• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH PINTAR NUR AINI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH PINTAR NUR AINI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA."

Copied!
227
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH PINTAR NUR AINI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Kuncoro Dewanto NIM 12102241006

PROGRAM STUDI PENDIDKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

“As soon as a door closed, another opened.It’s just that we are often stuck with the closed one without seeing there is another open door”

(Jika pintu yang satu tertutup, maka pintu yang lain akan terbuka. Hanya saja kita seringkali terpaku dengan pintu yang tertutup itu tanpa melihat ada pintu lain yang

terbuka)

(Thomas Alva Edison)

“Jika Anda terlahir miskin, itu bukan salah Anda. Tetapi jika Anda meninggal dalam keadaan miskin, itu adalah kesalahan Anda”

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Atas berkat rahmat dan karunia Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakanku, menyemangatiku, dan menyayangiku. Untuk Almh. Ibuku tercinta, maafkan anakmu yang malas ini sampai Ibu tidak bisa melihatku lulus. Serta terima kasih Ibu selalu mensupportku dan selalu percaya padaku. Semoga Ibu tenang disana dan bernaung pada lindungan Allah SWT. Aku sangat sayang dan merindukanmu disini.

(8)

vii

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH PINTAR NUR AINI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL,

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh

Kuncoro Dewanto NIM 12102241006

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini. Serta mengetahui hasil pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang hasilnya disajikan secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan subjek penelitian adalah pengelola, tutor, tokoh masyarakat, dan warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini. Pembuktian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) Pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah terdiri dari beberapa tahapan yaitu: (a) Identifikasi kebutuhan masyarakat. (b) Pengembangan desain program. (c) Penyempurnaan program. (d) Penyiapan perangkat.(e) Pelaksanaan Kegiatan (f) Penilaian. (g) Umpan balik. (h) Evaluasi program. (i) Tindak lanjut. (2) Hasil pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini belum sesuai tujuan, warga belajar belum bisa mengikuti program secara rutin karena kesibukan. Akibatnya, tutor harus mengulas materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Produk kerajinan dari sampah non organik yang dihasilkan meliputi: tas plastik yang dapat dibuat hiasan bunga, kerangka minuman gelas yang dapat dibuat keranjang buah, plastik minyak goreng yang dapat dibuat tikar, dan lain sebagainya. Sedangkan hasil daur ulang sampah organik dari daun kering dan sisa sayur dibuat kompos. (3) Faktor pendukung pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah antara lain: semangat, sarana prasarana, SDM tutor. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: kesibukan warga belajar, pemasaran hasil produk yang belum jelas, pengumpulan sampah yang cukup lama.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta” ini disusun untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Prodi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Yogyakarta.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah berkenan mengizinkan penulis dalam menyelesaikan studi dan memberikan kemudahan di dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Lutfi Wibawa, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberi bimbingan dan arahan dalam setiap penyusunan skripsi ini.

(10)
(11)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

(12)

xi

A. Kajian Teori ... 9

1. Kajian Sampah ... 9

a. Pengertian Sampah ... 9

b. Macam-macam Sampah ... 10

c. Sumber-sumber Timbulan Sampah ... 12

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jenis dan Jumlah Sampah ... 13

2. Pengelolaan Sampah a. Teori Pengelolaan Sampah ... 14

b. Pengelolaan Sampah ... 15

c. Standarisasi Pengelolaan Sampah ... 16

e. Komponen Sistem Pengelolaan Sampah ... 17

f. Unsur-Unsur Pokok dalam Pengelolaan Sampah ... 18

g. Mekanisme Pengelolaan Sampah Terpadu ... 19

h. Kendala dalam Pengelolaan Sampah ... 20

i. Efek Samping Sampah terhadap Manusia dan Lingkungan ... 21

j. Pengelolaan Sampah Padat ... 22

k. Pelatihan Pengelolaan Sampah ... 23

3. Rumah Pintar a. Pengertian Rumah Pintar ... 24

b. Tujuan Rumah Pintar ... 25

c. Sasaran/ Penerima Manfaat Rumah Pintar ... 26

d. Kegiatan di Rumah Pintar ... 28

e. Pemberdayaan yang Dilakukan di Rumah Pintar melalui Program Pelatihan Pengelolaan Sampah ... 30

4. Pelatihan a. Pengertian Pelatihan ... 33

b. Komponen-komponen Pelatihan ... 34

c. Tujuan Pelatihan ... 35

B. Penelitian yang Relevan ... 35

(13)

xii

D. Pertanyaan Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42

B. Lokasi Penelitian ... 43

C. Waktu Penelitian ... 44

D. Subjek Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Instrumen Penelitian ... 48

G. Teknik Analisis Data ... 49

H. Keabsahan Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53

2. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Pintar Nur Aini ... 55

3. Dasar Hukum Rumah Pintar ... 56

4. Pengurus Harian Rumah Pintar Nur Aini ... 57

5. Sarana dan Prasarana Rumah Pintar Nur Aini ... 57

B. Data Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Program Pengelolaan Pelatihan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini ... 58

(14)

xiii

1. Pelaksanaan Program Pengelolaan Pelatihan Sampah di Rumah Pintar

Nur Aini ... 82

2. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Pedoman Observasi ... 115

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ... 116

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pengelola Rumah Pintar Nur Aini ... 117

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Tutor ... 119

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Tokoh Masyarakat ... 121

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Warga Belajar ... 122

Lampiran 7. Catatan Lapangan ... 124

Lampiran 8. Catatan Wawancara ... 133

Lampiran 9. Analisis Data ... 167

Lampiran 10. Triangulasi Sumber dan Metode ... 183

Lampiran 11. Dokumentasi Foto ... 206

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mempertahankan hidupnya manusia memanfaatkan sumber daya alam yang berasal dari lingkungan, dan mengembalikan hasil aktivitas berupa sisa (waste) kembali ke lingkungan. Pemanfaatan sumber daya alam dapat berdampak positif bagi kelangsungan perekonomian dan kesejahteraan manusia itu sendiri, selain itu dapat pula berdampak negatif apabila terjadi ketidakseimbangan lingkungan akibat dari eksplorasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan kondisi lingkungannya. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak keseimbangan ekosistem sangat dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang digunakan untuk mengekplorasi sumber daya alam, mengolah hasilnya, serta kemampuan lingkungan dalam rangka menyerap buangan yang berupa limbah kembali.

Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah dapat didefenisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Sampah organik, yaitu sampah yang dapat terurai (degradable) oleh aktivitas mikroorganisme. Pada proses pembusukan ini, sampah akan menghasilkan gas metana (CH4 dan H2S) yang mempunyai bau yang tidak sedap serta bersifat racun bagi tubuh makhluk hidup.

(19)

2

karena menghasilkan zat kimia, debu dan abu yang berbahaya bagi makhluk hidup.

Jumlah penduduk yang semakin bertambah dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi berpotensi meningkatkan jumlah volume sampah. Disamping itu, pola konsumsi masyarakat juga memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain: sampah kemasan yang berbahaya dan/ atau sulit diurai oleh proses alam, seperti plastik, kaca, dan kaleng. Pengelolaan sampah yang dilakukan saat ini masih mengacu pada paradigma pengelolaan instan dengan pendekatan akhir (end of pipe). Pengelolaan sampah hanya dilakukan dengan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa melalui proses 3R, yakni: reduce (mengurangi jumlah timbunan sampah), reuse (memakai ulang sampah), dan recycle (didaur ulang). Umumnya sampah di sebagian hanya ditangani dengan memindahkan tumpukan sampah dari satu TPA ke tempat yang lain.

Penanganan limbah padat/ persampahan di Kabupaten Gunungkidul sudah menjangkau beberapa wilayah di sekitar ibu kota kabupaten yaitu Wonosari. Volume sampah yang dihasilkan di kota Wonosari pada tahun 2012 sebanyak 103 / hari. Dari volume sampah sebanyak itu, sekitar 72% diangkut ke TPA yang berada di Dusun Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 28% di kelola oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang ke sungai

(20)

3

masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya sungai-sungai yang masih kotor dan penuh dengan sampah, dan lagi banjir yang masih sering terjadi menjadi salah satu bukti nyata.

Dewasa ini telah mulai muncul kesadaran bahwa karena setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang layak dan nyaman, maka setiap orang wajib pula menjaga kenyamanan lingkungan. Hal itu berarti bahwa setiap orang harus paham tentang lingkungan hidupnya, serta wajib memelihara kelestarian lingkungan tanpa kecuali. Di berbagai kota telah mencanangkan program green and clean, yaitu program yang bertekad mewujudkan kota yang bersih dan nyaman tanpa sampah yang berserakan. Program ini antara lain dengan memanfaatkan peran warga, termasuk ibu-ibu, dalam mengurangi dan memanfaatkan sampah yang ada disekitarnya.

(21)

4

sehingga sampah-sampah non organik tersebut masih berserakan dan menyebabkan berbagai macam kerusakan lingkungan.

Kreatifitas ibu-ibu di sekitar Rumah Pintar Nur Aini, Dusun Jeruksari Kecamatan Wonosari perlu penanganan khusus yaitu dengan diberikan pelatihan keterampilan pembuatan berbagai macam kerajinan dari daur ulang sampah plastik. Hal tersebut dikarenakan sebagian masyarakat di sekitar Rumah Pintar Nur Aini masih melakukan pengelolaan sampah yang salah yaitu dengan cara membakar sampah yang masih campur antara sampah organik dengan sampah non organik. Diharapkan dengan pemberian keterampilan melalui pengelolaan sampah tersebut dapat menambah kreatifitas dan mampu memotivasi warga belajar di Rumah Pintar Nur Aini untuk hidup dalam era sekarang dan memiliki orientasi hidup ke depan (learning to be future), karena pembelajaran tidak hanya cukup dalam bentuk keterampilan untuk dirinya sendiri, tetapi keterampilan untuk hidup bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta yang penting masyarakat menjadi sadar akan arti pentingnya pengelolaan sampah secara benar.

(22)

5

mengurangi pengangguran. Tetapi dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah terkadang terkendala waktu yang bersamaan dengan musim tanam, karena selain sebagai ibu rumah tangga ketika musim tanam tiba mereka bekerja sebagai petani. Oleh sebab itu, biasanya pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah berhenti untuk sementara waktu sambil menunggu warga belajar untuk menyelesaikan keperluan di sawah. Sehingga tutor harus mengulas materi kembali yang pernah disampaikan kepada warga belajar agar tidak lupa. Selain itu kendala yang dihadapi mengenai pemasaran produk hasil kerajinan dari daur ulang sampah. Sebagian besar warga belajar belum mengetahui mau dijual kemana produk yang sudah mereka hasilkan. Biasanya mereka dibantu dan diarahkan oleh pengelola Rumah Pintar Nur Aini untuk mengikuti pameran dan bazar yang biasa diadakan.

(23)

6

Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas maka peneliti mengambil penelitian “Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang ada adalah sebagai berikut:

1. Volume sampah yang dihasilkan di kota Wonosari pada tahun 2012 sebanyak 103 / hari. Dari volume sampah sebanyak itu, sekitar 72% diangkut ke TPA yang berada di Dusun Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 28% di kelola oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang ke sungai 2. Kesadaran masyarakat di Wonosari untuk membuang sampah pada tempatnya

masih rendah.

3. Belum ada kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang ibu-ibu rumah tangga di sekitar Rumah Pintar Wonosari.

4. Sebagian dari masyarakat sekitar Rumah Pintar Nur Aini masih melakukan pengelolaan sampah yang salah yaitu dengan cara membakar sampah yang masih campur menjadi satu antara sampah organik dan non organik.

5. Warga belajar yang jarang hadir dalam setiap pertemuan pelatihan pengelolaan sampah mengakibatkan warga belajar ketinggalan materi sehingga tutor mengulas materi kembali.

(24)

7

7. Pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah berhenti sementara ketika memasuki masa tanam, karena sebagian besar warga belajar bermata pencaharian sebagai petani.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka peneliti perlu membatasi masalah yang akan diteliti yaitu Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

D.Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan batasan masalah diatas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Program

Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendiskripsikan pelaksanaan program Pelatihan Pengelolaan Sampah di

(25)

8

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan terutama bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah sebagai acuan bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

b. Memberikan kontribusi keilmuan pada civitas akademika Universitas Negeri Yogyakarta tentang pemberdayaan perempuan melalui kegiatan sadar kebersihan dan menjadikan lebih mandiri dan berdaya.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan adanya pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah dapat menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik, khususnya di Dusun Jeruksari dan sekitarnya.

(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teori 1. Kajian Sampah

a. Pengertian Sampah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), dimana masyarakat bermukim di sanalah berbagai jenis limbah yang akan dihasilkan, ada sampah ada pula air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya. Limbah padat lebih dikenal sebagai “sampah” yang bersifat padat yang

seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, sampah padat terdiri dari senyawa kimia yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik, dengan konsentrasi dan kualitas tertentu, kehadiran sampah padat dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap sampah padat.

Menurut Notoadmodjo (2003:24) pengertian sampah adalah

Sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak terpakai lagi oleh manusia atau sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Lebih lanjut dikatakan bahwa sampah harus mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut 1) merupakan sesuatu benda atau bahan padat, 2) ada hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan manusia, 3) benda atau bahan tersebut tidak diperlukan lagi.

(27)

10

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang. Menurut Basriyanta (2007:18), “sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa sampah adalah suatu barang yang terbuang/ dibuang yang berasal dari aktivitas manusia maupun proses alam yang sudah tidak terpakai dan tidak mempunyai nilai guna.

b. Macam-macam Sampah

1) Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

a) Sampah Organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkusan (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

(28)

11

ini tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Basriyanta, 2007: 18-19).

2) Berdasarkan Sumber Sampahnya, sampah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:

a) Domestic Refuse, sampah ini biasanya berupa sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak terpakai kembali dalam rumah tangga sisa pengolahan makanan, bahan pembungkus, bermacam-macam kertas, kaleng dan lain-lain.

b) Comercial Refuse, adalah sampah yang berasal dari tempat-tempat perdagangan seperti pasar, supermarket, pusat pertokoan, warung dan tempat jual beli lainnya. Biasanya sampah ini terdiridari beberapa jenis, seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastik, dan daun pembungkus, bagian komoditi yang tidak dapat dimanfaatkan, peralatan yang rusak dan lain-lain.

c) Industrial Refuse, merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri, jumlah dan jenisnya sangat bergantung pada jenis dan jumlah bahan yang diolah oleh perusahaan perindustrian tersebut. Suatu perindustrian biasanya membuang limbah dan sampahnya di sekitar perusahaan tersebut, sehingga sering mencemari lingkungan di sekelilingnya. Sampai sekarang pembuangan sampah dan limbah industri masih belum dapat diatur dengan baik, sehingga merupakan sampah yang paling banyak menimbulkan pencemaran lingkungan (Yul H. Bahar, 1986: 5).

3) Berdasarkan Jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi 6 kelompok yaitu:

a) Garbage, yaitu sampah yang berasal dari sisa pengolahan, sisa pemasakan yang telah membusuk, tetapi masih dapat digunakan sebagai makanan oleh organisme lainnya, seperti insekta, binatang pengerat (rodentia) dan berbagai binatang pemakan bangkai (scavenger). Sampah jenis ini biasanya bersumber dari domestic refuse atau industri pengolahan bahan makanan.

(29)

12

mudah terbakar, seperti metal, kaca, keramik dan tulang hewan.

c) Ashes dan cinder, yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal dari kegiatan pembakaran

d) Dead animal, yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan, dapat berupa bangkai hewan peliharaan (domestic animal) maupun hewan liar (wild animal).

e) Street sweeping, yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang jalan, seperti sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan, kertas, daun kayu dan lain-lain.

f) Industrial waste, merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri, sampah jenis ini biasanya lebih homogen jika dibanding dengan jenis sampah lainnya (Yul H. Bahar, 1986: 6-7).

c. Sumber-Sumber Timbulan Sampah

Menurut Bambang Suwerda (2012: 9-11), sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai berikut:

1) Sampah dari rumah tangga, yaitu sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga antara lain berupa sisa pengolahan makanan, barang bekas dari perlengkapan rumah tangga, kertas, kardus, gelas, kain, tas bekas, sampah dari kebun dan halaman, batu baterai dan lain-lain. Terdapat jenis sampah rumah tangga yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), yang perlu penanganan khusus, agar tidak berdampak pada lingkungan, seperti batu baterai, bekas kosmetik, pecahan lampu, bekas semir sepatu dan lain-lain.

2) Sampah dari pertanian, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pertanian pada umumnya berupa sampah yang mudah membusuk, seperti rerumputan dan jerami. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, seperti pada penanaman cabai.

(30)

13

4) Sampah dari perdagangan dan perkantoran yaitu, sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan, dan mall menghasilkan sampah yang beragam. Sampah dari perdagangan banyak menghasilkan sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan, dedaunan dan menghasilkan sampah yang tidak mudah membusuk seperti kertas, kardus, plastik kaleng dan lain-lain. Sampah yang berasal dari kegiatan perkantoran termasuk fasilitas pendidikan, menghasilkan sampah seperti kertas bekas, alat tulis-menulis ( bolpoint, pensil, spidol), toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain.

5) Sampah dari industri, yaitu sampah yang berasal dari seluruh rangkaian produksi dengan menghasilkan sampah yang beragam tergantung dari bahan baku produksi, proses produksi dan out produk yang dihasilkan.

Berdasarkan berbagai macam timbulan sampah diatas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini termasuk ke dalam sumber timbulan sampah rumah tangga karena sebagian besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan menghasilkan sisa-sisa dari kegiatan rumah tangga seperti sisa pengolahan makanan, barang bekas dari perlengkapan rumah tangga, kertas, kardus, gelas, kain, tas bekas, sampah dari kebun dan halaman, batu baterai dan lain-lain.

d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jenis dan Jumlah Sampah Jenis dan jumlah sampah umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Letak Geografis

Letak geografis mempengaruhi tumbuh-tumbuhan dan kebiasaan masyarakat, di dataran tinggi umumnya banyak sayur-sayuran, buah-buahan dan jenis tanaman tegalan yang akhirnya akan mempengaruhi jenis dan jumlah sampah.

2) Iklim

(31)

14 3) Tingkat Sosial Ekonomi

Pada ekonomi yang baik maka daya beli masyarakat akan tinggi dan sampah yang dihasilkan akan tinggi pula.

4) Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk kota jumlahnya tinggi maka akan menghasilkan sampah yang banyak pula.

5) Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi mempengaruhi industri, selanjutnya akan menggunakan peralatan yang lebih baik, sehingga bahan makanan tidak banyak yang terbuang dan hasil buangannya dapat digunakan kembali. Damanhuri (2004: 42).

2. Kajian Pengelolaan Sampah a. Teori Pengelolaan Sampah

Menurut Martopo, S dalam (Suryanti, 2009: 33) pola pengelolaan sampah adalah aktivitas pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah sampai dengan tempat pembuangan akhir atau sampai tempat prosessing. Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Ada beberapa hal kreatif yang bisa dilakukan agar sampah tidak menggunung dan menyebabkan kerusakan lingkungan yaitu menerapkan prinsip 4R yaitu:

1) Reduce (mengurangi sampah); sebisa mungkin melakukan

minimalisasi barang atau material yang digunakan seperti; membawa tas belanjaan sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja, membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun dari pada membeli botol baru setiap kali habis, membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

(32)

15

3) Recycle ( mendaur ulang); sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak berguna lagi di daur ulang seperti; mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur ulang, mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk didaur ulang, menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.

4) Replace (mengganti); teliti dengan barang yang dipakai sehari-hari, sebisa mungkin menganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama, juga coba menggunakan barang yang ramah lingkungan, misalnya mengganti kantong plastik kresek dengan keranjang belanja dan jangan menggunakan Styrofoam karena kedua barang tersebut tidak bisa terdegradasi dalam waktu singkat.

Berdasarkan teori pengelolaan sampah diatass, maka dapat dijelaskan bahawa dalam pelaksanaan program poelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah melakukan tahap recycle (mendaur ulang) yaitu dengan mengolah sampah organik dan non organik. Sampah non organik seperti sampah plastik yang sudah tidak terpakai lagi di daur ulang menjadi produk kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis. Sedangkan untuk sampah organik seperti daun kering dan sisa sayur dapat dibuat kompos.

b. Pengelolaan Sampah

(33)

16

sampah anorganik menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, misalnya: pembuatan kerajinan dari daur ulang dengan memanfaatkan sampah plastik dan botol bekas. Kerajinan daur ulang tersebut diambil dari sampah-sampah plastik yang tidak laku dijual oleh pengepul, biasanya para pengurus dan warga belajar mengkreasikan bahan yang berasal dari bahan plastik menjadi tas, dompet, tirai dan lain-lain. Sedangkan untuk sampah yang berasal dari botol bekas biasanya dibuat bunga, hiasan lampu, bros dan lain-lain.

c. Standarisasi Pengelolaan Sampah

Standar yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan telah diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Badan Standarisasi Nasional (Anonim, 2003: 55) yaitu:

1) SK-SNI. S-04-1991-03, tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk kota kecil dan kota sedang di Indonesia, standar ini mengatur tentang jenis sumber sampah, besaran timbulan sampah berdasarkan komponen sumber sampah serta timbulan sampah bersdasarkan klasifikasi kota.

2) SNI 19-2454-1991, tentang Tata Cara Pengolahan Teknik Sampah Perkotaan.

3) SNI 03-3241-1994, tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Standar ini mengatur tentang ketentuan pemilihan lokasi TPA, kriteria pemilihan lokasi yang meliputi kriteria reional dan kriteria penyisih.

(34)

17

e. Komponen Sistem Pengelolaan Sampah

Pengelolaan persampahan mempunyai lingkup kegiatan yang disebut dengan sistem, terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dan mempunyai tujuan. Interaksi dalam hal ini mempunyai ketentuan, dan aturan-aturan tertentu. Sedangkan komponen (yang mempunyai bentuk) tersebut di atas disebut subsistem. Komponen yang mempunyai tujuan sama tetapi bentuk interaksi tidak mengikuti aturan yang berlaku disebut lingkungan internal, dan komponen yang tidak mempunyai tujuan yang sama, dan interaksi serta ketentuan yang berlaku disebut dengan lingkungan eksternal (DPU, 1988). Komponen sistem pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

1) Sistem pengelolaan persampahan dapat dibagi menjadi 4 subsistem dan satu komponen subsistem yaitu: a) subsistem organisasi, dan manajemen, b) Subsistem operasional, c) subsistem pembiayaan, dan retribusi, d) subsistem pengaturan/ hukum.

2) Subsistem organisasi dan manajemen dapat dibagi menjadi 6 yaitu: a) Bentuk organisasi, b) struktur manajemen, c) Struktur organisasi, d) Personalia (kualitas dan kuantitas), e) Tata laksana kerja, f) Pendidikan dan latihan.

3) Subsistem Operasional terdiri dari 6 yaitu: a) Tingkat pelayanan, b) Daerah pelayanan, c) Sub-subsistem penampungan dan pengumpulan, d) Sub-subsistem pemindahan, e) Sub-subsistem pengangkutan, f) Sub-subsistem pembuangan akhir.

4) Subsistem pembiayaan dan retribusi terdiri dari 3 yaitu: a) Sumber pendanaan, b) Daerah layanan, c) Pola/prosedur retribusi.

5) Subsistem pengaturan/ hukum yaitu terdiri: a) Pedoman pembentukan peraturan daerah, b) Perda pembentukan organisasi, c) Perda ketertiban umum di bidang kebersihan lingkungan, d) Perda pembentukan struktur tarif.

(35)

18

f. Unsur-unsur Pokok dalam Pengelolaan Sampah

Menurut Sugiharto (2006: 34), beberapa unsur pokok yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah antara lain:

1) Penimbulan sampah (waste generation): meliputi aktivitas-aktivitas pembuangan barang-barang lama yang tidak berguna baik yang dilempar begitu saja oleh pemiliknya maupun yang dikumpulkan lebih dahulu.

2) Penyimpanan setempat (on site storage): elemen ini sangat penting sebab melibatkan nilai-nilai keindahan, kesehatan masyarakat dan ekonomi, penyimpanan yang memenuhi syarat adalah: a) Kedap air, b) Mempunyai tutup yang sesuai dengan bagian badannya, c) Mempunyai alat pegangan jika tempat sampah itu berupa tong.

3) Pengumpulan dan Pemilahan: elemen ini menyangkut tidak hanya pengumpulan sampah (gathering) saja tetapi juga termasuk pemilahannya antara sampah organik dengan sampah anorganik. Pengumpulan sampah yang dilakukan warga belajar program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini masih sederhana yaitu warga belajar mengumpulkan sampah dan dipilah langsung sesuai dengan jenisnya menggunakan bak sampah yang ada di masing-masing rumah warga belajar. Setelah sampah dikumpulkan kemudian untuk dibawa ke tempat pelatihan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.

4) Pengangkutan: kegiatan elemen ini terdiri dari dua langkah: a) Pemindahan alat angkut yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar dan b) Tahap berikutnya, biasanya pada jarak yang jauh ketempat pembuangan akhir. Pemindahan ini dilaksanakan ditempat pemindahan (transfer station).

5) Pengolahan kembali: elemen ini termasuk penggunaan semua teknik alat-alat dan fasilitas untuk mendapatkan material-material yang masih berguna, pengubahan produk atau energi yang berasal dari sampah.

(36)

19

Berdasarkan unsur-unsur pokok dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini yang dilakukan yaitu tahap pemilahan/pengumpulan, pengangkutan, pengolahan kembali dan pembuangan.

g. Mekanisme Pengelolaan Sampah Terpadu

Cadinali (2001: 54) berpendapat agar manajemen sampah berhasil harus ada dukungan politik yang kuat, pemberian pengertian/ pendidikan yang efektif, ada akses fasilitas dan pasar barang bekas, tersedia pusat pengumpulan bahan organik dan pengomposan, pengenalan kepada ibu rumah tangga tentang alternatif pemanfaatan kembali barang-barang, tersedia landfill dan manajemen terintegrasi penanganan sampah yang tidak dapat didaur ulang. Manajemen sampah yang baik menuntut industri harus bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan baik produk ataupun kemasannya, sedangkan badan legislatif harus tegas kepada pihak industri. Masyarakat diharapkan dapat mendukung dan berperan serta dalam manajemen sampah.

(37)

20

Perencanaan strategis penanggulangan sampah dilakukan dengan konsep pembangunan berkelanjutan, berbasis pada visi politik untuk mengatur lingkungan dasar dan permasalahan pembangunan tanpa membuat kerugian bagi generasi yang akan datang. Konsep berkelanjutan meliputi aspek ekologi/ lingkungan, ekonomi dan sosial. Prioritas pembangunan berkelanjutan adalah kesejahteraan, keamanan nasional, demokrasi dan kesehatan masyarakat (Elander et al., 2006).

h. Kendala dalam Pengelolaan Sampah

Menurut Slamet, (2007: 62) kendala yang dihadapi saat ini, bahwa sampah sulit dikelola karena berbagai hal, diantaranya:

1) Meningkatnya taraf hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.

2) Meningkatnya biaya operasional, pengelolaan dan kontruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan.

3) Pembiayaan yang tidak memadai mengingat sampai saat ini kebanyakan sampah hanya dikelola oleh pemerintah.

4) Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan dan perundangan.

5) Sulitnya mencari peran serta masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.

6) Sumber daya manusia yang masih rendah

(38)

21

peduli dengan lingkungannya dan bisa memberikan pengetahuan tersebut kepada orang lain.

i. Efek Samping Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan 1) Dampak Terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengolahan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai bianatang seoerti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit (Tchobanoglous dkk, 1993: 73). Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a) Penyakit jamur yang dapat menyebar(misalnya jamur kulit). b) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus

yang berasal dari sampah dengan penegelolaan tidak tepat dapat mencemari air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makannya yang berupa sisa makanan/ sampah.

d) Sampah beracun, telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2) Dampak Terhadap Lingkungan

a) Lindi (leachate) yang termasuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberepa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

(39)

22

c) Sampah yang dibuang ke saluran drainase atau sungai akan menyumbat atau menghambat aliran air.

d) Sampah yang kering menjadi relatif mudah terbakar. Hal ini dapat menimbulkan bahaya kebakaran Damanhuri (2004: 42). 3) Dampak Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi

a) Pengelolaan sampah yang kurang baik aakan membentuk lingkungan yang kurang menyanangkan bagi masyarakat. Bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran di mana-mana.

b) Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

c) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

d) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase dan lain-lain.

e) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang cenderung membuang sampah di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih serign dibersihkan dan diperbaiki (Tchobanoglous dkk, 1993)

j. Pengelolaan Sampah Padat

Yang dimaksud pengelolaan sampah ialah sampah dikerjakan sedemikian rupa hingga dimanfaatkan, atau diproses sedemikian hingga tidak membahayakan atau mengganggu lagi (Fajar Hadi, 1980: 132). Berikut ini beberapa cara dalam mengolah sampah yaitu:

1) Pakai ulang (re-use) dan daur ulang (recycling) 2) Pembuatan pupuk (composing)

Pembuatan kompos ini pada prinsipnya ialah mengolah sampah organik menjadi bahan anorganik (pupuk) baik secara anaeron maupun anaerob.

3) Pembakaran Sampah (Inceneration)

(40)

23

Umumnya incinerator dilakukan secara besar-besaran melalui fasilitas khusus yang dibangun untuk keperluan itu.

4) Mengurug Tanah

Mengurug sampah dengan tanah (Sanitary Landfill) yang juga biasa disebut pendam urug berlapis, mula-mula sampah dibuang di dalam lubang yang sengaja dibuat untuk pembuangan sampah, sampah ditutup tanah, ditimbun lagi dengan sampah diatas urugan tanah tersebut, lalu ditutup lagi dengan tanah, demikian dan seterusnya. Proses ini biasanya dilakukan di TPA. 5) Pirolisis (Pyrolysis)

Pirolisis adalah dekomposisi sampah yang modern, dilakukan dengan suhu tinggi, dan hasilnya ialah bahan-bahan yang berguna, misalnya jenis minyak tertentu, arang aktif atau gas (Ircham, 1992: 50-51).

6) Pemadatan atau Pengempaan (Blocking)

Pemadatan ini dengan cara mengecilkan volume sampah padat seperti halnya ampas tebu, kotak seng, juga mobil bekas.

k. Pelatihan Pengelolaan Sampah

Menurut Ambar Teguh dan Rosidah (2003: 175). mengartikan pelatihan sebagai “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”.

Sedangkan pengertian pengelolaan sampah menurut UU No 18 Tahun 2008 didefinisikan bahwa pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penenganan sampah.

(41)

24

keterampilan seseorang dalam hal ini seseorang dapat mengurangi dan bisa melakukan penanganan sampah secara baik.

Proses Pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini diselenggarakan setiap seminggu sekali yaitu pada hari minggu pagi. Sebelum melakukan pelatihan tutor mengharuskan kepada setiap warga belajar yang mengikuti program pengelolaan sampah anorganik untuk mengumpulkan berbagai jenis sampah anorganik yang masih layak untuk dibuat berbagai macam kerajinan dalam kurun waktu dua bulan. Tujuan dari kegiatan ini sendiri adalah agar terciptanya lingkungan yang bersih dan membentuk masyarakat menjadi lebih peduli terhadap lingkungannya. Selanjutnya, setelah sampah terkumpul warga belajar membawa sampah anorganik tersebut pada saat pelatihan. Dalam pelaksanaan pelatihan tutor memberikan materinya terkait dengan pengelolaan sampah, setelah materi selesai disampaikan warga belajar langsung mempraktekkan untuk membuat berbagai produk kerajinan dari limbah sampah.

3. Kajian Tentang Rumah Pintar a. Pengertian Rumah Pintar

(42)

25

sejahtera (welfare society) dan masyarakat yang beradab (civilized society). Salah satu kegiatan Indonesia Pintar adalah rumah pintar. Rumah pintar merupakan pusat pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat sejahtera.

Rumah pintar sebagai sarana pemberdayaan masyarakat mewadahi berbagai kegiatan dimulai dari pendidikan anak usia dini, remaja, kaum perempuan juga kelompok lanjut usia. Melalui rumah pintar diharapkan mampu tercipta masyarakat cerdas, inovetif, kreatif, mandiri dan sejahtera. Rintisan rumah pintar merupakan upaya memfasilitasi komunitas belajar masyarakat untuk menjadikan rumah pintar sebagai satuan pendidikan nonformal, terutama di kawasan adat, tertinggal, terpencil, perbatasan, terdepan, dan terluar. Rumah pintar dimaksudkan sebagai layanan yang mampu menjangkau masyarakat yang belum terlayani.

b. Tujuan Rumah Pintar

Rumah pintar merupakan salah satu sarana pembelajaran yang menjadi kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Menurut (SIKIB: 2012) tujuan dari kegiatan rumah pintar antara lain:

1) Menciptakan minat baca masyarakat 2) Memberdayakan masyarakat

(43)

26

7) Meningkatkan taraf hidup masyarakatat

Rumah pintar bertujuan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan nonformal di daerah perbatasan, daerah terpencil, tertinggal, dan daerah yang termarjinalkan, serta masyarakat yang masih belum terlayani/ terbatas pelayanan pendidikan.

c. Sasaran/ Penerima Manfaat Rumah Pintar

Penerima manfaat layanan rumah pintar adalah anggota masyarakat, anak usia dini dan ibunya, anak usia sekolah, remaja/ pemuda, anggota masyarakat secara keseluruhan khususnya di kawasan adat, tertinggal, terpencil, perbatassan, terdepan, dan terluar atau masyarakat yang belum terlayani (Juknis Rumah Pintar: 2012). Rumah Pintar merupakan rumah pendidikan untuk masyarakat yang berfungsi bagi: 1) Anak-anak

Rumah pintar berfungsi untuk mengenalkan teknologi baru dan memberikan pelayanan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Tujuannya adalah agar potensi anak-anak dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi generasi yang berkualitas di masa yang akan datang.

2) Wanita

(44)

27

menyalurkan potensi yang dimiliki sehingga menjadi masyarakat yang mandiri serta memiliki keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

3) Ekonomi Keluarga

Rumah pintar berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan keterampilan berbasis potensi lokal. Tujuannya adalah supaya masyarakat mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

4) Pengembangan Sosial Budaya

Rumah pintar berfungsi sebagai tempat untuk memacu kreatifitas. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan melestarikan budaya lokal.

5) Pengembangan Kewirausahaan

Rumah pintar berfungsi mengembangkan masyarakat untuk memiliki kemampuan berwirausaha. Kemampuan menciptakan peluang kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar sehingga tercipta masyarakat yang sejahtera.

Hasil yang diharapkan dari pendidikan yang diselenggarakan di rumah pintar antara lain:

1) Terlembaganya rumah pintar sebagai lembaga pendidikan nonformal. 2) Meningkatknya kapasitas pengelola, tenaga tutor/ pendamping

(45)

28

3) Meningkatnya sarana prasarana penunjang pembelajaran sesuai kebutuhan (seperti ruang/ tempat belajar, bahan ajar, media belajar, sarana prasarana usaha, sekretariat dan lain-lain) yang termasuk ke dalam minimal lima sentra yaitu: sentra baca, bermain, panggung, komputer, dan kriya.

4) Terdokumentasikannya proses dan hasil rintisan dalam bentuk cetak dan visual. Kegiatan rumah pintar dilakukan dalam bentuk penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, pembelajaran, pelatihan serta pendampingan.

d. Kegiatan di Rumah Pintar

Kegiatan yang diadakan di rumah pintar terdiri dari lima sentra, antara lain :

1) Sentra Buku, yaitu pusat penyediaan dan pelayanan buku-buku bacaan. Kegiatan pada sentra buku bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun budaya minat membaca dan menambah pengetahuan masyarakat menjadi lebih luas.

2) Sentra Bermain, yaitu pusat penyediaan dan pelayanan permainan edukatif bagi perkembangan anak. Kegiatan pada sentra bermain bertujuan untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan anak dengan cara yang menyenangkan tanpa adanya tekanan.

(46)

29

anak, dimana anak-anak akan diberikan kesempatan untuk menonton VCD/ DVD tentang ilmu pengetahuan setelah anak melihat dan mendengar dengan aktif maka anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali cerita yang telah ditonton dengan menggunakan bahasanya sendiri. Selain itu, melalui sentra panggung anak dapat belajar memahami berbagai karakter dan nilai moral melalui cerita yang ditonton atau didengar dari cerita tutornya tersebut.

4) Sentra Komputer, yaitu pusat penyediaan dan pelayanan teknologi komunikasi dan informasi agar masyarakat tidak buta teknologi. Kegiatan pada sentra komputer bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajarkan cara penggunaan komputer. Selain itu, masyarakat bisa mendapatkan banyak informasi dari dunia internet.

5) Sentra Kriya, Kriya merupakan kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis. Kriya bisa “meminjam”

(47)

30

Dalam hal ini sentra kriya merupakan tempat penyediaan dan pelayanan untuk memberikan kecakapan hidup dan keterampilan vokasional. Sentra kriya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan memberdayakan masyarakat.

e. Pemberdayaan yang Dilakukan di Rumah Pintar melalui Program Pelatihan Pengelolaan Sampah

Pemberdayaan yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini bersifat edukasi. Pemberdayaan dilakukan dengan memberikan arahan, pelatihan, penyediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat. Pihak pengelola sudah menyiapakan berbagai sentra yang ada di Rumah Pintar Nur Aini yaitu sentra buku, sentra panggung, sentra komputer, sentra kriya dan masih banyak lagi. Semua sentra dibuat untuk menunjang kebutuhan masyarakat agar bisa lebih bertambah wawasan pengetahuannya serta dapat lebih mudah dalam menyalurkan keterampilan mereka.

(48)

31

mungkin. Proses tersebut menempatkan masyarakat sebagai pihak utama pusat pengembangan (people or community centered development).Salah satu program di sentra kriya Rumah Pintar Nur Aini yaitu melalui program pelatihan pengelolaan sampah.

Adanya program pelatihan pengelolaan sampah memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam kaitannya meningkatkan taraf hidup mereka kearah yang lebih baik. Proses pemberdayaan yang dilakukan melalui program pelatihan pengelolaan sampah dengan melibatkan secara langsung bagi kaum perempuan di sekitar Rumah Pintar Nur Aini. Tahap awal warga belajar selama dua bulan diharuskan untuk mengumpulkan sampah baik sampah organik maupun anorganik yang biasa digunakan setiap hari. Selanjutnya setelah sampah terkumpul maka sampah tersebut di pisah sesuai dengan jenisnya. Kemudian setelah terkumpul warga belajar membawa sampah tersebut pada saat pelatihan program pelatihan pengelolaan sampah. Program pelatihan pengelolaan sampah dilaksanakan setiap seminggu sekali tepatnya pada hari minggu pagi. Mereka diberikan materi-materi pembelajaran terkait pengelolaan sampah. Setelah itu, warga belajar praktek membuat berbagai macam kerajinan tangan yang berasal dari bahan sampah. Kerajinan yang sudah dibuat antara lain tas, sandal, bunga plastik, hiasan lampu, dan masih banyak lagi.

(49)

32

berkaitan erat dengan perusahaan dan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses pertukaran.

Menurut (Gugup Kismono, 2011:313) pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan dan dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi, dan penetapan harga serta pelayanan untuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu.

Menurut American Marketing Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Kelller (2008:5) Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses yang menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungn pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Berdasarakan pemaparan diatas dapat diambil beberapa konsep penting yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk (barang, jasa, dan ide), nilai, biaya, dan kepuasan, pertukaran, dan transaksi, hubungan relasi dan jaringan kerja, serta pemasar dan prosek. Tanpa adanya kegiatan pemasaran, konsumen akan tetap berada dalam kondisi subsistem, yaitu suatu kondisi dimana segala kebutuhannya dicukupi sendiri.

(50)

33

belajar pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini ikut serta bersama pengelola Rumah Pintar Nur Aini. Penetapan harga jual hasil produk kerajianan ditentukan oleh pengelola Rumah Pintar Nur Aini dengan mempertimbangkan harga barang serupa di luar. Harga berkisar mulai dari 20 ribu untuk bunga dari bahan sedotan dan 75 ribu untuk tas, dan lain-lain.

4. Kajian Tentang Pelatihan a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasi Ambar Teguh dan Rosidah (2003: 175). Sikula dalam Sumantri mengartikan pelatihan sebagai: “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”. Dengan banyaknya pendapat mengenai definisi pelatihan ada beberapa ahli memiliki pendapat yang sedikit berbeda tentang pengertian pelatihan sebagaimana berikut :

1) Menurut Susilo, “Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek

bagi karyawan opersional untuk memperoleh keterampilan teknis operasional dan sistematik”.

2) Menurut Alex Soemaji Nitisemito,”Pelatihan adalah suatu kegiatan

(51)

34

tingkah laku, ketermapilan dan pengetahuan karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan”.

3) Menurut Meldona, “Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan

tingkah laku para karyawan dalam suatu arah untuk meningkatkan pencapaian tujuan organisasi”.

Dari beberapa definisi pelatihan diatas peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan tentang definisi pelatihan yaitu suatu proses pengubahan dan pengembangan kemampuan sesorang dengan cara yang ditentukan. Adapun hal ini berjangka pendek dan pertujuan untuk membangun dan meningkatkan kemampuan peserta pelatihan.

b. Komponen-komponen Pelatihan

Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku dalam suatu arah untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan organisasi. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 51) komponen-komponen yang diperlukan dalam pelatihan adalah :

1. Tujuan dan sasaran pelatihan serta pengembangan harus jelas dan dapat diukur. Para pelatih harus ahlinya yang berkualifikasi memadai (profesionalitas)

2. Materi pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tujuan. 3. Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan

tingkatan kemampuan peserta.

(52)

35 c. Tujuan Pelatihan

Setiap melakukan kegiatan pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula suatu lembaga atau organisasi melakukan suatu pelatihan pasti mempunyai tujuan ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai secara umum dengan melaksanakan sebuah pelatihan adalah untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 51) secara khusus suatu instansi/ lembaga tujuan mengadakan pelatihan adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi 2) Meningkatkan produktivitas kerja

3) Meningkatkan kualitas kerja

4) Meningkatkan ketetapan perencanaan SDM 5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja. B.Penelitian yang Relevan

(53)

36

masyarakat dalam aktivitas pengelolaan sampah rumah tangga yang di awali dari pemilahan sampah tersebut. Sampah anorganik dipilah menjadi tiga jenis, yaitu sampah plastik, kertas dan kaca/logam, sedangkan organik dijadikan kompos. Hasil pengolahan sampah tersebut dapat dijual kemudian hasilnya dapat digunakan sebagai upah tenaga kerja pengelola sampah, tenaga penyortiran, dan untuk keperluan perlengkapan pengelolaan sampah.

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini terletak pada sasaran program. Penelitian sebelumnya sasaran programnya lebih luas yaitu semua masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan dalam penelitian ini sasaran programnya hanya ditujukan pada kaum perempuan saja.

2. Faizah, Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan skripsinya yang berjudul “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di

(54)

37

dalam pelaksanaan model ini adalah bagaimana mengubah paradigma “membuang sampah” jadi “memanfaatkan sampah”. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya disini terletak pada lokasi penelitian yang berbeda.

3. Syafa’atur Rofi’ah (2013), mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan skripsinya yang berjudul “Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah (Studi di Bank Sampah Surolaras, Suronatan, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta)”. Metode

yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi (pengamatan), interview dan dokumentasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah meliputi sosialisasi, pemetaan wilayah, perencanaan, pelatihan, dan proses penanganan di tempat, proses pengumpulan sampah, proses pengangkutan, sampah, proses pengolahan sampah. Manfaat yang dirasakan dengan adanya bank sampah karena bagi mereka sampah yang biasanya dibuang sia-sia menjadi barang yang bernilai ekonomis, menambah perekonomian keluarga, menambah silaturahmi antar masyarakat satu dengan yang lain.

(55)

38

perempuan saja. Selain itu dalam pengumpulan sampah pada penelitian sebelumnya dilakukan menjadi satu di bank sampah. Sedangkan dalam penelitian ini pengumpulan sampahnya dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing warga belajar kemudian setelah seminggu sampah tersebut dibawa untuk mengikuti program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.

C.Kerangka Berpikir

Kaum perempuan Dusun Jeruksari masih mengelola sampah rumah tangga dengan cara tradisional yaitu dengan membakar dan menimbunnya dalam keadaan tercampur antara sampah organik dan anorganik. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan baik udara maupun tanah. Karena keprihatinan akan hal itu maka didirikanlah program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini.

Rumah Pintar Nur Aini merupakan suatu wadah kegiatan pembelajaran dalam pelatihan pengelolaan sampah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Selain itu dengan adanya program pelatihan pengelolaan sampah dapat menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat serta memberikan keterampilan kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengelola sampahnya dengan bijaksana.

(56)

39

(57)

40

[image:57.595.96.470.119.675.2]

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat digambarkan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut

Gambar 1. Kerangka Pikir

Warga Belajar Program Pelatihan Pengelolaan sampah belum berdaya mengelola sampah dengan benar:

- Membuang sampah dalam keadaan tercampur - Terbiasa membakar sampah

Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar “Nur Aini”

Faktor Penghambat Faktor Pendorong

- Berkurangnya kebiasaan masyarakat membakar sampah.

- Masyarakat mulai terbiasa memilah sampah - Masyarakat mempunyai keterampilan

mengelola sampah.

- Lingkungan bersih dan sehat. - Polusi udara berkurang.

- Masyarakat memiliki pendapatan tambahan dari penjualan hasil kerajinan daur ulang sampah. - Kesadaran warga belajar yang tinggi untuk

(58)

41 D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat diajukan beberapa pertanyaan penelitian yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ingin diteliti.

1. Bagaimana pelaksanaan program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

a. Bagaimana Tahapan Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

b. Bagaimana Hasil Tahapan Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

3. Faktor-faktor apa saja yang menghambat Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

(59)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian merupakan usaha yang dilakukan seseorang secara sistematis dengan mengikuti aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala atau masalah yang ada (Sukardi, 2011:4). Pendekatan adalah metode atau cara dalam mengadakan penelitian. Menurut Saifudin Azwar (1998:5) ada dua pendekatan dalam penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan padapenelitian inferensial dalam rangkan pengajuan hipotesis dan menyadarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Sedangkan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.

(60)

43

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Menurut Lexy J. Moeleong (2002:6), metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian kualitatif deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan dan sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari fenomena. Data tersebut diperoleh melalui kegiatan pengamatan di lapangan dan wawancara. Dengan metode ini diharapkan agar data yang sudah terkumpul dapat disusun menjadi sebuah penelitian ilmiah.

Menurut Notoatmojo S (2005:138), penelitian diskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Sesuai dengan tujuan tersebut maka penelitian ini diterapkan untuk mendiskripsikan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.

B.Lokasi Penelitian

(61)

44

1. Rumah Pintar “Nur Aini merupakan satu-satunya Rumah Pintar di Kabupaten Gunung Kidul yang sudah melaksanakan program pelatihan dan pengelolaan sampah dengan sasaran program kaum perempuan.

2. Pihak pengelola dan pengurus Rumah Pintar “Nur Aini” yang ramah dan lebih mudah untuk dimintai informasi yang berkaitan dengan penelitian.

C.Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada akhir Oktober sampai dengan Desember 2016.

D.Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2005:88-89) adalah segala hal yang dapat berupa benda, proses, tempat, dan kegiatan yang dipermasalahkan dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi tetapi di transfer ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian (Sugiyono, 2013:297-298).

(62)

45 E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penlitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Lexy J Moleong (2004:135). Wawancara dibedakan dalam berbagai bentuk. Dalam pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur dimana peneliti telah memiliki daftar pertanyaan atau panduan wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Akan tetapi ketika terjun ke lapangan, peneliti tidak hanya mengacu pada panduan wawancara yang ada tetapi mengembangkannya sehingga mendapat informasi data yang lebih luas. Wawancara dilakukan kepada Kepala Dusun, pengelola Rumah Pintar “Nur Aini”dan masyarakat Jeruksari. Selama proses

wawancara berlangsung, peneliti menggunakan alat perekam hp untuk merekam proses berjalannya wawancara serta melakukan beberapa catatan pokok tentang hasil wawancara.

2. Observasi

(63)

46

Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pada waktu pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar “Nur Aini”. Selain itu juga akan mengobservasi kondisi secara keseluruhan dari Rumah Pintar “Nur Aini”. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai wilayah Rumah Pintar “Nur

Aini”. Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi

tambahan tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga sehingga peneliti bahkan bisa mengambil foto-foto pada peristiwa atau setiap momen untuk menambah keabsahan penelitian.

Observasi pada penelitian ini difokuskan pada bagaimana pelaksanakan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar “Nur Aini”. Dalam penelitian ini peneliti hanya sebatas partisipasi langsung non partisipan. Hal ini dikarenakan peneliti belum terlibat secara langsung ke dalam proses pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah.

3. Dokumentasi

(64)
[image:64.595.77.490.109.695.2]

47 Tabel 1. Panduan Pengambilan Data

Aspek Sumber Data Metode

1. Pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di rumah pintar nur aini

a. Tahapan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah.

Pengelola, tutor warga belajar, tokoh masyarakat.

Wawancara, observasi, dokumentasi

b.Hasil tahapan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah Wawancara, observasi, dokumentasi 2. Faktor

pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah a. Bentuk-bentuk faktor pendukung dan penghambat

Pengelola, tutor, warga belajar, tokoh masyarakat.

Wawancara, observasi, dokumentasi b.Solusi mengatasi

hambatan

(65)

48 F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2009:148). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005:134), instrumen penelitian adalah alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sehingga dengan instrumen penelitian ini akan membuat peneliti lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis hingga lebih mudah diolah.

Metode penelitian kualitatif memiliki instrumen penelitian sendiri. Menurut Nasution dalam Andi Prastowo (2012:43) yang menjadi instrumen atau alat penelitian utama adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan

penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap meto

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir
Tabel 1. Panduan Pengambilan Data
Tabel 2. Daftar Pengurus Rumah Pintar Nur Aini
Tabel 3. Sarana dan Prasarana Rumah Pintar Nur Aini
+2

Referensi

Dokumen terkait