• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Wawancara dengan Tutor Program Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini)

Hari/ Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016

Tempat : Rumah Ibu “WS”

Daftar Pertanyaan

1. Apa yang menjadi latar belakang pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Banyak sampah yang langsung dibuang ke tempat sampah tanpa adanya pemisahan dan pengelolaan dengan baik. Selain itu, masyarakat cenderung kurang peduli dengan dampak yang diakibatkan dengan penggunaan sampah khususnya sampah nonorganik yang terlalu banyak. Padahal sampah plastik memerlukan waktu lama untuk teruraikan. Jadi, disini saya berusaha mengubah paradigma masyarakat untuk bisa lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap sampah yang mereka hasilkan yaitu dengan sampah yang dihasilkan sendiri juga harus dikelola sendiri dengan baik. Misalnya untuk sampah organik seperti daun kering, sisa buah-buahan, sayuran bisa diolah menjadi kompos yang dapat menyuburkan tanaman. Sedangkan untuk sampah anorganik seperti sampah kemasan plastik dapat di daur ulang menjadi berbagai macam kerajinan berbahan dasar dari limbah plastik kemasan yang masih layak untuk digunakan sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi”.

2. Kapan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dilaksanakan? WS : “ Setiap seminggu sekali mas. Kurang lebih jam 09.00 pagi”.

143

3. Dimana tempat pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Biasanya dilakukan di joglo Rumah Pintar Nur Aini mas”.

4. Siapakah yang menjadi sasaran kegiatan pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Kaum perempuan yang berjumlah 20 –30 orang”.

5. Bagaimana bahan-bahan dan peralatan pendukung diperoleh dalam pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Untuk bahan dan peralatannya mudah ditemukan dan harganya terjangkau mas. Seperti dalam pengelolaan sampah organik yaitu membuat kompos, warga belajar menyediakan sendiri seperti daun-daun kering, tanah, sayur sisa, dll. Sedangkan untuk pengelolaan sampah nonorganik yaitu membuat berbagai macam kerajinan dari limbah plastik, peralatannya sebagian sudah di sediakan oleh Rumah Pintar Nur Aini. Namun untuk limbah plastik bekasnya warga belajar mengumpulkan dan membawa sendiri dari rumah”. 6. Bagaimana metode yang Anda gunakan dalam menyampaikan materi program

pengelolaan sampah?

WS : “Saya lebih langsung praktek sambil menyampaikan teori mas, supaya suasananya biar tidak membosankan dan tegang. Dengan demikian materi yang saya sampaikan mudah diterima”

7. Apakah sarana dan prasarana sudah menunjang berlangsungnya program pengelolaan sampah?

WS : “Sudah mas, peralatan dan tempat biasanya sudah disediakan dari pihak Rumah Pintar tetapi apabila warga belajar mau bawa peralatan dari rumah juga boleh mas”.

8. Berapa jumlah tutor dari pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “ Satu tutor mas”.

9. Apakah ada pelatihan untuk warga belajar tentang pengelolaan sampah? WS : “Ada mas”.

144

10. Bagaimana peran pengurus dalam melaksanakan kegiatan yang ada di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Peran pengurus dalam melaksanakan kegiatan di Rumah Pintar Nur Aini cukup aktif dan penting mas. Mereka berperan mulai dari menyediakan sarana dan prasarana penunjang program, mencarikan tutor untuk memberikan materi dalam program, memberikan sosialisasi program yang dilaksanakan di Rumah Pintar Nur Aini, dll”.

11. Dimana menjual hasil produk kerajinan daur ulang limbah sampah tersebut? WS : “Biasanya hasil produk dipamerkan pada event-event tertentu

mas. Seperti pernah ikut pameran pada hari keaksaraan nasional di Jakarta, selain itu juga pernah pameran di alun-alun Kabupaten Gunungkidul pada hari Minggu pagi”.\

12. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Respon masyarakat cukup positif mas. Mereka cukup mendukung dengan adanya kegiatan pengelolaan sampah yang diadakan Rumah Pintar Nur Aini. Selain itu, mereka juga semangat dan aktif untuk mengikuti program pengelolaan sampah yang diadakan di Rumah Pintar Nur Aini.

13. Bagaimana tahapan-tahapan pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS :

a. “Tahap identifikasi yang pertama yaitu melihat kondisi lapangan, mata pencaharian penduduk terutama kaum perempuan dan setelah itu melihat masalah yang ada di wilayah tersebut. Setelah melihat kondisi di lapangan ternyata masalah yang ada yaitu mengenai sampah. Sebenarnya sampah itu adalah masalah sepele yang harus diperhatikan. Untuk mengatasi masalah sampah tiap warga harus mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya sendiri bahwa sampah yang

145

dihasilkan dari diri sendiri juga harus dikelola dengan baik oleh diri kita masing-masing. Dengan demikian sampah tidak akan menjadi masalah yang besar. Kemudian setelah itu, terjadi pertemuan-pertemuan diantar kaum perempuan untuk membahas masalah sampah. Hingga akhirnya terbentuklah sebuah program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar”

b. Tahap pelaksanaan kegiatan

“Tahap awal mengumpulkan sampah, kegiatan ini dilakukan di masing-masing rumah warga belajar. Proses pengumpulan dilakukan selama dua bulan untuk sampah nonorganik. Tahap kedua pemilahan sampah, pemilahan berarti mengurai antara sampah yang organik dan sampah nonorganik. Proses pemilahan sampah dilakukan di rumah Ibu “SK”. Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan. Serta tahap akhirnya yaitu pengolahan sampah, tahap ini memanfaatkan sampah yang masih layak untuk dibuat kerajinan dari limbah sampah plastik, sedangkan untuk sampah daun kering dibuat kompos untuk meyuburkan tanaman. Pelaksanaan pelatihan dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini setiap hari Minggu pagi”

c. Penilaian

“Penilaian yang dilakukan dengan cara melihat dan mengamati warga belajar dalam setiap mengikuti program apakah ada kemajuan atau tidak jadi tidak dengan memberikan nilai secara langsung tetapi kepada proses yang dilalui dalam setiap mengikuti program pelatihan”

146

“Biasanya saya sebelum melanjutkan materi yang akan dilakukan,saya akan menanyakan terkait materi yang sebelumnya pernah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Serta saya mempersilahkan warga belajar untuk bertanya terkait materi yang belum jelas mana. Hal ini untuk mengingatkan kembali kepada warga belajar terkait materi supaya bisa melanjutkan materi dengan baik tanpa ada warga belajar yang tertinggal”

e. Evaluasi program

“Evaluasi yang dilakukan dengan mencatat yang menjadi kendala apa saja yang terjadi selama program dilakukan. Sehingga kita bisa tahu kekurangan dan bisa memperbaiki untuk menjadi lebih baik”

14. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum dan setelah adanya program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Keadaan lingkungan sebelum adanya program pengelolaan sampah yaitu masyarakat masih sering membakar sampah di sekitar lingkungan mereka mas. Selain itu, masyarakat langsung membuang sampah dalam tempat sampah menjadi satu”. Setelah adanya program pengelolaan sampah masyarakat setidaknya dapat mengubah kebiasaan mereka yang salah dalam menangani sampah. Misalnya memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, tidak membakar sampah di sekitar lingkungan mereka mas”.

15. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : Faktor pendukung dari pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini:

a. Antusiasme ibu-ibu yang cukup tinggi untuk mengikuti program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini. Sebagian dari mereka beralasan dari pada tidak ada pekerjaan dan gosip lebih

147

baik mengisi kegiatan yang positif yaitu mengikuti program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.

b. Bahan dan peralatan untuk membuat kerajinan harganya murah dan mudah dicari.

WS : Faktor penghambat dari pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini:

a. Waktu pelaksanaan program yang tidak rutin. Sehingga warga belajar bisa lupa terhadap materi yang pernah diberikan sebelumnya.

b. Sistem pemasaran yang kurang jelas.

16. Apakah masyarakat sudah memiliki kemampuan memilah dan mendaur ulang sampah sebelum adanya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Belum mas. Masyarakat masih membuang sampah dari berbagai macam jenis baik organik atau nonorganik menjadi satu mas. Mereka ingin melakukan hal yang paling simpel mas tanpa ada pemikiran yang lebih dalam hal membuang sampah”.

17. Bagaimana masyarakat mengelola sampahnya sebelum adanya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini?

WS : “Masyarakat hanya langsung membuang sampah dan dikumpulkan jadi satu kemudian ditaruh di depan rumah untuk diangkut petugas pekerjaan umum setempat mas”. Selain itu, sebagian dari masyarakat sekitar masih melakukan pembakaran sampah mas”.

18. Siapa yang memberi sosialisasi tentang pemilahan sampah kepada masyarakat?

WS : “Ibu AD”.

19. Tentunya tidak semua sampah dapat dibuat kerajinan yang disebut residu (nasi basi, pampers, pembalut, dll). Bagaimana cara masyarakat mengelola residu sampah mereka.

148

WS : “ Cara masyarakat mengelola sampah yang tidak bisa dibuat kerajinan yaitu tetap memisahkan sampah berdasarkan jenisnya kemudian langsung di siapkan di depan rumah mereka untuk diangkut oleh petugas pekerjaan umum setempat”.

20. Apakah ada kerjasama dari pihak luar untuk terlaksanakannya program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini? Jika ada, siapa dan dalam bentuk apa kerjasamanya?

WS : “Ada mas. Pengelola Rumah Pintar Nur Aini dalam hal ini program pengelolaan sampah menjalin kerjasama dengan Dinas Kapedal Gunungkidul. Bentuk kerjasamanya biasanya mendatangkan narasumber dari Dinas Kapedal untuk mengisi materi mengenai sampah. Selain itu, pihak dari Dinas Kapedal memberikan berbagai macam contoh hasil produk dari bahan daur ulang limbah plastik yang belum pernah dibuat oleh warga belajar pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini”.

149

CATATAN WAWANCARA 3