MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP
HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK
( PTK di Kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
CICI AMALIANA 0903797
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONEISA
KAMPUS SERANG
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP
HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK
( PTK di Kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
CICI AMALIANA
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© CICI AMALIANA2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Cici Amaliana (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Hubungan Yang Khas Antarmakhluk Hidup dengan Menggunakan Media Komik (PTK di kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013).
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penulisan ... 4
D. Manfaat Hasil Penulisan ... 4
E. Definisi Operasional ... 5 BAB II KAJIAN TEORI, KAJIAN HASIL PENULISAN TERDAHULU,
A. Kajian Teori ... 7
B. Kajian Hasil Penulisan Terdahulu ... 18
C. Hipotesis Tindakan ... 19
BAB III METODE PENULISAN A. Metode Penelitian ... 21
B. Prosedur Penelitian ... 24
C. Lokasi dan Subjek Penulisan ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
E. Teknik Analisis Data ... 31
F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
B. Pembahasan ... 64
C. Jawaban Hipotesis ... 72
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 74
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN–LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Syamsuri (2004: 2) memandang ilmu pengetahuan alam sebagai “...ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam untuk memahami alam apa
adanya”. Salah satu konsep penting dalam pembelajaran IPA adalah konsep
hubungan yang khas antarmakhluk hidup yang dikenal sebagai simbiosis. Menurut Sabariah (2003: 133) simbiosis diartikan sebagai “Cara hidup bersama antara dua organisme yang berbeda jenis dalam hubungan yang khusus.”
Aunurrahman (2010: 199) “Masalah belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya tujuan belajar.”
Masalah belajar yang ditemukan peneliti adalah kurangnya wawasan guru tentang pemilihan dan penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran IPA. Dalam hal ini guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat merangsang atau meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil belajar IPA siswa pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. Selain itu, guru hanya memposisikan siswanya sebagai konsumen yang pasif sehingga penggunaan media kurang begitu diperhatikan
(teacher centered). Padahal, dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep
hubungan yang khas antarmakhluk hidup akan lebih efektif jika menggunakan media yang dapat mendorong adanya minat belajar siswa, sehingga terciptalah perubahan yang signifikan pada hasil belajar siswa. Karena belajar yang sesungguhnya berhubungan dengan perbedaan antara “apakah yang diharapkan dapat diketahui oleh anak” dengan “apakah yang
sebenarnya mereka ketahui.”
Menururt Holt dalam Sumedi (2007) mengatakan 'What seem simple,
natural and self evident to us may not seem to child' (yang kelihatannya
3
Untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas IV SD Negeri Cijeruk tersebut, yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran dalam bentuk komik. Menurut Eisner dalam Lestari, dkk. (2009) „Komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik.‟
Mengacu pada pengertian di atas, media komik dapat diartikan sebagai media edukasi dan hiburan yang di dalamnya terjalin gambaran suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita yang ditujukan pada mata pelajaran IPA. Pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat memotivasi siswa untuk lebih memahami suatu masalah yang diajukan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu kiranya suatu tindakan guru untuk memanfaatkan media pembelajaran alternatif yang dapat menciptakan dan meningkatkan minat belajar serta hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan, terdapat beberapa rumusan masalah untuk diteliti, di antaranya:
1. Apakah penerapan media komik dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan proses belajar siswa kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Apakah penerapan media komik dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan:
1. Peningkatan proses belajar siswa dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik di kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Peningkatan hasil belajar siswa dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik di kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Hasil Penelitian
5
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis, penelitian ini berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya pembelajaran IPA pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup.
2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa memahami konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan lebih mudah melalui penggunaan media komik.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA, khususnya pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. c. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pemikiran dalam pemecahan masalah belajar mengajar IPA.
E. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini yaitu mengacu kepada pendapat Hamalik (2004: 31) yang memandang hasil belajar sebagai pola perbuatan dan sikap, sebagaimana dikemukakannya bahwa hasil belajar merupakan “Pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.”
2. Media Komik
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan media komik adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Eisner (Lestari, dkk. 2009) yang mendefinisikan komik sebagai „tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik.‟
3. Hubungan yang Khas Antarmakhluk Hidup (Simbiosis)
Dalam penelitian ini, pengertian hubungan yang khas antarmakhluk hidup (simbiosis) mengacu kepada apa yang diungkapkan oleh Sabariah (2003: 133) yang mendefinisikan simbiosis ke dalam dua kata dalam bahasa Yunani, sebagaimana dikemukakannya bahwa:
Kata simbiosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn= bersama,
bios= hidup. Jadi, simbiosis dapat diartikan sebagai cara hidup
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran di kelas. Pengertian di atas mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Uno, dkk. (2011: 41), yang menyatakan bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat.
Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan peneliti dalam menggunakan metode penelitian tindakan kelas, karena pada dasarnya yang memiliki peran sentral dalam melakukan pengembangan di sekolah, khususnya pada pembelajaran di kelas-kelas tertentu adalah seorang guru. Sehingga, para guru perlu melakukan review terhadap kinerjanya guna melakukan perbaikan-perbaikan terhadap masalah pembelajaran maupun kekeliruan cara-cara mengajar yang sebelumnya mungkin sudah terbiasa dilakukan.
Selanjutnya, dalam penelitian ini terdapat model-model penelitian tindakan kelas menurut beberapa ahli yang dapat diterapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Uno, dkk. (2011: 86) bahwa:
Sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas, menyebabkan terdapat beberapa model atau desain yang dapat diterapkan. Desain-desain tersebut diantaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3) Model John Elliot, (4) Model Hopkins, dan (5) Model Mc Kernan.
23
Dari pengertian model di atas, prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah prosedur penelitian tindakan kelas dalam bentuk siklus model Kemmis dan Mc Taggart. Desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Hanya saja, pada komponen tindakan dan pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Alasan disatukannya dua komponen tersebut diungkapkan oleh Uno, dkk. (2011: 87) yang menyatakan bahwa:
Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi
acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.
Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa di dalam penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart mengandung empat komponen tindakan yaitu, rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Akan tetapi, di dalam pelaksanaannya komponen tindakan dan pengamatan dilakukan di dalam satu kesatuan, dikarenakan pelaksanaan tindakan dan pengamatan merupakan dua komponen yang tidak dapat terpisahkan, sehingga pelaksanaannya dilakukan secara bersamaan dalam satu waktu.
(Uno, dkk. 2011: 87)
B. Prosedur Penelitian
Adapun tahap-tahap pelaksanaan atau prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri dari pra siklus dan siklus 1. Secara operasional tahap-tahap kegiatan yang akan direncanakan oleh peneliti, yaitu:
1. Pra Siklus
a. Kegiatan pengamatan (observasi)
Peneliti mengamati proses pembelajaran antara guru dan siswa pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. Dengan mengamati beberapa masalah yang harus diatasi dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Cijeruk.
25
b. Refleksi
Peneliti mendiskusikan hasil temuan atau refleksi dengan guru kelas IV dan menentukan revisi mengenai rencana tindakan dengan menggunakan media komik untuk siklus 1. Guru mengaplikasikan hasil dari pra siklus dengan beberapa masalah yang muncul dari siswa. Maka, pada kesempatan ini peneliti memberi masukan kepada guru untuk menggunakan media komik agar mencapai hasil pembelajaran yang meningkat, kemudian merumuskan rencana tindakan dengan menggunakan media komik pada siklus 1.
2. Siklus 1 a. Rencana
1) Membuat RPP mengenai pokok bahasan hubungan yang khas antarmakhluk hidup.
2) Mempersiapkan media komik yang akan digunakan. 3) Membuat lembar kerja siswa.
4) Membuat soal tes siklus I, tes yang digunakan pada penelitian ini berbentuk PG dan menjodohkan yang bertujuan untuk mengamati langkah pengajaran siswa dan mengamati kelemahan-kelemahan siswa untuk tiap langkah pengerjaan soal tersebut.
b. Tindakan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus dan sudah dirancang pada rencana. Pemantapan penggunaan media komik untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada serta pemecahan masalah. Pada tahap tindakan, pembahasan materi pada siklus I yaitu mengidentifikasi hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik dan metode artikulasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Peneliti yang berperan sebagai guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3) Untuk mengetahui daya serap peserta didik, dibentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4) Guru menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
5) Guru menugaskan peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan penjelasan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan penjelasannya.
27
7) Kesimpulan/penutup.
c. Observasi
Observer mengamati proses belajar siswa dan proses mengajar guru pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media komik. d. Refleksi
Peneliti dan guru mitra mengkaji atau mengevaluasi hasil temuan atau kelemahan-kelemahan yang muncul, baik yang berkaitan dengan proses mengajar guru maupun proses belajar siswa di kelas. Kemudian menentukan revisi rencana tindakan untuk siklus berikutnya. Demikian untuk seterusnya, satu siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan beberapa kali siklus hingga mencapai hasil yang maksimal atau pembelajaran menjadi lebih baik sesuai dengan standar nilai dalam pembelajaran IPA.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Cijeruk dengan jumlah 33 siswa, yang terdiri dari 14 siswa dan 19 siswi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data dan mengolah data. Teknik ini perlu ditetapkan untuk menindaklanjuti media pembelajaran yang digunakan. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dalam mengumpulkan data, yaitu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada guru kelas untuk mendapatkan informasi, khususnya informasi seputar praktik atau proses belajar mengajar yang dilakukan. Menurut Uno, dkk. (2011:
103) “Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti.” 2. Observasi
29
kegiatan pengambilan data dalam situasi tertentu. Sebagaimana yang dikemukakannya bahwa:
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.
3. Tes
Dalam penelitian tindakan kelas ini tes digunakan sebagai alat untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami suatu materi atau konsep yang diajarkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Uno, dkk. (2011: 104) bahwa:
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka.
Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini: a. Jenis tes : tertulis
b. Bentuk tes : objektif c. Soal tes :
Prasiklus = Pilihan ganda dan Menjodohkan Siklus I = Pilihan ganda dan Menjodohkan Siklus II = Pilihan ganda dan Essay
sebanyak 5 soal. Sedangkan, siklus II jumlah soal pilihan ganda berjumlah 5 soal dan essay berjumlah 5 soal. Adapun Kriteria untuk penilaian tes adalah sebagai berikut:
(a) Pada soal pilihan ganda dan menjodohkan setiap jawaban yang benar diberi skor 1.
(b) Pada soal essay setiap jawaban yang benar diberi skor 2.
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 10 Skor maksimal
Nilai rata-rata siswa = Jumlah Skor Jumlah Siswa Kriteria Penilaian :
Tinggi : 8,4 – 10 Cukup : 6,6 – 8,3 Kurang : < 6,5
31
E. Teknik Analisis Data
Karena penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian kualitatif, maka analisis data dilakukan pada saat proses pengumpulan data berlangsung. Sugiyono (2011: 333) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Pengertian di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dalam Sugiyono (2011: 332) yang menyatakan bahwa:
Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
dari satu teknik pengumpulan data apabila data yang diperoleh belum memuaskan atau meyakinkan sampai pada tahap ketuntasan.
Dalam penelitian ini, adapun teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis data berdasarkan model Miles dan Huberman yang diungkapkan Sugiyono (2011: 334) bahwa:
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.
Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data (data reduction)
Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan anticipatory, maksudnya data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak dan kompleks. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dalam penelitian ini, mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting berdasarkan catatan lapangan yang telah dibuat peneliti.
33
2. Penyajian Data (Data Display )
Pada tahap ini peneliti melakukan penyajian data berdasarkan data-data yang telah dirangkum dan dipilih pada tahap sebelumnya. Bedanya dalam tahap ini, data-data hasil reduksi dikategorikan sesuai dengan pola sebab-akibat mengenai proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri Cijeruk. Penyajian data yang disajikan peneliti adalah berbentuk bagan yang dijelaskan dengan teks yang bersifat naratif. Tujuannya untuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja berdasarkan apa yang telah dipahami.
3. Conclusion drawing/ verificattion
Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
35
Gambar 3.2 Tahapan Analisis Data
Di bawah ini merupakan data-data di lapangan yang ditemukan peneliti pada kegiatan observasi dalam tahap prasiklus:
Siswa gaduh
Minat belajar siswa rendah √ Ruangan panas
Proses belajar mengajar pasif √
Tempat duduk siswa kurang tertata dengan rapi
Media dan metode yang digunakan bersifat konvensional√
Letak jendela terlalu rendah, sehingga siswa sering melihat keluar (tidak fokus belajar)
Pembelajaran berpusat pada guru √
Nilai rata-rata hasil pretes siswa sebesar 4,48 dengan kategori sangat rendah (tidak sesuai
dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal dalam pembelajaran IPA sebesar 65) √
Pembelajaran berpusat pada guru
Media dan metode yang digunakan bersifat konvensional
Minat belajar siswa rendah
Proses belajar mengajar pasif
Nilai rata-rata hasil pretes siswa sebesar 4,48 dengan kategori sangat rendah (tidak sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal dalam pembelajaran IPA sebesar 65)
Pembelajaran berpusat pada guru
Media yang digunakan bersifat konvensional
Minat belajar siswa rendah
Proses belajar mengajar pasif
Nilai rata-rata hasil pretes siswa sebesar 4,48 dengan kategori sangat rendah.
(Sugiyono, 2011: 338) F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian
“Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti” (Sugiyono, 2011:363). Sedangkan, reliabilitas menurut penelitian kualitatif menyebutkan bahwa
“Suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/slalu berubah, sehingga
tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula” (Sugiyono, 2011:363). Untuk itu, dalam menguji validitas dan reliabilitas, maka dilakukan: 1. Triangulasi
Dalam penelitian ini, triangulasi yang dilakukan untuk menguji kredibilitas adalah triangulasi teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui data hasil wawancara, observasi, dan tes yang disajikan pada gambar di bawah ini:
Wawancara Observasi
Tes
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data (Sugiyono, 2011: 370)
37
Data yang telah dianalisis oleh peneliti berdasarkan ketiga sumber data yang telah dipaparkan pada poin satu, selanjutnya dibuat kesimpulan dan dibuatkan kesepakatan yang disebut dengan Member Check. Member
check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data, tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid.
3. Menggunakan bahan referensi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan media komik pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan proses belajar siswa, yang dibuktikan dengan adanya peningkatan proses belajar siswa dari siklus I sebesar 6,66 dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 8,91 dengan kategori baik. Hal ini ditunjang oleh penggunaan media komik yang setiap siklusnya dikembangkan dan dipadukan dengan metode yang sesuai. 2. Penggunaan media komik pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk
75
Cici Amaliana, 2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK
menjadi faktor penentu meningkatnya hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
B. Saran
Dari simpulan yang telah disebutkan di atas, maka peneliti menuyarankan hal-hal sebagai berikut yang ditujukan kepada :
1. Guru SD
Hendaknya guru terus memperluas wawasan tentang berbagai media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan ilmu pengetahuan alam. Media komik merupakan salah satu media yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di SD karena dapat memunculkan minat belajar siswa yang tinggi.
2. Kepala SD
Kepala Sekolah diharapkan agar menyediakan berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu, Kepala Sekolah harus terus memotivasi para guru untuk selalu meningkatkan kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan menciptakan media dan kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan.
3. Peneliti Selanjutnya
Cici Amaliana, 2013 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Mardiyanti. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V Sekolah Dasar. [Online].Tersedia:http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel- jurnal-pendidikan/13-pengaruh-metode-pembelajaran-dan-motivasi- berprestasi-terhadap-hasil-belajar-ilmu-pengetahuan-alam-siswa-kelas-v-sekolah-dasar.html [25 Februari 2013 ].
Marhani, A.TB. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada
Operasi Hitung Pecahan dengan Menggunakan Media Komik dalam Bermain Peran. Skripsi pada UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.
Rakhmat dan Sholehuddin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.
Romiszowski, A, J. (1988). The Selection and Use of Instructional Media. New York: Nichols Publishing.
Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sumedi, P. (2007). Upaya Menutupi Kegagalan Dalam
Belajar.[Online].Tersedia:http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel-jurnal-pendidikan/55-upaya-menutupi-kegagalan-dalam-belajar.html [25 Februari 2013].
Syamsuri, I. (2004). Biologi SMA. Jakarta: Erlangga.
Uno, H. dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.