:

1) Jumlah kendaraan selama periode tertentu melebihi suatu nilai tertentu.

2) Tingkat kecelakaan (per kendaraan) untuk suatu periode tertentu melibihi suatu nilai tertentu.

3) Jumlah keceakaan dan tingkat kecelakaan melebihi suatu nilai tertentu.

4) Tingkat kecelakaan melebihi nilai kritis.

b. Blacksite, ketentuan yang dipakai adalah:

1) Jumlah kecelakaan melebihi suatu nilai tertentu.

(39)

23

2) Jumlah kecelakaan per km melebihi suatu nilai tertentu.

3) Tingkat kecelakaan atau jumlah kecelakaan perkendaraan melebihi suatu nilai tertentu. (Risdiyanto, 2014)

3.6 Pembobotan Titik Rawan Kecelakaan

Pembobotan tingkat kecelakaan berdasarkan Pd T 09 3 Tahun 2004 B tentang Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas merupakan metode pembobotan yang digunakan. Menurut pendekatan penimbangan daerah rawan kecelakaan dengan menggunakan Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) ini, semakin parah luka korban kecelakaan dan semakin besar kerugian material akibat tabrakan tersebut, maka semakin tinggi nilai bobot lokasi kecelakaan tersebut. Jumlah kecelakaan per kilometer atau ruas jalan dengan nilai bobot (AEK) melebihi nilai ambang batas tertentu digunakan untuk mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan. Anda dapat menentukan nilai limit ini dengan menggunakan metode Upper Control Limit (UCL).

(40)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tahapan Penelitian

Bagan alir merupakan suatu teknis pelaksanaan penelitian yang dimulai dari pengumpulan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dan penelitian ini secara sistematis dan saling berkaitan sehingga berkelanjutan. Bagan alir dibuat untuk mengarahkan system pengumpulan data. Bagan alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.

4.1.1 Tahapan Persiapan

Tahapan persiapan merupakan langkah pertama dalam pelaksanaan tugas akhir dimana hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi dan merumuskan dengan cara melakukan pengamanan pendahuluan. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana yang kiranya perlu dilaksanakan agar diperoleh efisiensi dan efektifitas waktu dan pekerjaan.

4.1.2 Tahapan Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data kecelakaan Laka Lantas Polres Metro Tangerang Kota dari tahun 2018 sampai dengan 2021.

Karakteristik data kecelakaan yang diperlukan meliputi hari terjadinya kecelakaan, jam terjadinya kecelakaan, lokasi kecelakaan, faktor penyebab kecelakaan, jenis tabrakan, jenis kendaraan, tingkat kecelakaan, bulan kecelakaan, jenis kelamin, usia, pekerjaan, kepemilikan SIM (Surat Izin Mengemudi), kerugian material. Berikut adalah data yang diperlukan digolongkan sebagai berikut:

a. Data Primer

Data ini di dapat secara langsung di lapangan. Data yang di dapat yaitu dengan cara melakukan survey di tempat penelitian sebagai bahan penguat data sekunder.

Data primer yang dibutuhkan dalam penyelidikan awal untuk penandaan lokasi rawan kecelakaan yang dilakukan yaitu:

1) Dokumentasi langsung lokasi penelitian.

2) Pengamatan kelengkapan rambu lalu lintas dan pelengkap jalan.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis cacat yang paling dominan pada proses casting adalah jenis cacat pin hole atau kebocoran pada permukaan velg dengan jumlah kecacatan sebesar 418 pcs. Berdasarkan

NO DESA NAMA KELAMIN JENIS TEMPAT/TANGGAL LAHIR ALAMAT 1 HARGOMULYO Arif Munasir L Gunungkidul,02 Nopember 1971 Ngasihan 01/04, Hargomulyo Sholichin L Gunungkidul, 05 Januari

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya susun dengan judul: “AKIBAT HUKUM PENCURIAN DANA KARTU KREDIT MELALUI PEMBELANJAAN DI INTERNET Studi Kasus Di Polisi

suplementasi dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi ternak baik serat kasar, energi, protein maupun lainnya. Namun demikian dalam aplikasinya, pembuatan pakan lengkap

Hasil perancangan unit reaktor biogas diterapkan di Kelompok Tani Waluya desa Sidamulya kabupaten Ciamis yang sebelumnya belum pernah dilakukan, sehingga reaktor biogas

Gambar 1e merupakan gambaran mikroskopik lambung mencit pada kelompok P2 yang diberikan campuran jus buah tomat merah 0,2 ml/20grBB dan jus tomat ungu 0,2 ml/20grBB.. Dari gambar

Nilai signifikasi data yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara data skill representasi free body diagram dan pemahaman konsep

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas laporan keuangan pada perspektif manajemen laba dan relevansi nilai setelah penerapan SAK adopsi IFRS namun