• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengumpulkan sampah, kegiatan ini dilakukan di masing-masing rumah warga belajar. Proses pengumpulan dilakukan selama dua bulan untuk sampah nonorganik. Tahap kedua pemilahan sampah, pemilahan berarti

mengurai antara sampah yang organik dan sampah nonorganik. Proses pemilahan sampah dilakukan di rumah Ibu “SK” . Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu

menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan. Serta tahap akhirnya yaitu pengolahan sampah, tahap ini

memanfaatkan sampah yang masih layak untuk dibuat kerajinan dari limbah sampah plastik, sedangkan untuk sampah daun kering dibuat kompos untuk

meyuburkan tanaman. Pelaksanaan pelatihan dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini setiap hari Minggu pagi

175 4. Bagaimana

langkah-langkah memilah sampah yang anda ketahui?

Peneliti:

Bagaimana langkah-langkah memilah sampah yang anda ketahui? TN:

Memilah sampah diuraikan berdasarkan jenisnya dan dimasukkan ke dalam tempat yang sudah disediakan berdasarkan jenis sampahnya SW:

Memilah sampah dilakukan di rumah Ibu “SK” disana disediakan tempat pengumpulan sampah dari drum-drum besar sejumlah tiga drum sesuai dengan jenis sampahnya. Setelah sampah rumah tangga sudah tekumpul di drum maka sampah tersebut langsung di bawa pada saat pelatihan pembuatan kerajinan dengan

menggunakan limbah sampah yang sudah tidak terpakai lagi.

NP:

Awalnya warga memilah sampah sesuai dengan jenisnya masing-masing di rumah dengan tempat sampah seadanya yang penting tempatnya sendiri-sendiri. Kemudian setelah sampah sudah terlihat banyak maka sampah tersebut dikumpulkan menjadi satu di Rumah Ibu “SK” menggunakan 3 ember besar dan bak sampah karet. Setelah itu,

Langkah-langkah memilah sampah adalah sebagai berikut: pada tahap awal sampah dikumpulkan di masing-masing rumah warga belajar. Tahap kedua sampah yang sudah

terkumpul dipilah sesuai dengan jenisnya.

Selanjutnya sampah yang sudah banyak dibawa ke rumah salah satu warga belajar yaitu Ibu “SK” untuk dikumpulkan menjadi satu. Selanjutnya tahap akhir memilih sampah yang masih layak maka bisa dibawa saat pelatihan

pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.

176

sampah yang sudah terkumpul dibawa pada saat pelatihan pengelolaan sampah yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini. Sedangkan untuk sampah yang sudah tidak layak digunakan tetap ditinggal di ember bak tersebut untuk dikumpulkan menjadi satu kemudian di berikan ke pemulung atau diangkut oleh truk

kebersihan dari DPU mas. MP:

Sampah dikumpulkan ke rumah Ibu “SK”

menggunakan tiga ember. Kemudian sampah

dimasukkan ke dalam ember sesuai dengan jenisnya masing-masing. Untuk sampah organik seperti daun kering di dalam ember dikasih tanah kemudian sampah tersebut di campur hingga jadi satu tujuannya agar daun-daun yang kering tadi cepat terurai.

SK:

Ya itu tadi mas, sampah yang dikumpulkan dari masing-masing warga belajar. Apabila sampah sudah terlihat banyak maka sampah tersebut langsung disetor atau dikumpulkan menjadi satu di tempat penampungan yang ada di rumah saya ini mas. Setelah dikumpulkan maka sampah tersebut diuraikan berdasarkan jenisnya. Apabila sampah sudah diuraikan

177

berdasarkan jenisnya selanjutnya untuk sampah organik untuk pembuatan komposnya dilakukan di jugangan tanah yang sudah digali. Sedangkan untuk sampah nonorganik seperti sampah plastik yang masih layak dibawa pada saat pelaksanaan pelatihan pembuatan kriya yang dilaksanakan di Rumah Pintar Nur Aini.

5. Manfaat apa saja yang telah anda dapatkan dari keikutsertaan dalam pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

Peneliti:

Manfaat apa saja yang telah anda dapatkan dari keikutsertaan dalam pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini? TN:

Banyak mas diantaranya kita tambah pengalaman dalam membuat berbagai macam kerajinan dengan daur ulang sampah plastik, bisa buat kompos dari sampah organik. SW:

Tambah teman, bisa buat kerajinan dari sampah plastik.

NP:

Banyak mas, tetapi salah satunya bisa memberikan contoh dan pembelajaran dari yang didapatkan di Rumah Pintar kepada anak saya mengenai cara

mengelola sampah yang benar mas.

MP:

Tambah ilmu cara mengolah sampah,

Manfaat yang didapat setelah mengikuti program pengelolaan sampah yaitu tambah ilmu dan pengetahuan mengenai cara pengelolaan sampah yang benar, bisa buat berbagai kerajinan dari limbah yang sudah tidak terpakai serta bisa buat komos dari sampah organik seperti daun-daun yang yang sudah kering.

178 lingkungan bersih. SK:

Tambah ilmu dan

pengetahuan mas, tambah akrab dengan sesama warga belajar yang lain mas, memberi pelajaran untuk anak cucu bisa menanam dengan menggunakan kompos. 6. Apa saja faktor

pendukung program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

Peneliti:

Apa saja faktor pendukung program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

AD:

Semangat warga belajar yang tinggi untuk mengikuti program pengelolaan sampah dan sarana dan prasarana yang memadai.

WS:

Antusiasme ibu-ibu yang cukup tinggi untuk mengikuti program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dan bahan dan peralatan untuk membuat kerajinan harganya murah dan mudah dicari. TN:

Keinginan dan semangat yang besar untuk bisa membuat kerajinan yang terbuat dari daur ulang sampah, serta sarana prasarana yang memadai SW:

Tentu sarana yang digunakan mendukung, semangat warga belajar untuk mengikuti program. NP:

Faktor pendukung program pengelolaan sampah diantaranya semangat tinggi warga belajar untuk mengikuti program, sarana dan prasarana program yang memadai, tutor yang kompeten di

bidangnya, serta metode penyampaian materi yang sesuai dan tidak

179

Keinginan kuat untuk menjadikan lingkungan sekitar bersih dan sehat, sarana yang memadai dan tutor yang berkompeten di bidangnya.

MP:

Tutor mengulang materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan warga belajar, sarana dan

prasarana yang sudah disediakan di Rumah Pintar, Metode penyampaian materi langsung pada teori yang dibarengi praktek. SK:

Kesadaran masyarakat yang tinggi untuk

kesehatan dan lingkungan.

7. Apa saja faktor penghambat program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

Peneliti: Apa saja faktor penghambat program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini? AD:

Program pengelolaan sampah belum bisa berjalan secara rutin. Hal tersebut dikarenakan banyak dari warga belajar yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu, Hasil penjualan produk kerajinan program

pengelolaan sampah belum bisa memberikan masukan kas yang lebih. Hal

tersebut dikarenakan warga belajar hanya diajarkan oleh tutor untuk

Faktor penghambat program pengelolaan sampah diantaranya program belum bisa berjalan rutin karena kesibukan warga belajar, pemasaran hasil produk kerajinan yang kurang jelas, bahan-bahan sampah plastik yang dikumpulkan memerlukan waktu yang lama, serta kurangnya tenaga untuk mengangkut sampah ke tempat penampungan.

180

membuat produk kerajinan limbah plastik bekas masih skala kecil belum skala yang lebih besar. WS:

Waktu pelaksanaan program yang tidak rutin. Sehingga warga belajar bisa lupa terhadap materi yang pernah diberikan sebelumnya.

Sistem pemasaran yang kurang jelas.

TN:

Susahnya untuk

memasarkan hasil produk kerajinan, bahan-bahan sampah plastik yang dikumpulkan memerlukan waktu yang lama.

SW:

Terkadang ada acara keluarga sehingga tidak bisa hadir dalam tiap pertemuan, mudah lupa dengan materi yang diberikan pada pertemuan sebelumnya mas.

NP:

Ketika musim tanam tiba banyak warga belajar yang sibuk di pertanian maka pelatihan diliburkan, terkadang sampah yang sudah di siapkan untuk pelatihan di pungut oleh pemulung.

MP:

Bagi warga belajar yang sudah lansia penglihatan sedikit berkurang sehingga hati-hati, terkadang tidak bisa ikut pelatihan secara rutin karena sibuk. SK:

181 mengangkut sampah ke tempat penampungan. 8. Bagaimana solusi untuk mengatasi faktor penghambatnya? Peneliti:

Bagaimana solusi untuk mengatasi faktor

penghambatnya? TN:

Menjalin kerjasama dengan instansi terkait dengan mengikuti berbagai pameran-pameran yang diselenggarakan, memasarkan melalui media online mas. Kemudian untuk mengatasi sulitnya mengumpulkan bahan baku setiap warga

diharuskan mengumpulkan sampah plastik secara mandiri.

SW:

Bertanya secara langsung dengan tutornya agar bisa tahu materi yang sudah diberikan pada pertemuan tersebut.

NP:

Mengingatkan kepada pemulung agar tidak memungut sampah yang akan digunakan untuk pelatihan.

MP:

Apabila tidak bisa hadir dalam pelatihan bisa bertanya sesama warga belajar yang hadir atau langsung tanya pada tutor mengenai materi yang diajarkan.

SK:

Solusi untuk mengatasi faktor penghambatnya adalah dalam hal pemasaran bisa kerjasama dengan instansi terkait dengan mengikuti berbagai pameran-pameran atau bisa juga melalui media online. Kemudian untuk mengatasi hambatan apabila tidak bisa hadir dalam pertemuan warga belajar bisa bertanya langsung kepada tutor mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan tersebut. Serta dalam

mengikuti pelatihan pengelolaan sampah warga belajar bisa menyiapkan sampahnya untuk sementara waktu di rumah mereka masing-masing sehingga pada saatnya sampah sudah mencukupi bisa dibawa ke tempat penampungan akhir.

182

Untuk warga belajar yang ikut program pengelolaan sampah bisa menyediakan tempat penampungan sampah sementara di rumah masing-masing dulu.

183 Lampiran 10. Triangulasi Sumber dan Metode