• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Kajian Sampah 1.Kajian Sampah

4. Kajian Tentang Pelatihan a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasi Ambar Teguh dan Rosidah (2003: 175). Sikula dalam Sumantri mengartikan pelatihan sebagai: “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”. Dengan banyaknya pendapat mengenai definisi pelatihan ada beberapa ahli memiliki pendapat yang sedikit berbeda tentang pengertian pelatihan sebagaimana berikut :

1) Menurut Susilo, “Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek bagi karyawan opersional untuk memperoleh keterampilan teknis operasional dan sistematik”.

2) Menurut Alex Soemaji Nitisemito,”Pelatihan adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap,

34

tingkah laku, ketermapilan dan pengetahuan karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan”.

3) Menurut Meldona, “Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku para karyawan dalam suatu arah untuk meningkatkan pencapaian tujuan organisasi”.

Dari beberapa definisi pelatihan diatas peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan tentang definisi pelatihan yaitu suatu proses pengubahan dan pengembangan kemampuan sesorang dengan cara yang ditentukan. Adapun hal ini berjangka pendek dan pertujuan untuk membangun dan meningkatkan kemampuan peserta pelatihan.

b. Komponen-komponen Pelatihan

Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku dalam suatu arah untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan organisasi. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 51) komponen-komponen yang diperlukan dalam pelatihan adalah :

1. Tujuan dan sasaran pelatihan serta pengembangan harus jelas dan dapat diukur. Para pelatih harus ahlinya yang berkualifikasi memadai (profesionalitas)

2. Materi pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tujuan. 3. Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan

tingkatan kemampuan peserta.

4. Peserta pelatihan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

35 c. Tujuan Pelatihan

Setiap melakukan kegiatan pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula suatu lembaga atau organisasi melakukan suatu pelatihan pasti mempunyai tujuan ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai secara umum dengan melaksanakan sebuah pelatihan adalah untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 51) secara khusus suatu instansi/ lembaga tujuan mengadakan pelatihan adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi 2) Meningkatkan produktivitas kerja

3) Meningkatkan kualitas kerja

4) Meningkatkan ketetapan perencanaan SDM 5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja. B.Penelitian yang Relevan

1. Budi Susilantinah, Universitas Gadjah Mada. Dengan skripsinya yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat (studi kasus) pada Dusun Sukunan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah pemaparan manajemen pengelolaan sampah oleh masyarakat di Dusun Sukunan, Kabupaten Sleman, pengelolaan tersebut melibatkan peran serta

36

masyarakat dalam aktivitas pengelolaan sampah rumah tangga yang di awali dari pemilahan sampah tersebut. Sampah anorganik dipilah menjadi tiga jenis, yaitu sampah plastik, kertas dan kaca/logam, sedangkan organik dijadikan kompos. Hasil pengolahan sampah tersebut dapat dijual kemudian hasilnya dapat digunakan sebagai upah tenaga kerja pengelola sampah, tenaga penyortiran, dan untuk keperluan perlengkapan pengelolaan sampah.

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini terletak pada sasaran program. Penelitian sebelumnya sasaran programnya lebih luas yaitu semua masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan dalam penelitian ini sasaran programnya hanya ditujukan pada kaum perempuan saja.

2. Faizah, Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan skripsinya yang berjudul “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kota Yogyakarta)”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga hal penting, yaitu: Pertama, pilot project pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di Gondolayu Lor, Kota Yogyakarta berjalan secara baik dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dan berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPSS hingga70%. Kedua, model pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dengan prinsip 3R merupakan solusi paradigmatik. Ketiga, problematika utama

37

dalam pelaksanaan model ini adalah bagaimana mengubah paradigma “membuang sampah” jadi “memanfaatkan sampah”. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya disini terletak pada lokasi penelitian yang berbeda.

3. Syafa’atur Rofi’ah (2013), mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan skripsinya yang berjudul “Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah (Studi di Bank Sampah Surolaras, Suronatan, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta)”. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi (pengamatan), interview dan dokumentasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah meliputi sosialisasi, pemetaan wilayah, perencanaan, pelatihan, dan proses penanganan di tempat, proses pengumpulan sampah, proses pengangkutan, sampah, proses pengolahan sampah. Manfaat yang dirasakan dengan adanya bank sampah karena bagi mereka sampah yang biasanya dibuang sia-sia menjadi barang yang bernilai ekonomis, menambah perekonomian keluarga, menambah silaturahmi antar masyarakat satu dengan yang lain.

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini terletak pada sasaran program. Penelitian sebelumnya sasaran programnya lebih luas yaitu semua masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan dalam penelitian ini sasaran programnya hanya ditujukan pada kaum

38

perempuan saja. Selain itu dalam pengumpulan sampah pada penelitian sebelumnya dilakukan menjadi satu di bank sampah. Sedangkan dalam penelitian ini pengumpulan sampahnya dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing warga belajar kemudian setelah seminggu sampah tersebut dibawa untuk mengikuti program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.