• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Wawancara dengan Warga Belajar Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini)

Hari/ Tanggal : Sabtu, 26 November 2016

Tempat : Rumah Ibu “SK”

Daftar Pertanyaan

1. Sejak kapan anda mulai bergabung menjadi anggota Rumah Pintar Nur Aini? SK : “Sejak tahun 2013 mas”.

2. Alasan apa yang membuat anda mau bergabung dengan Rumah Pintar Nur Aini?

SK : “Mengisi waktu luang mas dari pada tidak melakukan aktivitas sama sekali”.

3. Siapa yang memberi sosialisasi pengelolaan sampah kepada masyarakat? SK : “Ya Ibu “AD” mas”.

4. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dalam kehidupan anda?

SK : “Sebelumnya lingkungan sampah dimusim kemarau banyak yang beterbangan dan banyak lalat mas. Setelah adanya program pengelolaan sampah warga belajar mengumpulkan sampah-sampah plastik yang bisa dibuat kriya mas. Selain sampah plastik, kini warga belajar sudah bisa buat kompos menggunakan daun-daun kering sendiri mas yang bisa dibuat disekitar rumahnya masing-masing”.

5. Bagaimana langkah-langkah memilah sampah yang anda ketahui?

SK : “Ya itu tadi mas, sampah yang dikumpulkan dari masing-masing warga belajar. Apabila sampah sudah terlihat banyak maka sampah

164

tersebut langsung disetor atau dikumpulkan menjadi satu di tempat penampungan yang ada di rumah saya ini mas. Setelah dikumpulkan maka sampah tersebut diuraikan berdasarkan jenisnya. Apabila sampah sudah diuraikan berdasarkan jenisnya selanjutnya untuk sampah organik untuk pembuatan komposnya dilakukan di jugangan tanah yang sudah digali. Sedangkan untuk sampah nonorganik seperti sampah plastik yang masih layak dibawa pada saat pelaksanaan pelatihan pembuatan kriya yang dilaksanakan di Rumah Pintar Nur Aini”.

6. Apakah disini pernah diadakan pelatihan daur ulang sampah? SK : “Pernah mas”.

7. Apakah anda dapat membuat kerajian dari daur ulang sampah? Membuat apa?

SK : “Dulunya tidak bisa mas tetapi setelah mengikuti program yang diselenggarakan di Rumah Pintar maka saat ini sedikit-sedikit bisa mas. Saya bisa buat keranjang buah, bros, taplak meja, bunga dari tas kresek mas”.

8. Kemampuan membuat kerajinan ini anda dapat dari ikut pelatihan atau secara otodidak?

SK : “Ikut pelatihan mas”.

9. Bagaimana dengan adanya program yang dibentuk oleh Rumah Pintar Nur Aini yaitu pengelolaan sampah?

SK : “Baik sekali mas, karena programnya cukup mendidik dan memberikan dampak yang cukup positif bagi warga belajar dan masyarakat sekitar Rumah Pintar Nur Aini mas”.

10. Adakah kegiatan yang paling berkesan selama mengikuti kegiatan di Rumah Pintar Nur Aini?

SK : “Program Bimbel mas karena membantu anak-anak yang tidak mampu les di luar”.

165

SK : “Ada mas, pada saat musim penghujan tiba memilah sampah cukup lama karena sampah banyak yang terkena air”.

12. Apakah anda sudah menerapkan hidup bersih dan sehat di keluarga anda? SK : “Sudah mas, cucu saya selalu saya ajarkan untuk cuci tangan

yang benar. Selain itu, saya juga memberitahukan dan mempraktekkan langsung cara buat kompos dengan memanfaatkan sampah organik yang ada di sekitar rumah mas. Jadi sampah organik seperti daun-daun yang kering tidak perlu dibakar karena asap yang diakibatkan dari pembakaran mengganggu pernapasan dan udara lingkungan sekitar”.

13. Manfaat apa saja yang telah anda dapatkan dari keikutsertaan dalam pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

SK : “Tambah ilmu dan pengetahuan mas, tambah akrab dengan sesama warga belajar yang lain mas, memberi pelajaran untuk anak cucu bisa menanam dengan menggunakan kompos”.

14. Bagaimana umpan balik yang dilakukan tutor dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah?

SK : “Umpan balik yang dilakukan dengan bertanya pada warga belajar dan warga belajar diberi kesempatan untuk mencoba praktek langsung terkait materi yang telah disampaikan mas”. 15. Apa saja faktor pendukung program pengelolaan sampah di Rumah Pintar

Nur Aini?

SK : “Kesadaran masyarakat yang tinggi untuk kesehatan dan lingkungan”.

16. Apa saja faktor penghambat program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

SK : “Kurangnya tenaga untuk mengangkut sampah ke tempat penampungan”.

166

SK : “Untuk warga belajar yang ikut program pengelolaan sampah bisa menyediakan tempat penampungan sampah sementara di rumah masing-masing dulu”.

167 Lampiran 9. Analisis Data

Tabel Analisis Data: Reduksi, Display, dan Penarikan Kesimpulan Wawancara

No Reduksi Display Data Kesimpulan

1 Apa yang menjadi latar belakang

pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

Peneliti:

Apa yang menjadi latar belakang pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

AD:

Latar belakang diadakannya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar yaitu banyak sampah yang dihasilkan oleh masing-masing Rumah Tangga. Mereka hanya langsung membuang sampah secara campur baik sampah organik maupun sampah anorganik. Selain itu, kebanyakan warga masih melakukan cara yang salah yaitu membakar sampah menjadi satu. Sehingga asap yang diakibatkan dari pembakaran sampah tersebut mengganggu aktivitas yang dilakukan oleh warga sekitar. Berdasarkan masalah tersebut, maka saya mempunyai ide, gagasan untuk melakukan kegiatan yang positif untuk

menaggulangi masalah sampah yaitu dengan melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Caranya dengan melaksanakan program pengelolaan sampah Latar belakang pelaksanaan program pengelolaan sampah adalah belum adanya kesadaran dari masyarakat sekitar Rumah Pintar Nur Aini yang masih buang sampah sembarangan. Selain itu, sampah yang dibuang masih menjadi satu atau campur antara sampah organik maupun sampah nonorganik serta masih seringnya dilakukan pembakaran sampah disekitar lingkungan mereka.

168

dengan baik. Memisahkan antara sampah organik dengan yang anorganik. Selain itu, membuat kompos dari sampah organik dan membuat kerajinan sampah dari sampah nonorganik yang masih layak digunakan. WS:

Banyak sampah yang langsung dibuang ke tempat sampah tanpa adanya pemisahan dan pengelolaan dengan baik. Selain itu, masyarakat cenderung kurang peduli dengan dampak yang diakibatkan dengan penggunaan sampah khususnya sampah nonorganik yang terlalu banyak. Padahal sampah plastik memerlukan waktu lama untuk teruraikan. Jadi, disini saya berusaha mengubah paradigma masyarakat untuk bisa lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap sampah yang mereka hasilkan yaitu dengan sampah yang dihasilkan sendiri juga harus dikelola sendiri dengan baik. Misalnya untuk sampah organik seperti daun kering, sisa buah-buahan, sayuran bisa diolah menjadi kompos yang dapat menyuburkan tanaman. Sedangkan untuk sampah anorganik seperti sampah kemasan plastik dapat di daur ulang menjadi berbagai macam

169

kerajinan berbahan dasar dari limbah plastik

kemasan yang masih layak untuk digunakan sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

2 Apakah ada

perbedaan sebelum dan sesudah adanya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dalam kehidupan anda?

Peneliti:

Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dalam kehidupan anda? TN:

Ada mas. Sebelumnya ya sampah hanya langsung dibuang aja mas belum tahu harus diapakan sampah sisa-sisa. Setelah adanya program

pengelolaan sampah warga sekitar bisa lebih memilah dan mendaur ulang

sampah anorganik menjadi berbagai kerajinan

sedangkan sampah daun bisa dibuat pupuk kompos mas. Selain itu lingkungan menjadi lebih bersih yang pasti mas.

SW:

Ada mas, sebelum adanya program pengelolaan sampah warga hanya buang sembarangan sampah tetapi setelah adanya program

pengelolaan sampah warga lebih peduli dengan

lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

NP:

Ada mas, Sebelum ada

Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah adanya program pengelolaan sampah yang dilaksanakan Rumah Pintar Nur Aini bagi warga belajar dan

masyarakat sekitar bahwa sebelumnya mereka hanya langsung membuang sampah yang dikira sudah tidak

mempunyai nilai lagi tanpa adanya proses daur ulang dan memikirkan dampaknya tetapi setelah adanya program pengelolaan sampah mereka lebih peduli dengan

keadaan lingkungan dan memanfaatkan limbah sampah anorganik seperti bungkus plastik yang masih layak untuk dibuat kerajinan daur ulang serta untuk sampah organik seperti daun bisa dibuat kompos.

170 program mengenai pengelolaan sampah banyak warga yang yang masih sering bakar sampah di sekitar rumah mereka sehingga menimbulkan asap yang bisa

mengganggu pernapasan mas”. Setelah adanya program yang dilakukan di Rumah Pintar mengenai pengelolaan sampah masyarakat sekitar sini jadi lebih peduli dengan sampah yang mereka hasilkan dengan tidak membakar sampah secara sembarangan, kemudian sampah plastik bisa didaur ulang menjadi kerajinan dan sampah daun bisa dibuat kompos mas. MP:

Ada, sebelum sampah langsung dibuang di tempat sampah. Setelah adanya program dari Rumah Pintar maka sampah bisa diolah menjadi berbagai macam kriya mas. Selain itu sampah berupa daun kering bisa dibuat kompos mas.

SK:

Sebelumnya lingkungan sampah dimusim kemarau banyak yang beterbangan dan banyak lalat mas. Setelah adanya program pengelolaan sampah warga belajar mengumpulkan sampah-sampah plastik yang bisa dibuat kriya mas. Selain sampah plastik, kini warga belajar

171

sudah bisa buat kompos menggunakan daun-daun kering sendiri mas yang bisa dibuat disekitar rumahnya masing-masing 3. Bagaimana

tahapan-tahapan pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

Peneliti:

Bagaimana tahapan-tahapan pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

AD:

Tahap pertama assessment atau identifikasi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan identifikasi maka dapat ditemukan masalah yaitu banyak sampah. Selain itu, warga sekitar Rumah Pintar masih sering membakar sampah menjadi satu, sehingga akibat dari pembakaran tersebut menimbulkan asap yang dapat

mengganggu pernapasan dan aktivitas warga sekitar. Setelah melihat kondisi tersebut, maka kami memberikan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang benar kepada warga sekitar Rumah Pintar Nur Aini. Tahap kedua

pengembangan desain program. Pengembangan desain program yang lebih ditekankan yaitu pada proses pelaksanaan programnya, karena pada tahap perencanaan sudah baik persiapannya. Tahap ketiga yaitu

penyempurnaan program. Hal yang dilakukan yaitu

Tahapan-tahapan pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini adalah tahap pertama assessment atau identifikasi kebutuhan masyarakat, tahap kedua pengembangan desain program, tahap ketiga penyempurnaan program, tahap keempat penyiapan perangkat, tahap kelima pelaksanaan kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan terdiri dari tahapan pelaksanaan yaitu tahap pengumpulan, tahap pemilahan, tahap pengangkutan, tahap pengolahan. Tahap selanjutnya dari pelaksanaan program yaitu penilaian, tahap umpan balik, tahap evaluasi program dan tahap tindak lanjut.

172 dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga belajar mengenai pengelolaan pelatihan sampah, selanjutnya melakukan kesepakatan jadwal pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah, membentuk kepengurusan dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah. Tahap keempat yaitu penyiapan perangkat. Semua perangkat seperti LCD,screen,laptop dan peralatan serta bahan yang digunakan untuk pelatihan sudah kami sediakan dari Rumah Pintar mas. Tahap kelima yaitu pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar belum bisa terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini

dibuktikan dari warga belajar belum bisa

mengikuti program secara rutin, produk hasil

kerajinan yang dibuat masih sedikit, tempat penampungan sampah yang masih terbatas yang disediakan oleh Rumah Pintar Nur Aini terutama tempat penampungan sampah organik sehingga sampah ditempatkan di tempat penampungan sementara. Tahap

berikutnya yaitu penilaian. Penilaian yang dilakukan

173 dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar adalah penilaian yang ditujukan pada kualitas hasil produk yang sudah dibuat. Tahap selanjutnya yaitu umpan balik. Dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, biasanya sebelum program dimulai tutor menanyakan terkait materi yang sudah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya mas. Kemudian tahap berikutnya evaluasi program. Evaluasi program yang dilakukan dalam program ini masih sederhana mas. Artinya evaluasi yang dilakukan hanya melihat hal-hal apa saja yang menjadi

hambatan dalam pelaksanaan program. Selain itu, pihak Rumah Pintar Nur Aini juga mengevaluasi dengan melihat proses

pembelajaran. Tahap akhirnya yaitu tindak lanjut dari program. Sebetulnya setelah pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah belum ada tindak lanjutnya. Banyak produk kerajinan kriya dari limbah sampah nonorganik yang belum dibuat, hal tersebut dikarenakan warga belajar yang masih sibuk dengan urusannya masing-masing

174

sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali”.

WS: